Hukum Keuangan Negara
Hukum Keuangan Negara
Hukum Keuangan Negara
NEGARA
KELOMPOK 1
Gunawan Iptowo (175030118113035)
Fio Aqila Melda Y (175030118113037)
Vivin Sulistio rini (175030118113038)
Abdul Malik Amirulla (175030118113040)
Linda Oktaviani (175030118113045)
Widya Novi Hermawati (175030118113054)
PENGERTIAN
Keuangan Negara: Semua hak dan kewajiban negara
yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu,
baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara yang berkaitan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. (UU No
17/2003)
Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 2003,
dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan untuk
merumuskan Keuangan Negara yaitu dari segi objek,
proses, subjek dan juga tujuan.
Segi objek, maksudnya yaitu keuangan negara yang meliputi
hak dan juga kewajiban negara yang dapat dinilai
menggunakan uang.
Segi subjek yaitu keuangan negara yang meliputi subjek yang
menguasai objek, misal pemerintah pusat.
Segi proses, yaitu meliputi rangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan objek.
Segi tujuan, keuangan negara mencakup kebijakan, kegiatan
serta hubungan hukum yang berkaitan dengan penguasaan
objek tersebut. Berkat keuangan negara yang memiliki cakupan
luas, diperlukannya bendahara negara.
MENURUT PARA AHLI
1.Menurut Van Der Kamp
Menurut pakar yang satu ini, keuangan negara adalah segala hak yang
dapat dinilai menggunakan uang. Begitu juga dengan segala sesuatu,
apakah itu uang ataupun barang dapat dijadikan miliki negara yang
berhubungan dengan segala hak tersebut.
2. Menurut M. Ichwan
Menurutnya, keuangan negara merupakan rencana kegiatan secara
kuantitatif. Di mana angka-angka diwujudkan dalam jumlah mata uang
dan akan dijalankan untuk masa depan.
3. Menurut Geodhart
Keuangan negara menurut pakar yang satu ini yaitu keseluruhan
undang-undang yang telah ditetapkan secara periodik.
4. Menurut Glen A. Welsch
Menurut Glen sendiri, keuangan negara merupakan suatu bentuk
statemen dari sebuah rencana dan juga kebijaksanaan.
LANDASAN TEORI
KEUANGAN
NEGARA
TEORI TENTANG LANDASAN KEUANGAN
NEGARA
Sarana keuangan negara merupakan instrumen yang sangat vital
untuk menggerakkan roda organisasi pemerintahan. Penyelenggaraan
fungsi-fungsi pemerintahan tidak akan bisa dilaksanakan secara
efektif tanpa didukung oleh sarana keuangan negara. Sedemikan
pentingnya arti sarana keuangan negara menyebabkan penyelenggara
negara perlu mengaturnya sejak dari UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aspek konstitusionalitas
hingga dalam berbagai aturan operasional dalam bentuk peraturan
perundang-undangan (regeling) maupun peraturan kebijaksanaan
(policy rule). Hal ini bermakna pengaturan keuangan negara
memerlukan desain hukum ketatanegaraan yang merupakan
kedudukan konstitusional sekaligus merupakan desain hukum
administrasi negara melalui pelaksanaan administratif dan
perbendaharaan.
TEORI TENTANG LANDASAN KEUANGAN
NEGARA
Sarana keuangan negara merupakan instrumen yang sangat vital
untuk menggerakkan roda organisasi pemerintahan. Penyelenggaraan
fungsi-fungsi pemerintahan tidak akan bisa dilaksanakan secara
efektif tanpa didukung oleh sarana keuangan negara. Sedemikan
pentingnya arti sarana keuangan negara menyebabkan penyelenggara
negara perlu mengaturnya sejak dari UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai aspek konstitusionalitas
hingga dalam berbagai aturan operasional dalam bentuk peraturan
perundang-undangan (regeling) maupun peraturan kebijaksanaan
(policy rule). Hal ini bermakna pengaturan keuangan negara
memerlukan desain hukum ketatanegaraan yang merupakan
kedudukan konstitusional sekaligus merupakan desain hukum
administrasi negara melalui pelaksanaan administratif dan
perbendaharaan.
Pengelolaan keuangan negara secara tertib, cermat, efektif, dan
efisien memerlukan desain legal framework yang secara jelas
dapat dijadikan acuan dalam kebijakan pengelolaan keuangan
negara. Pembaruan terhadap legal basis pengelolaan keuangan
keuangan negara telah menghasilkan empat regulasi pokok
yaitu Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara / UUKN), Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara / UUPN, Undang-Undang No. 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan 12 13
Pertanggungjawaban Keuangan Negara, dan Keputusan
Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
APBN.
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Pengelolaan keuangan negara didasarkan atas prinsip-prinsip
yang sejalan dengan prinsip-prinsip good governance. Prinsip-
prinsip tersebut dituangkan melalui penerapan asas-asas klasik
maupun asas-asas baru dalam pengelolaan keuangan negara.
ASAS-ASAS KLASIK DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA TERDIRI DARI (SOEDARMIN DAN SUBAGIO, 1991:
67-76):
1. Asas tahunan Asas ini bertalian dengan fungsi hukum tata negara dan fungsi
ekonomis anggaran. Kontrol oleh parlemen dan pendapat umum mengenai
penyesuaian kebijaksanaan pemerintah kepada perubahan keadaan-keadaan
menghendaki penyusunan anggaran yang teratur dan yang saat-saatnya tidak jauh
berbeda satu dari yang lain dan umumnya adalah satu tahun
2. Asas universalitas Pengeluaran sebagai akibat dijalankannya secara konsisten hak
budget parlemen harus dimasukkan ke dalam anggaran, hingga tiada suatu aktivitas
Pemerintah yang berada di luar kontrol parlemen. Anggaran demikian adalah
anggaran bruto, artinya tiada percampuran atau kompensasi antara pengeluaran dan
penerimaan.
3. Asas kesatuan Anggaran negara dan anggaran tersendiri untuk perusahaan-
perusahaan harus disusun dan harus disimpulkan dalam satu dokumen. Anggaran
perusahaan adalah anggaran bruto, sedangkan saldonya dimuat dalam anggaran
negara. Fungsi otorisasi menghendaki pembagian anggaran yang jelas mengenai
pengeluaran dan pendapatan menurut satuan organisasi besar atau kecil, yaitu
tempat-tempat yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan anggaran. 4. Asas
Spesialitas Asas ini berarti bahwa dalam penyusunan anggaran, tiap jenis
pengeluaran untuk tiap satuan organisasi dimuat satu pasal anggaran, 17 sehingga
dijamin bahwa pembuat undang-undang memberikan kuasanya untuk tiap golongan
jenis pengeluaran.
Landasan Umum
UUD 1945.
Ketetapan MPR mengenai Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN)
Landasan Khusus
UU Perbendaharaan Indonesia stbl. 1925 nomor 448
dan terakhir diperbaharui dengan Undang-undang
No.9 Tahun 1969
UU nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan
Undang-undang tentang APBN
Peraturan Perundang-undangan menyangkut pajak,
bea dan cukai
Peraturan Pemerintah, Keputusan/Instruksi
Presiden dan Peraturan/Keputusan Menteri
Keuangan Negara (termasuk Kepres nomor 14A
Tahun 1980)
Landasan Hukum Keuangan UU 17/2003
tentang Keuangan Negara
UU 1/2004 tentang perbendaharaan negara
Kewajiban-kewajiban negara.
ASAS SPESIALITAS
• Asas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang
disediakan terinci secara jelas peruntukannya.
AKTIVA DAN
ANGGARAN NEGARA
Aktiva negara
Aktiva adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh suatu
negara/perusahaan, yang dimaksud dengan kekayaan ini adalah
sumber daya yang dapat berupa benda atau hak yang dikuasai
dan yang sebelumnya diperoleh perusahaan melalui transaksi
atau kegiatan masa lalu. Untuk dapat diakui sebegai aktiva,
kekayaan atau sumber daya tersebut harus bisa diukur
menggunakan satuan mata uang, bisa Rupiah, Dollar, atau mata
uang lainnya tergantung dengan situasi dan kondisi yang
menyertai.
Aktiva atau kekayaan pemerintah adalah merupakan salah
satu sumber penting bagi pemerintah untuk membiayai
aktivitas-aktivitas dalam rangka melayani kebutuhan-
kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya
Kekayaan Pemerintah secara garis besar dibedakan menjadi
2 yaitu :
1. Kekayaan Pemerintah yang tidak menghasilkan
2. Kekayaan Pemerintah yang memberikan sumber penghasilan
Perusahaan Negara.
Tanah Negara atau Staats Domain (tanah yang dikuasai
negara).
Fungsi Perbankan.
Anggaran negara
Anggaran negara adalah secaa etimologis anggran berasal
dari kata anggar atau kira-kira atau perhitungan dengan
demikian kata anggaran (negara) adalah perkiraan atau
perhitungan jumlahnya pengeluaran atau belanja yang akan
dikeluarkan oleh negara
Anggaran negara ialah gambaran kebijaksanaan Negara
yang tercermin dalam bentuk angka-angka (uang) yang
merupakan pemasukan dan pengeluaran negara untuk jangka
waktu tertentu yang umumnya untuk jangka waktu 1 tahun
yang di samping itu memuat data-data pelaksanaan anggaran
tahun lalu.
Unsur-unsur anggaran negara
1. Dokumen hukum yang memiliki kekuatan hukum mengikat
2. Rencana penerimaan negara, (pajak, non pajak, hibah)
3. Rencana pengeluaran negara (rutin maupun pembangunan)
4. Kebijakan negara terhadap kegiatan-kegiatan di bidang
pemerintahan yang memperoleh prioritas atau tidak.
5. Masa berlakunya hanya satu tahun, kecuali diberlakukan
untuk tahun anggaran negara ke depan.
Menurut M. Subagio, isi anggaran negara dibedakan atas 4
golongan;
a. Pendapatan negara
I. Penerimaan dalam negeri (pajak langsung, tidak
langsung, dan penerimaan bukan pajak)
II. Penerimaan pembangunan (bantuan program dalam
bentuk kredit atau grant, bantuan proyek berupa
peralatan maupun keahlian)
III. Penerimaan insidental
b. Pengeluaran negara
I. Pengeluaran rutin (current expenditure) : belanja
pegawai, belanja barang, belanja gaji dan upah, biaya
konsultasi, pembelian peralatan dan mesin, biaya
perjalanan
II. Pengeluaran pembangunan (capital expenditure)
c. Utang-utang negara
I. Utang dalam negeri : obligasi
II. Utang luar negeri : berasal dari bank dunia, swasta asing,
lembaga-lembaga seperti IGGI
d. Administrasi keuangan negara
I. Sumber-sumber penerimaan dalam negeri (pasal 3 ayat 1 UU
No. 7 tahun 1999) berasal dari sektor minyak bumi dan gas
alam, serta penerimaan negara bukan pajak
II. Sumber-sumber penerimaan luar negeri (pasal 3 ayat 2 UU
No. 7 tahun 1999) berasal dari pinjaman program dan
pinjaman proyek
Sifat hukum anggaran negara berbeda dengan undang – undang
yang lain karena ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan
itu.
Berikut ini ada beberapa faktor yang mempengaruhinya :