Stroke
Stroke
Stroke
Dosen :
Rara Merindra Puspitasari, S.Si., M.Farm
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Eva Surianti
Erdina Siringo Ringo
Merry Nur Octavia
Yohana Patient Sidabutar
Adinda Mulyawati Pasaribu
FARMASI KELAS B
13330062
13330093
13330100
13330106
13330116
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Yang atas rahmatNya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini .
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Farmakoterapi di Institut Sains dan Teknologi Nasional
Jakarta. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini,
khususnya kepada :
1. Ibu Rara Merindra Puspitasari, S.Si., M.Farm selaku dosen mata kuliah
Farmakoterapi
2. Rekan-rekan kelompok kami.
3. Semua pihak yang tak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
dalam penulisan makalah ini.
bantuan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang
sesuai dengan daerah otak yang terganggu.Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan
yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu, tampak
adanya kecenderungan peningkatan insidennya .
Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang.Di dunia penyakit stroke
meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian
yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di
Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000 diantaranya dengan serangan berulang.
Menurut WHO, ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan
terbanyak adalah usia tua dengan kematian rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun.
(Goldstein,dkk 2006; Kollen,dkk 2006; Lyoyd-Jones dkk,2009).Jumlah penderita stroke di
Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Stroke merupakan penyakit nomor tiga yang
mematikan setelah jantung dan kanker.Disamping itu, stroke juga merupakan penyebab
kecatatan.Sehingga keadaan tersebut menempatkan stroke sebagai masalah kesehatan yang
serius.
Rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala stroke,
belum optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi untuk pencegahan
stroke ulang yang rendah merupakan permasalahan yang muncul pada pelayanan stroke di
Indonesia. Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian stroke baru,
tingginya angka kematian akibat stroke, dan tingginya kejadian stroke ulang di Indonesia
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2008).
2. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian stroke itu ?
b. Bagaimana mekanisme obat untuk penyakit stroke ?
c. Bagaimana terapi Farmakologi ?
d. Golongan obat dari penyakit stroke seperti apa ?
3. Tujuan
a. Dapat mengetahui pengetian dari penyakit stroke
b. Dapat mengetahui mekanisme kerja obat nya
c. Dapat mengetahui terapi faramakologi nya
d. Dapat mengetahui golongan obat dan contoh obat nya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Stroke
Terapi trombolitik
Obat-obat trombolitik digunakan untuk melarutkan gumpalan darah (trombi). Gumpalan
darah dapat terbentuk pada semua pembuluh darah, namun ketika terbentuk di pembuluh
darah koroner, serebral atau pulmonal, akan mengancam hidup, trombi koroner dapat
menyebabkan infark miokard, trombi pembuluh darah serebral dapat menyebabkan stroke,
tromboemboli pulmoner dapat menyebabkan gagal jantung dan gagal napas. Oleh karena itu,
penting untuk mendiagnosis cepat dan menangani gumpalan darah.
Mekanisme Thrombolisis
Obat trombolitik melarutkan gumpalan darah dengan mengaktifkan plasminogen
yangmembentuk produk yang disebut plasmin.Plasmin adalah enzim penghancur proteinyang
dapat memutuskan ikatan antara molekul fibrin, yang menyusun gumpalandarah.Karena
mekanisme ini, obat trombolitik disebut juga aktivator plasminogendan obat fibrinolitik.
Ada tiga kelas utama obat fibrinolitik, yaitu Aktivator Plasminogen Jaringan (tPA), Streptokinase
(SK), dan Urokinase (UK). Meskipun obat-obat ini dapat melarutkan gumpalan darah namun
berbeda dalam mekanismenya.
Gambar di atas menggambarkan mekanisme fibrinolitik tPA dan SK. Turunan tPA adalah obat
trombolitik yang paling sering digunakan terutama untuk gumpalan darah di koroner dan
pembuluh darah serebral, karena kekhususannya mengaktifkan plasminogen yang terikat di
fibrin. Mekanisme tPA menghancurkan gumpalan yaitu tPA terikat ke fibrin di permukaan
gumpalan darah, mengaktivasi plasminogen yang terikat ke fibrin. Plasmin dilepaskan dari
plasminogen yang terikat fibrin, kemudian molekul fibrin dihancurkan oleh plasmin dan
gumpalan terlarut.
Plasmin adalah protease yang dapat menghancurkan molekul fibrin, sehingga dapat
melarutkan gumpalan. Namun, penting dicatat bahwa plasmin juga menghancurkan protein
sistemik lain termasuk fibrinogen. Namun karena spesifitas fibrin yang dihancurkan oleh tPA,
pelarutan gumpalan dari fibrinogen sirkulasi lebih sedikit daripada SK dan UK. Meskipun tPA
cenderung selektif untuk plasminogen yang terikat pada fibrin, tPA mengaktifkan plasminogen
sirkulasi dengan melepaskan plasmin yang menyebabkan penghancuran fibrinogen sirkulasi
dan menimbulkan keadaan fibrinolitik sistemik. Dalam keadaan normal, 2-antiplasmin yang
bersirkulasi dalam darah menginaktifkan plasmin tetapi dosis terapetik tPA dan SK
menyebabkan pembentukan plasmin berkurang untuk mengatasi konsentrasi 2-antiplasmin
yang bersirkulasi. Secara ringkas, meskipun tPA relatif selektif bekerja pada fibrin gumpalan
darah, tetapi dapat memicu keadaan lisis sistemik dan perdarahan yang tidak diharapkan.
SK bukan protease dan tidak memiliki aktivitas enzimatik, namun membentuk kompleks
dengan plasminogen yang melepaskan plasmin. Berbeda dengan tPA, SK tidak terikat
terutama pada fibrin gumpalan darah dan oleh karena itu terikat secara seimbang pada
plasminogen yang bersirkulasi maupun yang tidak bersirkulasi. Oleh karena itu, SK
memproduksi fibrigenolisis dan fibrinolisis gumpalan signifikan. Karena alasan ini, tPA lebih
disukai sebagai agen trombolitik daripada SK, terutama untuk melarutkan gumpalan di koroner
dan pembuluh darah serebral. Karena SK dibuat dari streptococci, pasien yang memiliki
riwayat infeksi streptococci membutuhkan dosis SK yang lebih tinggi untuk memproduksi
trombolisis.
Penting dicatat bahwa efektivitas obat trombolitik bergantung pada umur gumpalan.Gumpalan
yang lebih lama memiliki fibrin yang berhubungan silang dan lebih padat.Oleh karena itu,
gumpalan lebih sulit dilarutkan. Untuk mengobati infark miokardial akut, obat trombolitik
idealnya diberikan dalam 2 jam pertama. Lebih dari itu, efektivitasnya berkurang dan dosis
yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mencapai lisis yang diharapkan.
Penggunaan Alteplase (Recombinant
pada terapi Acute Ischemic Stroke
Tissue
Plasminogen
Activator
(rt-PA))
Strategi terapi :Pendekatan pertama yang dilakukan pada pasien yang diduga mengalami
stroke akut adalah memastikan bahwa pasien telah mendapatkan bantuan pada pernafasan
dan kerja jantung serta segera lakukan determinasi dengan menggunkan CT scan untuk
menentukan penyebabnya. Pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah, tidak perlu
diterapi terlabih dahulu asalkan tekanan darah tidak mencapai 200/120mmHg atau mempunyai
riwayat acute myocardial infarction (AMI), pulmonary edema, hypertensive encephalopathy.
Jika tekanan darah diterapi, maka gunakan senyawa parenteral , short-acting (labetalol,
niordipine, dan nitroprusside).
NON-FARMAKOLOGIS :Jika terjadi infarction yang lebar, bias digunakan craniectomy untuk
membebaskan (menurunkan) peningkatam tekanan. Pada beberapa kasus cerebral infraction
dengan peningkatan yang cukup signifikan, maka dapat dilakukan operasi decompressi.
FARMAKOLOGIS :Pada dasarnya hanya ada dua jenis senyawa farmakologis (obat) yang
direkomendasikan dengan level rekomendasi A, yaitu recombinant tissue plasminogen
activator (rtPA) pada 3 jam onset dan aspirin ada 48 jam.
1. Alteplase
(recombinant
tissue
plasminogen
activator
(rt-PA))
Indikasi : terapi trombolitik pada myocardial infraction akut dan pada massive pulmonary
embolism akut dengan haemodynamic instability. Terapi pada ischemic stroke akut. Terapi
harus dilakukan selama tiga (3) jam onset terjadinya simptom dan setelah dipastikan tidak
mengalami intracranial hemorrage stroke dengan CT scan.
Kontra Indikasi : sama halnya dengan senyawa trombolitik, rtPA tidak boleh digunakan
pada pasien yang mengalami resiko tinggi haemorhage, pasien yang menerima
antikoagulan oral (warfarin), menunjukkan atau mengalami perburukan pendarahan, punya
riwayat stroke atau kerusakan susunan saraf pusat, Haemorhage retinopathy, sedang
mengalami trauma pada external jantung (<10 hari), arterial hipertensi yang tidak
terkontrol, adanya infeksi bakteri endocarditis, pericarditis, pancreatitis akut, punya riwayat
ulcerative gastrointestinal disease selama 3 bulan terakhir, oesophageal varicosis, arterial
aneurisms, arterial/venous malformation, neoplasm dengan peningkatan resiko
pendarahan, pasien gangguan hati parah termasuk sirosis hati, portal hypertension
(oesophageal varices) dan hepatitis aktif, setelah operasi besar atau mengalami trauma
yang signifikan pada 10 hari, pendarahan cerebral, punya riwayat cerebrovascular disease,
intracranial neoplasm, arteriovenous malformation, pendarahan internal aktif.
Dosis : dosis yang direkomendasikan 0,9mg/kg (dosis maksimal 90 mg) secara infusi
selama 60 menit dan 10% dari total dosis diberikan secara bolus selama 1 menit.
Pemasukan dosis 0,09 mg/kg (10% dari dosis 0,9mg/kg) secara iv bolus selama 1 menit,
diikuti dengan 0,81 mg/kg (90% dari dosis 0,9mg/kg) sebagai kelanjutan infus selama lebih
dari 60 menit. Heparin tidak boleh dimulai selama 24 jam atau lebih setelah penggunaan
alteplase pada terapi stroke.
Aturan Pakai : diberikan sesegera mungkin dalam 3 jam onset simptom.
Efek Samping :1% sampai 10% : kardiovaskular (hipotensi), susunan saraf pusat (demam),
dermatologi (memerah(1%)), gastrointestinal (GI hemorrhage (5%), nausea, vomiting),
Kelompok obat trombolitik digunakan pada infark miokardial akut, stroke thrombotik
serebrovaskular dan embolisme pulmoner.Untuk infark miokardial akut, aktivator plasminogen
jaringan secara umum lebih disukai dari streptokinase.
-
Alteplase (Activase; rtPA) adalah bentuk rekombinan dari tPA manusia. Alteplase memiliki
waktu paruh pendek (5 menit) dan oleh karena itu diberikan secara bolus intravena diikuti
dengan infus.
Retaplase (Retavase) dibuat secara genetik, turunan yang lebih kecil dari tPA
rekombinan yang telah ditingkatkan potensinya dan bekerja lebih cepat dari rTPA.
Retaplase biasanya diberikan sebagai injeksi bolus IV. Retaplase digunakan pada infark
miokardial akut dan embolisme paru.
Tenecteplase (TNK-tPA) memiliki waktu paruh yang lebih panjang dan afinitas ikatan yang
lebih besar untuk fibrin daripada rTPA. Karena kwatu paruh yang lebih panjang, dapat
diberikan secara IV bolus. TNK-TPA hanya digunakan pada infark miokardial akut.
Streptokinase
Streptokinase dan anistreplase digunakan pada infark miokardial akut, thrombosis vena
dan aterial, dan embolisme paru.Ikatan ini antigenik karena diturunkan dari bakteri
streptokokus. Streptokinase alami (SK) bekerja kurang spesifik sehingga kurang diminati
sebagai obat trombolitik daripada tPA karena menyebabkan banyak fibrigenolisis.
-
Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus
dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah di luar tubuh pada pemeriksaan
laboratorium atau tranfusi. Antikoagulan oral dan heparin menghambat pembentukan fibrin
dan digunakan sebagai pencegahan untuk mengurangi insiden tromboemboli (masuknya
udara pada aliran darah) terutama pada vena.
Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
1) Heparin
Heparin memulai antikoagulasi dengan cepat, namun mempunyai masa kerja
yang singkat.Sekarang seringkali diacu sebagai heparin standar atau tidak
terfraksinasi, untuk membedakannya dengan heparin bobot molekul rendah.
PENGOBATAN.Untuk pengobatan awal thrombosis vena-dalam dan
embolisme paru, heparin diberikan sebagai dosis muatan intravena, diikuti dengan
infus intravena yang berkesinambungan (menggunakan pompa infus) atau secara
injeksi subkutan yang intermiten.Penggunaan injeksi intravena yang intermiten tidak
lagi disarankan. Anti koagulan oral (biasanya warfarin) dimulai pada waktu yang sama
dengan heparin ( yang perlu dilanjutkan paling tidak selama 3 hari, sampai
antikoagulan oral tersebut telah memberikan efek). Pemantauan secara laboratoris
(sebaiknya setiap hari) penting sekali.Heparin juga digunakan untuk penatalaksanaan
infark miokard, angina tidak stabil, dan oklusi perifer akut.
PROFILAKSIS. Pada pasien yang mengalami bedah umum, heparin dosis
rendah lewat injeksi subkutan banyak dianjurkan untuk mencegah thrombosis venadalam paska-bedah dan embolisme paru pada pasien risiko tinggi (missal pasien
dengan obesitas, penyakit keganasan, riwayat thrombosis vena-dalam atau embolisme
paru, pada pasien di atas 40 tahun, atau yang dengan gangguan trombofilik atau yang
mengalami bedah besar atau rumit). Dengan regimen profilaktik baku ini, tidak
diperlukan pemantauan secara laboratoris.Untuk mengatasi peningkatan risiko pada
bedah ortopedik mayor, dapat digunakan regimen dosis yang disesuaikan (dengan
pemantauan) atau dapat dipilih heparin bobot molekul rendah.
SIRKUIT EKSTRAKORPOREAL. Heparin juga digunakan dalam
pemeliharaan sirkuit ekstrakorporeal pada bedah kardiopulmoner atau hemodialysis.
PENDARAHAN.Jika terjadi perdarahan, biasanya cukup dengan
menghentikan heparin.Tetapi, jika efek heparin perlu dihentikan dengan cepat,
protamine sulfat merupakan antidote spesifiknya (tetapi hanya menghentikan sebagian
efek heparin bobot molekul rendah.
Indikasi: Pengobatan thrombosis vena-dalam dan embolisme paru, angina tak
stabil, profilaksis pada bedah umum, infark miokardPeringatan: gangguan hati dan
ginjal (hindarkan bila berat); kehamilan
TROMBOSITOPENIA.Trombositopenia yang secara klinis penting adalah
yang diperantarai system imun, dan biasanya tidak terjadi sampai setelah 6-10 hahir.
Ini mungkin disertai dengan thrombosis. Disarankan menghitung angka trombosit bagi
pasien yang mendapat heparin lebih dari 5 hari (dan heparin harus segera dihentikan
pada pasien yang mengalami trombositopenia)Pasien yang memerlukan antikoagulasi
lebih lanjut sebaiknya diberi suatu heparinoid seperti danaparoid; alternatifnya heparin
bobot molekul rendah (tetapi dapat terjadi reaksi silang), warfarin atau epoprostenol.
(penggumpalan darah) yang telah digunakan sejak lama dan terbukti efektif
mengurangi risiko stroke (mencapai 64 persen).Hanya saja, seperti kata Santoso,
seringkali kepatuhan pengobatan jangka panjang menjadi kurang optimal karena
antikoagulan tradisional membutuhkan kontrol darah dan penyesuaian dosis terus
menerus, diet khusus, serta adanya kekhawatiran terjadi interaksi obat.Dan, di sinilah
Rivaroxaban melengkapi kekurangan ini.
Rivaroxaban ditemukan oleh Bayer HealthCare di Jerman.Ia adalah penghambat
faktor Xa oral yang merupakan unsur penting dalam proses koagulasi (penggumpalan
darah). Penemuan ini dilanjutkan oleh penelitian dan pengembangan selama dua tahun
pun dilakukan secara bersama oleh Bayer HealthCare dan Johnson&Johnson
Pharmaceutical R&D, L.L.C. Penelitian dilaksanakan di 45 negara, 1178 lokasi, dan
melibatkan 14,264 pasien.
Rivaroxaban dengan dosis satu kali sehari berhasil menunjukkan efektifitas yang
sebanding dengan Warfarin (obat yang biasa digunakan untuk fibrilasi atrium) dalam
melindungi pasien dari serangan stroke.
Dalam analisa data pada masa pengobatan, Rivaroxaban terbukti lebih baik dari
Warfarin.
Rivaroxaban menunjukkan angka kejadian signifikan yang jauh lebih rendah untuk
kejadian pendarahan fatal dan pendarahan intrakranial.
Rivaroxaban menunjukkan tren infark miokard yang sangat sedikit dan jauh lebih
rendah dibanding dengn Warfarin.
Secara awam, bisa dibilang Rivaroxaban menunjukkan reaksi pengobatan yang cepat
dengan respon dosis yang dapat diperkirakan, memiliki bioavailabilitas tinggi, tidak
membutuhkan pengawasan koagulasi, serta memiliki risiko interaksi obat dan makanan
yang terbatas. Dengan kata, ia menambal kekurangan pada metode-metode terapi
lama. Saat ini, penggunaan Rivaroxaban telah disetujui di lebih dari 110 negara dan telah
diluncurkan di 85 negara, dan kini termasuk Indonesia. Harganya? Allen Doumit, Direktur
PT Bayer Indonesia, mengatakan Rivaroxaban akan dijual seharga Rp34.500.
Efek samping utama Rivaroxaban adalah perdarahan, sama dengan obat-obatan
antikoagulan lain. Dengan perluasan indikasi ini, Rivaroxaban merupakan antikoagulan
baru dengan indikasi terluas.Saat ini, FDA juga tengah meninjau 2 indikasi lainnya, yaitu
untuk sindrom koroner akut dan trombosis stent.
Mekanisme Kerja Obat ini memiliki cara kerja yang cepat dengan respons dosis yang
dapat diperkirakan dan dengan bioavalibilitas tinggi tidak diperlukan pengawasan atas
pengentalan darah dan juga dengan potensi terbatas terjadinya interaksi dengan makanan
dan obat-obatan.
Dosis XARELTO TABLET 20 MG; Xarelto tablet, PT. Bayer Healthcare.oral inhibitor
faktor Xa , yang meliputi Rivaroxaban (Xarelto ), apixaban, betrixaban , edoxaban dan
eribaxaban
b. Dabigantaran
Antikoagulan lama yang lebih sering digunakan para dokter adalah kelompok VKA,
Vitamin K antagonis (warfarin, acenocoumarol, phenprocoumon). Tingkat puncak yang
dicapai 1,25-3 jam setelah asupan dengan paruh eliminasi dari 12 sampai 17 jam.
Dabigatran etexilate, sebuah prodrug dari dabigatran, dengan cepat terserap dalam
usus dan terkonversi menjadi dabigatran dalam enterosit, vena portal dan hati oleh
mekanisme independen dari jalur sitokrom P-450. Obat tersebut memiliki plasma paruh 14
-17 jam, yang memungkinkan dosis sekali hingga dua kali sehari. Tingkat puncak yang
dicapai 1,25-3 jam setelah asupan.
Kapsul obat dabigatran terdiri dari butiran kecil (0,8 mm) dengan dilapisi asam tartarat.
Asam tartarat menciptakan lingkungan mikro asam yang memungkinkan penyerapan
independen dari pH lambung, tetapi bisa berefek 6% - 12% pasien mengalami dispepsia.
Eliminasi dabigatran 80% melalui ginjal, dan 20% sisanya dengan melalui empedu setelah
terkonjugasi menjadi metabolit aktif di hati. Dabigatran kontraindikasi pada pasien dengan
gagal ginjal berat dan kehati-hatian penggunaannya pada pasien dengan insufisiensi ginjal
sedang. Meskipun belum ada bukti terkait hepatotoksisitas, penggunaan sebaiknya
kontraindikasi pada pasien dengan insufisiensi hati yang berat karena 20% dari eliminasi
melalui sistem hepatobiliary (Stangier et al, 2008; Douketis JD, 2011).
Dabigatran menyebabkan perpanjangan aPTT dan PT1-4 jam setelah pemberian. Saat
ini belum ada antidotum dabigatran yang dapat diberikan kepada pasien yang mengalami
pendarahan.Saat ini, belum ada bukti bahwa dabigatran terkait pendarahan dikaitkan
dengan konsekuensi klinis yang lebih serius daripada VKA terkait perdarahan. Pada
Oktober 2010,Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyetujui
penggunaan dabigatran untuk pencegahan primer dan pencegahan sekunder stroke (dan
pencegahan emboli sistemik) pada pasien Fibrilasi Atrial. Uji coba klinis inhibitor trombin
dan baru inhibitor faktor Xa untuk pencegahan stroke pasien AF menunggu 7 hari sampai 4
minggu setelah serangan stroke, mungkin upaya menghindari komplikasi perdarahan
serebral.
Efek samping adalah anemia, trombositopenia, hipersensitivitas, hematoma,
perdarahan, epistaksis, hemoptisis, gangguan GI, gangguan fungsi hati, hemartosis,
hematuria, hematoma traumatik.
Mekanisme kerja seperti mula kerja dabigatran relatif cepat, interaksi dengan obat lain
dan makanan lebih sedikit dibandingkan warfarin, dan tidak membutuhkan pemantauan
labratorium yang intensif.
DOSIS Nama dagang PRADAXAPradaxa kapsul 110 mg, 150 mg, 75 mg.
c. Fandaparin
standar perawatan. Penggunaan Vitamin K antagonis untuk jangka waktu yang lama
sangatlah efektif, terbukti mencegah serangan stroke pada dua dari tiga penderita fibrilasi
atriumi.Meski efektif, VKA memiliki beberapa keterbatasan yang mengurangi upaya jangka
panjang untuk melindungi pasien AF dari stroke. Beberapa masalah dari VKA mencakup
tingkat koagulasi yang tidak dapat diprediksi, perlunya memantau darah secara rutin dan
penyesuaian dosis, serta interaksi obat dan pembatasan makanan ii..Penelitian terkini telah
menghadirkan anti-koagulan oral non-VKA yang dapat digunakan sebagai pengganti
vitamin K antagonis.Hingga saat ini, perkembangan terbaru tersebut mencakup inhibitor
langsung trombin dan penghambat langsung Faktor Xa.Obat non-VKA ini memiliki lebih
interaksi yang jauh lebih sedikit sehingga tidak dibutuhkan pemantauan.
EFEK SAMPING dari obat ini seperti ada beberapa kasus kecil, konsumsi suplemen
vitamin K yang berlebihan dapat memicu anemia dan sakit kuning.
Mekanisme Kerja dari obat ini pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas
farmakodinamik, tetapi pada penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk
meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yang berlangsung di hati.
Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab
vitamin K harus merangsang pembentukan faktor- faktor pembekuan darah lebih dahulu.
DOSIS Pada umumnya, dosis untuk mengobati defisiensi vitamin K pada pasien dewasa
adalah 10-40 mg per hari.
4. Terapi Antiplatelet
Antiplatelet adalah obat yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga
menyebabkan terhambatnya pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan pada
sistem arteri yang bekerja mencegah pelekatan (adhesi) platelet dengan dinding pembuluh
darah yang cedera atau dengan platelet lainnya, yang merupakan langkah awal
terbentuknya trombus.
Golongan obat anti-platelet :
1. Cyclooxygenase inhibitors (COX inhibitors)
Mekanisme kerja nya adalah dapat menghambat sintesis tromboksan A, dari
asam arakidonat dalam trombosit oleh asetilasi ireversibel dan inhibisi
siklooksigenase.
Indikasinya Menurunkan resiko TIA (Transient Ischemic Attact) atau stroke
berulang pada penderita yang pernah menderita iskemi otak yang diakibatkan
embolus.
Contohnya seperti Aspirin, yang dalam dosis rendah aspirin untuk pencegahan
pada penyumbatan aliran darah ke otak atau pada penyakit pembuluh darah jantung.
Dosis tunggal 150 300 mg diberikan segera mungkin setelah terjadinya kerusakan
sel. Kemudian dilanjutkan dengan dosis penjagaan 75 mg sehari. Efek samping yang
diberikan seperti bronkospasme, gangguan saluran pencernaan.
2. Adenosine Diphosphate (ADP) receptor inhibitor
- Clopidogrel
Merupakan tienopiridine derivat. Efek anti trombotiknya lebih bagus dari pada
ticlopidine. Clopidogrel mencegah adenosin diphospate yang merupakan media
Ticlopidine
Mekanisme kerjanya menghalangi ikatan antara platelet dengan fibrinogen
yang diinduksi oleh ADP (Adenosin DiPospat) secara irreversibel, serta
menghalangi interaksi antara platelet yang mengikutinya. Proses ini menyebabkan
penghambatan pada agregasi platelet dan pelepasan isi granul platelet.
Indikasinya Mengurangi resiko stroke trombotik pada penderita yang pemah
mengalami prekursor stroke atau pemah mengalami stroke merupakan pilihan bila
terjadi intoleransi terhadap aspirin.
3. Phosphodiesterase inhibitors
- Cilustrazol
Mekanisme kerjanya Dengan fokus terapeutik pada peningkatan cAMP.
Peningkatan cAMP menghasilkan peningkatan dalam bentuk aktif pKa yang
secara langsung berhubungan dengan agregasi trombosit atau cara mencegah
pembekuan darah dan melebarkan pembuluh darah pada area kaki yang
mengalami nyeri sehingga pembuluh darah tersebut menjadi relaks dan sirkulasi
aliran darah meningkat.
Indikasinya dapat menghilangkan berbagai macam iskemia seperti ulkus, nyeri
dan rasa dingin akibat penyakit arterial oklusif kronis .
Dosis 100 mg sebanyak dua kali dalam sehari. Obat ini harus dikonsumsi
setengah jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.
4. Glycoprotein IIB / III A inhibitors
- Tirafiban
Mekanisme kerjanya dapat menghambat spesifik terhadap pengikatan
fibrinogen pada reseptor GP-Iib/IIIa dari trombosit.Indikasinya Mencegah
penggumpalan darah atau serangan jantung.
Dosis UA/NSTEMI (Unstable Angina/Non ST-Elevation Myocardial Infarction):
a. 0.4 mcg/kg/menit IV untuk 30 menit.
b. Diikuti dengan 0.1 mcg/kg/menit infus IV, dikali setidaknya 48 jam
c. Infus bisa dilanjutkan melalui angiography dan dilakukan sebanyak 12-24 hari
setelah angioplasty/atherectomy.
d. Durasi maksimum: 108 hari
Angioplasty/atherectomy tanpa pengobatan untuk UA/NSTEMI:
1. 10 mcg/kg IV diberikan selama 3 menit dengan segera sebelum prosedur
dilakukan.
Abciximab (ReoPro)
Obat ini bekerja dengan cara mencegah terjadinya penggumpalan sel darah
(yang disebut platelet) dalam darah, dan digunakan untuk pengobatan infaksi
myocardial dan pencegahan agregasi platelet.
Indikasinya untuk pengobatan infarksi myocardinal, membantu percutaneous
coronory intervention (PCI), dan angina yang tak stabil.
Dosis wal dewasa dengan pemberian intravena 250 microgram/kg, kemudian
dilanjutkan dengan infuse intravena 125 nanogram/kg/menit (maksimal 10
microgram/menit). Untuk pencegahan pada komplikasi iskemi dimulai 10 60
menit melalui infuse selama 12 jam.
Efek samping perdarahan, mual, muntah, hipotensi, bradikardi, nyeri
kepala.Contoh lainya seperti Eptifibatide (Integtrilin), dll .
penurunan tekanan darah jangan melebihi 20-25%. Kriteria obat antihipertensi yang ideal
adalah kerja cepat dan reversibel, efek dapat diprediksi dan dikendalikan, rasio terapeutik:
toksik rendah, mempunyai efek vasodilatasi serebral yang minimal, tidak mempunyai efek
penekanan pada sistem saraf pusat, tidak menurunkan tekanan darah pada penumbra,
mudah didapat dan relatif terjangkau.
Obat antihipertensi intravena yang dapat menjadi pilihan antara lain: Labetalol,
Nikardipin, Diltiazem, dan Esmolol.
Obat antihipertensi per oral yang dapat menjadi pilihan antara lain :
- ACE inhibitor
*Captropil
Mekanisme kerja nya menghambat produksi hormon angiotensin 2. Hasilnya akan
membuat dinding pembuluh darah lebih rileks sehingga dapat menurunkan tekanan
darah, sekaligus meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung. Obat ini dapat
digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya.
Dosis yang diberikan 12,5-25 mg 2-3 kali sehari.
*Lisinopril
Dosis yang diberikan 10-40 mg per hari
- Antagonis angiotensin II
*Losartan
Mekanisme kerjanya cara melemaskan pembuluh darah agar darah bisa mengalir lebih
mudah. Dengan menurunkan tekanan darah bisa mencegah terjadinya serangan
jantung, stroke, dan gangguan ginjal.Selain hipertensi, losartan juga digunakan dalam
penanganan gagal jantung dan gangguan ginjal pada penderita diabetes.
Dosis yang diberikan 50 mg 1 kali sehari.
*Valsartan
Dosis yang diberikan 80/ 160 mg perhari.
- Beta-Blocker / Alfa Blocker
*Propanolol
Mekanisme kerjanya obat yang digunakan untuk mengatasi sejumlah masalah pada
jantung. Obat ini dapat membantu mencegah ritme jantung yang tidak normal pada
penderita aritmia, melindungi jantung dari serangan jantung, meredakan nyeri dada
pada penderita angina, dan menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.Propranolol masuk ke dalam kelompok obat penghambat beta. Obat ini
memiliki efek pada pembuluh darah dan jantung. Propranolol dapat menurunkan
aktivitas otot jantung sehingga detak dan tekanan jantung akan menjadi lebih rendah.
Dosis yang diberikan :
Kondisi
Gangguan kecemasan
Angina dan migrain
Hipertensi
Serangan jantung akut
Aritmia, tirotoksikosis,
takikardia akibat
kecemasan
Dosis
40 mg per hari dan pada kasus tertentu dosis dapat
dinaikkan hingga 120 mg per hari.
80 mg per hari dan pada kasus tertentu dosis dapat
dinaikkan hingga 240 mg per hari.
160 hingga 320 mg per hari tergantung respons pasien.
120-160 mg per hari.
30 hingga 160 mg per hari
Mekanisme kerja adalah Zat ini bekerja local dengan mengendapkan protein darah
sehingga perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya
zat ini dinamakan juga stypic.
Indikasi adalah Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler
tetapi kurang efektif bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.
Contoh Obat : Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.
3) Koagulan
Mekanisme kerja adalah Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan
hemostatis dengan 2 cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi
thrombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
Contoh Obat : Russells viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik local
dan dapat digunakan umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien
hemofilia. Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1 % dan
ditekankan
pada
alveolus
sehabis
ekstrasi
gigi,
zat
ini
tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak
boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya emboli.
4) Vasokonstriktor
Mekanisme Kerja adalah Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi , dapat
digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
Cara pemakaian : Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang telah
dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yang berdarah.
B. Hemostatik Sistemik
Dengan memberikan transfuse darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan dengan
segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah
yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah perbaikan volume
sirkulasi. Perdarahan yang disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat
diatasi dengan mengganti/ memberikan faktor pembekuan yang kurang.
1)
Faktor anti hemoflik (faktor VIII) dan cryoprecipitated anti Hemophilic Factor Indikasi
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada
penderita hemofilia A ( defisienxi faktor VIII) yang sifatnya herediter dan pada
penderita yang darahnya mengandung inhibitor factor VII
Efek samping adalah Cryoprecipitated antihemofilik factor mengandung fibrinogen
dan protein plasma lain dalam jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat
faktor IIIV, sehingga kemungkinan terjadi reaksi hipersensitivitas lebih besar pula.
Efek samping lain yang dapat timbul pada penggunaan kedua jenis sediaan ini
adalah hepatitis virus, anemi hemolitik, hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam.
Cara pemakaian adalah Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan
IV biasanya digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia.
Biasanya hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB. Untuk
perdarahan ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis tunggal 10 unit/kg
BB. Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan kadar anti hemofilik
sekurang kurangnya 50% dari normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-25%
dari normal untuk 7-10 hari.
2)
kompleks Faktor X
Indikasi adalah Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil
protein plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila
diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah
perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya hepatitis preparat ini
sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia.
Efek samping adalah Thrombosis, demam, menggigil, sakit kepala, flushing, dan
reaksi hipersensivitas berat (shok anafilaksis).
Dosis Kebutuhan tergantung dari keadaan penderita. Perlu dilakukan pemeriksaan
pembekuan sebelum dan selama pengobatan sebagai petunjuk untuk menentukan
dosis. 1 unit/KgBB meningkatkan aktivitas factor IX sebanyak 1,5%, selama fase
penyembuhan setelah operasi diperlukan kadar factor IX 25-30% dari normal
3) Vitamin K
Mekanisme kerja: Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas
farmakodinamik, tetapi pada penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk
meningkatkan biosintesis beberapa factor pembekuan darah yang berlangsung di
hati. Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan
efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor- faktor pembekuan
darah lebih dahulu.
Indikasi : Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi
vitamin K.
Efek samping : Pemberian filokuinon secara intravena yang terlalu cepat dapt
menyebabkan kemerahan pada muka, berkeringat, bronkospasme, sianosis, sakit
pada dada dan kadang menyababkan kematian.
Perhatian : Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K,
berkurangnya bakteri yang mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian
antikoagulan tertentu. Pada bayi baru lahir hipoprotrombinemia dapat terjadi
terutama karena belum adanya bakteri yg mensintesis vit. K
Sediaan : Tablet 5 mg vit. K (Kaywan)
Dosis : 1-3 x sehariuntuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya
3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia
4) Asam aminokaproat
Mekanisme kerja : Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari
activator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan
menghancurkan fibrinogen/ fibrin dan faktor pembekuan darah lain. Oleh karena itu
asam amikaproat dapat mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisisyang
berlebihan.
Indikasi : Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan
thrombus yang mungkin bersifat fatal hanya digunakan untuk mengatasi perdarahan
fibrinolisis berlebihan
Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari
kandung kemih.
Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan
sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam mulut.
Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan
efek trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator
plasminogen.
Cara pemakaian : Dapat diberikan secara peroral dan IV
Indikasi
1
2
3
Hipermenorrhea
Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
7. Neuroprotektan
Obat-obat neuroproktetan berfungsi untuk mencegah kerusakan sel otak paska stroke.
- CITICOLINE
Mekanisme kerjanya sebagai prekursor membran sel telah banyak dipelajari dalam
percobaan dengan hewan.Otak menggunakan citicholine lebih banyak untuk sintesa
asetilkolin daripada untuk pembentukan phosphatidylcholine.Bahkan dalam keadaan
tingkat choline yang rendah di otak, phospatidylcholine dapat dihidrolisa untuk
mendapatkan tambahan choline.Tambahan choline eksogen dapat melindungi struktur dan
integritas membran sel.
Perbaikan membran sel neuron
Citicoline telah banyak diteliti sebagai terapi untuk pasien stroke.Terdapat 3 teori yang
dipostulatkan mengenai bagaimana citicoline dapat membantu penderita stroke.
Perbaikan neuron kolinergik yang rusak melalui potensiasi dari produksi asetilkolin.
Pengurangan dari penumpukan asam lemak bebas pada fokusfokus kerusakan akibat
stroke.
PIRACETAM
Merupakan golongan nootropic agents yang berbentuk bubuk kristal putih dan tidak
berbau. Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan efektifitas dari fungsi telensefalon
otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik. Telensefalon inilah yang
mengatur fungsi kognitif pada manusia (memori, kesadaran, belajar dan lain). Fungsi lain
dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen
pada otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga mempunyai efek
antitrombotik. Oleh karena itu piracetam biasanya digunakan untuk pengobatan stroke,
terutama stroke iskemik Piracetam mempengaruhi aktifitas otak melalui berbagai
mekanisme yang berbeda antara lain Merangsang transmisi neuron di otak, Merangsang
metabolisme otak dan Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi.
Mekanisme kerja piracetam belum diketahui dengan pasti.Para peneliti memperkirakan
kerja piracetam melindungi pasien terhadap hipoksia.Beberapa penelitian penelitian
memperlihatkan bahwa piracetam melindungi otak melalui efek neuronal dan
hemodinamik.Piracetam dapat memperbaiki deformabilitas eritrosit, menurunkan
kekentalan darah dan menurunkan hiperaggregitas trombosit yang dapat menurunkan
kejadian mikroemboli.Literatur lainnya memperlihatkan kemampuan piracetam
memperbaiki daya ingat dan belajar, dengan memfasiliasi pelepasan asetilkolin, sehingga
dapat meningkatkan peredaran darah dan meningkatkan metabolisme energi. Selain itu
piracetam, yang jika dikombinasikan dengan obat lain, akan meningkatkan suplai darah
dan oksigen ke otak. Piracetam juga meningkatkan sintesis sitokrom b5, suatu bagian yang
diperlukan dalam transport elektron di mitokondria.
Piracetam adalah kelompok obat nootropik.Obat ini berfungsi mengobati kondisi
mioklonus, gejala involusi pada lansia, mengatasi alkoholisme kronik dan kecanduan, serta
membantu dalam memulihkan gejala pasca trauma.
Mioklonus adalah kelainan kontraksi otot yang terjadi tanpa disadari, misalnya
cegukan, tremor dan kedutan.Mioklonus bisa disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf
(misalnya epilepsi, stroke dan tumor otak), penyakit metabolism, gagal ginjal, gagal hati,
kondisi autoimun, keracunan dan reaksi terhadap obat-obatan.
Involusi yang terjadi pada orang lanjut usia adalah penurunan daya pikir, penurunan
daya ingat, gangguan adaptasi, astenia, dan kemunduran perilaku psikomotor. Sedangkan
gejala pasca trauma yang bisa diatasi dengan obat ini adalah sakit kepala, vertigo, dan
perasaan cemas atau gelisah.Obat ini memengaruhi otak dan sistem saraf.Piracetam
melindungi bagian otak yang bernama korteks serebri agar tidak kekurangan oksigen.
Korteks serebri bertanggung jawab dalam proses berpikir, persepsi, daya ingat, serta
memiliki peran dalam fungsi motorik (gerakan), kemampuan sosial, bahasa, dan
penyelesaian masalah.
Indikasi nya sindrom yang berkaitan dengan penuaan, seperti defisit memori, astenia,
dan gangguan psikomotor , Sindrom post taumatik, Terapi pada anak-anak dengan
dysleksia dan Kelainan dimana terdapat gangguan peredaran otak seperti iskemia.
Efek samping Rasa gugup, agitasi, iritabilitas, rasa lelah dan gangguan tidur.
Gangguan saluran cerna misalnya: nausea, muntah, diare, dan gastralgia. Yang jarang
terjadi adalah pusing-pusing, sakit kepala, tremor, peningkatan libido.Mulut kering,
penambahan berat badan dan umumnya reaksi hipersensitivitas dermatologik.Dosis
umunya 1 gram 3 x 1 sehari IV atau IM .
BAB III
STUDY KASUS
Antikoagulan telah lama digunakan untuk pencegahan stroke pada pasien dengan fibrillasi atrial (FA).
1 Pada pasien FA dengan skor CHADS2 lebih besar atau sama dengan 2, pemberian antikoagulan
sangatlah dianjurkan untuk mengurangi kejadian serebrovaskular pada pasien dengan FA.
2 CHA2DS2-VASc merupakan akronim dari Congestive heart failure/left ventricular dysfunction,
Hypertension, Age >75 (doubled), Diabetes, Stroke (doubled) - Vascular disease, Age 65-74, and Sex
category (female).
Warfarin, suatu antagonis vitamin bekerja dengan mencegah terbentuknya faktor pembekuan VII, IX, X,
dan II. Penggunaan warfarin efektif menurunkan kejadian stroke pada pasien dengan FA nonvalvular
sebesar 68%. Namun, ada beberapa keterbatasan dalam penggunaan warfarin seperti indeks terapi
yang sempit, banyak ber-interaksi dengan obat lain atau makanan, dan diperlukan pemantauan
laboratorium secara berkala. Hal itu menyebabkan ambang terapi warfarin kurang dari dua pertiga
keseluruhan pasien yang memakainya.
Antikoagulan baru: Dabigatran, Rivaroxaban, dan Apixaban
Seiring dengan berkembangnya pengobatan FA, dikembangkan juga berbagai antikoagulan baru dari
kelas yang berbeda-beda dengan masing-masing keunggulan dan kerugiannya. Target antikoagulan
baru ini berbeda-beda dan ditunjukkan pada gambar 1. Antikoagulan diharapkan memperlihatkan ciri
ideal seperti dapat diberikan per oral satu kali sehari (meningkatkan kepatuhan minum obat), efektif
mencegah kejadian tromboembolik, dikenal sifat farmakokinetiknya, lebih jarang menyebabkan
perdarahan, dan berinteraksi minimal dengan obat/makanan. Dabigatran, rivaroxaban, dan apixaban
adalah contoh jenis antikoagulan baru.
Dabigatran
Dabigatran adalah antikoagulan oral golongan penghambat trombin. Dabigatran eteksilat segera
dihidro-lisasi pada pemberian oral menjadi bentuk aktifnya yaitu dabigatran. Setelah diserap di saluran
cerna, kadar plasma tertinggi dicapai dalam 0,5-2 jam, kemudian obat ini dibuang melalui ginjal. Waktu
paruh dari obat ini berkisar antara 12-17 jam sehingga dabigatran perlu diberikan 2 x sehari.5 Mula
kerja dabigatran relatif cepat, interaksi dengan obat lain dan makanan lebih sedikit dibandingkan
warfarin, dan tidak membutuhkan pemantauan labratorium yang intensif.6 Uji klinis fase III yang dikenal
sebagai RE-LY study membandingkan dabigatran 110 mg atau 150 mg dua kali
BAB IV
PENUTUP
C. Kesimpulan
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang
sesuai dengan daerah otak yang terganggu.Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang
serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu, tampak adanya
kecenderungan peningkatan insidennya.
Mekanisme Pembekuan Darah (trombosit)
Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah
kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka.Pada
saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul
mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan
menutupi luka. Proses pembekuan darah:
1. Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga bersama
darah kemudian menyentuh permukaan-permukaan kasar dan menyebabkan trombosit pecah.
Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut trombokinase.
2. Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin menjadi
enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan tersebut dipengaruhi ion kalsium (Ca+) di dalam
plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut dalam darah yang mengandung
globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya
dibantu oleh vitamin K.
3. Trombin yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benangbenang fibrin.
Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah tidak
mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut dalam darah. Coba Anda
bayangkan, apabila fibrin ini beredar di dalam darah kita tanpa adanya luka, apa yang akan
terjadi? Tentunya akan terjadi banyak penyumbatan darah yang bisa berakibat fatal dalam
tubuh kita.
D. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan nya, kerena terbatas nya
pengetahuan dan kurang nya rujukan atau referensi yang ada hubungan nya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan dan penulisan makalah
dikesempatan-kesempatan berikut nya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khusus
nya juga para pembaca pada umum nya.
DAFTAR PUSTAKA
https://yosefw.wordpress.com/2007/12/17/penggunaan-alteplaserecombinant-tissue-plasminogen-activator-rt-pa-pada-terapi-acuteischemic-stroke/
http://www.alodokter.com
http://www.drugs.com