195 ArticleText 1163 1 10 20200928

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344603408

APLIKASI METODE ANALISIS SWOT UNTUK MERUMUSKAN STRATEGI


PEMANFAATAN MEKANISASI PERTANIAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU
PROVINSI KALIMANTAN BARAT The Application of SWOT Analysis Method...

Article · September 2020


DOI: 10.29303/jrpb.v8i2.195

CITATIONS READS

0 163

18 authors, including:

Intan Kusuma Wardani


Bogor Agricultural Development Polytechnic
5 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Developing knowledge map of irrigation (a case study: Bedegolan Irrigation System) View project

STRATEGI PENINGKAT AN PENGELOLAAN IRIGASI PADA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR MENUJU MODERNISASI IRIG ASI TINGKAT TERSIER View project

All content following this page was uploaded by Intan Kusuma Wardani on 12 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229

DOI: 10.29303/jrpb.v8i2.195
ISSN 2301-8119, e-ISSN 2443-1354
Tersedia online di http://jrpb.unram.ac.id/

APLIKASI METODE ANALISIS SWOT UNTUK MERUMUSKAN STRATEGI


PEMANFAATAN MEKANISASI PERTANIAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
The Application of SWOT Analysis Method for Formulating Agricultural Mechanization
Strategy in Kapuas Hulu Regency, West Kalimantan Province

Erniati1, Mohammad Solahudin2, Panus Lulung3, Intan Kusuma Wardani1,*)


1
Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
Jalan Aria Surialaga No 1, Bogor Barat, Bogor 16001, Indonesia
2
Program Pasca Sarjana, IPB University
Kampus IPB University Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
3
Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Kapuas Hulu
Putussibau, Kec. Putussibau Utara, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat 78752, Indonesia

Email*: [email protected]

Diterima: Juli 2020


Disetujui: September 2020

ABSTRACT

Kapuas Hulu Regency is located at the border area of Indonesia and Malaysia. This location
has excellent potential for agricultural development but has not been managed optimally.
Therefore, the Ministry of Agriculture seeks to develop agriculture in Kapuas Hulu Regency
by increasing the number of agricultural equipment and machinery assistance to reach 293%
until 2018. This research aims to formulate a strategy for implementing agricultural
mechanization based on resources, government policy, social, technology, economy, and
natural resources to complete the previous research gap. The methods used are SWOT and
QSPM analysis. The results showed that the optimization of cooperation with the academic
field was such as involving college student in extension activities is necessary. This is required
to fulfil the lack amount of extension in the Kapuas Hulu regency.

Keywords: Kapuas Hulu Regency; agricultural mechanization strategy; QSPM; SWOT

ABSTRAK

Kabupaten Kapuas Hulu berada di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Lokasi tersebut
memiliki potensi pengembangan pertanian yang besar, tetapi belum dikelola secara optimal.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian berupaya untuk mengembangkan pertanian di
Kabupaten Kapuas Hulu dengan meningkatkan jumlah bantuan alat dan mesin pertanian yang
mencapai 293% sampai dengan 2018. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi
implementasi mekanisasi pertanian berdasarkan aspek resources, government policy, social,
technology, economy, dan natural resources untuk melengkapi gap penelitian sebelumnya.
Metode yang digunakan adalah analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa diperlukan optimasi kerjasama dengan bidang akademik, seperti melibatkan mahasiswa

219
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230

PKL (Praktek Kerja Lapangan) dalam kegiatan penyuluhan. Hal ini bertujuan untuk mencukupi
kekurangan penyuluh di Kabupaten Kapuas Hulu.

Kata Kunci: Kabupaten Kapuas Hulu; strategi mekanisasi pertanian; QSPM; SWOT

PENDAHULUAN dan mesin pertanian (alsintan) sebanyak


370.378 unit atau naik 4,752% dibanding
Latar Belakang tahun 2013. Sesuai dengan itu, di Kabupaten
Kabupaten Kapuas Hulu yang terletak Kapuas Hulu terjadi kenaikan bantuan
berbatasan dengan Serawak (Malaysia) alsintan sejak tahun 2015-2018 sebanyak
adalah salah satu wilayah dengan potensi 293% dibandingkan dengan bantuan pada
pertanian yang besar. Terdapat enam tahun-tahun sebelumnya. Alsintan yang
kecamatan yang berbatasan langsung diberikan berupa traktor roda dua, traktor
dengan Malaysia, terdiri dari 65 desa dan 4 roda empat, pompa air, corn planter, rice
kelurahan (Dinas Pertanian dan Pangan, transplanter, mini excavator, mini combine
2019). harvester, medium combine harvester,
Menurut Pasandaran et al., (2014), power trasher, dan hand sprayer (Dinas
permasalahan konkret untuk wilayah Pertanian dan Pangan, 2019; Ichniarsyah &
perbatasan di Kabupaten Kapuas Hulu Erniati, 2020). Akan tetapi, adanya
terletak pada bidang ekonomi, infrastuktur, peningkatan bantuan tersebut ternyata
dan sumberdaya alam. Dari segi ekonomi, belum dapat meningkatkan produktivitas
kondisi masyarakat di sekitar wilayah pertanian di Kapuas Hulu. Salah satunya
perbatasan tergolong ke dalam ekonomi akibat bencana alam banjir pada tahun 2015
rendah. Faktor utama yang mempengaruhi yang menurunkan produktivitas pertanian.
kondisi tersebut adalah keterbatasan akses Menurut Susilawati (2016) dan
teknologi. Adapun persentase masyarakat Ichniarsyah & Erniati (2020), ketersediaan
yang bekerja di sektor pertanian adalah mekanisasi pertanian di wilayah Kapuas
sebesar 95% dan 5% sisanya bekerja di Hulu berpengaruh pada peningkatan
pertambangan, industri, perdagangan, produktivitas pertanian, perluasan pasar,
transportasi, jasa, dan sektor lainnya. Hal ini dan peningkatan pendapatan petani.
menunjukkan bahwa pertanian merupakan Menurut Handaka & Prabowo (2016),
sektor yang potensial untuk pengembangan permasalahan mekanisasi pertanian di
perekonomian penduduk di wilayah Indonesia sejak tahun 1950 terjadi karena
perbatasan. munculnya premature mechanization.
Dalam rangka pengembangan Permasalahan ini dapat memicu gagalnya
pertanian melalui peningkatan produktivitas program bantuan alsintan dari pemerintah.
dan efisiensi usaha tani, peran mekanisasi Oleh karena itu, program bantuan
menjadi hal yang sangat penting untuk pengadaan alsintan perlu
dilakukan. Penggunaan mekanisasi mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis,
pertanian dilakukan dengan tujuan sumberdaya manusia, sumberdaya alam,
meningkatkan daya kerja manusia dalam teknologi, dan sosial setempat.
proses produksi, sehingga dapat Penelitian sebelumnya yang dilakukan
meningkatkan efisiensi tenaga manusia. oleh Aldillah (2016), Tarigan (2019),
Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Wijaya, et al. (2018) membahas tentang
Pertanian (2018), jumlah tenaga kerja pengembangan implementasi mekanisasi
bidang pertanian cenderung menurun, yaitu pertanian melalui metode review ilmiah dan
36,96 juta pada bulan 2017 menjadi 35,8 analisis deskriptif. Penelitian dengan
juta pada tahun 2018. analisis tersebut sangat bergantung pada
Pada tahun 2018, Kementerian
Pertanian telah menyalurkan bantuan alat
220
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229

kemampuan penulis dalam literature faktor internal dan eksternal melibatkan


review. pihak pengelola mekanisasi di Kabupaten
Strengths, Weaknesses, Opportunities, Kapuas Hulu. Faktor yang dievaluasi dalam
and Threats (SWOT) Analysis merupakan interview adalah sebagai berikut:
analisis yang mengintegrasikan antara 1. Faktor internal mencakup human
kondisi internal dan eksternal yang resources, government policy, social,
mempengaruhi kinerja organisasi. Matriks technology, economy, dan natural
SWOT didasarkan pada logika stakeholders. resources.
Identifikasi kondisi internal dan eksternal 2. Faktor eksternal mencakup government
tersebut berdasarkan pada pembobotan policy, technology, natural resources,
dinilai dari tingkat kepentingannya. Pada dan economy.
tahap penyusunan strategi, selanjutnya
diperlukan analisis tambahan yang mampu Tahapan penelitian
menghasilkan strategi yang bersifat Penelitian ini terdiri dari beberapa
komprehensif dan tersusun secara tahap, meliputi:
sistematis. 1. Identifikasi masalah melalui wawancara
Analisis lanjutan berupa Quantitative langsung dengan pihak Dinas Pertanian
Strategic Planning Matriks (QSPM) adalah dan Pangan. Kegiatan penelitian ini
salah satu metode yang dapat digunakan terintegrasi dengan Praktek Kerja
untuk mengurangi subjektivitas pembobotan Lapangan (PKL) mahasiswa Politeknik
pada metode SWOT. Metode QSPM dapat Pembangunan Pertanian Bogor yang
menentukan alternatif strategi terbaik berlokasi di Kabupaten Kapuas Hulu.
berdasarkan nilai total terbesar (Nisak, 2. Penentuan variabel penelitian
2013; Rangkuti, 2005; Setyorini & Santoso, berdasarkan research gap dari penelitian
2017; Hashemi, et al., 2011; Putri, et al., sebelumnya. Peneliti bersama dengan
2014; Ichniarsyah & Erniati, 2020); pemangku kebijakan terkait di tingkat
Wardani & Erniati, 2020). kabupaten merumuskan variabel
penelitian yang sesuai dengan kondisi
Tujuan aktual implementasi mekanisasi
Penelitian ini bertujuan untuk pertanian di Kabupaten Kapuas Hulu.
memenuhi gap penelitian sebelumnya 3. Responden penelitian adalah Kepala
dengan melakukan kajian tentang Dinas/Pejabat yang menangani
perumusan strategi implementasi mekanisasi pertanian di Dinas Pertanian
mekanisasi, khususnya di Kabupaten dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu,
Kapuas Hulu dengan metode SWOT dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),
QSPM. dan petani yang tersebar di 25 desa lokasi
PKL di Kabupaten Kapuas Hulu.
METODE PENELITIAN Responden tersebut merupakan pelaku
langsung yang mengetahui kondisi
Bahan implementasi mekanisasi pertanian di
Data primer pada penelitian ini Kabupaten Kapuas Hulu.
didapatkan dari penyebaran kuesioner. 4. Pengujian validitas kuesioner dilakukan
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan dengan cara melibatkan beberapa ahli
data sekunder yang meliputi data statistik meliputi dosen dari IPB University dan
dari instansi terkait mekanisasi pertanian Politeknik Pembangunan Pertanian
(Kabupaten Kapuas Hulu dalam Angka serta Bogor yang memahami tentang
Laporan Dinas Pertanian dan Pangan mekanisasi pertanian. Uji validitas
Provinsi Kabupaten Kapuas Hulu Tahun bertujuan untuk menilai relevansi
2018). kuesioner terhadap studi yang
Penyusunan indikator-indikator pada dilaksanakan.

221
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230

5. Analisis SWOT dan QSPM terdiri dari weakness.


empat tahapan analisis yang meliputi 2) Matriks EFAS berisi faktor
(Setyorini & Santoso, 2017): eksternal opportunity dan threat.
a. Tahap pemasukan faktor internal dan d. Matriks SWOT berfungsi sebagai
eksternal ke dalam tabel Internal alat untuk menyusun alternatif
Factor Analysis Strategy (IFAS) dan strategi berdasarkan pola sebagai
Eksternal Factor Analysis Strategy berikut: i) mengoptimalkan kekuatan
(EFAS). Pertama, identifikasi faktor untuk memanfaatkan peluang (SO),
internal dan eksternal dilakukan oleh ii) meminimalisir dampak dari
Kepala Dinas atau Pejabat yang kelemahan internal dengan cara
menangani mekanisasi pertanian di memanfaatkan kesempatan eksternal
Dinas Pertanian dan Pangan (WO), iii) menggunakan kekuatan
Kabupaten Kapuas Hulu dan peneliti. untuk meminimalisir ancaman (ST),
Kedua, pembobotan dilakukan oleh dan iv) mencocokkan kelemahan dan
responden penelitian pada kuesioner. ancaman (WT).
Ketiga, penentuan rating e. Tahap pengambilan keputusan
berdasarkan tingkat urgensi dengan menggunakan QSPM. Analisis ini
ketentuan sebagai berikut: berfungsi untuk meminimalisir
1) nilai 4 apabila Dinas Pertanian subjektifitas penilaian dari
dan Pangan Kabupaten Kapuas responden. Tahapan analisis QSPM
Hulu mampu memanfaatkan sebagai berikut:
faktor peluang sangat baik dan 1) memasukan faktor internal dan
ancaman sangat lemah; eksternal dari matriks IFAS dan
2) nilai 3 apabila Dinas Pertanian EFAS;
dan Pangan Kabupaten Kapuas 2) memasukan bobot faktor internal
Hulu mampu memanfaatkan dan eksternal sesuai matriks
faktor peluang baik dan ancaman IFAS dan EFAS;
lemah; 3) menentukan angka daya tarik
3) nilai 2 apabila Dinas Pertanian dari masing-masing strategi
dan Pangan Kabupaten Kapuas tersebut nilai 1 (tidak menarik), 2
Hulu mampu memanfaatkan (agak menarik), 3 (cukup
faktor peluang cukup baik dan menarik), dan 4 (sangat
ancaman kuat; dan menarik); dan
4) nilai 1 apabila Dinas Pertanian 4) menghitung nilai Total Attractive
dan Pangan Kabupaten Kapuas Score dengan mengkalikan bobot
Hulu tidak mampu dan nilai daya tarik.
memanfaatkan faktor peluang
baik dan ancaman tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Perkalian bobot dan rating
Bobot didapatkan dari hasil analisis Analisis SWOT dan QSPM telah
data kuesioner. Bobot tertimbang digunakan untuk menyusun alternatif
untuk masing-masing strengths, manajemen strategi untuk mengembangkan
weaknesses, opportunities, dan mekanisasi pertanian di Kabupaten Kapuas
threats berjumlah satu. Skor Hulu. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dengan cara mengkalikan melibatkan stakeholders meliputi pemangku
bobot dan rating. kebijakan dan pengguna mekanisasi
c. Tahap pencocokan pertanian bantuan dari pemerintah,
1) Matriks IFAS berisi faktor Implementasi mekanisasi pertanian di
internal yaitu strength dan Kabupaten Kapuas Hulu ternyata

222
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal mendukung peningkatan produksi pangan


dan eksternal. melalui strategi mekanisasi pertanian.
Faktor internal mencakup human
a. Analisis faktor internal resources, government policy, social,
Analisis faktor internal bertujuan technology, economy, dan natural
untuk mengidentifikasi kekuatan dan resources. Variabel kekuatan dan
kelemahan Dinas Pertanian dan Pangan kelemahan faktor internal tersebut
Kabupaten Kapuas Hulu dalam upaya ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Kekuatan (Strenght/S)


No Strength (S) Uraian
1 Human resources: Capacity building Perwakilan anggota kelompok tani telah
mendapatkan pelatihan operator pengolahan tanah
dan pelatihan pertanian secara umum
2 Human resources: Provide training Dinas Pertanian dan Pangan telah
to the farmers menyelenggarakan pelatihan bagi petani terkait
materi pertanian secara umum dan pelatihan operator
bagi perwakilan anggota yang menerima bantuan
alsintan
3 Government policy: Relationship Para penyuluh menjalin hubungan dengan dosen-
between scientists and extension dosen Perguruan Tinggi dan BPTP Provinsi
personnel
4 Government policy: Good Jaringan penyuluh sangat baik sehingga
agriculture extension network memudahkan komunikasi pada daerah yang
memiliki keterbatasan dalam jaringan komunikasi
5 Social: Social barrier for women Hambatan sosial untuk perempuan hampir tidak ada

6 Human resources: Hard working Petani bekerja keras dengan medan yang cukup sulit
farmer (lokasi pertanian cukup jauh dari pemukiman/lokasi
pertanian berbukit)
7 Human resources: Increase of Terjadi peningkatan pengetahuan petani, baik untuk
farmer's knowledge manajemen lahan
8 Human resources: Farmers training Petani mendapat pelatihan tentang hama dan
on pest and diseases penyakit dari penyuluh
9 Natural resources: Land potential to Masih banyak lahan yang berpotensi untuk pertanian
agriculture yang belum dimanfaatkan, karena lahan pertanian
baru mencapai 1,21% dari total luas Kabupaten
Kapuas Hulu, sehingga sangat memungkinkan
adanya pengembangan lahan pertanian

Tabel 2. Kelemahan (Weakness/W)


No Weakness (W) Uraian
1 Human resources: Use of rural youth Jumlah pemuda yang mampu melakukan diseminasi
for dissemination tentang pertanian masih sedikit, padahal keberadaan
pemuda menjadi daya tarik masyarakat untuk
melakukan usaha tani
2 Human resources: Populations Jumlah penduduk Kabupaten Kapuas Hulu. 258,984
ribu dengan luas lahan pertanian 2.589.898 Ha
meliputi lahan sawah dan non-sawah
3 Human resources: Indigenous Pengetahuan asli masyarakat adalah pengetahuan
knowledge turun temurun yang belum mengenal teknologi,
salah satunya ladang berpindah
4 Human resources: Lack of extension Belum semua desa memiliki penyuluh seperti yang
worker diamanatkan dalam Undang-Undang (UU)

223
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230

No Weakness (W) Uraian


Perlindungan dan Pemberdayaan Petani No 19/2013
(1 desa 1 penyuluh)
5 Human resources: High young > 30 Jumlah petani muda sangat sedikit, kurang lebih
population 10%
6 Technology: Appropriate technology Teknologi tepat guna belum maksimal, karena baru
sampai tahap penggunaan alsintan pada budidaya
pertanian
7 Human resources: Illiterate farmers Pendidikan masih sangat rendah, yaitu SD atau tidak
tamat SD
8 Human resources: Increase of farmer's Peningkatan pengetahuan petani masih sangat
knowledge minim, yaitu hanya dilakukan oleh penyuluh
9 Human resources: Lack of knowledge Masih kurangnya pengetahuan tentang penambahan
about value addition nilai
10 Human resources: Lack of knowledge Kurangnya pengetahuan tentang pasca panen,
on post-harvest processing namun untuk hasil perkebunan di wilayah tertentu
sudah mulai dilakukan penanganan pasca panen
11 Economy: No sufficient fund for Anggaran yang tersedia terbatas untuk mengadakan
research and extension penyuluhan

b. Analisis faktor eksternal resources, government policy, technology,


Penelitian ini juga economy, dan natural resources. Faktor
mengidentifikasi faktor eksternal yang eksternal terdiri dari peluang dan ancaman
berpengaruh pada implementasi yang ditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
mekanisasi pertanian mencakup human

Tabel 3. Peluang (Opportunity/O)


No Opportunity (O) Uraian
1 Human resources: Higher Adanya Praktek Kerja Lapang (PKL) dari Perguruan
education/training may be given Tinggi, antara lain: Polbangtan Bogor pada tahun 2017-
in partnership with 2019; IPDN Propinsi Kalimantan Barat tahun 2018;
university/institutes IAIN/STAIN Kabupaten Kapuas Hulu setiap tahun;
adanya penelitian dari mahasiswa IPB University antara
lain dari prodi PSL (Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan)
2 Government policy: Favorable Kebijakan Dinas Kabupaten: menyusun permohonan
government policy for the farmers bantuan alsintan dan memfasilitasi transportasi alsintan
sampai lokasi
3 Government policy: Large Masih banyak potensi yang bisa diteliti, tetapi lokasi yang
research network with skilled cukup jauh membuat tidak banyak peneliti yang
manpower melakukan penelitian di kabupaten tersebut

4 Government policy: Crop Petani belum teredukasi dengan adanya Program


insurance for farmer Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). UU 19 tahun 2013
pasal 37 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah dan
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
berkewajiban melindungi usaha tani yang dilakukan oleh
petani dalam bentuk asuransi pertanian. Sesuai Peraturan
Menteri Pertanian No. 40 Tahun 2015, sebagian premi
asuransi pertanian akan ditanggung oleh pemerintah
Indonesia. Pada tahun 2019, sosialisasi asuransi pertanian
telah dilakukan oleh PT. Asuransi Sinar Mas dalam
bentuk CSR (Corporate Social Responsibility).

224
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229

No Opportunity (O) Uraian


5 Technology: Use of modern Adanya bantuan alat dan mesin pertanian meningkatkan
agriculture engineering tools or pengetahuan petani, sehingga petani mampu
implements memanfaatkan alat mesin pertanian dan
mengiplementasikannya

Tabel 4. Ancaman (Threat/T)


No Threat (T) Uraian
1. Human resources Komunikasi dengan pihak luar Kabupaten masih
terkendala bahasa. Walaupun banyak petani yang
mengerti bahasa Indonesia
2. Natural resources Bencana yang sering terjadi adalah banjir pada musim
penghujan, akibat luapan sungai Kapuas Hulu
Sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan
karena tidak ada embung
3. Natural Resources: Continuous Terjadi degradasi kesuburan tanah karena tidak
degradation of soil menerapkan pertanian berkelanjutan
4. Economy: Lack of sufficient funds Alokasi anggaran pada APBD (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah) untuk bidang pertanian belum
memadai

Hasil identifikasi dari faktor internal gambaran yang komprehensif terkait


dan eksternal berdasarkan survei tersebut implementasi mekanisasi di Kabupaten
dijadikan dasar dalam penyusunan matriks Kapuas Hulu.
IFAS dan EFAS. Dalam penelitian ini Penentuan rating didasarkan
dipilih stakeholder yang terlibat langsung pertimbangan ahli dengan cara pendekatan
dalam implementasi mekanisasi di yang bersifat intuitif untuk
Kabupaten Kapuas Hulu. Dalam hal ini mengorganisasikan ide atau pemikiran.
expert judgment adalah pegawai Rating diperoleh dari hasil rata-rata
pemerintahan meliputi Kepala penentuan rangking dari responden. Pada
Dinas/Pejabat yang menangani mekanisasi faktor internal, rating kekuatan memiliki
pertanian di Dinas Pertanian dan Pangan rentang 3-4, sedangkan pada kelemahan
serta PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) memiliki rentang 2-4. Pada faktor eksternal
di Kabupaten Kapuas Hulu. Selain itu, rata-rata peluang memiliki rating 3-4,
evaluasi juga dilakukan berdasarkan hasil sedangkan ancaman berkisar 2-3. Rating
kuesioner dari petani penerima bantuan dikalikan dengan bobot untuk menentukan
mekanisasi yang tersebar pada 25 desa di skor pada tahap analisis menggunakan
Kabupaten Kapuas Hulu. Alasan pemilihan matriks IFAS dan EFAS (Tabel 5 dan Tabel
responden tersebut adalah agar penelitian 6).
yang dilakukan dapat menghasilkan

Tabel 5. Matriks IFAS


Rata-rata Skor
SWOT Indikator
Bobot Rating
Internal
S 1. Pelatihan untuk operator 0,11 3,00 0,33
(S) 2. Pelatihan tentang sistem pertanian secara umum 0,11 3,00 0,33
3. Hubungan antara petugas dinas dan akademisi baik 0,11 3,00 0,33
4. Hubungan antara petugas dan BPTP Provinsi baik 0,11 4,00 0,44
5. Hubungan antara penyuluh baik 0,11 3,00 0,33
6. Tidak ada hambatan sosial bagi perempuan 0,11 4,00 0,44
7. Petani bersemangat dalam melakukan pekerjaan 0,11 4,00 0,44
8. Pelatihan tentang manajemen pertanian 0,11 3,00 0,33

225
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230

Rata-rata Skor
SWOT Indikator
Bobot Rating
9. Lahan potensial untuk pertanian luas 0,11 4,00 0,44
1 3,44
W 1. Diseminasi oleh pemuda rendah 0,09 4,00 0,36
(W) 2. Regenerasi petani rendah 0,09 3,00 0,27
3. Penguasaan teknologi rendah 0,09 2,00 0,18
4. Jumlah penyuluh kurang 0,09 3,00 0,27
5. Petani muda < 10% 0,09 3,00 0,27
6. Pengenalan teknologi tepat guna masih rendah 0,09 2,00 0,18
7. Tingkat pendidikan petani SD 0,09 2,00 0,18
8. Kemandirian petani dalam belajar rendah 0,09 3,00 0,27
9. Kurang pengetahuan tentang penambahan nilai 0,09 3,00 0,27
10. Kurang pengetahuan tentang pasca panen 0,09 2,00 0,18
11. Ketersediaan dana untuk penyuluhan rendah 0,09 3,00 0,27
1 2,73

Tabel 6. Matriks EFAS


Rata-rata Skor
SWOT Indikator
Bobot Rating
Eksternal
O 1.Adanya kegiatan PKL dari perguruan tinggi 0,2 4 0,8
2. Dinas setempat mengusulkan permohonan hibah alsintan 0,2 3 0,6
3. Kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi 0,2 4 0,8
4. Asuransi usaha tani padi 0,2 3 0,6
5. Adanya hibah alsintan 0,2 4 0,8
0,50 3,6
T 1. Kendala bahasa komunikasi 0,25 2 0,5
(T) 2. Bencana alam 0,25 2 0,5
3. Kesuburan tanah menurun 0,25 3 0,75
4. Dana APBD untuk pertanian tidak memadai 0,25 3 0,75
2,5

Alternatif strategi selanjutnya disusun petani tentang program pemerintah


pada matriks SWOT. Susunan tersebut yang bisa dimanfaatkan untuk
dirumuskan oleh pemangku kebijakan mengantisipasi kegagalan panen sesuai
bersama dengan peneliti. Adapun rumusan dengan aturan berlaku.
strategi peningkatan implementasi 2. Strategi WO
mekanisasi pertanian di Kabupaten Kapuas a. Memanfaatkan peluang kerjasama
Hulu sebagai berikut: dengan perguruan tinggi untuk
1. Strategi SO melakukan penyuluhan di bidang
a. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten mekanisasi pertanian. Mahasiswa dan
Kapuas Hulu bekerjasama dengan pegawai dinas terkait dapat menyusun
instansi terkait lain untuk meningkatkan program sesuai dengan kebutuhan
jumlah penyuluhan terkait mekanisasi pelatihan dari petani.
pertanian. Salah satunya melalui b. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
kegiatan PKL dari perguruan tinggi. Kapuas Hulu melaksanakan penelitian
b. Penyuluhan terkait asuransi pertanian bersama dengan Politeknik
perlu dilakukan untuk mengedukasi Pembangunan Pertanian Bogor dan

226
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229

PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) 4. Strategi WT


Provinsi untuk menyusun model a. Peningkatan APBD untuk bidang
penyuluhan dengan tujuan pertanian.
meningkatkan minat generasi muda b. Penambahan jumlah penyuluh atau
untuk bertani. Salah satu langkah yang penyuluh swadaya.
dapat dilakukan adalah melalui
pendekatan mekanisasi dan teknologi C. Qualitative Strategy Planning Matrix
pertanian. (QSPM)
3. Strategi ST Tahapan akhir dari analisis penelitian ini
a. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten adalah memilih strategi yang paling sesuai
Kapuas Hulu melaksanakan untuk diterapkan di Kabupaten Kapuas Hulu.
penyuluhan tentang mitigasi dan Beberapa alternatif strategi dari matriks SWOT
antisipasi bencana alam di bidang dinilai oleh pakar dari Kepala Dinas/Pejabat
pertanian melalui pengaturan waktu yang menangani mekanisasi pertanian di
tanam. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
b. Operator yang sudah dilatih diberikan Kapuas Hulu. Rata-rata dari nilai pakar
penyuluhan tambahan terkait prosedur tersebut dikalikan dengan nilai masing-masing
peningkatan kesuburan lahan. faktor di matriks IFAS dan EFAS. Hasil
analisis QSPM disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil analisis QSPM


No. Alternatif Strategi Total Peringkat
1. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu 0,6 II
bekerjasama dengan BPTP Provinsi untuk meningkatkan jumlah
pelatihan atau penyuluhan tentang mekanisasi pertanian
2. Penyuluhan terkait asuransi pertanian untuk mengedukasi petani 0,4 IV
tentang program pemerintah yang bisa dimanfaatkan untuk
mengantisipasi kegagalan panen sesuai dengan aturan yang
berlaku
3. Mahasiswa PKL dan pegawai dinas terkait menyusun program 0,8 I
sesuai dengan kebutuhan pelatihan petani. Salah satunya tentang
pemeliharaan dan perbaikan alsintan
4. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu 0,27 VI
melaksanakan penelitian bersama dengan Politeknik
Pembangunan Pertanian Bogor dan BPTP Provinsi untuk
menyusun model penyuluhan untuk meningkatkan minat
generasi muda untuk bertani. Salah satunya melalui pendekatan
mekanisasi dan teknologi pertanian
5. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu 0,25 VIIa
melaksanakan penyuluhan tentang mitigasi dan antisipasi
bencana alam di bidang pertanian melalui pengaturan waktu
tanam
6. Operator yang sudah dilatih diberikan penyuluhan tambahan 0,25 VIIb
terkait prosedur peningkatan kesuburan lahan
7. Peningkatan APBD untuk bidang pertanian 0,5 III
8. Penambahan jumlah penyuluh atau penyuluh swadaya 0,36 V

Analisis QSPM menunjukkan bahwa daerah. Menurut Moordiani, et al (2018),


strategi utama yang perlu dilakukan adalah penyuluh memiliki peran sentral menjadi
penambahan jumlah penyuluh. Ketersediaan pelatih dan fasilitator kegiatan pertanian.
penyuluh yang memadai merupakan ujung Keberhasilan program pemerintah
tombak pembangunan pertanian di tingkat tergantung pada jumlah ketersediaan

227
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-230

penyuluh pertanian. Hal ini sejalan dengan kajian lebih lanjut tentang perumusan
penilaian pakar, yaitu keterbatasan dana strategi implementasi mekanisasi pertanian
APBD serta kekurangan jumlah penyuluh di wilayah lain berpeluang untuk dilakukan.
merupakan permasalahan dalam Kedua, penelitian ini masih terbatas pada
implementasi mekanisasi pertanian di aspek technique, human resources,
Kabupatan Kapuas Hulu. Tersedianya economy, government policy, dan social.
sumberdaya manusia tambahan dari Sehingga, penelitian lanjutan dengan aspek
mahasiswa PKL dapat menjadi solusi yang yang lebih komprehensif perlu dilakukan.
tepat bagi permasalahan tersebut.
UCAPAN TERIMA KASIH
KESIMPULAN DAN SARAN
Terimakasih kepada Kementerian
Kesimpulan Pertanian, Politeknik Pembangunan
Implementasi mekanisasi pertanian Pertanian Bogor, IPB University, Dinas
perlu didekati dari beberapa aspek seperti Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas
resources, government policy, social, Hulu, serta mahasiswa Politeknik
technology, economy, dan natural Pembangunan Pertanian Bogor yang sudah
resources. Hasil analisis SWOT dan QSPM berkontribusi pada penelitian ini.
menunjukkan bahwa stratagi pertama, yaitu
peningkatan implementasi mekanisasi di DAFTAR REFERENSI
Kabupaten Kapuas Hulu perlu melibatkan
mahasiswa PKL untuk menyusun dan Aldillah, R. (2016). Kinerja Pemanfaatan
melaksanakan kegiatan penyuluhan sesuai Mekanisasi Pertanian dan
kebutuhan petani terkait pemeliharaan dan Implikasinya dalam Upaya
perbaikan alsintan. Kedua, Dinas Pertanian Percepatan Produksi Pangan di
dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu dapat Indonesia. In Forum penelitian Agro
bekerjasama dengan BPTP Provinsi untuk Ekonomi 34(2): 163-171.
melaksanakan penyuluhan terkait
mekanisasi pertanian. Ketiga, peningkatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas
APBD di bidang pertanian harus dilakukan. Hulu. (2019). Kabupaten Kapuas
Keempat, diperlukan penyuluhan terkait Hulu dalam Angka. BPS Kabupaten
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Kelima, Kapuas Hulu.
diperlukan penambahan jumlah penyuluh
atau penyuluh swadaya. Keenam, Dinas Pertanian dan Pangan. (2019).
diperlukan penelitian untuk menghasilkan Laporan Dinas Pertanian dan Pangan
metode pembelajaran yang sesuai untuk Provinsi Kabupaten Kapuas Hulu
generasi muda. Ketujuh, Dinas Pertanian Tahun 2018.
dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu dapat
melaksanakan penyuluhan terkait mitigasi Handaka, & Prabowo, A. (2016). Kebijakan
dan antisipasi bencana terhadap potensi Antisipatif Pengembangan
gagal panen. Terakhir, strategi peningkatan Mekanisasi Pertanian. Analisis
kesuburan lahan perlu dilakukan. Kebijakan Pertanian, 11(1): 27-44.

Saran Hashemi, N. F., Mazdeh, M. M., Razeghi,


Karena penelitian dilaksanakan di A., & Rahimian, A. (2011).
wilayah perbatasan Indonesia, terdapat Formulating and Choosing
perbedaan lingkungan geografis yang Strategies using SWOT Analysis
mungkin berpengaruh pada kondisi sosial and QSPM Matrix: A Case Study of
budaya masyarakat petani. Oleh karena itu, Hamadan Glass Company. In

228
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 219-229

Proceedings of the 41st International


Conference on Computers & Rangkuti, F. (2005). Analisis SWOT Teknik
Industrial Engineering, 366-271. Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Ichniarsyah, A. N., & Erniati. (2020). The
Role of Mechanization in Agricultural Setyorini, H., & Santoso, I. (2017). Analisis
Development on Border Areas. In IOP Strategi Pemasaran Menggunakan
Conference Series: Earth and Matriks SWOT dan QSPM (Studi
Environmental Science, 542(1). Kasus: Restoran WS Soekarno Hatta
Malang). Industria: Jurnal Teknologi
Moordiani, R., Wildani, A., & Widayani, S. dan Manajemen Agroindustri, 5(1):
(2018). Analisis Kebutuhan Penyuluh 46-53).
Pertanian Mendukung Jawa Tengah
Menjadi Lumbung Pangan Nasional. Susilawati. (2016). Teknologi Anjuran
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Spesifik Lokasi dan Dukungan Upaya
Pertanian UNS, 2(1): C-53. Pencapaian Produksi Padi di
Kalimantan Tengah. Prosiding
Nisak, Z. (2013). Analisis SWOT untuk Seminar Inovasi Teknologi Pertanian:
Menentukan Strategi Kompetitif. 350-358.
Jurnal Ekbis, 9(2): 468-476.
Tarigan, H. (2019). Mekanisasi Pertanian
Pasandaran, E., Ananto, E.E., Suradisastra, dan Pengembangan Usaha Pelayanan
K., Saad, N.S., & Irawan B. (2014). Jasa Alsintan (UPJA). In Forum
Sumber Inspirasi Membangun penelitian Agro Ekonomi, 36(2): 117-
Kemandirian Pangan Pulau-pulau 128.
Kecil dan Wilayah Perbatasan.
Jakarta: IAARD Press. Wardani, I. K., & Erniati. (2020). Strategic
Management in The Business of
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Agricultural Equipment and
(2018). Statistika Ketenagakerjaan Machinery Services in Bandung, West
Sektor Pertanian Tahun 2017 – 2018. Java. IOP Conference Series: Earth
Kementerian Pertanian. and Environmental Science, 542(1).

Putri, N. E., Astuti, R., & Putri, S. A. (2014). Wijaya, A. K., Noor, M., & Surya, I. (2018).
Perencanaan Strategi Pengembangan Strategi Dinas Pertanian, Perkebunan,
Restoran Menggunakan Analisis Dan Kehutanan Dalam Meningkatkan
SWOT dan Metode QSPM Produktivitas Pertanian di Kelurahan
(Quantitative Strategic Planning Tani Aman Kecamatan Loa Janan Ilir
Matriks) (Studi Kasus Restoran Big Kota Samarinda. Journal Ilmu
Burger Malang). Industria: Jurnal Pemerintahan, 6(2): 737-748.
Teknologi dan Manajemen
Agroindustri, 3(2): 93-106.

229

View publication stats

You might also like