Kti New

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 73

TIDUR SIANG TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


PENDERITA HIPERTENSI

NATURAL SLEEP (NAP) ON BLOOD PRESSURE IN


HYPERTENSION PATIENTS
Ani Fadmawaty, Viyan Septiana A, Thoha
Poltekkes Kemenkes Banten
Korespondensi: [email protected]

ABSTRACT
Hypertension with complications is about 5.3% of the cause of death. Organ damage
due to complications of hypertension will depend on the magnitude of the increase in
blood pressure and the duration of the undiagnosed and untreated blood pressure
condition. The organs of the body that are targeted include the brain, eyes, heart, and
kidneys, and can also affect the peripheral arteries themselves. It is very important to
prevent and manage hypertension, not only with pharmacological therapy but also with
non-pharmacological therapy such as nap breaks. Research objective: To determine the
effect of napping on blood pressure in patients with hypertension in Neglasari sub-
district, Tangerang city. This study is a descriptive-analytic study using the Wilcoxon
Signed Rank Test and T-test using the SPSS program with a 95% confidence level (p
0.05). The research design used a quasi-experimental approach with a pretest-posttest
with a control group approach. A total of 15 treatment respondents and 15 control
respondents were in the area of RW 03 Mekarsari Village, Neglasari District,
Tangerang City. The results showed that there was no significant difference in the
average systolic and diastolic blood pressure before and after napping in the treatment
respondents. A systolic pressure p-value = 0.149, diastolic pressure p-value =
0.314. There is no effect of napping on blood pressure in hypertension sufferers in
Neglasari sub-district, Tangerang city.

Keywords: Hypertension, Napping, Systolic, Diastolic Blood Pressure

ABSTRAK
Komplikasi penyakit Hipertensi sebesar 5,3% penyebab kematian Kerusakan organ
akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan
darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Pencegahan dan pengelolaan hipertensi sangat penting dilakukan bukan saja dengan
terapi farmakologis, namun juga non farmakologis seperti istirahat tidur siang. Tujuan
Penelitian: mengetahui pengaruh tidur siang terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi di kelurahan Mekarsari Kota Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan T test dengan
tingkat kepercayaan 95% (p ≤ 0,05). Desain penelitian quasi experiment dengan
pendekatan pretest posttest with control group. Sebanyak 15 orang responden perlakuan
dan 15 orang responden kontrol di wilayah RW 03 Kelurahan Mekarsari Kecamatan
Neglasari Kota Tangerang. Hasil analisis menunjukkan Tidak ada perbedaan yang
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 74

signifikan rata-rata tekanan darah sistolik maupun diastolik sebelum dan sesudah tidur
siang pada responden perlakuan. Pada tekanan Sistolik p value= 0,149, tekanan diastolik
p value= 0,314 artinya tidak ada pengaruh tidur siang terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di kelurahan Mekarsari kota Tangerang.

Kata Kunci : Hipertensi,Tekanan Darah, Sistolik, Diastolik, Tidur Siang

PENDAHULUAN Satu Milayar orang menderita


Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menurut World Health
Hipertensi adalah meningkatntya Organization (WHO) tahun 2011 Angka
tekanan darah sistolik di atas 140 kejadian Hipertensi terus meningkat
mmHg dan tekanan disatolik di atas 90 tang diperkirakan pada tahun 2025
mmHg pada dua kali pengukuran sebanyak 29% orang dewasa di seluruh
dengan selang waktu lima menit dalam dunia mengidap Hipertensi.
keadaan cukup istirahat (tenang). Peningkatan jumlah penderita disertai
Prevalensi Penyakit tidak menular di dengan komplikasi kerusakan organ
Indonesia mengalami kenaikan dapat menyebabkan peningkatan beban
berdasarkan hasil Riskesdas 2018 bila biaya kesehatan.
dibandingkan dengan hasil Riskesdas Pembiayaan Jaminan Kesehatan
tahun 2013, diantaranya kanker, stroke, Nasional (JKN) Tahun 2015
penyakit ginjal kronis, diabetes mellitus menunjukkan sebanyak 1,3 juta orang
dan hipertensi. atau 0,8% peserta JKN mendapat
Komplikasi penyakit Hipertensi pelayanan untuk penyakit Katastropik,
sebesar 5,3% penyebab kematian nomor yang menghabiskan biaya sebanyak
5 (lima) di semua umur berdasardata 13,6 triliun rupiah atau 23,9 % yang
Sample Registration System (SRS) terdiri dari; Penyakit Jantung (11,59 %),
tahun 2014. Beratnya Kerusakan organ Gagal Ginjal Kronik (4,71 %), Kanker
bergantung pada tinnginya tekanan (4,03 %), Stroke (1,95%), Thalasemia
darah dan seberapa lama tekanan darah (0,73%), Cirosis Hepatitis (0,42%),
yang tidak terdiagnosis dan tidak Leukemia (0,3%), Haemofilia (0,16%).
diobati. Kerusakan organyang terjadi Penyakit hipertensi menduduki
pada mata, ginjal, otak dan jantung yang peringkat kedua dari 20 besar data
dapat juga berakibat pembuluh darah penyakit rawat jalan di Puskemas se
arteri perifer. Kota Tangerang tahun 2015 sejumlah
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 75

53.708 orang atau 6,10 %. (Profil Penelitian pada 23.681 orang


Kesehatan Kota Tangerang, 2016). selama 6 tahun menunjukkan bahwa
Pemerintah telah berupaya sebagian orang yang memiliki
melakukan pencegahan dan kebiasaan tidur siang secara teratur 3
pengendalian Hipertensi melalui kali seminggu dengan durasi kurang
peningkatan promosi kesehatan seperti lebih 30 menit dapat menurunkan resiko
KIE pengendalian Hipertensi dengan kematian akibat penyakit jantung sekitar
perilaku 'CERDIK'. Pencegahan dan 37% dan orang yang tidur siang namun
pengendalian Hipertensi berbasis tidak teratur dapat risiko kematian 12%
masyarakat dengan 'Self Awareness' lebih rendah daripada orang yang tidak
seperti mengukur tekanan darah rutin, tidur siang (Naska et al., 2007).
peningkatan pelayanan kesehatan Sebuah penelitian menyebutkan
penyakit tidak menular khususnya idealnya tidur siang yang efektif dan
Hipertensi. Upaya lain meningkatkan bermanfaat bagi kesehatan pada orang
akses ke Fasilitas Kesehatah Tingkat dewasa dengan durasi 10 menit sampai
Pertama (FKTP), penguatan sistem 30 menit (Brooks and Lack, 2006;
rujukan, dan peningkatan mutu Tietzel and Lack, 2001, 2002a,b).
pelayanan, serta menggunakan Carta Beberapa penelitian telah menunjukkan
Prediksi Risiko guna mencegah pengaruh tidur siang terhadap kesehatan
komplikasi Hipertensi khususnya dengan kombinasi 30 menit tidur siang
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah dan olahraga sedang pada sore hari
berdasar WHO. dapat meningkatkan kualitas tidur
Penelitian yang dlakukan pada dengan menurunkan terbangun setelah
masyarakat Cina paruh baya dan lebih terlelap serta meningkatkan efisiensi
tua, tidur siang yang diperpanjang (≥90 tidur. (Tanaka et al. (2001, 2002))
menit) dikaitkan dengan hipertensi pada Sara C. Mednick, PhD dalam
wanita paruh baya dan wanita yang bukunya “Take a nap! Change Your
lebih tua dan hubungan ini lebih jelas Life” menyampaikan tidur siang
pada kelompok wanita yang lebih tua. dengan durasi selama 20 menit
Sebagai gaya hidup yang dapat diubah, meningkatkan daya konstentrasi dan
kebiasaan tidur siang dapat disesuaikan keterampilan motorik seperti mengetik
untuk mencegah hipertensi. dan bermain piano. Penelitian
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 76

menunjukkan tidur siang lebih lama mengapa bayi memerlukan banyak


membantu meningkatkan ingatan dan tidur. Otak mereka yang sangat lentur
meningkatkan kreativitas. Tidur siang secara cepat mengalami modifikasi-
selama kurang lebih 30 sampai 60 menit modifikasi sinaps besar-besaran sebagai
(tidur gelombang lambat) baik untuk respons terhadap rangsangan
kemampuan dalam mengambil lingkungan. Sebaliknya, orang dewasa,
keputusan, seperti menghafal kosakata yang perubahan pada sarafnya lebih
atau mengingat arah. Tidur siang selama terbatas, tidur lebih sedikit (Sherwood,
60 sampai 90 menit (tidur REM) 2011).
memainkan peran kunci dalam Di negara-negara seperti Amerika
membuat koneksi baru di dalam otak Serikat, Kanada dan Jepang telah
dan memecahkan masalah dengan menjadikan tidur siang atau sering
kreatif. Lamanya waktu tidur siang dan disebut dengan “power nap” sebagai
jenis tidur dapat menentukan manfaat kebiasaan dan budaya yang dianjurkan
yang terjadi pada otak. Penelitian lain bagi para pekerja dan siswa untuk
(Allen, 2003) menunjukkan bahwa meningkatkan produktivitas kerja.
tidur siang dengan durasi 60 sampai 90 Seperti untuk meningkatkan kesadaran
menit dapat mengembalikan hilangnya masyarakat tentang efek positif dari
presepsi pembelajaran setelah tidur siang, Amerika Serikat telah
beraktifitas dan apabila telah memasuki mendirikan National Sleep Disorder
fase tidur REM (Rapid Eye Movement) Association (Yusof et al., 2014).
maka akan dapat meningkatkan kinerja Peneliti telah secara sistematis
seseorang sama seperti setelah bangun bervariasi waktu hari ketika tidur siang
dari tidur pada malam hari. diambil. Irama sirkadian 'mencerminkan
Teori lain menyebutkan pada fase 24 jam siklus peningkatan dan menurun
tidur terutama tidur paradoksal (fase dalam berbagai fungsi biologis dan
REM), diperlukan bagi otak untuk fisiologis, termasuk suhu tubuh, detak
melaksanakan penyesuaian-penyesuaian jantung, dan sekresi hormon' (Hasher et
kimiawi dan struktural jangka panjang al., 2002, hal. 200). Ritme ini juga
yang diperlukan untuk belajar dan terlihat dalam indeks perilaku seperti
mengingat, terutama konsolidasi ingatan fungsi kognitif (Hasher et al., 2002;
prosedural. Teori ini dapat menjelaskan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 77

Higuchi et al., 2000) dan suasana hati kurang dari 100 (Sugiyono dalam
(Giannotti et al., 2002). Listuayu, 2012).
Tidur siang dipengaruhi oleh Menurut Gay dan Diehl (1992),
ritme sirkadian (Lockley dan Skene, sampel haruslah sebesar-besarnya,
1997), salah satu strategi penelitian semakin banyak sampel yang diambil
melibatkan variasi waktu tidur siang maka akan semakin representative dan
berlangsung selama terjaga secara hasilnya dapat digeneralisasi. Ukuran
berkelanjutan. Misalnya, dalam sebuah sampel yang diterima akan tergantung
studi oleh Dinges et al. (1987), 41 sehat, pada jenis penelitiannya. Menurut Gay
dewasa muda ditugaskan untuk satu dari dan Diehl (1992), Penelitian
lima kelompok tidur siang setelah 6, 18, eksperimental, sampel minimumnya
30, 42, atau 54 jam terjaga. Semua adalah 15 subjek per grup. Pada
kelompok diizinkan tidur siang selama penelitian ini terdapat dua sampel yang
56 jam kurang tidur. Semua kelompok digunakan yaitu sampel control
menunjukkan peningkatan kinerja sebanyak 15 orang dan sampel yang
waktu reaksi setelah tidur siang, diintervensi sebanyak 15 orang.
meskipun kantuk subyektif Cara atau metode yang digunakan
menunjukkan peningkatan yang untuk mendapatkan data melalui
diharapkan saat kehilangan tidur pengukuran tekanan darah sebelum dan
meningkat. Tujuan penelitian untuk sesudah perlakuan tidur siang selama 7
mengetahui bagaiamana tidur siang hari dan Pengukuran tekanan darah
dapat mempengaruhi tekanan darah tanpa perlakuan tidur siang seminggu
pada penderita hipertensi. kemudian. Peneliti dibantu oleh
enumerator untuk mengobservasi tidur
METODE
siang yang dilakukan. Dimana
Desain penelitian menggunakan
enumerator sudah dilakukan pelatihan
menggunakan quasi experiment dengan
dan persamaan persepsi oleh peneliti.
pendekatan pretest posttest with control
Data yang diambil saat penelitian
group. Penelitian ini menggunakan non
dengan mengukur tekanan darah
probability sampling dengan tehnik
sebelum dan setelah tidur siang. Pagi
total sampling yaitu jumlah sampel
hari untuk pengukuran tekanan darah
sama dengan jumlah populasi
sebelum perlakuan tidur siang dan sore
dikarenakan jumlah populasi yang
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 78

hari setelah perlakuan. 15 orang skala ordinal yaitu Wilcoxon Signed


responden dengan perlakuan tidur siang Rank Test pada data yang berdistribusi
dan 15 orang sebagai kontrol tidak tidak normal dan T Test bagi data yang
mendapat perlakuan tidur siang.Data berdistribusi normal dengan
yang digunakan dalam penelitian menggunakan program SPSS dengan
merupakan data pengukuran tekanan tingkat kepercayaan 95% (p ≤ 0,05).
darah pada hari ke 7. Spignomanometer Jika nilai P ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan
atau tensimeter digital yang digunakan Ha diterima artinya ada pengaruh tidur
untuk mengukur tekanan darah siang terhadap tekanan darah pada
merupakan perangkat baru. pasien hipertensi.
Tahap pengumpulan data
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan melalui beberapa tahap.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Tahap awal meliputi mengurus perijinan
sebagai berikut:
penelitian, koordinasi dengan Kepala
Tabel 1. menunjukkan bahwa
Puskesmas Neglasari, memberikan
sebagian responden berusia 56-65 tahun
penjelasan dan pelatihan kepada
(46,67%), dengan proporsi laki-laki dan
enumerator tentang tata cara
perempuan masing-masing 30% dan
pengambilan data penelitian dan
70%. Sebagian besar responden
menyiapkan peralatan dan Alat
memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan
dengan kategori Normal (50%) dan
saat pengambilan data penelitian.
Obesitas (43,34%). Sebagian besar
Melakukan sampling penelitian dan
responden tidak memiliki penyakit
mempersiapkan responden penelitian.
penyerta (63,33%). Kebiasaan minum
Tahap Pelaksanaan meliputi penjelasan
kopi sebagian besar dilakukan
dan pengisian form kesediaan menjadi
responden (66,67%). Aktivitas fisik
subjek penelitian.
seperti olahraga dilakukan sebagian
Data yang diperoleh dari data
besar responden (60%). Sebanyak
penelitian ini berupa dua populasi data
76,67 % responden mengatakan
berskala ordinal, yaitu data tekanan
memiliki permasalahan yang
darah sebelum dan setelah perlakuan
menyebabkan stressor.
tidur. Oleh karena itu, digunakan uji
beda dua sampel berpasangan untuk
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 79

Tabel 1. Karakteristik Responden mmHg, responden 2 sebesar 3 mmHg,

Variabel Kategori Frekuensi Persen responden 3 dan 13 sebesar 2 mmHg,


Dewasa responden 4,5, 10 sebesar 10 mmHg,
Akhir (36-
45) 4 13,33% responden 6 sebesar 5 mmHg, dan
Usia lansia awal responden 14 sebesar 8mmHg.
(tahun) (46-55) 8 26,67%
Sebagian kecil 2 orang (13,3%)
lansia akhir 46,67
(56-65) 14 % responden tidak mengalami perubahan
manula (>65) 4 13,33% tekanan darah, dimana tekanan darah
Jenis Laki-Laki 9 30%
kelamin Perempuan 21 70% sistolik tetap yaitu pada responden 11
Kurus 1 3,33% dan 15. Sebagian kecil 4 orang (26,7%)
Indeks Normal 15 50%
Masa responden mengalami kenaikan tekanan
Overweight 1 3,33%
Tubuh darah sistolik, yaitu pada responden 7
(IMT) Obesitas I 7 23,34%
Obesitas II 6 20% dan 8 sebesar 2 mmHg, responden 9
Memiliki 11 36,67%
Penyakit sebesar 10 mmHg dan responden 12
Tidak
Penyerta
Memiliki 19 63,33% sebesar 3 mmHg.
Kebiasaan Minum Kopi 20 66,67% Gambar 2 menunjukkkan rerata
Minum Tidak Minum
Kopi Kopi 10 33,33% nilai tekanan darah Diastolik sebelum
Olahraga 21 70% dan sesudah tidur siang. Sebelum
Aktivitas
Tidak
Fisik perlakuan tekanan darah beragam
Olahraga 9 30%
Memiliki dengan tekanan darah diastolik terendah
Banyak Permaslahan 23 76,67%
75 mmHg dan tertinggi 110 mmHg.
Pikiran/ Tidak
Stress Memiliki Sebagian kecil 4 orang (26,7%)
Permasalahan 7 33,33%
responden tidak mengalami perubahan
tekanan darah, dimana tekanan darah
Gambar 1 menunjukkkan rerata
diastolik tetap yaitu pada
nilai tekanan darah sistolik sebelum dan
responden3,7,8 dan 15. Sebagian kecil 5
sesudah tidur siang. Sebelum perlakuan
orang (30 %) responden mengalami
tekanan darah beragam dengan tekanan
kenaikan tekanan darah diastolik, yaitu
darah sistolik terendah 125 mmHg dan
pada responden 2 sebesar 8 mmHg,
tertinggi 160 mmHg. Sebagian besar
responden 6 dan 11 sebesar 5 mmHg,
responden sebanyak 9 orang (60 %)
responden 9 sebesar 1 mmHg dan
mengalami penurunan tekanan darah,
responden 12 sebesar 3 mmHg.
yaitu pada responden 1 sebesar 1
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 80

Gambar 1. Perubahan Tekanan Darah Sistolik Sebelum dan Sesudah Tidur Siang
(n=15)

Gambar 2. Perubahan Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan Sesudah Tidur Siang
(n=15)
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 81

Uji Nomalitas pada data tekanan Pada pengukuran kedua didapatkan


darah sistolik dan diastolik dengan rata-rata tekanan darah sistolik setelah
menggunakan Shapiro Wilk, memiliki tidur adalah 134,2 dengan standar
data yang menunjukkan nilai p < 0,05, deviasi 10,18. Terlihat nilai mean
yang berarti distribusi data tidak perbedaan antara pengukuran pertama
normal. Data yang memilikik nilai p > dan kedua 2,2 dengan standar deviasi
0,05, maka data berdistribusi normal. 0,7. Hasil Uji statistik didapatkan nilai
Uji Wilcoxon dilakukan pada p=0,149, berarti secara statistik tidak
hasil pengukuran tekanan darah sistolik ada perbedaan yang signifikan rata-rata
dan diastolik baik pada kelompok tekanan darah sistolik sebelum dan
perlakuan maupun kelompok kontrol sesudah tidur siang pada responden
dengan data tidak berdistribusi normal. perlakuan. Pada tabel terlihat adanya
Pengujian dilakukan pada data tekanan penurunan tekanan darah sistolik dari
darah sistolik responden perlakuan, data pengukuran pertama ke pengukuran ke
tekanan darah sistolik dan diastolik dua.
responden kontrol.

Tabel. 2 Distribusi rata-rata tekanan darah sistolik pada responden


perlakuan

TD Mean SD Minimum Maksimum P


Sistolik N value

Pre 15 136,4 10,68 125 160 0,149

Post 15 134,2 10,18 120 150

Tabel. 3 Distribusi Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik Pada Responden Kontrol

TD Sistolik N Mean SD Minimum Maksimum P value


Pre 15 138.80 14.14 123 180 0,513
Post 15 140.07 11.91 120 170

Tabel 2. menunjukkan rata-rata Tabel 3. menunjukkan rata-rata


tekanan darah sistolik sebelum tidur tekanan darah sistolik responden kontrol
siang pada responden perlakuan adalah pada pengukuran pertama 138,8 dengan
136,4 dengan standar deviasi 10,68. standar deviasi 14,14. Pada pengukuran
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 82

kedua didapatkan rata-rata tekanan deviasi 9,26. Terlihat nilai mean


darah sistolik adalah 140,07 dengan perbedaan antara pengukuran pertama
standar deviasi 11,91. Terlihat nilai dan kedua 4.06 dengan standar deviasi
mean perbedaan antara pengukuran 1,83. Hasil Uji statistic didapatkan nilai
pertama dan kedua 2,13 dengan standar p=0,007, berarti secara statistik ada
deviasi 2,23. Hasil Uji statistik perbedaan yang signifikan rata-rata
didapatkan nilai p=0,513, berarti secara tekanan darah sistolik pengukuran
statistik tidak ada perbedaan yang pertama dan kedua pada responden
signifikan rata-rata tekanan darah kontrol. Pada tabel terlihat adanya
sistolik sebelum dan sesudah pada peningkatan tekanan darah diastolik dari
responden kontrol. Pada tabel terlihat pengukuran pertama ke pengukuran ke
adanya peningkatan tekanan darah dua.
sistolik dari pengukuran pertama ke Tabel 5. menunjukkan rata-rata
pengukuran ke dua. tekanan darah diastolik sebelum tidur

Tabel. 4 Distribusi rata-rata tekanan darah Diastolik pada responden kontrol

TD N Mean SD Minimum Maksimum P


Diastolik value
Pre 15 84.27 11.09 68 102 0,007
Post 15 88.33 9.26 70 105

Tabel. 5 Distribusi rata-rata tekanan darah diastolik pada responden perlakuan

TD N Mean SD SE
P value
Diastolik
Pre 15 89.8 10.28 2,655 0,314
Post 15 87.6 9.68 2,499

siang pada responden perlakuan adalah


Tabel 4. menunjukkan rata-rata
89,8 dengan standar deviasi 10,28. Pada
tekanan darah diastolik pada
pengukuran kedua didapatkan rata-rata
pengukuran pertama responden kontrol
tekanan darah diastolik setelah tidur
adalah 84,27 dengan standar deviasi
adalah 87,6 dengan standar deviasi 9,68.
11,09. Pada pengukuran kedua
Terlihat nilai mean perbedaan antara
didapatkan rata-rata tekanan darah
pengukuran pertama dan kedua 2,2
diastolik adalah 88,33 dengan standar
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 83

dengan standar deviasi 0,6. Hasil Uji Berdasarkan tabel 7, hasil perhitungan
statistik didapatkan nilai p=0,314, perbedaan rata-rata pre dan post tekanan
berarti secara statistik tidak ada darah diastolik pada kelompok
perbedaan yang signifikan rata-rata perlakuan dan kelompok kontrol dengan
tekanan darah diastolik sebelum dan menggunakan uji U Mann Withney, α
sesudah tidur siang pada responden = 0,05 didapatkan nilai P value (sig.2-
perlakuan. Pada tabel terlihat adanya tailed)=0,036, P value < α artinya
penurunan tekanan darah diastolik dari terdapat perbedaan rata-rata pre dan
pengukuran pertama ke pengukuran ke post tekanan darah diastolik pada
dua. kelompok perlakuan dan kontrol.

Tabel 6. Rata-Rata Perbedaan Tekanan Darah Sistolik Pada Kelompok Perlakuan Dan
Kelompok Kontrol

Tekanan Darah N Mean Sum Z


P value
Sistolik Rank Rank
Perlakuan
15 13.00 195 -1,576
0,115

Tabel. 7 Rata-Rata Perbedaan Tekanan Darah Diastolik Pada Kelompok Perlakuan


Dan Kelompok Kontrol
Tekanan Darah N Mean Sum Z
P value
Diastolik Rank Rank
Perlakuan 15 12.17 182.50
-2,099
Kontrol 15 18.83 282.50 0,036

Berdasarkan tabel 6, hasil Karaketeristik Responden


perhitungan perbedaan pre dan post Sebagian responden berusia 56-65
tekanan darah sistolik pada kelompok tahun (46,67%), dengan proporsi laki-
perlakuan dan kelompok kontrol dengan laki dan perempuan masing-masing
menggunakan uji U Mann Withney, α 30% dan 70%. Sebagian besar
= 0,05 didapatkan nilai P value (sig.2- responden memiliki Indeks Massa
tailed)=0,115, P value > α artinya tidak Tubuh (IMT) dengan kategori Normal
ada perbedaan rata-rata pre dan post (50%) dan Obesitas (43,34%). Sebagian
tekanan darah sistolik pada kelompok besar responden tidak memiliki
perlakuan dan kelompok kontrol. penyakit penyerta (63,33%). Kebiasaan
minum kopi sebagian besar dilakukan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 84

responden (66,67%). Aktivitas fisik (Wahid Nur Alfi et al, 2018)


seperti olahraga dilakukan sebagian menunjukkan sebagian besar orang
besar responden (60%). Sebanyak dalam kelompok umur 41-60 tahun
76,67 % responden mengatakan mengalami tekanan darah tidak normal.
memiliki permasalahan yang Penelitian lain menyebutkan terjadi
menyebabkan stressor. peningkatan risiko hipertensi pada umur
Pada responden perlakuan > 40 tahun, hal tersebut karena pada
berdasar tabel 2, tergambar sebagian usia tersebut akan terjadi perubahan
besar responden adalah perempuan pada struktur pembuluh darah yang
sebesar 70 % . Berdasarkan penelitian mengakibatkan naiknya tekanan darah.
(Alfi & Yuliwar, 2018) terdapat Pada penelitian ini yang
hubungan yang lemah antara jenis tergambar pada tabel 1 didapatkan usia
kelamin dengan kejadian tekanan darah 36 tahun sudah mengalami hipertensi
tinggi. Jenis kelamin merupakan factor sejalan dengan penelitian Kishore et al
risiko yang tidak dapat dimodifikasi, (2016) yang menunjukkan prevalensi
cara pengendaliannya dengan hipertensi pada usia di atas 35 tahun
melakukan perubahan gaya hidup lebih lebih tinggi dibandingkan pada usia di
sehat karena hipertensi dapat terjadi bawah 35 tahun. Usia merupakan
baik pada laki-laki maupun perempuan. merupakan factor risiko yang tidak
Penelitian lain menunjukkan dapat dikendalikan, sehingga untuk
proporsi perempuan yang menderita mencegah hipertensi dengan
hipertensi lebih banyak dibandingkan memodifikasi gaya hidup menjadi lebih
laki-laki. (Jannah et al,2017). Penelitian sehat.
Wahyuni & Eksanoto (2013) Transisi epidemiologi saat ini
menggambarkan penyakit hipertensi hipertensi sudah banyak dialami oleh
lebih didominasi oleh perempuan kalangan usia muda atau golongan usia
dibandingkan laki-laki. produktif. (Zanchetti, 2015) dalam
Penelitian Wahid Nur Alfi et al penelitiannya menyatakan obesitas
(2018) menggambarkan terkait variabel merupakan salahsatu risiko yang dapat
umur juga memiliki nilai kekuatan meningkatkan terjadinya hipertensi.
hubungan yang lemah dengan kenaikan Penelitian di Cina oleh Wang et al,
tekanan darah. Hasil lain penelitian menunjukkan bahwa pengukuran indeks
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 85

lemak atau Viseral Fat Index (VFI) arteri memiliki penyebab awal terjadi
maupun perbandingan antara presentase hipertensi (new-onset hypertension)
lemak tubuh atau precetage body fat namun hipertensi tidak mengakibatkan
(VFI/PBF) menggambarkan resiko arterial stiffness. Penyakit metabolimse
terjadinya hipertensi maupun maupun arterial stiffness berkontribusi
prehipertensi. terhadap peningkatan tekanan darah.
Pada responden IMT dengan Pada penelitian yang dilakukan tersebut,
kategori Normal sebanyak 50% dan faktor resiko DM pada tidak
overweight 43,34%. Data menunjukkan terkontrolnya tekanan darah
pada penelitian ini, IMT normal kemungkinan karena gaya hidup dalam
maupun overweight memiliki risiko diet makanan/pola makan. Diabetes
mengalami hipertensi, meskipun orang mellitus berkaitan dengan pola makan
dengan obesitas lebih memiliki risiko yang tidak sehat, dimana meningkatkan
lebih tinggi. resiko konsumsi garam yang berlebih
Penelitian lain (Xu et al., 2013) yang juga beresiko terhadap
menemukan bahwa adanya hubungan peningkatan tekanan darah.
tidak terkontrolnya tekanan darah Pada penelitian ini, penyakit
dengan adanya obesitas, SAP dan factor penyerta diataranya adalah kolesterol,
hereditas Diabetes Melittus. Disfungsi asam urat dan diabetes termasuk dalam
Cardiac autonomic mengambarkan penyakit metabolisme yang
lemahnya pengendalian tekanan darah mempengaruhi kemampuan tubuh
pada pasien penderita hipertensi dan dalam mengontrol tekanan darah.
CHD dengan overweight dan obesitas. Berdasar tabel 1. menunjukkan sebagian
Pada kondisi ini, penyakit-penyakit besar responden tidak memiliki
metabolism meningkatkan gula darah penyakit penyerta (63,33%) artinya
dan kolesterol yang beresiko terjadi bahwa baik seseorang yang memiliki
aterosklerosis bukan hanya pada pasien penyakit penyerta maupun tidak,
dengan Cardiac Heart Disease (CHD), memiliki resiko mengalami hipertensi.
dan juga berisiko terjadi peningkatan Penelitian di Firlandia,
penipisan pembuluh arteri (arterial menunjukkan aktivitas fisik selama usia
stiffness). Hasil penelitian Farmingham muda mencegah terjadinya hipertensi di
Heart Study, penipisan pembuluh darah usia lanjut dan terjadi pada atlit.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 86

Zahretti, Alberto, 2015 dalam responden dengan tidur siang, pada


penelitiannya menyampaikan stress tekanan diastolik, sebanyak 6 orang (40
merupakan salah satu faktor yang %) responden mengalami penurunan
meningkatkan tekanan darah melalui tekanan, 4 orang (26,7 %) tetap dan 5
pengukuran copeptin, vasopressin yang orang (33,3 %) mengalami kenaikan
berhubungan dengan hormone stress. tekanan darah sistolik.
Penelitian cohort pada 2000 responden Penelitian Yang Y,et al (2020)
sehat usia muda ditemukan copeptin menyebutkan mekanisme yang
dalam plasma darah yang memiliki mendasari hubungan antara tidur siang
hubungan yang signifikan terhadap dan hipertensi masih belum jelas.
kenaikan tekanan darah baik pada Penelitian sebelumnya menunjukkan
perempuan maupun laki-laki dan bahwa kurang tidur dapat mengaktifkan
cenderung meningkatkan tekanan darah sistem simpatis. Sistem simpatis yang
pada malam hari bagi laki-laki. Sejalan diaktifkan dapat merangsang sistem
dengan penelitian di atas, penelitian renin-angiotensin-aldosteron dan
yang dilakukan saat ini sebagain meningkatkan sintesis katekolamin
responden memiliki permasalahan sentral, yang dapat menyebabkan
kehidupan atau stressor yaitu sebanyak penyempitan pembuluh darah dan
23 orang (76,67 %), dimana responden meningkatkan tekanan darah. Tidur
memiliki resiko mengalami hipertensi. siang dengan durasi yang tepat dapat
Perubahan Tekanan Darah mengkompensasi kekurangan tidur
Berdasarkan Karakteristik malam hari dan kemudian membantu
Responden dengan Tidur Siang menjaga tekanan darah normal. Namun,
Gambar 2.1 dan 2.2 menunjukkan tidur siang yang lama dapat
perubahan tekanan darah pada meningkatkan risiko hipertensi.
responden dengan tidur siang, pada Literatur menyarankan bahwa tidur
tekanan sistolik, sebanyak 9 orang (60 gerakan mata cepat (REM) dapat
%) responden mengalami penurunan meningkatkan aktivitas saraf
tekanan, 2 orang (13,3 %) tetap dan 4 simpatik.48 REM biasanya terjadi pada
orang (26,7 %) mengalami kenaikan tidur siang yang lama (misalnya tidur
tekanan darah sistolik. Sedangkan siang lebih dari 90 menit) dan dengan
perubahan tekanan darah pada demikian dapat meningkatkan tekanan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 87

darah karena peningkatan aktivitas saraf post dengan nilai rata-rata sebesar 2,2
simpatik. Penelitian yang dilakukan dengan deviasi 0,6 dengan p
tidak dapat menyimpulkan hubungan value=0,314
kausal antara durasi tidur siang dan Pada kelompok kontrol, hasil uji
hipertensi. pada tekanan darah diastolik dengan
Pengaruh Perlakuan Tidur Siang nilai mean perbedaan antara pengukuran
Sebelum dan Sesudah Terhadap pertama dan kedua 2,13 dengan standar
Tekanan Darah deviasi 2,23. Hasil Uji statistik
Secara statistik tidak ada didapatkan nilai p=0,513, berarti secara
perbedaan yang signifikan rata-rata statistik tidak ada perbedaan yang
tekanan darah sistolik maupun diastolik signifikan rata-rata tekanan darah
sebelum dan sesudah tidur siang pada sistolik sebelum dan sesudah pada
responden perlakuan. Hasil uji pada responden kontrol
tekanan darah sistolik dengan nilai Hasil uji tekanan diastolik
mean perbedaan antara pengukuran pre kelompok kontrol nilai mean perbedaan
dan post dengan nilai rata-rata sebesar antara pengukuran pertama dan kedua
2,2 dengan deviasi 0,7 dengan p 4.06 dengan standar deviasi 1,83. Hasil
value=0,149. Hasil uji pada tekanan Uji statistik didapatkan nilai p=0,007,
darah diastolik dengan nilai mean berarti secara statistik ada perbedaan
perbedaan antara pengukuran pre dan yang signifikan rata-rata tekanan darah
post dengan nilai rata-rata sebesar 2,2 sistolik pengukuran pertama dan kedua
dengan deviasi 0,6 dengan p pada responden kontrol.Namun pada
value=0,314.. kelompok kontrol, tekanan darah rata-
Pada kelompok kontrol pada uji rata diastolik pada pengukuran kedua
statistik didapatkan Hasil uji pada lebih tinggi dibandingkan pada
tekanan darah sistolik dengan nilai pengukuran pertama.
mean perbedaan antara pengukuran pre Hasil ini sesuai dengan penelitian
dan post dengan nilai rata-rata sebesar pada 212 orang dengan usia 62 tahun
2,2 dengan deviasi 0,7 dengan p dengan tekanan darah sistolik 130
value=0,149. Hasil uji pada tekanan mmHg dengan 25% responden merokok
darah diastolik dengan nilai mean dan memiliki diabetes type 2. Peneliti
perbedaan antara pengukuran pre dan melakukan perbandingan antara
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 88

responden yang tidur siang dan tidak Penjelasan pada temuan ini adalah
tidur siang, didapatkan responden bahwa tidur malam hari terfragmentasi
setelah tidur siang selama 49 menit dan efisiensi tidur rendah pada mereka
dengan hasil terjadi rata-rata penurunan yang tidur lebih lama di malam hari
tekanan darah sistolik kurang lebih 5 (misalnya orang dengan sleep apnea).
mmHg dibandingkan dengan yang tidak Mereka mengambil tidur siang lebih
tidur siang.(Steven Reinberg,2019) lama untuk mengkompensasi
Penelitian (Yang et al., 2020) kehilangan tidur di malam hari.
menyebutkan Grandner et al. Mekanisme yang mendasari
menemukan bahwa durasi tidur pendek hubungan antara tidur siang dan
dan panjang dikaitkan dengan hipertensi masih belum jelas. Penelitian
peningkatan risiko hipertensi dalam sebelumnya menunjukkan bahwa
sampel warga Amerika Serikat pada kurang tidur dapat mengaktifkan sistem
lebih dari 700.000 orang dewasa. simpatis. Sistem simpatis yang
Beberapa penelitian telah menemukan diaktifkan dapat merangsang sistem
bahwa tidur siang dikaitkan dengan renin-angiotensin-aldosteron dan
kurang tidur malam hari, efisiensi tidur meningkatkan sintesis katekolamin
yang kurang, dan insomnia yang dapat sentral yang dapat menyebabkan
menyebabkan hipertensi. penyempitan pembuluh darah dan
Penelitian yang dilakukan meningkatkan tekanan darah.
Campbell et al, menemukan bahwa tidur Tidur siang dengan durasi yang
siang memiliki sedikit efek pada durasi tepat dapat mengkompensasi
atau kualitas tidur malam hari. kekurangan tidur malam hari dan
Penelitian Yang Y et al menemukan kemudian membantu menjaga tekanan
bahwa tidak ada perbedaan yang darah normal. Namun, tidur siang yang
signifikan dalam durasi tidur malam lama dapat meningkatkan risiko
yang ditemukan di antara kelompok hipertensi. Literatur menyarankan
tidur siang, kecuali orang yang tidur bahwa tidur gerakan mata cepat (REM)
siang 90 menit melaporkan lebih dapat meningkatkan aktivitas saraf
banyak tidur malam daripada semua simpatik. REM biasanya terjadi pada
kelompok lainnya. tidur siang yang lama (misalnya tidur
siang lebih dari 90 menit) dan dengan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 89

demikian dapat meningkatkan tekanan siang turun pada sistolik dan diastolik
darah karena peningkatan aktivitas saraf namun tidak memberikan pengaruh atau
simpatik. perbedaan yang signifikan pada
Penelitian yang dlakukan pada responden dengan perlakuan tidur siang.
masyarakat Cina paruh baya dan lebih
SIMPULAN
tua, tidur siang yang diperpanjang (≥90
Penelitian yang dilakukan menunjukkan
menit) dikaitkan dengan hipertensi pada
tidak ada pengaruh tidur siang terhadap
wanita paruh baya dan wanita yang
tekanan darah baik sistolik maupun
lebih tua dan hubungan ini lebih jelas
diastolik pada kelompok perlakuan.
pada kelompok wanita yang lebih tua.
Hasil penelitian juga menunjukkan tidak
Sebagai gaya hidup yang dapat diubah,
ada perbedaan rata-rata pre dan post
kebiasaan tidur siang dapat disesuaikan
tekanan darah sistolik pada kelompok
untuk mencegah hipertensi. Perhatian
perlakuan dan kelompok kontrol dengan
khusus perlu diberikan pada perilaku
nilai P value (sig.2-tailed) = 0,115.
tidur siang pada wanita paruh baya dan
Namun terdapat perbedaan yang
lebih tua. Tidur siang yang lama lebih
signifikan rata-rata tekanan darah
dari 90 menit mungkin bukanlah terapi
diastolik pengukuran pertama dan kedua
yang tepat untuk pencegahan dan
pada responden kontrol P value (sig.2-
pengelolaan hipertensi, terutama pada
tailed) = 0,007. Peneliti menyadari
wanita.
bahwa hasil penelitian belum sempurna,
Pada penelitian yang dilakukan
diharapkan penelitian selanjutnya dapat
dengan memberikan batasan minimal 20
meneliti lebih mendalam tentang
menit dan tidak mendata paling lama
pengaruh tidur siang lebih dari 90 menit
berapa durasi tidur siang, sehingga
dengan mempertimbangkan kualitas
belum dapat membandingkan dengan
tidur pada malam hari terhadap tekanan
hasil penelitian lain yang menyatakan
darah.
bahawa pada wanita dengan tidur siang
lebih dari 90 menit memiliki UCAPAN TERIMA KASIH
kecenderungan lebih meningkat tekanan Terima Kasih kami ucapkan kepada
darah. Hal ini yang kemungkinan Poltekkes Kemenkes Banten yang telah
menjadi faktor meskipun rata-rata memberikan dukungan dalam penelitian
tekanan darah pada responden tidur ini.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 90

DAFTAR PUSTAKA PLoS ONE, 8(5).


https://doi.org/10.1371/journal.pon
Alfi, W. N., & Yuliwar, R. (2018). The
e.0063135
Relationship between Sleep
Yang, Y., Liu, W., Ji, X., Ma, C.,
Quality and Blood Pressure in
Wang, X., Li, K., & Li, J. (2020).
Patients with Hypertension. Jurnal
Extended afternoon naps are
Berkala Epidemiologi, 6(1), 18.
associated with hypertension in
https://doi.org/10.20473/jbe.v6i120
women but not in men. Heart and
18.18-26
Lung.
Cao, Zhongqianga,b; Shen, Lijunb; Wu,
https://doi.org/10.1016/j.hrtlng.201
Jinga,b; Yang, Handongd; Fang,
9.09.002
Weiminb; Chen, Weihonga; Yuan,
Zanchetti, A. (2015). Factors
Jinga; Wang, Youjiea,b; Liang,
influencing blood pressure levels.
Yuana,c; Wu, Tangchuna. Journal
Journal of Hypertension, 33(8),
of Hypertension: October 2014 -
1497–1498.
Volume 32 - Issue 10 - p 1993–
https://doi.org/10.1097/HJH.00000
1998
00000000667
Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Profil Kesehatan Kota Tangerang
Tahun 2015.Tangerang;2016
Milner, C. E., & Cote, K. A. (2009).
Benefits of napping in healthy
adults: Rmpact of nap length, time
of day, age, and experience with
napping. Journal of Sleep
Research.
https://doi.org/10.1111/j.1365-
2869.2008.00718.x
Prasetyo, Y. (2015). Olahraga Bagi
Penderita Hipertensi. Medikora, 1.
https://doi.org/10.21831/medikora.
v0i1.4721
Roessler, K. K., & Grove, S. (2020).
Adolescents need more sleep:
Rethinking the preventive options
of school environments. In
Scandinavian Journal of Public
Health.
https://doi.org/10.1177/140349481
8785788
Xu, D., Chen, W., Li, X., Zhang, Y., Li,
X., Lei, H., Wei, Y., Li, W., Hu,
D., Wedick, N. M., Wang, J., Xu,
Y., Li, J., & Ma, Y. (2013). Factors
Associated with Blood Pressure
Control in Hypertensive Patients
with Coronary Heart Disease:
Evidence from the Chinese
Cholesterol Education Program.

You might also like