9670-Article Text-34214-1-10-20220926

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.65 | No.1 | Januari 2022

IMPLEMENTASI METODE STORYTELLING


BERBASIS LITERASI DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI

Yani Maryani1 , Arifah A. Riyanto2 , Andrisyah3


1 SPS
Nur-Rohman, Jl. Nyalindung, Cihampelas Bandung Barat
2 IKIP
Siliwangi, Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi
3 IKIP Siliwangi, Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi
1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]

ABSTRACT
Storytelling is one of the teachers' efforts to provide a fun learning for children in developing
children's interests and talents according to their respective abilities. Especially in terms of read-
ing, educators try to be as optimal as possible to find ways to be able to introduce reading activi-
ties that are fun for them, because learning while playing or playing while learning has become
a principle that should not be lost in any Early Childhood Education (PAUD). , especially in
language learning or reading activities, where the factor that causes children to not respond to
reading is less varied learning methods that cause children to feel bored easily. By telling sto-
ries, children will be able to understand the content of the material, be able to gain knowledge,
and be able to implement their daily activities. This study aims to determine the implementation
of literacy-based storytelling learning methods that can improve early reading skills in early
childhood. The research method used is literature study and uses content analysis to analyze the
data. The literature study was obtained based on the results that through the implementation of
literacy-based storytelling methods, it was able to improve early reading skills in early child-
hood. With this literacy-based storytelling method, it is hoped that the teacher can provide a
good experience of the culture of reading so that the children will love reading from an early
age.

Keywords: Early Childhood, Storytelling, Literacy, Beginning Reading

ABSTRAK
Storytelling merupakan salah satu upaya guru untuk menyajikan pembelajaran yang menye-
nangkan bagi anak didalam mengembangkan minat serta bakat anak sesuai dengan kemam-
puannya masing-masing. Terutama dalam hal membaca pendidik berusaha seoptimal mungkin
mencari cara untuk bisa mengenalkan kegiatan membaca yang menyenangkan bagi mereka,
karena belajar seraya bermain ataupun bermain seraya belajar yang telah menjadi sebuah prinsip
yang tidak boleh lenyap dalam setiap pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terutama didalam
kegiatan belajar bahasa atau membaca, dimana faktor penyebab kurang meresponnya anak ter-
hadap membaca adalah kurang variatifnya metode pembelajaran yang menyebabkan anak
merasa mudah bosan. Dengan bercerita anak akan mampu memahami isi materi, dapat menggali
pengetahuan dan dapat mengimplementasikan dikeseharaian kegiatannya. Penelitian ini bertu-
juan untuk mengetahui implementasi pembelajaran metode storytelling berbasis literasi yang
dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini. Metode penelitian
yang digunakan adalah studi literatur dan menggunakan analisis isi untuk menganalisis datanya.
Studi literatur diperoleh berdasarkan hasil bahwa lewat implementasi metode storytelling berba-
sis literasi mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini. Dengan
cara storytelling berbasis literasi ini diharapkan guru dapat memberikan pengalaman yang baik
terhadap budaya membaca, agar tertanam dalam diri anak akan cinta baca sejak usia dini.

Kata Kunci: Anak Usia Dini, Storytelling, Literasi, Membaca Permulaan

1
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022
PENDAHULUAN
Suatu aktivitas membaca yang dibiasakan semenjak dini pasti akan menjadikan
suatu tradisi literasi hingga dewasa. Dalam hal kebiasaan membaca yang belum tentu
dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat indonesia. Salah satu kondisi minat baca
yang sangat memprihatinkan pada anak usia dini adalah akibat dari tidak ditemukannya
sebuah cara atau suatu keadaaan yang membuat anak bahagia disaat membaca. Hal
tersebut nampak dari metode atau cara yang digunakan disekolah-sekolah Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) untuk mengajar membaca pada anak didik yang masih banyak
perlu dipertimbangkan karena kebanyakan tidak sesuai dengan tahapan perkembangan
anak, yang mengakibatkan mereka akan merasakan kesulitan ketika belajar membaca.
Sebagaimana yang diungkapkan Permatasari, Inten, Mulyani & Rahminawati
(2017) pembiasaan literasi sejak masih kecil akan menjadikan anak terbiasa literasi
hingga dewasa. Pendapat tersebut selaras dengan yang dinyatakan Nurdiyanti dan
Suryanto (2010) bahwa literasi adalah dasar pengetahuan untuk belajar keterampilan
menulis maupun membaca. Oleh karena itu pendidik dituntut untuk kreatif supaya dapat
menghadirkan kegiatan yang dapat memicu anak didik supaya senang membaca serta
juga bisa senantiasa menjelaskan dampak dari hasil membacanya dengan lebih bijak-
sana.
Pendidikan merupakan suatu upaya atau salah satu ikhtiar untuk dapat memanu-
siakan manusia. Artinya melalui proses pendidikanlah diharapkan akan terlahir manu-
sia-manusia yang baik (Ariyanti, 2016). Karena tidak dapat dipungkiri bahwa anak
merupakan amanah Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) yang harus dibina, dipelihara
dan dididik secara seksama agar nantinya menjadi manusia sempurna, berguna bagi
agama, bangsa dan negara. Dengan pendidikanlah diharapkan anak mampu mengem-
bangkan segenap potensi yang dimilikinya. Menurut Andrisyah (2019) pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian,
budi pekerti luhur, pintar, gembira, terampil serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Pendidikan juga harus mampu melahirkan peserta didik yang berkualitas, baik lahir
maupun batin agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk mengembangkan metode belajar yang merupakan salah satu upaya di-
dalam meningkatkan kualitas belajar anak. Metode dalam proses belajar mengajar
merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar men-
gajar. Salah satu metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca
pada anak usia dini adalah melaluai storytelling berbasis literasi, yang diharapkan dalam
setiap proses pembelajaran seharusnya dilaksanakan dengan memberikan konsep-kon-
sep pengantar yang bermanfaat bagi anak didik yaitu dengan cara memberikan pen-
galaman yang baik yang menjadikan anak termotivasi untuk melakukan kegiatan serta
mempunyai keingintahuan yang tinggi (Semiawan, dalam Ariyanti, 2016).
Mendongeng adalah merupakan salah satu cara untuk dapat mewadahi kemam-
puan anak didik disaat berkhayal maupun berfantasi (Marputri dan Fitriani, 2016) di-
dalam aktivitas medongeng cara menyampaikan cerita adalah sesuatu yang sangat uta-
ma dikarenakan dari cara inilah suatu makna ataupun pelajaran akan mudah didapat
oleh anak didik, salah satu metode aktivitas membaca serta menulis yang mengasyikkan
ialah dengan berkisah ataupun mendongeng (Permatasari, Inten, Mulyani & Rahmi-
nawati, 2017). ketika proses mendongeng berlangsung akan terjadi sebuah penyerapan
wawasan yang disampaikan oleh pendongeng kepada pendengar. Hal inilah yang men-

2
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022
jadikan sebuah proses pengalaman bagi seorang anak didik dan tugas pendidiklah untuk
dapat menghadirkan kesan yang membuat anak merasa nyaman disaat mendongeng.
Dengan mendongeng menggunakan sebuah alat seperti buku, bisa dipergunakan oleh
pendidik di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) disaat memberikan pengalaman yang
membuat anak merasa nyaman disaat membaca. Kebanyakan para pendidik kurang
memahami terhadap cara mereka memberikan sebuah pelajaran pada anak usia dini
yang dapat memicu pengalaman yang kurang nyaman disaat mereka mempelajari me-
dia buku. Pengalaman yang tidak menyenangkan disaat anak mau memulai mempela-
jari sebuah bacaan, yang akan selalu teringat dan dikhawatirkan akan banyak anak
didik yang merasa terpaksa pada saat mereka belajar membaca.
Dengan metode storytelling kesan yang berbeda bakal dialami oleh anak didik
itu sendiri, lewat mendongeng anak didik bakal mulai mempelajari sebuah bacaan tanpa
harus ataupun merasa adanya sebuah paksaan untuk mempelajarinya. Kemampuan
membaca meliputi pemahaman kalimat yaitu pengetahuan tentang teori hubungan struk-
tural antara kalimat. Pemahaman didalam struktural antar kalimat akan sangat berguna
didalam memahami sebuah kalimat, dikarenakan kalimat bukan hanya saja sebuah unta-
ian kata-kata melainkan juga sebuah untaian kata-kata yang saling berikatan mengikuti
cara yang lebih eksklusif sejalan dengan Permatasari, Inten, Mulyani & Rahminawati
(2017) yang mengatakan bahwa storytelling adalah partisipasi anak dalam lingkungan
sosial dan budaya yang membentuk cara pandang, pengetahuan, nilai dan kemampuan
komunikasi mereka, sehingga sudah bisa diketahui bilamana ada seorang anak didik
yang mempunyai keinginan membaca yang cukup tinggi itu adalah akibat dari sudah
terbiasa adanya kegiatan literasi atau membaca di rumahnya dengan baik.
Pembatas utama kemampuan literasi bagi seorang anak didik adalah suasana
dekat rumah yang kondusif, sosialisasi yang baik, dan kebiasaan membaca yang telah
terbiasa mendampingi setiap perkembangannya dengan baik. Keterlibatan anak didik
pada setiap kegiatan membaca ialah merupakan cara awal untuk mengetahui dan men-
genali identitasnya. Aktivitas Storytellig atau mendongeng adalah salah satu cara untuk
dapat memahami maupun mengenal identitas anak itu sendiri.
Di masa sekarang, kegiatan bercerita sudah menjadi suatu kegiatan yang sering
terlupakan atau bahkan dilupakan. Kedudukan serta posisinya telah banyak tergantikan
oleh tontonan di televisi serta berbagai permainan yang dapat dimainkan dikomputer
maupun gadget. Akan tetapi, cerita tetap memiliki sebuah nilai yang positif, dimana
kedudukan serta manfaatnya masih bisa dijadikan sebagai salah satu alat penghubung
sekaligus menjadi metode atau cara didalam membentuk sebuah karakter anak didik.
Menurut Permatasari, Inten, Mulyani & Rahminawati (2017) yang menyebutkan akan
manfaat membaca itu sama seperti kita telah memberikan sayap untuk terbang setinggi
mungkin kepada anak-anak kita yaitu secara tidak langsung anak –anak didik kita akan
mendapatkan ilmu pengetahuan, mengidentifikasi, menumbuhkan berbagai nilai-nilai
keutamaan didalam membangun prilaku ataupun budi pekerti yang baik, dapat berima-
jinasi dan berfantasi dengan baik, mampu menolong didalam menyelesaikan berbagai
masalah, dapat memupuk kepercayaan didalam diri serta dapat mengenal budaya lain
dengan baik.
Menurut Muningsih dan Kiswati (2015) menyatakan bahwa dengan menggu-
nakan metode storytelling berbasis literasi secara konsisten dapat menstimulasi minat
baca pada anak didik yang pada akhirnya akan berdampak pada meningkatnya kemam-

3
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022
puan membaca permulaan pada anak didik, bukan hanya itu saja anak pun akan mudah
memahami isi dan kandungan yang ada dalam cerita, seperti dalam cerita rakyat
ataupun dongeng bagian di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, keyakinan
dan kebijaksanaan yang telah diturunkan kepada generasi penerus hingga saat ini.
Faktor penyebab kurang meresponnya anak terhadap membaca adalah kurang
variatifnya metode atau gaya pembelajaran seorang guru, sehingga cenderung monoton
atau membosankan. Storytelling berbasis literasi merupakan salah satu metode yang
mulai banyak dipergunakan di berbagi sekolah anak usia dini, karena metode story-
telling adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
yang berbeda di saat anak belajar.
Program pengembangan metode storytelling berbasis literasi didalam aktivitas
belajar yang terjadi didalam kelas yaitu harus selalu ada pesan atau manfaat yang ter-
sampaikan oleh guru kepada anak didik, seperti yang diungkapkan oleh Setiawan, Dewi
& Ummah (2020) yang telah menyatakan bahwa bercerita memiliki beberapa manfaat,
yang bisa dirasakan tidak hanya oleh anak didik saja akan tetapi bagi orang yang
menyampaikan ceritanya juga. Salah satu keuntungan adanya storytelling adalah mam-
pu mendukung didalam membentuk karakter anak, untuk mengekpresikan diri didalam
berimajinasi dan berfantasi, meningkatkan keterampilan berbahasa anak, menstimulus
rasa keingintahuan anak didalam membaca dan menulis serta membuka wawasan baru
bagi anak didik. Karena aktivitas storytelling menjadi sangat penting, sehingga ada be-
berapa langkah-langkah yang harus diterapkan yaitu diantaranya harus dapat memilih
dan memilah materi cerita, memahami materi isi cerita, menghayati karakter tokoh dan
terakhir latihan intonasi. Dengan cara storytelling berbasis literasi diharapkan guru dap-
at memberikan pengalaman yang baik terhadap budaya membaca, supaya akan tertanam
dalam diri anak akan cinta baca sejak usia dini.
Dengan penggunaan berbagai media atau alat peraga yang ikut membantu dalam
proses bercerita seperti buku, gambar, boneka tangan, panggung cerita, buku pop up dll,
diharapkan anak akan ikut berperan aktif dan dapat memahami isi materi yang disam-
paikan dan dapat mengimplementasikannya dikehidupan sehari-hari, sehingga semua
hambatan-hambatan yag dihadapi oleh pendidik dalam menyampaikan isi materi dapat
terselesaikan dengan baik.
Selaras dengan hal tersebut berdasarkan penelitian yang menunjukan bahwa
penerapan metode storytelling berbasis literasi dapat membantu mengembangkan
pengetahuan dan dapat membantu anak dalam mengenal kata-kata diawal membaca
permulaannya, membantu merespon pertanyaan yang berasal dari penelitian sehingga
menjadikan anak didik dapat berkarya sesuai dengan bahasa dan pengetahuan barunya.
Keadaan seperti itulah yang membuat peneliti melaksanakan studi literatur mengenai
implementasi metode storytelling berbasis literasi untuk meningkatkan kemampuan
membaca permulaan pada anak usia dini.
Dilaksanakannya penelitian ini adalah supaya kita dapat memahami pelaksanaan
kegiatan yang memanfaatkan metode storytelling berbasis literasi yang dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak usia dini, sehingga diharap-
kan para pendidik tidak lagi merasa kebingungan dalam menyampaikan setiap isi materi
yang harus disampaikan kepada anak didik, yang secara tidak langsung akan membuat
anak lebih mudah ketika belajar membaca, dikarenakan anak akan lebih konsentrasi
lagi ketika belajar.

4
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022

METODOLOGI
Metode studi literatur adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyusun
penulisan, dimana sebuah kajian kritis dikerjakan peneliti untuk mengetahui persoalan
yang berasal langsung dari sumbernya. Studi literatur adalah catatan yang didalamnya
digunakan untuk menggabungkan data dan informasi memanfaatkn semua bahan yang
berada didalam artikel ilmiah, dokumen, majalah dan buku (Mirzaqon, 2017).
Sumber informasi sendiri didapat dari berbagai dokumen, artikel ilmiah, buku
maupun jurnal yang bertautan langsung dengan topik. Dan ditahap penulisan ini ialah
karena adanya akumulasi dari data yang diperoleh dari adanya keterkaitan antara story-
telling serta literasi. Sehingga data-data itu selanjutnya dianalisis yang bertujuan untuk
mencari keterkaitan pembahasan yang harus sesuai dengan tema. Serta merencanakan
rencana pembelajaran bagi anak usia dini yang berbasis literasi. Analisis isi digunakan
untuk menganalisis datanya. Dimana cara memilah, membandingkan, menghubungkan
dan memilih beragam pandangan sehingga bisa mendapatkan yang lebih signifikan. Dan
dilakukan pengontrolan informasi terhadap pustaka untuk mencegah serta mengatasi
kesalahan informasi (Mirzaqon, 2017).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Kesimpulan diperoleh berdasarkan studi literatur dari berbagai informasi serta
analisa dari peneliti maka didapatkanlah anak usia dini adalah kelompok anak yang unik
atau berbeda dalam proses pertumbuhan serta perkembangannya. Karena anak usia dini
memiliki perkembangan dan pertumbuhan, berpikir, berkreasi, hubungan sosial dan
bahasa, yang mencakup didalam kecerdasan emosional (EQ), intelektual (IQ) dan spiri-
tual (SQ), yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak (Ariyanti,
2016). Storytelling sendiri merupakan salah satu metode yang dapat mewadahi kemam-
puan dan perkembangan anak dalam berfantasi.
Menurut Ariyanti (2016) Anak rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengala-
mi masa golden age, yaitu masa keemasan dimana baik disengaja ataupun tidak disen-
gaja mereka akan mulai menerima stimulasi dari berbagai pendidikan dari lingkungan-
nya. Inilah disaat terjadi sebuah pematangan fisik dan psikis yang diharapkan akan
muncul didalam kepribadiannya sehari-hari yang berfungsi untuk siap mewujudkan se-
mua tugas-tugasnya. Sebagaimana tujuan dari PAUD sendiri adalah wadah bagi potensi
anak didik yang harus dikembangkan mulai dari keterampilan, kemampuan dan keingi-
nan anak itu sendiri. Akan tetapi untuk menunjang dalam pemberian pembelajaran guru
haruslah mampu bersikap bijaksana dalam memilih dan memilah cara atau teknik pem-
berian pembelajaran supaya cendrung anak tetap merasa aman dan nyaman. Dimana
proses pendidikan yang diberikan melalui setiap pembelajaran anak usia dini hendaknya
dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermak-
naan sehingga diharapkan anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat
yang dimilikinya, sehingga nanti dapat menjadi anak bangsa yang diinginkan (Ariyanti,
2016).
Dalam penerapan metode pembelajaran menggunakan storytelling untuk Anak
Usia Dini (AUD) ialah untuk menumbuhkembangkan daya cipta berpikir, menambah
kosa kata bahasa dan juga bisa digunakan untuk memecahkan masalah dikeseharian

5
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022
anak. Ada juga sebagian alasan yang merealisasikan salah satu tekhnik storytelling juga
bisa dijadikan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia
dini, diantaranya
1. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan daya imajinasi anak, seperti terampil
berkomunikasi, mahir menganalisa, aktif dan berfikir kreatif, memperkaya penge-
tahuan anak, lebih percaya diri, mandiri dan dapat memunculkan bakat anak, karena
imajinasi merupakan upaya untuk menstimulasi, menumbuhkan dan meningkatkan
potensi kecerdasan juga kreativitasnya dimasa pertumbuhannya.
2. Menanamkan nilai-nilai moral sejak dini, seperti dapat berbicara pelan dihadapan
orang yang lebih tua, menunduk ketika berjalan, membuang sampah pada tempatnya,
mampu menolong sesama dan tidak suka membuat keributan, disini juga anak akan
dapat membedakan mana hal yang baik dan mana hal buruk.
3. Mengembangkan intelektual pada anak seperti anak mulai menguasai fungsi simbolis
yaitu akibatnya anak mulai mampu bermain pura-pura yang mengakibatkan pen-
guasaan bahasa anak terus menjadi semakin sistematis, terjadinya tingkah laku imi-
tasi ialah anak suka melaksanakan peniruan besar-besaran terlebih- lebih pada kakak
serta sahabat sebayanya.
4. Melatih daya tangkap dan konsentrasi pada anak, disini anak akan terbiasa fokus
dengan apa yang dihadapi, dialami dan yang dilihatnya terutama dengan sesuatu yang
ada dihadapannya.
5. Menumbuhkan rasa percaya diri, karena dengan rasa percaya diri anak mulai mem-
punyai kepribadian yang tidak tertutup, lebih terbuka, dapat berinteraksi dengan baik,
akan merasakan sebuah keamanan dan kenyamanan didalam setiap aktifitas kelom-
pok serta kepercayaan diri yang tumbuh akan semakin membuat anak untuk selalu
berfikiran positif, optimis dan berkarakter baik.
Didalam proses pengembangan storytelling dalam penyampaian isi dari modul
pembelajarannya pendidik harus dapat bercerita yang diselingi dengan membagikan se-
bagian permasalahan sehingga bakal tercipta secara psikologis kedekatan antara anak
didik dengan pendidiknya yang secara tidak langsung hubungan kedekatan itu akan
sangat berguna didalam penyerapan isi materi. Sehingga akan menyebabkan anak usia
dini merasakan kesenangan yang membuat mereka nyaman didalam belajar sehingga
akan tercipta sebuah suasana belajar yang kondusif yang sesuai dengan yang telah
direncanakan (Amalia, 2015) dan yang tidak kalah penting didalam proses penyampa-
ian pembelajaran agar kemampuan membaca permulaan dapat ditingkatkan maka den-
gan cara pemilihan media pembelajaran sesuai dengan konsep yang diinginkan, seperti
cara untuk memikat keinginan anak didik disaat proses mendongeng dibutuhkan suatu
alat peraga untuk menunjang keberhasilannya suatu materi yang sedang disampaikan
yang akan membuat anak didik merasa terpacu untuk mengetahui isi materi yang
sedang diberikan yaitu seperti boneka-boneka tangan atau jari-jari tangan untuk meng-
gantikan tokoh tokoh yang berada didalam cerita, dan ada juga kostum-kostum binatang
yang membuat anak didik merasa tertarik ketika melihatnya yang akhirnya akan men-
jadikan rasa keingintahuan terhadap isi materinya muncul sehingga akan menghidupkan
isi materi yang sedang disajikan (Ariani dan Hariyono, 2019).
Kelebihan dari penggunaan media pembelajaran diantaranya: 1) memperjelas
dalam penyampaian penjelasan, 2) menumbuhkan dan memusatkan perhatian anak
didik, 3) mengatasi keterbatasan indra, 4) pengalaman anak didik harus sama. Dan un-

6
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022
tuk menunjang keberhasilan metode storytelling maka digunakan sebuah cara yang di-
harapkan anak akan cinta dan terbiasa membaca dan menyenangi buku, yaitu dengan
cara literasi. Karena didalam literasi melibatkan 2 indra sekaligus yaitu penglihatan dan
pendengaran yang secara tidak langsung berada dalam satu proses yang sama. Ada be-
berapa hal yang harus disampaikan dari cara literasi ini diantaranya dalam hal tata cara
kehidupan yang ada disekitar kita.
Penggunaan metode storytelling berbasiskan literasi dapat dipakai dalam
meningkatkan aspek bahasa anak usia dini. Menurut Basyiroh (2018) kegiatan literasi
ini tidak hanya saja meningkatkan kemampuan menulis dan membaca saja akan tetapi
juga menambah keterampilan, wawasan serta kemampuan yang bisa menjadikan seseo-
rang mampu berfikir kritis, juga mampu dalam mengatasi berbagai masalah yang
berbeda, juga mampu bersosialisasi dengan baik dapat meningkatkan serta dapat
mengembangkan kemampuan dan dapat ikut serta aktif didalam kegiatan
bermasyarakat.
Dalam kondisi perkembangan anak didik, kepandaian membaca yang telah di-
tanamkan serta dipelajari dinamakan emergent literacy atau literasi dini, yaitu anak
ketika belajar seperti halnya dengan menulis, anak tidak hanya menulis diatas kertas
saja, tetapi juga dengan bermacam aktivitas semacam mencoret- coret yang dicoba anak
pada berbagai media itu sudah menggambarkan suatu aktivitas menulis (Permatasari,
Inten, Mulyani & Rahminawati, 2017). Proses menulis dan membaca mempunyai ciri-
ciri seperti ketika pertunjukan baca tulis, yang dilakukan antara guru, orangtua dan anak
didik secara aktif dan interaktif, serta berdasarkan pada kepentingan harian lewat se-
buah bimbingan yang paling tidak masih tetap berlangsung itu disebut dengan literasi
dini. Literasi dini mempunyai ciri khas sendiri yaitu pembelajaran yang dilakukan in-
formal, dimana anak didik merasakan dirinya bukan sedang melakukan proses belajar,
sesuatu yang diajarkannya pun seperti berbagai hal yang ada dikehidupan mereka
sendiri, sehingga mereka akan langsung mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari
secara mudah.
Dengan cara metode storytelling berbasis literasi inilah diharapkan anak akan
dapat memahami manfaat dari berbagai materi yang telah disampaikan oleh guru. Man-
faat dari literasi diantaranya, 1) Meningkatkan kerja otak, 2) Memperbanyak kosa kata,
3) Pengetahuan dan informasi baru yang terus bertambah, 4) Bisa memahami suatu
makna dari sebuah informasi yang diperoleh, 5) Kemampuan interpersonal yang terus
meningkat, 6) Bertambahnya kemampuan berfikir dalam menganalisa, 7) Kemampuan
verbal yang terus meningkat, 8) Meningkatkan daya konsentrasi untuk lebih fokus
dalam belajar dan 9) Mampu berlatih menulis dan juga dapat merangkai beberapa kata
yang lebih bermakna
Pembahasan
Kesulitan-kesulitan yang biasa terjadi khususnya pada saat kegiatan pembela-
jaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah seperti metode pembelajaran yang
kurang bervariasi yang mengakibatkan ketika pemberian pembelajaran seakan lebih
monoton, yang menyebabkan terjadilah penurunan kemampuan membaca permulaan
pada anak didik tersebut. Kemampuan membaca permulaan ialah ranah yang behubun-
gan dengan kemampuan mengungkapkan bahasa dengan baik, dalam hal ini juga yang
termasuk kemampuan ketika dapat menerima bahasa dengan baik dan dapat mema-
haminya dengan benar.

7
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022
Pembelajaran yang dapat diterapkan didalam proses pemberian pelajaran
meningkatkan kemampuan membaca permulaan salah satunya adalah dengan menggu-
nakan metode Storytelling. Tata cara Storytelling ialah tata cara belajar yang mencam-
purkan bermacam subjek semacam kepekaan, kehalusan budi, metode, emosi, seni serta
uraian bahasa yang secara komprehensip bisa menjadi pola pemecah permasalahan.
Dengan adanya storytelling anak didik diharapkan bisa memahami dan mengenali be-
berapa macam suara bahasa maupun kosa kata dan juga secara perlahan akan semakin
dapat membuat serangkaian kata-kata yang lebih komplek atau paling tidak dapat
bercerita atau menceritakan sesuatu dengan baik, yang memungkinkan akan semakin
bertambahnya kosakata pada anak didik (Ariani dan Hariyono, 2019). Marputri dan
Fitriani (2016) menyatakan bahwa dengan cara mengembangkan kemampuan bahasa
anak usia dini dengan storytelling maka guru juga dapat menerapkan kegiatan ini untuk
meningkatkan kemampuan anak dibidang lainnya.
Akan tetapi dalam terlaksananya metode pembelajaran Storytelling dibutuhkan
adanya media atau cara untuk terwujudnya suatu pembelajaran yang efektif dan efi-
sisen, yaitu dengan cara literasi yang dapat menggunakan serangkaian berbagai objek
media seperti boneka tangan, suara yang disesuaikan dengan sang objek cerita, yang
mana akan sangat memudahkan anak didik didalam memahami isi materi dan dapat
mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari. Proses mendongeng terhadap anak
didik bukanlah hanya sekedar membacakan sebuah dongeng saja, akan tetapi dibu-
tuhkan beberapa benda sebagai alat untuk membantu yang diharapkan bisa membuat
kegiatan storytelling lebih optimal (Ariani dan Hariyono, 2019).
Storytelling dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang sangat penting
untuk meningkatkan perkembangan anak usia dini, dikarenakan Storytelling lebih mem-
fokuskan cara belajar yang lebih aktif serta dapat memicu anak didik agar lebih kritis di
dalam setiap kegiatan, dimana storytelling merupakan suatu proses pembelajaran yang
kreatif yang membuat anak-anak merasakan suatu hal yang berbeda di saat proses bela-
jar sedang berlangsung, sehingga anak-anak didalam setiap perkembangannya akan se-
makin lebih bisa ikut berperan aktif tidak hanya dalam aspek intelektual saja namun
juga dalam aspek budi pekerti, sensivitas, seni, emosi, berimajinasi dan daya berfantasi-
dan berimajinasi, sehingga dalam perkembangan dan pertumbuhannya anak bukan
hanya saja memprioritaskan kemampuan otak kanan akan tetapi juga otak kirinya juga.
Inilah proses yang menjadikan sebuah pengalaman bagi anak didik dan kewa-
jiban orangtua dan gurulah untuk dapat memperlihatkan kesan-kesan yang membuat
mereka akan merasakan perasaan yang menyenangkan ketika mendongeng (Ariani dan
Hariyono, 2019) sehingga hal-hal inilah yang akan memberikan kontribusi besar bagi
kehidupannya dimasa yang akan datang, baik itu dalam segi pengetahuan maupun
karirnya, karena pendidikan anak usia dini sendiri bertujuan untuk meningkatkan berba-
gai kemampuan anak didik sejak masih kecil untuk mempersiapkan kehidupan serta
mampu menyesuaikan dengan lingkungannya sendiri (Ariyanti, 2016). Pembelajaran
Storytelling yang digunakan sebenarnya telah ada beberapa penelitian yang meny-
atakan bahwa metode ini dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak
dengan baik seperti anak akan dapat berkomunikasi dengan baik, akan mengerti dan
memahami apa yang di perintahkan atau yang di ucapkan oleh guru. Akan semakin
lengkap pula dengan penggunaan cara literasi yang didalam penyampaiannya akan dap-

8
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022
at mempermudah guru untuk melaksanakan penyampaian pembelajaran supaya lebih
menyenangkan.

KESIMPULAN
Implementasi atau pelaksanaan metode storytelling adalah sebagai cara dalam
meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia dini dan juga untuk menge-
tahui cara dalam memecahkan permasalahan kesehariannya. Dengan cara storytelling
bebasis literasi diharapkan guru dapat memberikan pengalaman yang baik terhadap bu-
daya membaca, supaya akan tertanam dalam diri peserta didik akan cinta baca sejak
usia dini. Dengan penggunaan berbagai media atau alat peraga yang ikut membantu
dalam proses bercerita seperti buku, gambar, boneka tangan, panggung bercerita, buku
pop up dll, diharapkan anak akan berperan aktif dan dapat memahami isi materi yang
disampaikan dan dapat mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari, serta keter-
libatannya orangtua dalam proses storytelling akan semakin mampu meningkatkan ima-
jinasi dan kreatifitas anaknya dirumah, sehingga akan membantu anak dalam
meningkatkan kemampuan membaca permulaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, T. Z. [2015]. Bercerita Sebagai Metode Mengajar Bagi Guru Raudlatul Athfal
Dalam Mengembangkan Kemampuan Dasar Bahasa Anak Usia Dini di Desa
Ngembalrejo Bae, Kudus. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul
Athfal, 3(2), 334-353.
Andrisyah, A. [2019]. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Sains Melalui Pendekatan Inquiry (Penelitian Tindakan di kelompok A TK Bakti
Mulya 400, Pondok Indah, Jakarta Selatan Tahun 2015). Tunas Siliwangi: Jurnal
Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung, 4(2), 60-70.
Ariani, L., & Hariyono, D. S. [2019]. Storytelling Sebagai Metode Dalam Mengem-
bangkan Kemampuan Berbahasa Pada Anak Prasekolah. In Prosiding Seminar
Nasional & Call Paper Psikologi Pendidikan (pp. 36-44). http://fppsi.um.ac.id/
wp-content/uploads/2019/07/5-Storytelling-Sebagai-Metode-Dalam-Mengem-
bangkan-Kemampuan-Berbahasa-Pada-Anak-Prasekolah-36-44.pdf
Ariyanti, T. [2016]. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang
Anak The Importance Of Childhood Education For Child Development. Dinamika
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1). https://doi.org/10.31219/osf.io/3j9qb
Basyiroh, I. [2018]. Program Pengembangan Kemampuan Literasi Anak Usia Dini. Tu-
nas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi
Bandung, 3(2), 120-134.
Marputri, R., & Fitriani, D. [2016]. Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui
Kegiatan Bercerita Di Paud Nurul Hidayah Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Anak Usia Dini, 1(3).
Mirzaqon T, A. B. D. I. [2017]. Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori dan Prak-
tik Konseling Expressive Writing. Jurnal BK Unesa, 8(1). https://jurnalmaha -
siswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-unesa/article/view/22037
Muningsih, E., & Kiswati, S. [2015]. Penerapan metode K-means untuk clustering pro-
duk online shop dalam penentuan stok barang. Bianglala Informatika, 3(1).

9
JURNAL CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)

ISSN : 2614-6347 (Print) 2714-4107 (Online)


Vol.6 | No.1 | Januari 2022
Nurdiyanti, E., & Suryanto, E. [2010]. Pembelajaran literasi mata pelajaran bahasa in-
donesia pada siswa kelas V sekolah dasar. Paedagogia, 13(2). https://jur -
nal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia/article/view/153
Permatasari, A. N., Inten, D. N., Mulyani, D., & Rahminawati, N. [2017]. Literasi dini
dengan teknik bercerita. FamilyEdu: Jurnal Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga, 3(1).
Setiawan, E., Dewi, M. S., & Ummah, S. [2020]. Story Telling Melalui Daring Untuk
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Preschool: Jurnal Perkembangan dan
Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 163-173. http://ejournal.uin-malang.ac.id/in-
dex.php/preschool/article/view/10851

10

You might also like