Tugas Fitoterapi Antiinflamasi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 1

INFLAMASI
Dessy Yuliani
Nurwahyu Saputri
Ummi Kalsum
Sitti Umrah
Muthmainna Farid Sisila
Ika Indra Wijaya

PENGERTIAN
Inflamasi adalah respon biologis kompleks dari
jaringan vaskuler atas adanya bahaya, seperti
pathogen, kerusakkan sel, atau iritasi. Ini
adalah usaha perlindungan diri organisme
untuk menghilangkan rangsangan penyebab
luka dan inisiasi proses penyembuhan
jaringan.

PEMBAGIAN
Inflamasi Akut adalah respon awal tubuh oleh
benda berbahaya dan meningkat dengan
meningkatnya pergerakkan plasma dan
leukosit dari darah ke jaringan luka.
Inflamasi Kronis atau inflamasi yang
berpanjangan
memicu
peningkatan
pergantian tipe sel yang ada pada tempat
inflamasi dan dicirikan dengan kerusakkan dan
penutupan jaringan dari proses inflamasi

PEMBAGIAN ANTIINFLAMASI
Antiinflamasi dibedakan atas dua yakni:
1. Antiinflamasi steroid
2. Antiinflamasi nonsteroid
Antiinflamasi steroid
Mekanisme kerja antiinflamasi steroid
1. Glukokortikoid membentuk komplek dengan reseptor glukokortikoid,
kemudian dibawa ke nukleus dan berikantan dengan glukokortikoid
respone element di DNA. Dengan melibatkan proteinkoaktivator dan
korepresor yang akan memodifikasi struktur kromatin, kemudian
memfasilitasi atau menhambat perakitan dari mesin transkripsi basal
dan inisiasi transkripsi oleh RNA pol II.
2. Regulasi_glukokortikoid-GRE yang dipengaruhi oleh interaksi
glukokortikoid- GRE dengan faktor transkripsi lain, seperti NFkB.
3. glukokortikoid mensignal berasosiaasi reseptor membran dan second
messenger.

LANJUTAN
Antiinflamasi nonsteroid
Biasanya obat ini memiliki tiga efek utama
yakni antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik.
Mekanisme antiinflamasi non steroid adalah
menghambat enzim siklooksigenase COX dan
juga menghambat sintesis prostaglandin.

TERAPI HERBAL ANTIINFLAMASI

Kandungan saponin
Aktivitas antiinflamasi saponin dari berbagai
tumbuhan sudah banyak dilaporkan namun
belum banyak yang diketahui tentang mekanisme antiinflamasi yang dilakukan oleh saponin
secara pasti. Saponin terdiri dari steroid atau
gugus triterpen (aglikon) yang mempunyai aksi
seperti detergen. Mekanisme antiinflamasi yang
paling mungkin adalah diduga saponin mampu
berinteraksi dengan banyak membran lipid
(Nutritional Therapeutics, 2003) seperti fosfolipid
yang merupakan prekursor prostaglandin dan
mediator-mediator inflamasi lainnya.

Kandungan flavonoid
Mekanisme antiinflamasi yang dilakukan oleh flavonoid dapat melalui
beberapa jalur yaitu:
Penghambatan

aktivitas

enzim

COX dan/atau lipooksigenase.

Aktivitas antiinflamasi flavonoid dilaporkan oleh Pearson (2005), Landolfi


et al., (1984) dalam Nijveldt et al., (2001), dan Robak dan Gryglewski
(1996) karena peng- hambatan COX atau lipoooksigenase. Pengham- batan
jalur COX dan lipooksigenase ini secara langsung juga menyebabkan
penghambatan biosintesis eikosanoid (Damas et al., 1985 dalam Nijveldt
et al., 2001) dan leukotrien (Mueller, 2005), yang merupakan produk
akhir dari jalur COX dan lipooksigenase.

Penghambatan akumulasi leukosit. Ferrandiz dan Alcaraz (1991) mengemukakan

bahwa efek antiinflamasi flavonoid dapat disebabkan oleh aksinya dalam


menghambat akumulasi leukosit di daerah inflamasi. Menurut Frieseneker et al.,
(1994) dalam Nijveldt et al., (2001), pada kondisi normal leukosit bergerak bebas
sepanjang dinding endotel. Selama inflamasi, berbagai mediator turunan endotel
dan faktor komplemen mungkin menyebabkan adhesi leukosit ke dinding endotel
sehingga menyebab-kan leukosit menjadi immobil dan menstimulasi degranulasi
netrofil. Frieseneker et al., (1994 dalam Nijveldt et al., (2001) menyebutkan bahwa

pemberian flavonoid dapat menurunkan jumlah leukosit immobil dan mengurangi


aktivasi komplemen sehingga menurunkan adhesi leukosit ke endotel dan
mengakibatkan penurunan respon inflamasi tubuh.

Penghambatan degranulasi netrofil. Tordera et al., (1994) dalam Nijveldt et al.,


(2001) menduga bahwa flavonoid dapat menghambat degranulasi netrofil,
sehingga secara langsung mengurangi pelepasan asam arakhidonat oleh netrofil.

Penghambatan pelepasan histamin. Efek antiinflamasi flavonoid didukung oleh


aksinya sebagai antihistamin. Histamin adalah salah satu mediator inflamasi yang
pelepasannya distimulasi oleh pemompaan kalsium ke dalam sel. Amella et al.,
(1985) dalam Nijveldt et al., (2001) melaporkan bahwa flavonoid dapat

menghambat pelepasan histamin dari sel mast. Mekanisme yang tepat belum
diketahui, namun Mueller (2005) menduga bahwa flavonoid dapat menghambat
enzim c-AMP fosfodiesterase sehingga kadar c-AMP dalam sel mast meningkat,
dengan demikian kalsium dicegah masuk ke dalam sel yang berarti juga mencegah
pelepasan histamin (Gomperts et al., 1983).

Penstabil Reactive Oxygen Species (ROS). Efek


flavonoid sebagai antioksidan secara tidak langsung
juga mendukung efek antiinflamasi flavonoid. Adanya
radikal bebas dapat menarik berbagai mediator
inflamasi (Halliwell, 1995 dalam Nijveldt et al., 2001).

Korkina

(1997)

dalam

Nijveldt

et

al.,

(2001)

menambahkan bahwa flavonoid dapat menstabilkan


Reactive Oxygen Species (ROS) dengan bereaksi dengan
senyawa reaktif dari radikal sehingga radikal menjadi
inaktif.

Anda mungkin juga menyukai