Laprak
Laprak
Laprak
Disusun Oleh:
Kelompok 4A
1. Gita Andriani 11161020000007
2. Mahliga Dwi Rezky Putri 11161020000008
3. Thufailah Firdhausya P 11161020000009
4. Nurapni Hidayanti 11161020000012
5. Milatul Amalia 11161020000020
6. Rara Praba Andari 11161020000025
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Farmasi Praktis. Adapun
laporan ini disusun untuk memenuhi tugas setiap pasca Praktikum Farmasi Praktis.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada para dosen pembimbing
praktikum Farmasi Praktis, rekan-rekan kelompok dan pihak lainnya yang turut
berpartisipasi dalam terselesaikannya laporan praktikum Farmasi Praktis ini.
Kami sudah berusaha sebaik mungkin dalam mengerjakan laporan ini, namun
mustahil apabila laporan yang kami buat tidak ada kekurangan maupun kesalahan, maka
dari itu kami berharap kritik dan saran dari para pengoreksi juga pembaca yang bersifat
membangun, sehingga ke depannya kami dapat menjadi lebih baik lagi dalam penyusunan
laporan praktikum..
Kami berharap dari penyusunan laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat
bagi kami serta para pembaca.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2.1 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana membuat berita acara pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak?
1.2.2 Bagaimana cara mengetahui daftar obat yang akan dimusnahkan?
1.2.3 Bagaimana membuat laporan pemakaian obat Narkotika?
1.2.4 Bagaimana membuat laporan pemakaian obat Psikotropika?
1.2.5 Bagaimana cara membuat surat pesanan obat Narkotika?
3.1 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui cara membuat berita acara pemusnahan obat kadaluarsa
atau rusak.
1.3.2 Untuk mengetahui daftar obat yang akan dimusnahkan
1.3.3 Untuk mengetahui cara membuat laporan pemakaian obat Narkotika
1.3.4 Untuk mengetahui cara membuat laporan pemakaian obat Psikotropika
1.3.5 Untuk mengetahui cara membuat surat pesanan obat Narkotika
5
BAB II
DASAR TEORI
6
apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik
atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
menggunakan formulir (Depkes RI, 2014).
Pemusnahan dilakukan oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan disaksikan
oleh petugas Badan POM, serta dibuat berita acara pemusnahan yang ditandatangani oleh
penanggung jawab fasilitas distribusi dan saksi. Pelaksanaan pemusnahan dilaporkan ke
Badan POM dengan tembusan disampaikan ke Balai Besar/Balai POM dan Dinas
Kesehatan Provinsi setempat dengan melampirkan berita acara pemusnahan.
Laporan pemusnahan sekurang-kurangnya memuat Nama narkotika atau
psikotropika, jenis dan kekuatan sediaan, isi kemasan, jumlah, nomor bets dan tanggal
kedaluwarsa; tanggal, waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan; cara dan alasan
pemusnahan; nama penanggung jawab fasilitas distibusi; dan nama saksi-saksi
(BPOM,2012)
Prinsip pemusnahan obat adalah tidak mencemari lingkungan dan tidak
membahayan kesehatan. Maka pelaksanaan pemusnahan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku harus dilakukan. Sebelum melakukan pemusnahan, Apoteker
harus memastikan terlebih dahulu mengenai nama obat, formulir obat, kekuatan obat,
jumlah obat yang harus dimusnahkan, kapan obat dimusnahkan dan persetujuan dari
pihak yang hadir dalam proses pemusnahan (RPS, 2007).
7
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
• Folio
• Alat tulis
• Berita acara pemusahan obat kadaluwarsa/rusak
• Formulir daftar obat yang dimusnahkan
• Formulir pelaporan pemakaian narkotika
• Formulir pelaporan pemakaian psikotropika
• Formulir surat pesanan narkotika
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
9
DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN
10
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT KADALUWARSA/RUSAK
Pada hari ini Senin tanggal 8 bulan April tahun 2019 sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek , kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Apoteker Pengelola Apotek : Mahliga Dwi R. P. , Apt
Nomor SIPA : 11161020000008
Nama Apotek : Apotek Lekas Sembuh
Alamat Apotek : Jl. Kertamukti no 1001
11
DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN
12
FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN NARKOTIKA
Apoteker
13
FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN PSIKOTROPIKA
Apoteker
14
SURAT PESANAN NARKOTIKA
Nomor: 1920001675
(Industri Farmasi/PBF/Apotek/Puskesmas/Instalasi
Farmasi Rumah Sakit/Instalasi Farmasi Klinik/Instalasi
Farmasi Pemerintah/Lembaga Ilmu Pengetahuan) *
15
SURAT PESANAN NARKOTIKA
Nomor: 1920001676
(Industri Farmasi/PBF/Apotek/Puskesmas/Instalasi
Farmasi Rumah Sakit/Instalasi Farmasi Klinik/Instalasi
Farmasi Pemerintah/Lembaga Ilmu Pengetahuan) *
16
4.2 PEMBAHASAN
17
untuk arsip apotek. Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
golongan obat clopedin injeksi 50 ampul dan coditam tablet sebanyak 200 tablet
merupakan pesanan jenis narkotika/psikotropika dan membutuhkan surat
pemesanan narkotika.
Selain itu pemusnahan psikotropika menurut pasal 53 UU No 5 tahun 1997,
pemusnahan psikotropika dilakukan apabila berkaitan dengan tindak pidana,
psikotropika yang diproduksi tidak memenuhi standar dan persyaratan bahan baku
yang berlaku, kadaluwarsa, serta tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada
pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Pemusnahan
tersebut dilakukan dengan membuat berita acara yang sekarang-kurangnya memuat
tempat dan waktu pemusnahan, nama pemegang izin khusus, nama, jenis, dan
jumlah yang dimusnahkan, cara pemusnahan, tanda tangan, dan identitas lengkap
APA dan saksi-saksi pemusnahan. Sementara pada pemusnahan narkotika menurut
PERMENKES RI No 28/MENKES/per/I/1978 pasal 9 mengenai pemusnahan
narkotika, APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadaluarsa, dan tidak
memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan dan/atau untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Pemusnahan narkotika dilakukan dengan
pembuatan berita acara yang sekurang-kurangnya memuat tempat dan waktu (jam,
hari, bulan, dan tahun), nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik
narkotika; nama, jenis, dan jumlah narkotika yang dimusnahkan, cara pemusnahan;
tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek dan saksi-saksi
pemusnahan. Berita acara pemusnahan narkotika tersebut dikirimkan kepada Suku
Dinas Pelayanan Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM
setempat.
Cara pemusnahannya dengan cara ditimbun di dalam tanah yang berada di
belakang kantor PBF Kimia Farma tersebut setelah sebelumnya seluruh produk
yang akan dimusnahkan dikeluarkan atau dilepaskan dari kemasan primernya
sehingga produk tersebut cepat diurai didalam tanah. Setelah pemusnahan
dilakukan maka dibuatkan Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani oleh
Yang memusnahkan serta Branch Manajernya dan para saksi yaitu dari Balai Besar
POM. Adapun tujuan pemusnahan produk yang telah rusak dan kadaluarsa tersebut
adalah untuk menghindari masyarakat dari terpapar produk yang tidak terjamin
18
keamanan, khasiat atau manfaat dan mutunya akibat efek negatif dari produk-
produk tersebut (BPPOM, 2012)
Pada pembuatan berita acara pemusnahan obat hanya terdapat 2 obat yang
termasuk kedalam golongan obat psikotropika yaitu valium 5 mg (30 tablet) dan
xanax 0.25 mg (30 tablet) dimusnahkan dengan alasan obat tersebut sudah melewati
tanggal kadaluwarsa sehingga pada berita acara harus terdapat saksi salah satunya
dari DINKES terkait. Sementara sisa obat lain yang dimusnahkan bukan termasuk
golongan obat psikotropika atau narkotika sehingga pada berita acara saksi dapat
berasal dari tenaga kesehatan lain.
Dalam pelaporan psikotropika dan narkotika apoteker wajib membuat dan
menyimpan catatan kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika dan narkotika.
Pada psikotropika catatan dilakukan kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten
setempat setiap satu bulan sekali, paling lambat tanggal 10, dengan tembusan
kepada Balai Besar POM atau Balai POM setempat. Sementara untuk golongan
narkotika Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan bulanan yang
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK, SIA, nama jelas dan
stempel apotek. Laporan tersebut terdiri dari laporan penggunaan bahan baku
narkotika, laporan penggunaan sediaan jadi narkotika, dan laporan khusus
pengunaan morfin, petidin dan derivatnya. Laporan penggunaan narkotika ini harus
dilaporkan setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya yang ditujukan
kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten setempat dengan tembusan Balai Besar
POM/Balai POM dan berkas untuk disimpan sebagai arsip. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan dapat disimpulkan terdapat 2 jenis obat golongan psikotropika
(valisanbe dan xanax) dan 2 jenis obat golongan narkotika (clopedin injeksi dan
coditam tablet) yang harus dilaporkan.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Pada psikotropika dan narkotika pemesanan harus disertai surat yang telah
ditanda tangani oleh APA (Apoteker Penglola Apotek) dengan legalitas
yang dapat dipertanggung jawabkan.
5.1.2 Pemusnahan psikotropika dilakukan apabila berkaitan dengan tindak
pidana, psikotropika yang diproduksi tidak memenuhi standar dan
persyaratan bahan baku yang berlaku, kadaluwarsa, serta tidak memenuhi
syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan atau pengembangan
ilmu pengetahuan.
5.1.3 APA dapat memusnahkan narkotika dan Psikotropika yang rusak,
kadaluarsa, dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan
kesehatan dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
5.2 SARAN
20
DAFTARPUSTAKA
Fitri, Hadanatul. 2014. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika.
Depok : UI
BPOM. (2012). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8915 Tahun 2012 tentang Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
21