395-Article Text-2341-1-10-20200726
395-Article Text-2341-1-10-20200726
395-Article Text-2341-1-10-20200726
id
https://journal.unwira.ac.id/index.php/ARTEKS
Research paper doi: 10.30822/arteks.v5i2.395
Copyright ©2020 Sri Yuliani, Gagoek Hardiman, Erni Setyowati. This is an open access article distributed the Creative
Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
245
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
meningkat, bahkan tertinggi di banding negara di perbaikan kualitas lingkungan. Secara teoritis,
benua lain (Subroto 2019; Widodo 2019). penelitian atap hijau harus menyesuaikan dengan
Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan kondisi iklim, namun penelitian atap hijau di
berdampak meningkatkan kebutuhan hunian. daerah tropis lembab masih sangat sedikit. Untuk
Potret konsumsi energi di Indonesia, memiliki itu, diperoleh permasalahan penelitian yakni
kecenderungan yang hampir sama dengan dunia, bagaimana jejak penelitian atap hijau di
dimana sektor bangunan berada pada tingkat Indonesia, sehingga diperoleh peluang riset untuk
konsumsi tertinggi (U.S. Energy Information dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat
Administration 2016). Demikian juga halnya Indonesia.
dengan pembangunan yang mereduksi area hijau Tujuan penelitian adalah menemukan
di Indonesia semakin tinggi. Bahkan, hutan kebaruan penelitian atap hijau di Indonesia.
Kalimantan diyakini bakal menyusut sebanyak Manfaat penelitian adalah memberikan gambaran
75% pada 2020 jika laju deforestasi tidak dinamika penelitian atap hijau di Indonesia agar
dihentikan (World Wildlife Fund 2016). bangunan mempunyai kontribusi pada perbaikan
Peringatan tersebut didengungkan kembali oleh lingkungan, baik lingkungan mikro maupun
World Wildlife Fund dalam laporan tahunannya kualitas kesehatan ruangan dalam bangunan.
yang dipublikasikan oleh WWF Indonesia dan
Malaysia pada tahun 2018.
Indonesia merupakan daerah iklim tropis yang Metode penelitian
mempunyai potensi keragaman hayati dengan
tanah yang subur dan iklim yang bersahabat, Penelitian mempunyai ruang lingkup ontologi
sehingga berpeluang mendukung upaya dalam pembahasan ilmu arsitektur yang secara
pengelolaan energi bangunan secara efisien spesifik membahas bidang sains bangunan
(Yuliani, Hardiman, and Setyowati 2018). melalui arsitektur hijau dengan fokus penelitian
Namun, seiring dengan populasi penduduk yang pada atap hijau. Berangkat dari latar belakang
semakin meningkat, lahan pertanian produktif tujuan pembangunan berkelanjutan, maka
sebagai ruang hijau pun kian tereduksi. penelitian berupaya menemukan jejak riset
Pembangunan infrastruktur dan permukiman (Sudradjat 2020) atap hijau yang dapat menjadi
sangat pesat dan mengurangi area pertanian. acuan penelitian atap hijau berbasis arsitektur di
Dalam pandangan ilmu arsitektur, fenomena ini Indonesia.
memunculkan konsep membangun berbasis Metode penelitian menggunakan kajian
arsitektur hijau. Teori arsitektur hijau secara teoritikal yang bersumber dari jurnal internasional
umum, mendesain dengan memanfaatkan potensi terindex Scopus dengan batasan tahun 2014
iklim, termasuk bagaimana mengelola potensi hingga 2019 dengan batasan lima bidang kajian
iklim dengan keterbatasan lahan yang meliputi environment, engineering agricultural
diakomodasi pada bangunan hijau. and biological science, social ciense dan energy.
Konsep desain arsitektur hijau diantaranya Teori-teori dihimpun melalui penelusuran
juga menghadirkan unsur alam dalam software vosviewer yakni tools untuk mendata
menyelenggarakan bangunan (Darko and Chan manuskrip online berbasis java script. Vosviewer
2018). Unsur alam meliputi potensi-potensi dapat memvisualkan pola hubungan antar
bermanfaat yang dapat menjadi seperangkat daya bibliografi, diantaranya berisi data manuskrip
dukung operasional bangunan yakni angin, sinar yakni judul, pengarang, penulis, tahun dan nama
matahari, iklim yang bersahabat dan tanaman jurnal. Penelusuran dengan metode digital ini
(Pradono 2019). Tanaman akan menjadi dipertajam dengan menggunakan batasan judul
komponen yang dapat membantu mereduksi dan abstrak yang ada pada menu vosviewer untuk
panas dalam sistem bangunan yang tepat, salah melakukan pemetaan teori atap hijau yang telah
satunya melalui atap bangunan (Morakinyo et al. dipublikasikan.
2017; Francis and Jensen 2017). Pemetaan teori yang telah diperoleh melalui
Secara empiris, di Indonesia, telah terdapat tool vosviewer selanjutnya menjadi acuan untuk
beberapa bangunan gedung dengan atap hijau, melakukan analisis konten secara detil untuk
namun penelitian atap hijau belum banyak memperoleh data akurat dari setiap temuan
dilakukan di Indonesia, terutama untuk sektor penelitian.
hunian. Sedangkan atap hijau mempunyai
manfaat yang strategis untuk energi bangunan dan
246
Sri Yuliani, Gagoek Hardiman, Erni Setyowati:
Research of green roof based on architectural science in Indonesia
Gambar 1. Network, pola hubungan riset atap hijau dengan vosviewer berdasarkan kata kunci untuk dokumen tahun
2014-2019
Sumber: scopus.com melalui vosviewer
Visualisasi secara detil teori-teori yang Kelompok kelima berwarna merah, lebih
ditemukan dalam penelitian atap hijau dengan berorientasi pada penelitian atap hijau yang
vosviewer seperti ditunjukkan pada gambar 1 relevan dengan permasalahan urban planning dan
terlihat detil kata kunci yang menjadi pembahasan perubahan iklim kawasan.
pada artikel yang dipublikasikan. Kelima kluster didominasi oleh kluster
Pada gambar 1, ada kumpulan lima warna pertama yang mencakup penelitian atap hijau
yang menandakan terdapat lima kluster. Kluster pada pembahasan pembangunan berkelanjutan
pertama, warna hijau yakni penelitian atap hijau secara ekologis. Hubungan diantara kluster dan
yang berhubungan dengan efisiensi energi, dan setiap dokumen dari jurnal divisualkan dari
pembangunan berkelanjutan. Kluster kedua kedekatan jarak seperti pada gambar 1. Isu energi
berwarna merah muda, merupakan penelitian atap dan bangunan tetap masih terlihat jelas walaupun
hijau terkait upaya pengaturan limpahan air hujan tidak sebanyak bidang ekologi. Secara detil dapat
melalui low impact development. Kluster ketiga, dijelaskan bahwa penelitian atap hijau
warna biru yakni penelitian yang fokus pada memberikan banyak temuan di bidang ekologi
penyediaan ruang hijau untuk diversitas. Kluster terkait pengelolaan air, dampak lingkungan dan
keempat, kelompok bahasan berwarna kuning, ekosistem. Sedangkan temuan di bidang energi
dengan fokus penelitian yang didominasi pada dan bangunan, penelitian menghasilkan temuan
permasalahan perlindungan lingkungan ekologis. terkait konservasi energi bangunan dan panas.
247
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
Kedua bidang tersebut saling mengkait dengan dokumen yang dikutip oleh penelitian yang lain.
titik fokus yang berbeda sehingga temuan dapat Warna biru yang senada didominasi pembahasan
saling mengisi. penelitian atap hijau yang berkaitan dengan
Analisis pada vosviewer dalam visualisasi pembangunan berkelanjutan, penataan kawasan,
overlay gambar 2, menunjukkan pemetaan yang konservasi energi dan pelestarian lingkungan.
hampir sama pada network visualization.
Perbedaan visualisasi ini terletak pada jumlah
Gambar 2
248
Sri Yuliani, Gagoek Hardiman, Erni Setyowati:
Research of green roof based on architectural science in Indonesia
249
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 2 August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
terbukanya celah untuk melakukan penelitian atap Atap hijau dapat mengurangi konsumsi energi
hijau dengan cara eksperimen atau uji simulasi bangunan (Z. Zhang et al. 2018; Turski and Sekret
atau bahkan menggunakan keduanya dengan 2018; Khoshbakht, Gou, and Dupre 2019)
perbedaan metode. membuktikan bahwa potensi penghematan energi
Efisiensi energi pada bangunan hijau diperoleh karena faktor reduksi panas bangunan.
berkembang dari efisiensi energi bangunan ke Penelitian atap hijau yang dibandingkan dalam
arah efisiensi energi pada lingkungan (Hewitt et lingkungan kawasan (Darko and Chan 2018;
al. 2016). Perubahan ini akhirnya melibatkan Yang et al. 2018) menegaskan bahwa pemilihan
masyarakat dalam mendukung keberlanjutan. bahan atap yang tepat berkontribusi pada
Peran masyarakat diperlukan karena masih pengurangan urban heat island, sedangkan atap
dirasakan sangat lemah. Untuk itu inovasi hijau mampu memberikan penurunan panas
penyampaian pengetahuan dilakukan dengan kawasan. Elemen penutup atap hijau dapat
pembelajaran sosial dengan motivasi dan memberikan kontribusi yang berbeda pada
tindakan edukasi menuju capaian keberhasilan perbaikan lingkungan (Khabaz 2018),
bangunan hijau. Yan Zhang secara detil penggunaan semak mempunyai manfaat terhadap
menambahkan peran perilaku penghuni dalam penurunan suhu permukaan atap sehingga terjadi
efektivitas membangun kebijakan efisiensi energi efisiensi energi bangunan.
dipengaruhi oleh variabel sosial-ekonomi dan Atap hijau bermanfaat untuk pengelolaan
kebijakan (Y. Zhang et al. 2018). Pada efisiensi energi bangunan. Manfaat yang beragam
pembahasan yang berbeda, penelitian tentang dari atap hijau ini masih berkembang dengan
bangunan hijau pada hunian (Nilsson et al. 2018) pelbagai sudut pandang. Efisiensi energi dari atap
menunjukkan bahwa dampak pada konsumsi hijau masih berpeluang menjadi tema penelitian
energi sangat bervariasi di setiap rumah tinggal, arsitektural terkait dengan ruang-ruang produktif
menunjukkan bahwa rumah tinggal merespon bangunan hunian.
umpan balik energi yang sangat individual. Hal Perbandingan atap hijau dan beton
ini menunjukkan peran masyarakat yang berbeda menunjukkan bahwa atap hijau berkontribusi
dalam konsumsi energi pada bangunan hijau. terhadap pengurangan suhu bangunan. Hal yang
Selain peran masyarakat, diperlukan juga peran sama disampaikan oleh Herrera dalam penelitian
pemerintah (Irga et al. 2017), dalam penelitian atap hijau di Spanyol (Herrera-Gomez, Quevedo-
yang dilakukan di Australia menunjukkan bahwa Nolasco, and Pérez-Urrestarazu 2017). Penelitian
pengaruh pemerintah dapat memainkan peran tentang kualitas lingkungan (Hellmeister and
penting dalam mendorong instalasi infrastruktur Richins 2019) menemukan atap hijau mengatasi
hijau. Hal senada disampaikan oleh Julie Cidell gangguan ekosistem seperti polusi nutrisi.
(Cidell 2017) melalui contoh atap hijau di Balai Penelitian atap hijau oleh Catalano dkk (Catalano
Kota Chicago. Penelitian tentang peran et al. 2016) menyimpulkan bahwa atap hijau
dikembangkan lagi oleh Meenakshi Sharma di mampu memperbaiki komunitas tumbuhan
India (Sharma 2018) dengan jelas menyatakan regional dapat berfungsi sebagai model untuk
bahwa niat untuk mempertahankan tingkat kinerja rekrutmen dan instalasi benih. Vesuviano Stovin
hijau dan mengadopsi praktik hijau harus berasal (Stovin, Vesuviano, and De-Ville 2017; Andrés-
dari semua lapisan masyarakat. Doménech et al. 2018) menggunakan model
Masyarakat merupakan salah satu penentu hidrologi langsung untuk mengeksplorasi dua
keberlanjutan arsitektur hijau. Masyarakat secara pendekatan alternatif untuk mendeskripsikan
umum sebagai penghuni bangunan rumah tinggal kinerja penahanan: pendekatan probabilistik
mempunyai peran pada keberlanjutan atap hijau berdasarkan simulasi jangka waktu yang lama;
(Yuliani and Setyaningsih 2018). Namun dan pendekatan badai desain. Wong dan Jim
penelitian terkait tema atap hijau yang (Wong and Jim 2017) mengevaluasi polusi pada
mengangkat tentang peran pada keberlanjutan iklim mikro yang dapat direduksi dengan atap
atap hijau di Indonesia masih belum ada. Celah hijau perkotaan di Hong Kong yang beriklim
penelitian terdapat pada kriteria obyek bangunan subtropis lembab. Hasil penelitian senada
untuk hunian, peluang ini cukup besar dengan disampaikan oleh beberapa peneliti (Francis and
pertimbangan prosentase hunian yang semakin Jensen 2017; Agra, Klein, Vasl, Kadas, et al.
meningkat mengikuti populasi penduduk dunia 2017; Liu et al. 2019). Atap hijau bermanfaat
terutama di Indonesia. untuk memberikan kontrol kualitas lingkungan
lebih baik. Penelitian ini sangat relevan dilakukan
250
Sri Yuliani, Gagoek Hardiman, Erni Setyowati:
Research of green roof based on architectural science in Indonesia
di Indonesia yang termasuk negara dengan tingkat dilakukan di Indonesia. Hal ini terlihat dari
polusi tinggi dan semakin tereduksinya ruang pemetaan penelitian berdasarkan lokasi, seperti
hijau, namun peneliti sejenis belum banyak pada gambar 4.
Gambar 4
251
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5, Issue , August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
Kesimpulan Referensi
Secara umum, peluang penelitian atap hijau Agra, Har’el, Tamir Klein, Amiel Vasl,
meliputi empat komponen, yakni lokasi, obyek Gyongyver Kadas, and Leon Blaustein. 2017.
bangunan, eksplorasi manfaat dan bahan “Measuring the Effect of Plant-Community
konstruksi. Secara detail, penelitian atap hijau Composition on Carbon Fixation on Green
berpeluang dapat dikembangkan pada disiplin Roofs.” Urban Forestry and Urban Greening
arsitektur meliputi lokasi penelitian, penelitian 24: 1–4.
menentukan lokasi di daerah tropis lembab, Agra, Har’el, Tamir Klein, Amiel Vasl, Hadar
Indonesia. Lokasi ini merupakan lokasi yang Shalom, Gyongyver Kadas, and Leon
sangat jarang diangkat dalam penelitian atap Blaustein. 2017. “Sedum-Dominated Green-
hijau. Selanjutnya, pembahasan pada obyek Roofs in a Semi-Arid Region Increase CO2
penelitian, difokuskan pada bangunan hunian. Concentrations during the Dry Season.”
Penelitian atap hijau mempunyai target untuk Science of the Total Environment 584–585.
menjadi substitusi ruang hijau dengan Altomonte, Sergio, Stefano Schiavon, Michael G.
mempertimbangkan bahwa karakteristik peran Kent, and Gail Brager. 2017. “Indoor
penghuni rumah tinggal pada umumnya lebih Environmental Quality and Occupant
peduli dengan ruang produktif dan elemen hijau Satisfaction in Green-Certified Buildings.”
yang diterapkan. Selain itu, secara kuantitas, Building Research and Information, 1–20.
kebutuhan hunian senantiasa meningkat seiring Andrés-Doménech, Ignacio, Sara Perales-
dengan populasi penduduk, sehingga berpotensi Momparler, Adrián Morales-Torres, and
mengeliminasi ruang hijau. Ignacio Escuder-Bueno. 2018. “Hydrological
Hal lain yang sangat penting dari sebuah Performance of Green Roofs at Building and
penelitian atap hijau, yakni terkait dengan City Scales under Mediterranean Conditions.”
manfaat penelitian, atap hijau mengandung Sustainability (Switzerland).
banyak manfaat yakni pada hidrologi, penurunan https://doi.org/10.3390/su10093105.
panas, energi, perbaikan lingkungan, hingga Catalano, Chiara, Vito Armando Laudicina, Luigi
keragaman hayati. Melalui penelitian atap hijau Badalucco, and Riccardo Guarino. 2018.
kali ini, juga mendalami potensi ketahanan “Some European Green Roof Norms and
pangan, yakni ruang hijau menjadi ruang Guidelines through the Lens of Biodiversity:
produktif untuk hunian bertingkat di permukiman Do Ecoregions and Plant Traits Also Matter?”
pada kawasan perkotaan. Ecological Engineering 115 (December
Penelitian atap hijau mempunyai peluang 2017): 15–26.
dalam menggunakan bahan bangunan dengan https://doi.org/10.1016/j.ecoleng.2018.01.006
inovasi yang disesuaikan dengan kondisi .
setempat. Penelitian atap hijau yang fokus pada Catalano, Chiara, Corrado Marcenò, Vito
bahan konstruksi masih mempunyai celah yang Armando Laudicina, and Riccardo Guarino.
dapat diteliti. 2016. “Thirty Years Unmanaged Green
Roofs: Ecological Research and Design
Implications.” Landscape and Urban Planning
Ucapan terimakasih 149: 11–19.
https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2016.01
Terimakasih kepada UPT Perpustakaan .003.
Universitas Diponegoro serta Program Doktor Cidell, Julie. 2017. “Sustainable Imaginaries and
Ilmu Arsitektur dan Perkotaan, Universitas the Green Roof on Chicago’s City Hall.”
Diponegoro untuk semua dukungan sarana dan Geoforum 86 (September): 169–76.
prasarana yang telah diberikan dalam https://doi.org/10.1016/j.geoforum.2017.09.0
menghimpun referensi untuk penelitian. 16.
Terimakasih juga didedikasikan untuk Darko, Amos, and Albert Ping Chuen Chan. 2018.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada “Strategies to Promote Green Building
Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Technologies Adoption in Developing
Surkarta melalui anggaran hibah PNBP UNS Countries: The Case of Ghana.” Building and
tahun 2020 yang telah mendanai penelitian. Environment 130 (December 2017): 74–84.
252
Sri Yuliani, Gagoek Hardiman, Erni Setyowati:
Research of green roof based on architectural science in Indonesia
253
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5, Issue , August 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217
254