Rindha, Hairil Akbar

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

https://journal.uwgm.ac.id/index.

php/KESMAS
P-ISSN: 2477-1880; E-ISSN: 2502-6623
June 2020, Vol. 6 No. 1
Pola Makan Mempengaruhi Kejadian Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa
STIKES Graha Medika Kotamobagu

Hairil Akbar1
[email protected], STIKES Graha Medika, Indonesia1

Abstract

Background:
Dyspepsia is a set of symptoms in the form of complaints of pain, a feeling of persistent or episodic discomfort
in upper stomach accompanied by complaints such as feeling full when eating, satiety, heartburn, bloating,
belching, anorexia, nausea, and vomiting. Dyspepsia is one type non contagious disease that occurs not only in
Indonesia, but also in the world. Globally there are about 15-40% of the population is dyspepsia sufferers.
Every year this complaint concerns 25% of the world's population. In Asia the prevalence of dyspepsia ranges
from 8-30%. The number of dyspepsia syndrome sufferers at Graha Medika Health Sciences High School was
231 students from initial observations.
Objectives:
The purpose of this study was to analyze the relationship between eating patterns and the incidence of dyspeptic
syndrome in the students of Graha Medika College of Health Sciences, Kotamobagu.
Research Metodes:
This study applied observational analytic study with cross sectional study approach. The population was all
active students of Graha Medika College of Health Sciences, as many as 885 with a total sample of 151
respondents. The sampling technique used was stratified random sampling. Data were collected by direct
interviews with respondents using a questionnaire and analyzed univariately and bivariately using the chi
square test.
Results:
Statistical test results indicated that there was a relationship between eating patterns (p = 0.006) to the
incidence of dyspepsia syndrome in students of Graha Medika College of Health Sciences. High-fat foods,
eating habits in a short time, and irregular eating patterns are reported to have an association with dyspepsia.

Conclusion:
There was a relationship between eating pattern and dyspepsia syndrome.
March
Keywords: Dyspepsia Syndrome, Eating Pattern

Abstrak

Latar Belakang:
Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang
menetap atau episodik. Dispepsia merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang terjadi tidak hanya di
Indonesia, tetapi juga di dunia. Secara global terdapat sekitar 15-40% penderita dispepsia. Setiap tahun keluhan
ini mengenai 25% populasi dunia. Di Asia prevalensi dispepsia berkisar 8-30%. Jumlah penderita sindrom
dispepsia di STIKES Graha Medika sebanyak 231 mahasiswa dari hasil observasi awal.
Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pola makan terhadap kejadian sindrom dispepsia pada
mahasiswa STIKES Graha Medika Kotamobagu.
Metode Penelitian:
Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian
yaitu seluruh mahasiswa yang aktif di STIKES Graha Medika yaitu sebanyak 885 dengan jumlah sampel
sebanyak 151 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Data
dikumpulkan dengan wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner dan dianalisis secara
univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Hasil :

P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623


Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1

Hasil uji statistik diperoleh terdapat hubungan pola makan (p=0,006) terhadap kejadian sindrom dispepsia pada
mahasiswa STIKES Graha Medika. Makanan tinggi lemak, kebiasaan mengonsumsi makanan dalam waktu
singkat, dan pola makan yang tidak teratur dilaporkan memiliki hubungan dengan kejadian dispepsia.
Kesimpulan:
Terdapat hubungan pola makan terhadap kejadian sindrom dispepsia.

Kata kunci: Dispepsia, Pola Makan

DOI : 10.24903/kujkm.v6i1.857
Received : March, 2020
Accepted : March, 2020
Published : July, 2020
Copyright Notice

This work is licensed under Creative Commons Attribution 4.0 International License.
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623

PENDAHULUAN mencapai 15-40% dari total populasi


Penyakit tidak menular pada setiap tahun (Rohani, 2014).
beberapa waktu terakhir menjadi penyebab Sindrom dispepsia merupakan
morbiditas dan mortalitas di beberapa kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri
negara termasuk Indonesia. WHO dari nyeri atau rasa tidak nyaman di
memprediksi pada tahun 2020, proporsi epigastrium, mual, muntah, kembung,
angka kematian karena penyakit tidak cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa
menular akan meningkat menjadi 73% dan yang sifatnya berulang atau kronik (Mapel
proporsi kesakitan menjadi 60% di dunia, et al., 2013), (Djojoningrat, 2014). Keluhan
sedangkan untuk negara SEARO (South ini tidak selalu ada pada setiap penderita.
East Asian Regional Office) pada tahun Setiap penderita keluhannya dapat berganti
2020 diprediksi angka kematian dan atau bervariasi, baik dari segi jenis keluhan
kesakitan karena penyakit tidak menular maupun kualitas keluhan (Sofro, M., &
akan meningkat menjadi 50% dan 42% Anurogo, 2013).
(Fithriyana, 2018). Masalah kesehatan yang Keluhan dispepsia dapat disebabkan
sering dijumpai di rumah sakit maupun di karena berbagai penyakit, salah satunya
masyarakat adalah dispepsia (Hamid & penyakit pada saluran cerna yaitu gastritis
Amra, 2009). Dispepsia merupakan salah (Sudoyo, AW., 2009). Gejala awal pada
satu jenis penyakit tidak menular yang gastritis yang memicu sindrom dispepsia
terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga berkaitan dengan ketidakteraturan pada
di dunia. Kasus dispepsia di dunia pola makan dan jeda antara jadwal makan
15
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1

yang lama. Ketidakteraturan pola makan kasus baru sebesar 88.599 kasus (Depkes
sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan RI, 2011).
kegiatan yang padat, keinginan untuk Ingesti makanan diketahui
mempunyai bentuk tubuh ideal, dan memainkan peran penting dalam kejadian
melemahnya pengawasan dalam mengatur dispepsia (Talley, 2016). Banyak pasien
pola makan (Dwigint, 2015). melaporkan gejala yang mereka alami
Sindrom dispepsia dapat disebabkan terkait dengan konsumsi makanan
oleh berbagai penyakit, bisa berlokasi dari (Pilichiewicz et al., 2009). Makanan tinggi
dalam lambung, luar lambung, maupun lemak, kebiasaan mengonsumsi makanan
penyakit sistemik yang bermanifestasi dalam waktu singkat, dan pola makan yang
sekunder (Ganong, 2008). Keluhan berupa tidak teratur dilaporkan memiliki
sindroma dispepsia merupakan keadaan hubungan dengan kejadian dispepsia
yang sebenarnya sering ditemui dalam (Ummul Khair Binti Amir et al., 2019).
praktek klinis sehari-hari (Djojoningrat, Secara umum pola makan memiliki 3
2014). komponen utama yaitu jenis, frekuensi,
Secara global, prevalensi dispepsia dan jumlah makanan. Seseorang dengan
didapatkan bervariasi antara 11%-29,2%. pola makan yang tidak teratur akan
Didapatkan prevalensi dispepsia di mempengaruhi proses kerja lambung
Amerika Serikat sebesar 23-25,8%, di (Renita, 2017). Kebiasaan mengkonsumsi
India 30,4%, New Zealand 34,2%, makanan dan minuman, misalnya makan
Hongkong 18,4%, dan Inggris 38-41% pedas atau asam, minum teh atau kopi, dan
(Mahadeva & Goh, 2006). Menurut profil minuman berkarbonasi lainnya dapat
data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang meningkatkan risiko munculnya sindrom
diterbitkan oleh Depkes RI pada tahun dispepsia (Susanti, 2011).
2012, dispepsia termasuk dalam 10 besar Remaja adalah salah satu suatu
penyakit rawat inap di rumah sakit tahun kelompok yang berisiko untuk terkena
2010, pada urutan ke-5 dengan angka sindrom dispepsia (Djojoningrat, 2014).
kejadian kasus sebesar 9.594 kasus pada Besarnya angka kejadian sindroma
pria dan 15.122 kasus pada wanita. dispepsia pada remaja sesuai dengan pola
Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat makannya yang sebagian besar tidak
jalan di rumah sakit tahun 2010, dispepsia teratur (Rohani, 2014). Kegiatan mahasiswa
berada pada urutan ke-6 dengan angka dalam mengerjakan berbagai macam tugas
kejadian kasus sebesar 34.981 kasus pada kuliah sangat menyita waktu. Kesibukan
pria dan 53.618 kasus pada wanita, jumlah dari mahasiswa akan hal tersebut akan
16
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1

berdampak pada waktu atau jam makan dengan kejadian dispepsia pada mahasiswa
sehingga walaupun sudah sampai pada di STIKES Graha Medika.
saatnya waktu makan, mahasiswa sering
menunda dan bahkan lupa untuk makan METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
(Dewi, 2017).
observasional analitik dengan rancangan
Berdasarkan penelitian (Andriani,
studi cross sectional. Penelitian ini
2019) dimana menyatakan bahwa ada
dilakukan di STIKES Graha Medika
hubungan antara pola makan dengan
Kotamobagu. Penelitian ini dilaksanakan
kejadian dispepsia di wilayah kerja
pada bulan Maret 2020. Populasi dalam
Puskesmas Biak Muli Kecamatan Bambel
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2019.
yang aktif di STIKES Graha Medika yaitu
Salah satu faktor yang berperan pada
sebanyak 885 yang terdiri dari 3 program
kejadian dispepsia diantaranya adalah pola
studi yaitu prodi kesehatan masyarakat,
makan. Selain jenis-jenis makanan yang di
keperawatan, dan kebidanan. Sampel pada
konsumsi oleh remaja, pola makan yang
penelitian ini sebanyak 151 responden.
tidak teratur seperti jadwal makan yang
Teknik penarikan sampel yang digunakan
tidak sesuai serta kebiasaan yang
pada penelitian ini adalah stratified
dilakukan dapat berpengaruh sehingga
random sampling, yaitu jumlah sampel
dapat menyebabkan dispepsia.
pada prodi Kesehatan Masyarakat
Hasil survei awal yang dilakukan
sebanyak 30 sampel, prodi Keperawatan
pada tanggal 02 Maret tahun 2020 yang
sebanyak 63 sampel, dan prodi Kebidanan
dilakukan pada mahasiswa di STIKES
sebanyak 58 sampel. Data setiap variabel
Graha Medika Kotamobagu diperoleh data
penelitian dikumpulkan dengan
tentang penderita sindrom dispepsia
menggunakan kuesioner. Data selanjutnya
sebanyak 231 mahasiswa. Tingginya
dianalisis secara univariat dan bivariat
angka kejadian dispepsia yang diperoleh
dengan menggunakan uji chi square.
dari Puskesmas tersebut di atas tentunya
HASIL PENELITIAN
ada faktor penyebabnya. Pola makan yang
1. Analisis Univariat
baik dan sehat di harapkan mampu Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pola Makan dan
Kejadian Dispepsia pada Mahasiswa di
menekan angka penderita sindroma STIKES Graha Medika
Variabel n Presentase (%)
dispepsia (Untu, 2013). Berdasarkan data Pola Makan
Kurang Baik 87 57,6
diatas bahwa tujuan dari penelitian ini Baik 64 42,4
Sindrom Dispepsia
untuk menganalisis hubungan pola makan Ya 101 66,9
Tidak 50 33,1

17
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1

Total 151 100


sebanyak 64 responden (42,4%).
Responden yang terkena sindrom
dispepsia yaitu sebanyak 101 responden
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa (66,9%), lebih banyak dibandingkan yang
pola makan kurang baik yaitu sebanyak 87 tidak terkena sindrom dispepsia yaitu
responden (57,6%) lebih banyak sebanyak 50 responden (33,1%).
dibandingkan pola makan baik yaitu
2. Analisis Bivariat Hasil uji statistik pada penelitian ini
Tabel 2. Pola Makan dengan Kejadian Dispepsia menunjukkan bahwa terdapat hubungan
pada Mahasiswa di STIKES Graha Medika
yang bermakna pola makan dengan
Sindrom Dispepsia
Pola Total p-
Makan
Ya Tidak
value kejadian sindrom dispepsia pada
n % n % n %
Kurang 66 75,9 21 24,1 87 100 mahasiswa STIKES Graha Medika.
Baik
0,006
Baik 35 54,7 29 45,3 64 100 Adapun yang diperoleh dari hasil
Jumlah 101 66,9 50 33,1 151 100
Hasil penelitian tabel 2 menunjukkan wawancara bahwa banyak ditemukan
bahwa dari 87 responden yang mempunyai mahasiswa terkena sindrom dispepsia
pola makan kurang baik terdapat 66 dikarenakan aktivitas mahasiswa yang
responden (75,9%) yang menderita tinggi mulai dari aktivitas akademik
sindrom dispepsia dan terdapat 21 seperti kuliah dan diskusi, aktivitas non
responden (24,1%) yang tidak sindrom akademik intra kampus seperti organisasi,
dispepsia, sedangkan dari 64 responden hingga aktivitas lain di luar kampus
yang mempunyai pola makan baik terdapat sehingga mereka tidak teratur pola
35 responden (54,7%) yang menderita makannya dan sering mengkonsumsi
sindrom dispepsia dan terdapat 29 makanan yang memicu asam lambung
responden (45,3%) yang tidak menderita meningkat misalnya goreng-gorengan dan
sindrom dispepsia. Hasil uji Chi-Square makanan pedas.
antara variabel pola makan berhubungan Penelitian ini sejalan dengan Yuriko
dengan kejadian sindrom dispepsia dkk (2013) di Kota Padang bahwa
diperoleh nilai p value = 0,006 (p < 0,05) diperoleh pola makan penderita dispepsia
maka (H0 ditolak) yang artinya ada fungsional yaitu pola makan tidak teratur
hubungan bermakna pola makan dengan 23 orang (57.5 %) dan pola makan teratur
kejadian sindrom dispepsia. 17 orang (42.5 %). Nilai peluang Odd
PEMBAHASAN Ratio (OR) dengan Confidence Interval
95% sebesar 4.500 yang artinya penderita

18
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1

dengan kejadian depresi berpeluang 4.500 makan, sarapan pagi dan frekuensi makan
kali lebih besar memiliki pola makan tidak dengan kejadian sindrom dispepsia
teratur dari pada tidak depresi serta (Rosalina M, 2018).
menunjukkan derajat hubungan yang Remaja dengan tingkat pengetahuan
cukup kuat dengan tarif signifikansi (p) tinggi maupun rendah dapat saja
0.025 (p < 0.05) (Yuriko Andre; Rizanda melakukan perilaku berisiko. Hal ini
Machmud; Arina Widya Murni;, 2013). seperti mengkonsumsi makanan yang
Selain itu juga sejalan dengan penelitian memicu terjadinya risiko dispepsia.
Astri (2017) pada mahasiswa angkatan Sehingga dapat diartikan bahwa informasi-
2015 dan 2016 Fakultas Kedokteran informasi yang diterima remaja tergantung
Univeritas Hasanuddin dimana terdapat bagaimana masing-masing individu untuk
kecenderungan jumlah responden dengan mengeskpresikan. Pengetahuan
pola makan yang tidak teratur lebih mempunyai pengaruh terhadap motivasi
banyak mengalami sindrom dispepsia, awal bagi seseorang dalam berperilaku
yaitu 315 orang (100%), sedangkan (Santoso, 2017).
responden dengan pola makan teratur Makan yang tidak teratur memicu
hanya berjumlah 53 orang (17,8%). Hasil timbulnya berbagai penyakit karena terjadi
analisa statistik menggunakan uji korelasi ketidak seimbangan dalam tubuh. Ketidak
Chi-cquare diperoleh hubungan yang teraturan ini berhubungan dengan waktu
bermakna antara keteraturan makan makan. Biasanya, ia berada dalam kondisi
dengan sindrom dispepsia p value 0,000 (p terlalu lapar namun kadang-kadang terlalu
< 0,05) (Dewi, 2017). Penelitian kenyang. Sehingga kondisi lambung dan
sebelumnya yang diteliti oleh Nasution pencernaannya menjadi terganggu. Faktor
dkk (2015) menemukan adanya hubungan yang memicu produksi asam lambung
antara pola makan dan sindrom dispepsia berlebihan, diantaranya beberapa zat
yang didapatkan hasil bahwa pelajar yang kimia, seperti alcohol, umumnya obat
memiliki pola makan yang tidak teratur penahan nyeri, asam cuka. Makanan dan
cenderung mengalami sindrom dispepsia minuman yang bersifat asam, makanan
dibandingkan dengan yang memiliki pola yang pedas serta bumbu yang merangsang,
makan teratur (Nasution dkk, 2015). Begitu semua faktor pemicu tersebut dapat
juga dengan penelitian yang dilakukan mengakibatkan dispepsia (Fithriyana, 2018).
oleh Rosalina M (2018) berdasarkan uji Kebiasaan makan yang teratur sangat
korelasi terdapat hubungan yang signifikan penting bagi sekresi asam lambung karena
antara keteraturan makan, jeda waktu kondisi tersebut memudahkan lambung
19
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1

mengenali waktu makan sehingga Pattern To Dyspepsia Syndrom. Jurnal


Majority, 4, 73–80.
produksi asam lambung terkontrol. Fithriyana, R. (2018). Faktor-Faktor yang
Kebiasaan makan teratur akan membuat Berhubungan dengan Kejadian Dispepsia
pada Pasien di Wilayah Kerja Puskesmas
lambung sulit untuk beradaptasi. Jika hal Bangkinang Kota. PREPOTIF Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2, 43–54.
ini berlangsung lama, produksi asam Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi
lambung akan berlebihan sehingga dapat Kedokteran Edisi ke-22. EGC.
Hamid, F. A., & Amra, N. (2009). Hubungan
mengiritasi dinding mukosa pada lambung Tingkat Kepatuhan Diet dan Status Gizi
pada Pasien Rawat Jalan Dispepsia di
sehingga timbul gastritis dan dapat
RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
berlanjut menjadi tukak peptik. Hal Jurnal Kesehatan, IV(2).
Harahap Y. (2009). Karakteristik Penderita
tersebut dapat menyebabkan rasa perih dan Dispepsia Rawat Inap di Rumah Sakit
mual. Gejala tersebut bias naik ke Martha Friska Medan Tahun 2007.
Mahadeva, S., & Goh, K. L. (2006).
korongkongan yang menimbulkan rasa Epidemiology of functional dyspepsia: A
global perspective. World Journal of
panas terbakar (Dewi, 2017). Jarang Gastroenterology, 12(17), 2661–2666.
sarapan di pagi hari berisiko terkena https://doi.org/10.3748/wjg.v12.i17.2661
Mapel, D., Roberts, M., Overhiser, A., &
kejadian dispepsia. Pada pagi hari tubuh Mason, A. (2013). The Epidemiology,
Diagnosis, and Cost of Dyspepsia and
memerlukan banyak kalori. Apabila tidak Helicobater pylori Gastritis: A Case-
makan dapat menimbulkan produksi asam Control Analysis in the Southwestern
United States. Helicobacter, 18(1), 54–
lambung (Harahap Y, 2009). 65. https://doi.org/10.1111/j.1523-
5378.2012.00988.x
Nasution dkk. (2015). Hubungan pola makan
KESIMPULAN dengan kejadian sindrom dispepsia pada
Pola makan mempengaruhi kejadian mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara
sindrom dispepsia pada mahasiswa di Tahun 2015. Universitas Sumatera Utara.
Pilichiewicz, A. N., Horowitz, M., Holtmann,
STIKES Graha Medika Kotamobagu. G. J., Talley, N. J., & Feinle-Bisset, C.
REFERENSI (2009). Relationship Between Symptoms
and Dietary Patterns in Patients With
Andriani, S. dan D. (2019). Hubungan Pola
Functional Dyspepsia. Clinical
Makan dengan Kejadian Dispepsia.
Gastroenterology and Hepatology, 7(3),
Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi
317–322.
(JKF), 2(1).
https://doi.org/10.1016/j.cgh.2008.09.007
Depkes RI. (2011). Profil Kesehatan
Renita. (2017). Gambaran Pola makan dan
Indonesia Sehat 2010. Depkes RI.
Status Gizi Mahasiswa Baru Program
Dewi, A. (2017). Hubungan Pola Makan dan
Studi Diploma III Gizi Universitas
Karakteristik Individu Terhadap Sindrom
Muhammadiyah Semarang. Universitas
Dispepsia pada Mahasiswa Angkatan
Muhammadiyah Semarang.
2015 dan 2016 Fakultas Kedokteran
Rohani. (2014). Hubungan Pola Makan
Univeritas Hasanuddin. Universitas
Dengan Sindroma Dispepsia Remaja
Hasanuddin.
Putri Di Smp Negeri I Karya Penggawa
Djojoningrat. (2014). Buku Ajar: Ilmu
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013.
Penyakit Dalam. Edisi Ke-4. Balai
Kesehatan Holistik, 8(2), 94–98.
Penerbit FKUI.
https://doi.org/10.1080/1359432X.2010.5
Dwigint, S. (2015). the Relation of Diet
15981
20
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1

Rosalina M. (2018). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan dispepsia pada
remaja SMA di Bogor. IPB.
Santoso, E. B. (2017). Hubungan Pengetahuan
dan Perilaku Teman Sebaya Dengan
Perilaku Seks Berisiko HIV dan IMS
Pada Remaja di Kabupaten Banyuwangi.
Jurnal Info Kesehatan, 13(01), 15–20.
Sofro, M., & Anurogo, D. (2013). 5 Menit
Memahami 55 Problematika Kesehatan.
D-Medika.
Sudoyo, AW., dkk. (2009). Buku ajar Ilmu
Penyakit Dalam; Edisi V Jilid I. Interna
Publising.
Susanti, A. (2011). Faktor risiko dispepsia
pada mahasiswa Institut Pertanian
Bogor (IPB). IPB.
Talley, N. J. (2016). Functional dyspepsia:
New insights into pathogenesis and
therapy. Korean Journal of Internal
Medicine, 31(3), 444–456.
https://doi.org/10.3904/kjim.2016.091
Ummul Khair Binti Amir, I gde Yasa Asmara,
& Rifana Cholidah. (2019). Hubungan
Diet Iritatif dan Ketidakteraturan Makan
dengan Sindrom Dispepsia pada Remaja
Santri Madrasah Aliyah Al-Aziziyah
Putri Kapek Gunungsari Lombok Barat
Nusa Tenggara Bara. Unram Medical
Journal, 8(2), 34.
https://doi.org/10.29303/jku.v8i2.341
Untu, I. M. S. D. H. C. P. F. M. (2013).
Hubungan Antara Pola Makan dengan
Kejadian Sindroma Dispepsia pada
Siswa-Siswi Kelas XI di SMA Negeri 1
Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp),
1(1), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415
324.004
Yuriko Andre; Rizanda Machmud; Arina
Widya Murni; (2013). Hubungan Pola
Makan dengan Kejadian Depresi pada
Penderita Dispepsia Fungsional. Jurnal
Kesehatan Andalas, 2(2), 73–75.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/
article/view/123

21
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat

You might also like