Farmakologi Antimikroba Dan Antiparasit
Farmakologi Antimikroba Dan Antiparasit
Farmakologi Antimikroba Dan Antiparasit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah
Sebelum era modern hingga saat ini, penyebab terbesar kematian manusia adalah infeksi
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, parasit dan virus. Diagnosis yang akurat sangat
diperlukan dalam penatalaksanaan suatu penyakit infeksi. Penting untuk dapat
mengidentifikasi mikroorganisme penyebab dan memahami karakteristik dan patogenesis
dari penyakit infeksi sehingga dapat menjadi dasar dalam menentukan obat antimikroba yang
tepat. Hal ini mengingat bakteri, virus, jamur, dan parasit mempunyai karakteristik yang
berbeda satu sama lain.
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander
Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan dan
dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford). Dengan penemuan
antibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang kesehatan karena dapat meningkatkan
angka kesembuhan yang sangat bermakna.
D. Berdasarkan Penyakitnya
Golongan Penisilin
Penisilin menghambat pembentukan Mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis
dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, Penisilin akan menghasilkan efek
bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam
keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak dipengaruhi oleh Penisilin,
kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik (menghambat perkembangan).
Contoh obat :
a. Amoksisilin
Nama dagang : Ammoxillin, Amosine
Indikasi : Infeksi pada saluran napas, saluran genito-urinaria, Gonnorhea
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap Penisilin, gangguan ginjal, leukimia limfatik.
Efek samping : Gangguan ginjal, reaksi hipersensitif
Dosis : Dewasa 250-500 mg 3 x sehari, anak-anak (7-12 th) 10 ml sirup 125 mg/
5ml.
b. Ampisilin
Nama dagang : Ambiopi, Ampisilin
Indikasi : ISK, saluran pernapasan dan pencernaan
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek samping : Mual, muntah, diare,hipersensitif
Golongan Sefalosporin
Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat
adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.
Contoh obat :
a. Sefadroksil
Nama dagang : Biodroxil
Indikasi : ISP, kulit, jaringan artikulasi Dan tulang.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek samping : Gejala ruam kulit
Dosis : Dewasa 1-2 g per hari terbagi menjadi 2 dosis. Pengobatan dilakukan
selama 2-3 hari setelah gejala hilang.
b. Sefoperazon
Nama dagang : Biofotik, Cefobid
Indikasi : ISP, saluran kemih, meningitis.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek samping : Ruam makulopapula, urtikaria.
Dosis : Dewasa 2-4 g per hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
c. Sefotaksim
Nama dagang : Biocef, Cefoxal
Indikasi : Infeksi bakteri pada saluran napas bawah, saluran cerna, tulang, dan sendi.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek samping : Diare, nyeri abdomen, ruam kulit
Dosis : Dewasa 1 g setiap 12 jam.
Golongan Tetracycline
Mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali terhadap
Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit
mata), leptospirae, beberapa protozoa.
Contoh obat :
a. Tetrasiklin
Nama dagang : Bimatra, Tetrasanbe
Indikasi : Infeksi bakteri positif dan negatif, infeksi ricketssia
Kontraindikasi : Gangguan ginjal
Efek samping : Gangguan saluran cerna, anoreksia, dermatitis, urtikaria, anafilaksis
Dosis : Dewasa 500 mg 4 x sehari, anak : 25-50 mg /kg/BB /hari terbagi menjadi
4 dosis.
b. Doksisiklin
Nama dagang : Doxin, Doxicor
Indikasi : Infeksi saluran nafas,saluran pencernaan, saluran individu, saaluran kemih
dan kelamin
Kontraindikasi : Kerusakan hati, diskrasia darah, hipersensitifitas
Efek samping : Gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati.
Dosis : Dewasa hari I 200 mg, dilanjutkan dengan 100 mg 1 x sehari pada hari
berikutnya.
Golongan Kloramfenikol
Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat
adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-
ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman.
Contoh obat :
a. Kloramfenikol / Tiamfenikol
Nama Dagang : Colme, Anicol, Biothicol.
Kontraindikasi : Hipersensitif, penderita gangguan fungsi hati dan ginjal.
Dosis : Dewasa 4 x sehari 250-500 mg, anak-anak 25-50 mg /kg dalam dosis
terbagi 3-4 x sehari
Efek samping : Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem, urtikaria
dan anafilaksis.
Golongan Makrolid
Golongan Makrolida bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman
dan kadar obat Makrolida.
Contoh obat :
a. Klaritromisin
Nama Dagang : Abbotic, Binoklar
Indikasi : Infeksi saluran pernapasan,otitis media akut, infeksi saluran kulit
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, gagal jantung, ibu hamil dan menyusui.
Efek samping : Diare, mual, pengecapan yang abnormal, ketidaknyamanan pada perut.
Dosis : dewasa 250-500 mg 2 x sehari selama 7-14 hari
b. Eritromisin
Nama dagang : Bannthrocin, Duramycin
Indikasi : Infeksi Streptokokus, Mycoplasma pneumoniae,Treponema pallidum,
Clostridium
Kontraindikasi : Gangguan fungsi hati.
Efek samping : Kejang perut, mual, muntah, diare.
Dosis:250-500 mg 4 x sehari.
c. Azitromisin
Nama dagang : Mezatrin, Zithromax
Indikasi : Infeksi saluran nafas atas dan bawah, penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seks.
Kontraindikasi : Hipersensitif, pemberian bersama dengan derivat ergot.
Efek samping : Mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada, palpitasi,vertigo.
Dosis : 500 mg (hari I) dilanjutkan 250 mg (hari II-V)
Golongan Kuinolon
Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Contoh obat :
a. Siprofloksasin
Nama Dagang : Bactiprox,Baquinor
Indikasi : ISP, infeksi kulit, jaringan lunak, saluran kemih dan pencernaan
Kontraindikasi : Hipersensitif, hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja
Dosis : Dewasa 200 mg setiap 12 jam (infeksi saluran kemih ringan), 400 mg
setiap 12 jam, (infeksi berat)
b. Ofloksasin
Nama dagang : Akilen, Danoflok
Indikasi : ISK, uretritis, servistis, saluran nafas bawah, enteritis bakterial.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, hamil dan menyusui, anak-anak sebelum pubertas
Dosis : Dewasa 100-400 mg 1-2 x sehari selama 10 hari.
c. Levofloksasin
Nama dagang : Cravit, Difloxin
Indikasi : Pnemonia, bronkitis akut
Kontraindikasi : Hipersensitif, epilepsi, anak, remaja, hamil dan menyusui
Dosis : Oral, parenteral 250-500 mg 1 x sehari.
Golongan Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.
Contoh obat :
a. Amikasina
Nama dagang : Alostil, Amikin
Indikasi : Jaringan lemak, combustio, saluran nafas bawah, saluran kemih.
Efek samping : Ototoksis, nefrotoksik
Dosis : 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2 dosis (im).
b. Gentamisin
Nama dagang : Ethigent, Gentamerck
Indikasi : ISK, saluran napas, saluran cerna.
Kontra indikasi : Hipersensesitif
Efek samping : Telinga berdengung, vertigo, tinitus, pusing.
Dosis : Dewasa 3 mg/kg dalam dosis terbagi tiap 8 jam (im).
c. Kanamisin
Nama dagang : Kanarco, Kanoxin
Indikasi : Infeksi saluran napas, bronkitis, GO, ISK, uretritis.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek samping : Ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis, gangguan ginjal
Dosis : 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis.
d. Spektinomisin
Nama dagang : Trobicin
Indikasi : Uretritis dan proktitis gonokokus akut
Kontra indikasi : Hipersensitif
Dosis : Dewasa suntik 5 ml larutan yang mengandung 2 g Spektinomisin (im).
2) Antiparasit
Antelmintik
Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk memberantas atau
mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Sebagian besar obat cacing efektif
terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum
menggunakan obat tertentu.
Contoh obat :
a. Dietil karbamazin
Nama dagang : Filarzan
Indikasi : Filariasis, onkoseriasis, loaiasis, askariasis, dan ankilostomiasis
Kontra indikasi : Anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui
Efek samping : Demam, sakit kepala, sakit otot dan persendian, mual, muntah,
menggigil, urtikaria, gejalaasma bronkial. Sedangkan gejala lokal
berupa limfadenitis,limfangitis, abses, ulkus, funikulitis, epidimitis, orchitis, dan limfedeme
Dosis : Untuk filariasis bankrofti, dosis yang dianjurkan adalah 6mg/kg berat
badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang dianjurkan adalah
5mg/kg berat badan/hari selama 10 hari.
b. Levamisol
Nama dagang : Kam cek san, obat cacing kancisan
Indikasi : Cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing kremi
Kontraindikasi : Hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu hamil
Efek samping : Mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala, sindroma seperti
enselopati.
Dosis : Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun : 3 tablet, anak berusia 5-15
tahun : 2 tablet., anak berusia 1-4 tahun : 1 tablet. Diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis
kedua dianjurkan 1 atau 7 hari kemudian.
c. Mebendazol
Nama dagang : Gavox
Indikasi : Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing
cambuk), Enterobius vermicularis (cacing kremi), Ancylostoma duodenale (cacing tambang),
Necator americanus (cacing tambang).
Kontraindikasi : Kehamilan dan menyusui
Efek samping : Nyeri perut, diare
Dosis :
- Ascariasis : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari
- Trichuriasis :100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari
- Enterobiasis : 100 mg dalam dosis tunggal
- Ancylostomiasis/Necatoriasis : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari.
- Infeksi campuran : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari atau 500 mg dalam dosis
tunggal untuk semua jenis infeksi.
d. Piperazin
Nama dagang : Degezine, Combicetrin.
Indikasi : enterobiasis, askariasis
Kontra indikasi : Pasien dengan riwayat epilepsi, pasien dengan penyakit atau kerusakan
ginjal kronik.
Efek samping : Mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi, demam, vertigo.
Dosis : Diberikan pada dosis 50 -75 mg/kgBB dibagi dalam 4
dosis selama 2 hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Antimikroba adalah suatu obat yang menghasilkan antibiotik untuk membunuh mikroba
yang dapat merugikan manusia. Antiparasit termasuk dalam antimikroba.
2. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan antimikroba seperti Penisilin, Tetracyline,
Sefalosporin, Kloramfenikol, Makrolid, Kuinolon, Aminoglikosida, dan Antelmintik.
3. Penggunaan antimikroba harus memperhatikan dosis dan penyakit yang diderita oleh
seseorang agar tidak terjadi resistensi.
4. Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan
manusia. Yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk
kelompok parasit.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi para mahasiswa
dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://melvadoile.blogspot.com/2010/07/antimikroba.html
2. http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/05/26/anti-mikroba-dan-antiparasit/
3. http://julianto10.blogspot.com/2009/06/obat-anti-mikroba.html