Thalidomide Dan Vioxx
Thalidomide Dan Vioxx
Thalidomide Dan Vioxx
Dalam tugas ini saya akan membahas mengenai Thalidomide dan Vioxx. Pertama,
mengenai Thalidomide. Apa yang membuat Thalidomide menjadi perbincangan banyak orang?
Atau kasus apa yang berkaitan dengan hal tersebut? Thalidomide adalah turunan asam glutamate,
memiliki nama IUPAC 2-phthalimidoglutarimide; 2-(2,6-dioxo-3-piperidinyl)-1h-isoindole-
1,3(2h)-dione; 2-(2,6-dioxopiperidin-3-yl)-1H-isoindole-1,3(2H)-dione dan juga rumus molekul
C13H10N2O4. Thalidomide memiliki karakteristik berwarna putih, berbentuk kristal, memiliki
kelarutan dalam yang rendah dalam air , etanol, methanol, dan asam asetat glasial.
Thalidomide merupakan obat yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jerman yang
bernama Chemie Grunënthal di Stolberg dekat Aachen. Pada awalnya, obat tersebut
dikembangkan di Jerman pada tahun 1944, 10 tahun sebelum perusahaan tersebut mendapatkan
hak paten. Sumber lain mengatakan bahwa Thalidomide pertama kali disintesis oleh ilmuwan asal
Inggris di University of Nothingham pada tahun 1949. Thalidomide sebagai turunan asam
glutamat, dijelaskan pertama kali oleh Ciba yang merupakan perusahaan Swiss pada tahun 1953.
Namun, penelitian mereka gagal dalam menemukan efek farmakologis.
Seseorang bernama Kunz pada awal tahun 1954 memanaskan bahan kimia yaitu
Phthaloylisoglutamine sehingga mengubah struktur molekulnya. Ia dan Muckter memberi nama
Thalidomide, lalu mencari kondisi yang bisa disembuhkan oleh obat itu. Obat tersebut telah diuji
terhadap hewan seperti tikus dan menghasilkan efek yang rendah, bahkan tidak berfungsi sebagai
penenang. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata obat tersebut tidaklah beracun, bahkan pada dosis
yang sangat tinggi tidak dapat membunuh tikus. Hal inilah yang membuat Muckter memberi kuasa
pada farmakolog perusahaan itu untuk mencoba Thalidomide digunakan sebagai obat penenang
bagi manusia. Alih – alih melakukan berbagai percobaan yang layak dan terkontrol, perusahaan
tersebut mendistribusikan Thalidomide dengan cara memberikan sampel gratis melalui para dokter
dan memberikan pil –pil kepada karyawan mereka. Menurut seorang pengamat mengatakan bahwa
“Thalidomide diperkenalkan melalui metode rolet Rusia. Praktis tidak ada yang diketahui
mengenai obat ini pada saat pemasarannya.”
Thalidomide awalnya digunakan sebagai obat untuk mengatasi insomnia yang dikenal juga
sebagai ‘obat ajaib’. Thalidomide diluncurkan sekitar 1 Oktober 1957 yang diberi nama paten
Contergan. Kemudian pada tahun 1961, Thalidomide menjadi obat penenang paling laris di Jerman
karena penjualannya meliputi separuh dari pendapatan perusahaan. Pada bulan Juli 1957,
perusahaan Distillers atau yang lebih dikenal sebagai produsen minuman beralkohol, mendapatkan
hak untuk memasarkan obat tersebut di seluruh Inggris dengan nama dagang Distaval. Lalu pada
bulan April 1958, Thalidomide mulai dipasarkan ke 46 negara didunia dengan berbagai macam
nama dagang (sedikitnya ada 37 nama). Obat ini meraih sukses dan menjadi popular seperti
aspirin.
Tetapi, Thalidomide dikenal sebagai kisah tergelap pada sejarah penelitian farmasi.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Ibu hamil yang mengonsumsi Thalidomide untuk mengatasi morning
sickness syndrome pada saat kehamilan, melahirkan anak dengan kondisi cacat. Bahkan hanya
Selanjutnya adalah Vioxx. Vioxx atau yang dikenal dengan rofecoxib sebagai nama dagang
merupakan suatu senyawa anti inflamasi non steroid yang memiliki efek anti iflamasi, analgetik
dan antipiretik. Mekanisme kerja obat tersebut yaitu dengan menghambat sintesis prostalgladin
melalui penghambatan cyclooxygenase-2 (COX-2). Pada kadar terapetik pada manusia, rofecoxib
tidak menghambat isoenzim cyclooxygenase-1 (COX-1). Obat ini diproduksi oleh perusahaan
farmasi yang berasal dari Amerika Serikat bernama Merck dan telah disetujui oleh FDA pada
tahun 1999. Sejak tahun 1999, Vioxx telah dipasarkan lebih dari 80 negara di dunia.
Namun demikian, perkembangan penelitian tentang obat golongan coxib ditemukan fakta
baru, walaupun aman bagi lambung, obat-obat coxib meningkatkan risiko trombosis pada pasien-
pasien dengan gangguan kardiovaskuler. Diketahui bahwa tromboksan A2 merupakan eikosanoid
yang menyebabkan agregasi platelet dan vasokonstriksi. Tromboksan A2 dihasilkan di platelet
dengan katalisis oleh Cox-1. Platelet sendiri hanya mengekspresikan Cox-1, sehingga adanya obat
golongan coxib tidak menghambat pembentukan tromboksan A2. Di sisi lain, prostasiklin (PGI2)
merupakan vasodilator dan inhibitor agregasi platelet, yang pembentukannya dikatalisis utamanya
oleh Cox-2. Dengan penggunaan obat golongan coxib, akan terjadi ketidakseimbangan di mana
sintesis prostasiklin berkurang, sementara tromboksan A2 yang membantu agregasi platelet tetap
terbentuk. Hal inilah yang kemudian dapat meningkatkan risiko penjedalan darah (trombosis) pada
pasien-pasien yang sudah memiliki riwayat gangguan kardiovaskuler.
Dalam hal ini, Perusahaan Merck harus menghadapi gugatan konsumen. Contohnya yaitu
seorang janda yang berasal dari Texas memenangkan ganti rugi sejumlah 253 juta dollar lebih
setelah seorang juri menyatakan bahwa suaminya meninggal karena mengkonsumsi obat tersebut.
Selain itu juga masih ada sekitar 4.200 kasus lainnya yang berhubungan dengan Vioxx. Namun
pada kasus ini, pihak Merck membantah bahwa tidak ada bukti yang cukup kuat juga mengatakan
bahwa kematian Robert Ernst disebabkan oleh masalah kesehatan, bukan karena Vioxx. Dalam
hal ini juga pemerintah Amerika melakukan sebuah penelitian yang menyatakan bahwa sekitar
Daftar Pustaka
Winerip, Robert. 2013. The Death and Afterlife of Thalidomide. http://nytimes.com
Anonim. 2012. Tragedi Thalidomide : Produsen Obat Jerman Minta Maaf. http://pikiran-
rakyat.com
Arumning Ardhi Gusti, Spica. 2011. Tragedi Medis Terbesar Abad 20 : Thalidomide.
http://pharmaspica.blogspot.co.id
Anonim. 2013. Ganti Rugi Untuk Korban Thalidomide. http://bbc.com
Elfrida, Evi. 2014. Thalidomide. http://evielfridasinaga.blogspot.co.id
Anonim. 2013. Teratologi Pada Manusia. http://bioedulima.blogspot.co.id
Pearson, Helen. 2006. Vioxx May Trigger Heart Attacks Within Days. http://nature.com
Flapan, Deborah. 2004. Vioxx Pulled From Global Market. http://medscape.com
Sampurno, H. 2004. Pembekuan Izin Edar dan Penarikan Vioxx (Rofecoxib) dari Peredaran.
http://pom.go.id
Anonim. 2005. Merck Hadapi Gugatan Ribuan Konsumen. http://bbc.co.uk
Anonim. 2008. COX-2 Selective Inhibitor : Rofecoxib dan Celecoxib.
http://moko31.wordpress.com