Laporan Praktikum Fan Test 6 BNR

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

(FAN TEST)

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Rian Hidayat

(33211301009)

Venny Oktaviana

(33211301019)

Wira Kusuma Halim

(33211301023)

Mohammad Imam Basri

(33211301025)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN ALAT BERAT


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

TIU : - Diharapkan setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat menjelaskan


Fungsi dan cara kerja peralatan pengujian Fan
- Mengerti penggunaan Nosel, venture, dan orifice untuk mengukur laju
aliran udara.
TIK : - Diharapkan

setelah

melakukan

praktikum

mahasiswa

dapat

menggambarkan karakteristik tekanan terhadap laju aliran untuk putaran


tetap.

Karakteristik daya terhadap laju aliran untuk putaran tetap

Karakteristik efisiensi terhadap laju aliran untuk putaran tetap


Menganalisis dan mengevaluasi hasil pengujian,

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Fan


Fan adalah alat untuk mengalirkan udara. Karena itu fan dikenal dengan
sebutan penukaran, penghembus, atau pembuang udara. Alat ini banyak dijumpai
pada sistem ventilasi dan peralatan pendingin udara juga pada instalasi yang
mengalirkan udara panas dan gas buang. Selain itu, masih banyak lagi
penggunaan fan ini di industri.Tinggi tekan yang dihasilkan fan, pada umumnya,
rendah dibandingkan jenis mesin-mesin pengalir udara yang lain seperti blower
dan kompresor.
Daya masukan yang digunakan diperoleh dari motor listrik. Efisiensi fan
adalah perbandingan udara antara daya aliran udara disbanding daya poros untuk
menggerakkan fan. Daya aliran udara yang dihasilkan tergantung pada tekanan
dan laju aliran udara.
Pada pengujian ini, pengukuran laju aliran udara dapat dipilih
menggunakan nosel, venturi atau tabung pilot statik.
Tabel 2.1 Perbedaan antara Fan, Blower, dan Kompresor
Peralatan
Fan
Blower
Kompresor

Perbandingan

Kenaikan tekanan

Spesifik

(mmWg)

Sampai 1,11

1136

1,11 sampai 1,20

1136 2066

Lebih dari 1,20

a. Karakteristik sistem
Istilah resistansi sistem digunakan bila mengacu tekanan statis.
Resistansi sistem merupakan jumlah kehilangan tekanan statis dalam sistem.
Resistansi sistem merupakan fungsi pola susunan saluran, pengambilan,
lengkungan, dan penurunan tekanan yang melintasi peralatan, sebagai contoh bag
filter atau siklon. Resitansi sistem bervariasi terhadap volume aliran udara yang
memasuki sistem. Untuk udara volume tertentu, fan dalam sistem dengan saluran
sempit dan banyak tikungan dengan radius pendek akan lebih bekerja keras untuk
mengatasi resistansi sistem yang lebih besar daripada sistem dengan saluran yang
lebih besar dan dengan lebih sedikit jumlah belokan dan panjang. Saluran panjang
yang sempit dengan banyak bengkokan dan tikungan akan memerlukan lebih
3

banyak energy untuk menarik udara untuk dilaluinya. Sebagai akibatnya, untuk
kecepatan fan yang sama, fan akan mampu menarik lebih sedikit melalui sistem
ini daripada yang melalui sistem pendek tanpa ada belokan. Dengan begitu maka
resistansi sistem meningkat jika volum udara yang mengalir ke sistem meningkat.
Sebaliknya, resistansi berkurang jika alirannya berkurang. Untuk
menentukan berapa volume fan yang akan dihasilkan, penting untuk mengetahui
karakteristik resistansi sistem dapat diukur. Pada sistem yang sudah didesain,
namun tidak dibangun, resistansi sistem harus dihitung. Kurva resistansi sistem
dihasilkan dengan berbagai laju aliran pad sumbu x dan resistansinya pada
sumbu y.

Gambar 2.1Kurva Sistem Fan dan Pengaruhnya pada Resistansi Sistem


(sumber: www.energyeffesiensiasia.org)
b. Karakteristik sistem
Karakteristik fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva fan. Kurva fanmerupakan
kurva kinerja untuk fan tertentu pada sekumpulan kondisi yangspesifik.

Kurva

fan merupakan penggambaran grafik dari sejumlah parameter yang saling terkait.
Biasanya sebuah kurva akan dikembangkan untuk sekumpulankondisi yang
diberikan termasuk: volum fan, tekanan statis sistem, kecepatan fan,dan tenaga
yang diperlukan untuk menggerakan fan pada kondisi yang diketahui.Beberapa
kurva

fan

juga

akan

melibatkan

kurva

efisiensi

sehingga

desainer

systemakan mengetahui kondisi pada kurva fan dimana fan akan beroperasi (lihat

Gambar 2.2). Dari banyak kurva yang diketahui pada gambar, kurva tekanan
statis(SP)versusaliran pada merupakan kuva yang sangat penting.
Perpotongan kurva sistem dan tekanan statis merupakan titik operasi.
Bila,resistansi sistem berubah, titik operasi juga berubah. Sekali titik operasiditeta
pkan, daya yang diperlukan dapat ditentukan dengan mengikuti garis tegak lurus
yang

melintas

melalui

titik

operasi

ke

titik

potong

dengan

tenaga(BHP).Sebuah garis

kurva

lurus yang

digambar melalui perpotongan dengan kurvatenaga akan mengarah ke daya yang


diperlukan pada sumbu tegak lurus sebelahkanan. Pada kurva yang digambarkan,
efisiensi kurva juga disuguhkan.

Gambar 2.2 Kurva Efisiensi Fan


(sumber: www.energyeffesiensiasia.org)
c. Karakteristik sistem dan kurva fan
Pada

berbagai

sistem

fan,

resistansi

terhadap

aliran

udara

(tekanan)

jikaaliran udara meningkat. Sebagaimana disebutkasnsebelumnya, resistansi inibe


rvariasi dengan kuadrat aliran. Tekanan yang diperlukan oleh sistem pada
suatukisaran

aliran

dapat ditentukan

dan kurva

kinerja

sistem

dapat dikembangkan(ditunjukkan sebagai SC).


Kemudian kurva sistem ini dapat diplotkan pada kurva fan untuk menunjukan titik
operasi fan yang sebenarnya pada "A" dimana dua kurva (N1dan SC1)
berpotongan. Titik operasinya yaitu aliran udara Q1 terhadaptekananP1. Sebuah

fan

beroperasi

pada

kinerja

yang

diberikan

oleh

pabrik

pembuatnyauntuk kecepatan fan tertentu(grafik kinerja fanmemperlihatkan


kurva untuk serangkaian kecepatan fan). Pada kecepatan fanN1, fan akan beropera
si,sepanjang kurva kinerja N1 sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Titik
operasi fan yang sebenarnya tergantung pada resistansi sistem, titik operasi fan
A adalah aliran (Q1) terhadap tekanan (P1).
Dua metode dapat digunakan untuk menurunkan aliran udara dari Q1 ke
Q2:Metode pertama adalah membatasi aliran udara dengan menutup sebagiandam
per dalam sistem. Tindakan ini menyebabkan kurva kinerja sistem yang
baru(SC2) dimana tekanan yang dikehendaki lebih besar untuk aliran udara yangd
iberikan. Fan sekarang akan beroperasi pada "B" untuk memberikan aliran
udarayang berkurang Q2 terhadap tekanan yang lebih tinggi P2.
Metode

kedua

untuk

menurunkan

aliran

udara

adalah

dengan

menurunkankecepatan dari N1 ke N2, menjaga damper terbuka penuh. Fan akan


beroperasi pada "C" untuk memberikan aliran udara Q2 yang sama, namun pada
tekanan P3yang lebih rendah. Jadi, menurunkan kecepatan fan merupakan
metode yang efisien untuk mengurangi aliran udara karena daya yang diperlukan
berkurang dan lebih sedikit energi yang dipakai.

Gambar 2.3Kurva Kinerja Fan


(sumber: www.energyeffesiensiasia.org)
d. Hukum fan
Fan beroperasi di bawah beberapa hukum tentang kecepatan, daya dantek
anan.

Perubahan

dalam

kecepatan

berbagai fanakanmemprediksiperubahan

(putaran
kenaikan

per menit

atau RPM)

tekanan dan

daya yang

diperlukan untuk mengoperasikan fan pada RPM yang baru. Hal ini diperlihatkan
pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Kecepatan, Tekanan, dan Daya Fan


(sumber: www.energyeffesiensiasia.org)
e. Jenis-jenis fan
Jenis-jenis fan antara lain fan sentrifugal dan fan aksial. Fan
sentrifugalmenggunakan impellerberputar untuk menggerakan
sedangkan fanaksial menggerakan aliran udara sepanjang sumbu fan.

BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 PERALATAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN
1. Instalasi Pengujian Fan Test

aliran udara,

2. Termometer
3. Meter Torsi
4. Meter Kecepatan
5. Meter Tegangan dan Arus
6. Meter Tekanan
7. Dua buah Manometer
3.2 PERALATAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN
a. Persiapan Percobaan :
1. Menyusun pipa-pipa sesuai pengujian yang akan dilakukan atau ditentukan
oleh pembimbing.
2. Menghubungkan ujung-ujung manometer yang pendek pada saluran
masukan dan keluaran peukur laju aliran dengan menggunakan pipa
plastik yang tersedia. Cek agar arahnya tidak terbalik.
3. Menghubungkan manometer yang besar dengan udara luar dan ujung
satunya dengan saluran pipa pengarah. Dengan demikian, perbedaan
tekanan di dalam saluran danb udara luar dapat diketahui.
4. Menutup ujung saluran keluaran udara (jangan rapat sekali sekali, ini akan
mengakibatkan torsi start yang besar).
5. Percobaan siap dilakukan.

b. Urutan Percobaan :
1. Menyiapkan tabel data pengukuran.
2. Mengkalibrasi pengukur tekanan dan torsi.
3. Menghidupkan catu daya listrik.

4. Membesarkan kecepatan motor fan sampai mencapai harga tertentu (10001200 rpm). Catatlah besaran-besaran yang diperlukan.
5. Membuka katup keluar sampai diperoleh laju aliran yang kira-kira sma
dengan beda tekanan 0.505 kPa pada venturi meter. Bila kecepatan turun,
kembalikanlah sesuai dengan kecepatan pengujian dengan menambah
putaran. Catatlah besaran-besaran yang diperlukan.
6. Mengulangi prosedur 1-5 untuk berbagai pembukaan katup.
7. Mengulangi prosedur 1-6 untuk berbagai kecepatan.

BAB IV
KERTAS KERJA
KK 1
I. TUJUAN
Mempelajari rumus-rumus yang relevan mengenai objek praktikum.
II. TUGAS :
Tabel 2.2. Rumus-rumus yang relevan
No

Parameter

Rumus

Unit
10

Keterangan

1.

Daya Poros

N=T.W

Watt

2.

Efisiensi Fan

= Nu / N

3.

Laju Aliran Udara V = 1,291

4.

Bilangan Reynold

P . V

m/s

d.v .

Re =

T = Torsi
W= Kecepatan sudut
Nu = Daya udara statis
N = Daya pemasukan
P = Tekanan
v = Kecepatan
D = Diameter
v = kecepatan
= Kerapatan udara
= Kekentalan
kinematis
= Koefisien

5.

Laju Aliran Udara Qv = 0.01

m /s

v = 759.4
6.

7.

Kecepatan Udara

Tekanan dinamik

T . Pv

m/s

PG (105 + PS)
Pd4 =

V2
x
2

N/m2

P = Meter tekanan

venturi
= Kerapatan udara
T = Temperatur absolute
Pv= Tekanan kecepatan
PG= Tekanan udara
PS= Tekanan static pipa
V = Kecepatan udara
= Kerapatan udara
PG = Tekanan statis di

8.

Tekanan statis
pada fan

PF =PG + 24 . Pd 4

pengukuran
N/m

24 = Koefisien gesek
Pd 4 = Tekanan dinamik

9.

10.

Daya penggerak
poros

Daya statis udara

N=

2 n
x q
60

Np = Qv x

Watt

PF

Watt

n = Putaran per menit


q = Torsi
Qv = Laju aliran udara
PF = Tekanan statis
pada
Fan

11.

Efisiensi

N
Nu

N = Daya poros
Nu= Daya udara statis

Contoh perhitungan detail (pada percobaan ketiga kondisi terbuka 25 %) :

11

Dari parameter yang terukur diperoleh data :


Pembukaan katup = kondisi terbuka 50%
Rpm = 800
Torsi = 0,21 Nm
Psg = 0,12 kPa = 120 Pa
P = 0,12 kPa = 120 Pa
Tekanan udara atmosfer = 101400 Pa
Temperatur = 32 C
Rapat massa udara = 1,158 kg/m3 (diperoleh dari interpolasi data tabel)
Dari parameter yang terukur diperoleh data :
1. Perbandingan tekanan dapat diperoleh :
R pd=1

( Psf terlalu kecil jika dibanding dengan

Patm ,

Psf

maka
1

P
Patm+ Psf

120 Pa
1014 00 Pa+ 0 dianggap 0 ).
= 0,9989

2. Untuk mencari nilai berdasarkan data tabel venturi nozzle terhadap


R pd

dengan cara interpolasi data.

Dimana:-

R pdx

= 0,997

R pd 1

R pd 2

= 0,999

= 0,998
= 1,05

- 2= 1,06
Ditanya : x ?
= 1,05 + {(1,06 1,05) x (0,998 0,997)/(0,999 0,997)}
x

= 1,06

3. Laju aliran :
Qv = 0.01

12

= 0,01. 1,06.

12 0
1,158

= 0,1017 m3/s
Qv
V=

.d
4

0.1017
.
2
(0.146 )/ 4 = 6.356 m/s

V dapat dicari =

4. Bilangan Reynold (Re)


Re =

d.v .

0,095 x 6,356 x 1,158


18,76

5. Koefisien gesekan udara (


Untuk mencari nilai

24

= 3727204,47
24

berdasarkan data tabel venturi nozzle terhadap

Re dengan cara interpolasi data.


Dimana:-Rex = 3727204,47
- Re2 = 40000
Ditanya :
24(x)

24(2)
24(x)

- Re1 = 60000
-

24(1)

= 0,320

= 0,33
?

= 0,320 + {(0,33 0,320) x (3727204,47 40000)/(60000

40000)}
= 2,181
Tekanan dinamik

13

Pd4 =

V
x
2
6.356 2
x 1,158
2

= 23,390 Pa
6. Tekanan statis pada fan
Psf = PSG +( 24 . P d 4 )
= 120 + (2,181 . 23,390)
= 171,013

7. Daya masukan untuk menggerakkan fan


Nf =

2 n
x q
60
2. .800
x 0,21
60

= 17.58 watt
8. Keluaran daya
Nu =

Qv . P sf

= 0,1017 . 171,013
= 17.39 watt
9. Efisiensi fan (f)
f =

Nu
x 100
Nf

14

17.39
x 100
17.58

= 98 %

PENGOLAHAN DATA BERDASARKAN VARIASI RPM DAN DAMPER.


Tabel Hubungan Qv dan Tq dengan Variasi RPM pada Kondisi Terbuka 50%
kondisi pembukaan
damper (%)

No

N
(Rpm)

50

800

50

900

50

1000

50

1100

50

1200

15

Qv
(m3/s)
0.10
8
0.12
5
0.13
9
0.15
6
0.16
7

Tq (N.m)
0.21
0.22
0.29
0.23
0.3

GRAFIK DAN ANALISA DATA


Grafik Hubungan Qv dengan Variasi RPM pada Kondisi Terbuka
50%

Grafik Hubungan Qv dan Rpm pada kondisi terbuka 50%


0.18
0.16
0.14
Q

0.12
0.1
0.08
750

800

850

900

950 1000 1050 1100 1150 1200 1250


RPM

Gambar 1. Grafik Hubungan Qv dengan Variasi RPM pada Kondisi Terbuka 50%
Analisa :
Pada pembukaan katup kondisi terbuka 50% semakin besar RPM Qv
mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan semakin besar RPM maka
nilai Qv semakin besar.
Pada pembukaan katup kondisi terbuka 50% terjadi peningkatan nilai Qv yang
cenderung konstan. Hal ini disebabkan Qv juga dipengaruhi oleh

udara

dan .
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai Qv terbesar pada pembukaan
RPM 1200.

16

GRAFIK DAN ANALISA DATA


Grafik Hubungan Tq dengan Variasi RPM pada Kondisi Terbuka 50%

Grafik Hubungan Tq dan Rpm pada kondisi terbuka 50%


0.32
0.3
0.28
Tq 0.26
0.24
0.22
0.2
750 800 850 900 950 1000 1050 1100 1150 1200 1250
RPM

Gambar 1. Grafik Hubungan Qv dengan Variasi RPM pada Kondisi Terbuka 50%
Analisa :
Pada pembukaan katup kondisi terbuka 50% semakin besar RPM Tq
mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan semakin besar RPM maka
nilai Tq semakin besar.
Pada pembukaan katup kondisi terbuka 50% terjadi peningkatan nilai Tq yang
cenderung tidak stabil. Hal ini disebabkan Qv juga dipengaruhi oleh

udara dan .
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa nilai Tq terbesar pada pembukaan
RPM 1200.

17

Anda mungkin juga menyukai