Lesmana 2021
Lesmana 2021
Lesmana 2021
Lesmana ¹, Suyanto ²
¹ ² Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan
Email : [email protected]
Abstract
Background: The main problem in Angina pectoris is transient chest pain or a feeling of pressure that
occurs when the heart muscle is deprived of oxygen. Non-pharmacological therapy is a decision to help
pharmacological therapy in reducing the scale of pain quickly, one of which is the Guided Imagery
technique. Objective:This study aims to determine the effect of Guided imagery techniques on reducing
pain in patients with Angina pectoris in the ICVCU Room of the Regional General Hospital Dr. Moewardi,
Surakarta in 2019. Method: This type of research is experimental with pre-experimental design with one-
group type pre-test design. The instrument of data collection in this study was the Standard Operational
Procedure Guided Imagery and observation sheet which included the name, age, sex and scale of pain
before and after Guided imagery techniques. The subjects in this study were Angina pectoris patients
according to inclusion and exclusion criteria. The analysis used was the Wilcoxon test. Result: The
results of data analysis on 40 respondents who were given Guided imagery relaxation showed a
decrease in pain scale as evidenced by a significance value of 0,000, where the value of p <0.05 so that
H0 was rejected. Conclusion: There is an effect of the Guided imagery technique on reducing patient
pain with Angina pectoris as evidenced by changes in pain scale.
Keywords: Angina pectoris, Guided imagery, Pain.
Abstrak
Latar Belakang: Permasalahan utama pada Angina pectoris adalah nyeri dada sementara atau suatu
perasaan tertekan yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen. Terapi non farmakologi
merupakan suatu keputusan untuk membantu terapi farmakologi dalam menurunkan skala nyeri secara
cepat salah satunya dengan teknik Guided imagery. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh teknik Guided imagery terhadap penurunan nyeri pasien dengan Angina pectoris di Ruang
ICVCU RSUD Dr. Moewardi, Surakarta tahun 2019. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental
dengan desain pra eksperimen dengan jenis one-grup pra post-test design. Instrumen pengumpulan data
pada penelitian ini adalah Standar Operational Procedure Guided imagery dan lembar observasi yang
meliputi nama, umur, jenis kelamin dan skala nyeri sebelum serta setelah dilakukan teknik Guided
imagery. Subyek pada penelitian ini adalah pasien Angina pectoris sesuai kriteria inklusi dan ekslusi.
Analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil: Analisa data pada 40 responden yang diberikan
relaksasi Guided imagery menunjukkan adanya penurunan skala nyeri dibuktikan dengan nilai
significancy 0,000, dimana nilai p < 0,05 sehingga H0 ditolak. Kesimpulan: Ada pengaruh teknik Guided
imagery terhadap penurunan nyeri pasien dengan Angina pectoris dibuktikan dengan perubahan skala
nyeri.
Kata Kunci : Angina pectoris, Guided imagery, Nyeri
7
Lesmana, Suyanto - Penggunaan Teknik Guided Imagery Dalam Menurunkan Nyeri Dada Pasien Angina Pectoris
9
Lesmana, Suyanto - Penggunaan Teknik Guided Imagery Dalam Menurunkan Nyeri Dada Pasien Angina Pectoris
orang sampel yang diambil dalam penelitian ini mempercepat penyembuhan dan membantu
(Daeng, 2016). tubuh mengurangi berbagai macam penyakit
seperti depresi (Wood & Patricolo, 2013).
Analisa Bivariat Guided imagery dapat bermanfaat untuk
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa menurunkan kecemasan, kontraksi otot, dan
H0 yang berbunyi tidak ada pengaruh teknik meningkatkan kualitas tidur. Teknik Guided
Guided imagery terhadap penurunan nyeri imagery digunakan untuk mengelola stres dan
pasien dengan Angina pectoris ditolak. koping dengan cara berkhayal atau
Sedangkan Ha yang berbunyi ada pengaruh membayangkan sesuatu (Wood & Patricolo,
teknik Guided imagery terhadap penurunan 2013).
nyeri pasien dengan Angina pectoris diiterima. Hubungan antara kesehatan pikiran dan
Hal ini memberikan pemahaman bahwa fisik telah didokumentasikan dengan baik dan
dengan melakukan teknik Guided imagery diteliti secara ekstensif. Penggambaran mental
akan memberikan efek yang baik bagi tubuh yang positif dapat menciptakan relaksasi dan
yaitu memberikan rasa nyaman dan mengurangi stres, memperbaiki mood,
mengalihkan fokus nyeri sehingga rasa nyeri mengontrol tekanan darah tinggi, mengurangi
dapat berkurang. rasa sakit dan meningkatkan sistem kekebalan
Pemahaman tersebut diperkuat dengan tubuh (Wood & Patricolo, 2013).
penelitian yang dilakukan oleh tentang Cara kerja Guided imagery pada tubuh kita
pengaruh Teknik Guided imagery Terhadap adalah dengan mempengaruhi sistem saraf
Skala Nyeri Pasien Dengan AMI didapatkan autonom dalam tubuh kita. Ketika sistem saraf
hasil bahwa ada perubahan skala nyeri setelah pusat mengatur gerakan yang disadari, sistem
dilakukan teknik Guided imagery (Febtrina & saraf otonom mengatur fungsi psikologis lain
Febriana, 2017). Selain itu juga diperkuat yang biasanya terjadi tanpa disadari (Wood &
dengan hasil penelitian (Saragih H.S, 2016) Patricolo, 2013).
tentang Pengaruh Relaksasi Guided imagery Saat seseorang berpikir, seseorang
Pada Gangguan Premenstrual Syndrom (PMS) sebenarnya menggunakan energi didalam otak.
remaja Putri dengan jumlah responden 32 di Disaat seseorang menggunakan energi itulah
dapatkan hasil bahwa relaksasi Guided hormon pro opio melano kortin (POMC) dipecah
imagery berpengaruh terhadap nyeri. di kelenjar pituitary. Jika seseorang berpikir
Selanjutnya dari hasil penelitian (Aprianto, negatif POMC akan mengeluarkan hormon
2013), tentang Efektifitas Teknik Relaksasi noreadrenalin ketika cemas/stres dan adrenalin
Imajinasi Terbimbing (guided imagery) dan ketika takut. Jika seseorang berpikir positif,
Napas Dalam Terhadap Penurunan senang, dan bahagia, maka otkan
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi dengan mengeluarkan hormon Beta-Endorphin.
jumlah responden sebanyak 60 orang Hormon ini bertindak seperti morphine, kerjanya
didapatkan hasil bahwa teknik guided imagery lima atau enam kali lebih kuat dibandingkan
lebih efektif dibandingkan dengan teknik napas dengan obat bius. Beta-Endorphin mampu
dalam. Selanjutnya, hasil penelitian tentang menimbulkan perasaan senang dan nyaman,
Perbandingan Terapi Guided imagery Dengan mengendalikan rasa nyeri, mengendalikan
Slow Deep Breathing Relaksasi Dalam perasaan stress, serta meningkatkan sistem
Menurunkan Skala Nyeri Pasien Post kekebalan tubuh (Patasik, Tangka, & Rottie,
Laparatomi Di Ruang Bedah RSUD Ulin 2013).
Banjarmasin diperoleh hasil ada perbedaan Guided imagery dapat memberikan rasa
nyeri pre dan post intervensi (Daud, 2018). pemberdayaan atau kontrol terhadap individu.
Penjelasan tentang terjadinya penurunan Dengan pemberdayaan diri dan napas pelan-
nyeri dengan teknik Guided Imageri dijelaskan pelan akan meningkatkan enkhepalin dan β
oleh ahli bahwa imajinasi terbimbing dapat endorphin dan dengan adanya rangsangan
melemahkan psikoneuroimunologi yang berupa bayangan tentang hal-hal yang disukai
mempengaruhi respon stres, selain itu dapat maka individu akan merasa rileks dan
melepaskan endorphin yang melemahkan mengurangi nyeri yang dirasakan. Teknik ini
respon rasa sakit sehingga pasien menjadi dapat diinduksi oleh seorang terapis yang
rileks (Rahayu, 2013). membimbing pasien. Gambaran mental yang
Imajinasi terbimbing merupakan satu dari dihasilkan adalah semata-mata produk dari
teknik relaksasi yang lain. Para ahli dalam imajinasi individu.
bidang teknik imajinasi terbimbing berpendapat Beberapa individu mengalami kesulitan
bahwa imajinasi merupakan penyembuh yang dalam membayangkan. Mereka mungkin tidak
efektif. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mendapatkan gambaran yang jelas. Seseorang
10
Lesmana, Suyanto - Penggunaan Teknik Guided Imagery Dalam Menurunkan Nyeri Dada Pasien Angina Pectoris
12