195 ArticleText 1163 1 10 20200928
195 ArticleText 1163 1 10 20200928
195 ArticleText 1163 1 10 20200928
net/publication/344603408
CITATIONS READS
0 163
18 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Developing knowledge map of irrigation (a case study: Bedegolan Irrigation System) View project
STRATEGI PENINGKAT AN PENGELOLAAN IRIGASI PADA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR MENUJU MODERNISASI IRIG ASI TINGKAT TERSIER View project
All content following this page was uploaded by Intan Kusuma Wardani on 12 October 2020.
DOI: 10.29303/jrpb.v8i2.195
ISSN 2301-8119, e-ISSN 2443-1354
Tersedia online di http://jrpb.unram.ac.id/
Email*: [email protected]
ABSTRACT
Kapuas Hulu Regency is located at the border area of Indonesia and Malaysia. This location
has excellent potential for agricultural development but has not been managed optimally.
Therefore, the Ministry of Agriculture seeks to develop agriculture in Kapuas Hulu Regency
by increasing the number of agricultural equipment and machinery assistance to reach 293%
until 2018. This research aims to formulate a strategy for implementing agricultural
mechanization based on resources, government policy, social, technology, economy, and
natural resources to complete the previous research gap. The methods used are SWOT and
QSPM analysis. The results showed that the optimization of cooperation with the academic
field was such as involving college student in extension activities is necessary. This is required
to fulfil the lack amount of extension in the Kapuas Hulu regency.
ABSTRAK
Kabupaten Kapuas Hulu berada di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Lokasi tersebut
memiliki potensi pengembangan pertanian yang besar, tetapi belum dikelola secara optimal.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian berupaya untuk mengembangkan pertanian di
Kabupaten Kapuas Hulu dengan meningkatkan jumlah bantuan alat dan mesin pertanian yang
mencapai 293% sampai dengan 2018. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi
implementasi mekanisasi pertanian berdasarkan aspek resources, government policy, social,
technology, economy, dan natural resources untuk melengkapi gap penelitian sebelumnya.
Metode yang digunakan adalah analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa diperlukan optimasi kerjasama dengan bidang akademik, seperti melibatkan mahasiswa
219
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230
PKL (Praktek Kerja Lapangan) dalam kegiatan penyuluhan. Hal ini bertujuan untuk mencukupi
kekurangan penyuluh di Kabupaten Kapuas Hulu.
Kata Kunci: Kabupaten Kapuas Hulu; strategi mekanisasi pertanian; QSPM; SWOT
221
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230
222
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229
6 Human resources: Hard working Petani bekerja keras dengan medan yang cukup sulit
farmer (lokasi pertanian cukup jauh dari pemukiman/lokasi
pertanian berbukit)
7 Human resources: Increase of Terjadi peningkatan pengetahuan petani, baik untuk
farmer's knowledge manajemen lahan
8 Human resources: Farmers training Petani mendapat pelatihan tentang hama dan
on pest and diseases penyakit dari penyuluh
9 Natural resources: Land potential to Masih banyak lahan yang berpotensi untuk pertanian
agriculture yang belum dimanfaatkan, karena lahan pertanian
baru mencapai 1,21% dari total luas Kabupaten
Kapuas Hulu, sehingga sangat memungkinkan
adanya pengembangan lahan pertanian
223
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230
224
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229
225
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230
Rata-rata Skor
SWOT Indikator
Bobot Rating
9. Lahan potensial untuk pertanian luas 0,11 4,00 0,44
1 3,44
W 1. Diseminasi oleh pemuda rendah 0,09 4,00 0,36
(W) 2. Regenerasi petani rendah 0,09 3,00 0,27
3. Penguasaan teknologi rendah 0,09 2,00 0,18
4. Jumlah penyuluh kurang 0,09 3,00 0,27
5. Petani muda < 10% 0,09 3,00 0,27
6. Pengenalan teknologi tepat guna masih rendah 0,09 2,00 0,18
7. Tingkat pendidikan petani SD 0,09 2,00 0,18
8. Kemandirian petani dalam belajar rendah 0,09 3,00 0,27
9. Kurang pengetahuan tentang penambahan nilai 0,09 3,00 0,27
10. Kurang pengetahuan tentang pasca panen 0,09 2,00 0,18
11. Ketersediaan dana untuk penyuluhan rendah 0,09 3,00 0,27
1 2,73
226
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229
227
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230
penyuluh pertanian. Hal ini sejalan dengan kajian lebih lanjut tentang perumusan
penilaian pakar, yaitu keterbatasan dana strategi implementasi mekanisasi pertanian
APBD serta kekurangan jumlah penyuluh di wilayah lain berpeluang untuk dilakukan.
merupakan permasalahan dalam Kedua, penelitian ini masih terbatas pada
implementasi mekanisasi pertanian di aspek technique, human resources,
Kabupatan Kapuas Hulu. Tersedianya economy, government policy, dan social.
sumberdaya manusia tambahan dari Sehingga, penelitian lanjutan dengan aspek
mahasiswa PKL dapat menjadi solusi yang yang lebih komprehensif perlu dilakukan.
tepat bagi permasalahan tersebut.
UCAPAN TERIMA KASIH
KESIMPULAN DAN SARAN
Terimakasih kepada Kementerian
Kesimpulan Pertanian, Politeknik Pembangunan
Implementasi mekanisasi pertanian Pertanian Bogor, IPB University, Dinas
perlu didekati dari beberapa aspek seperti Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas
resources, government policy, social, Hulu, serta mahasiswa Politeknik
technology, economy, dan natural Pembangunan Pertanian Bogor yang sudah
resources. Hasil analisis SWOT dan QSPM berkontribusi pada penelitian ini.
menunjukkan bahwa stratagi pertama, yaitu
peningkatan implementasi mekanisasi di DAFTAR REFERENSI
Kabupaten Kapuas Hulu perlu melibatkan
mahasiswa PKL untuk menyusun dan Aldillah, R. (2016). Kinerja Pemanfaatan
melaksanakan kegiatan penyuluhan sesuai Mekanisasi Pertanian dan
kebutuhan petani terkait pemeliharaan dan Implikasinya dalam Upaya
perbaikan alsintan. Kedua, Dinas Pertanian Percepatan Produksi Pangan di
dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu dapat Indonesia. In Forum penelitian Agro
bekerjasama dengan BPTP Provinsi untuk Ekonomi 34(2): 163-171.
melaksanakan penyuluhan terkait
mekanisasi pertanian. Ketiga, peningkatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas
APBD di bidang pertanian harus dilakukan. Hulu. (2019). Kabupaten Kapuas
Keempat, diperlukan penyuluhan terkait Hulu dalam Angka. BPS Kabupaten
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Kelima, Kapuas Hulu.
diperlukan penambahan jumlah penyuluh
atau penyuluh swadaya. Keenam, Dinas Pertanian dan Pangan. (2019).
diperlukan penelitian untuk menghasilkan Laporan Dinas Pertanian dan Pangan
metode pembelajaran yang sesuai untuk Provinsi Kabupaten Kapuas Hulu
generasi muda. Ketujuh, Dinas Pertanian Tahun 2018.
dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu dapat
melaksanakan penyuluhan terkait mitigasi Handaka, & Prabowo, A. (2016). Kebijakan
dan antisipasi bencana terhadap potensi Antisipatif Pengembangan
gagal panen. Terakhir, strategi peningkatan Mekanisasi Pertanian. Analisis
kesuburan lahan perlu dilakukan. Kebijakan Pertanian, 11(1): 27-44.
228
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229
Putri, N. E., Astuti, R., & Putri, S. A. (2014). Wijaya, A. K., Noor, M., & Surya, I. (2018).
Perencanaan Strategi Pengembangan Strategi Dinas Pertanian, Perkebunan,
Restoran Menggunakan Analisis Dan Kehutanan Dalam Meningkatkan
SWOT dan Metode QSPM Produktivitas Pertanian di Kelurahan
(Quantitative Strategic Planning Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir
Matriks) (Studi Kasus Restoran Big Kota Samarinda. Journal Ilmu
Burger Malang). Industria: Jurnal Pemerintahan, 6(2): 737-748.
Teknologi dan Manajemen
Agroindustri, 3(2): 93-106.
229