CPOB 2006 Dan 2012
CPOB 2006 Dan 2012
CPOB 2006 Dan 2012
1. Pada Pendahuluan
a. Poin 5
CPOB 2006
5. Otoritas Pengawasan Obat hendaklah menggunakan Pedoman ini sebagai acuan
dalam penilaian penerapan CPOB dan semua peraturan lain yang berkaitan dengan
CPOB hendaklah dibuat minimal sejalan dengan Pedoman ini.
CPOB 2012
5. Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) hendaklah menggunakan
Pedoman ini sebagai acuan dalam penilaian penerapan CPOB dan semua peraturan
lain yang berkaitan dengan CPOB hendaklah dibuat minimal sejalan dengan
Pedoman ini.
b. Poin 9
Poin 9 pada CPOB 2006 berubah menjadi poin 10 pada CPOB 2012
CPOB 2006
CPOB 2012
b. Bag. Prinsip II
CPOB 2006
CPOB 2012
CPOB 2012
d. Pemastian Mutu Part I
CPOB 2006
CPOB 2012
CPOB 2012
f.
CPOB 2012
g. CPOB
Pada CPOB 2006 tidak ada point yang menjelaskan tentang pencatatan, pada CPOB 2012
terdapat
poin
yang
menjelaskan
tentang
pencatatan
CPOB 2012
Part 2
Pada CPOB 2006 terdapat
i.
b. Tidak terdapat poin untuk penjaminan identitas isi bahan seperti poin 6.30 CPOB 2012.
c. Persedian bahan awal dijabarkan panjang lebar.
f.
Semua produk antara dan ruahan tidak hanya dilabel dengan benar tetapi juga
dikembalikan.
k. Terdapat bahasan tentang pengiriman dan pengangkutan.
CPOB 2012
a. Pembelian bahan awal dijabarkan dengan rinci dan dibagi menjadi 2 poin, yaitu poin
6.18 tentang definisi pembelian bahan awal dan poin 6.19 tentang aktivitasnya.
b. Terdapat poin untuk jaminan identitas isi bahan awal (poin 6.30)
f.
j. Terdapat bahasan tentang bahan dan produk yang ditolak, dipulihkan dan dikembalikan.
k. Tidak ada lagi bahasan tentang pengiriman dan pengangkutan.
7. Bab VII. Pengawasan Mutu
UMUM
Tugas utama kepala bagian Pengawasan Mutu dijelaskan pada Bab
2 Personalia. Bagian Pengawasan Mutu secara keseluruhan juga
mempunyai tanggung jawab, antara lain adalah:
membuat, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu,
menyimpan sampel pembanding dari bahan dan produk,
memastikan pelabelan yang benar pada wadah bahan dan produk,
Personil, bangunan dan fasilitas serta peralatan laboratorium hendaklah sesuai untuk
jenis tugas yang ditentukan dan skala kegiatan pembuatan obat. Penggunaan
laboratorium luar sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Bab 11, Pembuatan
dan Analisis Berdasarkan Kontrak, dapat diterima untuk hal tertentu
Bangunan dan fasilitas Laboratorium Pengawasan Mutu memenuhi persyaratan umum
dan khusus untuk Pengawasan Mutu yang disebutkan pada Bab 3 Bangunan dan
Fasilitas.
Personil Pengawasan Mutu hendaklah memenuhi persyaratan umum yang diuraikan
DOKUMENTASI
Klausul Tambahan :
PENGAMBILAN SAMPEL
Klausul Tambahan
Pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan sesuai dengan prosedur tertulis yang telah
disetujui yang menguraikan:
o metode pengambilan sampel;
o peralatan yang digunakan;
o jumlah sampel yang harus diambil;
o instruksi untuk semua pembagian sampel yang diperlukan;
o tipe dan kondisi wadah sampel yang digunakan;
o penandaan wadah yang disampling;
o semua tindakan khusus yang harus diperhatikan, terutama yang berkaitan
Sampel pembanding tiap bets produk akhir hendaklah disimpan sampai satu tahun
pasca tanggal daluwarsa. Produk akhir hendaklah disimpan dalam kemasan akhir dan
dalam kondisi yang direkomendasikan. Sampel bahan awal (di luar bahan pelarut, gas
dan air) hendaklah disimpan selama paling sedikit dua tahun pasca pelulusan produk
terkait bila stabilitasnya mengizinkan. Periode waktu ini dapat diperpendek apabila
stabilitasnya lebih singkat, sesuai spesifikasinya yang relevan. Jumlah sampel
pertinggal bahan dan produk hendaklah cukup untuk memungkinkan pelaksanaan
minimal satu pengujian ulang lengkap. (Lihat juga Aneks 11 Sampel Pembanding dan
Sampel Pertinggal).
BAHAN AWAL
Klausul Tambahan
dalam hal:
bahan awal yang dipasok oleh perantara misal broker, di mana pabrik
PENGUJIAN
Klausul Tambahan :
dalam izin edar obat hendaklah dilaksanakan menurut metode yang disetujui.
Hasil pengujian yang diperoleh hendaklah dicatat dan dicek untuk memastikan
bahwa masing-masing konsisten satu dengan yang lain. Semua kalkulasi
o
o
o
o
o
di mana perlu;
pernyataan pelulusan atau penolakan (atau keputusan status lain) yang
jelas dan tanda tangan orang yang bertanggung jawab yang dilengkapi
dengan tanggal.
Semua pengawasan selama-proses, termasuk yang dilakukan dalam area produksi
oleh personil prosuksi, hendaklah dilaksanakan menurut metode yang disetujui
PERSYARATAN PENGUJIAN
Bahan Awal dan Bahan Pengemas
Sebelum meluluskan bahan awal atau bahan pengemas untuk digunakan, kepala
bagian Pengawasan Mutu hendaklah memastikan bahwa bahan tersebut telah
diuji kesesuaiannya terhadap spesifikasi untuk identitas, kekuatan, kemurnian dan
Revisi :
Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh personil (-personil)
perusahaan yang kompeten. Manajemen hendaklah membentuk tim inspeksi diri yang
berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dan memahami CPOB.
Sturktur organisai industri farmasi hendaklah sedemikian rupa sehingga Bagian Produksi,
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu)/ Pengawasan Mutu dipimpin oleh orang berbeda serta tidak
saling bertanggung jawab satu terhadap lain. masing masing personil diberi wewenang penuh dan
sarana yang memadai yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Hendaklah
personil tersebut tidak mempunyai kepentingan dilain organisasi yang dapat menhambat atau
membatasi kewajiban dalam melaksanakan tanggung jawab atau yang dapat menimbulkan konflik
kepentingan pribadi atau finansial.
2.5
Kepala Bagian Produksi hendaklah seorang Apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi,
memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dalam bidang
pembuatan obat dan ketrampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas
secara profesional. Kepala Bagian Produksi hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab
penuh dalam produksi obat termasuk :
Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar memenuhi persyaratan
mutu yang ditetapkan.
Memberikan persetujuan kerja yang terkait dengan produksi dan memastikan bahwa petunjuk
karja diterapkan secara tepat.
Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh Kepala Bagian
Produksi sebelum diserahkan kepada Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu )
Disamping itu, Kepala Bagian Produksi bersama dengan Kepala Bagian Pengawaasan Mutu (lihat
Butir 2.8 ) dan penanggung jawab teknik hendaklah memiliki tanggung jawab bersama terhadap aspek
yang berkaitan dengan Mutu.
2.6
Kepala Bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang berkualifikasi dan lebih diutamakan
seorang apoteker memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dan
keterampilan menejerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional.
Kepala Bagian Mutu hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam pengawasan
mutu termasuk :
Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemasan, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi
yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan sesuai, memiliki pengalaman praktis yang
memadai dan ketrampilan menejerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara
profesional. Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah diberi kewenangan dan
tanggung jawab penuh untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan sistem mutu/pemastian
mutu, termasuk :
Memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal (audit terhadap pemasok)
Memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Otoritas Pengawasan Obat (OPO)
yang berkaitan dengan mutu produk jadi
Meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan mempertimbangkan semua
faktor terkait.
2.8
Masing-masing Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Manajemen Mutu (pemastian
Mutu) memiliki tanggung jawab bersama dalam menerapkan semua aspek yang berkaitan dengan
mutu, yang berdasarkan peraturan OPO mencakup :
Hygiene pabrik
Validasi proses
Pelatihan
Penyimpanan catatan
PUSTAKA:
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, BPOM 2006