138-Article Text-662-1-10-20200828

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Febrian Aji P, Tabrani, dan Dien Nobiany R: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

ANALISIS BALANCED SCORECARD


SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA
(STUDI KASUS PADA KUD KARYA MINA KOTA TEGAL)

Febrian Aji Prakoso, Tabrani


Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti

ABSTRACT

The purpose of the research is to analyze the performance of KUD Karya Mina Tegal
with Balanced Scorecard. Data collection method used in this research is
questionnaire. Performance of KUD Karya Mina Tegal is viewed from a financial
perspective using Profitability ratio instrument consisting of current ratio, return on
investment, and net profit margin. Of the three instruments, only the current ratio is in
accordance with the standard, while return on investment and net profit margin is still
below the specified standard. Performance of KUD Karya Mina Tegal from customer
perspective with member satisfaction indicator and member acquisition in good
category. This can be seen from the increasing trend seen from the increase in the
number of members each year as well as from the increased percentage increase in
member acquisition. The performance of KUD Karya Mina Tegal is viewed from the
internal perspective of the business with indicators of innovation and operation is
considered good. Viewed from how KUD Karya mina is able to see the needs of its
members and provide additional benefits to the members. The performance of KUD
Karya Mina from learning and growth perspective with employee satisfaction indicator,
employee retention and employee training is considered good. In the indicator of
employee satisfaction, employees feel satisfied in working in KUD Karya Mina Tegal.
For employee retention from year to year decreased, this can be interpreted that KUD
Karya Mina Tegal able to retain its employees. And for employee training seen from the
increasing trend every year. The results of the overall performance measurement of
KUD Karya Mina Tegal is in good area, with a total score of 86,66% . That is, the
performance of KUD Karya Mina Tegal good if measured by Balanced Scorecard
approach.

Keywords: Performance Measurement, Balanced Scorecard

A. PENDAHULUAN haan dengan konsumen dan perusahaan


dengan perusahaan lainnya.
Pemberlakuan Masyarakat Eko-
Persaingan yang global menimbul-
nomi ASEAN (MEA) akhir tahun 2014
kan terjadinya penurunan laba yang
menjadikan persaingan bisnis di Indo-
diperoleh perusahan-perusahaan yang
nesia semakin kompetitif. Hal ini juga
telah memasuki persaingan tingkat
terdampak pada perubahan dalam ber-
dunia. Oleh karena itu, perusahaan yang
bagai hal yaitu produksi, pemasaran,
memiliki keunggulan dan sanggup untuk
persaingan, pengelolaan sumber daya
manusia serta transaksi antara perusa- memenuhi semua kebutuhan konsumen,

51
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

serta bisa menghasilkan produk bermutu perusahaan. Sebaliknya bagi organisasi,


dan cost effective (Srimindarti, 2004). alat ukur ini bisa dipakai oleh organisasi
Perubahan yang terjadi secara untuk melakukan kordinasi di antara
global memaksa perusahaan agar lebih para jajaran manajer dengan tujuan
mempersiapkan diri agar bisa bersaing di masing-masing sesuai bagian yang
lingkungan global. Kualitas total yang nantinya diberikan kontribusi kepada
menekan pada kualitas biaya atau harga, kemajuan dan keberhasilan perusahaan
kualitas pelayanan, kualitas produk, didalam pencapaian sasaran.
kualitas penyerahan ketepatan waktu dan Balanced Scorecard yaitu alat
kepuasan lain yang terus berkembang untuk pengukuran kinerja secara non-
untuk memberikan kepuasan terus finansial atau finansial. Balanced
menerus terhadap pelanggan merupakan Scorecard juga merupakan metode
kunci persaingan dalam pasar modal. pengukuran kerja yang memiliki hasil
Dengan adanya persaingan global kerangka komprehensif dan mempunyai
perusahaan di tuntut menentukan strategi tujuan menterjemahkan visi di dalam
untuk mengelola usahnya secara baik tujuan strategik, perumusan strategik di
dan benar. Manajemen harus menentu- dalamnya mencakup empat perspektif
kan strategi yang akan menjadi bagian yaitu perspektif keuangan, perspektif
dari landasan dan kerangka kerja agar konsumen, perpektif bisnis internal serta
bisa terwujud sasaran kerja. Alat untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuh-
mengukur kinerja diperlukan agar dapat an. Balanced Scorecard bisa diterapkan
mengetahui sampai sejauh mana strategi dalam semua bidang bisnis seperti
dan sasaran telah sesuai target yang perusahaan jasa, perusahaan dagang,
ditentukan. perusahaan manufaktur serta bisa di-
Pengukuran kinerja merupakan gunakan dalam organisasi sector publik.
alat untuk mengetahui seberapa efisien Dalam empat perspektif tersebut
dan efektifnya strategi yang telah di manajemen bisa mendapatkan informasi
disusun oleh perusahaan. Manajemen untuk menentukan strategi bisnis dan
harus mengetahui apakah masih ada bisa melihat secara komprehensif
kekurangan di dalam pelaksanaan stra- tentang kekuatan dan kelemahan yang
tegi tersebut, sehingga akan di lakukan dimiliki untuk memperoleh keunggulan
evaluasi dan memperbaiki kekurangan kompetitif.
agar perusahaan mampu menjadi lebih Dari percobaan menggunakan
kompetitif bersaing. Untuk mencapai konsep Balanced Scorecard pada tahun
pelaksanaan program atau kegiatan dan 1990-1992, perusahaan yang ikut dalam
kebijakan untuk mewujudkan sasaran, penelitian menunjukan kenaikan berlipat
tujuan, misi serta visi yang tercantum dalam kinerja keuangan. Keberhasilan
dalam strategik planning suatu organi- tersebut diyakini sebab akibat diguna-
sasi diperlukan kinerja (Mahsun, kannya ukuran kinerja balace scorecard
2009:25). yang komprehensif. Dengan adanya
Keseimbangan pengukuran finan- penambahan ukuran kinerja non-
sial dan non finansial bisa menjadi aspek keuangan diantaranya yaitu kepuasan
penting dalam pengukuran kinerja pelanggan produktivitas dan cost
perusahaan yaitu bahwa alat ukur kinerja effectiveness proses bisnis internal, dan
perusahaan digunakan oleh manajemen pembelajaran serta pertumbuhan, ekse-
sebagai bahan evaluasi kinerja mana- kutif dituntut agar memperhatikan dan
jemen dan unit terkait serta alat meng- menjalankan usaha-usaha yang pemicu
ambil keputusan di dalam lingkungan

52
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

sebenarnya supaya bisa mewujudkan tercipta suatu produk yang bisa mem-
kinerja keuangan (Mulyadi, 2001). berikan kepuasan tertentu untuk cust-
Perspektif keuangan bisa menjadi omer maupun para pemegang saham.
solusi jawaban apakah strategi yang Ada tiga aspek yang menjadi fokus
digunakan perusahaan, implementasi proses bisnis internal antara lain proses
serta pelaksanaanya berpengaruh positif inovasi, proses operasi, pelayanan purna
atau bahkan negatif terhadap laba. jual.
Didalam siklus kehidupan bisnis sasaran Perspektif pertumbuhan dan pem-
sangat berbeda di tiap tahapan. Bauran belajaran merupakan suatu perusahaan
dan pertumbuhan pendapatan, peng- bisnis harus benar benar peduli terhadap
hematan biaya produktifitas dan peman- karyawan dan selalu meningkatkan
faatan aktiva investasi adalah tiga kemampuan karyawan untuk bisa ber-
macam pokok tema keuangan yang bisa peran dalam pencapaian ketiga per-
menjadi strategi bisnis. Tema tersebut spektif sebelumnya dan tujuan perusa-
diantaranya bertumbuh (Growth), ber- haan (Kaplan, 2000:109). Dalam per-
tahan (Sustain), menuai (Harvest) spektif ini terdapat tiga dimensi penting
(Kaplan dan Norton, 2000 : 42). yang harus diperhatikan dalam pengu-
Perpektif Pelanggan hendaknya kuran diantaranya kemampuan karya-
semua perusahaan bisa mengidentifikasi wan, kemampuan sistem informasi,
dan mengukur agar kondisi pelanggan motivasi dan pemberian wewenang serta
serta mampu melihat segmen pasar. pembatasan wewenang karyawan.
Customer measurement (kelompok Faktor yang menghambat partum-
pelanggan utama) dan customer value buhan koperasi di Indonesia di sebabkan
prepositions (diluar kelompok utama karena pengembangan dan pemberda-
mengukur proposi nilai pelanggan) yaan koperasi sangat sulit untuk
adalah dua kelompok pengukuran dalam mewujudkan koperasi yang kuat dan
perspektif pelanggan. Customer mandiri yang mampu mengembangkan,
measurement mencangkup lima aspek di meningkatkan kerjasama, potensi, serta
dalamnya seperti pangsa pasar, retensi kemampuan para anggotanya dalam
pasar, kepuasan pelanggan, profitabili- rangka dapat meningkatkan kesejah-
tas, akuisisi pelanggan (Kaplan dan teraan ekonomi serta sosial. Dalam
Norton, 2000:59). waktu akhir-akhir ini koperasi mem-
Customer Value Proposition punyai kinerja yang semakin menurun
merupakan suatu pemicu yang ada dalam dan keberadaanya kurang aktif di
core value proposition didasari aspek masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan
seperti barang dan jasa terdapat fungsi suatu alat ukur untuk mengukur agar
dari barang atau jasa, harga, dan kualitas dapat mengetahui sejauh mana strategi
serta hubungan pelanggan dapat dan sasaran telah ditentukan bisa ter-
mengenai perasaan pelanggan kepada capai (Oktaviansyah, 2015). Keberhasil-
pembelian suatu barang. Responsivitas an yang di dapat bisa dilihat dari
dan komitmen perushaan kepada pelang- pengukuran kinerja apakah koperasi bisa
gan mampu mempengaruhi perasaan berhasil ketika menerapkan perspektif
konsumen. keuangan, perspektif konsumen, per-
Perspektif proses bisnis internal spektif pembelajaran dan pertumbuhan
perusahaan harus melakukan pengukuran serta perspektif bisnis internal.
terhadap semua aktifitas yang telah Dalam hal perspektif keuangan
dilakukan perushaan baik yang dilaku- seharusnya koperasi bisa melihat untuk
kan oleh manajer atau karyawan agar membandingkan kekayaan yang dimiliki

53
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

dengan laba yang di dapat. Seharusnya dalam Pasal 31 ayat (7) Peraturan
koperasi harus bisa melihat agar dapat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
profit yang tinggi bukan hanya melihat Menengah Republik Indonesia.
laba saja. Ketika masuk dalam perspektif Beberapa penelitian mengenai
konsumen harusnya koperasi mampu pengukuran kinerja perusahaan meng-
untuk benar-benar dapat menjaga gunakan analisis Balanced Scorecard
konsumen supaya tidak meninggalkan telah dilakukan oleh beberapa peneliti.
koperasi, karena yang akan menjalankan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
koperasi itu sendiri adalah konsumen Sagala dkk (2016) dalam Kinerja
serta kembali ke dalam asas undang- Koperasi Unit Desa (KUD) Wenang
undang perkoperasian bahwa koperasi Ditinjau Dari Balanced Scorecard
bertujuan untuk mensejahterakan para berpendapat bahwa perspektif keuangan
anggota koperasi itu sendiri. Selanjutnya dinilai kurang memuaskan, sedangkan
adalah perspektif bisnis internal dalam perspektif pelanggan, perspektif proses
koperasi harus saling mengerti antara bisnis internal serta perspektif pem-
pemegang saham dan konsumen bahwa belajaran dan pertumbuhan dinilai baik
apa yang telah di sepakati harus sesuai dan memuaskan.
agar bisa tercapai sesuai keinganan Penelitian yang dilakukan oleh
bersama. Yang terakhir perspektif pem- Sari dan Retnani (2015) dalam Pene-
belajaran dan pertumbuhan untuk itu rapan Balanced Scorecard Sebagai Alat
koperasi harus selalu meningkatkan Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit
kualitas kemampuan para karyawan Islam Surabaya berpendapat bahwa
supaya bisa berperan dalam peningkatan empat perspektif Balanced Scorecard
koperasi itu sendiri. menunjukan kinerja yang meningkat dari
Dengan menggunakan pengukuran tahun sebelumnya.
kinerja yang tercantum dalam Pasal 31 Penelitian yang dilakukan oleh
ayat (7) Peraturan Menteri Koperasi dan Aditya (2013) dalam Penilaian Kinerja
Usaha Kecil dan Menengah Republik Dengan Perspektif Balanced Scorecard
Indonesia Nomor 15/Per/M.KUKM/IX/ Pada CV. Sri Keshava Madhusudana
2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh memberikan hasil bahwa kinerja peru-
Koperasi fenomena yang terjadi adalah sahaan ada yang baik dan juga ada yang
koperasi di kota Tegal telah di bubarkan kurang baik. Hasil baik diperoleh oleh
25, diantaranya 19 koperasi di keca- perspektif keuangan, perspektif pelang-
matan Tegal Timur dan 6 koperasi di gan, sedangkan hasil kurang baik ada
kecamatan Tegal Barat dalam kurun dalam perspektif bisnis internal dan
waktu dua tahun dari 2015 sampai 2016 perspektif pertumbuhan dan pembe-
melalui prosedur yang telah ditentukan lajaran.
oleh Kementrian Negara Koperasi dan Penelitian yang dilakukan oleh
Usaha kecil dan Menengah RI. Pem- Tajudin dkk (2012) dalam Analisis
bubaran koperasi sesuai UU No 25 Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Tahun 1992 Pasal 46 sampai pasal 50. KUD Susu Getasan Kabupaten Sema-
Hal ini dapat disimpulkan bahwa kope- rang memberikan hasil kurang baik
rasi di kota Tegal mengalami penurunan dalam empat perspektif yang ada dalam
kinerja. Oleh sebab itu, penulis berini- Balanced Scorecard.
siatif menggunakan pengukuran kinerja Dalam beberapa penelitian yang
empat perspektif yang ada di dalam sudah dilalukan menunjukan hasil yang
Balanced Scorecard untuk membanding- tidak konsisten dalam jangka waktu serta
kan pengukuran kinerja yang tercantum tempat yang berbeda. Berdasarkan pene-

54
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

litian yang sudah dilakukan terlebih dalam manajemen tradisional (Okta-


dahulu dan bermaksud untuk bisa viansyah, 2015).
menguji lebih lanjut tentang “Analisis
Balanced Scorecard Sebagai Alat 3. Tujuan Pengukuran Kinerja
Pengukur Kinerja Pada KUD Karya Tujuan sistem pengukuran kinerja
Mina Kota Tegal“. menurut Mardiasmo (2002: 122) mem-
punyai kesamaan dengan yang ditulis
B. TINJAUAN PUSTAKA oleh Mahsun (2013: 62) adalah :
a. Untuk dapat mengkomunikasikan
1. Kinerja
strategi secara baik ( Top Down
Kinerja (performance) adalah
dan Bottom Up);
gambaran mengenai tingkat pencapaian
b. Untuk mengukur kinerja finansial
pelaksanaan suatu kegiatan atau program
dan non-finansial secara berim-
atau kebijakan dalam mewujudkan
bang agar dapat di telusur per-
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi
kembangan pencapaian strategi;
telah diatur dalam strategik planning
c. Untuk mengakomodasi pemaha-
suatu organisasi (Mahsun, 2013: 25).
man kepentingan suatu manajer
Kinerja merupakan perilaku yang
level menengah dan bawah serta
ditampilkan setiap orang sebagai suatu
memotivasi untuk mencapai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh
keberhasilan; dan
karyawan sesuai dengan perannya dalam
d. Sebagai alat untuk mencapai
perusahaan serta hal yang sangat penting
suatu kepuasan berdasarkan pen-
dalam upaya perusahaan untuk mencapai
dekatan individual dan kemam-
semua tujuannya (Rivai, 2004: 309).
puan kolektif yang rasional.
2. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah pene- 4. Manfaat Pengukuran Kinerja
Sedangkan manfaat pengukuran
rapan teknik yang direncanakan untuk
kinerja menurut Mardiasmo (2002: 122)
menetapkan waktu bagi pekerja yang
adalah :
memenuhi syarat untuk menetapkan
a. Memberikan pemahaman tentang
waktu bagi para pekerja yang dapat
memenuhi syarat untuk menyelesaikan ukuran yang digunakan untuk
menilai suatu kinerja manajemen;
pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi
b. Memberikan arah untuk men-
yang sudah ditetapkan (Wynne dkk,
capai suatu target kinerja yang
1983: 1).
telah ditetapkan;
Pengukuran kinerja merupakan
c. Untuk memonitor dan menge-
salah satu faktor yang sangat penting
valuasi pencapaian kinerja dan
bagi perusahaan atau koperasi. Pengu-
membandingkanya dengan target
kuran tersebut, misalnya dapat diguna-
kinerja serta melakukan suatu
kan untuk menilai suatu perusahaan serta
tindakan yang korektif untuk
sebagai dasar penyusunan imbalan
memperbaiki kinerja;
dalam perusahaan (Mustowofin, 2002).
d. Sebagai dasar untuk memberikan
Pengukuran kinerja diperlukan suatu
penghargaan dan hukuman
konsep yang menyeimbangkan pengu-
(reward dan punishment) secara
kuran aspek keuangan dan non keuangan
obyektif atas pencapaian prestasi
agar dapat membangun kapabilitas yang
yang diukur ssuia dengan sistem
dimiliki demi kepentingan jangka
pengukuan kinerja yang telah
panjang dan keterbatasan yang ada di
disepakati;

55
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

e. Sebagai suatu alat komunikasi Balanced Scorecard memberikan


antara bawahan dengan pimpinan saran bahwa kita dalam melihat suatu
dalam rangka memperbaiki suatu kinerja organisasi harus dari empat
kinerja organisasi; perspektif (Mahsun, 2013: 160):
f. Dapat membantu mengidentifi- a. Perspektif Keuangan
kasikan kepuasan pelanggan Perspektif ini melihat kinerja
yang sudah terpenuhi; dari sudut pandang profitabilitas
g. Membantu memahami proses ketercapaian target keuangan,
kegiatan didalam instansi peme- sehingga didasarkan atas sales
rintah; dan growth, return on investment,
h. Memastikan agar pengambilan operating income, dan cash flow.
keputusan dilakukan secara b. Perspektif Pelanggan
obyektif. Perspektif pelanggan merupa-
kan faktor-faktor seperti customer
5. Indikator Kinerja satisfaction, customer retention,
Penggunaan indikator kinerja customer profitability, dan market
cukup penting untuk mengetahui apakah share.
aktivitas atau program telah dilakukan c. Perspektif Proses Internal
secara efisien dan efektif. Indikator Perspektif ini mengidentifikasi
untuk tiap-tiap unit organisasi berbeda- faktor kritis dalam proses internal
beda pada tipe pelayanan yang organisasi dengan berfokus pada
dihasilkan. Penentuan indikator suatu pengembangan proses baru yang
kinerja perlu mempertimbangkan kom- menjadi kebutuhan pelanggan.
ponen sebagai berikut (Mardiasmo, d. Perspektif Inovasi dan Pembelajaran
2002: 125): Perspektif ini mengukur faktor-
a. Biaya pelayanan (cost of faktor yang berhubungan dengan
service); teknologi, pengembangan pegawai,
b. Penggunaan (utilization); sistem dan prosedur, dan faktor lain
c. Kualitas dan standar pelayanan yang perlu diperbaharui.
(quality and standars); Balanced Scorecard terdiri dari
d. Cakupan pelayanan (coverage); dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan
dan (2) berimbang (balanced). Pada tahap
e. Kepuasan (satisfaction). eksperimen yang pertama, Balanced
scorecard merupakan suatu kartu skor
6. Balanced ScoreCard yang dimanfaatkan untuk mencatat skor
Balanced scorecard (BSC) meru- hasil kinerja eksekutif di masa depan
pakan pendekatan terhadap manajemen, dibandingkan dengan hasil kinerja
yang dikembangankan pada tahun 1990- sesungguhnya. Hasil perbandingan ini
an oleh Kaplan dan Norton. Pengakuan dapat dimanfaatkan untuk melakukan
oleh beberapa kelemahan dan ketidak evaluasi kinerja eksekutif. Berimbang
jelasan dari pendekatan kinerja pengu- dimaksudkan untuk menunjukan bahwa
kuran kinerja keuangan sebelumnya, kinerja eksekutif diukur secara berim-
BSC dapat menyajikan perspektif yang bang dari dua perspektif : keuangan dan
jelas sebagaimana sebuah perusahaan non keuangan, jangka pendek dan jangka
harus mengukur agar dapat tercapai panjang, serta intern dan ekstern. Karena
keseimbangan perspektif keuangan eksekutif dinilai kinerja mereka ber-
(Mahsun, 2013: 159). dasarkan kartu skor yang dirumuskan
secara berimbang, eksekutif diharapkan

56
Febrian Aji P, TabranI: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

dapat memusatkan perhatian dan usaha perusahaan. Perspektif pelanggan me-


mereka dalam ukuran kinerja non mungkinkan manajer untuk bisa meng-
keuangan dan ukuran jangka panjang artikulasikan strategi yang berorientasi
(Mulyadi, 2014: 3). pada pelanggan dan pasar yang nantinya
Informasi nonfinasial dapat dijadi- akan memberikan keuntungan finansial
kan sebagai tolak ukur lainnya. Infor- masa depan yang lebih besar. Perspektif
masi nonfinasial bisa untuk menambah proses bisnis internal memberikan infor-
keyakinan terhadap kualitas proses masi menyangkut proses internal peru-
pengendalian manajemen. Teknik sahaan yang akan berdampak kepada
pengukuran kinerja yang komprehensif kepuasan pelanggan dan pencapaian
yang banyak dikembangkan oleh tujuan finansial perusahaan. Perspektif
berbagai organisasi diwaktu ini adalah pembelajaran dan pertumbuhan mengi-
Balanced Scorecard. Dengan mengguna- dentifikasi infrastruktur yang harus
kan Balanced Scorecard kinerja dibangun perusahaan dalam menciptakan
organisasi diukur tidak hanya berdasrkan pertumbuhan dan peningkatan kinerja
aspek finansial saja, alan tetapi juga jangka panjang.
aspek nonfinansial (Mardiasmo, 2002:
123). METODE PENELITIAN
Konsep Balanced Scorecard ber-
kembang sesuai dengan perkembangan A. Pemilihan Metode
pengimplementasian konsep tersebut. Metode penelitian yang digunakan
Balanced Scorecard telah mengalami dalam penelitan ini adalah deskriptif.
evolusi perkembangan: (1) Balanced Penelitian deskriptif merupakan suatu
Scorecard sebagai perbaikan sistem permasalahan yang berkenaan dengan
pengukuran kinerja eksekutif, (2) variabel mandiri artinya tanpa membuat
Balanced Scorecard sebagai suatu perbandingan dengan menghubungkan
rerangka perencanaan strategik, dan (3) variabel lain. Dari pendapat tersebut
Balanced Scorecard sebagai basis sistem dapat disimpulkan bahwa penelitiaan
terpadu pengelolaan kinerja personel deskriptif bermaksud memaparkan suatu
(Mulyadi, 2014: 4). fenomena sebagaimana adanya atau
masalah dalam penelitian deskriptif
C. KERANGKA PEMIKIRAN terkait kondisi situasi nyata yang
dihadapi (Kasiram, 2010:246) dalam
Pengukuran kinerja merupakan hal
Satriyadi dan Suryanawa.
yang penting bagi suatu organisasi.
Pengukuran kinerja diantaranya dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaku-
KUD Karya Mina Kota Tegal dan dapat
kan di Koperasi Unit Desa (KUD) Karya
digunakan sebagai dasar untuk menyu-
Mina Kota Tegal jalan Blanak No. 10
sun sistem imbalan. Pengukuran kinerja
Tegalsari Kota Tegal. Yang menjadi
menggunakan Balanced Scorecard
obyek dari penelitian yaitu Perspektif
memiliki cakupan yang cukup luas,
Keuangan, Perspektif Pelanggan,
karena tidak hanya mempertimbangkan
Perspektif Bisnis Internal, Perspektif
aspek-aspek finansial tetapi juga aspek
Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap
nonfinansial.
Kinerja Koperasi.
Perspektif keuangan memberikan
petunjuk apakah strategi perusahaan dan
implementasinya memberikan kontribusi
atau tidak kepada peningkatan laba

57
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

C. Teknik Pengambilan Sampel 3. Perspektif Internal Bisnis


Objek penelitian yang akan diteliti Perspektif internal bisnis
adalah Koperasi Unit Desa Karya Mina diukur dengan menggunakan
Kota Tegal. Termasuk di dalamnya yaitu indikator pengukuran yaitu
kondisi keuangan, kondisi atas kepuasan inovasi dan proses pelayanan.
anggota, proses pelayanan jasa dan hal 4. Perspektif Pembelajaran dan
lain yang berhubungan dengan Koperasi Pertumbuhan
Unit Desa Karya Mina. Perspektif internal bisnis
Dalam hal ini populasi dan sampel diukur dengan menggunakan
yang digunakan untuk mendukung indikator pengukuran yaitu ke-
teknik pengukuran dalam perspektif puasan karyawan, retensi karya-
pelanggan dan perspektif pembelajaran wan dan pelatihan karyawan.
dan partumbuhan. Sedangkan dalam
kedua perspektif lainnya, yaitu perspek- E. Metode Analisis Data
tif keuangan dan perspektif proses bisnis 1. Menghitung Bobot dan Skor Meng-
internal, diukur dengan menggunakan gunakan Nilai Rata-Rata Jumlah
teknik analisis data sesuai data sekunder Indikator
yang telah dikumpulkan (non sampling) Cara menghitung bobot dan
skor Balanced Scorecard adalah
D. Operasional Variabel memberikan bobot untuk masing-
1. Perspektif Keuangan masing indikator, dengan meng-
Dalam perspektif keuangan hitung banyaknya indikator dan
diukur menggunakan indikator menghitung bobot indikator ber-
yaitu Current Ratio, Return on dasarkan nilai rata-rata bobot untuk
Investment dan Net Profit perspektif yang bersangkutan dibagi
Margin. dengan banyaknya indikator. Misal-
2. Perspektif Pelanggan nya perspektif keuangan diberi bobot
Dalam perspektif pelang- sebanyak 30 dan jumlah indikator di
gan diukur dengan menggunakan perspektif keuangan ini adalah 6.
indikator pengukuran yaitu Maka bobot masing-masing pada
kepuasan anggota dan akuisisi perspektif keuangan ini adalah 30/6 =
anggota. 5 (Tabel 3.3)

Tabel 3.3
Mengukur Bobot dan Bobot Indikator
No Perspektif Key Performance Jumlah Bobot Bobot
Indicator Indikator Indikator
1 Keuangan 3 30 10
3 Butir CR
ROI
NPM
2 Pelanggan Kepuasan Anggota
2 Butir Akuisis Anggota
3 Proses Bisnis Inovasi
Internal Proses Pelayanan
2 Butir

58
Febrian Aji P, TabranI: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

4 Pembelajaran KepuasanKaryawan
dan Retensi Karyawan
Pertumbuhan
3 Butir
Pelatihan
Karyawan
Total
Sumber: Rangkuti (2011: 143)

Tabel 3.4
Mengukur Skor Tertimbang Maksimum
Perspektif Jumlah Skor Bobot Skor Tertimbang
Indikator Indikator Indikator Maks
Maks
Keuangan 6 5 5 150
Pelanggan - - - -
Proses - - - -
Internal
Pembelajaran - - - -
TOTAL
Sumber: Rangkuti (2011: 144)

Rumus skor tertimbang maksimum = jumlah indikator x skor indikator


maksimum x bobot indikator

2. Mengukur Jumlah Skor Indikator. kriteria masing-masing indikator,


Pemberian nilai A = 4, B = 3, C yaitu dengan menggunakan nilai
= 2, dan D = 1 untuk masing-masing interval kelas dan rumus:
indikator, adalah berdasarkan empat

Nilai Target – Nilai Minimum


Interval Kelas =
4
Contoh ROE
20% - 0
Interval Kelas = = 5%
4
Dimana:
Nilai Target ROE = 20
Nilai Minimum = 0

Jadi, kriteria skor indikator Seandainya suatu perusahaan


ROE adalah: memiliki ROE sebesar 16,8% maka
A = 15% - 20% nilai dari ROE yang dimiliki adalah
B = 10% - <15% A dengan skor indikator 4.
C = 5% - <10%
D = <5%

59
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

Tabel 3.5
Nilai dan Skor Indikator
Kinerja

Perspektif Indikator Pencapaian Target Hasil Nilai


(%) (%)
Keuangan CR
ROI
NPM

Rerata hasil

Pelanggan Kepuasan
Anggota
Akuisisi
Anggota
Rerata hasil

Internal Inovasi
Bisnis
Pelayanan

Rerata hasil

Pembelajaran Kepuasan
dan Karyawan
Pertumbuhan
Retensi
Karyawan
Pelatihan
Karyawan
Rerata hasil

Sumber: Rangkuti (2011: 145)

Tahap selanjutnya adalah perspektif Balanced Scorecard dapat


menghitung Nilai skor masing- dilihat pada tabel dibawah ini:
masing indikator pada setiap
Tabel 3.6
Nilai Skor Masing - Masing Indikator
Perspektif KPI Nilai Skor Indikator
Keuangan CR
ROI
NPM
TOTAL
Pelanggan Kepuasan
Anggota

60
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

Akuisisi Anggota
TOTAL
Proses Bisnis Inovasi
Internal Proses Pelayanan
TOTAL
Pembelajaran dan Kepuasan
Pertumbuhan Karyawan
Retensi Karyawan
Pelatihan
Karyawan
TOTAL
Sumber: Rangkuti (2011: 145)
Setelah diketahui skor tiap-tiap indikator selanjutnya adalah mencari skor
tertimbang sebagai berikut :
Tabel 3.7
Menghitung Nilai Akhir Total atau Total Skor
Perspektif Jumlah Skor Bobot Indikator Skor
Indikator Tertimbang
Keuangan
Pelanggan
Proses Internal Bisnis
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Jumlah Skor
Tertimbang
Sumber: Rangkuti (2011: 146)
Jumlah Skor Tertimbang
Rumus Total Score = x 100%
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Selanjutnya adalah dengan menggunakan kriteria standar:
Tabel 3.8
Kriteria Pengukuran Perusahaan
Kondisi Kategori Total Skor
SANGAT SEHAT AAA > 95
AA 80 < TS < 95
A 65 < TS < 80
KURANG SEHAT BBB 50 < TS < 65
BB 40 < TS < 50
B 30 < TS < 40
TIDAK SEHAT CCC 20 < TS < 30
CC 10 < TS < 20
C TS < 10
Sumber: Rangkuti (2011: 1147)

61
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN sesuai dengan yang ditetapkan dengan


hasil akhir berupa bobot indikator yang
Setelah dilakukan pengukuran diperoleh dari bobot indikator dibagi
pada masing-masing perspektif, selanjut- dengan jumlah indikator yang dapat
nya adalah pengukuran kinerja perusa- dilihat pada tabel dibawah ini:
haan secara keseluruhan. Pengukuran
kinerja dilakukan dengan pembobotan

Tabel 4.18
Mengukur Bobot dan Bobot Indikator

No Perspektif Key Performance Jumlah Bobot Bobot


Indicator Indikator Indikator
1 Keuangan 3 30 10
3 Butir CR
ROI
NPM
2 Pelanggan 2 20 10
2 Butir Kepuasan
Anggota

Akuisisi Anggota
3 Proses Bisnis 2 20 10
Internal Inovasi
2 Butir Proses Pelayanan
4 Pembelajaran dan 3 30 10
Pertumbuhan Kepuasan
3 Butir Karyawan
Retensi Karyawan
Pelatihan
Karyawan
Total
Sumber: Data diolah

Pada tabel 4.18 diatas bahwa bobot Skor Indikator Maks ditentukan ber-
indikator masing-masing yaitu pada per- dasarkan pemberian nilai pada masing-
spektif keuangan sebesar 10, perspektif masing indikator dalam setiap perspektif
pelanggan 10, perspektif proses bisnis Balanced Scorecard. Dimana nilai A =
internal 10 serta perspektif pertumbuhan 3, B = 2, dan C = 1, maka untuk Skor
dan pembelajaran sebesar 10. indikator maks yang ditentukan adalah A
Tahap selanjutnya adalah mengu- = 3.
kur skor tertimbang maksimum yang Skor tertimbang maksimum
dapat dilihat pada tabel 4.19. Untuk dihitung dengan cara:

62
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

Jumlah indikator x Skor indikator maks x Bobot indikator


Tabel 4.19
Mengukur Skor Tertimbang Maksimum
Perspektif Jumlah Skor Bobot Skor Tertimbang
Indikator Indikator Indikator Maks
Maks
Keuangan 3 3 10 90
Pelanggan 2 3 10 60
Proses 2 3 10 60
Internal
Pembelajaran 3 3 10 90
TOTAL 300
Sumber : Data diolah

Tahap selanjutnya adalah Balanced Scorecard dapat dilihat pada


menghitung Nilai skor masing-masing tabel 4.20 dibawah ini:
indikator pada setiap perspektif

Tabel 4.20
Nilai dan Skor Indikator
Perspektif Indikator Kinerja
Pencapaian (%) Target (%) Hasil Nilai
Keuangan 1. CR 1080,97 100 1080,97 A
2. ROI 2,57 100 (12) 21,47 A
3. NPM 0,19 100 (5) 3,93 C
Rerata Hasil 368,79
Pelanggan 1. Kepuasan Anggota 88,82 100 (4850) 88,82 A
2. Akuisisi Anggota 101,47 100 (68) 101,47 A
Rerata Hasil 95,14
Internal Bisnis 1. Inovasi 40 100 (5) 40 C
2. Pelayanan 100 100 100 A
Rerata hasil 70
Pertumbuhan dan 1. Kepuasan Karyawan 75 100 (1920) 75 A
Pembelajaran
2. Retensi Karyawan 100 100 100 A
3. Pelatihan Karyawan 100 100 (2) 150 A
Rerata Hasil 108,33
Sumber : Data Diolah

Tahap selanjutnya adalah C = 1 dapat dilihat pada tabel dibawah


menghitung Nilai skor masing-masing ini:
indikator pada setiap perspektif
Balanced Scorecard yaitu A = 3, B = 2,

63
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

Tabel 4.21
Nilai Skor Masing - Masing Indikator
Perspektif KPI Nilai Skor Indikator
Keuangan CR A 3
ROI A 3
NPM C 1
TOTAL 7
Pelanggan Kepuasan A
Anggota
Akuisisi Anggota A
TOTAL 6
Proses Bisnis Inovasi C
Internal Proses Pelayanan A
TOTAL 4
Pembelajaran dan Kepuasan A
Pertumbuhan Karyawan
Retensi Karyawan A
Pelatihan A
Karyawan
TOTAL 9
Sumber: Data diolah

Dilihat dari tabel 4.21 menunjuk- 9. Tahap selanjutnya dalah menghitung


kan bahwa total skor indikator pada skor tertimbang yang terlihat pada tabel
perspektif keuangan sebesar 7, total skor 4.22 dan kemudian menghitung nilai
indikator pada perspektif pelanggan akhir total per komponen yang dapat
sebesar 6, perspektif proses bisnis dilihat pada tabel 4.23 dibawah ini:
internal sebesar 4, dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan sebesar

Tabel 4.22
Menghitung Skor Tertimbang
Jumlah Skor Bobot Indikator Skor
Perspektif Indikator Tertimbang
Keuangan 7 10 70
Pelanggan 6 10 60
Proses Bisnis 4 10 40
Internal
Pembelajaran 9 10 90
Jumlah Skor 260
Tertimbang
Sumber : Data diolah

64
Febrian Aji P, TabranI: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

Tabel 4.23
Menghitung Nilai Akhir Total per Komponen
Perspektif Skor Tertimbang Skor Nilai Akhir
Maksimum Tertimbang Komponen
Keuangan 90 70 77,77%
Pelanggan 60 60 100%
Proses Bisnis 60 40 66,66%
Internal
Pembelajaran dan 90 90 100%
Pertumbuhan

Rumus nilai akhir komponen adalah:

Skor Tertimbang
X 100%
Skor Tertimbang Maksimum

Dari tabel 4.23 diperoleh nilai sebesar 100%; proses bisnis internal
akhir per komponen pada perspektif sebesar 66,66% serta pertumbuhan dan
keuangan sebesar 77,77%; pelanggan pembelajaran sebesar 100%.

Jumlah Skor Tertimbang


Rumus Total Score = x 100%
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
260
= x 100% = 86,66%
300
Selanjutnya dengan menggunakan kriteria standar kinerja perusahaan yang dapat
dilihat pada tabel 4.24 dibawah ini:

Tabel 4.24
Kriteria Pengukuran Perusahaan
Kondisi Kategori Total Skor
SANGAT SEHAT AAA > 95
AA 80 < TS < 95
A 65 < TS < 80
KURANG SEHAT BBB 50 < TS < 65
BB 40 < TS < 50
B 30 < TS < 40
TIDAK SEHAT CCC 20 < TS < 30
CC 10 < TS < 20
C TS < 10
Sumber: Rangkuti (2011: 1147)

Kesimpulan yang diperoleh adalah Tegal secara keseluruhan dinilai Sangat


bahwa kinerja KUD Karya Mina Kota Sehat dengan kategori AA, dengan total

65
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

skor sebesar 86,66%. Terkait dengan 3. Perspektif Internal Bisnis


pengukuran kinerja tersebut, KUD Karya Untuk inovasidalam kategori baik,
Mina Kota Tegal dituntut untuk terus karena telah mampu mengidentifikasi
meningkatkan kinerja keuangan maupun keinginan dan kebutuhan para
non keuangan untuk mencapai visi dan anggota di masa kini dan masa
misi serta tujuan perusahaan yang telah mendatang serta merumuskan cara
ditetapkan. dan kebutuhan tersebut. Sedangkan
untuk pelayanan yang menjadi tolak
PENUTUP ukur untuk tahap pelayanan adalah
layanan purna jual. KUD Karya Mina
A. Kesimpulan Kota Tegal mampu untuk memberi-
Berdasarkan hasil dari penelitian kan manfaat tambahan kepada
dapat disimpulkan bahwa : anggota dalam berbagai bentuk
1. Perspektif Keuangan layanan.
Dari perspektif keuangan ini hanya 4. Perspektif Pembelajaran dan Per-
current ratio yang sudah baik karena tumbuhan
sesuai dengan dengan standar yang Untuk kepuasan karyawan sudah
ditentukan yaitu 1:1 atau 100%. baik, karena tingkat kepuasan masuk
Untuk nilai return on investment dalam kategori puas sebesar 1440
masih dibawah standar yang ditentu- dalam skala tingkat kepuasan karya-
kan yaitu 12% pada tahun 2014 wan berkisar antara 1410-1920.
sebesar 2,53%, tahun 2015 sebesar Retensi karyawan juga sudah baik,
2,55%, tahun 2016 sebesar 2,65% karena dari tahun ketahun semakin
dan Net profit margin KUD Karya menurun tingkat retensi karyawan
Mina Kota Tegal kurang baik pada tahun 2014 sebesar 9,61%,
disebabkan masih di bawah standar tahun 2015 sebesar 4,25%, tahun
yang ditentukan yaitu 5%. 2016 sebesar 4,16%, hal ini menun-
2. Perspektif Pelanggan jukkan bahwa KUD Karya Mina
Anggota KUD Karya Mina Kota Kota Tegal mampu untuk memper-
Tegal telah merasa puas atas kinerja tahankan karyawannya. Program
KUD Karya Mina Kota Tegal sesuai pelatihan karyawanjuga sudah baik,
dengan hasil kuesioner. Karena karena karyawan yang mengikuti
indeks kepuasan anggota sebesar pelatihan tiap tahun selalu meningkat
4308 yang sesuai dengan kategori pada tahun 2014 sebesar 1,92%,
puas dalam skala tingkat kepuasan tahun 2015 sebesar 4,25%, tahun
anggota berkisar antara 3558-4850. 2016 adalah sebesar 6,25%.
Secara umum akusisi atas anggota 5. Berdasarkan hasil pengukuran
baru sudah dalam kategori baik, kinerja KUD Karya Mina Kota Tegal
karena dilihat dari tren yang semakin secara keseluruhan dengan meng-
meningkat dari peningkatan jumlah gunakan metode Balanced Scorecard
anggota baru setiap tahun atau dari menunjukkan bahwa perusahaan
kenaikan presentase peningkatan dinilai sangat sehat dalam kategori
akuisisi anggota pada tahun 2014 AA, dengan total skor sebesar
adalah sebesar 1,10%, tahun 2015 86,66%. Hal tersebut dibuktikan
sebesar 1,78%, tahun 2016 sebesar dengan empat perspektif yang
1,81%. diterapkan untuk mengukur kinerja
KUD Karya Mina Kota Tegal.

66
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....

B. Saran pendanaan yang dilakukan oleh


1. KUD Karya Mina Kota Tegal anggota dan para calon anggota.
harus terus meningkatkan kinerja 3. Bagi peneliti berikutnya yang
khususnya pada perspektif ingin melakukan penelitian
keuangan dengan menambah sejenis disarankan untuk meng-
investasi dengan memperluas gunakan pengukuran tingkat
jaringan pelayanan dan investasi kesehatan koperasi dikarenakan
yang ditanamkan dapat mendapat koperasi sudah mempunyai
tingkat pengembalian yang baik pengukuran kinerja yang ter-
agar ROI dan NPM dapat cantum dalam Pasal 31 ayat (7)
meningkat diatas standar yang Peraturan Menteri Koperasi dan
ditentukan. Usaha Kecil dan Menengah
2. Bagi anggota dan calon anggota Republik Indonesia Nomor
sebaiknya mampu memanfaatkan 15/Per/M.KUKM/IX/2015 atau
informasi berupa neraca dan laba membandingkan antara tingkat
rugi KUD Karya Mina hal ini kesehatan koperasi dengan
berguna untuk pengambilan kepu- pengukuran kinerja menggunakan
tusan yang berkaitan dengan Balanced Scorecard.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, A., Indra, G.N. 2010. “Penilaian Kinerja Dengan Perspektif Balanced
Scorecard Pada CV. Sri Keshava Madhusudana”. E-Jurnal Akuntansi. 5(3), 599-
613.
Devita Puteri Wardani, B Hari Susanta. 2012. “Analisis Balanced Scorecard Pada
Koperasi Karyawan Krama Yudha Motor Jakarta”. Jurnal Administrasi bisnis.
[email protected].
Ferawati, I.K. 2013. “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian
Kinerja Pada Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi”. Analisa Vol.1. No.3.
Desember hal : 135-153.
Kasmir. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Renada Media Grup.
Mahsun, M. 2013. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Mulyadi. 2014. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis BALANCED
SCORECARD. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Nugrahayu, E.R. 2016. “Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur
Pengukuran Kinerja Perusahaan”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 4(10).
Nurjaman, S. 2013. “Pengukuran Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard”. Jurnal
Trikonomika voume 12, No. 2, Desember 2013, Hal. 113-124.ISSN1411-514X.
Oktia, Desy. 2014. “Pengukuran Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Tegal Dengan Balanced Scorecard”.

67
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017

Padmakusumah, R.R. 2012. “Analisis Perkembangan Kinerja Koperasi Mahasiswa di


Kota Bandung Dengan Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard”. Forum
Manajemen Indonesia ke 4. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Putrayasa, I. M. A. 2011. “Pengukuran Kinerja Ditinjau Dari Empat Perspektif
Balanced Scorecard Pada Koperasi Martha Yasa Di Desa Penarungan. Jurnal
Bisnis Dan Kewirausahaan”. Vol 7 No 3, Nopember 2011.
Rangkuti, F. (2011). SWOT Balanced Scorecard Tehnik Menyusun Strategi Korporat
yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Rivai, V 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke
Praktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Rowley, C dan Keith Jackson 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Sagala, R. Br dkk. 2016. “Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Wenang Ditinjau Dari
Balanced Scorecard”. Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, ISSN 1907-4298, Vol. 12.
No.3A. November 2016: 81-94.
Sari, A. P dan Retnani. 2015. “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran
Kinerja Pada Rumah Sakit Islam Surabaya”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.
Satriyadi, I. 2015. “Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard pada koperasi
pegawai PT. TELKOM (KOPEGTEL) Insan Denpasar”. E-Jurnal Akuntansi.
11(3), 828-847.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.
Sulisworo, D dan Nurmaningsih, S. 2011. “Pembobotan Sasaran Strategis Perspektif
Balanced Scorecard Pada Perusahaan Air Minum”. Jurnal Ilmiah Teknik Industri,
Vol.10, No.1, Juni 2011.
Tajudin, K., & Adi, R. K. 2013. “Analisis Balanced Scorecard Terhadap Kinerja KUD
Susu Getasan Kabupaten Semarang”. E-Jurnal AGRISTA, 1-12.

68

You might also like