Rindha, Hairil Akbar
Rindha, Hairil Akbar
Rindha, Hairil Akbar
php/KESMAS
P-ISSN: 2477-1880; E-ISSN: 2502-6623
June 2020, Vol. 6 No. 1
Pola Makan Mempengaruhi Kejadian Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa
STIKES Graha Medika Kotamobagu
Hairil Akbar1
[email protected], STIKES Graha Medika, Indonesia1
Abstract
Background:
Dyspepsia is a set of symptoms in the form of complaints of pain, a feeling of persistent or episodic discomfort
in upper stomach accompanied by complaints such as feeling full when eating, satiety, heartburn, bloating,
belching, anorexia, nausea, and vomiting. Dyspepsia is one type non contagious disease that occurs not only in
Indonesia, but also in the world. Globally there are about 15-40% of the population is dyspepsia sufferers.
Every year this complaint concerns 25% of the world's population. In Asia the prevalence of dyspepsia ranges
from 8-30%. The number of dyspepsia syndrome sufferers at Graha Medika Health Sciences High School was
231 students from initial observations.
Objectives:
The purpose of this study was to analyze the relationship between eating patterns and the incidence of dyspeptic
syndrome in the students of Graha Medika College of Health Sciences, Kotamobagu.
Research Metodes:
This study applied observational analytic study with cross sectional study approach. The population was all
active students of Graha Medika College of Health Sciences, as many as 885 with a total sample of 151
respondents. The sampling technique used was stratified random sampling. Data were collected by direct
interviews with respondents using a questionnaire and analyzed univariately and bivariately using the chi
square test.
Results:
Statistical test results indicated that there was a relationship between eating patterns (p = 0.006) to the
incidence of dyspepsia syndrome in students of Graha Medika College of Health Sciences. High-fat foods,
eating habits in a short time, and irregular eating patterns are reported to have an association with dyspepsia.
Conclusion:
There was a relationship between eating pattern and dyspepsia syndrome.
March
Keywords: Dyspepsia Syndrome, Eating Pattern
Abstrak
Latar Belakang:
Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang
menetap atau episodik. Dispepsia merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang terjadi tidak hanya di
Indonesia, tetapi juga di dunia. Secara global terdapat sekitar 15-40% penderita dispepsia. Setiap tahun keluhan
ini mengenai 25% populasi dunia. Di Asia prevalensi dispepsia berkisar 8-30%. Jumlah penderita sindrom
dispepsia di STIKES Graha Medika sebanyak 231 mahasiswa dari hasil observasi awal.
Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pola makan terhadap kejadian sindrom dispepsia pada
mahasiswa STIKES Graha Medika Kotamobagu.
Metode Penelitian:
Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian
yaitu seluruh mahasiswa yang aktif di STIKES Graha Medika yaitu sebanyak 885 dengan jumlah sampel
sebanyak 151 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Data
dikumpulkan dengan wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner dan dianalisis secara
univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Hasil :
Hasil uji statistik diperoleh terdapat hubungan pola makan (p=0,006) terhadap kejadian sindrom dispepsia pada
mahasiswa STIKES Graha Medika. Makanan tinggi lemak, kebiasaan mengonsumsi makanan dalam waktu
singkat, dan pola makan yang tidak teratur dilaporkan memiliki hubungan dengan kejadian dispepsia.
Kesimpulan:
Terdapat hubungan pola makan terhadap kejadian sindrom dispepsia.
DOI : 10.24903/kujkm.v6i1.857
Received : March, 2020
Accepted : March, 2020
Published : July, 2020
Copyright Notice
This work is licensed under Creative Commons Attribution 4.0 International License.
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
yang lama. Ketidakteraturan pola makan kasus baru sebesar 88.599 kasus (Depkes
sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan RI, 2011).
kegiatan yang padat, keinginan untuk Ingesti makanan diketahui
mempunyai bentuk tubuh ideal, dan memainkan peran penting dalam kejadian
melemahnya pengawasan dalam mengatur dispepsia (Talley, 2016). Banyak pasien
pola makan (Dwigint, 2015). melaporkan gejala yang mereka alami
Sindrom dispepsia dapat disebabkan terkait dengan konsumsi makanan
oleh berbagai penyakit, bisa berlokasi dari (Pilichiewicz et al., 2009). Makanan tinggi
dalam lambung, luar lambung, maupun lemak, kebiasaan mengonsumsi makanan
penyakit sistemik yang bermanifestasi dalam waktu singkat, dan pola makan yang
sekunder (Ganong, 2008). Keluhan berupa tidak teratur dilaporkan memiliki
sindroma dispepsia merupakan keadaan hubungan dengan kejadian dispepsia
yang sebenarnya sering ditemui dalam (Ummul Khair Binti Amir et al., 2019).
praktek klinis sehari-hari (Djojoningrat, Secara umum pola makan memiliki 3
2014). komponen utama yaitu jenis, frekuensi,
Secara global, prevalensi dispepsia dan jumlah makanan. Seseorang dengan
didapatkan bervariasi antara 11%-29,2%. pola makan yang tidak teratur akan
Didapatkan prevalensi dispepsia di mempengaruhi proses kerja lambung
Amerika Serikat sebesar 23-25,8%, di (Renita, 2017). Kebiasaan mengkonsumsi
India 30,4%, New Zealand 34,2%, makanan dan minuman, misalnya makan
Hongkong 18,4%, dan Inggris 38-41% pedas atau asam, minum teh atau kopi, dan
(Mahadeva & Goh, 2006). Menurut profil minuman berkarbonasi lainnya dapat
data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang meningkatkan risiko munculnya sindrom
diterbitkan oleh Depkes RI pada tahun dispepsia (Susanti, 2011).
2012, dispepsia termasuk dalam 10 besar Remaja adalah salah satu suatu
penyakit rawat inap di rumah sakit tahun kelompok yang berisiko untuk terkena
2010, pada urutan ke-5 dengan angka sindrom dispepsia (Djojoningrat, 2014).
kejadian kasus sebesar 9.594 kasus pada Besarnya angka kejadian sindroma
pria dan 15.122 kasus pada wanita. dispepsia pada remaja sesuai dengan pola
Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat makannya yang sebagian besar tidak
jalan di rumah sakit tahun 2010, dispepsia teratur (Rohani, 2014). Kegiatan mahasiswa
berada pada urutan ke-6 dengan angka dalam mengerjakan berbagai macam tugas
kejadian kasus sebesar 34.981 kasus pada kuliah sangat menyita waktu. Kesibukan
pria dan 53.618 kasus pada wanita, jumlah dari mahasiswa akan hal tersebut akan
16
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1
berdampak pada waktu atau jam makan dengan kejadian dispepsia pada mahasiswa
sehingga walaupun sudah sampai pada di STIKES Graha Medika.
saatnya waktu makan, mahasiswa sering
menunda dan bahkan lupa untuk makan METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
(Dewi, 2017).
observasional analitik dengan rancangan
Berdasarkan penelitian (Andriani,
studi cross sectional. Penelitian ini
2019) dimana menyatakan bahwa ada
dilakukan di STIKES Graha Medika
hubungan antara pola makan dengan
Kotamobagu. Penelitian ini dilaksanakan
kejadian dispepsia di wilayah kerja
pada bulan Maret 2020. Populasi dalam
Puskesmas Biak Muli Kecamatan Bambel
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2019.
yang aktif di STIKES Graha Medika yaitu
Salah satu faktor yang berperan pada
sebanyak 885 yang terdiri dari 3 program
kejadian dispepsia diantaranya adalah pola
studi yaitu prodi kesehatan masyarakat,
makan. Selain jenis-jenis makanan yang di
keperawatan, dan kebidanan. Sampel pada
konsumsi oleh remaja, pola makan yang
penelitian ini sebanyak 151 responden.
tidak teratur seperti jadwal makan yang
Teknik penarikan sampel yang digunakan
tidak sesuai serta kebiasaan yang
pada penelitian ini adalah stratified
dilakukan dapat berpengaruh sehingga
random sampling, yaitu jumlah sampel
dapat menyebabkan dispepsia.
pada prodi Kesehatan Masyarakat
Hasil survei awal yang dilakukan
sebanyak 30 sampel, prodi Keperawatan
pada tanggal 02 Maret tahun 2020 yang
sebanyak 63 sampel, dan prodi Kebidanan
dilakukan pada mahasiswa di STIKES
sebanyak 58 sampel. Data setiap variabel
Graha Medika Kotamobagu diperoleh data
penelitian dikumpulkan dengan
tentang penderita sindrom dispepsia
menggunakan kuesioner. Data selanjutnya
sebanyak 231 mahasiswa. Tingginya
dianalisis secara univariat dan bivariat
angka kejadian dispepsia yang diperoleh
dengan menggunakan uji chi square.
dari Puskesmas tersebut di atas tentunya
HASIL PENELITIAN
ada faktor penyebabnya. Pola makan yang
1. Analisis Univariat
baik dan sehat di harapkan mampu Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pola Makan dan
Kejadian Dispepsia pada Mahasiswa di
menekan angka penderita sindroma STIKES Graha Medika
Variabel n Presentase (%)
dispepsia (Untu, 2013). Berdasarkan data Pola Makan
Kurang Baik 87 57,6
diatas bahwa tujuan dari penelitian ini Baik 64 42,4
Sindrom Dispepsia
untuk menganalisis hubungan pola makan Ya 101 66,9
Tidak 50 33,1
17
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1
18
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1
dengan kejadian depresi berpeluang 4.500 makan, sarapan pagi dan frekuensi makan
kali lebih besar memiliki pola makan tidak dengan kejadian sindrom dispepsia
teratur dari pada tidak depresi serta (Rosalina M, 2018).
menunjukkan derajat hubungan yang Remaja dengan tingkat pengetahuan
cukup kuat dengan tarif signifikansi (p) tinggi maupun rendah dapat saja
0.025 (p < 0.05) (Yuriko Andre; Rizanda melakukan perilaku berisiko. Hal ini
Machmud; Arina Widya Murni;, 2013). seperti mengkonsumsi makanan yang
Selain itu juga sejalan dengan penelitian memicu terjadinya risiko dispepsia.
Astri (2017) pada mahasiswa angkatan Sehingga dapat diartikan bahwa informasi-
2015 dan 2016 Fakultas Kedokteran informasi yang diterima remaja tergantung
Univeritas Hasanuddin dimana terdapat bagaimana masing-masing individu untuk
kecenderungan jumlah responden dengan mengeskpresikan. Pengetahuan
pola makan yang tidak teratur lebih mempunyai pengaruh terhadap motivasi
banyak mengalami sindrom dispepsia, awal bagi seseorang dalam berperilaku
yaitu 315 orang (100%), sedangkan (Santoso, 2017).
responden dengan pola makan teratur Makan yang tidak teratur memicu
hanya berjumlah 53 orang (17,8%). Hasil timbulnya berbagai penyakit karena terjadi
analisa statistik menggunakan uji korelasi ketidak seimbangan dalam tubuh. Ketidak
Chi-cquare diperoleh hubungan yang teraturan ini berhubungan dengan waktu
bermakna antara keteraturan makan makan. Biasanya, ia berada dalam kondisi
dengan sindrom dispepsia p value 0,000 (p terlalu lapar namun kadang-kadang terlalu
< 0,05) (Dewi, 2017). Penelitian kenyang. Sehingga kondisi lambung dan
sebelumnya yang diteliti oleh Nasution pencernaannya menjadi terganggu. Faktor
dkk (2015) menemukan adanya hubungan yang memicu produksi asam lambung
antara pola makan dan sindrom dispepsia berlebihan, diantaranya beberapa zat
yang didapatkan hasil bahwa pelajar yang kimia, seperti alcohol, umumnya obat
memiliki pola makan yang tidak teratur penahan nyeri, asam cuka. Makanan dan
cenderung mengalami sindrom dispepsia minuman yang bersifat asam, makanan
dibandingkan dengan yang memiliki pola yang pedas serta bumbu yang merangsang,
makan teratur (Nasution dkk, 2015). Begitu semua faktor pemicu tersebut dapat
juga dengan penelitian yang dilakukan mengakibatkan dispepsia (Fithriyana, 2018).
oleh Rosalina M (2018) berdasarkan uji Kebiasaan makan yang teratur sangat
korelasi terdapat hubungan yang signifikan penting bagi sekresi asam lambung karena
antara keteraturan makan, jeda waktu kondisi tersebut memudahkan lambung
19
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
June 2020, Vol. 6 No. 1
21
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat