731 6558 1 PB

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Vol. 3 No.

3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal


http://jurnal.ensiklopediaku.org

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI


PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS
III UPT SD NEGERI 20 BARINGIN

ARBAIDAH
arbaidah20@gmail

Abstract: This study aims to improve the mathematics learning outcomes of class III
UPT students. SD Negeri 20 Baringin through the media of fractional cards. This
study used a classroom action research design with the Kemmis & McTaggart model.
The research subjects were students of class III UPT. SD Negeri 20 Baringin, totaling
35 students, consists of 20 male students and 15 female students. The object of this
research is the result of learning mathematics in simple fractions material after using
fraction card media. The data collection instruments used observation sheets and
tests. The data analysis technique used is descriptive quantitative analysis and
qualitative descriptive analysis. The success of this research is that at least 85% of the
total number of students reaches the Minimum Completion Criteria (KKM) that has
been set by the school, namely 80 and the percentage of teacher and student activities
obtained reaches 75% with good classification. The results showed that the use of
fraction card media could improve mathematics learning outcomes comparing simple
fractions of class III UPT students. SD Negeri 20 Baringin. The results of
observations in cycles I and II showed an increase in student activity in learning using
fraction card media from 66.7% to 84.9% and teacher activity increased from 72% to
82.5%. The increase in the percentage of students who achieved the KKM score in
cycle I and cycle II was 22.9%, from 23 students (65.7%) to 31 students (88.6%). The
average learning outcomes in cycle I to cycle II increased from 76 to 84
Keywords: Learning Outcomes, Mathematics, Fraction Card Media

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin melalui media kartu pecahan. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis & McTaggart.
Subjek penelitian adalah siswa kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin yang berjumlah
35 siswa, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Objek penelitian ini
adalah hasil belajar matematika materi pecahan sederhana setelah menggunakan media
kartu pecahan. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif. Keberhasilan penelitian ini adalah minimal 85% dari jumlah siswa
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu
80 dan presentase aktivitas guru dan siswa yang diperoleh mencapai 75% dengan
klasifikasi baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu
pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi membandingkan
pecahan sederhana siswa kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin. Hasil observasi
pada siklus I dan II menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan media kartu pecahan dari 66,7% menjadi 84,9% dan aktivitas guru
meningkat dari 72% menjadi 82,5%. Peningkatan presentase siswa yang mencapai
nilai KKM pada siklus I dan siklus II sebesar 22,9% yakni dari 23 siswa (65,7%)
menjadi 31 siswa (88,6%). Rata-rata hasil belajar pada siklus I ke siklus II meningkat
yaitu dari 76 menjadi 84 Kata kunci: Hasil Belajar, Matematika, Media Kartu
Pecahan

P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 1


E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

A. Pendahuluan
Mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar
mempunyai peran strategis dalam pembangunan iptek karena mempelajari matematika
sama halnya melatih siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Perkembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, SD pada dasarnya adalah
kegiatan. Pada siswa SD, matematika adalah kegiatan konkret. Siswa SD belum bisa
diajari secara definisi. Untuk itu,guru perlu menyiapkan strategi atau perencanaan
mengajar secara matang. Agar pembelajaran siswa SD bisa menyenangkan.
Pembelajaran matematika diharapkan mengembangkan potensi siswa, siswa
diharapkan bisa mengkonstruksikan pemahamannya sendiri dengan guru sebagai
fasilitator bukan sebagai sumber utama pembelajaran, masih banyak kita jumpai
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dengan cara konvensional, yang kurang
memberikan kesempatan siswa berpikir kritis, pembelajaran matematka masih
banyak hanya sebagai metode untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tertutup dan
definisi, hal ini dihawatirkan dapat merusak kecerdasan intuisi siswa.
Di dalam pembelajaran matematika guru banyak menggunakan media
pembelajaran terutama di kelas rendah karena siswa tersebut masih bersifat
operasional konkret. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas III UPT.
SD Negeri 20 Baringin media pembelajaran matematika masih sangat minimal. Media
pembelajaran matematika tersebut disusun atau diletakkan di ruang kelas, sehingga
terkadang digunakan siswa untuk belajar sambil bermain ketika waktu istirahat tiba.
Media pembelajaran merupakan hal yang penting ketika menjalankan proses
pembelajaran karena media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami
materi pembelajaran. Selain itu juga media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini karena
siswa kelas III SD masih bersifat operasional konkret yaitu dalam pemahamannya
masih membutuhkan bantuan dari benda- benda nyata yang dapat menjelaskan materi
yang disampaikan.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin pada
mata pelajaran matematika nilai rata-rata siswa paling rendah dibandingkan dengan
mata pelajaran yang lain. Berdasarkan daftar nilai siswa kelas III rata-rata
matematika materi pecahan sederhana masih rendah. Mayoritas siswa kelas III masih
kesulitan memahami materi pecahan sederhana dengan kompetensi dasar
membandingkan pecahan sederhana. Hal ini terlihat dari ulangan harian matematika
siswa kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin pada materi pecahan, dari 35 siswa, ada
18 siswa yang nilainya tidak mencapai KKM dan 17 siswa yang mencapai KKM.
Guru kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin menentukan nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) adalah 80. Rendahnya hasil belajar dalam pecahan sederhana siswa
kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin mendorong untuk dilakukannya penelitian di
UPT. SD Negeri 20 Baringin. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang konsep pecahan sederhana kompetensi dasar membandingkan pecahan
sederhana. Disamping itu untuk meningkatkan kinerja guru supaya hasil belajar siswa
dapat meningkat.
Dari uraian di atas, penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin
dengan pemanfaatan media pembelajaran. Hal ini karena anak usia Sekolah Dasar
berada pada tahap perkembangan berpikir operasional konkret, sehingga pembelajaran
sebaiknya menggunakan alat bantu atau media pembelajaran. Oleh karena itu

2 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110


E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

penelitian yang dilakukan berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar matematika


materi pecahan sederhana melalui media kartu pecahan di kelas III UPT. SD Negeri
20 Baringin”.
Pada dasarnya masalah yang terdapat di dalam kelas sangat banyak. Banyak
hal yang dapat menyebabkan kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi
pecahan sederhana, antara lain sebagai berikut: 1) Pemahaman siswa kelas III UPT.
SD Negeri 20 Baringin terhadap konsep membandingkan pecahan sederhana masih
rendah; 2) Antusiasme siswa kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin masih kurang
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; 3) Guru kelas III UPT. SD Negeri 20
Baringin masih menggunakan metode konvensional, sehingga masih banyak siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan; 4) Guru kelas III UPT. SD
Negeri 20 Baringin belum menggunakan media kartu pecahan untuk pembelajaran
dalam menjelaskan materi pecahan sederhana, sehingga pemahaman siswa tentang
materi pecahan masih rendah.

B. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kusumah
dan Dwitagama (2012: 9) mengungkapkan bahwa PTK merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian tindakan ini merupakan model PTK
dari Kemmis dan McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Kusumah dan
Dwitagama, (2012: 20-21) bahwa desain ini berupa untaian-untaian yang masing-
masing terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu,
siklus merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Kemudian, tindakan dan pengamatan dilaksanakan dalam
satu kesatuan waktu yang tidak terpisahkan. Berikut ini adalah bentuk desain
pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Kusumah dan Dwitagama, 2012: 21). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di
UPT. SD Negeri 20 Baringin. Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin. Kecamatan
Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari
20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Selain itu subjek penelitian ini juga adalah
guru kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin. Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah
Datar. Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah pembelajaran matematika
materi pecahan sudah dilakukan dengan menggunakan media kartu pecahan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan penelitian tindakan kelas ini adalah tes, observasi
dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Tes, 2)
Observasi, 3) Dokumentasi. Bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1) 1. Soal Tertulis, 2) Lembar Observasi

C. Hasil dan
Pembahasan Deskripsi
Kondisi Awal
Data awal yang digunakan sebagai landasan perlu diadakannya penelitian di
kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin. Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah
Datar, adalah data soal pra tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan data
hasil soal pra tindakan yang dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Januari 2020 diketahui
bahwa hasil belajar matematika materi pecahan sederhana masih rendah. Penyebab
P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 3
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

rendahnya

4 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110


E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

hasil belajar tersebut adalah siswa belum memahami konsep membandingkan pecahan
sederhana dengan benar. Oleh karena itu perlu diberikan tindakan untuk meningkatkan
hasil belajar matematika materi pecahan dengan kompetensi dasar membandingkan
pecahan pada kelas tersebut. Berdasarkan hasil tes, diperoleh data yang berupa angka-
angka mengenai nilai masing-masing siswa yang selengkapnya dapat dilihat pada table
dibawah ini.
Tabel Hasil Belajar Siswa Sebelum Penelitian/Pra Siklus

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang nilainya
di bawah KKM yang sudah ditentukan oleh guru. Oleh karena itu diperlukan tindakan
kelas untuk menangani masalah tersebut. Solusi dalam masalah tersebut adalah
penggunaan media pembelajaran dalam menjelaskan materi pecahan sederhana
kompetensi dasar membandingkan pecahan sederhana. Media pembelajaran yang
digunakan adalah media kartu pecahan. Berdasarkan tabel di atas hasil analisis
deskriptif kuantitatif diketahui hasil belajar matematika siswa sebelum dikenai
tindakan pembelajaran menggunakan media kartu pecahan. Rerata kelas 62,86 dengan
nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 20. Siswa yang sudah memenuhi KKM yaitu 80
sebanyak 17 siswa (48,6%). Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah frekuensi siswa
yang mendapat nilai ≥ 80 ke atas. Sedangkan yang belum memenuhi KKM sebanyak
18 siswa (51,4%). Hal ini dapat dilihat dari jumlah frekuensi siswa yang mendapat
nilai 80 ke bawah. Nilai awal siswa tersebut digunakan sebagai skor awal kemajuan
individu siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
Presentase hasil belajar matematika materi membandingkan pecahan sederhana kelas
III UPT. SD Negeri 20 Baringin sebelum dilakukan tindakan dapat disajikan dalam
grafik sebagai berikut.

P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 139
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pra Siklus


Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada pra tindakan siswa yang
tuntas dalam mengerjakan soal pra tindakan sebesar (48,6%). sedangkan siswa yang
belum tuntas sebesar (51,4%), dengan nilai rata – rata siswa sebesar 62,86.
Berdasarkan hasil observasi, di bawah ini ada beberapa catatan yang mengenai kondisi
siswa kelas III: a) Dilihat dari kondisi siswa kelas III, pada saat proses
pembelajaran dimulai sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan dari guru,
tetapi setelah guru menjelaskan materi terlalu lama siswa sudah terlihat mulai bosan.
Ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya ada juga siswa yang
bermain sendiri di bangkunya. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru karena siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Guru
cenderung hanya berpedoman pada buku paket yang disediakan oleh sekolah. Guru
jarang menggunakan media pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung. Guru
hanya menjelaskan dan menuliskan hal-hal penting untuk dicatat dan dihafalkan oleh
siswa; dan b) Dari 35 siswa dalam kelas ini siswa yang aktif dalam pembelajaran
hanya sekitar 25% dan 75% siswa lainnya hanya terlihat pasif dan mayoritas siswa
kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pada data observasi
awal dan hasil tes pra tindakan, maka disusunlah rencana pembelajaran dengan sistem
pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Melalui rencana pembelajaran yang menuntut siswa berperan aktif
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa selalu fokus dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.

Deskripsi Pelaksanaan Siklus I


Perencanaan Tindakan Siklus I. Pembelajaran pada siklus I pertemuan I materi
yang disampaikan kepada siswa adalah mengenal pecahan sederhana,
mengklasifikasikan pecahan berdasarkan penyebutnya dan sedikit menjelaskan tentang
membandingkan pecahan sederhana dengan menggunakan kartu pecahan. Sedangkan
pada pertemuan ke II menjelaskan tentang membandingkan pecahan sederhana secara
detail dengan menggunakan media kartu pecahan yang dilakukan melalui sebuah
permainan Adapun perencanaan yang dibuat yaitu: 1) Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang disampaikan dan berdasarkan pada
kurikulum yang berlaku; 2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi
mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan media kartu pecahan;
3) Mempersiapkan media kartu pecahan yang digunakan, dan 4) Menyusun soal
siklus I yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar matematika
siswa.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I. Guru menjelaskan materi pecahan sederhana
dengan menggunakan demonstrasi buah apel dan media kartu pecahan. Guru sudah
menyiapkan media pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran. Hasil
belajar matematika materi pecahan sederhana pada siklus I.

140 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

Tabel Hasil Tes Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan dari hasil tes siklus I ada 23 siswa
(65,7%) yang tuntas dan 12 siswa (34,3%) yang belum tuntas. Sedangkan nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Sehingga masih ada perbedaan yang cukup jauh
antara nilai tertinggi dengan nilai terendah. Rata-rata hasil tesnya yaitu 76. Presentase
hasil belajar matematika materi membandingkan pecahan sederhana kelas III III UPT.
SD Negeri 20 Baringin pada siklus I dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut.

Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus I


Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam
mengerjakan soal pada siklus I sebesar 65,7%, sedangkan siswa yang belum tuntas
sebesar 34,4%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan siswa yang tuntas pada
siklus I sebesar 50,1% dibandingkan pada saat pra tindakan. Dari hasil tindakan siklus
I yang telah terurai seperti di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika materi pecahan sederhana kompetensi dasar membandingkan pacahan
sederhana telah mengalami peningkatan. Tetapi tindakan pada siklus I belum
memenuhi nilai target yang ingin dicapai. Maka penelitian harus dilanjutkan pada
tindakan siklus ke-2. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati perilaku siswa dan
guru selama pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi yang sudah
disiapkan. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran pada
siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Secara ringkas disajikan sebagai
berikut
Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I
Siklus I
Subjek Penelitian Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata
No Nilai Persentase Nilai Persentase
1 Guru 40 66,7% 44 77,3% 72%
2 Siswa 958 62,2% 1078 70% 66,1%

P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 141
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

Presentase aktivitas guru dan siswa pada siklus I dapat disajikan dalam grafik
sebagai berikut.

Diagram Batang Presentase Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I


Berdasarkan hasil pengamatan pada saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar siklus I aktivitas guru mencapai 72% dan berada pada kategori baik
berdasarkan tabel kriteria keberhasilan proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa.
Guru sudah menggunakan media kartu pecahan pada pembelajaran matematika
meskipun masih terdapat kendala. Kendala yang dihadapi seperti ada beberapa siswa
yang belum paham cara menggunakan kartu pecahan, pengondisian kelas dan waktu.
Kemudian, aktivitas siswa mencapai 66,1% dan termasuk dalam kategori baik dalam
pembelajaran matematika menggunakan media kartu pecahan. Lebih dari setengah
siswa yang memberikan tanggapan positif terhadap media kartu pecahan,
berpartisipasi dalam proses belajar mengajar dan berpartisipasi dalam kelompok.
Pada siklus I berarti ada 33,9% siswa yang belum mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik. Setelah diamati, siswa ini cenderung kurang fokus dalam
belajar. Tidak memperhatikan guru dan sibuk bermain sendiri. Siswa ini belum
mampu menggunakan media kartu pecahan keculi dengan bimbingan guru. Sehingga
siswa kurang mampu menyelesaikan soal tes dengan baik. Dalam hasil pengamatan
pada siklus I ini kegiatan refleksi difokuskan pada temuan masalah pada siklus I, dan
perancangan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Dalam tahap ini menentukan
masalah-masalah yang harus diperbaiki dalam siklus selanjutnya dan menyusun
rancangan tindakan yang berupa desain pembelajaran dengan menggunakan media
kertu pecahan. Perbaikan rencana disesuaikan dengan daftar permasalahan yang
muncul pada siklus I. Berikut ini daftar temuan masalah pada siklus I beserta
rancangan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II

Tabel Temuan Masalah Siklus I & Rancangan Perbaikan yang Dilaksananakan


pada Siklus II

Deskripsi Pelaksanaan Siklus II


a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pembelajaran pada siklus II pertemuan I materi yang disampaikan kepada siswa
adalah membandingkan pecahan sederhana dengan menggunakan kartu pecahan dan
melakukan permainan kartu pecahan. Sedangkan pada pertemuan ke II mengulangi
menjelaskan tentang membandingkan pecahan sederhana secara detail dengan
menggunakan media kartu pecahan yang dilakukan melalui sebuah permainan. Pada
siklus ini siswa dituntut untuk berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
dan guru sebagai fasilitator. Adapun perencanaan yang dibuat yaitu: 1) Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan disampaikan

142 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

dan berdasarkan pada kurikulum yang berlaku; 2) Menyusun dan mempersiapkan


lembar observasi mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan
media kartu pecahan; 3) Mempersiapkan media kartu pecahan yang digunakan, dan 4)
Menyusun soal siklus I yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar
matematika siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II


Guru menyiapkan media pembelajaran yang digunakan pada saat proses
pembelajaran. Kegiatan awal guru memberikan apersepsi melalui mengulang materi
yang sudah dipelajari pada siklus I. selain itu guru juga memotivasi siswa untuk aktif
mengikuti proses pembelajaran. Berikut ini tabel hasil belajar matematika materi
pecahan sederhana kompetensi dasar membandingkan pecahan sederhana pada siklus
II.
Tabel Hasil Tes Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel di atas bahwa 88,6% hasil belajarnya sudah mencapai


KKM. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yaitu 84 dengan nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Sebanyak 31 siswa ( 88,6% ) mendapatkan nilai
mencapai KKM yakni 80 dan hanya 4 siswa ( 11,4%) yang belum mencapai KKM.
Presentase hasil belajar matematika materi membandingkan pecahan sederhana kelas
III UPT. SD Negeri 20 Baringin pada siklus II dapat disajikan dalam grafik sebagai
berikut.

Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus II


Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam
mengerjakan soal pada siklus II sebesar 88,6%, sedangkan siswa yang belum tuntas
sebesar 11,4%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan siswa yang tuntas pada
siklus II sebesar 22,9% dibandingkan pada saat siklus I yaitu 65,7%. Dari hasil
tindakan siklus II yang telah terurai seperti di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika materi pecahan sederhana kompetensi dasar membandingkan
pecahan sederhana telah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut sudah
P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 143
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

memenuhi target yang ingin dicapai. Dengan demikian penelitian sudah tidak
dilanjutkan atau berakhir. Penelitian ini berakhir dengan meningkatnya hasil belajar
matematika materi pecahan sederhana pada kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati perilaku siswa dan guru selama
pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil
observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran pada siklus II secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran. Secara ringkas disajikan sebagai berikut
Tabel Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Siklus II

Presentase aktivitas guru dan siswa pada siklus II dapat disajikan dalam grafik
sebagai berikut.

Diagram Batang Presentase Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus II


Berdasarkan hasil pengamatan pada saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar siklus II aktivitas guru mencapai 82,5% dan berada pada kategori sangat
baik berdasarkan tabel kriteria keberhasilan proses pembelajaran aktivitas guru dan
siswa. Guru sudah menggunakan media kartu pecahan pada pembelajaran matematika
dan sudah dapat mengatasi kendala dalam pembelajaran. Siswa sudah dapat
melakukan permainan kartu pecahan dengan baik. Guru sudah lebih baik dalam
pengondisian kelas dan waktu. Kemudian, sudah mencapai 84,3% siswa yang
berpartisipasi aktif dan termasuk dalam kategori sangat baik dalam pembelajaran
matematika menggunakan media kartu pecahan. Sudah sebagian besar siswa yang
memberikan tanggapan positif terhadap media kartu pecahan, berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar dan berpartisipasi dalam kelompok.
Pada siklus II berarti hanya tinggal 15,7% siswa yang belum mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik. Setelah diamati, siswa ini cenderung kurang fokus dalam
belajar. Tidak memperhatikan guru dan sibuk bermain sendiri. Siswa ini belum
mampu menggunakan media kartu pecahan kecuali dengan bimbingan guru. Sehingga
siswa tidak mampu menyelesaikan soal tes dengan baik. Dalam tahap ini sudah tidak
ditemukan masalah-masalah yang utama dan harus diperbaiki dalam siklus
selanjutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhenti pada siklus II
dan tidak perlu dilanjutkan. Oleh karenanya hasil belajar matematika siswa kelas III
UPT. SD Negeri 20 Baringin materi pecahan sederhana mengalami peningkatan.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas III UPT. SD Negeri
20 Baringin, terlihat bahwa pembelajaran matematika materi pecahan sederhana
kompetensi dasar membandingkan kartu pecahan sederhana dengan menggunakan
media kartu pecahan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa lebih mudah
memahami materi membandingkan pecahan sederhana melalui permainan
menggunakan media kartu pecahan. Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan
karena siswa dapat belajar sambil bermain. Pembelajaran lebih bermakna karena siswa
secara tidak langsung belajar membandingkan pecahan sederhana secara berkelompok

144 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

melalui sebuah permainan sehingga semua siswa aktif mengikuti pembelajaran. Selain
itu dalam pembelajaran ini melatih siswa untuk memiliki keterampilan berpikir
maupun keterampilan sosial seperti keterampilan membandingkan pecahan sederhana
secara cepat, mampu memberikan apresiasi kepada siswa yang lain.
Hal di atas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bruner dalam
Heruman (2016: 4) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa
dituntut untuk dapat menemukan pengetahuannya sendiri. Pembelajaran di dalam
kelas guru hendaknya hanya sebagai fasilitator supaya siswa lebih diberi kesempatan
untuk menemukan pengetahuannya sendiri yang dapat dilakukan dengan membaca
buku atau berdiskusi bersama teman sekelompok. Pembelajaran matematika juga
menggunakan suatu desain yang mengoptimalkan siswa dalam belajar matematika
sehingga terciptalah belajar matematika yang optimal dan dapat mendapatkan hasil
belajar yang optimal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudjana & Rivai (Azhar
Arsyad, 2014: 24) mengenai manfaat media pembelajaran. Manfaat tersebut antar lain
bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya,sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Media
kartu pecahan bermanfaat untuk memberikan pemahaman siswa mengenai materi
membandingkan pecahan. Penelitian ini pun memberikan hasil yang cukup optimal
terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar matematika siswa kelas III UPT. SD Negeri
20 Baringin meningkat setelah dilaksanakan pembelajaran matematika menggunakan
media kartu pecahan yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya.
Peningkatan nilai matematika yang selaras dengan kenaikan pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan mencapai 18,75% Kenaikan tersebut membuktikan
bahwa penggunaan media kartu pecahan sesuai jika digunakan dalam pembelajaran
matematika materi membandingkan pecahan sederhana. Pada siklus I siswa
mengalami kesulitan dalam melakukan permainan kartu pecahan. Pada siklus II
sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan permainan kartu
pecahan. Pada penelitian ini, motivasi belajar siswa dalam belajar matematika cukup
tinggi. Hal itu dikarenakan siswa semakin tertarik untuk belajar. Ketertarikan
tersebut disebabkan karena pembelajaran matematika dilaksanakan menggunakan
media kartu pecahan. Media kartu pecahan tersebut digunakan melalui sebuah
permainan. Selain digunakan sebagai alat untuk membandingkan pecahan sederhana
media kartu pecahan juga digunakan untuk mengklasifikasikan pecahan sederhana.
Pada penelitian ini terdapat kesulitan saat siswa mengerjakan tes. Hal tersebut
disebabkan karena soal tes berupa essay dan essay singkat. Sehingga perlu pemahaman
yang lebih. Dalam meminimalisir kesulitan tersebut pada siklus I guru mencoba
memberikan contoh terlebih dahulu dalam mengerjakan soal tes.
Pada penelitian ini, hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan materi
pecahan sederhana kompetensi dasar membandingkan pecahan sederhana mengalami
peningkatan sebesar 13,14 point (dengan rata-rata nilai pada pra tindakan sebesar
62,86 sedangkan siklus I sebesar 76). Peningkatan hasil belajar matematika siklus I
dan siklus II sebesar 8 point (dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 76 sedangkan
pada siklus II sebesar 84). Sementara peningkatan hasil belajar matematika materi
pecahan sederhana dari sebelum diberi tindakan sampai siklus II sebesar 21,14
(dengan rata-rata nilai pada pra tindakan sebesar 62,86 sedangkan pada siklus II
sebesar 84). Pada pelaksanaan tindakan siklus I siswa kelas III UPT. SD Negeri 20
Baringin yang telah dinyatakan tuntas sebanyak 23 siswa atau sebesar 65,7%. Pada
pelaksanaan siklus II siswa yang telah tuntas sebanyak 31 siswa atau sebesar 88,6%.

P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 145
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

Jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus kedua sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,4
%.
Kemudian pada siklus I aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan media
kartu pecahan mencapai 72% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 82,5%.
Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I mencapai 66,1% kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 84,3%. Sehingga aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
menggunakan media kartu pecahan sudah meningkat dan mencapai target yakni lebih
dari 75% dengan predikat keberhasilan sangat baik.
Selama penelitian ini dilakukan terdapat temuan yang didapatkan. Temuan
tersebut adalah ada salah tiga siswa yang berbeda dengan teman yang lain. Perbedaan
tersebut dilihat dari hasil belajarnya yang dari prasiklus ke siklus I dan berakhir di
siklus II tidak mengalami peningkatan yang signifikan seperti siswa yang lain. Oleh
karena itu siswa tersebut diberikan pengayaan setelah proses pembelajaran selesai.
Pada saat melakukan pengayaan siswa tersebut mendapatkan bimbingan dan
pendampingan. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan media kartu pecahan ini sangat baik, terlihat dari kenaikan antusiasme
siswa dan keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Data yang telah
dideskripsikan di atas, merupakan hasil dari implikasi tindakan yang telah
dilaksanakan, karena 88,6% dari jumlah siswa mencapai nilai ≥80, sudah meningkat
dan mencapai target yakni lebih dari 85% maka penelitian ini diakhiri pada siklus II.

D. Penutup
Pembelajaran dengan menggunakan media kartu pecahan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pecahan sederhana di kelas III UPT. SD Negeri 20
Baringin Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar dari siklus I hingga siklus
II dapat disimpulkan sebagai berikut. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai tuntas
dan telah mencapai nilai KKM ( 80 ) sebanyak 23 siswa atau 65,7%. dari jumlah
siswa seluruhnya. Sedangkan pada siklus II siswa yang mendapat nilai tuntas dan
telah mencapai nilai KKM ( 80 ) sebanyak 31 siswa atau 88,6% dari jumlah siswa
seluruhnya. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I dan siklus II juga mengalami
peningkatan sebanyak 8 point yaitu dari 76 menjadi 84. Sehingga, berdasarkan
indikator keberhasilan bahwa minimal 85% dari jumlah siswa mencapai KKM yaitu
80, penggunaan media kartu pecahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi pecahan sederhana di kelas III UPT. SD Negeri 20 Baringin Kecamatan Lima
Kaum Kabupaten Tanah Datar dikatakan berhasil. Pada siklus I aktivitas guru
dalam pembelajaran menggunakan media kartu pecahan mencapai 72% kemudian
pada siklus II meningkat menjadi 82,5%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I
mencapai 66,7% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 84,9%. Sehingga
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan media kartu pecahan
sudah meningkat dan mencapai target yakni lebih dari 75% dengan predikat
keberhasilan sangat baik

Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
…………… 2011. Manajemen Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad,A .2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Dahrim. 1991. Materi Pokok Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan.

146 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.3 Edisi 1 April 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

Fathani, A.H .2009. Matematika: Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas. Jakarta. PT. Indeks.
Heruman. 2016. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hirdjan 1997. Permainan Matematika 7 Operasi Bilangan Kartu Matematika.
Yogyakarta: FPMIPA IKIP Yogyakarta.
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Kartika, R.2012. Kajian Kemanfaatan Alat Peraga.
Kustandi, C. & Sutjipto, B.2013.Media Pembelajaran.Bogor : Ghalia Indonesia.
Kusumah, W. & Dwitagama, D. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:
Indeks.
Latuheru, J.D.1998. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini.
Jakarta : Depdikbud.
Lentera 2011. Pembelajaran Matematika di SD.
Prihandoko, A.C.2006. Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan
Menyajikannya dengan Menarik. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanto.2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Shamsudin, Baharin. 2002. Kamus Matematika Bergambar untuk Sekolah Dasar.
Jakarta: Grasindo.
Subarinah,S.2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
Sudjana, N.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sulardi, 2008. Pandai Berhitung Matematika. Jakarta: Erlangga.
……... 2006. Pandai Berhitung Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas III.
Jakarta: Erlangga.
Tirtonegoro, S. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi
Aksara.

P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 147
E-ISSN 2654-8399

You might also like