138-Article Text-662-1-10-20200828
138-Article Text-662-1-10-20200828
138-Article Text-662-1-10-20200828
ABSTRACT
The purpose of the research is to analyze the performance of KUD Karya Mina Tegal
with Balanced Scorecard. Data collection method used in this research is
questionnaire. Performance of KUD Karya Mina Tegal is viewed from a financial
perspective using Profitability ratio instrument consisting of current ratio, return on
investment, and net profit margin. Of the three instruments, only the current ratio is in
accordance with the standard, while return on investment and net profit margin is still
below the specified standard. Performance of KUD Karya Mina Tegal from customer
perspective with member satisfaction indicator and member acquisition in good
category. This can be seen from the increasing trend seen from the increase in the
number of members each year as well as from the increased percentage increase in
member acquisition. The performance of KUD Karya Mina Tegal is viewed from the
internal perspective of the business with indicators of innovation and operation is
considered good. Viewed from how KUD Karya mina is able to see the needs of its
members and provide additional benefits to the members. The performance of KUD
Karya Mina from learning and growth perspective with employee satisfaction indicator,
employee retention and employee training is considered good. In the indicator of
employee satisfaction, employees feel satisfied in working in KUD Karya Mina Tegal.
For employee retention from year to year decreased, this can be interpreted that KUD
Karya Mina Tegal able to retain its employees. And for employee training seen from the
increasing trend every year. The results of the overall performance measurement of
KUD Karya Mina Tegal is in good area, with a total score of 86,66% . That is, the
performance of KUD Karya Mina Tegal good if measured by Balanced Scorecard
approach.
51
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
52
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....
sebenarnya supaya bisa mewujudkan tercipta suatu produk yang bisa mem-
kinerja keuangan (Mulyadi, 2001). berikan kepuasan tertentu untuk cust-
Perspektif keuangan bisa menjadi omer maupun para pemegang saham.
solusi jawaban apakah strategi yang Ada tiga aspek yang menjadi fokus
digunakan perusahaan, implementasi proses bisnis internal antara lain proses
serta pelaksanaanya berpengaruh positif inovasi, proses operasi, pelayanan purna
atau bahkan negatif terhadap laba. jual.
Didalam siklus kehidupan bisnis sasaran Perspektif pertumbuhan dan pem-
sangat berbeda di tiap tahapan. Bauran belajaran merupakan suatu perusahaan
dan pertumbuhan pendapatan, peng- bisnis harus benar benar peduli terhadap
hematan biaya produktifitas dan peman- karyawan dan selalu meningkatkan
faatan aktiva investasi adalah tiga kemampuan karyawan untuk bisa ber-
macam pokok tema keuangan yang bisa peran dalam pencapaian ketiga per-
menjadi strategi bisnis. Tema tersebut spektif sebelumnya dan tujuan perusa-
diantaranya bertumbuh (Growth), ber- haan (Kaplan, 2000:109). Dalam per-
tahan (Sustain), menuai (Harvest) spektif ini terdapat tiga dimensi penting
(Kaplan dan Norton, 2000 : 42). yang harus diperhatikan dalam pengu-
Perpektif Pelanggan hendaknya kuran diantaranya kemampuan karya-
semua perusahaan bisa mengidentifikasi wan, kemampuan sistem informasi,
dan mengukur agar kondisi pelanggan motivasi dan pemberian wewenang serta
serta mampu melihat segmen pasar. pembatasan wewenang karyawan.
Customer measurement (kelompok Faktor yang menghambat partum-
pelanggan utama) dan customer value buhan koperasi di Indonesia di sebabkan
prepositions (diluar kelompok utama karena pengembangan dan pemberda-
mengukur proposi nilai pelanggan) yaan koperasi sangat sulit untuk
adalah dua kelompok pengukuran dalam mewujudkan koperasi yang kuat dan
perspektif pelanggan. Customer mandiri yang mampu mengembangkan,
measurement mencangkup lima aspek di meningkatkan kerjasama, potensi, serta
dalamnya seperti pangsa pasar, retensi kemampuan para anggotanya dalam
pasar, kepuasan pelanggan, profitabili- rangka dapat meningkatkan kesejah-
tas, akuisisi pelanggan (Kaplan dan teraan ekonomi serta sosial. Dalam
Norton, 2000:59). waktu akhir-akhir ini koperasi mem-
Customer Value Proposition punyai kinerja yang semakin menurun
merupakan suatu pemicu yang ada dalam dan keberadaanya kurang aktif di
core value proposition didasari aspek masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan
seperti barang dan jasa terdapat fungsi suatu alat ukur untuk mengukur agar
dari barang atau jasa, harga, dan kualitas dapat mengetahui sejauh mana strategi
serta hubungan pelanggan dapat dan sasaran telah ditentukan bisa ter-
mengenai perasaan pelanggan kepada capai (Oktaviansyah, 2015). Keberhasil-
pembelian suatu barang. Responsivitas an yang di dapat bisa dilihat dari
dan komitmen perushaan kepada pelang- pengukuran kinerja apakah koperasi bisa
gan mampu mempengaruhi perasaan berhasil ketika menerapkan perspektif
konsumen. keuangan, perspektif konsumen, per-
Perspektif proses bisnis internal spektif pembelajaran dan pertumbuhan
perusahaan harus melakukan pengukuran serta perspektif bisnis internal.
terhadap semua aktifitas yang telah Dalam hal perspektif keuangan
dilakukan perushaan baik yang dilaku- seharusnya koperasi bisa melihat untuk
kan oleh manajer atau karyawan agar membandingkan kekayaan yang dimiliki
53
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
dengan laba yang di dapat. Seharusnya dalam Pasal 31 ayat (7) Peraturan
koperasi harus bisa melihat agar dapat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
profit yang tinggi bukan hanya melihat Menengah Republik Indonesia.
laba saja. Ketika masuk dalam perspektif Beberapa penelitian mengenai
konsumen harusnya koperasi mampu pengukuran kinerja perusahaan meng-
untuk benar-benar dapat menjaga gunakan analisis Balanced Scorecard
konsumen supaya tidak meninggalkan telah dilakukan oleh beberapa peneliti.
koperasi, karena yang akan menjalankan Menurut penelitian yang dilakukan oleh
koperasi itu sendiri adalah konsumen Sagala dkk (2016) dalam Kinerja
serta kembali ke dalam asas undang- Koperasi Unit Desa (KUD) Wenang
undang perkoperasian bahwa koperasi Ditinjau Dari Balanced Scorecard
bertujuan untuk mensejahterakan para berpendapat bahwa perspektif keuangan
anggota koperasi itu sendiri. Selanjutnya dinilai kurang memuaskan, sedangkan
adalah perspektif bisnis internal dalam perspektif pelanggan, perspektif proses
koperasi harus saling mengerti antara bisnis internal serta perspektif pem-
pemegang saham dan konsumen bahwa belajaran dan pertumbuhan dinilai baik
apa yang telah di sepakati harus sesuai dan memuaskan.
agar bisa tercapai sesuai keinganan Penelitian yang dilakukan oleh
bersama. Yang terakhir perspektif pem- Sari dan Retnani (2015) dalam Pene-
belajaran dan pertumbuhan untuk itu rapan Balanced Scorecard Sebagai Alat
koperasi harus selalu meningkatkan Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit
kualitas kemampuan para karyawan Islam Surabaya berpendapat bahwa
supaya bisa berperan dalam peningkatan empat perspektif Balanced Scorecard
koperasi itu sendiri. menunjukan kinerja yang meningkat dari
Dengan menggunakan pengukuran tahun sebelumnya.
kinerja yang tercantum dalam Pasal 31 Penelitian yang dilakukan oleh
ayat (7) Peraturan Menteri Koperasi dan Aditya (2013) dalam Penilaian Kinerja
Usaha Kecil dan Menengah Republik Dengan Perspektif Balanced Scorecard
Indonesia Nomor 15/Per/M.KUKM/IX/ Pada CV. Sri Keshava Madhusudana
2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh memberikan hasil bahwa kinerja peru-
Koperasi fenomena yang terjadi adalah sahaan ada yang baik dan juga ada yang
koperasi di kota Tegal telah di bubarkan kurang baik. Hasil baik diperoleh oleh
25, diantaranya 19 koperasi di keca- perspektif keuangan, perspektif pelang-
matan Tegal Timur dan 6 koperasi di gan, sedangkan hasil kurang baik ada
kecamatan Tegal Barat dalam kurun dalam perspektif bisnis internal dan
waktu dua tahun dari 2015 sampai 2016 perspektif pertumbuhan dan pembe-
melalui prosedur yang telah ditentukan lajaran.
oleh Kementrian Negara Koperasi dan Penelitian yang dilakukan oleh
Usaha kecil dan Menengah RI. Pem- Tajudin dkk (2012) dalam Analisis
bubaran koperasi sesuai UU No 25 Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Tahun 1992 Pasal 46 sampai pasal 50. KUD Susu Getasan Kabupaten Sema-
Hal ini dapat disimpulkan bahwa kope- rang memberikan hasil kurang baik
rasi di kota Tegal mengalami penurunan dalam empat perspektif yang ada dalam
kinerja. Oleh sebab itu, penulis berini- Balanced Scorecard.
siatif menggunakan pengukuran kinerja Dalam beberapa penelitian yang
empat perspektif yang ada di dalam sudah dilalukan menunjukan hasil yang
Balanced Scorecard untuk membanding- tidak konsisten dalam jangka waktu serta
kan pengukuran kinerja yang tercantum tempat yang berbeda. Berdasarkan pene-
54
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....
55
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
56
Febrian Aji P, TabranI: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....
57
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
Tabel 3.3
Mengukur Bobot dan Bobot Indikator
No Perspektif Key Performance Jumlah Bobot Bobot
Indicator Indikator Indikator
1 Keuangan 3 30 10
3 Butir CR
ROI
NPM
2 Pelanggan Kepuasan Anggota
2 Butir Akuisis Anggota
3 Proses Bisnis Inovasi
Internal Proses Pelayanan
2 Butir
58
Febrian Aji P, TabranI: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....
4 Pembelajaran KepuasanKaryawan
dan Retensi Karyawan
Pertumbuhan
3 Butir
Pelatihan
Karyawan
Total
Sumber: Rangkuti (2011: 143)
Tabel 3.4
Mengukur Skor Tertimbang Maksimum
Perspektif Jumlah Skor Bobot Skor Tertimbang
Indikator Indikator Indikator Maks
Maks
Keuangan 6 5 5 150
Pelanggan - - - -
Proses - - - -
Internal
Pembelajaran - - - -
TOTAL
Sumber: Rangkuti (2011: 144)
59
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
Tabel 3.5
Nilai dan Skor Indikator
Kinerja
Rerata hasil
Pelanggan Kepuasan
Anggota
Akuisisi
Anggota
Rerata hasil
Internal Inovasi
Bisnis
Pelayanan
Rerata hasil
Pembelajaran Kepuasan
dan Karyawan
Pertumbuhan
Retensi
Karyawan
Pelatihan
Karyawan
Rerata hasil
60
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....
Akuisisi Anggota
TOTAL
Proses Bisnis Inovasi
Internal Proses Pelayanan
TOTAL
Pembelajaran dan Kepuasan
Pertumbuhan Karyawan
Retensi Karyawan
Pelatihan
Karyawan
TOTAL
Sumber: Rangkuti (2011: 145)
Setelah diketahui skor tiap-tiap indikator selanjutnya adalah mencari skor
tertimbang sebagai berikut :
Tabel 3.7
Menghitung Nilai Akhir Total atau Total Skor
Perspektif Jumlah Skor Bobot Indikator Skor
Indikator Tertimbang
Keuangan
Pelanggan
Proses Internal Bisnis
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Jumlah Skor
Tertimbang
Sumber: Rangkuti (2011: 146)
Jumlah Skor Tertimbang
Rumus Total Score = x 100%
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Selanjutnya adalah dengan menggunakan kriteria standar:
Tabel 3.8
Kriteria Pengukuran Perusahaan
Kondisi Kategori Total Skor
SANGAT SEHAT AAA > 95
AA 80 < TS < 95
A 65 < TS < 80
KURANG SEHAT BBB 50 < TS < 65
BB 40 < TS < 50
B 30 < TS < 40
TIDAK SEHAT CCC 20 < TS < 30
CC 10 < TS < 20
C TS < 10
Sumber: Rangkuti (2011: 1147)
61
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
Tabel 4.18
Mengukur Bobot dan Bobot Indikator
Akuisisi Anggota
3 Proses Bisnis 2 20 10
Internal Inovasi
2 Butir Proses Pelayanan
4 Pembelajaran dan 3 30 10
Pertumbuhan Kepuasan
3 Butir Karyawan
Retensi Karyawan
Pelatihan
Karyawan
Total
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.18 diatas bahwa bobot Skor Indikator Maks ditentukan ber-
indikator masing-masing yaitu pada per- dasarkan pemberian nilai pada masing-
spektif keuangan sebesar 10, perspektif masing indikator dalam setiap perspektif
pelanggan 10, perspektif proses bisnis Balanced Scorecard. Dimana nilai A =
internal 10 serta perspektif pertumbuhan 3, B = 2, dan C = 1, maka untuk Skor
dan pembelajaran sebesar 10. indikator maks yang ditentukan adalah A
Tahap selanjutnya adalah mengu- = 3.
kur skor tertimbang maksimum yang Skor tertimbang maksimum
dapat dilihat pada tabel 4.19. Untuk dihitung dengan cara:
62
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....
Tabel 4.20
Nilai dan Skor Indikator
Perspektif Indikator Kinerja
Pencapaian (%) Target (%) Hasil Nilai
Keuangan 1. CR 1080,97 100 1080,97 A
2. ROI 2,57 100 (12) 21,47 A
3. NPM 0,19 100 (5) 3,93 C
Rerata Hasil 368,79
Pelanggan 1. Kepuasan Anggota 88,82 100 (4850) 88,82 A
2. Akuisisi Anggota 101,47 100 (68) 101,47 A
Rerata Hasil 95,14
Internal Bisnis 1. Inovasi 40 100 (5) 40 C
2. Pelayanan 100 100 100 A
Rerata hasil 70
Pertumbuhan dan 1. Kepuasan Karyawan 75 100 (1920) 75 A
Pembelajaran
2. Retensi Karyawan 100 100 100 A
3. Pelatihan Karyawan 100 100 (2) 150 A
Rerata Hasil 108,33
Sumber : Data Diolah
63
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
Tabel 4.21
Nilai Skor Masing - Masing Indikator
Perspektif KPI Nilai Skor Indikator
Keuangan CR A 3
ROI A 3
NPM C 1
TOTAL 7
Pelanggan Kepuasan A
Anggota
Akuisisi Anggota A
TOTAL 6
Proses Bisnis Inovasi C
Internal Proses Pelayanan A
TOTAL 4
Pembelajaran dan Kepuasan A
Pertumbuhan Karyawan
Retensi Karyawan A
Pelatihan A
Karyawan
TOTAL 9
Sumber: Data diolah
Tabel 4.22
Menghitung Skor Tertimbang
Jumlah Skor Bobot Indikator Skor
Perspektif Indikator Tertimbang
Keuangan 7 10 70
Pelanggan 6 10 60
Proses Bisnis 4 10 40
Internal
Pembelajaran 9 10 90
Jumlah Skor 260
Tertimbang
Sumber : Data diolah
64
Febrian Aji P, TabranI: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....
Tabel 4.23
Menghitung Nilai Akhir Total per Komponen
Perspektif Skor Tertimbang Skor Nilai Akhir
Maksimum Tertimbang Komponen
Keuangan 90 70 77,77%
Pelanggan 60 60 100%
Proses Bisnis 60 40 66,66%
Internal
Pembelajaran dan 90 90 100%
Pertumbuhan
Skor Tertimbang
X 100%
Skor Tertimbang Maksimum
Dari tabel 4.23 diperoleh nilai sebesar 100%; proses bisnis internal
akhir per komponen pada perspektif sebesar 66,66% serta pertumbuhan dan
keuangan sebesar 77,77%; pelanggan pembelajaran sebesar 100%.
Tabel 4.24
Kriteria Pengukuran Perusahaan
Kondisi Kategori Total Skor
SANGAT SEHAT AAA > 95
AA 80 < TS < 95
A 65 < TS < 80
KURANG SEHAT BBB 50 < TS < 65
BB 40 < TS < 50
B 30 < TS < 40
TIDAK SEHAT CCC 20 < TS < 30
CC 10 < TS < 20
C TS < 10
Sumber: Rangkuti (2011: 1147)
65
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
66
Febrian Aji P, Tabrani: Analisis Balaced Scorecard Sebagai ....
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, A., Indra, G.N. 2010. “Penilaian Kinerja Dengan Perspektif Balanced
Scorecard Pada CV. Sri Keshava Madhusudana”. E-Jurnal Akuntansi. 5(3), 599-
613.
Devita Puteri Wardani, B Hari Susanta. 2012. “Analisis Balanced Scorecard Pada
Koperasi Karyawan Krama Yudha Motor Jakarta”. Jurnal Administrasi bisnis.
[email protected].
Ferawati, I.K. 2013. “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian
Kinerja Pada Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi”. Analisa Vol.1. No.3.
Desember hal : 135-153.
Kasmir. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Renada Media Grup.
Mahsun, M. 2013. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Mulyadi. 2014. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis BALANCED
SCORECARD. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Nugrahayu, E.R. 2016. “Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur
Pengukuran Kinerja Perusahaan”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 4(10).
Nurjaman, S. 2013. “Pengukuran Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard”. Jurnal
Trikonomika voume 12, No. 2, Desember 2013, Hal. 113-124.ISSN1411-514X.
Oktia, Desy. 2014. “Pengukuran Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Tegal Dengan Balanced Scorecard”.
67
PERMANA – Vol. IX No. 1 Februari 2017
68