BABI

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembahasan mengenai Kesehatan mental mulai menjadi perbincangan


hangat pada tahun 2020, dengan diperingatinya Hari Kesehatan Mental Sedunia
pada tanggal 10 Oktober 2020, yang bertemakan “an opportunity to kick-start a
massive scale-up in investment in mental health”. World Health Organization
(WHO) menekankan pada konsekuensi yang ditimbulkan saat kehidupan kita yang
telah banyak berubah akibat pandemi COVID 19. Penekanan lain adalah
mendorong negara-negara di dunia untuk memberikan perhatian lebih pada
kesehatan mental.

Menurut pendapat Dewi (2012:10) World Health Organization tahun 2001,


menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang
disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk
mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan
menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Inti dari kesehatan mental
sendiri adalah lebih pada keberadaan dan pemeliharaan mental yang sehat. Akan
tetapi, dalam praktiknya seringkali kita temui bahwa tidak sedikit praktisi di bidang
kesehatan mental lebih banyak menekankan perhatiannya pada gangguan mental
daripada mengupayakan usaha-usaha mempertahankan kesehatan mental itu
sendiri. Kondisi mental yang sehat pada tiap individu tidaklah dapat disamaratakan.
Kondisi inilah yang semakin membuat urgensi pembahasan kesehatan mental yang
mengarah pada bagaimana memberdayakan individu, keluarga, maupun komunitas
untuk mampu menemukan, menjaga, dan mengoptimalkan kondisi sehat mentalnya
dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Masalah kesehatan mental di Indonesia masih menjadi persoalan yang


serius, dengan kemunculan media sosial yang tidak bisa dibendung. Berbagai

1 Universitas Kristen Indonesia


konten yang unik dan serius bahkan sampai yang tidak masuk akal bisa sangat
menghibur penonton terhadap para pengguna hingga akhirnya trending. Tetapi
selain memiliki konten yang menghibur bisa juga memberikan dampak negatif
terhadap kesehatan mental pengguna.

Belakangan ini istilah kesehatan mental di Tiktok menjadi viral atau


gangguan mental popular karena sering menjadi bahan diskusi di kolom komentar
media sosial salah satunya media sosial Tiktok. Konten kesehatan mental di Tiktok
menjadi viral setelah muncul konten anak muda mendiagnosis kesehatan mental
diri lewat media sosial Tiktok dalam artikel CNN Indonesia. Media sosial menurut
Cahyono (2016:142) adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan konten/isi melalui blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual yang merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut Zarella
yang dikutip dalam jurnal Raudatul (2018:5) pada dasarnya media sosial
merupakan perkembangan mutakhir dari teknologi - teknologi perkembangan web
baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi,
berpatisipasi, saling membagi dan membentuk sebuah jaringan secara online,
sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka sendiri. Unggahan di blog, tweet,
atau video youtube dapat direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan
orang secara gratis. Data Indonesia (2022) menjelaskan jumlah pengguna aktif
media sosial di Indonesia dalam laporan We Are Social pada Januari 2022 tumbuh
sebesar 12,35% dari tahun lalu. Lebih tepatnya jumlah pengguna aktif medsos pada
awal 2022 adalah sebanyak 191 juta orang sedangkan pada 2021 sebesar 170 juta
orang. Dengan total populasi 273.5 juta lebih, hal tersebut dapat diartikan bahwa
hampir dari setengah penduduk Indonesia telah menjadi pengguna aktif media
sosial.

Menurut Blanchard (2011:2) salah satu alasan mengapa media sosial sangat
siap disambut oleh masyarakat umum adalah bahwa media sosial membantu untuk
menghubungkan orang satu sama lain dengan cara yang berharga, berarti, dan
mudah, dengan cara mereka sendiri, dan dalam skala yang belum pernah ada

2 Universitas Kristen Indonesia


sebelumnya. Selain itu, media sosial bisa menjadi salah satu cara bagi pengguna
untuk saling berbagi kisah yang sedang terjadi atau yang telah mereka alami dalam
kehidupan mereka, sehingga banyak orang yang dapat melihat dan bisa dijadikan
salah satu pengalaman dalam kehidupan mereka. Sebagian pengguna media
sosial akrab dengan istilah 'dokter Google' yang dianggap manjur bagi sebagian
orang untuk "healing murah". Istilah dokter google muncul karena seringkali media
sosial dijadikan tempat untuk mendiagnosis kondisi Kesehatan mental diri sendiri
salah satunya autisme, hiperaktif dan lain sebagainya seperti yang telah
disampaikan dalam artikel CNN Indonesia yang dirilis pada tanggal 8 Mei 2022.
Fenomena itu menjadi perhatian khusus bagi pengguna platform media sosial
berbasis di China, yaitu TikTok.

Tiktok merupakan salah media sosial yang perkembangannya cukup pesat.


Tiktok merupakan aplikasi yang memperbolehkan para pemakainya untuk membuat
video musik berdurasi pendek. Aplikasi ini diluncurkan pada bulan september tahun
2016 yang dikembangkan oleh developer asal Tiongkok. ByteDance Inc,
mengembangkan sayap bisnisnya ke Indonesia dengan meluncurkan aplikasi video
music dan jejaring sosial. Aplikasi Tiktok ini sangat digemari oleh banyak orang
termasuk orang dewasa dan anak-anak dibawah umur, hal ini terlihat dari data yang
menunjukkan bahwa pada tahun 2021 aplikasi Tiktok berhasil mencapai 3 miliar
unduhan di seluruh dunia baik pengguna IOS maupun Android. Selain mencapai 3
milliar unduhan, di awal tahun 2021 Tiktok tercatat sebagai aplikasi ataupun
platform berpenghasilan tertinggi secara global.

Sampai dengan periode bulan April tahun 2022, TikTok menjadi salah satu
aplikasi yang populer di seluruh dunia. Aplikasi video pendek ini sukses menyita
perhatian banyak orang, terutama anak-anak muda karena tampilan serta fitur-fitur
menarik yang ditawarkannya. Berdasarkan laporan We Are Social, TikTok telah
memiliki 1,4 miliar pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) berusia di
atas 18 tahun secara global hingga kuartal I/2022. Jumlah ini meningkat 15,34%
dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang sebanyak 1,2 miliar pengguna.

3 Universitas Kristen Indonesia


Gambar 1.1 Data Pengguna Aktif di seluruh Dunia
Sumber: dataindonesia.id

Indonesia merupakan negara dengan urutan kedua dengan jumlah pengguna


aktif TikTok sebesar 99,1 juta orang. Pengguna TikTok di Indonesia rata-rata
menghabiskan waktu di TikTok sebanyak 23,1 jam per bulan. Sedangkan Amerika
Serikat mendapatkan peringkat pertama dalam memiliki pengguna aktif TikTok
terbesar di dunia. Jumlahnya tercatat mencapai 136,4 juta orang pada April 2022,
seperti yang terlihat pada gambar 1.1.

Menurut laporan Everyday Health dalam laporan CNN Indonesia


(2022), istilah gangguan mental populer karena sering menjadi bahan diskusi di
kolom komentar TikTok, dan dalam setahun terakhir ada peningkatan kalangan
dewasa dan remaja yang menggunakan TikTok sebagai wadah untuk mendiagnosis
kondisi diri, seperti autisme, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD),
dissociative identity disorder (DID), obsessive-compulsive disorder (OCD). Seperti
laporan diatas topik mengenai kesehatan mental sering menjadi bahan diskusi di
kolom komentar pada media sosial Tiktok. Belakangan ini media sosial banyak
digandrungi oleh masyarakat terutama dikalangan anak muda gen z. Gen Z atau
Generasi Z lahir pada rentang tahun 1995 hingga 2012 (Stilman, 2018:1). Gen Z
merupakan generasi global pertama dan generasi yang menggunakan teknologi
tinggi. Gen z terbentuk dengan teknologi sejak kecil dan generasi ini sangat

4 Universitas Kristen Indonesia


tergantung pada teknologi. Penerapan teknologi ini juga digunakan dalam
berkomunikasi, karena gen Z tumbuh dan kondisi sosial dengan perubahan cepat,
oleh karena itu gen Z merupakan generasi digital native yang tumbuh dan besar
bersama teknologi. Sejak kecil gen Z sudah akrab dengan perangkat-perangkat
canggih, contohnya ponsel pintar.

Gen Z yang tumbuh di era teknologi sedang berkembang dengan pesat,


seperti Internet, media sosial, aplikasi pesan makan, aplikasi transportasi, aplikasi
kencan online, dan masih banyak lagi. Bahkan, gen Z di Indonesia menempati
posisi teratas yang paling banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di
Internet, rata-rata 7 sampai 13 jam setiap harinya. Menurut laporan Business of
Apps, hingga tahun 2021 pengguna TikTok di seluruh dunia didominasi oleh
kelompok usia 20-29 tahun, dengan proporsi mencapai 35%. Kemudian
pengguna dari kelompok usia 10-19 tahun berada di urutan kedua dengan proporsi
28% secara global. Menurut Stillman (2017:1) Generasi z atau gen z adalah mereka
yang tahun kelahirannya berada dalam rentang tahun 1995 hingga tahun kelahiran
2012 dan berusia antara 10-27 tahun pada tahun 2022. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengguna terbanyak aplikasi tiktok yaitu gen z.

Tentunya setiap aplikasi memiliki kekurangan dan kelebihanya masing-


masing, sehingga aplikasi Tiktok juga mempunyai dampak negatif dan dampak
positif bagi para penggunanya. Dampak ini lebih banyak dialami oleh gen z karena
mereka lebih banyak dan lebih lama dalam menggunakan aplikasi Tiktok. Dampak
negatif maupun positif dari aplikasi Tiktok salah satunya dipengaruhi oleh konten
Tiktok itu sendiri. Salah satu konten Tiktok yang diminati oleh penggunanya adalah
konten yang berisi tentang kesehatan mental. Salah satu akun Tiktok yang
membahas kesehatan mental adalah akun @devvweis. Akun Tiktok @devvweis
dengan nama asli penggunanya yaitu Devina Otaria. Akun Tiktok ini sudah
digunakan sejak tahun 2021 dengan jumlah pengikut 235,7 ribu followers dan
jumlah yang menyukai postingan yaitu 13,1 juta like atau suka seperti terlihat dalam
gambar 1.2. Devina Otaria bukanlah seorang aktris yang terkenal, tetapi dia
merupakan seorang konten creator yang membahas tentang mental wellness, self

5 Universitas Kristen Indonesia


development, family dan relationship. Dalam akun Tiktoknya Devina mengangkat
berbagai hal yang pernah dia temui dalam hidupnya, kemudian dia
merefleksikannya sebagai penguat hidup dirinya sendiri dan juga kepada orang-
orang yang menonton. Melalui akun Tiktok @devvweis ini kita bisa belajar tentang
kesehatan mental (mental health) mulai dari pentingnya kesehatan mental, cara
menjaga kesehatan mental, bahkan penjelasan tentang penyakit kesehatan mental
atau sering disebut dengan mental illness atau mental disorder. Sehingga para
pengguna bisa mendapatkan pelajaran dari video-video tersebut dan menjadi lebih
waspada serta peduli terhadap kesehatan mental diri kita masing-masing yang
mungkin selama ini masih kita anggap remeh.

Gambar 1.2 Home Screen Tiktok @devvwies


Sumber : akun tiktok @devvwies

Dalam konten tiktoknya @devvwies banyak membahas tentang mencintai

diri sendiri (self love) seperti terlihat pada gambar 1.3 akun tiktok ini sangat cocok

untuk gen z, karena gen z memiliki rentan umur yang memiliki risiko dan tingkat

distress psikologis yang lebih tinggi dibandingkan populasi lainnya. Hal ini

dikarenakan usia gen z yang berada dalam tahap perkembangan atau transisi dari

remaja menjadi dewasa, sehingga akun tiktok @devvwies bisa membantu generasi

6 Universitas Kristen Indonesia


z untuk belajar bagaimana menjaga kesehatan mental diri melalui konten Tiktok

yang akun tersebut berikan.

Gambar 1.3 Isi Konten Akun TIktok @devvweis


Sumber: akun tiktok @devvweis

Terpaan isi konten yang diunggah oleh akun tiktok @devvweis secara
langaung maupun tidak langsung mempengaruhi para penggunanya. Terpaan
merupakan intensitas keadaan khalayak dimana terkena pesan-pesan yang
disebarkan oleh suatu media. Menurut Ardianto (2014:168), terpaan dapat
diartikan sebagai kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media
ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat
terjadi pada individu atau kelompok. Sedangkan menurut Rosengeren dalam
Rakhmat (2009: 66 ) mendefinisikan terpaan media sebagai penggunaan media
yang terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi
media, dan media yang dikonsumsi atau media secara keseluruhan.

Penelitian dengan topik pengaruh terpaan media sosial sudah pernah


dilakukan sebelumnya antara lain oleh Aditya Tri Wibowo (2015) yang berjudul
“Pengaruh Terpaan Media sosial Instagram @Explorelombok terhadap minat
kunjungan wisata di pulau Lombok (studi eksperimen pada pengguna Instagram

7 Universitas Kristen Indonesia


dikalangan mahasiswa kota Malang),” dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh
terpaan media sosial Instagram @explorelombok terhadap minat kunjungan wisata
di pulau Lombok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa terpaan sosial memiliki pengaruh terhadap minat
responden. Selain penelitian diatas, ada penelitian lain yang dilakukan oleh Anjara
Pawestri Iva (2014) yang berjudul “ Pengaruh Terpaan Media sosial Twitter
@wisatasemarang dan kelompok referensi follower terhadap minat follower
@wisatasemarang untuk berwisata di kota Semarang”, dengan menggunakan
metode penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh
terpaan media sosial akun twitter @wisatasemarang dan kelompok referensi
follower terhadap minat follower untuk berwisata dI kota semarang adalah 49,41%,
sehingga masih ada 50,59 % variabel lain yang memengaruhi minat follower akun
twitter @wisatasemarang untuk berwisata dikota Semarang.

Berbeda dengan dua penelitian sebelumnya, penelitian dengan judul “


Pengaruh Pengguna Instagram Terhadap Kesehatan Mental Instagramxiety Pada
Remaja di Kot Salatiga” yang dilakukan oleh Ricadona Priyanti Lim, dkk (2021),
menghasilkan berdasarkan hipotesis tidak ada pengaruh pengguna instagram
terhadap kesehatan mental instagramxiety pada remaja di Kota Salatiga. Akan
tetapi, diperoleh determinasinya (R Square) 3,1% dapat dikatakan bahwa pengaruh
pengguna instagram rendah atau kecil dampaknya terhadap kesehatan mental
instagramxiety. Dapat dikatakan bahwa di Kota Salatiga dalam pengguna instagram
tidak mempengaruhi kesehatan mental para penggunanya atau dapat dikatakan
bahwa pengguna instagram yang tinggal di Kota Salatiga aman dari kesehatan
mental. Hal ini dibuktikan dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
instagram dengan kesehatan mental di Kota Salatiga yang memperoleh hasil yang
rendah dari penelitian Pengaruh Penggunaan Instagram Stories terhadap Perilaku
Phubbing pada Generasi Z di Kota Salatiga memperoleh 31,1% (Phang, 2020) dan
penelitian Pengaruh Penggunaan Youtube dan Instagram terhadap FOMO pada
Generasi Z Kota Salatiga memperoleh 19,48% (Asih, 2020).

8 Universitas Kristen Indonesia


Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, penelitian mengenai Pengaruh
Terpaan tayangan konten Tiktok terhadap Kesehatan Mental terbilang masih
sedikit. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Terpaan Tayangan Konten Tiktok @devvweis Terhadap Tingkat
Pengetahuan Gen Z Terkait Kesehatan Mental .”

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, topik


mengenai kesehatan mental sering menjadi bahan diskusi di kolom komentar pada
media sosial Tiktok. Media sosial khususnya tiktok mulai banyak disukai oleh
masyarakat terutama dikalangan anak muda atau gen z yang mempunyai rentang
usia 10 tahun hingga 27 tahun. Gen z yang tumbuh pada era digitalisasi dan sudah
akrab dengan teknologi sejak kecil akan cepat dalam menggunakan suatu media
sosial, sehingga gen z dapat terkena terpaan pesan-pesan yang disebarkan oleh
suatu media.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar


pengaruh terpaan tayangan konten tiktok @devvweis terhadap tingkat pengetahuan
gen z terkait kesehatan mental ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini


adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terpaan tayangan konten tiktok
@devvweis terhadap tingkat pengetahuan gen z terkait kesehatan mental.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti mengharapkan penelitian ini


dapat memberikan sumbangan dalam bentuk manfaat bagi:

1. Manfaat Akademik
Secara akademis, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya
kajian-kajian ilmiah di Ilmu Komunikasi dan dapat menjadi acuan

9 Universitas Kristen Indonesia


penelitian selanjutnya mengenai pengaruh terpaan tayangan konten
Tiktok @devvweis terhadap tingkat pengetahuan gen z terkait
kesehatan mental .
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan
evaluasi dan mengembangkan skill dalam membuat konten tiktok
untuk para praktisi. Dengan menciptakan inovasi terbaru yang
menarik melalui penelitian ini dapat berguna bagi akun Tiktok
terkait.
3. Manfaat Sosial

Secara sosial, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan


penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para masyarakat
dalam memahami terkait pengaruh terpaan tayangan video Tiktok
terhadap kesehatan mental.

E. Sistematika Penelitian

BAB I: PENDAHULUAN
Pendahuluan yaitu uraian dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan yang digunakan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Tinjauan Pustaka yaitu uraian dari landasaran teori, kerangka
teoritis dan hipotesis yang digunakan untuk menganalisis masalah
penelitian sehingga peneliti mendapatkan jawaban dari
permasalahan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi penelitian yaitu penjelasan dari metode-metode yang
digunakan dalam penelitian, yakni pendekatan penelitian, metode

10 Universitas Kristen Indonesia


penelitian, metode pengumpulan data, Teknik analisis data,
Teknik interpretasi data dan keabsahan data.

BAB IV: PEMBAHASAN


Pembahasan yaitu penyajian gambaran tentang subjek penelitian,
pemaparan hasil penelitian berupa penyajian data seleksi dan
interpretasi pokok-pokok temuab penelitian dengan
menggunakan kerangka teoritis.

BAB V: PENUTUP
Penuutp yaitu kesimpulan dari seluruh hasil peneliiti dan saran-
saran yang terdiri dari; saran akademik, saran praktis dan saran
sosial.

11 Universitas Kristen Indonesia

You might also like