Laporan Plta Polban

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

OPERASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Pembangkit Listrik Tenaga Air

Dosen Pembimbing : Slameto, ST., M.Eng.


Nama Praktikan : Eldi Novrizal ( 141724009 )
Kelompok 2
Anggota Kelompok : Elvani Sulistya ( 141724010 )
Eva Nurfadillah S ( 141724011 )
Fitra Satria M ( 141724012 )
Irawan Sidik ( 141724013 )
Maula Zahara F ( 141724014 )
Miftahul Barkah ( 141724015 )
Kelas : 3C
Program Study : D4- Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik

TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Tidak ada satupun
yang meragukan itu. Terbukti pada saat masyarakat mengeluh ketika air di saluran air tidak
keluar. Manfaat air sangat dirasakan betul sebagai penyelamat kehidupan. Salah satu
pemanfaatan air yang cukup cerdas adalah dibentuknya pembangkit listrik tenaga air.
Manfaat air yang cukup besar dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara
keseluruhan ini harusnya diimbangi dengan kesadaran menjaga sumber air yang ada di bumi.
Membuang-buang air untuk sesuatu hal yang tidak perlu bukan pekerjaan yang mulia.
Pemanfaatan air untuk digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air akan jauh lebih
berguna bagi kehidupan.
Air dan listrik menjadi dua kebutuhan yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Kegiatan
sehari-hari akan sangat terganggu ketika pasokanair dan listrik terganggu. Oleh karena itu,
upaya untuk menjaga agar dua hal tersebut tidak terjadi pun dilakukan. Jika membicarakan
Pembangkit Listrik Tenaga Air, maka yang dibicarakan di sini adalah upaya untuk tetap
menjaga agar pasokan listrik tetap ada.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga air?
2. Bagaimana konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
3. Bagaimana cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
4. Apa saja komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air?
5. Bagaimana prinsip PLTA dan konversi energinya?
6. Bagaimana perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)?
7. Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga air?
8. Bagaimana Spesifikasi PLTA yang ada di Jurusan Teknik Konversi Energi ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga air.
2. Mengetahui konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
3. Mengetahui cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
4. Mengetahui komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air.
5. Mengetahui prinsip PLTA dan konversi energinya?
6. Mengetahui perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
8. Mengetahui Spesifikasi PLTA yang ada di Jurusan Teknik Konversi Energi

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui mengenai pembangkit listrik tenaga air.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik dan Penggerak Motor (TTL & PM).
3. Mengetahui Kinerja PLTA di Jurusan Teknik Konversi Energi
BAB II
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

2.1 Apa Itu Pembangkit Listrik Tenaga Air?


Pertanyaan tersebut pasti terlintas di benak sebagian masyarakat. Apa sih sebenarnya
Pembangkit Listrik Tenaga Air? Mengapa air dihubungkan dengan listrik atau mengapa listrik
dihubungkan dengan air? Bukan kah keduanya saling bersinggungan? Bukankah jika ada air,
aliran listrik justru sangat berbahaya?
Secara awam, itu memang benar. Ketika ada air menggenang kemudian di sekitarnya
ada aliran listrik, hal tersebut akan sangat berbahaya. Bisa mengancam nyawa siapapun yang
menyentuh air tersebut. Akan tetapi, ketika membicarakan Pembangkit Listrik Tenaga Air,
penjelasan tentang air dan listrik tentu tidak akan sesederhana itu.
Membicarakan air dan listrik dalam bahasan Pembangkit Listrik Tenaga Air
memerlukan penjelasan yang lebih ilmiah. Sebuah penjelasan yang nantinya mengacu pada
keilmuan. Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah upaya membangkitkan daya listrik melalui
tenaga yang dimiliki oleh air. Sederhananya, kemunculan listrik dipancing menggunakan air.
Tentu saja dengan ilmu penerapan yang tidak sembarangan.
Tenaga air yang digunakan dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah tenaga
kinetik serta energi potensial yang dimiliki oleh air. Meskipun tergolong tenang, air ternyata
memiliki tenagayang cukup besar. Air bahkan bisa digunakan untuk membangkitkan energi
listrik. Energy listrik yang berhasil dibangkitkan oleh tenaga air tersebut dikenal dengan
istilahhidroelektrik.
Untuk mengakomodasi tenaga air yang besar tersebut, beberapa peralatan dan sistem
pun diterapkan. Peralatan yang umum digunakan dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air
tersebut adalah turbin. Turbin lah yang nantinya akan dikenai tenaga besar dari air sehingga
mampu membangkitkan listrik.
Turbin yang berguna dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ini merupakan
sebuah mesin. Mesin ini mendapatkan energidari aliran fluida. Aliran fluida tersebut bisa untuk
menggerakkan baling-baling yang ada di dalam mesin turbin. Baling-baling itulah yang
berperan untuk menggerakkan rotor. Jadi, singkatnya Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah
memanfaatkan kekuatan air untuk membangkitkan sumber energi listrik.
Meskipun pada umumnya sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan turbin
sebagai sarananya, tetapi ada juga Pembangkit Listrik Tenaga Air yang hanya memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki oleh ombak. Hal itu menyebabkan pembangunan bendunganatau
waduk sama sekali tidak diperlukan.
Di Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah salah satu upaya yang dilakukan
untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia. Upaya ini
cukup cerdas untuk menyiasati keberadaan bahan bakar batu bara sebagai salah satu bahan
utama dalam membangkitkan tenaga listrik.
Banyaknya persediaan air yang dimiliki oleh Negara Indonesia menjadi salah satu
alasan yang paling mendasar mengapa sistem pembangkitan listrik melalui tenaga air ini
didirikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Indonesia pada akhirnya memiliki
beberapa waduk serta bendungan. Hal itu karena waduk serta bendungan adalah rangkaian
sistem dari Pembangkit Listrik Tenaga Air. Dengan upaya menciptakan Pembangkit Listrik
Tenaga Air ini, kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap listrik diharapkan mampu terpenuhi.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ini bukan satu-satunya sistem pembangkit listrik
yang dikenali dan digunakan oleh seluruh masyarakat. Ada sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Uap, sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, dan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.

PENGERTIAN TENAGA AIR

Pengertian tenaga air dalam bahasa inggris yaitu "hydropower" adalah energi yang diperoleh
dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir).
Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air memiliki siklus. Dimana air menguap,
kemudian terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa
yang cukup. Air yang jatuh di dataran tinggi akan terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran
sungai ini menuju ke laut.

Di laut juga terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut. gelombang
pasang dipengaruhi oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang
berhembus di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa jenis
air), suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.

Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada
bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut
terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi
mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi
kinetik air disebut "hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau
sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61% dari kebutuhan listrik negara
berasal dari Hydroelectric.
Saat ini para peneliti juga mencari kemungkinan hydroelectric yang berasal dari arus laut dan
gelombang pasang. Semoga hal tersebut berhasil dan kita dapat memelihara Bumi yang kita
cintai ini.

POTENSI AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI

Energi Hidroelectrik adalah energi air. Air bergerak menyimpan energi alami yang sangat
besar, apakah air bagian dari sungai yang mengalir atau ombak di lautan. Bayangkan kekuatan
merusak dari sungai yang merusak tempat penyimpanannya dan menyebabkan banjir atau
ombak tinggi yang merusak garis pantai pendek dan kamu dapat memvisualisasikan jumah
kekuatan yang terlibat.

Energi ini dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi listrik, dan pembangkit listrik tenaga
air tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini juga merupakan sumber energi terbarukan
karena air secara terus menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem
hidroelectrik membutuhkan sumber air mengalir tetap, seperti sungai atau anak sungai, tidak
seperti tenaga matahari dan angin, tenaga ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama
24 jam setiap harinya.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Pembangkit energi air skala mikro atau pembangkit tenaga mikrohidro semakin populer
sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah yang terpencil. Sistem pembangkit tenaga
mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang besar sehingga
dampaknya terhadap lingkungan sangat kecil.

Pembangkit tenaga mikrohidro dapat digunakan langsung sebagai penggerak mesin atau
digunakan untuk menggerakan generator listrik. Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga
mikrohidro biasa disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, disingkat PLTMH.

Manfaat energi tenaga air atau energi mikrohidro :


Untuk saluran irigasi
Penerangan listrik di rumah penduduk
Dan yang terpenting adalah memerdekakan penduduk dengan mengembalikan keberdayaan
secara ekonomi maupun pengelolaan,serta pemeliharaan sumber daya hutan dan air secara
berkelanjutan.

PEMANFAATAN AIR SEBAGAI ENERGI LISTRIK

Ribuan tahun yang lalu, manusia telah menemukan manfaat dari air yang mengalir. Dari
pemanfaatan air yang sangat sederhana seperti penggunaan arus sungai untuk trasportasi,
manusia terus mengembangkan cara- cara untuk menagkap energi air yang mengalir. Energi
tersebut dapat dikonversikan menjadi energi mekanik. Hal ini dapat dilakukan dengan kincir
atau turbin air dengan generator listrik. Dalam skala besar prinsip ini diterapkan pada sungai
besar dengan membuat bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air.

2.2 Konsep Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air


Sudah dijelaskan di atas bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan tenaga
yang dimiliki oleh air untuk dapat beroperasi. Jadi, konsep kerja dari sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Air ini kurang lebih adalah seperti itu. Bagaimana caranya mengubah energi besar yang
dimiliki oleh air agar berfungsi untuk memancing hadirnya energi listrik atau arus listrik.
Baling-baling pada turbin, seperti yang telah dijelaskan di atas adalah elemen yang
nantinya akan berputar dan menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan oleh pergerakan
baling-baling turbin berupa energi panas. Energi panas itulah yang kemudian diproses sehingga
menjadi energi listrik yang manfaatnya dapat kita rasakan sehari-hari.
Itu artinya, pergerakan baling-baling turbin dipengaruhi oleh jumlah air yang ada di
waduk atau bendungan. Semakin banyak jumlah air yang terdapat di waduk atau bendungan
tersebut, maka energi panas yang dihasilkannya pun otomatis akan semakin besar. Sebaliknya,
semakin kecil debit air, maka kekuatan baling-baling berputar pun akan semakin kecil.

2.3 Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air / PLTA


PLTA merupakan salah satu tipe pembangkit yang ramah lingkungan, karena
menggunakan air sebagai energi primernya. Energi primer air dengan ketinggian tertentu
digunakan untuk menggerakkan turbin yang dikopel dengan generator.
PLTA memiliki komponen sebagai berikut:

1. Waduk = tempat menampung air sungai


2. Main Gate = pintu air utama
3. Bendungan = penahan laju sungai
4. Penstock = pipa yang nyalurin air dari waduk ke pembangkit
5. Katup Utama = katup buka/tutup
6. Turbin = yang digerakan sama air
7. Generator = pengubah energi mekanik jadi energi listrik
8. Draftube = penampung air sebelum dibuang
9. Tailrace = pembuangan air
10. Transformator = pengubah listrik
11. Switchyard = pengatur listrik
12. Kabel Transmisi = distributor listrik
13. Spillways = air waduk yang lebih keluar lewat sinis

Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang
mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik. Mesin penggerak
yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis
poros yang akan memutar rotor pada generator untuk menghasilkan energi listrik.
Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dapat diperoleh dengan berbagai cara
misalnya, dari sungai secara langsung disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara
ditampung dahulu ( bersama sama air hujan ) dengan menggunakan kolam tando atau waduk
sebelum disalurkan untuk memutar turbin.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).
Air dari sungai atau lebih ditampung disuatu tempat untuk mendapat ketinggian tertentu
dengan jalan dibendung. Air dari waduk tersebut dialirkan melalui saluran terbuka melalui
pintu air ke saluran tertutup yang selanjutnya melalui pipa pesat menggerakan turbin untuk
membangkitkan tenaga listrik.
Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari
dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-
storage plant .
Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:
1. Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air dialirkan
langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
2. Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower
reservoir sebelum dibuang disungai.
Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga
cadangan air pada Waduk utama tetap stabil.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar
barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1
milyar orang.
PLTA merubah energi yang disebabkan gaya jatuh air untuk menghasilkan listrik.
Turbin mengkonversi tenaga gerak jatuh air ke dalam daya mekanik. Kemudian generator
mengkonversi daya mekanik tersebut dari turbin ke dalam tenaga elektrik.
Jenis PLTA bermacam-macam, mulai yang berbentuk mikro-hidro dengan
kemampuan mensupalai untuk beberapa rumah saja sampai berbentuk raksasa seperti
Bendungan Karangkates yang menyediakan listrik untuk berjuta-juta orang-orang. Photo
dibawah ini menunjukkan PLTA di Sungai Wisconsin, merupakan jenis PLTA menengah yang
mampu mensuplai listrik untuk 8.000 orang.
Komponen PLTA dan Cara kerjanya :

1. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh
air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.
2. Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah
energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah
energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya
generator pembangkit listrik lainnya.
4. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah
dan pusat industri.
5. Pipa pesat (penstock) , berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong
turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai
dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian
pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m diatas
permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan
rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu
mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start awal PLTMH mulai dioperasikan.
Diameter pipa udara inch.

2.4 Komponen-komponen Dasar PLTA


Komponen komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
A. Waduk/Bendungan
Bendungan, berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Dengan menaikkan permukaan air sungai
untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6
miliar kubik. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energi.
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke
sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air
untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis
bendungan antara lain:
1. Bendungan Beton
a. Bendungan Gravitasi
b. Bendungan Busur
c. Bendungan Rongga
2. Bendungan Urugan
a. Bendungan Urugan Batu
b. Bendungan Tanah
3. Bendungan Kerangka Baja
4. Bendungan Kayu

B. Turbin
a. Pengertian Turbin Air
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.Turbin air
dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik,
turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.

Tabel 2.1 Pengelompokan Turbin Air :

i. Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang
terdiri dari energi potensial, tekanan, kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk
memutar turbin, sehingga menghasilkan energi kinetik. Energi potensial air diubah menjadi
energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu
turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar.
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran airyang keluar dari nozle
tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan
tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Contoh turbin
impuls adalah turbin Pelton.

ii. Turbin Reaksi


Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air yang tersedia
menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling banyak digunakan. Sudu pada
turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air
selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga
runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip
ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksisepenuhnya tercelup dalam air
dan berada dalam rumah turbin. Contoh turbin reaksi adalah turbin francis dan turbin Kaplan.

b. Fungsi Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh air
yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti
kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.

c. Prinsip Kerja Turbin Air


Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah
dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam
mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis

d. Bagian-Bagian Secara Umum Turbin


a. Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari :
Sudu-sudu berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotka oleh
nozzle.
Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar yang
dihasilkan oleh sudu.
Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan tujuan
agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.

b. Stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida sehinggatekanan
dan kecepatan alir fluida yang digunakan di dalam sistem besar.
Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen komponen dari
turbin.

Gambar 2.1 Bagian Bagian Turbin Secara Umum

e. Jenis-Jenis Turbin Air


i. Turbin Pelton
Turbin Pelton termasuk jenis turbin impuls yang merubah seluruh energi air menjadi
energi kecepatan sebelum memasuki runner turbin. Perubahan energi ini dilakukan didalam
nozzle dimana air yang semula mempunyai energi potensial yang tinggi diubah menjadi energi
kinetis. Pancaran air yang keluar dari nozzle akan menumbuk bucket yang dipasang tetap
sekeliling runner dan garis pusat pancaran air menyinggung lingkaran dari pusat bucket.
Kecepatan keliling dari bucket akibat tumbukan yang terjadi tergantung dari jumlah
dan ukuran pancaran serta kecepatannya. Kecepatan pancaran tergantung dari tinggi air di atas
nozzlenya serta effisiensinya.
Gambar 2.2 Turbin Pleton

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga
pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke
kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari
gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi
lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu
lebih kecil.

Gambar 2.3 Sudu Turbin Pelton.

Keuntungan
Konstruksi yang sederhana.
Mudah dalam perawatan.
Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.
Kekurangan
Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan air,
sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak.
Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi penurunan tekanan,
sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah pancaran atau nosel.
Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Pada waktu melewati
roda turbin, energi kinetik dikonversikan menjadi kerja poros dan sebagian kecil energi terlepas
dan sebagian lagi digunakan untuk melawan gesekan dengan permukaan sudu turbin.
ii. Turbin turgo
Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin
turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda.
Pancaran air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo
lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke
generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.

Gambar 2.4 Turbin Turgo

Gambar 2.5 Sudu turbin turgo dan nozzle.

iii. Turbin crossflow/banki


Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi (impulse turbine).
Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding dengan
pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya. Penggunaan turbin ini untuk
daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan penggerak mula sampai 50 % dari
penggunaan kincir air dengan bahan yang sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran
Turbin Cross-Flow lebih kecil dan lebih kompak dibanding kincir air.
Gambar 2.6 Konstruksi Turbin Crossflow

iv. Turbin francis


Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air
tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis
menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial.
Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu air masuk ke
roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam sudu pengarah diubah sebagai
kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya
pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan dengan semaksimum
mungkin. Turbin yang dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam dalam air. Air
yang masuk kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin (schact) atau melalui
sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah keong).
Semua roda jalan selalu bekerja. Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara
mengubah posisi pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan
dengan tangan atau dengan pengatur dari oli tekan(gobernor tekanan oli), dengan demikian
kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil. Pada sisi sebelah
luar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang dari 1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang
tinggi.
Di dalam pipa isap kecepatan alirannya akan berkurang dan tekanannya akan kembali
naik sehingga air bisa dialirkan keluar lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti
keadaan sekitarnya.
Gambar 2.7 Turbin Francis

Gambar 2.8 Sudu Turbin Francis

v. Turbin kaplan propeller


Turbin Kaplan termasuk kelompok turbin air reaksi jenis baling-baling (propeller).
Keistimewaannya adalah sudut sudu geraknya (runner) bisa diatur (adjustable blade) untuk
menyesuaikan dengan kondisi aliran saat itu yaitu perubahan debit air. Pada pemilihan turbin
didasarkan pada kecepatan spesifiknya. Turbin Kaplan ini memiliki kecepatan spesifik tinggi
(high spesific speed).
Turbin kaplan bekerja pada kondisi head rendah dengan debit besar . Pada perancangan
turbin Kaplan ini meliputi perancangan komponen utama turbin Kaplan yaitu sudu gerak
(runner), sudu pengarah (guide vane), spiral casing , draft tube dan mekanisme pengaturan
sudut bilah sudu gerak.
Pemilihan profil sudu gerak dan sudu pengarah yang tepat untuk mengasilkan torsi yang
besar. Perancangan spiral casing dan draft tube menggunakan persamaan empiris . Perancangan
mekanisme pengatur sudut bilah () sudu gerak dengan memperkirakan besar sudut putar
maksimum sudu gerak berdasarkan jumlah sudu, debit air maksimum dan minimum.
Turbin Kaplan ini dirancang untuk kondisi head 4 m dan debit 5 m/s. Akhirnya dari
hasil perancangan turbin Kaplan ini didapatkan dimensi dari komponen utama turbin yang
diwujudkan ke dalam bentuk gambar kerja dua dimensi.
Gambar 2.9 Turbin Kaplan

Gambar 2.10 Sudu Jalan Turbo

f. Cara Pemilihan Turbin


Dapat dilihat pada grafik:
Turbin kaplan adalah turbin yang beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas
aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini
karena sudu sudu turbin kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk merspon
perubahan kapasitas.
Turbin pelton adalah turbin yang beroperasi pada head tinggi dengan kapasitas yang
rendah.
Untuk turbin francis mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya yaitu
turbin francis dapat beroperasi pada head yang rendah atau beroperasi pada head yang
tinggi.
Turbin turgo adalah turbin yang rentang kapasitas alirannya kecil dan beroperasi pada
head yang cukup tinggi
Turbin crossflow adalah turbin yang beroperasi pada head yang rendah sampai sedang
dengan rentang kapasitas aliran yang kecil
Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan dan kurang lebih
pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk tempat dengan head tinggi,
dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head rendah.

Kriteria Pemilihan Jenis Turbin

Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-
jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan
jenis turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus
yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :

v Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk
operasi turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin,
sebagai contoh : turbin pelton efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin
propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah.

v Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang tersedia.

v Kecepatan (putaran) turbin ang akan ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh


untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin pada head rendah,
sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan, sementara
turbin pelton dan crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang akan
menyebabkan sistem tidak beroperasi.

Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik, Ns", yang
didefinisikan dengan formula:

Ns = N x P0.51W .21
dimana :

N = kecepatan putaran turbin, rpm

P = maksimum turbin output, kW

H = head efektif , m

Output turbin dihitung dengan formula:

P=9.81 xQxHx qt (2)

dimana

Q = debit air, m 3 ldetik

H = efektif head, m

ilt = efisiensi turbin

= 0.8 - 0.85 untuk turbin pelton

= 0.8 - 0.9 untuk turbin francis

= 0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow

= 0.8 - 0.9 untuk turbin propellerlkaplan

Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu berdasarkan data
eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air adalah sebagai berikut:

Turbin pelton 12Ns25

TurbinFrancis 60;Ns300

Turbin Crossflow 40Ns200

Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan pemilihan jenis turbin
akan menjadi lebih mudah. Beberapa formula yang dikembangkan dari data eksperimental
berbagai jenis turbin dapat digunakan untuk melakukan estimasi perhitungan kecepatan
spesifik turbin, yaitu :

Turbin pelton (1 jet) Ns = 85.49/H0.243 (Siervo & Lugaresi, 1978)

Turbin Francis Ns = 3763/H0.854 (Schweiger & Gregory, 1989)


Turbin Kaplan Ns = 2283/H0.486 (Schweiger & Gregory, 1989)

Turbin Crossfiow Ns = 513.25/H0.505 (Kpordze & Wamick, 1983)

C. .

C. Generator
Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah
energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya
generator pembangkit listrik lainnya.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18
buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang
kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator
(AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin
berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat
setiap kali sebuah kutub melewati "coil" yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang
kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

1. Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai
dengan persamaan:
n = 60 . f / P
dimana:
n : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi
system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.
2. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik
yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

3. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari
besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul
magnet dari rotor.

Sehingga didapat persamaan:


E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar

Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,
sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya,
yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar
pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai
kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat,
yaitu:
a) Jenis biasa - thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
b) Jenis Payung (Umbrella Generator) - thrust bearing dan satu guide bearing diletakkan
dibawah rotor.
c) Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan thrust bearing
diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.
d) Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling.

D. Transmisi
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

2.5 Prinsip PLTA dan Konversi Energi


Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis
dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya
aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik
melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan
sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah
air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:

1. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat
adanya perbedaan ketinggian.
Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)

2. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air
dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
3. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya
energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi
mekanis
dirumuskan:
Em = T . . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
: sudut putar
t : waktu (s)

4. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik
sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

2.6 Perkembangan dan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


PLTA telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak
beberapa puluh abad yang lalu. Yunani tercatat sebagai negara pertama yang memanfaatkan
tenaga air untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Pada akhir tahun 1999, tenaga air yang
sudah berhasil dimanfaatkan di dunia adalah sebesar 2650 TWh, atau sebesar 19 % energi
listrik yang terpasang di dunia.
Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000
mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 %
dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.

Tenaga Ombak
Dewan Energi Dunia memprediksikan bahwa tenaga ombak dapat menghasilkan dua terawatts
energi setiap tahunnya. Ini dua kali lipat dari produksi listrik dunia saat ini dan setara dengan
energi yang dihasilkan oleh 2000 pembangkit listrik bertenaga minyak, gas, batu bara
dan nuklir. Total energi terbarukan di dalam laut, jika dapat dimanfaatkan, akan dapat
memenuhi kebutuhan energi dunia lebih dari 5000 kali. Tapi hingga kini pemanfaatan tenaga
ombak masih bersifat teori. Bahkan teknologinya masih belum dikembangkan, dan masih
sangat awal untuk memprediksikan secepat apa ini akan berkontribusi pada gambaran energi
global.

Tenaga Sungai
Pada tahun 2003, 16 persen listrik dunia diproduksi oleh pembangkit listri tenaga air. Tenaga
air memanfaatkan energi air yang bergerak dari tingkat tinggi ke tingkat rendah
(contoh, air mengalir kebawah) makin besar jatuhnya air, makin cepat aliran air maka makin
besar listrik dapat dihasilkan, Sayangnya, bendungan yang dapat beroperasi untuk tenaga air
dapat menenggelamkan ekosistem. Air membutukan komunitas hilir, petani dan ekosistem
seharusnya juga dihitung sebagai bagian komunitas.

Lebih lanjut, energi air dari bendungan tidak bisa diandalkan selama musim kering yang
panjang dan musim kemarau ketika sungai kering atau volumenya berkurangBagaimanapun
juga, sistem hidro skala kecil dapat menghasilkan listrik cukup besar tanpa membutuhkan
bendungan yang besar. klasifikasi sebagai kecil, Mini, mikro, tergantung pada berapa
banyak listrik yang diproduksinya, sistem hidro kecil menangkap energi sungai tanpa
mengambil banyak air dari aliran alaminya. Tenaga air berskala kecil merupakan sumber energi
yang ramah lingkungan dengan perkembangan yang potensial, tapi ini tidak akan mencapai
potensialnya kecuali kita memberikannya kesempatan. Lihat halaman Ambil Tindakan untuk
bagaiman kau dapat menjadi bagian dari solusi perubahan iklim.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan PLTA


Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat
dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga
pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk
kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi
terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain,
seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.

Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga efek negatif pembangunan
PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:
1. Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat
dibangunnya bendungan.
2. Biaya investasi paling mahal.
3. Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.
4. Memerlukan lahan yang luas.
5. Di samping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko
kecelakaan dan kerugian yang sangat besar
BAB III
Data Hasil Praktikum

4.1. Data Hasil Praktikum


Percobaan Pertama
Bukaan Beban ( Watt )
No Putaran ( Rpm ) V ( Volt ) A ( ampere )
Valve Lampu Motor
1 0 - 1110 243 0
2 60 - 1080 237 0.3
3 120 - 1060 228 0.575
4 180 - 1042 225 0.825
5 240 - 1021 219 1.05
6 50% 300 - 1014 216 1.15
7 360 - 996 210 1.375
8 420 - 978 208 1.575
9 480 - 963 201 1.775
10 540 - 948 198 2
11 600 - 930 195 2.2
- 745.7 483 25 15.1

Percobaan Kedua
Bukaan Beban ( Watt )
No Putaran ( Rpm ) V ( Volt ) A ( ampere )
Valve Lampu Motor
1 0 - 1269 270 0
2 60 - 1242 264 0.25
3 120 - 1223 258 0.55
4 180 - 1204 252 0.8
5 240 - 1185 246 1.05
6 75% 300 - 1173 243 1.35
7 360 - 1156 240 1.4
8 420 - 1132 234 1.65
9 480 - 1116 228 1.85
10 540 - 1098 222 2.075
11 600 - 1087 222 2.3
- 745.7 713 27.6 17.8
4.2. Grafik Perbandingan

Beban v Putaran
1400
1200
1000
Putaran (rpm)

800
745.7, 713
600 Valve 75%
400 Valve 50%
200
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Beban (watt)

Beban v Tegangan
300

250
Tegangan (volt)

200

150
Valve 75%
100 Valve 50%

50
745.7, 25
27.6
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Beban (watt)

Beban v Arus
20
18 745.7, 17.8
16
745.7, 15.1
14
Arus (ampere)

12
10
Valve 75%
8
6 Valve 50%
4
2
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Beban (watt)
Putaran v Arus
20
18 713, 17.8
16
483, 15.1
14
Arus (ampere)

12
10
Valve 75%
8
Valve 50%
6
4
2
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Putaran (rpm)

Putaran v Tegangan
300

250

200
Tegangan (volt)

150
Valve 75%

100 Valve 25%

50
483, 25 713, 27.6
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Putaran (rpm)
BAB IV
ANALISA DATA

Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu melakukan pengoperasian pada Pembangkit
Listrik Tenaga Air yang ada di Lab Teknik Konversi Energi Polban, dimana pada Praktikum
ini dilakukan pada 2 percobaan yaitu pada Sudu Turbin tetap dengan pembukaan valve yang
divariasikan yaitu 75% dan 50%. Kemudian dilakukan dengan menggunakan 11 pembebanan
dimana setiap beban naik sebesar 60 watt serta dilakukan pembebanan dengan motot 1 hp
(754.7 watt). Pada praktikum kali ini di lakukan pengukuran pada pengaruh beban terhadap
putaran, tegangan dan Arus.
Pada perbandingan pertama pengaruh Beban Terhadap Putaran, terlihat bahwa semakin
besar beban maka semakin kecil nilai putarannya. Saat PLTA di bebankan dengan motor, nilai
beban dan putaran turun cukup drastis dibandingkan beban tertinggi dengan menggunakan
lampu. Hal ini terjadi pada bukaan valve 75% maupun 50%.
Kemudian untuk perbandingan Beban Terhadap Tegangan, diperoleh hasil yang sama
seperti pada putaran, semakin besar beban maka semakin kecil nilai tegangannya. Pada bukaan
75% memiliki rerata nilai tegangan yang lebih tinggi dibanding bukaan 50%.
Perbandingan antara Beban Terhadap Arus dimana semakin besar beban yang dikasih
maka arusnya akan semakin besar. Pada bukaan 75% memiliki rerata nilai tegangan yang lebih
tinggi dibanding bukaan 50%.
Putaran yang dihasilkan itu berpengaruh terhadap arus dan tegangan jika dibandingkan
semakin cepat putaran maka tegangan akan semakin besar dan arus semaik kecil.putaran pada
generator disebabkan karena di kopel dengan turbin, jika putaran turbin lebih cepat maka
putaran genertor juga semakin cepat, dimana hal tersebut ditentukan oleh bukaan valve yang
dipakai atau dibuka.
Berdasarkan diatas besarnya bukaan valve sangat menentukan terhadap parameter yang
didapatkan, dikarena besarnya bukaan valve itu menentukan seberapa besar air yang mengalir
pada turbin dan berpengaruh terhadap putaran jika semakin besar bukaannya maka putaran
akan semakin cepat, tegangan semakin besar dan arus juga semakin besar.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulakan :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang
mengubah energi mekanik air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik.
2. Konsep kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan tenaga yang dimiliki
oleh air untuk dapat beroperasi.
3. Komponen komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
4. Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari energy mekanik air, harus melalui
beberapa tahapan perubahan energi
5. PLTA memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
6. Bukaan valve pada turbin mempengaruhi beberapa parameter lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Air. (http://teknik-listrik-
unbari.blogspot.com/2013/02/pembangkit-listrik-tenaga-air.html, diakses 16 Mei
2013).
Anonim2. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Air.
(http://www.anneahira.com/pembangkit-listrik-tenaga-air.htm, diakses 16 Mei 2013).
Anonim3. 2013. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air.
(http://4bri.blogspot.com/2012/11/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html, diakses
16 Mei 2013).
Anonim4. 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA altenatif Energi Masa
DepanIndonesia.(http://indone5ia.wordpress.com/2011/05/13/pembangkit-listrik-
tenaga-air-plta-alternatif-energi-masa-depan-indonesia/, diakses 16 Mei 2013).

Anda mungkin juga menyukai