Praktikum Analisis Instrumental 2018 MHS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

PETUNJUK PRAKTIKUM

ANALISIS INSTRUMENTAL

Koordinator:
Adita Silvia F., S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Buku
Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental bagi mahasiswa Program Studi S1 Farmasi
Universitas Harapan Bangsa Purwokerto.

Buku petunjuk praktikum Analisis Instrumental disusun untuk membantu


mahasiswa agar lebih mudah memahami materi praktikum yang akan dilaksanakan.
Mahasiswa juga disarankan membaca buku referensi atau rujukan lainnya untuk
menambah pengetahuan mengenai praktikum Analisis Instrumental.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak


yang telah membantu dalam penyusunan petunjuk praktikum ini. Penulis menyadari bahwa
buku petunjuk praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan senang hati
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sebagai penyempurnaan pada tahun yang
akan datang.

Purwokerto, Januari 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3

TATA TERTIB PRAKTIKUM .................................................................................... 4

Percobaan 1 : Penetapan Kadar Ranitidin dengan Spektrofotometer UV .................... 7


Percobaan 2 : Penetapan Kadar Ketoprofen dalam Sediaan Gel dengan Metode
Spektrofotometri UV ............................................................................ 10
Percobaan 3 : Penentuan Kadar Amlodipine Besilat dalam Sediaan Tablet ................ 13
Percobaan 4 : Analisis Logam Merkuri dengan Metode AAS ..................................... 17
Percobaan 5 : Analisis Kafein dengan Metode Spektrofotometri IR ........................... 20
Percobaan 6 : Penetapan Kadar Sulfametoksazol dengan Metode
Spektrofotometri Derivatif .................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 25
LAMPIRAN ................................................................................................................. 26

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 3


TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

1. Semua peserta praktikum (praktikan) diwajibkan mengenakan Jas Praktikum lengan


panjang, sepatu, sarung tangan, dan masker selama melaksanakan praktikum.
2. Hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai.
3. Menyerahkan jurnal praktikum di tempat yang telah disediakan. Ikuti penjelasan
singkat dari Dosen yang bertugas tentang praktikum yang akan dilaksanakan maupun
penjelasan lainnya.
4. Mengikuti tes awal praktikum (± 15 menit). Nilai minimal tes awal adalah 50, jika
nilai kurang dari 50 menandakan Anda belum siap bekerja dan akan diadakan tes lisan
atau tugas tambahan.
5. Cek peralatan yang akan Anda gunakan. Pastikan Anda memeriksa jumlah dan kondisi
alat dengan baik. Tandatanganilah bon peminjaman alat jika Anda sudah memeriksa
alat-alat tersebut. Peminjaman alat-alat praktikum harus seijin petugas laboratorium.
6. Penggunaan alat-alat dan pemakaian bahan kimia harus hati-hati, tidak boleh sampai
ada bahan kimia yang tercecer atau tumpah.
7. Gunakan jurnal yang telah Anda buat sebelumnya sebagai pedoman Anda bekerja.
8. Catat semua hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan, seperti berat/volume
hasil, bentuk, warna, bau, dsb. Pada akhir percobaan semua hasil pengamatan harus
diketahui dan ditandatangani oleh Asisten.
9. Sebelum meninggalkan laboratorium, praktikan harus membersihkan meja kerja dan
alat-alat praktikum serta mengatur kembali letak bahan-bahan praktikum (perhatikan
ketentuan pembuangan limbah sisa praktikum dengan baik!!). Jaga kebersihan dan
kerapihan lingkungan laboratorium.
10. Jika ada alat yang rusak, laporkan pada Asisten/Laboran. Penggantian alat sebaiknya
segera dilakukan, maksimal sebelum akhir semester.
11. Laporan praktikum diserahkan kepada Asisten maksimal satu minggu setelah
praktikum berlangsung.
12. Kehadiran praktikum adalah wajib, kecuali karena sakit. Praktikum susulan (inhal)
tidak menjadi prioritas untuk diselenggarakan.
13. Inhal praktikum dilakukan apabila:
a. Praktikan yang bersangkutan sakit (dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari
dokter)
b. Urusan keluarga (keluarga inti meninggal, yang bersangkutan menikah, naik haji,
atau melahirkan) yang dibuktikan dengan surat keterangan yang bisa
dipertanggungjawabkan
14. Praktikan wajib mengikuti responsi praktikum.
15. Hal-hal lain yang belum disampaikan mengenai praktikum akan dijelaskan dalam
bagian lain pada buku ini atau disampaikan langsung pada saat praktikum
dilaksanakan atau melalui pengumuman laboratorium.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 4


PANDUAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM KIMIA

1. Taati dan patuhi setiap aturan laboratorium untuk keselamatan Anda.


2. Pelajari prosedur kerja yang akan Anda lakukan dengan baik. Tanyakan pada asisten
kelompok Anda jika ada hal yang masih kurang jelas.
3. Laboratorium kimia merupakan tempat yang bersifat membahayakan bagi tubuh,
berhati-hatilah selama berada di dalamnya. Jangan pernah bercanda, mengobrol atau
bermain-main dengan teman selama di laboratorium.
4. Dilarang bekerja di laboratorium tanpa pengawasan.
5. Selama di laboratorium dilarang makan, minum, merokok, atau mengunyah permen
karet. Gunakanlah selalu jas lab lengan panjang dan sepatu tertutup sebagai alas
kaki Anda (bukan sandal atau sepatu sandal dengan ujung terbuka).
6. Dilarang memakai contact lens selama di laboratorium, karena contact lens dapat
menyerap bahan-bahan kimia dari udara (terutama lensa terbaru yang dapat
‘bernafas’), akan mengental dan menyerang mata, dan membutuhkan operasi untuk
dapat melepaskannya.
7. Ikat rambut yang panjang ke arah belakang ketika bekerja di laboratorium.
8. Perhatian bagi yang memutuskan untuk menggunakan aksesoris seperti cincin, gelang,
jam tangan, kalung dan lain-lain, beberapa bahan kimia bersifat mudah menguap dan
dapat menyebabkan iritasi pada kulit serta berkemungkinan akan berefek pada
aksesoris yang Anda kenakan.
9. Usahakan meja kerja selalu bersih dan bebas dari bahan kimia serta peralatan yang
tidak dibutuhkan lagi.
10. Baca dan perhatikan dengan teliti MSDS (Material Safety Data Sheet) atau label yang
tertera pada wadah sebelum bekerja dengan bahan kimia.
11. Tutup kembali botol bahan kimia segera setelah digunakan untuk menghindari
kontaminasi. Jangan menukar-nukar tutup botol atau pipet karena dapat merusak
bahan kimia.
12. Bahan yang sudah diambil tidak boleh dikembalikan lagi ke dalam tempat asal.
13. Jangan pernah menimbang bahan-bahan kimia secara langsung di atas panci
timbangan. Setelah digunakan, bersihkan kembali timbangan.
14. Hindari membawa botol-botol yang berisi bahan kimia ke meja kerja.
15. Jangan pernah mencicipi atau mencium bahan kimia di laboratorium (kecuali ada
instruksi khusus).
16. Asam pekat dan zat-zat berbahaya pengerjaannya dilakukan di dalam lemari asam.
17. Beritahu asisten/laboran mengenai tumpahan atau kerusakan apapun yang terjadi.
18. Tempatkan limbah padat dan limbah cair pada tempat yang telah disediakan.
19. Kecelakaan merupakan hal yang tidak dapat kita duga kapan terjadinya. Tanamkan
dalam diri Anda untuk TIDAK PANIK.
20. Jika terdapa alat gelas yang pecah, jangan menggunakan tangan kosong untuk
membereskanya, karena selain pecahan gelas tajam juga terdapat zat kimia di
dalamnya.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 5


21. Jika kulit terkena zat kimia, segera cuci dengan air kran. Jika anggota badan yang
terkena sangat banyak, segera tanggalkan jas lab Anda. Laporkan segera ke asisten
atau petugas laboratorium untuk penanganan lebih lanjut.
22. Jika mata atau muka terkena zat kimia, semprot langsung dengan air kran, jangan
digosok dengan tangan. Segera hubungi asisten atau petugas laboratorium untuk
membantu.
23. Jika terjadi kebakaran di meja Anda, jangan panik dan menjauhlah dari meja apabila
Anda tidak mengetahui cara menanganinya dan segera hubungi asisten atau petugas
laboratorium.
24. Mengetahui letak seluruh perlengkapan penyelamat di dalam laboratorium:
pancuran/shower, fire blanket, alat pemadam kebakaran, P3K.
25. Jangan pernah meninggalkan penyalaan api tanpa pengawasan.
26. Matikan air, listrik dan alat-alat lain sebelum meninggalkan laboratorium.
27. Panduan keselamatan ini hanyalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan
terjadinya kecelakaan maupun kerusakan di laboratorium.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 6


PERCOBAAN I
PENETAPAN KADAR RANITIDIN DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menetapkan kadar tablet ranitidine menggunakan metode
spektrofotometri UV

II. TEORI DASAR


Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis dengan mengamati interaksi
antara radiasi elektromagnetik dengan materi seperti atom atau molekul, jika cahaya
mengenai suatu senyawa maka sebagian dari cahaya tersebut akan diserap oleh
molekul-mlekul sesuai dengan struktur molekul materi tersebut. Banyaknya cahaya
yang diserap pada panjang gelombang ( λ ) tertentu akan sebanding dengan jumlah
molekul yang ada, sehingga banyaknya insensitas absorbansi dapat dgunakan sebagai
dasar analisis kuantitatif pada metode spektrofotometri. Metode ini memiliki beberapa
keuntungan yaitu dapat digunakan untuk menganalisis baik senyawa organic maupun
anorganik, memiliki selektifitas sedang sampai tinggi, akurasi baik, serta mudah untuk
dilakukan.
Metode spektrofotometri menggunakan suatu spektrofotometer yang terdiri dari
suatu sumber sinar, monokromator, sel tempat blanko dan larutan sampel, dan suatu
alat untuk mengukur perbedaan absorbsi (A) antara blanko dan sampel. Sumber sinar
pada spektrofotometer UV digunakan lampu deuterium untuk daerah UV pada panjang
gelombang dari 200-380 nm. Dasar analisis kuantitatif secara spektrofotometri adalah
hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert Beer dapat dinyatakan dengan persamaan:
A = a.b.c
a = tetapan absorptivitas molar
b = tebal kuvet
c = konsentrasi sampel yang diukur

III. BAHAN PRAKTIKUM


1. Ranitidin baku
2. Tablet ranitidine merek
3. Tablet ranitidine generik
4. Akuades

IV. PROSEDUR KERJA


A. Pembuatan larutan baku ranitidine konsentrasi 1000, 500 dan 100 ppm

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 7


1. Sebanyak 50 mg ranitidine baku dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL dan
dilarutkan dengan metanol sampai volumenya tepat 50 mL sehingga akan
diperoleh konsentrasi 1000 ppm.
2. Dari larutan baku 1000 ppm diambil 25 mL dan diencerkan dengan metanol
dalam labu takar 50 mL sampai tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi 500
ppm.
3. Dari konsentrasi 1000 ppm dipipet 5 mL dan diencerkan dalam labu takar 50
mL sampai volumenya tepat 50 mL sehingga diperoleh konsentrasi 100 ppm.

B. Penetapan panjang gelombang maksimum


1. Dari larutan baku ranitidine 100 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 6
ppm dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. (Hitung berapa mL
baku ranitidine 100 ppm yang diperlukan!)
2. Larutan baku dengan konsentrasi 6 ppm dikocok hingga homogen dan
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 200-400 nm.

C. Penetapan operating time


1. Dari larutan baku ranitidine 100 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 6
ppm dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi.
2. Larutan baku dengan konsentrasi 6 ppm dikocok hingga homogen dan
dimasukkan ke dalam kuvet kemudian diukur absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum sampai diperoleh absorbansi yang relative konstan
dengan rentang pembacaan setiap 2 menit sekali.

D. Pembuatan kurva baku


1. Buat larutan baku dengan seri konsentrasi 6, 8, 10, 12, 14, dan 16 ppm dengan
cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. (Hitung berapa mL baku
ranitidine 100 ppm yang diperlukan!)
2. Baca absorbansi masing-masing konsentrasi pada panjang gelombang
maksimum.
3. Dari data hasil absorbansi selanjutnya dihitung persamaan kurva bakunya
sehingga diperoleh persamaan garis y = bx + a

E. Ketelitian (Precision)
1. Dari larutan baku ranitidine 100 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi
12 ppm dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi.
2. Larutan baku ranitidine 12 ppm dibaca absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum.
3. Uji ketelitian dilakukan dengan enam kali pengulangan.
4. Hasil serapan digunakan untuk menghitung harga serapan rata-rata, standar
deviasi, dan koefisien variasi.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 8


F. Ketepatan (Accuracy)
1. Ditimbang setara 50 mg serbuk tablet ranitidine sampel (merek dan/atau
generik) secara duplo dan masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 50
mL.
2. Pada salah satu labu takar ditambahkan 10 mL larutan baku ranitidine dengan
konsentrasi 1000 ppm.
3. Kedua sampel ditambah metanol hingga volumenya tepat 50 mL. Dari larutan
ini kemudian dipipet 1 mL dan diencerkan dengan metanol hingga volumenya
tepat 10 mL dengan menggunakan labu takar 10 mL.
4. Larutan diambil 1 mL dan diencerkan kembali dengan metanol sampai
volumenya tepat 10 mL.
5. Baca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum dan operating time.
6. Uji ketepatan metode dilakukan dengan penambahan larutan baku 1000 ppm,
500 ppm, dan 100 ppm.
7. Hasil absorbansi digunakan untuk menghitung harga perolehan kembali
(recovery).

G. Penetapan kadar sampel


1. Dua puluh tablet yang telah memenuhi keseragaman bobot kemudian digerus
hingga halus dan homogen. Sampel serbuk ditimbang setara dengan 50 mg
ranitidine kemudian dilarutkan dengan metanol hingga volumenya tepat 50
mL.
2. Dari larutan tersebut kemudian dipipet 1 mL dan diencerkan dengan metanol
hingga volumenya tepat 10 mL.
3. Larutan diambil 1 mL lalu diencerkan dengan metanol sampai volumenya tepat
10 mL.
4. Baca absorbansi pada panjang gelombang maksimum dan operating time.
5. Penetapan kadar dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali terhadap
sampel tablet ranitidine merek dan generic.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 9


PERCOBAAN II
PENETAPAN KADAR KETOPROFEN DALAM SEDIAAN GEL DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menentukan kadar ketoprofen dalam sediaan gel dengan metode
spektrofotometri UV

II. TEORI DASAR


Spektrofotometri UV merupakan salah satu metode analisis yang dilakukan
dengan pangjang gelombang 100-400 nm atau 595–299 kJ/mol. Sinar ultraviolet atau
sinar ungu terbagi menjadi dua jenis yaitu ultraviolet dekat dan jauh. Ultraviolet jauh
memiliki rentang panjang gelombang ± 10 – 200 nm, sedangkan ultraviolet dekat
memiliki rentang panjang gelombang ± 200-400 nm. Cahaya UV tidak bisa dilihat
oleh manusia, namun beberapa hewan, termasuk burung, reptil dan serangga seperti
lebah dapat melihat sinar pada panjang gelombang UV.
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat dalam
bentuk larutan dan zat tersebut tidak tampak berwarna. Jika zat tersebut berwarna
maka perlu direaksikan dengan reagen tertentu sehingga dihasilkan suatu larutan tidak
berwarna. Namun biasanya zat yang berwarna lebih banyak dianalisis menggunakan
spektrofotometri sinar tampak.
Larutan-larutan tidak berwarna yang dianalisis menggunakan spektrofotometer
UV tidak boleh ada partikel koloid ataupun suspensi. Karena adanya partikel-partikel
koloid ataupun suspensi akan memperbesar absorbansi, akibatnya bila dihubungkan
dengan rumus yang diturunkan dari hukum Lambaert-Beer konsentrasi zat yang
dianalisis makin besar dan apabila digunakan untuk penentuan struktur suatu senyawa
maka pita pada spektrum akan melebar dari yang sesungguhnya.

III. BAHAN PRAKTIKUM


1. Ketoprofen baku
2. Gel ketoprofen merk
3. Etanol 96% p.a

IV. PROSEDUR KERJA


a) Pembuatan Larutan Baku Ketoprofen dan Ketoprofen Baku dalam Matriks
Konsentrasi 1000 dan 100 µg/mL
1. Sebanyak 25 mg ketoprofen baku dan berat seksama ketoprofen baku dalam
matrik 25 mg dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan dilarutkan dalam

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 10


etanol 96% sampai volumenya tepat 25 mL sehingga diperoleh konsentrasi
1000 µg/mL.
2. Dari larutan baku diambil 1 mL dan diencerkan dengan etanol 96% dalam
labu ukur 10,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi 100 µg/mL, yang akan
digunakan untuk membuat seri konsentrasi.

b) Pembuatan Seri Konsentrasi


1. Dari larutan baku 100 µg/mL dan baku ketoprofen dalam matriks, dipipet
sebanyak 0,4; 0,6; 0,8; 1; 1,2 dan 1,4 mL kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 mL.
2. Larutan diencerkan dengan etanol 96% sampai garis tanda (volumenya tepat
10 mL) sehingga diperoleh seri konsentrasi larutan baku 4; 6; 8; 10; 12 dan
14 µg/mL.

c) Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


1. Larutan baku dengan konsentrasi 100 µg/mL diambil sebanyak 0,8 mL dan
pada baku ketoprofen dalam matrik diambil sebanyak 1 mL, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan diencerkan dengan etanol 96%
sampai garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 8 µg/mL dan 10 µg/mL.
2. Larutan dikocok sampai homogen kemudian dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang 230-350 nm.

d) Penentuan Operating Time


1. Dari larutan baku ketoprofen dengan konsentrasi 100 µg/mL diambil
sebanyak 1,2 mL dan diencerkan dengan etanol 96% sampai garis tanda pada
labu ukur 10 mL.
2. Baca absorbansinya pada menit ke 0, 1, 2, 3, sampai 6 dengan selang waktu
1 menit pada panjang gelombang maksimum sampai diperoleh absorbansi
yang stabil.

e) Pembuatan Kurva Baku Ketoprofen


1. Larutan baku ketoprofen dengan konsentrasi 4, 6, 8, 10, 12, dan 14 µg/mL
dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimum.
2. Data hasil absorbansi selanjutnya dihitung persamaan kurva bakunya,
menggunakan persamaan garis y = bx + a.

f) Penetapan Kadar Ketoprofen


1. Ditimbang dengan seksama gel yang setara dengan 25 mg ketoprofen.
2. Kemudian dilarutkan dalam pelarut etanol 96% sampai tanda batas 25 mL
pada labu ukur.
3. Larutan dipipet sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL,
diencerkan kembali dengan etanol 96% sampai garis tanda.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 11


4. Dipipet kembali sebanyak 1,2 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10
mL, ditambahkan etanol 96% sampai garis tanda
5. Diamkan selama operating time kemudian dibaca absorbansinya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum.
6. Tetapkan kadarnya. Penetapan kadar dilakukan dengan pengulangan 3 kali.

g) Penentuan Recovery
1. Ditimbang dengan seksama gel yang setara dengan 25 mg ketoprofen.
2. Disiapkan empat penimbangan gel yang sama. Pada tiga penimbangan
ditambahkan masing-masing ketoprofen baku sebanyak 1 mL dengan
konsentrasi 500, 1500, dan 3000 µg/mL. Pada penimbangan keempat tidak
ditambahkan baku ketoprofen.
3. Keempat sampel tersebut dilarutkan dengan etanol 96% sampai garis tanda
pada labu ukur 25 mL.
4. Larutan tersebut selanjutnya dipipet 1 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur
10 mL, ditambahkan etanol 96% sampai garis tanda.
5. Larutan tersebut dipipet 1,2 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL,
ditambahkan etanol 96% sampai garis tanda.
6. Diamkan pada waktu operating time
7. Baca absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimum dengan pengulangan tiga kali.
8. Hasil absorbansi digunakan untuk menghitung harga perolehan kembali
(recovery).

h) Penentuan Presisi
1. Larutan baku ketoprofen dengan konsentrasi 12 µg/mL didiamkan selama
waktu operating time.
2. Ukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimum kemudian diulangi sebanyak enam kali.
3. Data yang diperoleh berupa nilai serapan kemudian dihitung SD dan RSD.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 12


PERCOBAAN III
PENTAPAN KADAR AMLODIPIN BESILAT DALAM SEDIAAN TABLET

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menetapkan kadar amlodipine besilat dalam sediaan tablet
menggunakan Spektrofotometer Visible

II. TEORI DASAR


Spektrofotometri merupakan suatu teknik analisis yang berhubungan dengan
penggunaan cahaya untuk mengukur konsentrasi bahan kimia. Spektrofotometri
Visibel digunakan dalam analisis suatu senyawa pada kisaran panjang gelombang 400-
750 nm. Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. Sinar
pada panjang gelombang tunggal (monokromatis) dapat dipilih dari sinar putih dengan
alat prisma. Jika şalah satu komponen warna putih diabsorbsi maka sinar yang
dihasilkan akan nampak sebagai komplement warna yang diserap. Jika suatu berkas
radiasi dikenakan pada cuplikan atau sampel dan intensitas sinar radiasi yang
diteruskan diukur besarnya akan sebanding dengan jumlah foton yang melalui suatu
satuan luas penampang.
Sampel yang tidak menyerap pada daerah visibel tetap dapat dianalisis
menggunakan spektrofotometer visible yaitu dengan melakukan pembentukan molekul
yang dapat menyerap pada daerah visible, dengan cara merubahnya menjadi senyawa
lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus
memenuhi beberapa persyaratan yaitu reaksinya selektif dan sensitif, reaksinya cepat,
kuantitatif, dan reprodusibel serta hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama.
Kadang-kadang senyawa tidak berwarna dapat diubah menjadi senyawa derivat
berwarna yang menyerap radiasi di daerah visible melalui suatu rekasi yang disebut
reaksi kromogenik (reaksi pembentukan warna). Kebanyakan reaksi pembentukan
warna ini dikembangkan dari reaksi warna (spot test) untuk uji kualitatif.
Reaksi kromogenik dapat mengubah dua parameter yang penting yaitu panjang
gelombang absorban maksimum (Amax) dan absorptivitas molar sehingga baik
selektivitas maupun kepekaan analisis dapat ditingkatkan. Dengan demikian senyawa
berwarna maupun senyawa tidak berwarna dapat dianalisis secara spektrofotometri
visible Salah satu contoh analisis obat yang menggunakan teknik pengubahan senyawa
menjadi dapat diukur pada daerah visible adalah pada pengukuran amlodipine besilat.
Analisis kadar amlodipine pada praktikum ini menggunakan metode
spektrofotometer tidak langsung, dimana amlodipine besilat direaksikan terlebih
dahulu dengan bromate-bromida. Bromine yang tersisa selanjutnya direaksikan
dengan zat warna metanil yellow. Warna kuning yang dihasilkan selanjutnya diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer visible.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 13


III. BAHAN PRAKTIKUM
1. Baku amlodipine besilat 5. Kalium bromat
2. Sampel amlodipine tablet 6. Kalium bromida
3. Baku kuning metanil 7. HCl 37%
4. Asam asetat glasial 8. Akuabides

IV. PROSEDUR KERJA


1. Pembuatan reagen
a) Pembuatan larutan baku amlodipine 250 ppm
1. Timbang dengan seksama 25 mg baku amlodipine.
2. Masukkan ke dalam labu takar 100 mL dan tambahkan 10 mL asam asetat
glasial.
3. Encerkan dengan akuabides sampai tanda batas.
b) Pembuatan reagen bromate-bromida setara 30 ppm
1. Timbang dengan seksama 150 mg KBrO3 dan 2000 mg KBr, masukkan ke
dalam labu takar 100 mL dan encerkan dengan akuabides sampai tanda batas.
2. Ambil sebanyak 2 mL larutan kemudian masukkan ke dalam labu takar 100
mL dan tambahkan akuades sampai tanda batas.
c) Pembuatan larutan pengompleks kuning metanil 400 ppm
1. Timbang dengan seksama 40 mg baku kuning metanil.
2. Masukkan ke dalam labu takar 100 mL dan tambahkan akuabides sampai
tanda batas.
d) Pembuatan reagen HCl 5 M
1. Masukkan sebanyak 50 ml HCl (p) 37% ke dalam labu takar 100 mL.
2. Encerkan dengan akuabides sampai tanda batas.

2. Analisis Kuantitatif
a) Pembuatan seri konsentrasi
1. Ambil 1,6 mL larutan baku amlodipine 250 ppm.
2. Masukkan ke dalam labu takar 10 mL dan ditambahkan akuabides sampai
tanda batas
3. Ambil larutan yg telah dibuat pada no. 2 sebanyak 0,50; 0,75; 1,00; 1,25;
1,50; dan 1,75 mL.
4. Masukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam labu takar 10 mL.
5. Tambahkan dengan 2 mL HCl 5M dan 1 mL reagen bromate-bromida 30
ppm, diamkan 10 menit sambil sesekali dikocok.
6. Tambahkan dengan 1 mL larutan kuning metanil 400 ppm.
7. Tambahkan dengan akuabides hingga tepat 10 mL.
b) Penentuan panjang gelombang maksimum
1. Ambil 1 mL larutan baku amlodipine 10 ppm, masukkan ke dalam labu takar
10 mL.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 14


2. Tambahkan dengan 2 mL HCl 5 M dan 1 mL reagen bromate-bromida 30
ppm, diamkan selama 10 menit dan sesekali dikocok.
3. Tambahkan dengan 1 mL larutan kuning metanil 400 ppm dan tambahkan
akuabides hingga tepat 10 mL.
4. Diamkan lalu ukur pada λ 400-800 nm.
c) Penentuan kurva baku
1. Larutan dengan konsentrasi 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 ppm masing-masing dibaca
absorbansinya pada λ maks.
d) Validasi Metode
Presisi
1. Ambil 1 mL larutan baku amlodipine 10 ppm, masukkan dalam labu takar 10
mL.
2. Tambahkan dengan 2 mL HCl 5 M dan 1 mL reagen bromate-bromida 30
ppm, diamkan 10 menit dengan sesekali dikocok.
3. Tambahkan dengan 1 mL larutan kuning metanil 400 ppm, tambahkan
dengan akuabides hingga tepat 10 mL
4. Diamkan lalu ukur absorbansinya pada λ 400-800 nm. Lakukan dengan
replikasi 6x.
Akurasi
1. Timbang 20 tablet amlodipine, hitung rata-rata dan haluskan.
2. Timbang setara 4 mg serbuk sample tablet amlodipine, masukkan ke dalam
labu takar 100 mL. Buat larutan ini 2 buah.
3. Larutan yang telah dibuat selanjutnya
a. Ditambah dengan 1 mL larutan baku amlodipine 400 ppm.
b. Tidak ditambah dengan larutan baku
4. Kedua larutan selanjutnya ditambah dengan 10 mL asam asetat glasial dan
ditambah akuabides sampai tepat 100 mL.
5. Ambil sebanyak 1,25 mL kemudian masukkan ke labu takar 10 mL,
tambahkan 2 mL HCl 5 M dan 1 mL reagen bromate-bromida 30 ppm,
diamkan selama 10 menit dengan sesekali dikocok.
6. Tambahkan 1 mL larutan kuning metanil 400 ppm dan tambahkan dengan
akuabides hingga tepat 10 mL.
7. Baca absorbansinya pada λ maks.
e) Penetapan kadar amlodipine besilat
1. Timbang 20 tablet amlodipine, hitung bobot rata-rata dan haluskan.
2. Timbang setara 4 mg serbuk sampel tablet amlodipine, masukkan ke dalam
labu takar 100 mL.
3. Tambahkan 10 mL asam asetat glasial dan tambahkan dengan akuabides
hingga volumenya tepat 100 mL.
4. Ambil sebanyak 1,25 mL kemudian masukkan ke labu takar 10 mL,
tambahkan 2 mL HCl 5 M dan 1 mL reagen bromate-bromida 30 ppm,
diamkan selama 10 menit dengan sesekali dikocok.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 15


5. Tambahkan 1 mL larutan kuning metanil 400 ppm dan tambahkan dengan
akuabides hingga tepat 10 mL.
6. Baca absorbansinya pada λ maks.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 16


PERCOBAAN IV
ANALISIS LOGAM MERKURI DENGAN METODE AAS

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan analisis logam merkuri dalam sampel menggunakan
metode spektrofotometri serapan atom

II. TEORI DASAR


Spektrofotometri serapan atom merupakan suatu metode analisis yang
digunakan untuk menganalisis logam-logam dengan konsentrasi rendah. Atomic
Absorbtion Spectroscopi (AAS) adalah spektroskopi yang berprinsip pada serapan
cahaya oleh atom. Atom–atom menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang tersebut mempunyai
cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu
unsur bersifat spesifik. Dengan absorbsi energi, terdapat lebih banyak energi yang
akan dinaikkan dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi dengan tingkat eksitasi yang
bermacam-macam.
AAS bekerja berdasar pada penguapan larutan sampel, kemudian logam yang
terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi
radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan oleh lampu katoda (Hollow Cathode
Lamp) yang mengandung energi radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan
untuk transisi elektron atom. Hollow Cathode Lamp sebagai sumber sinar pada AAS
akan menghilangkan kelemahan yang disebabkan oleh self absorbsi yaitu
kecenderungan atom-atom pada ground state untuk menyerap energi yang dipancarkan
oleh atom tereksitasi ketika kembali ke keadaan ground state.
Beberapa logam yang terkandung dalam sampel dapat ditentukan secara
langsung dengan menggunakan AAS, tetapi ada beberapa gangguan kimia yang
menyebabkan sampel harus diperlakukan khusus terlebih dahulu. Gangguan kimia
disebabkan oleh berkurangnya penyerapan loncatan atom dalam kombinasi molekul
dalam flame. Hal ini terjadi karena flame tidak cukup panas untuk memecah molekul
atau pada saat pemecahan atom, dioksidasi segera menjadi senyawa yang tidak
terpecah segera pada temperatur flame. Beberapa gangguan dapat dikurangi atau
dihilangkan dengan penambahan elemen atau senyawa khusus pada larutan sampel.

III. BAHAN PRAKTIKUM


1. Sampel krim pemutih
2. Akuades
3. Akuabides
4. SnCl2

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 17


5. HCl
6. Asam nitrat pekat dan 65%
7. Asam sulfat
8. Standar merkuri

IV. PROSEDUR KERJA


A. Pembuatan Pereaksi
1. Pembuatan Reduktan
a. Sebanyak 25 g SnCl2 ditambahkan 54 mL HCl kemudian dipanaskan di
atas hot plate sampai jernih dan didinginkan.
b. Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
c. Tambahkan dengan akuades hingga tanda batas, homogenkan.
2. Pembuatan Larutan HNO3-H2SO4 (1:1) 20%
Campurkan 100 mL HNO3 dengan 100 mL H2SO4, encerkan dengan ultra-
pure water hingga 1000 mL.

B. Pembakuan Larutan Uji


1. Masukkan sebanyak 2 sampel ke dalam cawan porcelain.
2. Tambahkan dengan HNO3 pekat sebanyak 5 mL kemudian dipanaskan dan
disaring.
3. Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan dengan akuabides hingga
tanda batas dan homogenkan.

C. Pembuatan Larutan Standar Hg


1. Pembuatan larutan standar 100 bpj
a. Ambil 10 mL larutan stok primer 1000 bpj kemudian masukkan ke dalam
labu ukur 100 mL.
b. Encerkan dengan larutan HNO3-H2SO4 (1:1) 20% sampai tanda batas.
2. Pembuatan larutan standar 1 bpj (1 bpj = 1000 bpm)
a. Pipet 1 mL larutan standar Hg 100 bpj kemudian masukkan ke dalam labu
ukur 100 mL.
b. Encerkan dengan larutan HNO3-H2SO4 (1:1) 20% sampai tanda batas.
3. Pembuatan larutan standar 10, 20, dan 30 bpm
a. Pipet 1 mL, 2 mL, dan 3 mL larutan standar Hg 1 bpj.
b. Masukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 mL.
c. Encerkan dengan larutan HNO3-H2SO4 (1:1) 20% sampai tanda batas.

D. Penetapan Kadar
1. Pembuatan kurva kalibrasi
Kurva kalibrasi diperoleh dengan mengukur arus puncak dari larutan standar
merkuri pada berbagai konsentrasi yaitu 10 bpm, 20 bpm, dan 30 bpm.
2. Analisis kadar merkuri

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 18


a. Sampel yang telah didestruksi, direduksi menggunakan SnCl2 kemudian
dianalisis kadar merkurinya dengan metode AAS.
b. Catat absorbansi sampel
3. Perhitungan kadar merkuri total
Penentuan kadar dihitung berdasarkan kurva kalibrasi standar Hg kemudain
dihitung menggunakan rumus berikut:

(D−E) x Fp x Va
Kadar total merkuri =
W

D = konsentrasi contoh µg/L


E = konsentrasi blanko sampel µg/L dari hasil pembacaan AAS
W = berat contoh (g)
Va = volume akhir larutan contoh
Fp = faktor pengenceran

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 19


PERCOBAAN V
ANALISIS KAFEIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI IR

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan analisis suatu sampel menggunakan metode
spektrofotometri IR

II. TEORI DASAR


Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode analisis yang digunakan
untuk mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada
daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10
cm-1. Prinsip kerja spektrofotometer infra merah sama dengan spektrofotometer yang
lainnya yaitu berdasarkan pada interaksi antara energi dengan suatu materi.
Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi
400-4000 cm-1, di mana cm-1 yang dikenal sebagai wavenumber (1/wavelength), yang
merupakan ukuran unit untuk frekuensi.
Spektrum inframerah dihasilkan oleh radiasi sinar IR yang dilewatkan melalui
sampel. Frekuensi sinar yang diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang
terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari % sinar yang
ditransmisikan melawan bilangan gelombang (wavenumber).
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi)
dari senyawa organik karena setiap senyawa organik menghasilkan spectrum yang
unik dengan puncak-puncak yang sesuai dengan gugus fungsinya. Sebagai contoh,
sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada daerah 1670-
780 cm-1, dll

III. BAHAN PRAKTIKUM


1. Sampel kafein (minuman berenergi ex: kuku bima)
2. Kafein standar
3. Metanol

IV. Prosedur Kerja


A. Pembuatan sampel kafein
1. Timbang sebanyak 0,5 g sampel kafein.
2. Larutkan dengan sedikit metanol, aduk sampai larut.
3. Masukkan ke dalam labu ukur 25 mL. Tambahkan metanol sampai tanda batas
dan homogenkan.

B. Pengukuran kafein dalam sampel

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 20


1. Teteskan 1 tetes sampel kafein pada permukaan sel KBr.
2. Tangkupkan sel yang satu lagi di atas sel tersebut sehingga zat cair membentuk
lapisan film kapiler.
3. Letakkan sel pada “cell holder”.
4. Rekam spectrum kafein pada sampel.
5. Bandingakan spectrum sampel dengan larutan blangko kafein
6. Identifikasi gugus fungsinya.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 21


PERCOBAAN VI
PENETAPAN KADAR SULFAMETOKSAZOL DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan penentuan kadar suatu zat menggunakan metode
spektrofotometri derivatif

II. TEORI DASAR


Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap spektra hasil
analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Metode spektrofotometri derivative
ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif zat dalam campuran dimana
spektrumnya mungkin tersembunyi dalam suatu bentuk spektrum besar yang saling
tumpang tindih, tanpa adanya proses pemisahan zat terlebih dahulu. Spektrum yang
dialih bentuk ini menghasilkan profil yang lebih rinci yang tidak terlihat pada
spektrum normal. Kelebihan metode Spektrofotometri derivatif antara lain mampu
meningkatkan pemisahan pita serapan dari spektrum yang tumpang tindih, mendeteksi
dan menentukan panjang gelombang serapan senyawa target dari spektrum yang
kompleks, dan mengurangi gangguan yang disebabkan oleh penghamburan dan
serapan senyawa lain. Oleh karena karakteristik Spektrofotometri derivatif tersebut,
proses isolasi dan preparasi senyawa aktif yang biasanya diperlukan untuk prosedur
analisis kualitatif dan kuantitatif di dalam sistem yang kompleks dapat dihindari.
Analisis kuantitatif spektrum derivative (turunan) sama halnya dengan
spektrum UV konvensional, yaitu didasarkan pada hukum Lambert-Beer yang
dirumuskan sebagai berikut:
Spektrum awal : A = ε b c
Turunan pertama : dλ/dA = dλ/dε b c
Turunan ke-n : dnλ/dAn = dnλ/dεn b c

dengan A adalah absorbansi, λ adalah panjang gelombang, ε adalah absorptivitas


molar, c adalah konsentrasi, dan b adalah tebal sel. Pada spektrum awal, konsentrasi
analit sebanding dengan absorbansi pada panjang gelombang tertentu, sedangkan pada
spektrum turunan konsentrasi analit sebanding dengan amplitudo. Macam-macam
amplitudo dalam SDUV adalah DL (amplitudo puncak ke puncak yang panjang),
Ds (amplitudo puncak ke puncak yang pendek), Dz (amplitudo dari garis nol ke
puncak), dan Dt (amplitudo tangen). Untuk membuat kurva kalibrasi, maka dipilih
amplitudo yang memberikan linearitas terbaik.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 22


III. BAHAN PRAKTIKUM
1. Sampel yang mengandung sulfametoksazol
2. Etanol

IV. Prosedur Kerja


A. Pembuatan larutan baku induk sulfametoksazol 2000 ppm
1. Timbang sebanyak 50 mg sulfametoksazol dengan botol timbang
menggunakan timbangan analitis.
2. Larutkan sulfametoksazol dalam botol timbang dengan etanol
secukupnya.
3. Masukkan ke dalam labu ukur 25 mL. Tambahkan etanol sampai tanda batas
dan homogenkan.
4. Amati dengan spektrofotometer.

B. Pembuatan larutan baku sulfametoksazol 5, 10, 15, 20, 25 ppm


1. Pipet masing-masing 0,025; 0,05; 0,075; 0,10; 0,15 larutan baku induk ke
dalam 5 labu ukur 10,0 ml.
2. Tambahkan masing-masing labu ukur dengan etanol hingga 10,0 ml kemudian
homogenkan.
3. Amati dengan spektrofotometer.

C. Preparasi Sampel
1. Hitung berat jenis suspensi.
2. Timbang suspensi sebanyak 1500 mg dengan menggunakan beaker glass.
3. Larutkan dengan etanol secukupnya.
4. Masukkan larutan sampel ke labu ukur 25 mL.
5. Tambahkan etanol sampai 25 mL.
6. Saring larutan tersebut sampai jernih.
7. Pipet larutan sebanyak 0,1 ml dan masukkan ke dalam labu ukur 10 mL
8. Tambahkan etanol sebanyak 10 mL.
9. Ukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 23


DAFTAR PUSTAKA

Madania, dan Martini, M.M, 2014. Analisis Logam Merkuri (Hg) pada Krim Pemutih
Wajah Merek X dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), Al-Kimia.
Vol. 2 No. 2, pg: 80-90

Noviyanto, F., Tjiptasurasa, dan Utami, P.I. 2014. Ketoprofen, Penetapan Kadarnya dalam
Sediaan Gel dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel. Pharmacy, Vol.
11 No. 01, pg: 1-8.

Rahayu, W. S., Utami, P. I., dan Fajar S. I. 2009. Penetapan Kadar Tablet Ranitidin
Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dengan Pelarut Metanol. Pharmacy,
Vol. 06 No. 03, pg: 104-114.

Popovic GV, Pfendt LB, Stefanovic VM. 2000. Analytical application of derivative
spectrophotometry. J Serb Chem Soc, Vol. 65, pg: 457-472.

Uddina, A.B.M. H., Alaamaa, M., Zaidul, I.S.M., Abbasb, S.A., Awang, M., dan Fahim,
T.K., 2017, Current Analytical Methods for Amlodipine and Its Formulations: A
Review. Journal CleanWA, Vol. 1 No. 1, pg: 17-22.

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 24


LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMENTAL

(JUDUL PERCOBAAN)

Oleh :

Nama : ……………………………

NIM : ……………………………

Hari/Tgl Praktikum : ……………………………

Kelompok : ……………………………

Asisten : ……………………………

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2019

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 25


Format Laporan Resmi
(ditulis dengan tulisan tangan pada kertas ukuran A4, laporan dikumpulkan maksimal satu
minggu setelah pelaksanaan praktikum)
I. Tujuan Percobaan
(Sebutkan tujuan percobaan yang Anda lakukan)
II. Dasar Teori
(Jelaskan teori yang melandasi percobaan dengan menyebutkan sumber pustakanya.
Tidak boleh menulis ulang dasar teori dari buku petunjuk praktikum ini!)
III. Alat dan Bahan
A. Alat
B. Bahan
IV. Prosedur Kerja
(Tuliskan prosedur kerja dalam bentuk kalimat pasif)
V. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Percobaan
(Tulis kembali hasil percobaan yang telah di Acc oleh asisten)
B. Perhitungan
C. Pembahasan
(Bahaslah hasil percobaan Anda dengan mengacu pada teori yang telah diuraikan
pada dasar teori. Beberapa hal yang perlu dibahas yaitu penjelasan tentang
jalannya percobaan (fungsi penambahan zat, fungsi beberapa perlakuan, dll),
kesesuaian teori dengan hasil percobaan, persamaan reaksi, dll)
VI. Kesimpulan
(Sebutkan beberapa hal yang dapat disimpulkan dari percobaan yang Anda lakukan
dengan meninjau tujuan percobaan)
Daftar Pustaka
(Sebutkan buku atau sumber lain yang diacu untuk membuat laporan praktikum)
Lampiran
A. Skema Kerja
(Tuliskan prosedur kerja dalam bentuk diagram blok)
B. Tugas

Petunjuk Praktikum Analisis Instrumental 26

Anda mungkin juga menyukai