45-Article Text-248-1-10-20210906

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Kualita Pendidikan

Vol. 2, No. 2, Agustus 2021, pp. 107-112


ISSN: 2774-2156 (Cetak)
ISSN: 2774-4566 (Online)

Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini 4-5 Tahun


Ditinjau dari Aspek Sintaksis dan Pragmatik di TK Anggrek
Kencana Batang
Wiratnaningsih(*)
Universitas PGRI Semarang

Article Info ABSTRACT


This study was conducted to describe the development of language in children
Article history: aged 4-5 years at TK Anggrek Kencana Batang, especially in the fields of
Received : 13 Agustus 2021 syntax and pragmatics. This research uses descriptive qualitative research
Revised : 22 Agustus 2021 method. Examples of this research are two children in class A Tk Anggrek
Accepted : 26 Agustus 2021 Kencana Batang. From the example of the two children, it is known that the
syntactic and pragmatic aspects of children experience different
developments. The author concludes that early childhood 4-5 years experience
Keywords: differences in the development of syntactic and pragmatic language. So, the
language development; children researcher recommends that teachers understand the differences in these
aged 4-5 years; syntax; developments and stimulate students according to their development so that
pragmatics they continue to improve. Data was collected through interviews, observation,
and documentation. The results of this study indicate that aspects of language
are very important to be developed in every child who is still in the
developmental stage. Because children's language skills are very influential
on other aspects of child development. Early education has an important role
in developing children's potential. The teacher must use a method that is in
accordance with the child's learning pattern. Every child has their own needs
and effective learning patterns.
(*) Corresponding Author: ratna9561@gmail. com

How to Cite: Wiratnaningsih, W. (2021). Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini 4-5 Tahun Ditinjau dari
Aspek Sintaksis dan Pragmatik di TK Anggrek Kencana Batang. Jurnal Kualita Pendidikan, 2 (2): 107-112.

PENDAHULUAN
Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat
yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan adalah aspek
perkembangan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan
manusia karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada
orang lain juga sekaligus sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Bahasa
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia umumnya dan dalam kegiatan
berkomunikasi khususnya. Seperti dikemukakan oleh Laird bahwa tiada kemanusiaan tanpa
bahasa dan tiada peradapan tanpa bahasa lisan (1957: 16). Manusia tidak berpikir hanya dengan
otaknya tetapi juga dengan rasa dan memerlukan bahasa sebagai mediumnya. Orang lain tidak
akan dapat memahami hasil pemikiran kita kalau tidak diungkapkan dengan menggunakan bahasa
baik secara lisan maupun tulisan.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Bahasa yang sering digunakan yaitu bahasa lisan. Bahasa digunakan untuk
menyampaikan maksud pada seseorang dengan menggunakan tatanan kata yang mudah
dimengerti. Penggunaan bahasa sangat penting dalam menyampaikan maksud dengan jelas.
Bahasa anak akan terus berkembang sejak anak usia dini (4-5 tahun). Anak mulai belajar bahasa
dari mendengar, melihat, dan menirukan orang-orang di sekelilingnya. Perkembangan bahasa
anak juga di pengarui oleh beberapa faktor. Stimulus untuk mengembangkan bahasa bagi anak
usia dini sangat diperlukan agar perkembangan bahasa dapat berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan bahasa pada anak dimulai dari aktivitas mendengar, melihat,
dan meniru orang dewasa yang ada disekitarnya, bahasa juga digunakan untuk mengajarkan anak

107
Jurnal Kualita Pendidikan
Vol. 2, No. 2, Agustus 2021, pp. 107-112
ISSN: 2774-2156 (Cetak)
ISSN: 2774-4566 (Online)

tentang sesuatu. Menurut Vygotsky, anak belajar bahasa dari orang dewasa kemudian
diinternalisasaikan sebagai alat berfikir dan control. Perkembangan bahasa juga berkembang
sejalan dengan perkembangan biologisnya. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat
untuk mengembangkan bahasa. Karena pada masa ini sering disebut masa “golden age” dimana
anak sangat peka mendapatkan rangsangan-rangsangan baik yang berkaitan dengan aspek fisik
motorik, intelektual, sosial, emosi maupun bahasa. Menurut Hurlock, (Musyafa, 2002:26)
perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat
dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman. Demikian pula halnya peranan bahasa bagi anak.
Bahasa memberikan sumbangan yang pesat dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa.
Dengan bantuan bahasa anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi dalam kelompok.
Pribadi itu berpikir, berperasaan, bersikap, berbuat serta memandang dunia dan kehidupan seperti
masyarakat disekitarnya. Di Taman kanak-Kanak Anggrek Kencana ada beberapa anak yang
mengalami keterlambatan berbahasa untuk itu penulis akan menganalis dengan mengambil 2
contoh anak didik untuk diperbandingkann dalam kemampuan berbahasanya.

METODE
Dalam penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, penelitian
dilakukan di TK Anggrek Kencana dengan subjek dua anak. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, dan wawancara. Data penelitian dianalisis menggunakan pendekatan
kualitatif karena peneliti menganggap permasalahan yang diteliti cukup dinamis dan kompleks
sehingga data yang diperoleh dari para narasumber tersebut dijaring dengan metode yang lebih
alamiah yakni dengan interview langsung dengan yang diteliti sehingga mendapatkan jawaban
yang alamiah. Selain itu peneliti ngin menemukan teori yang sesuai dengan data yang diperoleh
di lapangan.
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu metode kualitatif
lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Metode ini
menyajikan hubungan antara peneliti dan responden secara langsung dan metode ini lebih peka
sehingga dapat menyesuaikan diri. Penelitian diarahkan untuk mendapatkan fakta fakta yang
berhubungan dengan analisis perkembangan Bahasa Anak Usia Dini terutama perkembangan
kemampuan Bahasa sintaksis dan pragmatis.
Sesuai dengan jenis penelitin yang penelitian dilakukan untuk memperoleh data sebanyak
munkin dsn mendalam selama kegiatan penelitian dilapangan dalam penelitian kualitatif. Peneliti
dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpil data utama sehingga kehadiran peneliti
dilapangan mutlak diperlukan. Peneliti akan melaukan observasi langsung dengan wawancara
pada siswa dan orang tua. Setelah Tanya jawab, peneliti akan menggunakan cara untuk
menstimulasi perkembangan kemampuan Bahasa anak usia dini 4-5 tahun. Dengan demikian
dapat menyimpulkan data dari gabungan observasi dan wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pada saat observai penulis mengamati dua orang anak yang berusia 4-5 tahun yaitu Arya
dan nafisah di TK Anggrek Kencana. Dari pengamatan yang penulis lakukan selama dua minggu
keduanya memiliki perbedaan yang sangat menonjol artinya kedua anak tersebut memiliki
perkembangan Bahasa yang sangat berbeda. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Dari pengamatan
yang penulis lakukan diketahui bahwa Ananda nafisa mengalami keterlambatan dalam berbicara
dan mengunggkapkan Bahasa untuk itu ada beberapa langkah–langkah untuk menstimulasi
perkembangan Bahasa Anak.
Cara menstimulasi perkembangan Bahasa pada anak yang mengalami masalah
perkembangan Bahasa dengan (1) Metode Bercerita dengan media buku dengan media buku
bercerita perkembangan Bahasa anak akan berkembang, dengan anak mendengarkan bu guru
bercerita kemudian anak bisa memahami, mendengarkan dan menkomunikasikan lagi kepada
guru. (2) Menyanyi Dengan bernyanyi dapat melatih kosa kata anak, sehingga Bahasa anak

108
Jurnal Kualita Pendidikan
Vol. 2, No. 2, Agustus 2021, pp. 107-112
ISSN: 2774-2156 (Cetak)
ISSN: 2774-4566 (Online)

berkembang dengan baik. (3) Bermain Peran dengan bermain peran juga Bahasa anak
berkembang dengan baik karena bermain peran dapat mengembangkan bahasa anakdengan
memerankan beberpa tokoh dan dengan dialog yang berbeda beda kosa kata anak akan
berkembang dengan baik. (4) Metode bercerita dengan papan flannel dapat diimplementasikan
pada pembelajaran pengembangan bahasa dan menambah kosa kata anak karena lebih bersifat
kreatif, inovatif dan menarik, sehingga anak termotivasi untuk mendengarkan cerita. Dengan
memakai alat peraga berupa gambar-gambar yang menarik diharapkan anak didik bisa menambah
kosa kata dan bahasa lisan dengan baik dan benar.
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Nama Perkembangan Bahasa
Nafisah 1. Belum mampu mengucap kata dengan jelas
2. Dapat mengucap kalimat tapi hanya belakangnya saja misal “makan“ hanya bisa
mengucap “kan” saja
3. Dapat melakukan perintah sederhana
4. Belum mampu bercerita secara jelas
5. Belum begitu berinteraksi dengan temanya kerena untuk berbicara agak
mengalami ganguan artinya intonasi pengucapan kalimatnya belum jelas.
6. Belum bisa meniru huruf yang dicontohkan oleh guru
7. Belum mampu bercerita secara jelas
Arya 1. Sudah mampu mengucap kata dengan jelas
2. Dapat mengucap kalimat dengan jelas
3. Dapat bercerita sederhana kepada guru tentang apa yang terjadi di rumah.
4. Mampu meniru tulisan
5. Dapat Mengulang kembali cerita dari guru
6. Dapat berinteraksi dengan teman untuk menyatak apa yang di rasa dan dilihatnya
7. Cenderung berkata dengan menggunakan Bahasa orang dewasa.
Pembahasan
Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya (Depdiknas, 2005: 3). Sementara itu menurut Harun
Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari
penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan. Sedangkan bahasa menurut kamus
besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang
arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang
baik, sopan santun yang baik. Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 707-
708) kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti yang pertama kuasa (bisa, sanggup)
melakukan sesuatu dan kedua berada. Kemampuan sendiri mempunyai arti kesanggupan,
kecakapan, kekuatan, kekayaan. Sedangkan kemampuan menurut bahasa berarti kemampuan
seseorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa, antara lain mencakup
sopan santun, memahami giliran dalam bercakap-cakap.
Tahap perkembangan Bahasa anak usia dini memasuki akhir yaitu 4-5 tahun. Pada usia ini, si kecil sudah
dapat berbicara menggunakan kalimat komplek dengan jelas, bisa membedakan banyak warna dan bentuk serta
belajar bercerita. Sebagian kecil anak pada usia 4-5 tahun bisa memberikan opini terhadap suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan memberikan saran. Perkembangan Bahasa anak usia 4-5 tahun yang dimaksud mengacu
pada difinisi pengembangan Bahasa yakni meningkatnya kemampuan penguasa alat berkomunikasi, baik alat
komunikasu dengan cara lisan maupun tertulis. Menurut Nurgiantoro (1999:9) pengembangan bahasa
pada anak usia dini adalah untuk mengarahkan agar anak mampu menggunakan,
mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata dengan kata lain, pengembangan
bahasa lebih diarahkan agar anak dapat (1) Mengolah kata secara komprehensif. (2)
Mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang bisa dipahami orang lain. (3) Mengerti
setiap kata, mengartikan dan menyampaikan secara utuh kepada orang lain, dan Berargumentasi
meyakinkan orang melalui kata yang diucapkan

109
Jurnal Kualita Pendidikan
Vol. 2, No. 2, Agustus 2021, pp. 107-112
ISSN: 2774-2156 (Cetak)
ISSN: 2774-4566 (Online)

Bahasa pada anak usia dini dapat berkembang dengan cepat jika anak memiliki
kemampuan dan didukung oleh lingkungan yang baik (Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, 2012:
79). Selanjutnya Slamet Suyanto (2005: 74) mengemukakan bahwa perkembangan bahasa anak
berlangsung sepanjang mental manusia aktif dan lingkungan untuk belajar. Usia 5 tahun
perbendaharaan kata terus bertambah mencapai 5. 000 sampai 8. 000 kata. kalimat yang dipakai
pun semakin kompleks (Carool Seefelt & Barbara Wasik, 2008: 74).
Selanjutnya Rosmala Dewi (2005: 17) juga mengatakan bahwa perkembangan bahasa
anak usia 4 sampai 5 tahun, (1) Berbicara lancar dengan kalimat sederhana. (2) Menyebutkan
sebanyak-banyaknya nama benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, atau
menurut ciri-ciri tertentu. (3) Bercerita tentang kejadian di sekitarnya secara sederhana. (4)
Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (2-3 gambar). (5) Bercerita tentang gambar yang
dibuat sendiri. (6) Mengikuti 1 sampai dengan 2 perintah sekaligus. (7) Membuat sebanyak-
banyaknya kata dari suku kata awal yang disediakan dalam bentuk lisan seperti; ma mama, mallu,
marah, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pengembangan bahasa pada anak usia
4-5 tahun merupakan perkembangan dalam mengembangkan kosakata, berbicara dan
mendengarkan, sehingga anak mampu mengekspresikan kata-kata yang dapat dipahami oleh
orang lain. Taman Kanak-kanak atau pendidikan prasekolah merupakan wahana yang sangat
penting dalam mengembangkan bahasa pada anak usia dini.
Menurut Otto (2005) Kemampuan bahasa merupakan hasil kombinasi seluruh system
perkembangan bahasa anak, kemampuan bahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis,
emosional dan sosial. Seperti kemamuan yang ainnya kemampuan bahasa sesuai dengan tahap
perkembangan berfikirnya dan juga usianya. Bahasa adalah teratur dan aturan menggambarkan
cara bahasa bekerja (Gleason & Ratner,2009; dalam Santrok, 2014). Bahasa melibatkan lima
sistim aturan: fonologi, Morfologi, Sintaksi, sematik, dan pragmatik. Penulis akan mengambil 2
contoh yaitu:
Sintaksis
Sintaksis meliputi bagaiman kata-kata dikombinasikan sehingga membentk frasa-frasa
dan kalimat–kalimat yang dapat dimengerti, misalnya “kakak makan?”, setelah itu anak
mengetahui tentang penggunaan kata Tanya yang sebenarnya. (Aisyah Chalik) mendefinisikan
bahwa sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mengkaji struktur frasa dan kalimat. Sitaksis
merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata
yang membentuk frasa, klausa dan kalimat.
Pragmatik
Pragmatik adalah penggunaan yang tepat dari suatu bahasa dalam konteks yang berbeda.
Pragmatik mencangkup banyak wilayah. Bila ada bergiliran berbicara dalam diskusi, anda akan
menunjukkan pragmatic (Siegel & Surian, 2010; dalam Santrock, 2014). Pragmatik adalah
kemampuan untuk melibatkan diri dalam percakapan yang sesuai dengan maksud dan
keinginpercakapan dan pengetahuan yang sesuai, mengenai bagaimana menggunakan bahasa
secara efektif dalam konteks. Pragmatik merupakan system dari penggunaan. Terkait dengan
pengaruh biologis dan lingkungan, seorang ahli bahasa terkenal, Noam Chomsky (1957)
menyatakan bahwa manusia mempunyai susunan syaraf dan otak untuk belajar bahasa pada waktu
tertentu dan dalam cara tertentu.
Perkembangan bahasa berhubungan dengan perkembangan kognitif. Hal ini dapat dilihat
dari kemampuan bahasa anak usia dini. Berdasarkan fase perkembangan kognitif, anak tersebut
berada dalam fase properasional. Fungsi simbolis untuk berkembang pesat. Fungsi simbolis
berkaiatan dengan kemampuan anak untuk membayangkan tentang suatu benda atau objek
lainnya. Bahasa adalah salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada anak usia
dini 4-5 tahun karena bahasa merupakan media komunikasi anak agar dapat menjadi bagian dari
kelompok sosialnya. Bahasa dapat berbentuk gambar, lisan, tulisan, isyarat. Kemampuan
berbahasa meliputi kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Perkembangan
kemampuan berbahasa anak nantinya juga akan mempermudah kita dalam mengenali emosi anak

110
Jurnal Kualita Pendidikan
Vol. 2, No. 2, Agustus 2021, pp. 107-112
ISSN: 2774-2156 (Cetak)
ISSN: 2774-4566 (Online)

itu sendiri. Jika kita sudah mengenali emosi anak maka kita dengan mudah menanggapi emosi
tersebut. Bahasa merupakan sesuatu yang menakjubkan. Bahasa merupakan adalah salah satu
prestasi tertinggi yang dicapai manusia. Meskipun beberapa hewan memiliki semacam sistem
komunikasi, namun hanya manusia yang mengembangkan dalam bentuk verbal atau lisan, atau
ucapan lisan. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, sebagai
alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan, yang dimyatakan dalam bentuk lambing atau
simbol. Simbol dalam Bahasa digunakan untuk menggungkapkan suatu pengertian seperti dengan
menggunakan lisan, tulisan, syarat, bilangan, lukisan, dan mimic muka. Bahasa sebagai sarana
kegiatan komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai
ungkapan hasil pemikiran seorang kepada orang lain agar dapat dipahami. Depdiknas fungsi
pengembangan kemapuan berbahasa pada anak usia 4-5 tahun antara lain (1) Sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan lingkungan. (2) Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan
intelektual anak. (3) Sebagai alat untuk mengembangkan eksperesi anak. (4) Sebagai alat untuk
mengembangkan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain. (5) Bahasa dapat berupa bahasa
lisan, yaitu bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap (orgen of spech) dengan
fonem sebagai unsur dasarnya. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
perkembangan bahasa yaitu kemampuan kreativitas melalui kegiatan mendongeng, menceritakan
kembali kisah yang telah didengarkan, berbagai pengalaman, sosiodrama atau mengarang cerita
dan puisi.
Tabel 2. Hasil Observasi
Nama Aspek Aspek Hasil Observasi
Nafisa Kemampuan Bahasa tidak sesuai
dengan perkembanganya.
Sintaksis: Anak belum mampu membuat kalimat SPOK ketika menjawab pertanyaan
guru
Anak belum mampu mengungkapkan kata menjadi kalimat pendek seperti: “kemarin
aku pergi dengan ibu”
Pragmatik: Anak belum mampu menggunakan Bahasa untuk tujuan tertentu
Arya Kemampuan berbahasa sesuai
dengan perkembanganya.
Sintaksis: Anak mampu membuat kalimat spok ketika menjawab pertanyaan
Anak mampu mengungkapkan kata menjadi kalimat pendek
Pragmatik: Menggunakan Bahasa untuk berbagai tujuan. Misal ”Ayo main bersama”

PENUTUP
Dari pengamatan yang dilakukan selama 2 minggu dan dilakukan 4 kali pengamatan,
perkembangan Bahasa. Pada anak umur 4 tahun anak sudah bisa mengucapkan 2-4 kata,
menggunakan kalimat ujaran juga sudah mampu membuat coretan serta memahami arti coretan
pada perkembangan pragmatiknya, ataupun pemahaman terhadap gambar. Pada perkembangan
sintaksisnya sudah bisa membuat kalimat ujaran, walaupun demikian masih ada beberapa
kekurangan dalam perkembangan Bahasa nafisa. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun yang ditunjukkan dengan
indikator dapat mendengarkan, membedakan, dan mengucapkan bunyi, suara tertentu, dapat
berkomunikasi/berbicara secara lisan, dapat memperkaya kosa kata yang diperlukan untuk
berkomunikasi sehari- hari, dapat menceritakan gambar, dapat mengenal hubungan antara bahasa
lisan dan tulisan, dan dapat mengenal bentuk- bentuk simbol sederhana adalah secara keseluruhan
menunjukkan penilaian yang “baik”. Tetapi ada juga anak usia 4-5 tahun yang perkembangan
bahasanya terhambat, untuk menstimulasi perkembangan Bahasa anak tersebut kita memberikan
kegiatan kegiatan yang dapat menstimulus perkembngan anak misal dengan metode bercerita,
bernyanyi, bermain peran, dan lain sebagainya.

111
Jurnal Kualita Pendidikan
Vol. 2, No. 2, Agustus 2021, pp. 107-112
ISSN: 2774-2156 (Cetak)
ISSN: 2774-4566 (Online)

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis ucapkan terimakasih kepada Universitas PGRI Semarang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar membuat artikel. Kepada teman–teman semua yang
telah memberi saran dan semangat kepada penulis untuk belajar dan terus belajar menulis artikel.

DAFTAR PUSTAKA
Sudijono, A. (2004). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Anwar. (2004). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Alfabeta.
Tarigan, D., dkk. (2001). Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Nurgiyantoro. (1999). Penilaian dalam Pelajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Carol, S. & Wasik, B. A. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.
Dewi, R. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi. (2012). Format PAUD Konsep, Karakteristik & Implementasi
Pendidikan Anak Usia Dini.
Maryati, S. Pemerolehan bahasa Indonesia anak usia dini di desa beraban.
https://media.neliti.com.
Fatimah, S. Perkembangan Bahasa pada Anak. www.kompasiana.com.

112

You might also like