Jurnal

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X

2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 1, 2022] HAL 11-17

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA LANSIA DENGAN PERSEPSI SENSORIK


GANGGUAN PENGLIHATAN: KATARAK DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT
USIA BINJAI

Sefriwan Zebua1, Resmi Pangaribuan2*, Jemaulana Tarigan3


1-3
Akper Kesdam I/BB Medan

Email Korespondensi: [email protected]

Disubmit: 04 Januari 2022 Diterima: 26 Februari 2022 Diterbitkan: 26 Februari 2022


DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v2i1.5757

ABSTRACT

Aging is a continuous process of tissues ability damage to repair and maintain


the structure and function normally. Cataract is known as visual impairment and
a disease that common in the elderly, but it also can be caused by congenital
anomalies. Health education is the activity which is carried out by spreading the
knowledge in order that the people realize and understand in conducting health
suggestions.The method used descriptive case study design by using the nursing
process approach which include of assessment, diagnosis, intervention,
implementation and evaluation. The population in this study were the patients
with the research subject of two elderly with the same case.The results
obtained the descriptions of first and second case named Mr. M and Mrs. S after
conducting 4 days of health education. The patient's knowledge increased by
being able to explain about cataracts. The statement and observation of the
patients showed that the problem of sensory perception disorders in patients
was resolved. It can be concluded that the nursing process by using health
education could increase the knowledge in the elderly. The results of the study
can be used as the adivice for other researchers to conduct more further
research on gerontical nursing care with visual disorders: Cataracts in the
elderly.

Keywords: Health Education, Elderly, Sensory Perception, Cataract

ABSTRAK

Penuaan adalah proses yang terus menerus dari kerusakan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur dan fungsi secara normal.
Katarak dikenal sebagai gangguan penglihatan dan merupakan penyakit yang
umum terjadi pada lansia, selain itu katarak juga dapat disebabkan oleh kelainan
kongenital. Pendidikan kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan dengan
menyebarkan pengetahuan agar masyarakat sadar dan mengerti dalam
melakukan sugesti kesehatan. Metode yang digunakan adalah desain studi kasus
deskriptif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien dengan subjek penelitian dua orang lansia dengan
kasus yang sama. Hasil penelitian didapatkan gambaran kasus pertama dan kedua
bernama Tn. M dan Ny. S setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 4 hari.
Pengetahuan pasien bertambah dengan mampu menjelaskan tentang katarak.

11
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 1, 2022] HAL 11-17

Pernyataan dan observasi pasien menunjukkan bahwa masalah gangguan persepsi


sensorik pada pasien teratasi. Dapat disimpulkan bahwa proses keperawatan
dengan menggunakan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan
pada lansia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi peneliti
lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang asuhan keperawatan
gerontik dengan gangguan penglihatan: Katarak pada lanjut usia.

Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Lansia, Persepsi Sensorik, Katarak

PENDAHULUAN Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas,


Menua atau menua (menjadi 2013), prevalensi kebutaan di
tua =menua) adalah suatu proses Indonesia mencapai 1,5% dari total
menghilangnya secara perlahan penduduk di Indonesia menurut hasil
kemampuan jaringan untuk survei tahun 2014. Berdasarkan
memperbaiki dirinya/menggantikan angka tersebut, katarak merupakan
dirinya dan mempertahankan penyebab utama kebutaan di
struktur dan fungsinya yang normal Indonesia. Indonesia dengan
sehingga tidak dapat secara persentase 0,78 Meskipun katarak
bertahap mengalami cedera umumnya merupakan penyakit pada
(termasuk infeksi) dan memperbaiki usia lanjut, 16-20% kebutaan katarak
kerusakan yang diderita. (Boedhi & pernah dialami oleh penduduk
Darmojo). , 2015). Proses menua Indonesia pada usia 40-54 tahun.
dalam perjalanan hidup manusia Data profil kesehatan
merupakan hal yang wajar yang akan Sumut tahun 2016, gangguan
dialami oleh semua orang yang penglihatan dan kebutaan menurut
dikaruniai umur panjang. Hanya penduduk di Provinsi Sumatera Utara
lambatnya kecepatan proses untuk menunjukkan jumlah penderita
masing-masing individu yang mata yang mengalami kebutaan
bersangkutan. Secara individu, sebanyak 193.344 orang, katarak
pengaruh proses penuaan dapat 100.539 orang, glaukoma 25.779
menimbulkan berbagai masalah, orang, kelainan refraksi 18.045
baik secara fisik-biologis, mental orang, dan xerophthalmia adalah
maupun sosial-ekonomi. Seiring 38.669 orang. . Jumlah lansia di UPT
bertambahnya usia seseorang akan Binjai sebanyak 176 orang, terdiri
mengalami kemunduran terutama dari 86 laki-laki dan 90 perempuan.
dalam bidang kemampuan fisik Dari 176 orang di UPT tersebut, ada
(Padila, 2013). yang mengalami gangguan
Berdasarkan data World penglihatan yaitu katarak. Jumlah
Health Organization (WHO), saat ini lansia penderita katarak sebanyak 25
di seluruh dunia terdapat sekitar 135 orang dari 176 lansia di Unit
juta orang di dunia yang mengalami Pelayanan Senior Binjai. Katarak
gangguan penglihatan dan 45 juta adalah fungsi dari keruhnya lensa di
orang mengalami kebutaan. Dari bola mata. Katarak terjadi karena
jumlah tersebut, 90% di antaranya kekeruhan pada lensa mata yang
berada di negara berkembang dan mengakibatkan ketergantungan
sepertiganya berada di Asia cahaya yang masuk ke dalam bola
Tenggara. Di Indonesia, jumlah mata, sehingga penglihatan menjadi
penderita kebutaan akibat katarak kabur dan lama kelamaan dapat
selalu meningkat 210.000 orang per menyebabkan kebutaan (Jayanti,
tahun, 16% di antaranya berada pada 2013). Tidak ada pemeriksaan rutin
usia produktif. Berdasarkan data katarak yang pasti dilakukan oleh

12
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 1, 2022] HAL 11-17

sistem kesehatan masyarakat di


tingkat masyarakat. Di Sri Lanka METODE PENELITIAN
angka prevalensi katarak pada lansia Studi kasus ini dilakukan di
adalah 33,1% - 56%, dan Unit Pelayanan Sosial Senior Binjai.
direncanakan strategi pencegahan Setelah mendapatkan izin untuk
yang efektif (A.A. Nilanga Nishad di melakukan penelitian, pengamat
University of Colombo, 2019). mengidentifikasi pasien sesuai
Dalam memenuhi dengan kriteria inklusi dan
pengetahuan lansia dalam memberikan persetujuan. Kemudian
memahami katarak perlu diberikan mengumpulkan data meliputi jenis
pendidikan kesehatan mengingat kelamin, usia, status, pendidikan,
pendidikan kesehatan merupakan lama sakit, diagnosis, dan keluhan
kegiatan pendidikan kesehatan yang utama.
dilakukan dengan menyebarkan Populasi dalam studi kasus ini
pesan, menanamkan rasa percaya adalah lansia di UPT Pelayanan Sosial
diri agar masyarakat tidak hanya Lansia Binjai, dengan menggunakan
sadar, tahu, dan mengerti, tetapi sampel 2 lansia sesuai kriteria inklusi
juga mau dan mampu melakukan apa yaitu, penderita katarak yang
yang dianjurkan. terkait kesehatan bersedia menjadi responden,
dengan menggunakan laeflet sebagai penderita patarak dengan jenis
alat dan media (Maulana, 2014). kelamin laki-laki dan perempuan,
Menurut Ilyas (2013), pendidikan penderita patarak dengan usia >55
kesehatan akan menghasilkan tahun, dan lansia dengan gangguan
perubahan perilaku individu, dalam penglihatan: katarak (Sari, 2018).
membina dan memelihara perilaku Alat atau instrumen yang digunakan
hidup sehat dan lingkungan yang adalah leaflet dan laptop serta
sehat, serta berperan aktif dalam menggunakan format pengkajian
upaya mewujudkan derajat keperawatan gerontik untuk
kesehatan yang optimal. Menurut pengumpulan data dalam
jurnal penelitian yang dilakukan oleh wawancara (Soleha, 2015), Studi
Pangaribuan R (2017) yang kasus ini dilaksanakan di UPT Dinas
menyatakan bahwa pendidikan Sosial Binjai pada tanggal 9 Februari
kesehatan dapat dilakukan kepada 2021.
siapa saja dengan tujuan untuk
menambah pengetahuan.

HASIL
Tabel 1. Karakteristik Responden
Nama pasien umur Keluhan utama Masalah kesehatan
Tn. M 61 Klien mengatakan Katarak
penglihatan tidak jelas
dan kabur, penglihatan
mulai berkurang dari
jarak 2 meter
Ny. S 66 Klien mengatakan katarak
penglihatan tidak jelas
dan kabur, objek yang
dilihat tampak seperti
cahaya saja

13
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 1, 2022] HAL 11-17

Pengkajian sensorik: mata jari yang ditunjukkan pada jarak 3


Pada kasus 1 didapatkan meter. Sedangkan pada kasus 2,
pemeriksaan mata dengan ukuran ukuran pupil 2 mm k/kiri, reflek
pupil isocor 2 mm ka/ki, reflek cahaya kurang baik, konjungtiva
cahaya buruk, konjungtiva tidak tidak anemis, sclera tidak ikterik,
anemis, sclera tidak ikterik, tidak kelopak mata tidak abnormal, tidak
ada kelainan palpebra, tidak ada ada tanda inflamasi, klien tidak
tanda inflamasi, klien mengatakan menggunakan lensa untuk
menggunakan kacamata saat pemeriksaan visual: 1/~ berarti klien
membaca , pemeriksaan visual : hanya dapat melihat hanya melihat
3/60 berarti klien hanya dapat cahaya.
melihat atau menentukan jumlah

Diagnosa Keperawatan
Tabel 2. Diagnosa Keperawatan

Kasus 1 Kasus 2
Kurang pengetahuan berhubungan Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dengan tidak mengetahui sumber
sumber informasi yang ditunjukkan informasi ditandai dengan klien
oleh klien mengatakan tidak tahu bertanya tentang katarak, klien
tentang penyakitnya, klien bertanya mengatakan pernah mendengar
kepada perawat tentang penyakitnya, katarak, namun tidak jelas dan tidak
klien mengatakan pernah mendengar mengerti tentang penyakitnya, klien
katarak, tetapi tidak jelas dan tidak tampak bingung saat perawat
mengerti tentang penyakitnya. , klien bertanya tentang katarak.
terlihat bingung saat perawat
bertanya pada klien.

PEMBAHASAN dan diagnosa keperawatan yang


Berdasarkan tabel 2, hasil sama yaitu kurang pengetahuan.
keluhan utama kedua partisipan Dimana data yang digunakan dalam
memiliki keluhan yang sama yaitu menegakkan diagnosa keperawatan
penglihatan kabur dan tidak jelas. lebih difokuskan pada pemeriksaan
Namun kedua partisipan juga kognitif kedua responden dan hasil
memiliki jarak pandang yang yang diperoleh dari kasus 1 dan kasus
berbeda yaitu case 1 dapat melihat 2 adalah Kurang pengetahuan
dengan jelas hingga jarak 2 meter berhubungan dengan kurangnya
sedangkan case 2 memiliki jarak pengetahuan sumber informasi yang
pandang ± 1 meter. Menurut teori ditandai dengan klien mengatakan
kehilangan ketajaman penglihatan tidak tahu. mengetahui penyakitnya,
mata yang disebabkan oleh katarak, klien bertanya kepada perawat
yaitu gangguan mata progresif yang tentang penyakitnya. , klien
ditandai dengan kekeruhan lensa mengatakan pernah mendengar
atau kekeruhan lensa dan tentang katarak, tetapi tidak jelas
berkurangnya transmisi cahaya ke dan tidak mengerti tentang
retina. penyakitnya, klien tampak bingung
Pada tabel 4 Berdasarkan saat perawat bertanya kepada klien.
data diagnosa keperawatan Setelah dilakukan tindakan
didapatkan hasil bahwa kedua pelaksanaan asuhan keperawatan
responden memiliki diagnosa medis pada kasus 1 dan kasus pada tanggal

14
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 1, 2022] HAL 11-17

8 Februari sd 11 Februari 2021 3. Rencana keperawatan


sebanyak 4. Pada kasus 1 dan 2 Pada tahap perencanaan tindakan
bernama Tn. M dan Ny. S dengan untuk klien, penulis tidak
gangguan persepsi indra menemukan kesulitan karena klien
pengelihatan setelah dilakukan dapat diajak bekerja sama dengan
penyuluhan kesehatan selama 4 hari. baik dalam menemukan rencana
Dikatakan teratasi karena dapat keperawatan dan bersedia
dilihat dari pernyataan klien dan menerima rencana tindakan
observasi perawat bahwa data keperawatan yang dilakukan pada
subjektif klien mengatakan klien, agar dapat untuk mencapai
memahami masalah penyakitnya dan tujuan yang diharapkan. tujuan
data objektif klien dapat perawatan klien. Dalam hal ini
menjelaskan kembali tentang penulis membuat suatu rencana
penyakitnya. Maka dari pernyataan keperawatan sekaligus menentukan
dan observasi klien dapat pendekatan yang digunakan untuk
disimpulkan bahwa masalah mencegah masalah yang akan
gangguan persepsi sensori pada klien terjadi.
teratasi.
Setelah penulis memberikan
penyuluhan kesehatan kepada lansia KESIMPULAN
dengan persepsi sensorik gangguan Setelah dilakukan tindakan
penglihatan katarak di UPT Dinas pelaksanaan asuhan keperawatan
Sosial Binjai maka dapat disimpulkan pada kasus 1 dan kasus pada tanggal
bahwa: 8 Februari sd 11 Februari 2021
sebanyak 4. Pada kasus 1 dan 2
1. Pengakajian bernama Tn. M dan Ny. S dengan
Pada klien 1 dan 2 tingkat gangguan persepsi indra
pengetahuan yang didapat pada hari pengelihatan setelah dilakukan
ke 3 yaitu klien memahami penyakit penyuluhan kesehatan selama 4 hari.
yang dideritanya saat ini, dibuktikan Dikatakan teratasi karena dapat
dengan Tn. M dan Ny. S mampu dilihat dari pernyataan klien dan
mengulang definisi dan patofisiologi observasi perawat bahwa data
katarak yang telah dijelaskan dalam subjektif klien mengatakan
memenuhi pengetahuan tentang memahami masalah penyakitnya dan
katarak. Soleha, Dkk. (2015). Hal ini data objektif klien dapat
sejalan dengan jurnal penelitian menjelaskan kembali tentang
Soleha (2015) tentang Peningkatan penyakitnya. Maka dari pernyataan
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku dan observasi klien dapat
Tentang Faktor Risiko Katarak Pada disimpulkan bahwa masalah
Lansia di Posyandu Natar Lampung gangguan persepsi sensori pada klien
Selatan. teratasi.
Setelah penulis memberikan
2. Diagnosa Keperawatan penyuluhan kesehatan kepada lansia
Berdasarkan diagnosa dengan persepsi sensorik gangguan
keperawatan didapatkan bahwa penglihatan katarak di UPT Dinas
kedua klien memiliki diagnosa Sosial Binjai maka dapat disimpulkan
keperawatan yang sama yaitu bahwa:
kurangnya pengetahuan 1. Penilaian
berhubungan dengan tidak Pada klien 1 dan 2 tingkat
mengetahui sumber informasi pengetahuan yang didapat pada hari
(Doenges, 2014). ke 3 yaitu klien memahami penyakit
yang dideritanya saat ini, dibuktikan

15
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 1, 2022] HAL 11-17

dengan Tn. M dan Ny. S mampu Dan Dokumentasi Perawat


mengulang definisi dan patofisiologi Pasien. Jakarta: EGC.
katarak yang telah dijelaskan dalam Effendy,Nasrul. (2013). Dasar-Dasar
memenuhi pengetahuan tentang Keperawatan Kesehatan
katarak. Masyarakat. Jakarta:
2. Diagnosa Keperawatan Penerbit Buku Kedokteran
Berdasarkan diagnosa EGC.
keperawatan didapatkan bahwa Hurst, Marlen. (2016). Keperawatan
kedua klien memiliki diagnosa Medikal Bedah, volume-2.
keperawatan yang sama yaitu Jakarta: Penerbit Buku
kurangnya pengetahuan Kedokteran EGC.
berhubungan dengan tidak Illyas, Sidarta. (2014). Ikhtisar Ilmu
mengetahui sumber informasi. Penyakit Mata. Jakarta:
3. Rencana keperawatan Badan Penerbit FKUI.
Pada tahap perencanaan Jayanti, Dkk. (2013). Faktor-Faktor
tindakan pada klien, penulis tidak Yang Berhubungan Dengan
menemukan kesulitan karena klien Pengetahuan Katarak Senilis
dapat diajak bekerja sama dengan di RSUD Bangkinang. Jurnal
baik dalam menemukan rencana Ners Universitas Pahlawan
keperawatan dan bersedia Tuanku Tambusai. 1 (1). 125-
menerima rencana tindakan 138.
keperawatan yang dilakukan pada https://journal.universitasp
klien, demi tercapainya tujuan. ahlawan.ac.id
tujuan keperawatan klien. Dalam hal Kowalak Jenifer P, Dkk. (2016). Buku
ini penulis membuat suatu rencana Ajar Patofisiologi. Jakarta:
keperawatan sekaligus menentukan Buku Kedokteran EGC.
pendekatan yang digunakan untuk Maulana, Heri D.J. (2014). Promosi
mencegah masalah yang akan Kesehatan. Jakarta: Penerbit
terjadi. Buku Kedokteran EGC.
Nugroho, H.Wahyudi. (2014).
Keperawatan Gerontik Dan
DAFTAR PUSTAKA Geriatrik. Jakarta: Buku
Aini A.N & Yunita D. P. S. (2018). Kedokteran EGC.
Kejadian Katarak Senilis Di Olver Jane & Lorraine Cassidy.
RSUD Tugurejo. HIGEIA. 2 (2). (2013). Ophthalmology At A
295-306. Glance. Jakarta: Penerbit
http://journal.unnes.ac.id/s Erlangga.
ju/index.php/higeia. Padila. (2013). Keperawatan
Brunner dan Sudarth. (2014). Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Keperawatan Medikal Bedah. Medika.
Jakarta: Buku Kedokteran Pangaribuan, R., & Pratama, M. Y.
EGC. (2017). Penggunaan Power
Bodhie & Darmojo. (2015). Geriatri Point Dan Leafleat Terhadap
(Buku Kesehatan Usia Peningkatan Pengetahuan
Lanjut). Jakarta: Badan Siswa Kelas Ix Tentang P3k Di
Penerbit FKU. Smp Tunas Karya Batang Kuis
Dinarti, DKK. (2013). Dokumentasi Tahun 2017. Jurnal Riset
Keperawatan. Jakarta: CV. Hesti Medan Akper Kesdam
Trans Info Media. I/BB Medan, 2(2), 165-172
Doengoes E, Dkk. (2014). Rencana Rahmawati, Dkk. (2020). Hubungan
Asuhan Keperawatan Katarak Dengan Tingkat
Pedoman Untuk Perencanaan Kemandirian Lansia Di Balai

16
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 1, 2022] HAL 11-17

Pelayanan Dan Penyantunan 40-55 Tahun Di Rumah Sakit


Lanjut Usia (Bpplu) Provinsi Pertamina Balik Papan. Balik
Bengkulu. Bengkulu. Jurnal Papan. Fakultas Kesehatan
Ners LENTERA. 8 (1). 17-24. Masyarakat Universitas
http://journal.wima.ac.id. Muslim Indonesia. 1 (2). 61-
Ros & Wilson. (2017). Dasar-Dasar 67.
Anatomi Dan Fisiologi. http://jurnal.fkmumi.ac.id/
Jakarta: Salemba Medika index.php/woh/article/view
Saputra Nanda, Dkk. (2018). Faktor /woh1201.
Risiko Yang Memperuhi Soleha, Dkk. (2015). Peningkatan
Kejadian Katarak Pengetahuan, Sikap, Dan
(Studi Kasus Kontrol Di Poli Perilaku Tentang Faktor
Klinik Mata Rsud. Pringadi Resiko Katarak Pada Lansia Di
Medan Tahun 2017). Medan. Posyandu Natar Lampung
Jurnal Ilmiah Simantek. 2 Selatan. Lampung. Jpm
(1). 104-113. Ruwai Jurai. 1 (1). 44-46.
https://sciencemakarioz.org https://juke.kedokteran.uni
/jurnal/index.php/SIMANTE la.ac.id/index.php/JPM/arti
K/article cle/view/1145
Sari,Dkk. (2018). Faktor Kejadian
Katarak Pada Pasien Pria Usia

17

You might also like