Pengawasan Norma Kesehatan Kerja 24 November 2022
Pengawasan Norma Kesehatan Kerja 24 November 2022
Pengawasan Norma Kesehatan Kerja 24 November 2022
PENGAWASAN NORMA
KESEHATAN KERJA
Nama
• dr. Harlelawati, M.K.M.
Lengkap
Tempat,
• Sungguminasa, 8 Juli 1983
Tanggal Lahir
Lingkungan :
PRODUKTIVITAS Perusahaan : • Pencemaran
(Kuantitas, Kualitas, • Bbg kerugian/Loss • Efek rumah kaca
Efisiensi) • Kualitas-kuantitas • Penyakit pd masy.
& produk
KESEJAHTERAAN • Kelangsungan usaha
Permasalahan
Berbagai faktor bahaya di tempat kerja:
Fisika, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi
Permasalahan
Karakteristik masalah kesehatan tenaga kerja:
Mengembangkan
Mencegah kecelakaan
kebijakan dan peraturan
Menjamin hak dan penyakit akibat kerja
perundangan di bidang
perlindungan kesehatan untuk meningkatkan
pengawasan K3
bagi tenaga kerja produktifitas dan
umumnya dan kesehatan
kesejahteraan pekerja
kerja khususnya
LANDASAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM K3 NASIONAL
LANDASAN •
•
UU No. 3 Tahun 1951 ttg Pengawasan Perburuhan
UU No. 13 Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
KONSTITUSIONIL •
•
UU No. 1 Tahun 1970 Ttg Keselamatan Kerja
Ratifikasi Konvensi ILO (ILO C.81-UU 21 Th 2003, ILO C.187-Perpres 34 Th
2014, MLC.2016 UU-15 Th 2016)
UUD 1945 Psl 27 ayat (2) dan Psl 28D ayat (2)
UU No. 3 Tahun 1969 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 120 tentang Higiene Dalam Perniagaan Dan Kantor-Kantor
UU No. 21 Thn 2003 ttg Pengesahan Konvensi ILO No. 81 Thn 1947 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dlm Industri dan Perdagangan
PP No. 7 Tahun 1973 ttg Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida;
Perpres No 34 Th 2014 ttg Ratifikasi Konvensi ILO No. 187 ttg Kerangka Kerja Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fisik • Fisik
Mental • Kimia
• Biologi
• Ergonomi
3.Kapasitas kerja
• Psikologi
✓ Pengetahuan &
Keterampilan
✓ Kesegaran jasmani & rohani
✓ Status kesehatan/gizi
✓ Usia
✓ Jenis kelamin
✓ Ukuran tubuh
4. Program Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja diarahkan untuk:
1. Optimalisasi beban kerja
2. Pengendalian lingkungan kerja
✓Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi, enclosing,
ventilasi, penyempurnaan proses, housekeeping)
✓Administratif (pengurangan waktu kerja terpapar,
rotasi)
✓Personal protektion : APD/PPE
3. Peningkatan kapasitas kerja
Program Kesehatan Kerja……..
➢ Dilakukan melalui Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja (Occupational Health Services)
➢ Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja merupakan
upaya kesehatan kerja berbasis risiko (hazards based) yang
mencakup :
➢ pencegahan (preventif),
➢ peningkatan (promotif),
➢ pengobatan (kuratif) dan
➢ pemulihan (rehabilitatif)
*berbasis risiko (hazards based):
Mempertimbangkan faktor2 bahaya yang ada di
tempat kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan
tenaga kerja.
PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA
IV. Norma Pengendalian Penyakit
Akibat Kerja
Acuan:
➢ Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
➢ Permenakertrans No. 25 Tahun 2008 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
➢ Permenaker RI Nomor 10 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemberian
Program Kembali Kerja Serta Kegiatan Promotif Dan Kegiatan Preventif
Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja
➢ Permenaker RI Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari
Tua
➢ Kepmenakertrans RI Nomor 609 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja
➢ Surat Edaran Menaker RI Nomor M/8/HK.04/V/2020 tentang
Perlindungan Pekerja/Buruh dalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja
pada Kasus Penyakit Akibat Kerja karena Corona Virus Disease 2019
(COVID-19)
Kepmenakertrans RI Nomor 609 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus
Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja
Formulir 3
PAK 1
Formulir 3a
PAK 2
Formulir
3b PAK 3
Kepmenaker No. Kep. 25/Men/2008 tentang Pedoman
Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan
PAK
Hak atas manfaat JKK diberikan apabila Penyakit Akibat Kerja timbul dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja
berakhir
Unsafe
Human Unsafe Working/
Kerentanan Activity
Env. Condition
Individu
Pengendalian
Layanan risiko minim
kesja minim
Monitoring
Monitoring Kesehatan TK (Rikes TK
awal, berkala, khusus) Lingkungan
Kerja
Pengamatan
kesehatan Pemeriksaan Pelayanan Pengujian Pelayanan
kerja dan kesehatan kesehatan lingkungan kesehatan
lingkungan tenaga kerja, kerja, kerja, lainnya.
kerja
PENGENDALIAN PAK
• evaluasi dan perbaikan kondisi kerja dan lingkungan kerja agar kasus PAK & PTK tidak
terjadi/terulang lagi,
• edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi K3
III. Pengobatan dan atau perawatan
(kuratif) kasus PAK/PTK
Peserta BPJS
Memperhatikan
faktor penyebab PAK.
III. Pengobatan dan atau perawatan
(kuratif) kasus PAK/PTK
Dikembalikan
Hasil kepada
pengobatan/perawatan pekerjaan
dievaluasi semula atau
harus
dipindahkan
III. Pengobatan dan atau perawatan
(kuratif) kasus PAK/PTK
Dokter yang
merawat
Penilaian tingkat
menyatakan
kecacatan PAK
penanganan
dilakukan
medis telah
selesai
IV. Pemulihan (Rehabilitatif)
• Unit Pelayanan
Kesehatan Kerja
• Dapat sekaligus
Diselenggarakan
terintegrasi dlm Klinik
sendiri oleh
pengurus perusahaan
BENTUK PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permennakertrans No. 03/1982
Puskesmas
Diselenggarakan
melalui pengadaan
ikatan/kerja sama
Poliklinik swasta
dengan dokter atau
pelayanan kesehatan
lain :
Rumah sakit
Dan lain-lain
BENTUK PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permennakertrans No. 03/1982
Diselenggarakan secara
bersama antar beberapa
perusahaan → di kawasan
industri
Catatan :
Untuk perusahaan/instansi yang dokter perusahaannya lebih
dari 1 (satu) orang, yang wajib memiliki SKP cukup 1 orang
(penanggung jawabnya saja), sedangkan dokter perusahaan
yang lain wajib memiliki sertifikat pelatihan hiperkes
C. Syarat sarana & prasarana penyelenggaraan
pelayanan kesehatan Kerja :
SARANA DASAR (wajib) apabila terintegrasi sbg Klinik Psh SARANA PENUNJANG (opsional) :
Dilaksanakan oleh
Apabila dilakukan oleh
dokter pemeriksa
dokter pemeriksa di
kesehatan tenaga Dibuat pedoman
luar perusahaan maka
kerja (penunjukan dari pelaksanaan Hasil pelaksanaan
Mengacu pada ps 8 harus dilakukan oleh
Dirjen Binwasnaker & pemeriksaan pemeriksaan
UU No 1 th 1970 dan lembaga PJK3 di
K3-Kemnaker), baik kesehatan tenaga dilaporkan sesuai
Permenaker No 02 Th bidang pemeriksaan
dokter yang ada di kerja oleh dokter ketentuan yang
1980 kesehatan tenaga
perusahan tsb pemeriksa kesehatan berlaku
kerja (penunjukan dari
maupun yang ada di tenaga kerja ybs
Dirjen Binwasnaker &
luar perusahaan
K3-Kemnaker)
(provider)
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Definisi/Pengertian:
• Dokter yang ditunjuk oleh pengusaha atau kepala instansi/lembaga dan disahkan
oleh Dirjen setelah memenuhi syarat sesuai peraturan perUndang-Undangan
yang berlaku untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
Persyaratan:
• Memiliki Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sbg Dokter Pemeriksa Kes. TK dari
Dirjen Binwasnaker & K3-Kemnaker.
Kedudukan
dan Peran :
sebagai penanggung
jawab (memimpin dan
menjalankan)
Pelayanan Kesehatan
Kerja di perusahaan
Sebagai
penanggungjawab atau
tenaga ahli pada PJK3
bidang pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Kewenangan
Menjalankan
Pelayanan Melaksanakan pemeriksaan kesehatan
Kesehatan Kerja tenaga kerja sesuai ketentuan yang
dan bebas berlaku :
memasuki
tempat-tempat
kerja untuk
melakukan
pemeriksaan-
pemeriksaan dan Di perusahaan
Di perusahaan
mendapatkan lain melalui PJK3
tempatnya
keterangan- bidang kesehatan
bekerja
keterangan yang kerja
diperlukan
Mekanisme Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
............., .......................
Doter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja
ttg
(Nama)
2. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala / Khusus *)
Nama Dokter Pemeriksa : .......
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
............., .......................
Doter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja
ttg
(Nama)
2. Daftar Tenaga Kerja Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala/Khusus Berkala / Khusus *)
Nama Dokter Pemeriksa : .......
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
1. Sehat (tidak didapat kelainan) boleh bekerja tanpa syarat pada pekerjaan
ringan maupun berat pada semua jenis
pekerjaan.
2. Menderita sakit (ada kelainan) a) boleh bekerja dengan syarat atau pada
kondisi kerja tertentu
b) ditolak untuk bekerja :
➢ ditolak sementara (menunggu proses
penyembuhan)
➢ ditolak permanen (tetap)
Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala
No. Hasil Pemeriksaan Rekomendasi & Tindak lanjut
2. Menderita sakit
2. Menderita sakit
Pasal 5 :
1) Pengusaha/pengurus dilarang
melakukan tes HIV untuk
digunakan:
a) sebagai prasyarat suatu proses
rekrutment
b) Untuk menentukan kelanjutan status
pekerja/buruh
c) Sebagai kewajiban pemeriksaan
kesehatan rutin.
2) Tes HIV dapat dilakukan dg Syarat :
a) Atas dasar sukarela, dengan
persetujuan tertulis dari
pekerja/buruh
b) Pengusaha/pengurus menyediakan
konseling sebelum dan sesudah tes
c) Dilakukan oleh dokter yang
mempunyai keahlian khusus
d) Kerahasiaan dijamin sebagaimana
kerahasiaan medis lainnya
KETERKAITAN PEMERIKSAAN KES. TK
DENGAN PENYAKIT HEPATITIS (Tes Hbs Ag)
o Hasil beberapa penelitian/studi kepustakaan dan konsultasi
dengan pakar penyakit hati :
o HBsAg (+) dalam darahnya belum tentu menderita hepatitis,
selama fungsi hati normal seseorang tidak dianggap Hepatitis.
o Prevalensi HBsAg di Indonesia cukup tinggi (5-15 %)
o Penularan virus Hepatitis B di tempat kerja tidak mudah karena
penularan hanya mungkin melalui kontak erat, misalnya
transfusi darah, suntikan dan dari ibu ke bayi yang dilahirkan
o Berdasarkan hal tersebut di atas dianjurkan kepada semua
perusahaan/instansi untuk tidak melakukan pengujian
serum HBsAg sebagai alat seleksi pada pemeriksaan
kesehatan awal maupun berkala
SE DIRJEN BINAWAS NO. SE 07/BW/1997
TTG PENGUJIAN HEPATITIS B DALAM PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
PENGAWASAN NORMA KESEHATAN KERJA
Memiliki pengetahuan
& keterampilan dasar
Bekerja pada
Sehat jasmani dan Bersedia ditunjuk P3K di tempat kerja →
perusahaan yang
rohani; menjadi petugas P3K; ditunjukkan dg
bersangkutan;
sertifikat pelatihan
P3K di Tempat Kerja.
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008
Tentang P3K Di Tempat Kerja
Petugas P3K di
Pengurus wajib
tempat kerja dapat
memasang
menggunakan
pemberitahuan
tanda khusus yang
tentang nama dan
mudah dikenal
lokasi petugas P3K
oleh pekerja/buruh
di tempat kerja
yang
pada tempat yang
membutuhkan
mudah terlihat.
pertolongan (Ps 7).
Permenakertrans No. Per.15/Men/VIII/2008
Tentang P3K Di Tempat Kerja
mempekerjakan
pekerja/buruh 100
orang atau lebih;
mempekerjakan
pekerja/buruh kurang
dari 100 orang dengan
potensi bahaya tinggi .
Persyaratan ruang P3K meliputi :
Lokasi ruang P3K :
• Dekat dengan toilet/kamar mandi;
• Dekat jalan keluar;
• Mudah dijangkau dari area kerja; dan
• Dekat dengan tempat parkir kendaraan.
Tempat kerja
Mudah dilihat
gedung
dan
Unit kerja bertingkat
dijangkau,
Disesuaikan berjarak 500 pada lantai
diberi tanda
dengan meter atau yang berbeda
arah yang
jumlah lebih harus → masing-
jelas, cukup
pekerja/buruh menyediakan masing unit
cahaya serta
(Sesuai kotak P3K kerja
mudah
Lampiran III) sesuai jumlah menyediakan
diangkat
pekerja/buruh kotak P3K
apabila akan
sesuai jumlah
digunakan
pekerja/buruh
Ps 11.
Alat evakuasi dan alat transportasi dalam P3K di Tempat Kerja
meliputi :
Keterangan :
1 kotak B setara dengan 2 kotak A
1 kotak C setara dengan 2 kotak B
PEDOMAN PELATIHAN DAN PEMBERIAN LISENSI PETUGAS
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
(P3K) DI TEMPAT KERJA
(KEPDIRJEN BINWASNAKER NO. KEP. 53/DJPPK/VIII/2009)
Pelatihan
Petugas P3K di
Tempat Kerja.
Pemberian
lisensi petugas
P3K di Tempat
Kerja.
PELAKSANAAN PELATIHAN PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA
Syarat Penyelenggara
Pelatihan Petugas P3K di
tempat kerja :
• Pihak-pihak yang dapat
Syarat Peserta pelatihan menyelenggarakan pelatihan;
petugas P3K di tempat kerja • Pihak yg akan melaksanakan pelatihan
• Setiap pekerja/buruh yang akan petugas P3K di tempat kerja harus
ditunjuk sebagai petugas P3K di berkoordinasi dengan Instansi yang
tempat kerja dapat mengikuti membidangi pengawasan
pelatihan ketenagakerjaan setempat.
PELAKSANAAN PELATIHAN PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA
Pihak-pihak yang
dapat Pusat K3 dan balai-balainya.
menyelenggarakan
pelatihan :
Perusahaan yang menyelenggarakan pelatihan
untuk pekerja/buruhnya (pelatihan internal),
Rentan
Tenaga kerja mengalami
selalu kec. Kerja,
berhadapan
dengan Faktor peny. Akibat
Bahaya di kerja, masalah
tempat kerja
kesehatan
lainnya
Latar Belakang
Pentingnya Penyelenggaraan Makan di Tempat Kerja
Permasalahan
terkait GK &
Kurangnya pemahaman
pengusaha dan tenaga kerja
PMTK :
terhadap pentingnya GK & PMTK
Menurunkan absenteisme
Meningkatkan produktivitas
Terciptanya hubungan timbal balik pengusaha dan pekerja maupun antar pekerja
Peralatan makan
Majikan harus
atau masak
menyediakan
sesudah dipakai
Dapur & kamar Lantai dapur pakaian/schort &
harus dibersihkan
makan tidak boleh harus dibersihkan Dapur, kamar tutup kepala yang
dengan sabun dan
berhubungan pada waktu- makan & alat bersih bagi
air panas &
langsung dengan waktu tertentu, keperluan makan pegawai
dikeringkan. Alat-
tempat kerja & sehingga selalu harus selalu penjamah
alat tersebut
letaknya harus dalam keadaan bersih & rapih. makanan untuk
harus dibuat dari
dinyatakan jelas. bersih. dipakai sewaktu
bahan-bahan yg
melayani
mudah
makan/minum.
dibersihkan.
Syarat Petugas Penyelenggara Makanan
(Food Handler)
o Mendapat pendidikan perihal kebersihan
dan kesehatan
o Bebas dr penyakit menular & selalu
menjaga kebersihan badannya
✓ TBC paru >>> Foto Ro Paru2
✓ Thypus >>> Periksa Lab darah (Widal
test)
✓ Cacingan >>> Periksa Tinja (cacing &
telor cacing)
NB. Permenkes No.1096 Tahun 2011:
termasuk bebas peny. hepatitis
o sebelum bekerja hrs diperiksa kesehatan
badannya yg dinyatakan dg Surat
Keterangan Dokter disertai dg
pemeriksaan paru2 dg sinar rontgen,
pemeriksaan ini diulangi minimal setiap 1
tahun sekali
Syarat Petugas Penyelenggara Makanan
(Food Handler)
Tidak mempunyai kebiasaan buruk yg tidak sehat
Perusahaan
Rekomendasi
Katering (Jasaboga)
diberikan Kandepnaker
yang mengelola
berdasarkan (Disnaker)
makanan bagi
persyaratan- melaksanakan
tenaga kerja wajib
persyaratan pembinaan dan
mendapatkan
kesehatan, hygiene monitoring
rekomendasi dari
dan sanitasi → khususnya
Kemnaker (Disnaker
syarat2 higiene & mengenai hygiene,
setempat) → dalam
sanitasi = Sertifikat sanitasi dan
rangka
Laik Higiene Sanitasi penanggulangan
perlindungan
Jasaboga dlm. keracunan makanan
tenaga kerja sesuai
Permenkes No.1096 di tempat kerja.
peraturan
Tahun 2011.
perundangan.
PERSYARATAN REKOMENDASI PERUSAHAAN KATERING
PENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
Mengajukan
Pemeriksaan
permohonan
Permohonan Lapangan oleh
kepada
dibuat rangkap 2 petugas Disnaker
Bupati/Walikota
(dua) dilampirkan (pengawas
c.q. Kepala Dinas
persyaratannya. ketenagakerjaan)
Tenaga Kerja
terhadap :
setempat.
Untuk keperluan aliran air (riolering) harus cukup saluran yang kuat
& bersih
Pekerja
Akses/penye menghadapi fenomena 3 M
barluasan
informasi risiko/kerentanan (Mobile Man
with Money)
terbatas terhadap
HIV/AIDS
Industri
hiburan
DAMPAK HIV/AIDS DI DUNIA KERJA
Meningkatnya Menurunnya
biaya penanganan Angka mangkir investasi/mele
dan perawatan
tenaga kerja
kerja yang mahnya
dengan HIV & meningkat pertumbuhan
AIDS ekonomi
Stigma dan Diskriminasi Terkait HIV/AIDS
Stigma
Terkena HIV/AIDS
= dianggap
penyakit Cap
kutukan, akibat
tindakan amoral buruk
dll.
Stigma dan Diskriminasi Terkait HIV/AIDS
Diskriminasi :
membedakan
perlakuan
Pemerintah
Pengusaha
Serikat pekerja/buruh
KEWAJIBAN PENGUSAHA
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)
Pengusaha wajib melakukan upaya
Pasal 2 pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja
• Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat
kerja sebagaimana dimaksud ayat (1), pengusaha wajib :
• Mengembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja, yang dapat dituangkan dalam Peraturan Perusahaan
atau Perjanjian Kerja Bersama.
• Mengkomunikasikan kebijakan dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
melalui program pendidikan yang berkesinambungan
• Memberikan perlindungan dari tindak dan perlakuan diskriminatif.
• Menerapkan prosedur K3 khusus untuk pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS sesuai dengan peraturan Per-UU dan standar yang berlaku
KEPMENAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004
Pasal 3 : Pasal 4 :
Pekerja/Buruh Dengan
HIV/AIDS berhak mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Kerja Pemerintah melakukan
sama dengan pekerja/buruh pembinaan program di tempat
lainnya sesuai dengan kerja
peraturan per-UU-an yang
berlaku
Pasal 5 : Pasal 6 :
Evaluasi pelaksanaan
program sec berkelanjutan
penyusunan dan
penetapan
Upaya aktif adalah : pelaksanaan
kebijakan;
program.
Kedua program
ini dapat
diintegrasikan
diintegrasikan ke
dengan
dalam kebijakan
penanggulangan
keselamatan
HIV/AIDS di
dan kesehatan
tempat kerja
kerja atau secara
tersendiri
Isi Kebijakan
Pernyataan komitmen pengusaha/pengurus untuk melakukan
upaya aktif Pencegahan Dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif
Lainnya (P4GN) kepada pekerja/buruh.
Tenaga penyuluh
Penyuluhan pencegahan Menyisipkan
dapat berasal
pesan-pesan anti
bahaya penyalahgunaan narkotika,
dari tenaga di
dalam
narkoba ditujukan bagi psikotropika dan
perusahaan yang
zat adiktif
2 sasaran lainnya dalam
telah mendapat
pelatihan P4GN
kegiatan diklat,
atau dapat
ceramah,
meminta
konsultasi, rapat-
bantuan dari
rapat rutin,
Manajemen, Masyarakat Badan Narkotika
community
Propinsi (BNP)
tenaga kerja disekitar development,
atau Kabupaten/
corporate social
dan tempat responsibility
kota ( BNK) di
keluarganya kerja daerah masing-
(CSR).
masing.
Unit Pencegahan Dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap
Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya
(P4GN) di Tempat Kerja dapat mengusulkan biaya untuk
kepada pengusaha atau pengurus perusahaan
untuk dilakukan tes kepada:
tes
dibebankan
kepada
atau kelompok pihak
pekerja/buruh yang pekerja yang rentan perusahaan
diduga menyalahgunakan
narkoba
Azaz dalam melakukan tes
narkoba :
Azaz dalam melakukan tes
narkoba :
Pelayanan kesehatan kerja yang
berada di perusahaan