B Inggris
B Inggris
B Inggris
DOSEN PENGAMPU :
Bapak Nor Hendriady, M.Pd
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Afdhal Haliffi
Wahyudi Noor
Muhammad Riduan
Muhammad Rifky
0
SHARI’AH : The Path of Allah
Shari’ah literally means the road to a watering place, hence the path of
Allah. It is the body of revealed laws primarily found both in the Holly Qur’an
and in the Sunnah. The aim of the Shari’ah is to make people happier in this world
and the hereafter. In line with this, a Muslim’s life is ruled in its entirely by the
Shari’ah, which spells out the precise rules and regulations governing individual
relations with Allah as well as with fellow Muslims and non-Muslims. Thus, it
embraces ideally both the religious and non-religious activities of the Muslims.
Bearing in mind the unique character of Islam as a religion and complete code of
life, Shari’ah is the law according which Allah wants a Muslim to live. Shari’ah
has a comprehensive public law that covers both constitution and international
affairs. Likewise, it has a private law that covers both criminal and civil matters. It
is fundamentally a doctrine of acts and obligation based entirely on revealed
sources-namely the Holly Qur’an and the Sunnah. It has a complete way of life
towards which the individual and society must strive.
The sources of Shari’ah, as generally believed, fall into two main
categories: the primary sources, as already mentoned, the Holly Qur’an, and the
Sunnah, about which no schools of Islam disagree upon, the secondary sources are
Ijma or consensus and Ijtihad or reasoning. The primacy of the Holly Qur’an and
the Sunnah, over all other sources, can be inferred, among other things, in one of
the Prophet’s tradition. When Muadh Ibn Jabal was appointed as the governor and
judge of Yaman, the Prophet is reported to have asked him as to how he would
decide matters coming up before him. “I will judge matters according to the Book
of Allah,” said Muadh. “But if the Book of Allah contains nothing to guide you?”
” Then I will act upon the precedents of the Prophet of Allah:.” “But if the
precedents of the Prophet of Allah fail?” “Then I will exert to form of our own
judgment.”
Since the Shari’ah is believed to be Allah’s law for the entire community,
indeed for all humankind. In the final analysis Allah is sovereign ruler of the
world and its sole legislator. Since the Shari’ah is concerned with what a Muslim
ought to do or ought not to do, all acts are ethically categorized as: obligatory,
1
recommended, in different or permissible, reprehensive, but not forbidden, and
forbidden. To break the Shari’ah is transgression against both society and Allah; a
crime and a sin; the guilty are subject to punishment in this world and the
hereafter.
Important Vocabularies (Kosakata penting) :
Bring in mind – Mempertimbangkan
Disagree – Tidak setuju hukum yang diwahyukan
School – Sekolah
Spell out – Menerangkan
Judge – Hakim
Character – Sifat
Exert – Menggunakan
Rule – Aturan, mengatur
Sovereign – Berdaulat
Entirely – Secara keseluruhan
Obligatory – Wajib
Govern – Mengatur
Recommended – sunah
Code of life – Aturan hidup
Permissible – Mubah
Way of life – Filsafat hidup, cara hidup
Reprehensive nut not forbidden – Makruh
Cover – Mencakup
Forbidden – Dilarang, haram
Literally – Secara harfiah
Hereafter – Akhirat
Path of God – Jalan atau agama Allah
Embraces – Meliputi
Strive – Berusaha keras
Transgression – Pelanggar, orang yang berdosa
Break the rule – Melanggar hukam, aturan
2
Guilty – Bersalah
Fellow – Muslim, saudara sesama muslim
Punishment – Hukuman
Question to Answer (Pertanyaan untuk dijawab) :
1. What is the literal meaning of Shari’ah?
(Apa arti sebenarnya dari syariah?)
2. What is the principal meaning of Shari’ah?
(Apa arti utama dari syariah?)
3. Mention one out of the two aims of the Shari’ah?
(Sebutkan satu dari dua tujuan syariah?)
4. How should a Muslim live a life?
(Bagaimana seharusnya kehidupan seorang muslim?)
5. Could mention all the sources of the Shari’ah in Islam?
(Sebutkan sumber sumber syariat dalam Islam?)
6. Which are the sources of the Shari’ah held by all school of Islamic law?
(Sumber-sumber syariat apa saja yang dianut oleh semua mazhab?)
7. Who appointed Muadh Ibn Jabal as the governor?
(Siapa yang mengangkat Muadh Ibn Jabal sebagai gubernur?)
8. Mention al-ahkam al-khamsah is the Shari’ah?
(Sebutkan al-ahkam al-khamsah itu syariat?)
9. Who is the sovereign over this world?
(Siapakah yang berdaulat atas dunia ini?)
10. Could write in Arabic the Prophet tradition mentioned in the text?
(Bolehkah menulis dalam bahasa Arab hadis Nabi yang disebutkan dalam teks
tersebut?)
Answer :
1. .Shari’ah literally means the road to a watering place. (Syari’ah secara harfiah
berarti jalan menuju sumber air, maka itu adalah jalan Allah.)
2. Principal meaning of Shari’ah is the body of revealed laws primarily found
both in the Holly Qur’an and in the Sunnah. (arti utama dari syariah adalah
kumpulan hukum wahyu yang terutama ditemukan dalam Al-Qur'an dan Sunnah.)
3
3. The aim of the Shari’ah is to make people happier in this world and the
hereafter. (Tujuan syariat adalah untuk membahagiakan manusia di dunia dan di
akhirat.)
4. A Muslim's life is governed entirely by Sharia, which lays out the precise rules
and regulations governing an individual's relationship with Allah as well as with
fellow Muslims and non-Muslims. ( kehidupan seorang Muslim seluruhnya diatur
oleh Syariat, yang menjabarkan peraturan dan ketentuan yang tepat yang
mengatur hubungan individu dengan Allah serta dengan sesama Muslim dan non-
Muslim.)
5. Based on the provided text, the sources of Shariah in Islam can be categorized
into two main groups :
1. Primary Sources:
The Holy Quran: The primary and most authoritative source of Islamic law,
believed to be the direct word of Allah revealed to the Prophet Muhammad.
The Sunnah: The sayings, actions, and tacit approvals of the Prophet Muhammad,
considered by Muslims to be a practical demonstration of how to live according to
the Quran
2. Secondary Sources :
Ijma (Consensus): The agreement of Muslim scholars on a particular legal issue.
If there is a consensus among scholars, it is considered to be binding on all
Muslims.
Ijtihad (Reasoning): The process of deriving legal rulings from the primary
sources using logical reasoning and analogy. Ijtihad is only exercised by qualified
scholars (mujtahids) with deep knowledge of the Quran, Sunnah, and Arabic
language. (Berdasarkan teks yang diberikan, sumber-sumber syariah dalam Islam
dapat dikategorikan menjadi dua kelompok utama:
1. Sumber Utama:
Al-Qur'an: Sumber hukum Islam yang utama dan paling otoritatif, diyakini
sebagai firman langsung Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad.
4
Sunnah: Perkataan, tindakan, dan persetujuan diam-diam Nabi Muhammad, yang
dianggap oleh umat Islam sebagai demonstrasi praktis tentang cara hidup sesuai
dengan Al-Qur'an.
2. Sumber Sekunder:
Ijma (Konsensus) : Kesepakatan para ulama mengenai suatu permasalahan hukum
tertentu. Jika ada konsensus di antara para ulama, maka dianggap mengikat
seluruh umat Islam.
Ijtihad (Penalaran) : Proses mengambil keputusan hukum dari sumber primer
dengan menggunakan penalaran yang logis dan analogi. Ijtihad hanya dilakukan
oleh ulama (mujtahid) yang berkualitas dan memiliki pengetahuan mendalam
tentang Al-Qur'an, Sunnah, dan bahasa Arab.)
6. The sources of Shari'a that are owned by all schools of Islamic law are called
primary sources of Shari'a. This is:
Al-Qur'an: The Qur'an is the word of Allah which was revealed to the Prophet
Muhammad through the angel Gabriel. It is the primary source of Sharia, and all
schools of Islamic law agree on its authority.
Sunnah: The Sunnah is a collection of the sayings, actions, and tacit approval of
the Prophet Muhammad. It is the second most important source of sharia, and all
schools of Islamic law agree on its authority. Both of these sources are considered
divine revelation and therefore binding on all Muslims. (Sumber-sumber syariat
yang dimiliki oleh semua mazhab hukum Islam disebut sumber primer syariat. Ini
adalah:
Al-Qur'an: Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat Jibril. Ini adalah sumber utama Syariah, dan semua
mazhab hukum Islam sepakat mengenai otoritasnya.
Sunnah: Sunnah adalah kumpulan ucapan, tindakan, dan persetujuan diam-diam
Nabi Muhammad. Ini adalah sumber syariah terpenting kedua, dan semua mazhab
hukum Islam sepakat mengenai otoritasnya. Kedua sumber ini dianggap wahyu
ilahi dan oleh karena itu mengikat seluruh umat Islam.)
7. The one who appointed Muadh Ibn Jabal was the Prophet Muhammad SAW.
(Yang mengangkat Muadh bin Jabal adalah Nabi Muhamad SAW.)
5
8. Al-ahkam al-khamsah is a classification of Islamic law into five categories :
Mubah (permissible) is an action that is neither required nor forbidden.
Wajib (obligatory) is an action that is required by Allah.
Mandub (recommended) is an action that is encouraged by Allah but not required.
Makruh (disliked) is an action that is not forbidden but is not encouraged.
Haram (forbidden) is an action that is prohibited by Allah. (Al-ahkam al-khamsah
merupakan klasifikasi hukum Islam menjadi lima kategori:
Mubah (boleh) adalah perbuatan yang tidak diwajibkan dan tidak dilarang.
Wajib (wajib) adalah amalan yang diwajibkan oleh Allah.
Mandub (disarankan) adalah perbuatan yang dianjurkan oleh Allah namun tidak
diwajibkan.
Makruh (tidak disukai) adalah perbuatan yang tidak dilarang namun tidak
dianjurkan.
Haram (terlarang) adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah.)
9. In the final analysis Allah is sovereign ruler of the world and its sole legislator.
(Pada analisa terakhir, Allah adalah penguasa yang berdaulat atas dunia dan satu-
satunya pembuat undang-undang.)
10. Sure, here is the Prophet tradition mentioned in the text in Arabic:
َتْح ُك ُم: ُقْلُت َيا َر ُسوَل ِهللا ِإَذ ا َج اَء َك َأْهُل َيَمٍن َيْخ َتِصُم وَن ِفيَم ا َبْيَنُهْم َفَكْيَف َأْح ُك ُم ِفيِه ْم َقاَل: َع ْن ُمَع اٍذ ْبِن َجَبٍل َقاَل
ِبِكَتاِب ِهللا َفِإْن َلْم َتِج ْد ِفيِه َفُس َّنِة َر ُسوِل ِهللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفِإْن َلْم َتِج ْد ِفي ُس َّنِة َر ُس وِل ِهللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه
َو َس َّلَم َفاْج َتِهْد َر ْأَيَك َو اَل َتْع َج ْز.
Translation : Artinya
Narrated from Mu'adh ibn Jabal: I said, "O Messenger of Allah, if the people of
Yemen come to you disputing amongst themselves, how will you judge them?"
He said, "Judge them by the Book of Allah." I said, "And if I do not find in it?"
He said, "Then judge them by the Sunnah of the Messenger of Allah." I said,
"And if I do not find in the Sunnah of the Messenger of Allah?" He said, "Then
exert your opinion and do not be hesitant.I hope this is helpful.
(Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal: Aku berkata, "Ya Rasulullah, jika penduduk
Yaman datang kepadamu sambil berselisih satu sama lain, bagaimana kamu akan
menilai mereka?" Beliau bersabda, “Nilailah mereka dengan Kitab Allah.” Aku
6
berkata, “Bagaimana jika aku tidak menemukannya di dalamnya?” Beliau
bersabda, “Maka putuskanlah mereka dengan sunnah Rasulullah.” Aku bertanya,
“Bagaimana jika aku tidak menemukannya dalam Sunnah Rasulullah?” Beliau
bersabda, “Kalau begitu, berikan pendapatmu dan jangan ragu-ragu.” Saya harap
ini bermanfaat).
Terjemah :
Syari’ah secara harfiah berarti jalan menuju sumber air, maka itu adalah jalan
Allah. Ini adalah kumpulan hukum wahyu yang terutama ditemukan dalam Al-
Qur'an dan Sunnah. Tujuan syariat adalah untuk membahagiakan manusia di
dunia dan di akhirat. Sejalan dengan hal ini, kehidupan seorang Muslim
seluruhnya diatur oleh Syariat, yang menjabarkan peraturan dan ketentuan yang
tepat yang mengatur hubungan individu dengan Allah serta dengan sesama
Muslim dan non-Muslim. Oleh karena itu, idealnya Islam mencakup aktivitas
keagamaan dan non-agama umat Islam. Mengingat karakter Islam yang unik
sebagai agama dan pedoman hidup yang lengkap, maka Syari’ah adalah hukum
yang Allah kehendaki untuk dijalani oleh seorang Muslim. Syariah memiliki
hukum publik yang komprehensif yang mencakup konstitusi dan urusan
internasional. Demikian pula, ia memiliki hukum privat yang mencakup masalah
pidana dan perdata. Pada dasarnya Islam adalah doktrin tentang perbuatan dan
kewajiban yang seluruhnya didasarkan pada sumber wahyu, yaitu Al-Qur’an dan
Sunnah. Ia mempunyai cara hidup yang lengkap yang harus diperjuangkan oleh
individu dan masyarakat.
7
Sumber-sumber syariah, sebagaimana diyakini secara umum, terbagi
dalam dua kategori utama: sumber primer, sebagaimana telah disebutkan, Al-
Qur'an, dan Sunnah, yang disetujui oleh mazhab Islam mana pun, sumber
sekunder adalah Ijma atau mufakat dan ijtihad atau penalaran. Keutamaan Al-
Qur’an dan Sunnah dibandingkan sumber-sumber lain, antara lain dapat
disimpulkan dari salah satu hadis Nabi. Ketika Muadh Ibnu Jabal diangkat sebagai
gubernur dan hakim Yaman, Nabi dilaporkan bertanya kepadanya bagaimana dia
akan memutuskan masalah yang akan dihadapinya. “Saya akan menilai sesuatu
berdasarkan Kitab Allah,” kata Muadh. “Tetapi apakah Kitab Allah tidak memuat
petunjuk apa pun kepadamu?” “Kemudian aku akan mengamalkan teladan Nabi
Allah:.” “Tetapi jika preseden Nabi Allah gagal?” “Kalau begitu aku akan
menggunakan penilaian kita sendiri.” Karena syariat diyakini sebagai hukum
Allah bagi seluruh masyarakat, bahkan bagi seluruh umat manusia. Pada analisa
terakhir, Allah adalah penguasa yang berdaulat atas dunia dan satu-satunya
pembuat undang-undang. Karena Syariat berkaitan dengan apa yang harus atau
tidak boleh dilakukan oleh seorang Muslim, semua tindakan secara etis
dikategorikan menjadi wajib, dianjurkan, berbeda atau diperbolehkan, tercela,
tetapi tidak dilarang, dan dilarang. Melanggar syariat adalah pelanggaran terhadap
masyarakat dan Allah kejahatan dan dosa yang bersalah akan mendapat hukuman
di dunia dan di akhirat.