Pengelolaan Keuangan Negara Dan Daerah
Pengelolaan Keuangan Negara Dan Daerah
Pengelolaan Keuangan Negara Dan Daerah
161502032
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
Pegertian Keuangan Negara/Daerah
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
Definisi keuangan negara sebagaimana tersebut di atas berasal dari bunyi
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Namun,
pendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan negara sebenarnya
berasal dari subjek, objek, proses, dan tujuan, sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. Dari sisi objek, yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi semua hak
dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan
kegiatan dalam bidang fiskal, moneter, dan pengelolaan kekayaan negara yang
dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
2. Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi seluruh objek
sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan
lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
3. Dari sisi proses, keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari
perumusan
kebijakan
dan
pengambilan
keputusan
sampai
dengan
pertanggunggjawaban.
4. Dari sisi tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan
hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek
sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
negara.
Ruang Lingkup Keuangan Negara/Daerah
Keuangan negara meliputi:
1 | Akuntansi Pemerintahan
1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
3.
4.
5.
6.
7.
dikuasai
oleh
pemerintah
dalam
rangka
memperhatikan
rasa
keadilan
dan
kepatutan.
Jelasnya,
setiap
dimaksud
mencakup
keseluruhan
kegiatan
perencanaan,
6. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban
daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam
APBD.
7. Surplus
penerimaan
negara/daerah
dapat
digunakan
untuk
membiayai
mengandung
arti
bahwa
anggaran
negara
menjadi
memelihara
dan
mengupayakan
keseimbangan
fundamental
perekonomian.
Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara di Tangan Presiden
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan
pengelolaan Keuangan Negara dimaksud meliputi kewenangan yang bersifat umum
dan kewenangan yang bersifat khusus:
1. Kewenangan yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum,
strategi, dan prioritas dalam pengelolaan APBN, antara lain penetapan pedoman
pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan
3 | Akuntansi Pemerintahan
pengelolaan
APBN,
keputusan
rincian
APBN,
keputusan
dana
Pengguna
4 | Akuntansi Pemerintahan
pertanggunganjawaban
pelaksanaan APBN;
8. Melaksanakan tugas-tugas lain dibidang pengelolaan fiskal berdasarkan UU.
Sebagian kekuasaan itu diserahkan kepada Menteri Keuangan yang kemudian
berperan sebagai pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan negara
dalam kekayaan negara yang dipisahkan. Sebagian kekuasaan lainnya diberikan
kepada menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang
lembaga/kementrian yang dipimpinnya. Jika Presiden memiliki fungsi sebagai Chief
Executive Officer (CEO) maka Menteri Keuangan berperan dan berfungsi sebagai
Chief Financial Officer (CFO) sedangkan menteri/pimpinan lembaga berperan
sebagai Chief Operating Officers (COOs).
Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada
hakekatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) yang berwenang dan bertanggung
jawab atas pengelolaan asset dan kewajiban negara secara nasional, sedangkan
para menteri dan pimpinan lembaga negara pada hakikatnya adalah Chief
Operational
Officer
(COO)
yang
berwenang
dan
bertanggung
jawab
atas
antar
lembaga.
Pemisahan
ini
juga
dilakukan
untuk
menegaskan
terlaksananya mekanisme checks and balances. Selain itu, dengan fokusnya fungsi
masing-masing
kementrian
atau
lembaga
diharapkan
dapat
meningkatkan
diatas, dalam pelaksanaan anggaran antara menteri keuangan dan menteri teknis
5 | Akuntansi Pemerintahan
rancangan
anggaran
kementerian
negara/lembaga
yang
dipimpinnya;
2. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
3. Melaksanakan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
4. Melaksanakan
pemungutan
penerimaan
negara
bukan
pajak
menyetorkannya ke Kas Negara;
5. Mengelola piutang dan utang
negara
yang
menjadi
tanggung
dan
jawab
6 | Akuntansi Pemerintahan
1. Yang dimaksud dengan piutang adalah hak negara dalam rangka penerimaan
negara
bukan
pajak
yang
pemungutannya
menjadi
tanggung
jawab
laporan
keuangan
yang
merupakan
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah:
1. Dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku
pejabat pengelola APBD;
2. Dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat
pengguna anggaran/barang daerah.
Dalam rangka pengelolaan Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
1. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD;
2. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
7 | Akuntansi Pemerintahan
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
Kepala
satuan
kerja
perangkat
daerah
selaku
pejabat
pengguna
8 | Akuntansi Pemerintahan
tahun
anggaran
yang
bersangkutan.
Penyusunan
Rancangan
APBN
mewujudkan
tercapainya
tujuan
bernegara.
Dalam
hal
anggaran
hal
anggaran
diperkirakan
surplus,
Pemerintah
Pusat
dapat
Penggunaan
surplus
anggaran
perlu
mempertimbangkan
prinsip
fiskal
yang
diajukan
oleh
Pemerintah
Pusat
dalam
pembicaraan
prioritas
anggaran
untuk
dijadikan
acuan
9 | Akuntansi Pemerintahan
bagi
setiap
kementerian
10 | A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n
hal
anggaran
diperkirakan
defisit,
ditetapkan
sumber-sumber
pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.
Defisit anggaran dimaksud dibatasi maksimal 3% dari Produk Regional Bruto daerah
yang bersangkutan. Jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% dari Produk Regional
Bruto daerah yang bersangkutan.
11 | A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n
kebijakan
umum
APBD
yang
telah
disepakati
dengan
DPRD,
12 | A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n
tidak
mengakibatkan
peningkatan
defisit
anggaran.
Pengambilan
selambat-lambatnya
satu
bulan
sebelum
tahun
anggaran
yang
bersangkutan dilaksanakan.
APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja. Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan
Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud, untuk membiayai keperluan setiap bulan
Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar
angka APBD tahun anggaran sebelumnya.
Pertanggungjawaban Keuangan Negara/Daerah
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN
Presiden
menyampaikan
rancangan
undang-undang
tentang
menyampaikan
rancangan
peraturan
daerah
13 | A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n
bukan
tahap
tersendiri
dari
daur
anggaran
walaupun
daur
anggaran,
maka
pengawasan
keuangan
meliputi
tahap
dasarnya
sama
dengan
15 | A k u n t a n s i P e m e r i n t a h a n