Respirometri
Respirometri
Respirometri
OBSERVASI METABOLISME II
PENGUKURAN LAJU METABOLISME
I.
II.
Tujuan
1.1 Mengetahui prinsip dan cara-cara menentukan konsumsi oksigen pada invertebrate.
1.2 Mahir dan terampil menggunakan alat respirometer sederhana untuk mengetahui
aktifitas metabolism.
Tinjauan Pustaka
2.1
Metabolisme Energi
2.1.1
Pengertian
Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi-reaksi kimia yang
terjadi di dalam setiap sel hidup dan berlangsung secara terus-menerus
untuk mensintesis senyawa-senyawa organic dalam tubuh. Hasil dari
proses metabolisme disebut metabolit. Proses metabolisme mengasilkan
senyawa-senyawa yang sangat diperlukan oleh tubuh, baik itu berupa
metabolit primer maupun metabolit sekunder. Metabolit primer digunakan
sebagai bahan penyusun struktur organel atau bagian-bagian dari sel
lainnya (Pearce, 2009).
Metabolisme meliputi: proses sintesis dan proses penguraian
senyawa atau komponen dalam sel hidup. Proses sintesis itu disebut
anabolisme dan proses prnguraian disebut katabolisme. Semua reaksi
metabolisme dikatalisis oleh enzim, termasuk reaksi yang sederhana
seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses
pemasukan dan pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui
membran; proses biosintesis protein yang panjang dan rumit; ataupun
proses penguraian bahan makanan dalam sistem pencernaan mulai dari
mulut, lambung, usus dan penyerapan hasil penguraian tersebut melalui
dinding usus, serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang
memerlukannya. Hal lain yang penting dari metabolisme adalah
peranannya
dalam
proses
detoksifikasi,
yaitu
mekanisme
reaksi
pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat
2.1.2
(Tobin, 2005).
Respirometri
2.3.1
Pengertian
Respirometri adalah pengukuran dan interpretasi dari tingkat
konsumsi oksigen rata-rata yang didefinisikan dalam kondisi percobaan
yang baik. Karena konsumsi oksigen secara langsung berhubungan dengan
biomassa pertambahan dan
III.
Metodologi
3.1
Alat
3.1.1
Respirometer
3.1.2
Kapas
3.1.3
Vaseline
3.1.4
Pipet tetes
3.1.5
Timbangan
3.2
Bahan
3.2.1 Jangkrik
3.2.2 Kristal KOH
3.2.3 Larutan giemsa
3.3
Cara Kerja
3.3.1 Pipet respirometer dikalibrasi.
3.3.2 Larutan giemsa ditambahkan ke dalam pipet respirometer.
3.3.3 Berat badan Jangkrik ditimbang.
3.3.4 Kapas berisi kristal KOH dimasukkan ke dalam tabung respirometer.
3.3.5 Jangkrik dimasukkan ke dalam tabung respirometer.
3.3.6 Pipet respirometer dipasangkan dengan tabung respirometer dan celah
udaranya ditutup dengan vaseline.
3.3.7 Posisi larutan pada skala pipet respirometer dicatat.
3.3.8 Perubahan angka larutan diamati setiap 10 menit dan dilakukan sampai
larutan berhenti di ujung pipet.
IV.
Hasil Pengamatan
Volume Udara Eksperimen = 0,36 ml
Temperatur Eksperimen = 32 C = 305 K
Tekanan Eksperimen = 760 mmHg
Waktu yang diperlukan cairan sampai dasar pipet :
No
Menit
Ml
10
0.49
0.23
Rata-Rata
7.5
V.
Pembahasan
Praktikum Fisiologi Hewan acara IV dengan judul Observasi Metabolisme II:
Pengukuran Laju Metabolisme yang dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Oktober 2015
pukul 14.35-16.00 WIB di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan, Jurusan
Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro. Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengetahui prinsip dan cara-cara menentukan konsumsi oksigen pada
invertebrate, dan dapat mahir dan terampil menggunakan alat respirometer sederhana
untuk mengetahui aktifitas metabolisme. Alat dan bahan yang digunakan adalah
respirometer, kapas, Vaseline, pipet tetes, timbangan, kristal KOH, larutan giemsa dan
Jangkrik.
Pengukuran laju metabolisme dilakukan dengan mengukur laju respirasi jangkrik
dengan respirometer. Jangkrik dimasukkan ke dalam tabung respirometer yang berisi
kristal KOH dan dihubungkan dengan pipet respirometer yang sebelumnya telah
dikalibrasi dengan larutan giemsa. Celah yang terdapat diantara tabung dan pipet dapat
ditutup dengan vaselin agar tidak ada udara yang keluar masuk tabung. Kristal KOH yang
digunakan pada percobaan ini berfungsi untuk mengikat CO2 yang berada di dalam
tabung respirometer, sehingga pergerakan yang disebabkan dari larutan giemsa dapat
terlihat karena adanya konsumsi oksigen dari jangkrik yang berada di dalam tabung
tersebut. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 menurut Isnaeni
(2005),adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 K2CO3 + H2O
Larutan giemsa berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme
(jangkrik) pada repirometer sederhana. Larutan giemsa selama percobaan selalu bergerak
mendekati botol respirometer sederhana karena hewan percobaan berupa jangkrik dalam
respirometer menghirup udara O2 melalui pipa sederhana sehingga larutan giemsa yang
berwarna dapat bergerak. Jangkrik digunakan karena termasuk hewan tingkat rendah
yang tidak memiliki organ respirasi khusus sehingga oksigen dapat masuk melalui proses
difusi. Hal ini sependapat dengan Campbell (2005), bagi seekor serangga kecil, proses
difusi saja dapat membawa cukup O2 dari udara ke sistem trakea dan membuang cukup
CO2 untuk mendukung system respirasi seluler.
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan adalah respirometer.
Respirometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan
beberapa hewan kecil seperti serangga. Prinsip kerja respirometer adalah bahwa didalam
pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme ada karbondioksida yang
dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu berada di dalam ruang tertutup
dan karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat,
maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat
diamati pada pipa kapiler berskala. Hal ini sesuai dengan pendapat Tobin (2005), yang
menyatakan bahwa laju konsumsi oksigen dapat dimonitor dengan cara memasukkan
hewan percobaan
VI.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa laju
metabolisme dapat diketahui dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi
suatu organisme tiap satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan
makanan memerlukan oksigen. Laju metabolisme jangkrik yang diamati pada praktikum
ini yaitu 1,481 Kcal/hari.
DAFTAR PUSTAKA
Brjdanovic, D., Meijer, S.C.F., Lopez-Vazques, C.M., Hooijmans, C.M., van Loosdrecht,
M.C.M. 2015. Applications of Activated Sludge Models. London, Uk: IWA Publishing.
Campbell, N.A, Jane B. Reece, Laurence G. Mitchele. 2005. Biologi ed.7. San Fansisco: Pearson
Benjamin Cummings.
Cambell,Neil A, Reece dan Michell. 2007. Biologi jilid I edisi kelima. Jakarta: PT. Erlangga .
Jakarta : Erlangga
Irianto A., 2005. Patologi Ikan Teleostey. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Pearce, Evelin C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gremedia Pustaka
Utama.
Santoso, 2009. Bahan Ajar Fisiologi Hewan. Padang: Universtas Andalas.
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC.
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Canada: Thomson Brooks Cole.