Jurnal M1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

Massa Jenis Zat Padat dan Hukum Archimedes


(M1)
Ahmad Fauzan Rizaldy, Annge Rani Liono, Miranda Nabilah, Resty Fathma Indah Kurnia, Zerina
Rahmawati, Zainab, dan Andi Ichsan Mahardika, M.Pd
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Brigjen H. Hasan Basri, Banjarmasin 70123
e-mail: [email protected]

Abstrak Percobaan ini bertujuan agar terampil dalam


penggunaan alat ukur, mampu menentukan massa jenis benda
padat bentuk kontinu dan tak kontinu, serta mempelajari
hubungan antara massa jenis dengan gaya keatasnya. Percobaan
dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu mengukur massa benda
bentuk kontinu dan tak kontinu, serta mengukur massa benda
diudara dan didalam air. Adapun hasil yang diperoleh dalam
percobaan ini adalah pada kegiatan pertama {(9,43103 510-4)
kg/m; (8,93103 510-4) kg/m; (9,24103 510-4) kg/m; pada
kegiatan kedua {(2,80103 510-4) kg/m; (2,50103 510-4)
kg/m; (2,76103 510-4) kg/m; dan pada kegiatan ketiga
{(0,65 N; 0,30 N; 0,60 N) dan (21,56 10-2 N; 27,4410-2 N;
28,4210-2 N)}. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan rumusan
hipotesis.
Kata Kunci Gaya Berat, Gaya Keatas, Massa Benda, dan
Rapat Massa.

massa gaya dengan gaya keatasnya terhadap benda dengan


volume tertentu.
II. KAJIAN TEORI
Massa jenis benda atau rapat massa () adalah suatu
besaran turunan yang diperoleh dengan membagi massa suatu
benda atau zat dengan volumnya.. Satuan SI untuk massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kg/m). Massa jenis objek
yang mengapung dipermukaan air lebih kecil daripada massa
jenis air[1].
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat, karena setiap
zat memiliki massa jenis yang berbeda. Massa jenis
menunjukkan kerapatan suatu benda atau massa per satuan
volume. Secara matematis massa jenis ditulis :

(1)

I. PENDAHULUAN

enentuan nilai massa jenis suatu zat cair berdasarkan


hukum
Archimedes
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan alat ukur panjang diantaranya seperti mistar,
jangka sorong, dan micrometer sekrup untuk mengukur
panjang, lebar, dan tinggi suatu benda. Kemudian kita dapat
menentukan volume dari benda tersebut. Massa jenis suatu zat
padat juga dapat ditentukan dengan menggunakan neraca
Archimedes yaitu dengan memanfaatkan gaya tekan keatas
yang ditimbulkan air maupun zat cair sehingga dapat
ditentukan besarnya massa jenis benda padat bentuk kontinu
maupun tidak kontinu di udara, air, maupun zat cair.
Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan
masalah yaitu sebagai berikut: Berapa massa jenis benda
padat bentuk kontinu dan tidak kontinu ? dan Apa hubungan
antara rapat massa zat cair dengan gaya keatasnya terhadap
benda dengan volume tertentu ?
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa
diharapkan mampu terampil dalam menggunakan neraca
Ohaus, mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup, mampu
menentukan massa jenis benda padat bentuk kontinu dan tidak
kontinu, serta mampu menentukan hubungan antara rapat

Dengan, = massa jenis (kg/m), m = massa zat (kg), V =


volume zat (m). Jika massa dan volume zat diketahui maka
massa jenis zat itu dapat ditentukan[2].
Massa jenis (dibaca : rho) merupakan huruf Yunani yang
biasa digunakan untuk menyatakan kecepatan. Satuan CGS
(Centimeter, Gram, dan Sekon) dari massa jenis adalah g/cm.
Misalkan, tembaga memiliki massa jenis = 8,9 g/cm.
Karena 1 g/cm = 1000 kg/m, jadi massa jenis tembaga =
8,9 g/cm = 8,9 10 kg/m.
Massa jenis berbagai zat dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. Massa jenis () beberapa zat

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

Fa = f.Vf.g

(4)

Dengan,

f = massa jenis fluida (kg/m)


Vf = Volume fluida yang dipindahkan atau volume benda
yang tercelup (m)
g = percepatan gravitasi (m/s)
Sebuah balok ditimbang beratnya diudara dan didalam air
dengan menggunakan neraca pegas seperti pada Gambar 1
bawah ini.
Massa zat dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu
dengan timbangan atau neraca Ohaus sehingga besaran massa
dapat diukur langsung dengan alat ukurnya.
Pengukuran volume balok secara langsung dapat dilakukan
dengan memasukkan zat padat itu kedalam gelas ukur yang
berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka
perubahan penunjukkan volume itu merupakan volume dari
zat padat tersebut. Sedangkan pengukuran volume balok
secara tidak langsung dengan mengukur panjang, lebar, dan
tinggi balok dengan menggunakan alat ukur besaran panjang
diantaranya mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup.
Setelah itu, volume balok dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan :

V=plt

(2)

Dengan,
V = volume balok (m)
p = panjang balok (m)
l = lebar balok (m)
t = tinggi balok (m)
Pada saat balok ditimbang udara dengan berat wu ternyata
berat benda saat diukur dalam zat air wa beratnya lebih kecil.
Menurut hukum Archimedes bahwa Sebuah benda yang
tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida
diangkat keatas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat
fluida yang dipindahkan[3].

Gambar 1. Berkurangnya berat benda di dalam zat cair


disebabkan oleh gaya ke atas yang dikerjakan oleh zat cair
Misalkan balok tersebut memiliki berat 50 N, kemudian
balok dimasukkan kedalam bejana yang berisi air. Berat balok
akan berkurang, misalnya menjadi 35 N.
Berkurangnya berat balok ketika dimasukkan ke dalam air
disebabkan oleh adanya gaya tekan keatas dari air. Gaya
keatas dari air pertama kali diketahui oleh Archimedes
sehingga gaya tersebut dinamakan dengan gaya Archimedes.
Adanya gaya angkat keatas (gaya Archimedes) pada sebuah
benda yang masuk kedalam zat cair, menyebabkan benda
dapat mengapung, melayang, dan tenggelam.
a. Benda Mengapung
Jika hanya sebagian benda yang tercelup kedalam zat
cair,
benda disebut mengapung. Dalam keadaan ini berat benda <
gaya keatas dari zat cair seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Hukum Archimedes dapat dituliskan persamaan secara


teoritis, yaitu :

Fa = w u w a

(3)

Dengan,

Fa = gaya apung atau gaya angkat keatas (N)

Gambar 2. Benda mengapung diatas permukaan zat cair.

wu = gaya berat benda di udara (N)


wa = gaya berat benda dalam air (N)

Secara sistematis dituliskan sebagai berikut.

Sedangkan persamaan secara percobaan, yaitu:

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

(5)
Dengan,
b = massa jenis benda (kg/m)
c= massa jenis fluida (kg/m)
Vb = Volume benda seluruhnya (m)
Vc = Volume benda yang tercelup (m)

Gambar 4. Benda tenggelam didalam air.


Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Persamaan (5) menunjukkan bahwa supaya benda


mengapung. Massa jenis benda harus lebih kecil daripada
massa jenis fluida ( b < c)[4].
b. Benda Melayang
Jika seluruh bagian bendaberada dalam zat cair, namun
benda tersebut tidak sampai menyentuh dasar tabung maka
benda dikatakan melayang. Dalam keadaan seimbang, berat
benda sama dengan gaya tekan keatas oleh zat cair seperti
yang terlihat pada Gambar 3.

Oleh karena volume benda yang tenggelam sama dengan


volume zat cair yang dipindahkan yaitu Vb = Vc, dapat
dituliskan bahwa

(7)
Jadi, jika massa jenis benda lebih besar daripada massa
jenis zat cair, benda akan tenggelam[4].
d. Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
massa jenis zat cair. Proses pengukuran massa jenis zat cair
menggunakan hidrometer dilakukan dengan cara
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Angka
yang ditunjukkan oleh hidrometer telah dikalibrasi sehingga
akan menunjukkan nilai massa jenis zat cair yang diukur[5].
Berikut ini prinsip kerja hidrometer :

Gambar 3. Benda melayang dalam air


Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Gaya ke atas = berat hidrometer

Fa =
(6)
Seperti pada gambar, seluruh benda masuk kedalam
zat
cair sehingga volume benda sama dengan volume zat cair
yang dipindahkan. Oleh karena itu, untuk kasus melayang,
massa jenis benda dan massajenis zat cair adalah sama[4].
c. Benda Tenggelam
Benda tenggelam terjadi karena gaya berat benda yang
lebih besar daripada gaya tekan keatas. Benda yang
tenggelam akan menyentuh dasar tabung, seperti yang
terlihat pada Gambar 4.

f .Vf. g

w hidrometer

= m.g

Dengan,
Fa = gaya keatas (N)

w = berat hidrometer (N)


m = massa zat (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s)

(8)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

4
angkat yang besarnya sama dengan volume udara yang
dipindahkan oleh benda tersebut[5].
Sebuah benda yang rapat massa rata-ratanya kurang dari
rapat massa rata-rata suatu zat cair, sebagian mungkin
mengapung diatas permukaan zat air dan sebagian
tenggelam dibawahnya. Tetapi dalam hal kapal, sembarang
mengapung saja belumlah memenuhi syarat yaitu kapal
harus mengapung tegak lurus dengan keseimbangan yang
stabil tanpa dapat terbalik.
III. METODE PERCOBAAN

Gambar 5. Hidrometer
Oleh karena volume fluida yang dipindahkan oleh
hidrometer sama dengan luas tangkai hidrometer dikalikan
dengan tinggi yang tercelup maka dapat dituliskan :

Pada percobaan Massa Jenis Zat Padat dan Hukum


Archimedes dibutuhkan peralatan seperti pada gambar
dibawah ini yaitu neraca digital 1 buah,neraca pegas 1 buah,
gelas ukur 1 buah, mistar 1 buah, mikrometer sekrup 1 buah,
balok 1 buah, batu 3 buah batu yang berbeda, air 40 mL, dan
jangka sorong 1 buah.

(A h ) = m
f

(9)
Dengan,
m = massa hidrometer (kg)
A = luas tangkai (m)
hf = tinggi hidrometer yang tercelup dalam zat cair (m)
f = massa jenis fluida (kg/m)
Hidrometer digunakan untuk memeriksa muatan
akumulator mobil dengan cara membenamkan hidrometer
kedalam larutan asam akumulator. Massa jenis asamuntuk
muatan akumulator penuh kira-kira = 1,25 kg/m dan
mendekati 1 kg/m untuk muatan akumulator kosong.

Gambar 7. Neraca Digital

Gambar 8. Neraca pegas

e. Balon Udara
Balon udara panas pertama kali diterbangkan pada
tanggal 21 November 1783. Udara panas dalam balon
memberikan gaya angkat karena udara panas didalam balon
lebih ringan daripada udara diluar balon.
Gambar 9. Gelas ukur

Gambar 6. Balon udara


Balon udara bekerja berdasarkan prinsip hukum
Archimedes. Menurut prinsip ini, dapat dinyatakan bahwa
sebuah benda yang dikelilingi udara akan mengalami gaya

Gambar 10. Mistar

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

Gambar 11. Mikrometer sekrup

Gambar 12. Balok

Gambar 13. 3 batu yang berbeda

Gambar 14. Jangka sorong


Adapun rumusan hipotesis yang digunakan sebagai acuan
dalam percobaan ini ada dua yaitu: Gaya keatas suatu benda
yang dicelupkan dalam zat cair berbanding lurus dengan
massa jenis dan volume benda yang tercelup dan Berat
balok yang ditimbang diudara lebih besar daripada berat balok
yang ditimbang didalam air.
Dalam percobaan ini dilakukan tiga kegiatan yang berbeda
yaitu pada kegiatan pertama mengukur massa jenis zat padat
bentuk kontinu dengan menggunakan balok yang massanya
sama diukur dengan mistar, jangka sorong dan mikrometer
sekrup, pada kegiatan kedua mengukur massa jenis zat padat
bentuk tak kontinu dengan menggunakan batu yang massanya
berbeda diukur dengan gelas ukur, dan pada kegiatan ketiga
menggunakan batu yang massanya berbeda diukur dengan
neraca pegas untuk mengukur berat benda diudara dan berat
benda didalam air, serta mengukur volume zat cair yang
dipindahkan berdasarkan prinsip hukum Archimedes.
Dalam kegiatan pertama tidak ada variabel yang digunakan
karena pada massa jenis zat padat bentuk kontinu hanya

5
melakukan pengukuran, maka tidak ada identifikasi
variabelnya.
Untuk kegiatan kedua menggunakan tiga jenis variabel
yaitu untuk variabel manipulasinya adalah mengubah massa
benda dengan cara mengukur benda menggunakan neraca
digital yang digunakan yaitu 3 buah batu yang berbeda .
Variabel responnya yaitu mengukur massa jenis benda ( )
melalui massa benda, volume benda, dan volume akhir benda
dengan gelas ukur. Variabel kontrolnya adalah menjaga
volume awal zat air yang digunakan agar tetap yaitu sebesar
(40,0 x 10-6 5 x 10-7) m3.
Untuk kegiatan ketiga menggunakan tiga jenis variabel
yaitu
untuk variabel manipulasinya adalah mengubah massa benda
dengan cara mengukur benda menggunakan neraca digital
yang digunakan yaitu 3 buah batu yang berbeda. Variabel
responnya yaitu mengukur volume zat air yang dipindahkan,
mengukur berat benda diudara dan berat benda didalam air
dengan menggunakan neraca pegas. Dan variabel kontrolnya
yaitu volume awal zat air yang digunakan agar tetap yaitu
sebesar (40,0 x 10-6 5 x 10-7) m3
Percobaan ini dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan
percobaan. Untuk kegiatan pertama yaitu mengukur massa
jenis zat padat bentuk kontinu. Pertama, menimbang massa
balok dengan menggunakan neraca digital. Kedua, mengukur
volume
balok
dengan
mengukur
variabel-variabel
penyusunnya dengan menggunakan mistar beberapa kali.
Ketiga, mengukur volume balok dengan menggunakan jangka
sorong dan mikrometer sekrup.
Untuk kegiatan kedua yaitu mengukur massa jenis zat padat
bentuk tak kontinu. Pertama, merencanakan eksperimen untuk
mengukur massa massa jenis batu yang bentuknya tidak
kontinu. Kedua, menimbang massa batu kecil, batu sedang,
dan batu besar dengan menggunakan neraca digital. Ketiga,
mengukur volume awal air dan volume air setelah dimasukkan
batu.
Sedangkan untuk kegiatan ketiga yaitu menggunakan batu
yang massanya berbeda diukur dengan neraca pegas untuk
mengukur berat batu diudara dan berat benda didalam air,
serta mengukur volume zat cair yang dipindahkan agar sesuai
dengan prinsip hukum Archimedes. Pertama, mengisi gelas
berpancuran dengan air hingga 40 mL. Kedua, mengukur berat
batu diudara dengan neraca pegas dan catat hasil pengukuran
pada tabel data. Ketiga, masukkan batu kedalam zat cair,
kemudian catat berat batu yang terukur oleh neraca pegas dan
volume zat cair yang dipindahkan. Keempat, mengulangi
langkah pertama sampai dengan lankah ketiga dengan massa
dan volume batu tercelup yang berbeda.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

Pengukuran

(m 110-4) kg

(V1 510-7) m3

(V2 510-7) m3

61,7

40,0 10-6

62,0 10-6

70,0

40,0 10-6

68,0 10-6

80,3

40,0 10-6

69,0 10-6

Gambar 12. mengukur berat benda di udara dan didalam zat


cair dengan neraca pegas

Tabel 3. Hasil percobaan hukum Archimedes

IV. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan ini seperti yang telah diketahui dilakukan
melalui tiga kegiatan yaitu yang pertama mengukur massa
jenis zat padat bentuk kontinu, kegiatan kedua mengukur
massa jenis zat padat bentuk tak kontinu, menggunakan batu
yang massanya berbeda diukur dengan neraca pegas untuk
mengukur berat benda diudara dan berat benda didalam air,
serta mengukur volume zat cair yang dipindahkan berdasarkan
prinsip hukum Archimedes.
Adapun tujuan dari masing-masing kegiatan adalah pada
kegiatan pertama agar mampu menentukan massa jenis benda
zat padat bentuk kontinu, pada kegiatan kedua agar mampu
menentukan massa jenis benda zat padat bentuk tak kontinu,
dan pada kegiatan ketiga agar mampu menentukan hubungan
antara rapat massa gaya dengan gaya keatasnya terhadap
benda dengan volume tertentu.
Berikut merupakan data hasil pengamatan yang diperoleh
selama percobaan :

Tabel 1. Hasil pengukuran mistar, jangka sorong, dan


mikrometer
Massa balok = 50,9 10-3 kg
Alat Ukur

Mistar

Jangka
Sorong

Mikromete
r

No.

( p 510-4 )m

( l 510-4 )m

(t 510-4)m

1,80 10-2

1,80 10-2

1,80 10-2

1,80 10-2

1,80 10-2

1,80 10-2

1,80 10-2

1,80 10-2

1,80 10-2

No.

( p 110-5 )m

( l 110-5 )m

(t 110-5)m

1,900 10-2

1,900 10-2

1,900 10-2

1,900 10

-2

1,900 10

-2

1,900 10-2

1,900 10-2

1,900 10-2

1,900 10-2

No.

( p 510-5 )m

( l 510-5 )m

(t 510-5)m

1,837 10-2

1,837 10-2

1,837 10-2

1,837 10-2

1,837 10-2

1,837 10-2

1,837 10-2

1,837 10-2

1,837 10-2

Tabel 2. Hasil pengukuran dengan gelas ukur

No.

( wu 510-2) N

(w a 510-2) N

(V1 510-7 ) m3

0,75

0,10

22,0 10-6

0,80

0,50

28,0 10-6

1,25

0,65

29,0 10-6

Tabel 4. Hasil perhitungan massa jenis zat pada bentuk


kontinu (kegiatan 1)

No.

Alat Ukur

Mistar

9,43 103

Jangka sorong

8,93 103

Mikrometer

9,24 103

(kg/m3)

Berdasarkan tabel diatas (kegiatan 1) dapat diketahui bahwa


hasil pengukuran massa jenis benda bentuk kontinu dengan
menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup
pada massa balok yang sama adalah berbeda, karena setiap
alat ukur memiliki ketelitiannya masing-masing seperti mistar
memiliki ketelitian sebesar 0.05 cm atau 510-4 m, jangka
sorong memiliki ketelitian sebesar 0,001 cm atau 110-5 m,
dan mikrometer sekrup memiliki ketelitian sebesar 0,005 cm
atau 510-5 m. Oleh karena itu, meskipun massa benda yang
sama, tetapi menggunakan alat ukur yang berbeda maka
hasilnya belum tentu sama. Dalam menentukan nilai massa
jenis benda juga bergantung pada massa dan volume benda.
Semakin besar panjang, lebar, atau tinggi suatu benda maka
semakin besar volume benda tersebut. Sebaliknya, Semakin
kecil panjang, lebar, atau tinggi suatu benda maka semakin
kecil pula volume benda tersebut.
Pada kegiatan pertama dapat digunakan persamaan:

Dengan V merupakan hasil kali antara panjang, lebar, dan


tinggi benda, yang secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut.

V=plt
Dari tabel diatas dapat diperoleh massa jenis benda bentuk
kontinu. Oleh karena massa benda terdiri dari balok yang
sama, maka dapat diukur massa jenis balok berdasarkan alat

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


ukurnya. Dengan menggunakan mistar massa jenis balok
sebesar 9,43103 kg/m3, dengan menggunakan jangka sorong
massa jenis balok sebesar 8,93103 kg/m3, sedangkan dengan
menggunakan mikrometer sekrup massa jenis balok sebesar
9,24103 kg/m3.
Tabel 5. Hasil perhitungan massa jenis zat pada bentuk tak
kontinu (kegiatan 2)

No.

Alat Ukur

Batu 1

2,80 103

Batu 2

2,50 103

Batu 3

2,76 103

(kg/m )

Berdasarkan tabel diatas (kegiatan 2) dapat diketahui bahwa


hasil pengukuran massa jenis benda bentuk tak kontinu
menggunakan gelas ukur untuk menghitung nilai massa jenis
pada tiga buah batu yang berbeda massanya yaitu dengan
mencelupkan batu kedalam gelas ukur yang berisi air 40 mL,
sehingga volume awal air menjadi bertambah.
Pada kegiatan kedua dapat digunakan persamaan:

Dengan V (perubahan volume air) merupakan hasil dari


volume akhir air dikurang dengan volume awal air, yang
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

V = V2 V1
Dari tabel diatas dapat diperoleh massa jenis benda bentuk
tak kontinu. Oleh karena massa benda terdiri dari tiga buah
batu yang berbeda, maka dapat diukur massa jenis batu-batu
tersebut dengan menggunakan gelas ukur. Pada batu pertama
besar massa jenisnya yaitu 2,80103 kg/m3, Pada batu kedua
besar massa jenisnya yaitu 2,50103 kg/m3, sedangkan batu
ketiga besar massa jenisnya yaitu 2,76103 kg/m3.
Tabel 6. Hasil perhitungan berdasarkan hukum Archimedes
(kegiatan 3)
No.

(Fa =

wu - wa) N

(Fa =

f.Vf.g) N

0,65

21,5610-2

0,30

27,4410-2

0,60

28,4210-2

Berdasarkan tabel diatas (kegiatan 3) dapat diketahui bahwa


menentukan hubungan rapat massa zat cair dengan gaya
keatasnya terhadap benda dengan volume tertentu. Menurut
hukum Archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yang
tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida
diangkat keatas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat
fluida yang dipindahkan. Semakin besar rapat massa zat cair
maka semakin besar gaya keatasnya. Sebaliknya, Semakin
kecil rapat massa zat cair maka semakin kecil pula gaya
keatasnya.

7
Pada kegiatan ketiga dapat digunakan persamaan secara
teoritis:

Fa = w u - w a
Dan digunakan persamaan secara percobaan:

Fa = f.Vf.g
Dari tabel diatas dapat diperoleh hubungan antara rapat
massa gaya dengan gaya keatasnya terhadap benda dengan
volume tertentu. Pada hasil pengukuran menggunakan
persamaan teroritis yaitu pada batu pertama besar gaya
keatasnya sebesar 0,65 N, pada batu kedua besar gaya
keatasnya sebesar 0,30 N, dan pada batu ketiga besar gaya
keatasnya sebesar 0,60 N.
Pada hasil pengukuran menggunakan persamaan percobaan
yaitu pada batu pertama besar gaya keatasnya sebesar
21,5610-2 N, pada batu kedua besar gaya keatasnya sebesar
27,4410-2 N, dan pada batu ketiga besar gaya keatasnya
sebesar 28,4210-2 N.
V. SIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa
pada kegiatan pertama mengukur massa jenis benda zat padat
bentuk kontinu yang terdiri dari balok yang sama dengan
menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup,
nilai massa jenisnya dapat ditentukan berdasarkan alat
ukurnya. Pada kegiatan kedua mengukur massa jenis zat padat
bentuk tak kontinu yang terdiri dari tiga buah batu yang
berbeda dengan menggunakan gelas ukur untuk menghitung
nilai massa jenis pada tiga buah batu yang berbeda massanya
yaitu dengan mencelupkan batu kedalam gelas ukur yang
berisi air 40 mL, sehingga volume awal air menjadi
bertambah. Sedangkan pada kegiatan ketiga menentukan
hubungan antara rapat massa zat cair dengan gaya keatasnya
terhadap benda dengan volume tertentu. Pada hasil
pengukuran menggunakan persamaan teroritis dan persamaan
percobaan.
Adapun hubungan antara rapat massa gaya dengan gaya
keatasnya terhadap benda dengan volume tertentu yaitu gaya
keatas suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair berbanding
lurus dengan massa jenis dan volume benda yang tercelupnya.
Berat balok yang ditimbang diudara lebih besar daripada berat
balok yang ditimbang didalam air.
Adapun hasil yang diperoleh selama percobaan yaitu adalah
pada kegiatan pertama {(9,43103 510-4) kg/m; (8,93103
510-4) kg/m; (9,24103 510-4) kg/m; pada kegiatan
kedua {(2,80103 510-4) kg/m; (2,50103 510-4) kg/m;
(2,76103 510-4) kg/m; dan pada kegiatan ketiga {(0,65 N;
0,30 N; 0,60 N) dan (21,5610-2 N; 27,4410-2 N; 28,4210-2
N)} untuk ketiga kegiatan secara berturut-turut. Dari seluruh
hasil percobaan dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh
telah sesuai dengan rumusan hipotesis yang digunakan sebagai
acuan dalam melakukan percobaan ini.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada asisten Percobaan
Massa Jenis Zat Padat dan Hukum Archimedes yaitu Zainab
yang memberikan panduan saat melakukan percobaan. Serta
teman-teman praktikum satu kelompok yang telah
bekerjasama dalam menyelesaikan percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]
[3]
[4]

[5]

Karim, Saiful, Ida Kaniawati, Yuli Nurul Fauziah, Wahyu Sopandi.


2009. Belajar IPA I : Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas
VII. Jakarta: PT. Setia Purna Inves.
Tim Fisika Dasar. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Banjarmasin :
PMIPA FKIP UNLAM.
Supardianningsih. 2013. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT.
Intan Pariwara.
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika : Untuk Kelas XI
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta: PT. Setia Purna Inves.
Saripudin, Aip, Dede Rustiawan K., Adid Suganda. 2009. Praktis
Belajar Fisika 2 : Umtuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Visindo.

Anda mungkin juga menyukai