Farmasi Ibuprofen
Farmasi Ibuprofen
Farmasi Ibuprofen
49
Abstrak
Kecenderungan masyarakat menggunakan obat herbal bersamaan dengan obat
sintetik dapat mengakibatkan terjadi interaksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh ekstrak air herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban)
terhadap bioavailabilitas tablet ibuprofen pada kelinci jantan, dimana ibuprofen dan
ekstrak air herba pegagan dimetabolisme oleh enzim CYP450 yang sama dengan
mekanisme yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan sama subyek dengan
design Cross Over menggunakan subyek uji 5 ekor kelinci jantan. Setiap kelinci
mendapatkan perlakuan yang sama. Sampel kontrol diberi tablet ibuprofen 400 mg,
sedangkan sampel perlakuan diberi tablet ibuprofen 400 mg bersamaan dengan
ekstrak air herba pegagan dengan konsentrasi 25 %b/v, 50 %b/v dan 100 %b/v.
Kemudian diambil darahnya pada jam ke 0; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 6; 8; 10.
Konsentrasi ibuprofen dalam plasma diukur menggunakan spektrofotometri.
Konsentrasi ibuprofen yang diperoleh digunakan untuk mengukur parameter
bioavailabilitas ibuprofen meliputi : tmaks, Cpmaks, and AUC. Data parameter
bioavailabilitas yang dihasilkan dianalisis dengan uji ANOVA satu jalan dengan taraf
kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan tablet ibuprofen
bersama ekstrak air herba pegagan dapat meningkatkan nilai Cpmaks dan AUC, tetapi
tidak ada pengaruh terhadap nilai tmaks. Penggunaan ibuprofen bersama ekstrak air
herba pegagan 50 %b/v dan 100%b/v secara signifikan mempengaruhi bioavailabilitas
ibuprofen dalam darah.
Kata Kunci : bioavailabilitas, ibuprofen, Centella asiatica
50
Abstract
The tendency to use herbal drug simultaneously with synthetic drug may result in
an interaction. Based on research, aqueous extract of Centella asiatica (L) Urban
contains saponin (asiaticoside and madecassoside) compounds that inhibit CYP450
and is a safe herbal alternative that is used for anti-inflammatory treatment. The aim of
this study was to investigate the effect of aqueous extract of Centella asiatica (L) Urban
to the ibuprofen tablet bioavailability in male rabbits. Both compounds are metabolized
by CYP450 enzymes in the same way with different mechanism. The cross over design
with the same subject was used in this study. The samples consisted of 400 mg ibuprofen
with 0%b/v, 25%b/v, 50%b/v dan 100%b/v aqueous extract of Centella asiatica (L)
Urban respectively. The blood were taken after 0; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 6; 8; 10
hours after samples treatment, then the ibuprofen plasma concentration were
determined spectrophotometrically. The results then were used to evaluat the
bioavailability parameters: tmaks, Cpmaks, and AUC and were analyzed using ANOVA
test in the same way as well as the 95% trust standart. The results showed, the use of
ibuprofen tablet stimultaneously with aqueous extract of Centella asiatica (L) Urban
increased Cpmaks dan AUC, but there were no influence to the tmaks value. The use of
ibuprofen tablet stimultaneously with 50 %b/v and 100 %b/v aqueous extract of
Centella asiatica (L) Urban had a significant influence to the bioavailability of
ibuprofen.
Keywords :
PENDAHULUAN
Jutaan orang menggunakan obat
herbal bersamaan dengan obat sintetik
tanpa rekomendasi dokter (Gohil and
Patel, 2007). Masyarakat umum
beranggapan,
obat herbal dapat
mengurangi efek samping dari obat yang
diminum dan dapat meningkatkan
efektifitas dari pengobatan (Inamdar et
al., 2008). Meskipun dianggap alami,
banyak obat herbal yang dapat
berinteraksi
dengan
obat
lain
menyebabkan efek samping yang
berbahaya dan atau mengurangi manfaat
dari obat (Gohil and Patel, 2007).
Banyaknya
senyawa
aktif
farmakologi dalam obat herbal,
berkemungkinan meningkatkan interaksi
yang terjadi. Secara teoritis interaksi
obat herbal dengan obat sintetik lebih
tinggi daripada interaksi dua obat
sintetik karena obat sintetik biasanya
hanya berisi kandungan kimia tunggal
(Izzo, 2004). Penggunaan obat herbal
bersamaan dengan obat sintetik
umumnya tidak terawasi oleh dokter atau
praktisi pengobatan herbal, hal tersebut
dapat mengakibatkan kerugian bagi
pasien, jika obat herbal yang mereka
gunakan dan obat sintetiknya memiliki
interaksi potensial. Interaksi ini
51
menentukan
bioavailabilitas
(Blazek-Welsh and Rhodes, 2001).
Seperti halnya ibuprofen, ekstrak
air herba pegagan juga memiliki aktifitas
sebagai antiinflamasi (Somchit, et al,
2004). Aktivitas antiinflamasi dari
ekstrak air herba pegagan dapat
dikaitkan dengan adanya glikosida
seperti asiaticoside dan madecassoside
(George et al., 2009). Assiaticoside
merupakan suatu inhibitor aktivitas
enzim
CYP450
(CYP3A4
dan
CYP2C19),
dapat
menyebabkan
interaksi
dengan
obat
yang
dimetabolisme oleh enzim termasuk
ibuprofen (Winitthana et al., 2009).
Enzim CYP450 tidak hanya terdapat di
hati tetapi juga banyak terdapat di usus
(Obach et al., 2000). Enzim CYP450
berperan dalam proses metabolisme
obat, adanya inhibisi enzim CYP450
menyebabkan
berkurangnya
metabolisme obat (Burnett et al., 2011).
Apabila ibuprofen diminum bersama
dengan ekstrak air herba pegagan
kemungkinan metabolisme ibuprofen
yang terjadi di dalam usus berkurang
sehingga ibuprofen berada dalam jumlah
lebih banyak di usus akibat selanjutnya
adalah
jumlah
ibuprofen
yang
terabsorpsi akan meningkat.
Berdasarkan pemikiran bahwa
masyarakat seringkali mengkonsumsi
obat herbal bersamaan dengan obat
sintetik, maka memungkinkan terjadinya
interaksi antara keduanya. Selama ini
masih sedikit informasi tentang interaksi
antara obat herbal dan obat sintetik
(Gohil and Patel, 2007). Selain itu, sifat
dari ibuprofen yang merupakan obat
antiinflamasi dimana perubahan pada
proses farmakokinetik akan menentukan
bioavailabilitas (Blazek-Welsh and
52
METODE PENELITIAN
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
alat-alat gelas (glassware) Pyrex, scapel,
pipet mikro, tabung ependrof, vortex
(MX-S),
sentrifuge
(PLC-05),
spektrofotometer
(PharmaSpec
UV-1700 Shimadzu), neraca analitik
(ANALITIK AND GR/202), pH meter
(PCT-403),
Stirer
(LMS-1003),
ultrasonic (LC 30 H) dan alat Halogen
Moisturizer Analyzer.
Bahan
Hewan uji yang digunakan adalah
kelinci jantan galur lokal dengan berat
badan 1,5-1,8 kg. Bahan yang digunakan
adalah herba pegagan yang diperoleh
dari kaki gunung Ungaran, ibuprofen,
tablet ibuprofen generik (Indofarma),
kloroform p.a, Natrium Hidroksida
p.a.,Asam Klorida (E. Merck) p.a.,
heparin dan aquades.
Jalannya Penelitian
1. Determinasi
Tanaman
dan
Pembuatan Ekstrak Air Herba
Pegagan (Centella asiatica (L)
Urban).
Determinasi tanaman dilakukan di
Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Ahmad Dahlan untuk memastikan tanaman yang digunakan
53
Tabel I. Rancangan Cross Over pada penentuan bioavailabilitas tablet ibuprofen pada
pemberian bersama ekstrak air herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban).
Kelinci ke
1
2
3
4
5
Minggu ke
I
A
B
C
D
A
II
B
C
D
A
B
III
C
D
A
B
C
IV
D
A
B
C
D
A=Tablet ibuprofen 400 mg (kontrol), B= Pemberian tablet ibuprofen bersamaan dengan 5 ml ekstrak air
herba pegagan kadar 25 % b/v, C= Pemberian tablet ibuprofen bersamaan dengan 5 ml ekstrak air herba
pegagan kadar 50 % b/v, D= Pemberian tablet ibuprofen bersamaan dengan 5 ml ekstrak air herba pegagan
kadar 100 % b/v
4. Analisis Data
1b-2b-3b-12b-13b-14b-17b-18b19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27
b-28b-29b-30b-31b-32b-74a-75b-76a-7
7b-104b-106b-107a-108b-109a-110b-1
15a-116b-117b-118b Apiaceae
1b-18b-19b-20b Centela
Panjang
Gelombang
Serapan
Maksimum Ibuprofen dalam Plasma
Darah
Pada penelitian ini diperoleh
panjang gelombang serapan maksimum
dari larutan standar ibuprofen 195 g/ml
dalam plasma darah adalah 273,0 nm
dengan absorbansi 0,402, seperti nampak
pada gambar 1.
54
Penentuan
harga
perolehan
kembali bertujuan untuk mengetahui
ketepatan suatu metode analisis. Ketepatan adalah kedekatan hasil yang
diperoleh dengan harga yang sebenarnya. Persyaratan perolehan kembali
metode analisis adalah 90-110% (acuan).
Pada penelitian harga perolehan kembali
yang dihasilkan memenuhi syarat
akurasi, hal ini berarti bahwa hasil yang
teramati dalam penetapan kadar pada
penelitian ini mendekati harga sebenarnya. Data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel II.
Stabilitas Ibuprofen
Uji stabilitas ini dilakukan untuk
memperkirakan kestabilan ibuprofen
Konsentrasi
(g/ml)
Absorbansi
75
0,300
Mean SD
195
0,564
Mean SD
315
0,851
Mean SD
Absorbansi hasil
ekstraksi dalam
plasma
0,257
0,295
0,287
0,279 0,020
0,509
0,587
0,507
0,279 0,020
0,834
0,838
0,858
0,843 0,013
Perolehan
kembali
(% recovery)
85,667
98,333
95,667
93,222 6,678
90,248
104,078
89,894
94,740 8,089
98,002
98,472
100,823
99,099 1,511
55
Tabel III. Harga persen degradasi ibuprofen terhadap kadar awal pada variasi waktu
dan suhu
Kondisi suhu
Suhu kamar ( 25 OC)
Freezer (-20 OC)
Lama pengujian
(jam)
1
12
24
24
Absorbansi
% degradasi
0,380
0,235
0,161
0,295
0
38,158
57,632
22,368
56
Pemberian
tablet
ibuprofen
bersama ekstrak air herba pegagan
mengalami peningkatan nilai Cpmaks bila
dibandingkan dengan kontrol. Nilai
Cpmaks ibuprofen terbesar diperoleh dari
perlakuan pemberian tablet ibuprofen
bersama ekstrak air herba pegagan 100
%b/v. Uji Post Hoc Test (LSD) membuktikan tidak ada perbedaan yang
57
58
Tabel IV. Harga purata parameter bioavailabilitas ibuprofen pada kelinci jantan
Perlakuan
Parameter
A
Mean SE
185,902
8,483
2,2 0,122
B
Mean SE
201,466 8,008*
C
Mean SE
248,316 2,019#
2,2 0,122*
1,9 0,100*
D
Mean SE
287,692
7,722#
2,1 0,100*
AUC0-8
1161,78
1390,30
1189,59
1737,04
(g/ml.jam)
166,43
526,57*
94,680*
97,613#
Cpmaks (g/ml)
tmaks (jam)
59
60
Patel,