TEMPLATE MGI-Desember 2018 (Id)
TEMPLATE MGI-Desember 2018 (Id)
TEMPLATE MGI-Desember 2018 (Id)
ABSTRACT
Anemia is a main nutritional problem in Indonesia, particularly iron deficiency anemia. The
Government has been undertaking the giving the tablet for added blood. In Indonesia called
Fe supplementation to prevent anemia. This study assessed the relationship of knowledge of
nutrition, diet, and the compliance of consumption supplementation Fe to anemia status in
MTsN 02 Bengkulu. This study used design cross-sectional and conducted in MTsN 02
Bengkulu. The population has taken teenage girl classes VII and VIII. The sample was
gotten by using simple random sampling as much as 100 respondents taken from class VII
and class VIII. The results showed that 37% of respondents anemia. There was a
relationship of nutritional knowledge with anemia status p=0.018 (p<0.05), no relationship
with a dietary status of anemia with results source of protein p=0.625, a source of iron
p=0.708, and sources of vitamin C p=1.000 (p>0.05). There was a high associated anemia
with the compliance of supplementation Fe p=0.0005 (p<0.05). The dominant variable is
compliance Fe supplementation relationship with the of anemia in a teenage girl (61.55
times). School institution should make policy such as preparation time to consume Fe
supplementation so that compliance can be improved.
Keywords: Compliance, Diet, Haemoglobin, Knowledge of nutrition, Teenage girl
ABSTRAK
Anemia adalah masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi.
Pemerintah telah menjalankan upaya pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk
menanggulangi anemia. Diketahui hubungan pengetahuan gizi, pola makan, dan kepatuhan
konsumsi tablet Fe di MTsN 02 Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan desain cross
sectional dan dilakukan di MTsN 02 Kota Bengkulu. Populasi yang diambil remaja putri
kelas I dan II. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling, diperoleh 100
remaja putri yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37%
responden mengalami anemia, hasil statistik menunjukkan bahwa ada hubungan
pengetahuan gizi dengan status anemia p=0,018 (p<0,05), tidak ada hubungan pola makan
dengan status anemia dengan hasil sumber protein p=0,625, sumber zat besi p=0,708, dan
sumber vitamin C p=1,000 (p>0,05). Ada hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan
status anemia p=0,0005 (p<0,05). Hasil multivariat variabel yang dominan yaitu kepatuhan
konsumsi tablet Fe dengan peluang 61,55 kali. Ada hubungan pengetahuan gizi dan
kepatuhan konsumsi tablet Fe dan tidak ada hubungan pola makan dengan status anemia
pada remaja putri. Sebaiknya pihak sekolah membuat kebijakan penyediaan waktu untuk
mengonsumsi tablet Fe agar kepatuhan dapat meningkat.
Kata kunci: Hemoglobin, Kepatuhan, Pengetahuan gizi, Pola makan, Remaja putri
timbul pada remaja putri berdominan dengan diperoleh, jenis makanan yang dikonsumsi, atau
menurunnya prestasi dan semangat belajar. frekuensi makan dari seseorang. Pola makan
Dampak kurangnya status besi (Fe) dapat sering kali tidak teratur, jarang makan pagi
mengakibatkan gejala seperti pucat, lesu/lelah, maupun makan siang, akibatnya remaja putri
nafsu makan menurun serta gangguan sering lemas dan tidak semangat dalam proses
pertumbuhan (Barasi, 2009). Menurut World belajar. Hal ini dikarenakan pada usia remaja
Health Organization (WHO), prevalensi sering berpola makan yang salah atau
anemia di dunia berkisar 4088%. Berdasarkan pembatasan makanan tinggi Fe, pengetahuan ibu
data Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia sebagai penyedia makanan di rumah tangga,
di Indonesia 21,7% dengan penderita anemia pengetahuan remaja putri, pengaruh lingkungan,
berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% sedangkan serta status gizi remaja tersebut (Suryani, 2015).
penderita anemia berumur 1524 tahun sebesar Kepatuhan adalah suatu perubahan perilaku dari
18,4% (Kemenkes RI, 2011). Prevalensi perilaku yang tidak menaati peraturan ke
anemia di Kota Bengkulu tahun 2013 pada perilaku yang menaati peraturan.Masalah
remaja putri sebesar 43% (Suryani, kepatuhan merupakan kendala utama
2015).wanita lebih beresiko terkena anemia suplementasi besi harian, karena itusuplementasi
terutama pada remaja putri.dilain pihak remaja mingguan sebagai alternatif untuk mengurangi
putrimerupakan calon ibu yang bila tidak masalah kepatuhan tersebut. Untuk menjaga
mencukupi kebutuhan Fe di masa remaja, akan kepatuhan konsumsi suplemen besi, dapat
berdampak di masa selanjutnya. dilakukan dengan berbagai upaya seperti
Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi memberikan sosialisasi pada awal kegiatan,
status anemia remaja diantaranya yaitu mengonsumsi suplemen besi langsung di depan
pengetahuan gizi, pola makan, dan kepatuhan petugas, dan mengirimkan pesan singkat kepada
konsumsi tablet Fe. Pengetahuan gizi adalah sampel penelitian (Sandra, 2004).
pemahaman mengenai makanan dan komponen Penanggulangan anemia remaja putri dapat
zat gizi, sumber zat gizi pada bahan makanan, dilakukan melalui pemberian tablet tambah
makanan yang aman dikonsumsi yang tidak darah (TTD). Pemberian tablet tambah darah
menimbulkan penyakit serta cara untuk telah dilakukan oleh Dinas Puskesmas berupa 4
mengolah bahan makanan yang tepat agar tablet yang dikonsumsi selama 1 bulan, setiap 1
kandungan zat gizi dalam bahan makanan tidak tablet dikonsumsi selama 1 minggu.
hilang serta pola hidup sehat. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan
Pola makan merupakan berbagai informasi bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi anemia
yang memberikan gambaran mengenai macam diantaranya pengetahuan gizi, pola makan dan
dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap kepatuhan konsumsi tablet Fe. Hasil penelitian
oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk Zulaekah menyatakan bahwa jika pengetahuan
suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola gizi dipadukan dengan pemberian suplementasi
makan adalah bagaimana cara suatu makanan besi terhadap remaja putri akan menghasilkan
Nama Penulis., Judul Artikel
peningkatan kadar hemoglobin yang paling dengan usia 12 tahun sampai 15 tahun, remaja
efektif dibandingkan dengan pengetahuan gizi putri yang mengkonsumsi tablet Fe selama 4
saja atau pemberian suplementasi mingguan minggu dan bersedia menjadi responden.
selama dua belas minggu (Zulaekah, 2007).
Remaja putri yang memiliki pola makan yang Data pengetahuan gizi didapatkan
tidak baik berisiko 1.2 kali untuk menderita dengandengan menggunakan formulir FFQ.
anemia disbanding remaja putri yang berpola Data kepatuhan didapatkan dengan melihat
makan yang baik (Suryani, 2015). Hasil yang bungkus tablet dan mewawancarai responden
sama dikemukakan oleh Yuniarti, dkk yang secara langsung menggunakan form catatan
mengatakan bahwa ada hubungan yang kepatuhan. Status anemia didapatkan dengan
bermakna antara kepatuhan minum tablet Fe mengukur hemoglobin menggunakan alatukur
dengan kejadian anemia pada remaja putri di hemoglobinometer digital (Easy Touch GCHb)
MA Darul Imad kecamatan Tatah Makmur dengan hasil ukur 0 (anemia, < 12 mg/dL) dan 1
Kabupaten Banjar. Kepatuhan minum tablet Fe (tidak anemia, ≥12 mg/dL). Analisis data
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor meliputi analisis univariat, analisis bivariat
dari petugas kesehatan dan faktor dari diri menggunakan uji Chi-square dan analisis
sendiri seperti kesadaran dalam mengkonsumsi multivariat menggunakan ujiregresi
tablet Fe logisticTabel 1. Distribusi Frekuensi
(Yuniarti, 2015). Pengetahuan Gizi, Pola Makan, Kepatuhan
Namun hasil penelitian sebelumnya Konsumsi Tablet Fe dan Status Anemia
menunjukkan pengetahuan gizi tidak
Variabel Frek %
mempunyai hubungan dengan kejadian anemia
Pengetahuan Gizi
(Ikhmawati, 2013).Hal ini mendasari penelitian
Kurang 28 28
untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi,
Baik 72 72
pola makan dan kepatuhan konsumsi tablet Fe
Sumber Protein
dengan kejadian anemia pada remaja putri di
Jarang 4 4
MTsN 02 Bengkulu.
Sering 96 96
Sumber Besi (Fe)
METODE
Jarang 7 7
Penelitian menggunakan desain cross
Sering 93 93
sectional. Populasi adalah remaja putri kelas I
SumberVitamin c
dan II MTsN 02 Kota Bengkulu.Besar sampel
Jarang 15 15
dalam penelitian ini yaitu 100 remaja
Sering 85 85
putri.Cara penentuan sampel dengan acak
Kepatuhan
sederhana (simple random sampling). Kriteria
Konsumsi Tablet Fe
inklusi yaitu remaja putri di MTsN 02 Kota
Tidak Patuh 26 26
Bengkulu, siswi kelas I dan II, remaja putri
Patuh 74 74
Media Gizi Indonesia, Vol. xx, No. x Bulan Tahun: hlm. 1–10
Pengetahuan
Gizi
Kurang 16 57,1 12 42,9 28 100
0,018
juga remaja putri yang patuh mengonsumsi status anemia pada remaja putri dapat terkendali
tablet tambah darah memiliki kadar kearah normal.
hemoglobin di atas 11 gr/dL (tabel 2). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Tabel 3. Variabel yang Dominan terhadap yang dilakukan Royani menyatakan bahwa
Status Anemia Remaja Putri terdapat hubungan bermakna antara
pengetahuan gizi dengan kejadian anemia untuk
melihat status anemia pada remaja putri
(Royani, 2011). Sementara hasil penelitian yang
dilakukan Aditian menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna secara
.
statistik antara tingkat pengetahuan gizi remaja
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa yang dengan status anemia. Namun terdapat
menjadi faktor dominan terjadinya anemia kecenderungan remaja yang memiliki
pada remaja putri adalah ketidakpatuhan pengetahuan gizi rendah terkena anemia lebih
konsumsi tablet tambah darah yang tinggi dibandingkan yang memiliki pengetahuan
dikonsumsi remaja putri berpeluang tinggi tinggi (Aditian, 2009). Dalam hal ini
mengalami anemia dibanding remaja putri pengetahuan gizi sangat mempengaruhi
yang patuh. kecenderungan remaja putri dalam memilih
sumber bahan makanan dengan nilai gizi yang
Pengetahuan Gizi tinggi zat besi.
Terdapat hubungan yang signifikan antara anemia dibandingkan remaja putri yang
pengetahuan gizi dengan kejadian anemia memiliki pola makan yang teratur dan baik.
remaja putri. Penelitian ini sejalan dengan Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
penelitian yang dilakukan oleh Ahmady bahwa kadar hemoglobin adalah asupan zat gizi dan
pengetahuan yang baik berpengaruh terhadap pola makan yang kurang baik. Kurangnya
status anemia remaja putri, pengetahuan asupan energi bersumber pada makronutrien dan
tersebut bukan dari teori ilmu saja melainkan mikronutrien akibat pola makan, sehingga dapat
dari cara memilih bahan makanan demi dapat berkontribusi terhadap rendahnya kadar
meningkatkan kadar hemoglobin agar status hemoglobin. Energi dibutuhkan dalam proses
anemianya dalam kategori tidak anemia fisiologi tubuh, jika asupan energi kurang dapat
(Ahmady, 2016). Pengetahuan gizi sangat menyebabkan terjadinya pemecahan protein
mempengaruhi kecenderungan remaja remaja sebagai sumber energi secara terus-menerus
putri dalam memilih sumber bahan makanan (Suryani, 2015).
dengan nilai gizi yang tinggi zat besi. Selain Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian
itu pengetahuan gizi yang terfokus pada Lewa mengatakan bahwa tidak ada hubungan
sumber bahan makanan yang menghambat antara asupan zat besi, protein dan vitamin C
penyerapan zat besi itu sangat penting, agar dengan kejadian anemia pada siswi MAN 2
Media Gizi Indonesia, Vol. xx, No. x Bulan Tahun: hlm. 1–10
Palu. Anemia pada siswi dikarenakan banyak Hubungan pola makan dengan kejadian anemia
responden jarang mengonsumsi bahan tidak ada hubungan yang bermakna.Hal ini
makanan yang mengandung zat besi, baik dari sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
lauk hewani, protein maupun dari lauk Suryani menunjukkan tidak ada hubungan yang
nabati.Asupan zat besi masih di bawah 80% bermakna antara pola makan dengan kejadian
AKG, dimana rata-rata asupan zat besi hanya anemia pada remaja putri (Suryani, 2015). Pada
12% dari AKG (Lewa, 2016). masa remaja yang memiliki pola makan tidak
Sumber besi merupakan makanan hewani, baik akan berisiko 1.2 kali untuk menderita
seperti ayam, daging dan ikan. Sumber yang anemia dibandingkan remaja putri yang
lainnya yaitu telur, serealia tumbuk, memiliki pola makan yang teratur dan baik.
kacangkacangan, sayuran hijau dan beberapa Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
jenis buah. Selain jumlah zat besi yang harus kadar hemoglobin adalah asupan zat gizi dan
diperhatikan, hal lain adalah kualitas makanan pola makan yang kurang baik. Kurangnya
pada umumnya zat besi didalam ayam, daging asupan energi bersumber pada makronutrien dan
dan ikan memiliki ketersediaan biologik mikronutrien akibat pola makan, sehingga dapat
sedang, dan besi yang berada didalam sayuran berkontribusi terhadap rendahnya kadar
seperti bayam memiliki ketersediaan biologik hemoglobin. Energi dibutuhkan dalam proses
rendah. Sebaiknya lebih diperhatikan untuk fisiologi tubuh, jika asupan energi kurang dapat
mengkombinasikan makanan sehari-hari, yang menyebabkan terjadinya pemecahan protein
terdiri dari campuran sumber besi yang berasal sebagai sumber energi secara terus-menerus
dari hewan dan tumbuhtumbuhan serta sumber (Suryani, 2015).
zat gizi lainnya yang dapat membantu absorpsi Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian
didalam tubuh (Sahlan, 2011). Lewa mengatakan bahwa tidak ada hubungan
Menghindari makanan yang mengandung antara asupan zat besi, protein dan vitamin C
tinggi protein hewani dapat menghambat dengan kejadian anemia pada siswi MAN 2
pembentukan sel darah merah yang dapat Palu. Anemia pada siswi dikarenakan banyak
mengakibatkan kekurangan zat besi sehingga responden jarang mengonsumsi bahan makanan
kadar hemoglobin dibawah nilai normal yang mengandung zat besi, baik dari lauk
dengan status anemia yang tidak normal pula. hewani, protein maupun dari lauk nabati.Asupan
Kebanyakan remaja putri menganggap dirinya zat besi masih di bawah 80% AKG, dimana
kelebihan berat badan atau kegemukan rata-rata asupan zat besi hanya 12% dari AKG
sehingga sering melakukan diet dengan cara (Lewa, 2016).
yang tidak benar seperti pola makan yang tidak Sumber besi merupakan makanan hewani,
teratur, mengurangi frekuensi makan serta seperti ayam, daging dan ikan. Sumber yang
jumlah lainnya yaitu telur, serealia tumbuk,
Pola Makan kacangkacangan, sayuran hijau dan beberapa
jenis buah. Selain jumlah zat besi yang harus
Nama Penulis., Judul Artikel
diperhatikan, hal lain adalah kualitas makanan dengan penelitian Yuniarti yang mengatakan
pada umumnya zat besi didalam ayam, daging bahwa ada hubungan yang bermakna antara
dan ikan memiliki ketersediaan biologik kepatuhan minum tablet Fe dengan kejadian
sedang, dan besi yang berada didalam sayuran anemia pada remaja putri di MA Darul Imad
seperti bayam memiliki ketersediaan biologik kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar
rendah. Sebaiknya lebih diperhatikan untuk Tahun 2013 dengan hasil uji statistik uji
mengkombinasikan makanan sehari-hari, yang chisquare diketahui p=0,001. Kepatuhan minum
terdiri dari campuran sumber besi yang berasal tablet tambah darah dipengaruhi oleh dua faktor
dari hewan dan tumbuhtumbuhan serta sumber utama, yaitu faktor dari petugas kesehatan dan
zat gizi lainnya yang dapat membantu absorpsi faktor dari diri sendiri seperti kesadaran dalam
didalam tubuh (Sahlan, 2011). mengkonsumsi tablet Fe. Kepatuhan dalam
Menghindari makanan yang mengandung mengkonsumsi suplementasi zat besi atau
tinggi protein hewani dapat menghambat pemberian tablet Fe sangat mempengaruhi
pembentukan sel darah merah yang dapat perubahan kadar hemoglobin, dimana kadar
mengakibatkan kekurangan zat besi sehingga hemoglobin yang normal maka status anemia
kadar hemoglobin dibawah nilai normal juga akan normal, sehingga dapat mencegah dan
dengan status anemia yang tidak normal pula. menanggulangi anemia defisiensi besi (Yuniarti,
Kebanyakan remaja putri menganggap dirinya 2015).
kelebihan berat badan atau kegemukan Penelitian Susanti Y, dkk menyatakan bahwa
sehingga sering melakukan diet dengan cara kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi
yang tidak benar seperti pola makan yang tidak besi secara mingguan memiliki efektivitas yang
teratur, mengurangi frekuensi makan serta sama terhadap suplementasi mingguan dan
jumlah makan, memuntahkan kembali apa selama masa menstruasi dalam meningkatkan
yang telah dimakan, akibatnya nafsu makan kadar hemoglobin pada remaja putri. Tingginya
menurun dan sangat membahayakan diri kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi
mereka serta dapat berdampak dengan anemia. secara mingguan dapat meningkatkan kadar
Pola makan yang tidak teratur seperti salah hemoglobin remaja putri. Berbagai penelitian
satunya mengkonsumsi protein hewani yang menunjukkan bahwa kepatuhan dalam
kurang akan menyebabkan turunnya kadar mengkonsumsi suplementasi mingguan dapat
hemoglobin remaja putri dan berdampak pada menghasilkan peningkatan kadar hemoglobin
anemia (Sandra, 2004). yang sama dengan mengkonsumsi suplementasi
Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah harian (Susanti, 2016).
408 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 3, Hubungan Variabel Yang Paling Dominan
November 2017, hlm 404-409 Hasil multivariat diperoleh bahwa
Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet tambah Fe
kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian merupakan variabel yang paling dominan yang
anemia pada remaja putri. Penelitian ini sejalan mempengaruhi kejadian anemia pada remaja
Media Gizi Indonesia, Vol. xx, No. x Bulan Tahun: hlm. 1–10
putri adalah remaja putri yang tidak patuh Kepulauan Seribu Tahun 2009. Skripsi,
Jurusan Kesehatan Masyarakat
mengonsumsi TTD berisiko 61,55 kali untuk
Universitas Indonesia, Depok.
menderita anemia dibanding remaja putri yang Ahmady, dkk. 2016. Penyuluhan Gizi Dan
patuh mengonsumsi tablet tersebut. Hal ini Pemberian Tablet Besi Terhadap
Pengetahuan Dan Kadar Hemoglobin
berarti semakin banyak remaja putri yang
Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri Di
patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe maka Mamuju. Jurnal Kesehatan Manarang,
peluang anemia semakin rendah. Sebaliknya Vol.2, No.1.
jika ketidakpatuhan konsumsi tablet Fe rendah http://ejournal.poltekkesmamuju.ac.id/ind
ex.php/j km/ (Diakses tanggal 15 Januari
maka peluang kejadian anemia akan terus
2017).
meningkat dikalangan remaja putri.
Barasi, M.E. 2009. At a Glance Ilmu Gizi.
Jakarta: Erlangga.
SIMPULAN
Ikhmawati, Y. 2013. Hubungan Antara
Sebanyak 37% remaja putri mengalami Pengetahuan Tentang Anemia Dan
anemia. Faktor yang berhubungan dengan Kebiasaan Makan Terhadap Kadar