UKL UPL PT Bukit Safa Marwa
UKL UPL PT Bukit Safa Marwa
UKL UPL PT Bukit Safa Marwa
LOKASI
JORONG KAPALO KOTO NAGARI HALABAN
KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2023
Kantor : Jorong Durian Nagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam
Lokasi Tambang : Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kec Lareh Sago Halaban
Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Jl.Setia Budi No.15.Telp.0751-811341, 811343 Fax.0751-811342
http://dpmptsp.sumbar.go.id
PADANG
TENTANG
PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
MEMUTUSKAN:
KETUJUH : PT. Bukit Safa Marwa wajib memberikan akses kepada pejabat
pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan
sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam
Pasal 49 ayat (6) huruf g poin 2 Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT
Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera Barat
Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM Kab
Lima Puluh
Kota
- Gubernur
Sumatera Barat
melalui Dinas
LH Provinsi
Sumatera Barat
Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." Barat17
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
6 Pembuatan Pelaksana :
a Jalan Penurunan - Pekerjaan jalan - Melakukan penyiraman - Jalan masuk '- Tahap Melakukan pengukuran '- Jalan - Tahap Persiapan Direktur
- Emisi debu, Kualitas Udara masuk melalui permukaan badan jalan tambang Persiapan kualitas udara dan kebisingan masuk '- Periode Pengawas :
gas buang dan Kebisingan peningkatan masuk dan jalan tambang - Jalan kerja - Pelaporan lingkungan setempat dengan tambang (0° > Kualitas udara - Dinas LH
(SO2, NO2, bagikapasitas secara berkala – jikalau tambang setiap 6 parameter pada Tabel 3.2.2 20' 33,25" LS setiap 6 (enam) Provinsi
CO) dan jalan lingkungan musim kemarau, (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' bulan Sumatera
tingkat sepanjang 750 m penyiraman jalan - Evaluasi kualitas udara data 24,55" BT) > Kebisingan setiap Barat
kebisingan alat dengan lebar 6 dilakukan setiap jam. mengacu Lampiran VII - Jalan kerja 3 (tiga) bulan - Dinas
serta m. Untuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik tambang (0° - Pelaporan setiap ESDM
kendaraan. '- Pekerjaan jalan kegiatan digunakan truk Indonesia Nomor : 22 Tahun 20' 42,4" 6 (enam) bulan Provinsi
- Imbasan tambang tangki air (water truck). 2021 tentang Penyelenggaraan LS100° 44' Sumatera
debu sepanjang 800 m Sumber air dapat Perlindungan dan Pengelolaan 47,6" BT) Barat
permukaan dengan lebar 14 memanfaatkan aliran Lingkungan Hidup. - Dinas
jalan seiring m. permukaan (parit alam) - Evaluasi data kebisingan LHPERKIM
aktifitas - Penggunaan yang terdapat di mengacu Keputusan Menteri Kabupaten
kendaraan. alat berat jenis lingkungan sekitar. Negara Lingkungan Hidup No. Lima Puluh
excavator (1 unit) - Alat berat dan Kep-48/MENLH/11/1996 Kota.
dan dozer (1 kendaraan yang tentang Baku Tingkat - - Dinas
unit). digunakan bagi pekerjaan Kebisingan. Kesehatan
jalan masuk tambang Kabupaten
(akses) dan jalan 'Analisa dan evaluasi data hasil Lima Puluh
tambang dilengkapi pemantauan lingkungan Kota t
dilengkapi knalpot sesuai dilakukan secara deskripitf dan - Pemerintah
dengan standar pabrik perbandingan (komparatif) Kec Lareh
untuk menanggulangi terhadap intensitas dampak Sago
intensitas kebisingan. sekaligus data hasil Halaban
pemantauan periode - Pemerintah
sebelumnya (kecendrungan Nagari
dan tingkat kritis). Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 30
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Perubahan Perubahan Pembersihan '- Pembersihan lahan bagi Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan luas Areal kerja '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Struktur lahan (luas areal kerja tambang tambang Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan tambang Persiapan dan Direktur
Tumbuhan rencana 14,00 dilakukan secara Tahap bagi areal kerja tambang. Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk bertahap sesuai dengan Operasi - Melakukan pendataan Produksi - Dinas LH
penambangan kemajuan kegiatan Produksi kehadiran Rafflesia sp dan - Periode setiap 6 Provinsi
batuan pertambangan batuan. - Pelaporan juga Amorphophalus sp (jenis (enam) bulan Sumatera
'- Melakukan setiap 6 tumbuhan dilindungi) pada - Pelaporan setiap Barat
perlindungan (enclave) (enam) bulan lahan arah Selatan (areal 6 (enam) bulan - Dinas
terhadap lahan arah enclave). ESDM
Selatan yang terindikasi Provinsi
sebagai habitat Rafflesia 'Analisa dan evaluasi data hasil Sumatera
sp (status jenis langka pemantauan lingkungan Barat
dan dilindungi) dan dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
Amorphophalus sp (jika perbandingan (komparatif) LHPERKIM
setelah terbentuk bunga terhadap intensitas dampak Kabupaten
dan diketahui jenis sekaligus data hasil Lima Puluh
Amorphopalus titanum pemantauan periode Kota.
maka termasuk jenis sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
tumbuhan dilindungi). dan tingkat kritis). Kec Lareh
Luas lahan enclave Sago
adalah 1,80 ha (18.000 Halaban
m2). - Pemerintah
'- Melakukan pengawasan Nagari
areal perlindungan Halaban
(enclave) dari aktifitas
masyarakat setempat. Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 46
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pelindian Peningkatan Penimbunan - Penggalian dan - Areal kerja '- Tahap - Melakukan pendataan luas - Areal kerja '- Tahap Operasi Pelaksana:
timbunan Erosi 'Lahan tanah penutup penimbunan tanah tambang Operasi pembukaan lahan tambang Produksi Direktur
tanah penutup '(perkiraan penutup dilakukan secara - Disposal Produksi (pengupasan tanah penutup). - Disposal - Periode setiap Pengawas
oleh air hujan jumlah 8.268 m3) bertahap sesuai area - Pelaporan - Melakukan pendataan area 6 (enam) bulan - Dinas LH
pada lokasi kemajuan tambang. setiap 6 intensitas erosi permukaan - Pelaporan Provinsi
disposal area '(1 - Menutup permukaan (enam) bulan lahan (erosi parit atau alur) setiap 6 (enam) Sumatera
lokasi dengan timbunan tanah pucuk yang terjadi di lokasi bulan Barat
luas lahan 1.500 menggunakan mulsa pengupasan tanah penutup - Dinas
m2) berupa jerami atau dan lokasi penimbunan tanah ESDM
Leguminosae Cover Crop penutup (disposal area). Provinsi
(LCC) jenis Sumatera
Callopogonium Analisa dan evaluasi data hasil Barat
mucunoides yang cepat pemantauan lingkungan - Dinas
tumbuh dan memiliki dilakukan secara deskripitf dan LHPERKIM
daun lebar agar erosi perbandingan (komparatif) Kabupaten
dapat dikendalikan. 'terhadap intensitas dampak Lima Puluh
sekaligus data hasil Kota.
pemantauan periode - Pemerintah
sebelumnya (kecendrungan Kec Lareh
dan tingkat kritis). Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 52
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pengambilan Perubahan Pengambilan - Penambangan Areal tambang - Tahap - Melakukan pengukuran Areal - Tahap Operasi Pelaksana:
Batuan Bentang Alam batuan secara dilaksanakan Operasi geometri areal kerja tambang tambang Produksi Direktur
'berjenjang menerapkan metoda Produksi meliputi sudut lereng galian, - Periode setiap Pengawas
semenjak elevasi quarry sisi bukit (side hill '- Pelaporan lebar bench – jalan kerja, tinggi 6 (enam) bulan - Dinas LH
'710 m hingga methode) atau setiap 6 bench (jenjang) areal kerja, - Pelaporan Provinsi
elevasi 600 m pengambilan batuan (enam) bulan elevasi galian (tinggi) dari setiap 6 (enam) Sumatera
dimulai pada elevasi permukaan sekitar. bulan Barat
paling tinggi. Setelah - Melakukan pendataan - Dinas
elevasi suatu areal kerja kejadian longsoran lereng ESDM
mengalami penurunan tambang secara berkala, baik Provinsi
setiap 6 m, lokasi galian pada areal tambang aktif Sumatera
berpindah ke areal kerja maupun areal tambang yang Barat
lain secara berkelanjutan. telah selesai (areal bekas - Dinas
- Untuk mencegah tambang). LHPERKIM
peluang longsor batuan, Kabupaten
geometri rencana Analisa dan evaluasi data hasil Lima Puluh
penambangan diuraikan pemantauan lingkungan Kota
berikut: dilakukan secara deskripitf dan - Pemerintah
> Tinggi jenjang tidak perbandingan (komparatif) Kec Lareh
lebih 6 m. terhadap intensitas dampak Sago
> Lebar jenjang sekaligus data hasil Halaban
sekurangnya 5 m. pemantauan periode - Pemerintah
> Kemiringan lereng sebelumnya (kecendrungan Nagari
tunggal tidak lebih 45 dan tingkat kritis). Halaban
derajat.
> Kemiringan lereng Pelaporan:
keseluruhan tidak lebih 60 - Bupati Lima
derajat. Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat61
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
6 Pengolahan
Batuan Penurunan Pengolahan - Melakukan penyiraman Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan Areal kerja - Tahap Pelaksana:
Emisi debu, Kualitas Udara batuan (500 ton permukaan areal kerja pengolahan Operasi spesifikasi masker yang pengolahan Persiapan Direktur
gas buang dan Kebisingan per-hari) pengolahan batuan batuan Produksi digunakan tenaga kerja batuan (0° - Periode setiap Pengawas
(SO2, NO2, menggunakan secara berkala – jika - Pelaporan pengolahan batuan. 20' 42,8" LS 6 (enam) bulan - Dinas LH
CO) dan unit stone musim kemarau, setiap 6 '- Melakukan pengukuran 100° 44' - Pelaporan Provinsi
kebisingan crusher (1 unit) penyiraman dilakukan (enam) bulan kualitas udara dan kebisingan 39,2" BT) setiap 6 (enam) Sumatera
mesin produksi yang memiliki setiap jam. Pelaksanaan lingkungan setempat dengan bulan Barat
kapasitas kegiatan menggunakan parameter pada Tabel 3.2.2 - Dinas
terpasang 20 ton truk tangki air (water sebelumnya. ESDM
per-jam truck). > Evaluasi kualitas udara data Provinsi
- Melakukan mengacu Lampiran VII Sumatera
pemeliharaan unit mesin Peraturan Pemerintah Republik Barat
produksi pengolahan Indonesia Nomor: 22 Tahun - Dinas
batuan (crusher) melalui 2021 tentang Penyelenggaraan LHPERKIM
pemberian gemuk Perlindungan dan Pengelolaan Kabupaten
(grease) secara berkala Lingkungan Hidup. Lima Puluh
untuk menanggulangi > Evaluasi data kebisingan Kota
intensitas kebisingan. mengacu Keputusan Menteri - Dinas
- Mewajibkan seluruh Negara Lingkungan Hidup No. Kesehatan
tenaga kerja pengolahan Kep-48/MENLH/11/1996 Kabupaten
batuan menggunakan tentang Baku Tingkat Lima Puluh
masker yang mampu Kebisingan. Kota
menyaring partikel - Pemerintah
berukuran 0,5 mikron. Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh
- Melakukan pemeriksaan pemantauan lingkungan Sago
kesehatan saluran dilakukan secara deskripitf dan Halaban
pernafasan tenaga kerja perbandingan (komparatif) - Pemerintah
pengolahan batuan terhadap intensitas dampak Nagari
secara berkala. sekaligus data hasil Halaban
pemantauan periode
sebelumnya (kecendrungan Pelaporan:
dan tingkat kritis). - Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
Barat
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." 62
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7 Penumpukan
a Produk Batuan Penurunan Penumpukan '- Pengolahan batuan Areal - Tahap - Melakukan volume dan - Areal - Tahap Pelaksana:
Imbasan debu Kualitas Udara batuan produk dilakukan sesuai pesanan tumpukan Operasi jumlah tumpukan batuan tumpukan Persiapan Direktur
permukaan pada ruang pihak lain agar tumpukan batuan (stock Produksi produk. batuan (stock - Periode setiap Pengawas
tumpukan lahan terbuka. batuan produk di lokasi pile) - Pelaporan - Melakukan pengukuran pile) 6 (enam) bulan - Dinas LH
batuan stock pile tidak banyak setiap 6 kualitas udara (kandungan - Jalan kerja - Pelaporan Provinsi
sehingga peluang (enam) bulan debu total) di sekitar area tambang (0° setiap 6 (enam) Sumatera
imbasan debu menjadi penumpukan batuan produk. 20' 42,4" LS bulan Barat
kecil. Evaluasi data mengacu 100° 44' - Dinas
- Melakukan penyiraman muatan Lampiran VII Peraturan 47,6" BT) ESDM
tumpukan batuan di lokasi Pemerintah Republik Indonesia Provinsi
stock pile secara berkala Nomor: 22 Tahun 2021 tentang Sumatera
terutama saat musim Penyelenggaraan Barat
kemarau. Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan - Dinas
kegiatan menggunakan Lingkungan Hidup. LHPERKIM
truk tangki air (water Kabupaten
truck). Analisa dan evaluasi data hasil Lima Puluh
pemantauan lingkungan Kota
dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
perbandingan (komparatif) Kesehatan
terhadap intensitas dampak Kabupaten
sekaligus data hasil Lima Puluh
pemantauan periode Kota
sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
dan tingkat kritis). Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
Sumatera
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Barat
63
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pelindian Penurunan Penumpukan - Pengolahan batuan - Areal - Tahap - Melakukan pemeriksaan - Kolam - Tahap Operasi Pelaksana:
tumpukan Kualitas Air batuan produk dilakukan sesuai pesanan tumpukan Operasi kualitas air kolam pengendap pengendap Produksi Direktur
batuan produk Permukaan pada ruang pihak lain agar tumpukan batuan (stock Produksi dengan parameter > Keluaran - Periode setiap Pengawas
lahan terbuka. batuan produk di lokasi pile) - Pelaporan sebagaimana Tabel 3.2.3 (0° 20' 44,5" 6 (enam) bulan - Dinas LH
stock pile tidak banyak - Jalan setiap 6 sebelumnya. Analisa data hasil LS 100° 44' - Pelaporan Provinsi
sehingga peluang tambang (enam) bulan pemeriksaan mengacu Kadar 38,1" BT) setiap 6 (enam) Sumatera
imbasan debu menjadi - Kolam Maksimum Air Limbah > bulan Barat
kecil. pengendap Golongan I Lampiran XLVII Pembuangan - Dinas
- Mengarahkan Peraturan Menteri (0° 20' 48,66" ESDM
kemiringan areal atau LingkunganHidup Nomor : 5 LS 100°44' Provinsi
lokasi penumpukan Tahun 2014 tentang Baku 44,24" BT) Sumatera
batuan produk (stock pile) Mutu Air Limbah. - Perairan Barat
ke saluran jalan tambang - Melakukan pemeriksaan anak Sungai - Dinas
agar material yang kualitas air anak sungai Aia Aia Dingin LHPERKIM
mengalami pelindian Dingin dengan parameter > Bagian Kabupaten
(lumpur) mengalir menuju sebagaimana Tabel 3.2.1 hulu (0° 20' Lima Puluh
kolam pengendap. sebelumnya. Analisa data 48,66" LS Kota
- Melakukan pengerukan mengacu Baku Mutu Air 100° 44' - Dinas
lumpur pada saluran Sungai Kelas 2 sesuai 37,09" BT) Kesehatan
samping jalan tambang Lampiran VI Peraturan > Bagian hilir Kabupaten
secara berkala dan Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,45" Lima Puluh
material lumpur Nomor: 22 Tahun 2021 tentang LS 100° 44' Kota
ditimbunkan pada lokasi Penyelenggaraan 41,72" BT - Pemerintah
dispisal area overburden. Perlindungan dan Pengelolaan Kec Lareh
- Melakukan pengerukan Lingkungan Hidup Sago
lumpur pada kolam Halaban
pengendap secara Analisa dan evaluasi data hasil - Pemerintah
berkala dan material pemantauan lingkungan Nagari
lumpur ditimbunkan pada dilakukan secara deskripitf dan Halaban
lokasi dispisal area perbandingan (komparatif)
overburden 'terhadap intensitas dampak Pelaporan:
sekaligus data hasil - Bupati Lima
pemantauan periode Puluh Kota
sebelumnya (kecendrungan melalui Dinas
dan tingkat kritis). LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : Sumatera
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
Barat
66
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
8 Pengangkutan
a Produk Batuan Penurunan Kegiatan - Melakukan pengaturan - Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan jadwal - Bagian - Tahap Operasi Pelaksana:
Emisi debu, Kualitas Udara pengangkutan keberangkatan kendaraan tamban Operasi keberangkatan kendaraan jalan Provinsi Produksi Direktur
gas buang dan Kebisingan batuan dari areal angkut batuan tidak pada - Jalan masuk Produksi angkutan batuan dari areal - Jalan - Periode setiap Pengawas
'(SO2, NO2, kerja tambang waktu bersamaan agar tambang g - Pelaporan tambang. masuk 6 (enam) bulan - Dinas LH
CO) dan menggunakan imbasan debu permukaan setiap 6 - Melakukan pendataan tambang (0° - Pelaporan Provinsi
kebisingan 'kendaraan jenis jalan menjadi kecil. (enam) bulan ceceran material (tanah) di 20' 28,5" LS setiap 6 (enam) Sumatera
kendaraan truk kecil - Melakukan penyiraman sekitar lokasi persilangan jalan 100° 44' bulan Barat
angkut batuan 'kapasitas permukaan jalan masuk masuk tambang dengan 34,9" BT) - Dinas
muatan 12 ton tambang secara berkala – bagian jalan Provinsi. ESDM
(ritasi 106 – 107 jika musim kemarau, - Melakukan pengukuran Provinsi
kali setiap hari penyiraman jalan setiap kualitas udara dan kebisingan Sumatera
dan juga truk jam. Untuk pelaksanaan lingkungan setempat dengan Barat
ringan kapasitas kegiatan penyiraman parameter pada Tabel 3.2.2 - Dinas
muatan 5 ton jalan digunakan truk sebelumnya. LHPERKIM
(ritasi 254 – 255 tangki air. > Evaluasi kualitas udara data Kabupaten
kali 'setiap hari) - Seluruh kendaraan mengacu Lampiran VII Lima Puluh
angkut batuan lulus uji Peraturan Pemerintah Republik Kota
keur sehingga emisi Indonesia Nomor: 22 Tahun - Dinas
debu, emisi gas buang 2021 tentang Penyelenggaraan Kesehatan
dan kebisingan menjadi Perlindungan dan Pengelolaan Kabupaten
kecil. Lingkungan Hidup. Lima Puluh
- Melakukan pembersihan > Evaluasi data kebisingan Kota
roda kendaraan angkut mengacu Keputusan Menteri - Pemerintah
batuan sebelum Negara Lingkungan Hidup No. Kec Lareh
meninggalkan areal Kep-48/MENLH/11/1996 Sago
tambang agar tidak tentang Baku Tingkat Halaban
membawa lumpur atau Kebisingan. - Pemerintah
tanah ke badan jalan Nagari
Provinsi dan tidak timbul Analisa dan evaluasi data hasil Halaban
imbasan debu di pemantauan lingkungan
permukaan jalan Provinsi dilakukan secara deskripitf dan Pelaporan:
atau bahkan peluang perbandingan (komparatif) - Bupati Lima
kecelakaan lalu lintas. terhadap intensitas dampak Puluh Kota
- Melakukan pembersihan sekaligus data hasil melalui Dinas
permukaan jalan Provinsi pemantauan periode LHPERKIM
dari ceceran lumpur atau sebelumnya (kecendrungan Kab Lima
tanah yang terbawa roda dan tingkat kritis). Puluh Kota
kendaraan angkut batuan - Gubernur
dari lokasi rencana Sumatera
kegiatan. Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 67
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Aktifitas Gangguan Lalu Kegiatan Pengelolaan lingkungan - Areal - Tahap - Melakukan pengamatan Bagian jalan - Tahap Operasi Pelaksana:
kendaraan Lintas pengangkutan yang akan diterapkan tambang Operasi intensitas gangguan lalu lintas Provinsi Produksi Direktur
angkut batuan batuan dari areal sesuai muatan - Bagian jalan Produksi sekitar persilangan (crossing) - Periode setiap Pengawas
kerja tambang ANDALALIN (Lampiran 3) Provinsi - Pelaporan akses tambang dengan bagian 6 (enam) bulan - Dinas LH
menggunakan sebagaimana uraian setiap 6 jalan Provinsi. - Pelaporan Provinsi
'kendaraan jenis berikut. (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas setiap 6 (enam) Sumatera
truk kecil - Melakukan pengaturan dengan masyarakat pemakai bulan Barat
'kapasitas sirkulasi masuk dan jalan terkait intensitas - Dinas
muatan 12 ton keluar kendaraan gangguan lalu lintas di sekitar ESDM
(ritasi 106 – 107 angkutan produk batuan. lokasi persilangan akses Provinsi
kali setiap hari - Pemasangan alat tambang dengan bagian jalan Sumatera
dan juga truk penerangan jalan pada Provinsi. Barat
ringan kapasitas akses masuk dan keluar - Dinas
muatan 5 ton dan internal kawasan Analisa dan evaluasi data hasil LHPERKIM
(ritasi 254 – 255 tambang. pemantauan lingkungan Kabupaten
kali 'setiap hari) - Penyediaan lokasi dilakukan secara deskripitf dan Lima Puluh
pencucian roda perbandingan (komparatif) Kota
kendaraan truk terhadap intensitas dampak - Dinas
pengangkut dan menutup sekaligus data hasil Perhubungan
rapat material dengan pemantauan periode Kabupaten
terpal sebelum sebelumnya (kecendrungan Lima Puluh
mennggalkan lokasi dan tingkat kritis). Kota
kegiatan. - Dinas
- Melakukan pembersihan Perhubungan
ceceran tanah di Provinsi
permukaan jalan Provinsi Sumatera
sekitar lokasi akses Barat
tambang. - Pemerintah
- Pengangkutan produk Kec Lareh
batuan tidak dilakukan Sago
saat jam sibuk hari kerja Halaban
(pukul 07.00 - 08.00 dan - Pemerintah
16.00 – 17.00 WIB) dan Nagari
jam sibuk hari libur (pukul Halaban
11.45 – 12.45 WIB).
- Menyediakan petugas Pelaporan:
pengatur atau - Bupati Lima
pengamanan lalu lintas Puluh Kota
yang telah mengikuti melalui Dinas
pelatiahn untuk mengatur LHPERKIM
lalu lintas pada wilayah Kab Lima
internal dan eksternal. Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas68
LH
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." Provinsi
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Sumatera
Barat
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Aktifitas Kerusakan Kegiatan - Melakukan perkuatan - Akses - Tahap - Melakukan pengamatan Bagian jalan - Tahap Operasi Pelaksana:
kendaraan Jalan pengangkutan bahu jalan di sekitar tambang Operasi intensitas kerusakan bahu Provinsi Produksi Direktur
angkut batuan batuan dari areal akses tambang dengan - Bagian jalan Produksi jalan Provinsi di sekitar lokasi - Periode setiap Pengawas
kerja tambang menggunakan beton Provinsi - Pelaporan akses tambang. 6 (enam) bulan - Dinas LH
menggunakan bertulang (struktur rigid) setiap 6 - Melakukan pengamatan - Pelaporan Provinsi
'kendaraan jenis agar peluang kerusakan (enam) bulan intensitas gangguan lalu lintas setiap 6 (enam) Sumatera
truk kecil badan jalan dapat yang terjadi di sekitar lokasi bulan Barat
'kapasitas diminimalkan. bahu jalan yang mengalami - Dinas
muatan 12 ton - Memastikan kendaraan kerusakan persilangan akses ESDM
(ritasi 106 – 107 barang pengangkut tambang dengan bagian jalan Provinsi
kali setiap hari bahan baku maupun Provinsi. Sumatera
dan juga truk bahan produksi tidak Barat
ringan kapasitas melanggar ketentuan Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas
muatan 5 ton Over Dimension Over pemantauan lingkungan LHPERKIM
(ritasi 254 – 255 Load (ODOL). dilakukan secara deskripitf dan Kabupaten
kali 'setiap hari) - Memberitahu pihak perbandingan (komparatif) Lima Puluh
Dinas Bina Marga Cipta intensitas dampak sekaligus Kota
Karya dan Tata Ruang data hasil pemantauan periode - Dinas Bina
Provinsi Sumatera Barat sebelumnya (kecendrungan Marga Cipta
terkait kerusakan bahu dan tingkat kritis). Karya dan
jalan atau badan jalan Tata Ruang
Provinsi di sempadan Provinsi
lokasi rencana kegiatan. Sumatera
Barat
- Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat69
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
9 Reklamasi
- Perbaikan - Perbaikan Pelaksanaan - Melakukan penebaran Areal bekas Tahap - Melakukan pendataan luas Areal bekas - Tahap Operasi Pelaksana:
kualitas tanah. Iklim Mikro reklamasi bagi tanah penutup dan dan tambang Operasi lahan reklamasi. tambang Produksi Direktur
- Perbaikan - Perbaikan lahan terbuka tanah pucuk secara Produksi - Melakukan pendataan jenis - Periode setiap Pengawas
kualitas air Kualitas Udara merata di atas permukaan - Pelaporan dan jumlah dari tanaman 6 (enam) bulan - Dinas LH
permukaan dan Kebisingan lahan bekas tambang setiap 6 penghijauan yang ditanam. - Pelaporan Provinsi
- Peningkatan - Perbaikan - Sehubungan faktor (enam) bulan - Melakukan pendataan jumlah setiap 6 (enam) Sumatera
kehadiran Bentang Alam permukaan lahan akhri dan jenis dari tanaman bulan Barat
fauna atau - Perbaikan tambang adalah batuan penghijauan yang dilakukan - Dinas
satwa liar Hidrologi - penghijauan dlakukan penyulaman. ESDM
- Perbaikan Perbaikan menerapkan metoda Provinsi
iklim mikro Tanah dan potisasi. Analisa dan evaluasi data hasil Sumatera
Lahan - Penebaran bibit LCC pemantauan lingkungan Barat
jenis Callopogonium dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
mucunoides di atas perbandingan (komparatif) LHPERKIM
permukaan areal terhadap intensitas dampak Kabupaten
penghijauan. LCC sekaligus data hasil Lima Puluh
berperan penting untuk pemantauan periode Kota
memasok (fiksasi) sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
Nitrogen di dalam tanah. dan tingkat kritis) Kec Lareh
- Melakukan penanaman Sago
tumbuhan penghijauan Halaban
diantaranya jenis karet - Pemerintah
(Hevea brasiliensis) Nagari
ataupun gmelina Halaban
(Gmelina arborea) sesuai
kualitas tanah dan Pelaporan:
lingkungan setempat. - Bupati Lima
- Melakukan Puluh Kota
pemeliharaan tanaman melalui Dinas
penghijauan meliputi LHPERKIM
penyiraman, pemupukan, Kab Lima
penyiangan secara Puluh Kota
berkala ataupun - Gubernur
penyulaman – Sumatera
penanaman kembali Barat melalui
tanaman yang tidak Dinas LH
tumbuh dengan baik atau Provinsi
mati. Sumatera
- Merumuskan Rencana Barat
Penutupan Tambang
sesuai muatan Rencana
Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Lima
Puluh Kota dan
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 70
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10 Utilitas
a Tambang Penurunan Penggunaan unti - Penggunaan unit Bangunan Tahap '- Melakukan pendataan jenis Bangunan - Tahap Operasi Pelaksana:
Emisi debu, Kualitas Udara Generating Set Generating Set tipe Generating Operasi bahan bakar yang digunakan Generating Produksi Direktur
gas buang dan Kebisingan 25 kVA sebagai senyap (silent) agar Set Produksi untuk operasional Generating Set - Setiap 1 x 12 Pengawas
(SO2, NO2, sumber energi intensitas kebisingan - Pelaporan Set. bulan jika - Dinas LH
CO) dan listrik cadangan yang timbul jauh lebih setiap 6 - Melakukan pengukuran penggunaan Provinsi
kebisingan pada saat aliran kecil. .- Melakukan (enam) bulan besaran emisi gas buang Generating Set Sumatera
Generating Set listrik PT. PLN pemeliharaan unit (meliputi parameter NO2 dan > 1.000 jam Barat
'(Persero) GENSET secara berkala CO) pada cerobong setiap tahun, - Dinas
mengalami agar emisi partikel (debu) Generating Set melalui kerja atau ESDM
gangguan. serta gas buang (SO2, sama dengan laboratorium - Setiap 3 (tiga) Provinsi
NO2 dan CO) tidak besar. yang terakreditasi. tahun jika Sumatera
Aktifitas dimaksud melalui kerja sama dengan penggunaan Barat
meliputi penggantian laboratorium yang Generating Set - Dinas
minyak pelumas, filter terakreditasi. < 1.000 jam LHPERKIM
minyak pelumas atau > Kadar maksimum NO2 = setiap tahun Kabupaten
komponen lain sesuai 3.400 mg/Nm3. - Pelaporan Lima Puluh
dengan rekomendasi > Kadar maksimum CO = 170 setiap 6 (enam) Kota
pabrik atau setiap 250 mg/Nm3. bulan - Dinas
jam operasional. Analisa data hasil pengukuran Kesehatan
- Penggunaan bahan mengacu Lampiran I dari Kabupaten
bakar dengan angka Peraturan Menteri Lingkungan Lima Puluh
cetan tinggi (minimal 51) Hidup dan Kehutanan Nomor: Kota
untuk mengurangi 11 Tahun 2021 tentang Baku - Pemerintah
konsentrasi emisi debu Mutu Mesin Dengan Kec Lareh
dan emisi gas buang Pembakaran Dalam atau Sago
seiring dengan Genset – Bahan Bakar Minyak. Halaban
operasional Generating - Melakukan pengukuran - Pemerintah
Set. tingkat kebisingan pada jarak 0 Nagari
- Melakukan m, 5 m, 10 m, 15 m, 20 m dan Halaban
pemeliharaan secara 25 m dari lokasi bangunan.
berkala cerobong pada Generating Set. Analisa data Pelaporan:
pada mesin diesel hasil pengukuran mengacu - Bupati Lima
(generator drive) Keputusan Menteri Negara Puluh Kota
Generating Set Lingkungan Hidup Nomor: melalui Dinas
- Melakukan pencatatan Kep-48/MENLH/11/1996 LHPERKIM
jam operasiona tentang Baku Tingkat Kab Lima
Generating Set dalam Kebisingan. Puluh Kota
bentuk log book. Data jam Analisa dan evaluasi data hasil - Gubernur
operasional menjadi pemantauan lingkungan Sumatera
acuan bagi frekuensi dilakukan secara deskripitf dan Barat melalui
pemantauan emisi perbandingan (komparatif) Dinas LH
Generating Set. terhadap intensitas dampak Provinsi
sekaligus data hasil Sumatera
pemantauan periode Barat
sebelumnya (kecendrungan 71
dan tingkat kritis).
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B Sarana dan
Prasarana
1) Tambang Penurunan Pengaliran air Pengelolaan lingkungan - Mushalla - Tahap Melakukan pemeriksaan - Keluaran - Tahap Pelaksana:
Timbulan air Kuaitas Air olahan dari sesuai muatan Persetujua - Tempat Persiapan dan kualitas air olahan keluaran unit ABR (0° Persiapan dan Direktur
limbah Permukaan keluaran unit Teknis Pemenuhan Baku istirahat Tahap ABR dengan parameter pada 20' 35,00" LS Tahap Operasi Pengawas
domestik pengolahan air Mutu Air Limbah sebagai tenaga kerja Operasi Tabel 3.2.4 berikut 100°44' Produksi - Dinas LH
limbah domestik. berikut. - Workshop Produksi 44,20" BT) - Periode Provinsi
- Timbulan air limbah - Unit ABR - Pelaporan NO PARAMETER SAT BAKU- Titik pemantauan Sumatera
MUTU
domestik sebanyak 4.040 (IPAL) setiap 6 pembuangan > Air limbah Barat
1 Zat Padat Tersuspensi mg/L 30
L per-hari akan diolah (enam) bulan 2 pH - 6-
air limbah setiap 1 (satu) - Dinas
secara biologis 3 BOD5 mg/L pada anak
30 bulan ESDM
menggunakan unit 4 COD mg/L sungai Aia
100 > Badan air Provinsi
Anaerobic Baffle Reactor 5 Amoniak mg/L Dingin (0° 20'
10 setiap 6 (enam) Sumatera
6 Khlorin Bebas mg/L 0.0
(ABR) dengan kapasitas 48,66" LS bulan Barat
6 Minyak dan Lemak mg/L
6,54 m3 per-hari. Unit 7 Total Coliform /100 ml 3,00
100°44' - Pelaporan - Dinas
proses pengolahan air 44,24" BT) setiap 6 (enam) LHPERKIM
limbah meliputi tangki Analisa data hasil pemeriksaan - Perairan bulan Kabupaten
ekualisasi, ABR (bak mengacu Lampiran 1 anak Sungai - Pelaporan Lima Puluh
pengendap dan bak Peraturan Menteri Lingkungan Aia Dingin setiap 6 (enam) Kota
kompartemen ABR atau Hidup dan Kehutanan Nomor: > Bagian bulan - Pemerintah
baffle reactor) sekaligus P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2 hulu (0° 20' Kec Lareh
bak khlorinasi untuk 016 tentang Baku Mutu Air 48,66" LS Sago
pembubuhan desinfektan Limbah Domestik. 100° 44' Halaban
berupa kaporit (dosis - Melakukan pemeriksaan 37,09" BT) - Pemerintah
pembubuhan sebanyak kualitas air anak sungai Aia > Bagian hilir Nagari
0,169 kg per-hari). Dingin dengan parameter (0° 20' 48,45" Halaban
- Air olahan keluaran ABR sebagaimana Tabel 3.2.1 LS 100° 44'
selanjutkan dialirkan sebelumnya. Analisa data 41,72" BT) Pelaporan:
menuju sungai Aia Dingin mengacu Baku Mutu Air - Bupati Lima
menggunakan jaringan Sungai Kelas 2 sesuai Puluh Kota
pipa. Lampiran VI Peraturan melalui Dinas
- Air yang akan digunakan Pemerintah Republik Indonesia LHPERKIM
bagi penyiraman areal Nomor : 22 Tahun 2021 Kab Lima
kerja stone crusher (2.500 tentang Penyelenggaraan Puluh Kota
L per-hari) akan menguap Perlindungan dan Pengelolaan - Gubernur
sehingga tidak Lingkungan Hidup Sumatera
menimbulkan air limbah. Barat melalui
Analisa dan evaluasi data hasil Dinas LH
pemantauan lingkungan Provinsi
dilakukan secara deskripitf dan Sumatera
perbandingan (komparatif) Barat
terhadap intensitas dampak
sekaligus data hasil
pemantauan periode
sebelumnya (kecendrungan
dan tingkat kritis) 72
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2) Timbulan air Gangguan Pengaliran air - Timbulan air limbah - Mushalla - Tahap - Melakukan pendataan Perairan - Tahap Pelaksana:
limbah Habitat Biota olahan dar domestik sebanyak 4.040 - Tempat Persiapan dan kehadiran jenis ikan di anak Sungai Persiapan dan Direktur
domestik Aquatis keluaran unit L per-hari akan diolah istirahat Tahap lingkungan perairan anak Aia Dingin Tahap Operasi Pengawas
pengolahan air secara biologis tenaga kerja Operasi sungai Aia Dingin sekitar lokasi - Bagian hulu Produksi - Dinas LH
limbah domestik. menggunakan unit - Workshop Produksi kegiatan. Sebagai indikator (0° 20' 48,66" - Periode setiap Provinsi
Anaerobic Baffle Reactor - Unit ABR - Pelaporan ekologis adalah kehadiran jenis LS 100° 44' 6 (enam) bulan Sumatera
(ABR) dengan kapasitas (IPAL) setiap 6 ikan gariang (Labeobarbus 37,09" BT) - Pelaporan Barat
6,54 m3 per-hari. Unit (enam) bulan tambroides). - Bagian hilir setiap 6 (enam) - Dinas
proses pengolahan air - Melakukan pengambilan (0° 20' 48,45" bulan ESDM
limbah meliputi tangki contoh (sample) plankton dan LS 100° 44' Provinsi
ekualisasi, ABR (bak benthos di lingkungan perairan 41,72" BT) Sumatera
pengendap dan bak anak sungai Aia Dingin untuk Barat
kompartemen ABR atau analisis struktur komunitas. - Dinas
baffle reactor) sekaligus Analisis data bagi indek LHPERKIM
bak khlorinasi untuk keanekaragaman jenis (indek Kabupaten
pembubuhan desinfektan diversitas) menerapkan Lima Puluh
berupa kaporit (dosis formula Shannon-Winner. Kota
pembubuhan sebanyak Analisa dan evaluasi data hasil - Pemerintah
0,169 kg per-hari). pemantauan lingkungan Kec Lareh
- Air olahan keluaran ABR dilakukan secara deskripitf dan Sago
selanjutkan dialirkan perbandingan (komparatif) Halaban
menuju sungai Aia Dingin terhadap intensitas dampak - Pemerintah
menggunakan jaringan sekaligus data hasil Nagari
pipa. pemantauan periode Halaban
- Air yang akan digunakan sebelumnya (kecendrungan
bagi penyiraman areal dan tingkat kritis). Pelaporan:
kerja stone crusher (2.500 - Bupati Lima
L per-hari) akan menguap Puluh Kota
sehingga tidak melalui Dinas
menimbulkan air limbah. LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat78
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT
Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT
2. Bangunan Penyimpanan
a. Rancang bangun dan luas penyimpanan sesuai dengan jenis, jumlah, dan
karakteristik limbah bahan berbahaya dan beracun yang dimiliki yaitu berupa
gudang TPS limbah B3 dengan koordinat 0°20’ 35,20” LS dan 100°44’ 50,50”
BT;
b. Kondisi tempat penyimpanan tersebut di butir 2.a di atas tidak dapat diubah
ataupun dipindah tanpa seizin Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera
Barat;
c. Tidak diperkenankan menyimpan limbah bahan berbahaya dan beracun di
tempat lain selain tempat penyimpanan sebagaimana butir 2.a;
d. Butir 2.a di atas harus mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang umum (standar) harus dimiliki
oleh penanggung jawab kegiatan antara lain peralatan pemadam kebakaran dan
fasilitas pertolongan pertama.
Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT
Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas n lma badan hukum atau instansi PT BUKIT SAFA MARWA
dengan inimenyatakan :
1. Formulir Upaya Pengelolaan Lingkunlan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
bagi rencana usaha pertambangan drrn pengolahan batu gamping disusun mengacu Lampiran lll
dari Peraturan Pemerintah Republik lrdonesia Nomor 22Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingku rgan Hidup.
2, Kamiakan melaksanakan kewajiban untuk :
a. Memenuhi persyaratan, standar can baku mutu lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan
lingkungan sesuai dengan L,KL UF'L dan peraturan perundang-undangan;
b. Menyampaikan laporan pelaksana an terhadap persyaratan dan kewajiban sebagaimana yang
dimaksud dalam UKL UPL setiap 6 (enam) bulan sekali kepada instansi terkait sesuai yang
tercantum dalam UKL UPL.
c, Melakukan pengelolaan dan pem rntauan dampak lingkungan hidup sebagaimana tercantum
dalam UKL UPL.
d. Mengajukan permohonan perubalran Persetujuan Lingkungan apabila terjadi perubahan atas
rencana usaha danlatau kegiatanr ya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kami bersedia memberikan akses ba ;i pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melaksanakan
pengawasan sesuai kewenangan.
Demikian Surat Pernyataan ini karni bual dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan sebagai-
mana mestinya.
Halaban, iuni2023
Yang fvbnyatakan
SAFA MARWA
w
t0t
M
r:,A . PT BUKIT
SAFA MARV,',,I.
ruxrr
tataQ.tout'
Aulia D MiralDelisman
Direktur
7 lrT. B
SA I. A
T
RWA
Rencana Usaha ?e*ambanqan dan
Tenqolahan Batv Gampnq
KATA PENGANTAR
Provinsi Sumatera Barat merupaka'r salal satu dari wilayah di lndoneia dengan kekayaan alam berupa
batubara, batu gamping, minyak dan gas rang tinggi. Deposit batugamping di Provinsi Sumatera Barat
terdeteksi mencapai 2 triliun ton tersebar 1i Kabupaten Pasaman, Lima Puluh Kota, Sijunjung, Padang
Panjang dan Solok. Untuk wilayah Kabup aten l""ima Puluh Kota, cadangan batu gamping diantaranya
terdapat di Jorong Kapalo Koto Na,.gari N; gari i'ialaban Kecamatan Lareh Sago Halaban. Sehubungan
potensi dimaksud, PT. BUKIT SAFA MAiIWA telah melakukan kegiatan eksplorasi atau penyelidikan
pada lahan seluas 20,00 ha. Seteiah pei;erjaan penyelidikan dan juga penyusunan Studi Kelayakan
{Persetujuan Tekno Ekonomi Studi Kelayirkan PT. Bukit Safa Marwa diterbitkan oleh Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Sunratera llarat rnelaluisurat Nomor: 540/780/MB/ ESDM/2022 tanggal
14 Septmber 2022), selanjutnya ak;an diajrkan pula lzin Usaha Pertambangan (tUP) Operasi Produksi.
,Adapun lingkup rencana kegiatan nreliputi pertambangan batuan dan pengolahan batuan.
Rencana usaha pertambangan dan peng:lahan batuan berpeluang menimbulkan perubahan kualitas
iingkungan hidup. Sebagaimana muatan E erita Acara R.apat Penapisan dan Penetapan Jenis Dokumen
Lingkungan dan Persetujuan Tekr:is Rercana Usaha PT. Bukit Safa Marwa yang diterbitkan Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barrt tanggal 26 September 2A22, bagi rencana kegiatan wajib
disusun UKL-UPL. Acuan penyusurtan Fcrmulir UKL-UPL berdasarkan muatan Lampiran lll Peraturan
Pemerintah Republik lndonesia Nomor . 12 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Demikian kajian lingkungan berupa Formrilir UKL-UPL ini disampaikan. Semoga dapat menjadi bahan
PT. BUKIT
SAFAMARWA
.urrt ttttQ4
DAFTAR ISI
hal
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 2.1. Kompilasi Koordinat WIUP dan Usulan IUP Operasi Produksi II – 1
Tabel 2.2. Kompilasi Rencana Penggunaan Lahan II – 2
Tabel 2.3. Kompilasi Rencana Jenis dan Jumlah Peralatan dan Kendaraan II – 7
Tabel 2.4. Kompilasi Rencana Produksi Raw Material II – 8
Tabel 2.5. Lingkup dan Jadwal Tentativ Kegiatan Tahap Persiapan II – 12
Tabel 2.6. Kompilasi Rencana Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja II – 13
Tabel 2.7. Kompilasi Rencana Pembangunan dan Pemanfaatan Base-Camp II – 15
Tabel 2.8. Kompilasi Rencana Sarana Prasarana Penunjang Tambang II – 17
Tabel 2.9. Kompilasi Estimasi Kebutuhan Ramuan Bahan Peledak Untuk Satu Kali II – 23
Peledakan
Tabel 2.10. Kompilasi Rencana Ukuran dan Jumlah Produksi Pengolahan Batuan (Batu II – 24
Pecah)
Tabel 2.11. Kompilasi Rencana Kegiatan Penutupan Tambang dan Jadwal Tentative II – 35
Tabel 2.12. Kompilasi Rencana Reklamasi – Program Penutupan Tambang II – 35
Tabel 2.13. Kompilasi Rencana Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja Tahap Pasca II – 38
Operasi
Tabel 2.14. Kompilasi Rencana Jenis dan Jumlah Peralatan dan Kendaraan Tahap Pasca II – 38
Operasi
Tabel 2.15. Data Curah Hujan Wilayah Rencana Kegiatan II – 39
Tabel 2.16. Kualitas Udara dan Kebisingan di Lingkungan Lokasi Rencana Kegiatan II – 43
Tabel 2.17. Kompilasi Hasil Pemeriksaan Kualitas Perairan Anak Sungai Aia Dingin II – 45
Tabel 2.18. Komposisi Kualitas Tanah Lokasi Rencana Kegiatan II – 46
Tabel 2.19. Kompilasi Laju Erosi Permukaan Tanah di Lokasi Rencana Kegiatan II – 47
Tabel 2.20. Kompilasi Kehadiran Jenis Tumbuhan Liar Dominan II – 49
Tabel 2.21. Kompilasi Jenis dan Skala Kehadiran Fauna – Satwa Liar II – 50
Tabel 2.22. Kompilasi Jenis Ikan Perairan Anak Sungai Aia Dingin di Sekitar Lokasi II – 51
Rencana Kegiatan
Tabel 2.23. Stuktur Komunitas Plankton dan Benthos di Lingkungan Perairan Sekitar II – 51
Lokasi Rencana Kegiatan
Tabel 2.24. Kompilasi Jumlah Penduduk Halaban Menurut Mata Pencaharian II – 53
Tabel 2.25. Kompilasi 10 (Sepuluh) Kasus Penyakit Terbanyak di Wilayah Rencana II – 54
Kegiatan (Keadaan Tahun 2022)
Tabel 2.26. Kompilasi Geometri Ruas Jalan Povinsi di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan II – 56
Tabel 2.27. Kompilasi Kapasitas dan Kinerja Jalan Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai II – 57
di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
Tabel 3.1. Matrik Identifikasi Dampak Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan III – 2
Batu Gamping
Tabel 3.2. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan III – 4
Lingkungan Hidup (UPL) Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan
Batu Gamping PT. Bukit Safa Marwa
DAFTAR GAMBAR
hal
Indek Peta Administrasi Propinsi Sumatera Barat
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Lima Puluh Kota I–5
Gambar 2. Peta Lokasi Rencana Kegiatan I–6
Gambar 3. Peta Lokasi Rencana Tambang II – 3
Gambar 4. Peta Rencana Lay Out Tambang II – 4
Gambar 5. Bagan Alir Rencana Penambangan Batuan II – 5
Gambar 6. Peta Rencana Blok Penambangan II – 6
Gambar 7. Struktur Organisasi Kerja PT. Bukit Safa Marwa II – 14
Gambar 8. Model Lay-Out Gudang Bahan Peledak II – 18
Gambar 9. Model Pengelolaan Tanah Pucuk (Topsoil) II – 20
Gambar 10. Rencana Pola Peledakan dan Geometri Lubang Ledak II – 22
Gambar 11. Model Lay Out Rencana Pengolahan Batuan II – 25
Gambar 12. Model Penampang Saluran Air Hujan II – 28
Gambar 13. Rancangan Kolam Pengendap Air Limpasan II – 30
Gambar 14. Peta Rencana Pasca Tambang II – 36
Gambar 15. Peta Topografi Wilayah Rencana Kegiatan II – 41
Gambar 16. Peta Geologi Lokasi Rencana Kegiatan II – 42
Gambar 17. Grafik Proporsi Lalu Lintas Kendaraan II – 56
Gambar 18. Grafik Volume Lalu Lintas Kendaraan Hari Kerja II – 57
Gambar 19. Grafik Volume Lalu Lintas Kendaraan Hari Libur II – 58
Gambar 20. Bagan Alir Dampak Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu III – 3
Gamping
Gambar 21. Peta Lokasi UKL Tahap Persiapan III – 21
Gambar 22. Peta Lokasi UKL Tahap Persiapan III – 22
Gambar 23. Peta Lokasi UKL Tahap Operasi Produksi III – 23
Gambar 24. Peta Lokasi UKL Tahap Operasi Produksi III – 24
Gambar 25. Peta Lokasi UKL Tahap Pasca Operasi III – 25
Gambar 26. Rekomendasi Penanganan Dampak Lalu Lintas Tahap Operasi Produksi III – 26
Pertambangan Batuan
Gambar 27. Peta Lokasi UPL Tahap Persiapan III – 27
Gambar 28. Peta Lokasi UPL Tahap Persiapan III – 28
Gambar 29. Peta Lokasi UPL Tahap Operasi III – 29
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
A. Identitas Pemkarsa
B. Penyusun UKL-UPL
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor : 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menerangkan bahwa pelaksanaan
usaha pertambangan mineral dan batubara memuat penerapan kebijakan mengutamakan penggunaan
mineral untuk kepentingan dalam negeri. Karena mineral merupakan sumber daya alam tak terbarukan,
pengelolaannya perlu dilaksanakan seoptimal mungkin, efisien, berkelanjutan, transparan, berwawasan
lingkungan dan berkeadilan agar dapat diperoleh manfaat untuk kemakmuran rakyat secara luas.
Diantara jenis bahan galian mineral bukan logam adalah batu kapur atau batu gamping. Batu gamping
(limestone – CaCO3) merupakan batuan sedimen yang terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate).
Sumber utama calcite adalah organisme laut. Organisme tersebut mengeluarkan shell lalu terdeposit di
lantai samudera sebagai pelagic ooze. Secara umum, batu gamping berwarna putih abu-abu kebiru-
biruan, bersifat pejal, berbutir halus hingga kasar, mudah menyerap air dan juga mudah dihancurkan.
Saat ini, penggunaan batu gamping telah mencakup sektor pertanian, industri kimia, industri makanan
dan industri logam. Dalam usaha pertanian, batu gamping bermanfaat sebagai pupuk (keasaman tanah
akan berkurang dari pengapuran) penggunaan kapur tohor (quicklime), kapur padam (hidratedlime)
ataupun tepung kapur. Sementara itu, di bidang industri kimia, batu gamping digunakan untuk produksi
kaustik soda dan alkali lain menggunakan solvany proses – light calcite yang berfungsi sebagai filler,
extender coating pada industri kertas, cat, karet farmasi dan plastik.
Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu dari wilayah di Indoneia dengan kekayaan alam berupa
batubara, batu gamping, minyak dan gas yang tinggi. Deposit batugamping di Provinsi Sumatera Barat
terdeteksi mencapai 2 triliun ton tersebar di Kabupaten Pasaman, Lima Puluh Kota, Sijunjung, Padang
Panjang dan Solok (Jamarun dkk., 2015). Karakter batu gamping di Sumatra Barat umumnya berwarna
putih, berstruktur masif, dan memiliki tekstur kristalin (Marin dkk., 2019).
Untuk wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, cadangan batu gamping diantaranya terdapat di Jorong
Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban. Sehubungan potensi yang dimaksud,
PT. BUKIT SAFA MARWA telah melakukan kegiatan eksplorasi atau penyelidikan pada lahan seluas
20,00 ha. Izin pelaksanaan kegiatan didasarkan Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa (salinan pada Lampiran 1).
Dari pekerjaan eksplorasi dengan menerapkan metoda garis kontur (isoline) diketahui jumlah cadangan
batu gamping 4.403.042 m3 atau setara 11.447.910 ton pada lahan seluas 14,00 ha dan ketinggian 600
– 710 m dari permukaan laut (beda tinggi 110 m). Pengesahan terhadap hasil pekerjaan eksplorasi
diterbitkan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat melalui surat Nomor :
540/781/MB/ESDM/2022 tanggal 14 September 2022 perihal Laporan Akhir Eksplorasi IUP Batuan
Batu Gamping PT. Bukit Safa Marwa (salinan pada Lampiran 1).
Berdasarkan hasil penyeldikan, telah disusun Studi Kelayakan yang diantaranya merumuskan rencana
penambangan secara terbuka (open mining) menerapkan metoda quarry (pengambilan batuan dimulai
dari areal kerja dengan elevasi paling tinggi ke arah elevasi yang rendah), penambangan batuan akan
dilakukan secara mekanis dan peledakan (blasting) dengan rencana produksi maksimal 468.000 ton
per-tahun, pengolahan batuan menjadi batu pecah (split) untuk memperoleh nilai tambah (added value)
sekaligus analisa ekonomi (finansial) rencana kegiatan pertambangan batuan. Pengesahan terhadap
Studi Kelayakan diterbitkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat melalui
surat Nomor : 540/780/MB/ ESDM/2022 tanggal 14 Septmber 2022 perihal Persetujuan Tekno Ekonomi
Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (salinan pada Lampiran 1). Untuk selanjutnya akan diajukan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lokasi rencana kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikutnya.
Sebagaimana muatan dari Studi Kelayakan (2022), produk batuan di lokasi areal kerja tambang adalah
batu pecah (split). Selanjutnya, produk batuan dapat dimanfaatkan untuk konstruksi bangunan bahkan
tepung kapur pertanian setelah dilakukan pengolahan lanjutan oleh pihak lain.
A. Tujuan
a. Menggali sumberdaya alam bahan galian mineral bukan logam berupa batu gamping sesuai
dengan kaidah pertambangan yang baik.
b. Menggali potensi bahan galian batu gamping untuk dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
sarana prasarana umum oleh pemerintah maupun pihak lain.
c. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi anggota masyarakat di sekitarnya
sesuai keterampilan dan potensi sumber daya alam.
B. Manfaat
a. Memenuhi kebutuhan batuan bagi usaha ekonomi masyarakat di wilayah Jorong Kapalo Koto
dan Nagari Halaban ataupun daerah lain.
b. Turut mendorong pertumbuhan usaha ekonomi yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan
oleh masyarakat setempat seiring kegiatan penambangan batu gamping.
A. Tujuan
d. Merumuskan mitigasi dampak dalam bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.
B. Kegunaan
a. Untuk mencegah ataupun mengendalikan peluang dampak pelaksanaan rencana kegiatan agar
intensitas perubahan kualitas lingkungan menjadi kecil.
b. Sebagai pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan rencana kegiatan.
Selain bersifat menguntungkan, pelaksanaan rencana kegiatan juga berpeluang menimbulkan kerugian
terhadap lingkungan hidup. Tinjauan peraturan dan perundang-undangan serta pertimbangan dokumen
lingkungan yang harus disusun bagi rencana kegiatan diuraikan berikut.
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha
dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingungan Hidup, Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup – Lampiran I K. Sektor Energi dan
Sumber Daya Mineral, rencana kegiatan pertambangan mineral bukan logam atau batuan dengan
luas perizinan ≥ 5 ha < 200 ha (menengah – tinggi) atau luas daerah terbuka untuk pertambangan
< 50 ha per-tahun (menengah – tinggi) atau kapasitas produksi ≥ 100.000 < 500.000 ton per-tahun
termasuk kriteria rencana kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL.
2. Berita Acara Rapat Penapisan dan Penetapan Jenis Dokumen Lingkungan dan Persetujuan Teknis
Rencana Usaha PT. Bukit Safa Marwa yang diterbitkan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera
Barat tanggal 26 September 2022 (salinan pada Lampiran 1) menyatakan bahwa bagi rencana
kegiatan wajib disusun UKL-UPL.
Lokasi
Rencana Kegiatan
KETERANGAN
Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa
BAB II
URAIAN RENCANA KEGIATAN
Usaha pertambangan batu gamping secara terbuka (open mining) dengan menerapkan metoda quarry
sisi bukit (side hill method ) dan pengolahan batuan dengan produk batu pecah (split).
Secara administratif, lokasi rencana kegiatan berada di wilayah Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban
Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Sesuai dengan muatan WIUP, koordinat
geografis lokasi usulan IUP Operasi Produksi tersaji pada Tabel 2.1 di bawah ini. Sementara itu, peta
lokasi rencana tambang sebagaimana Gambar 3 berikutnya.
Tabel 2.1.
Kompilasi Koordinat WIUP dan Usulan IUP Operasi Produksi
Lokasi rencana kegiatan cukup jauh (jarak berkisar 750 m) dari hunian masyarakat dan jalan Provinsi
ruas Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai (P.44). Berdasarkan kesepakatan dengan Pemerintah Nagari
Halaban, bagi akses tambang akan dimanfaatkan jalan lingkungan (kondisi permukaan saat ini masih
tanah). Sehubungan hal dimaksud, lingkungan sekitar secara umum dikemukakan sebagai berikut.
Lingkungan sekitar jalan lingkungan (rencana akses tambang) berupa usaha ekonomi masyarakat
(warung makanan dan minuman 1 unit), kebun campuran dan areal pertanian sawah. Pemanfaatan
jalan lingkungan saat ini oleh masyarakat diantaranya untuk pengangkutan produksi tanaman dari
kebun campuran dan juga sawah.
Lingkungan lokasi tambang adalah perbukitan batu kapur (gamping), tutupan lahan meliputi kebun
campuran, semak belukar dan sebagian besar tegakan alamiah. Aliran permukaan (arah Selatan)
berupa anak sungai Aia Dingin memiliki elevasi lebih rendah dari lokasi rencana tambang.
Sesuai dengan hasil eksplorasi atau penyelidikan rinci yang terungkap dalam Studi Kelayakan (2022),
bahan galian batu gamping di lokasi rencana kegiatan bersifat menerus dan relatif homogen. Tidak ada
struktur yang mempengaruhi batuan setempat secara signifikan.
Berdasarkan muatan Studi Kelayakan (2022), jumlah cadangan terukur batu gamping di lokasi rencana
kegiatan mencapai 4.403.042 m3 (setara 11.447.910 ton) pada lahan seluas 14,00 ha dan ketinggian
600 – 710 m dari permukaan laut (beda tinggi 110 m).
Rencana pemanfaatan lahan dari 20,00 ha meliputi areal tambang (luas 14,00 ha), areal penyimpanan
tanah pucuk (topsoil storage), areal pengolahan batuan, gudang bahan peledak, sarana prasarana
tambang dan jalan kerja tambang (mine haul). Selain itu, sebagian kecil dari lahan juga tidak dilakukan
penambangan (luas 35.100 m2 = 3,51 ha) karena faktor batuan yang relatif jauh di bawah permukaan
tanah sehingga dinilai kurang ekonomis. Kompilasi rencana penggunaan lahan sebagaimana Tabel 2.2
di bawah ini dan peta rencana lay-out tambang dapat dilihat pada Gambar 4.
Tabel 2.2.
Kompilasi Rencana Penggunaan Lahan
Studi Kelayakan (2022) diantaranya mengemukakan rencana lereng tambang yang akan diterapkan
bagi pelaksanaan penambangan, sebagai berikut.
Tinggi bench : 6 m.
Lebar bench : 5 m.
Sesuai dengan kondisi atau keadaan batu gamping pada lokasi rencana kegiatan, maka sistim dan tata
cara penambangan yang akan diterapkan diuraikan berikut.
A. Sistim Penambangan
Sistim penambangan adalah terbuka (open pit) dan tata cara penambangan quarry sisi bukit (side
hill method). Bagan alir tata cara penambangan sebagaimana Gambar 5 di bawah ini sedangkan
rencana blok penambangan dapat dilihat pada Gambar 6 berikutnya.
PENGOLAHAN
REKLAMASI
BATUAN
PEMUATAN DAN
PELEDAKAN PENGAMBILAN
PENGANGKUTAN
BATUAN BATUAN
BATUAN
Sehubungan faktor batu gamping di permukaan relatif tidak keras, penambangan tahap awal dapat
menggunakan rock breaker yang dipasang pada bagian ujung lengan (arm) unit excavator. Seiring
penurunan elevasi permukaan kerja, selanjutnya dilakukan peledakan (blasting) batuan.
KETERANGAN
Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa
11
4 12
13
14a
14b
KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area Arah Limpasan
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Permukaan
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua)
06. Areal Pengolahan Batuan
07. Workshop Jalan Tambang
08. TPS Limbah B3
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang
GAMBAR 4
Usulan IUP Operasi Produksi PETA RENCANA LAYOUT TAMBANG
1 8
5 9 10
7
2 3
11
4 12
13
14a
14b
KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area Usulan IUP Operasi
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Produksi
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik Arah Limpasan
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua) Permukaan
06. Areal Pengolahan Batuan
07. Workshop Jalan Tambang
08. TPS Limbah B3
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang
Rencana Blok Penambangan GAMBAR 6
PETA RENCANA BLOK PENAMBANGAN
Sesuai faktor sebaran bahan galian batu gamping bersifat menerus dan relatif homogen, penambangan
dimulai dari elevasi paling tinggi (+ 710 m) ke arah elevasi batas penambangan rencana (+ 600 m) atau
beda tinggi 110 m. Berdasarkan penurunan elevasi secara berjenjang (tinggi setiap jenjang 6 m dengan
beda tinggi 110 m) dan tinggi setiap lereng 6 m, maka akan terbentuk 20 (dua puluh) lereng.
Untuk mendukung rencana kegiatan dibutuhkan berbagai jenis peralatan (alat berat dan juga alat bor
batuan), kendaraan angkut serta stone crusher kapasitas 25 ton/jam (1 unit) bagi pengolahan batuan.
Kompilasi peralatan dan kendaraan dimaksud tersaji pada Tabel 2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3.
Kompilasi Rencana Jenis dan Jumlah Peralatan dan Kendaraan
A. Pertambangan Batuan
Waktu kerja efektif 8 jam per-hari (1 shift siang), jam kerja produksi pukul 08.00 – 12.00 WIB dan
13.00 – 17.00 WIB dengan jam istirahat dan peledakan batuan pukul 12.00 – 13.00 WIB.
B. Pengolahan Batuan
Waktu kerja efektif 20 jam per-hari (2 shift – siang dan malam), jam kerja produksi shift siang pukul
07.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 18.00 WIB (istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB), jam kerja produksi
shift malam pukul 19.00 – 24.00 WIB dan 01.00 – 06.00 WIB (istirahat pukul 24.00 – 01.00 WIB).
Sesuai peraturan perundang-undangan, IUP Operasi Produksi pertambangan batuan diberikan dalam
jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima)
tahun. Berdasarkan jumlah cadangan dan ketetapan di atas, sebagaimana Tabel 2.4 produksi batuan
(raw material) direncanakan 260.000 – 468.000 ton per-tahun dengan recovery rencana 98 % sehinga
perolehan batuan keseluruhan 6.217.120 ton. Sisa cadangan yang masih banyak setelah jangka waktu
15 (lima belas) tahun terkait dengan keterbatasan kapasitas produksi dan pengolahan batuan.
Tabel 2.4.
Kompilasi Rencana Produksi Raw Material
Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota melalui surat Nomor : 600/832/PUPR/LK/VII-2021 tanggal 14
Juli 2021 (salinan pada Lampiran 1) menyatakan bahwa lokasi rencana kegiatan berada di Kawasan
Pertambangan dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor : 7 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2012-2032. Kemudian,
melalui surat Nomor : 522.1/451/KPHL-LPK/VI-2021 tanggal 02 Juni 2021 (salinan pada Lampiran 1),
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Lima Puluh Kota
menerangkan lokasi rencana kegiatan berada di luar kawasan hutan atau pada Areal Penggunaan Lain
(APL) dan tidak termasuk Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB).
Sesuai ketentuan Pasal 53 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, penyusunan formulir UKL
UPL dimulai dengan penyediaan data dan informasi: a. deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dan/
atau b. Persetujuan Teknis. Pasal 57 ayat (4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22
Tahun 2021 menjelaskan bahwa Persetujuan Teknis terdiri atas : a. pemenuhan Baku Mutu air limbah;
b. pemenuhan Baku Mutu emisi; c. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau d. analisis mengenai dampak lalu
lintas. Adapun proses Persetujuan Teknis dilakukan sebelum pemeriksaan formulir UKL UPL.
Pasal 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran
diantaranya menerangkan air limbah adalah air yang berasal dari suatu proses dalam suatu kegiatan.
Sesuai lingkup rencana kegiatan – dalam hal aktifitas tenaga kerja, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Sumatera Barat telah menerbitkan Persetujuan Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah melalui surat Nomor
: 660/780/P2KLPHL-2023 tanggal 17 April 2023 perihal Persetujuan Teknis Pembuangan Air Limbah
Domestik Kegiatan PT. Bukit Safa Marwa (salinan pada Lampiran 2). Adapun muatan dari Persetujuan
Teknis yang dimaksud diantaranya sebagai berikut.
1. Jumlah timbulan air limbah domestik sebanyak 4.040 L per-hari. Sementara itu, air yang digunakan
untuk penyiraman areal kerja stone crusher (2.500 L per-hari) akan menguap (100 %).
2. Pengolahan air limbah secara biologis menggunakan unit Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dengan
kapasitas 6,54 m3 per-hari. Unit proses terdiri dari tangki ekualisasi, ABR (bak pengendap dan bak
kompartemen ABR) serta bak khlorinasi untuk pembubuhan kaporit (dosis 0,169 kg per-hari).
3. Air olahan keluaran unit ABR dialirkan menuju sungai Aia Dingin menggunakan jaringan pipa – titik
koordinat pembuangan air limbah (outfall) adalah 0° 20' 48,66" LS 100°44' 44,24" BT. Berdasarkan
data koordinat oultet IPAL dengan titik pembuangan, panjang jaringan pipa pembuangan ± 415 m.
Lingkungan di sepanjang jaringan pipa berupa semak belukar, kebun campuran dan hutan.
Pasal 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran
juga menjelaskan bahwa pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia. Sementara itu, emisi adalah pencemar
udara yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara,
mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi pencemaran udara.
Sesuai perencanaan, sumber energi listrik yang utama berasal dari jaringan listrik PT. PLN (Persero).
Sementara itu, sumber listrik cadangan adalah unit Generating Set (kapasitas rencana 25 kVA) yang
hanya akan digunakan untuk penerangan. Memperhatikan muatan dari Lampiran XI Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan
Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran menjelaskan, kajian teknis
pembuangan emisi diterapkan bagi sumber tidak bergerak.
Sumber emiisi tidak bergerak di lokasi rencana kegiatan adalah Generating Set. Mempertimbangkan
pemakaian Generating Set hanya pada saat gangguan aliran listrik PLN (Persero) atau tidak menerus,
tidak dibutuhkan Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi. Meskipun demikian, seiring dengan
penggunaan sebagai sumber energi listrik cadangan tetap dilakukan pemantauan emisi Generating Set
secara berkala setiap 1 x 12 bulan jika jam penggunaan Generating Set > 1.000 jam setiap tahun atau
setiap 3 tahun jika penggunaan Generating Set < 1.000 jam setiap tahun.
Berdasarkan lingkup rencana kegiatan pertambangan sekaligus pengolahan batuan dengan dukungan
berbagai jenis peralatan dan kendaraan termasuk peledakan akan menimbulkan limbah yang termasuk
golongan bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Sehubungan dengan penghasil, disusun Rincian
Teknis Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana Lampiran 3.
Pasal 295 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa kewajiban terhadap pemenuhan
standar dan/atau rincian teknis penyimpanan limbah B3 dilakukan dengan cara berikut.
Menyusun laporan penyimpanan limbah B3 (format pada Lampiran 3) serta menyampaikan laporan
penyimpanan limbah B3 secara berkala setiap 1 x 6 bulan kepada instansi penerbit persetujuan
lingkungan melalui tauatan https://plb3.menlhk.go.id.
Muatan dari Pasal 99 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman
dan infrastruktur yang berpeluang menimbulkan gangguan terhadap keamanan dan keselamatan serta
ketertiban, kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
Berdasarkan ketentuan yang diatur Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 17 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas dan keberadaan jalan yang bersilangan dengan
akses lokasi rencana kegiatan adalah jalan Provinsi ruas Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai (P.44),
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat melalui surat Nomor : 551.11/068/DISHUB-SB/XI/2022
perihal Pemberitahuan Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) menerangkan bahwa bagi rencana
kegiatan dilengkapi dengan Standar Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas.
Persetujuan Standar Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas diterbitkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi
Sumatera melalui surat Nomor : 551.2/67/APP-II/2023 tanggal 27 Februari 2023 perihal Persetujuan
Standar Teknis (salinan pada Lampiran 4). Muatan dari Standar Teknis diantaranya sebagai berikut.
Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta pelebaran radius tikungan (belok)
pada akses masuk dan keluar tambang menjadi 8,0 m.
Pemasangan alat penerangan jalan pada akses masuk – keluar dan internal kawasan tambang.
Menyediakan lokasi stock pile atau lahan penempatan material dan peralatan yang digunakan.
Penyediaan lokasi pencucian roda kendaraan truk pengangkut dan menutup rapat material dengan
terpal sebelum mennggalkan lokasi kegiatan.
Menyediakan petugas pengatur atau pengamanan lalu lintas yang bersertifikat untuk mengatur lalu
lintas pada wilayah internal dan eksternal.
Adapun pelaksanaan beberapa rekomendasi terkait lalu lintas, akan dilakukan apda Tahap Persiapan
dan menerus selama Tahap Operasi Produksi batuan di lokasi rencana kegiatan.
Beberapa aktifitas yang berlangsung pada Tahap Persiapan diproyeksikan selesai dalam jangka waktu
6 (enam) bulan. Lingkup kegiatan dan jadwal tentativ sebagaimana Tabel 2.5 di bawah ini.
Tabel 2.5.
Lingkup dan Jadwal Tentativ Kegiatan Tahap Persiapan
Merupakan kegiatan pemberian pemahaman kepada masyarakat setempat terkait rencana usaha
pertambangan batu gamping. Sosialisasi akan dilaksanakan pihak PT. Bukit Safa Marwa bersama
dengan Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Nagari setempat.
B. Pembebasan Lahan
Untuk pelaksanaan rencana kegiatan, akan dilakukan pula pembebasan lahan seluas 20 ha. Status
lahan dimaksud merupakan ulayat kaum Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban. Penggunaan lahan
yang berlangsung saat ini adalah kebun campuran, hutan dan semak belukar. Berdasarkan muatan
kesepakatan awal dengan kepala kaum yang terkait (salinan pada Lampiran 1), pembebasan lahan
dilakukan melaui pemanfaatan bersama dengan pendekatan berikut.
Sehubungan status lahan yang akan dibebaskan adalah ulayat kaum, dilakukan musyawarah
bersama kepala kaum, anggota kaum bersangkutan dan Pemerntah Nagari. Selain itu, muatan
musyawarah juga merumuskan kontribusi yang menjadi kewajiban pihak-pihak terkait.
Jikalau ada tanaman yang bernilai ekonomis, pembebasan lahan juga melalui ganti kerugian
terhadap tanaman sesuai hasil musyawarah.
Setelah usaha pertambangan berakhir, lahan bekas tambang dilakukan reklamasi agar menjadi
produktif lalu diserahkan kepada masyarakat pemegang ulayat atau pengolah sebelumnya.
Sebagaimana kompilasi pada Tabel 2.6 di bawah ini, sebagian besar tenaga kerja yang akan
terlibat merupakan angkatan kerja setempat – struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 7.
Proses penerimaan tenaga kerja dilakukan melalui seleksi secara tertulis dan juga wawancara
dengan melibatkan Pemerintah Nagari Halaban.
Tabel 2.6.
Kompilasi Rencana Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja
Gaji atau upah tenaga kerja meliputi gaji pokok (sesuai Upah Minimum Provinsi tahun berjalan),
lembur dan tunjangan lain (jika ada). Kemudian, seluruh tenaga kerja juga diikutsertakan dalam
program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) secara keseluruhan.
3. Hubungan Kerja
Hubungan kerja tahap awal menerapkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Perubahan
hubungan kerja ditentukan oleh prestasi tenaga kerja setelah jangka waktu atau masa PKWTT
berakhir. Adapun hubungan kerja yang dimaksud selanjutnya juga akan dicatatkan pada Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Lima Puluh Kota.
Untuk mendukung pekerjaan pembangunan sarana prasarana tambang, akan diadakan pula base-
camp dengan konstruksi semi permanen (bangunan sementara) sebagaimana Tabel 2.7 di bawah
ini. Penggunaan unit base-camp diantaarnya tempat bekerja dan isitirahat tenaga kerja (rencana 30
orang), pemeliharaan peralatan dan penempatan sementara material bangunan.
Tabel 2.7.
Kompilasi Rencana Pembangunan dan Pemanfaatan Base-Camp
Berdasarkan kegiatan yang akan berlangsung di lokasi base-camp sekaligus aktifitas tenaga kerja,
akan timbul air limbah domestik bahkan timbulan limbah domestik padat (sampah) sebagai sumber
perkembangan vektor penyakit. Selain itu, pemeliharaan berkala peralatan turut pula menghasilkan
limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3).
Seiring kehadiran tenaga kerja (direncanakan 30 orang) dan jumlah air bersih kebutuhan dasar
kebersihan 30 L per-orang/hari (Buku Panduan Pengembangan Air Minum Direktorat Jenderal
Cipta Karya, 2007) dan berwudhuk 12 L per-orang, jumlah timbulan air limbah domestik 1.200 L
per-hari. Penanganan dilakukan menggunakan unit tangki septik dan pengurasan melalui kerja
sama dengan pihak pengelola Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdekat. Sesuai
rencana kapasitas tangki septik (20,00 m3), pengurasan dilakukan setelah 6 (enam) bulan.
Berasumsi base-camp sebagai rumah non-permanen, timbulan sampah berkisar 0,25 – 0,30 kg
atau 1,75 – 2,00 L per-orang/hari (Damanhuri, 2004). Dari kehadiran tenaga kerja (30 orang),
jumlah timbulan sampah mencapai 7,5 – 9,0 kg atau 52 – 60 L setiap hari. Untuk itu, disediakan
tong sampah kapasirtas 40 L sebanyak 2 (dua) unit dan pengangkutan sampah menuju Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sampah di Pasar Halaban setiap 2 (dua) hari.
Kebutuhan material pembangunan sarana prasarana meliputi pasir (80 m3), batu (1.380 m3), kerikil
atau koral (735 m3), semen (250 sak), kayu (20 m3), besi dan lainnya. Pengangkutan memakai
kendaraan bak terbuka (pick-up) atau truk ringan. Sementara itu, beberapa peralatan yang tersaji
pada Tabel 2.3 sebelumnya diangkut menggunakan truk ringan, truk berat bahkan trailer.
F. Pembuatan Jalan
Lingkup dari pekerjaan melakukan peningkatan kapasitas jalan lingkungan eksisting yang akan
dimanfaatkan sebagai jalan masuk tambang (access road). Jalan sepanjang ± 750 m dan lebar
saat ini ± 3,0 m (konstruksi permukaan tanah) merupakan jalan usaha tani. Terkait rencana
pemanfaatan telah disepakati beberapa hal dengan Pemerintahan Nagari.
Pihak PT Bukit Safa Marwa berkewajiban melakukan peningkatan kapasitas jalan dari lebar
± 3,0 m menjadi ± 6,0 m sekaligus pemeliharaan jalan secara berkala. Untuk itu, akan
dilakukan pembebasan lahan melalui ganti kerugian kepada pihak yang menguasai.
Pekerjaan drainase samping – lebar rencana 0,50 m dan kedalaman 0,50 m – dilakukan
secara mekanis menggunakan alat berat jenis excavator (1 unit). Material (tanah) hasil
galian ditimbunkan di sempadan luar drainase kemudian dipadatkan.
Pekerjaan gorong-gorong atau box culvert pada bagian jalan yang melintasi parit alam.
Perkerasan badan jalan (lebar ± 6,0 m) dengan batu bagian bawah (tebal rencana 30 cm –
kebutuhan batu ± 1.350 m3) dan koral (kerikil) untuk bagian atas (tebal rencana 15 cm –
kebutuhan koral ± 675 m3). Pekerjaan menggunakan alat berat jenis excavator (1 unit) dan
dozer (1 unit) yang dimulai dari lokasi persilangan dengan jalan Provinsi.
Pembangunan jalan kerja tambang (mine haul) dengan konstruksi permukaan perkerasan batu
dan kerikil, panjang rencana ± 800 m, lebar ± 14 m, faktor kemiringan badan jalan 2,0 % dan
sudut tanjakan (grade) berkisar 5,0 – 10,0 %. Beberapa lingkup pekerjaan diuraikan berikut.
Pembersihan lahan menggunakan alat berat jenis excavator dan dozer. Bagian tegakan –
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan akan dikumpulkan sedangkan bagian lainnya dicincang
dan ditempatkan pada ruang di luar sempadan jalan (dibiarkan mengalami pembusukan).
Pekerjaan galian material tanah badan jalan hingga lapisan keras atau permukaan batuan
menggunakan alat berat jenis excavator.
Seluruh material tanah hasil galian ditimbunkan pada lokasi topsoil storage untuk digunakan
bagi pelaksanaan kegiatan reklamasi.
Berbagai bentuk dan jenis sarana prasarana penunjang kegiatan penambangan akan dibangun di
areal kerja. Sebagian besar sarana prasarana dimaksud adalah berupa bangunan semi permanen.
Kompilasi sarana prasarana yang dibutuhkan, disajikan pada Tabel 2.8 di bawah ini.
Tabel 2.8.
Kompilasi Rencana Sarana Prasarana Penunjang Tambang
Gudang bahan peledak terdiri dari beberapa unit bangunan permanen yang akan digunakan untuk
penyimpanan beberapa jenis ramuan bahan peledak. Peruntukkan dari bangunan diantaranya bagi
penyimpanan amonium nitrat (1 unit), detonator listrik (1 unit), detonating relay conector atau Nonel
(1 unit) dan dinamit powergel (1 unit). Rencana lay-out dapat dilihat pada Gambar 8. Selanjutnya,
tata cara pengamanan ramuan bahan peledak didasarkan atas muatan Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Teknik Pertambangan yang Baik dan Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor :
309.K/30/DJB/2018 tentang Petunjuk Teknis Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan serta
Keselamatan Fasilitas Penimbunan Bahan Bakar Cair pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara. Beberapa bentuk kegiatan pengamanan sebagaimana uraian berikut.
Setiap bangunan gudang ramuan bahan peledak dibatasi tanggul tanah (lebar dasar 2,0 m dan
lebar atas 1,0 m dengan tinggi tanggul 1,0 m).
Setiap bangunan gudang ramuan bahan peledak dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan,
alat ukur suhu (thermometer), alat ukur kelembaban udara (hygrometer), alat penyalur petir.
Areal gudang ramuan bahan peledak dilengkapi dengan Pos Penjagaan dan dijaga selama 24
jam oleh petugas SATPAM atau anggota POLRI.
Gudang
Tanggul
Amonium Nitrat Tanah
(400 m2)
Gudang
DRC / Nonel
(100 m2)
Pagar
Kawat Duri
Gudang
Dinamit
(100 m2)
Gudang
Detonator Listrik
(100 m2)
Pos
Jaga
H. Pembersihan Lahan
Kegiatan pembersihan lahan diantaranya dilaksanakan untuk pembangunan sarana dan prasarana
tambang serta persiapan penambangan. Aktfitas akan berlangsung secara mekanis menggunakan
alat dorong (dozer), alat gali-muat (excavator) dan juga peralatan mekanis kecil berupa chain-saw.
Tegakan yang dapat dimanfaatkan akan digunakan bagi pembangunan sarana prasarana tambang
sedangkan lainnya ditumpuk sementara waktu kemudian diangkut menuju disposal area.
Studi Kelayakan (2022) tidak mengungkapkan jumlah topsoil di lokasi rencana kegiatan. Dari hasil
observasi diketahui, tanah pucuk (topsoil) memiliki ketebalan rata-rata 20 cm. Keberadaan topsoil
hanya di lokasi rencana sarana prasarana tambang karena bentang alam relatif datar dan rencana
jalan tambang (panjang 800 m) berupa punggung perbukitan batu gamping yang akan ditambang.
Sehubungan perbukitan batu gamping, sebaran tanah pucuk tidak merata, cendrung semakin tipis
bahkan hampir tidak ada pada bagian tengah hingga puncak. Sehubungan pemanfaatan kembali,
pelaksanaan penyimpanan tanah pucuk (topsoil) dilakukan sebagaimana uraian berikut dan model
penanganan dapat dilihat pada Gambar 9.
Seluruh tanah pucuk (perkiraan jumlah ± 2.756 m3 – sarana prasarana tambang 516 m3 dan
jalan tambang 2.240 m3) disimpan pada topsoil storage – tinggi timbunan tidak lebih 1,50 m
Selain itu, dapat langsung ditebar pada areal bekas tambang (persiapan reklamasi). Agar tidak
terjadi pelindian (leaching) dan erosi, permukaan timbunan tanah pucuk ditutup menggunakan
mulsa (jerami) atau tanaman penutup permukaan tanah (Leguminosae Cover Crop – LCC).
Mengadakan drainase keliling di bagian kaki topsoil storage kemudian mengarahkan air kerja
menuju kolam pengendap (sediment ponds).
Oleh karena seluruh tanah pucuk akan dimanfaatkan kembali sebagai media tumbuh bagi tanaman
penghijauan (revegetasi), penanganan yang diterapkan pada topsoil storage menjadi tolok ukur
dalam hal keberhasilan penghijauan.
Sesuai hasil observasi, di lokasi rencana sarana prasarana tambang dan jalan tambang terdapat
overburden (subsoil) di bawah lapisan tanah pucuk dengan ketebalan rata-rata ± 60 cm (perkiraan
jumlah 8.268 m3). Penggalian menggunakan alat gali (excavator) lalu diangkut dengan kendaraan
angkut jenis dump truck) ke lokasi disposal area dan areal bekas tambang.
1. Disposal Area
Kegiatan penimbunan sekaligus pemadatan dilakukan secara mekanis memakai alat dorong
(dozer). Penimbunan overburden pada disposal area berpeluang menghasilkan air kerja, yang
berasal dari pelindian timbunan oleh air hujan. Untuk itu, seluruh air kerja dari disposal area
diarahkan menuju kolam pengendap (sediment pond).
Original Surface
Topsoil
Topsoil
Storage Jalan
Tambang
Areal Bekas Tambang
Topsoil
Storage Jalan
Tambang
Selain pada disposal area, kegiatan penimbunan overburden juga dilakukan pada areal bekas
tambang yang tidak dilakukan lagi penambangan atau telah final. Dalam kegiatan ini, seluruh
overburden ditimbunkan kembali secara bertahap. Areal bekas tambang dimaksud selanjutnya
ditata lalu dihamparkan tanah pucuk kemudian dilakukan penghijauan.
Untuk tahap awal, penambangan dapat dilakukan secara mekanis menggunakan alat berat jenis
excavator. Sehubungan faktor kekerasan batuan yang berada di bawah permukaan, penambangan
selanjutnya membutuhkan peledakan (blasting). Setelah kegiatan peledakan selesai, penggalian
batu gamping dilaksanakan menggunakan alat gali muat (excavator).
D. Peledakan
Sesuai perencanaan, kegiatan peledakan batuan akan dilakukan melalui kerja sama dengan pihak
lain yang memiliki izin sesuai peraturan dan perundang-undangan. Sistem peledakan menerapkan
box cut – pola peledakan dengan runtuhan batuan ke arah depan dan membentuk kotak.
Alat bor (drilling machine) yang akan digunakan bagi pembuatan lubang ledak adalah Tamrock
CHA 660 atau sekelas.
Penggunaan bahan peledak ditujukan untuk membongkar serta meremukan massa batuan
agar memudahkan galian dan pengangkutan. Jenis bahan peledak yang digunakan adalah
amonium nitrat fuel oil (ANFO) dan dinamit powergel magnum.
Pola peledakan yang akan diterapkan zig-zag. Sementara itu, rencana geometri peledakan
sebagaimana uraian berikut dan dapat dilihat pada Gambar 10.
GEOMETRI
LUBANG LEDAK
Keterangan
D : Diameter Lubang
B : Burden
H : Kedalaman Lubang
L : Tinggi Jenjang
T : Stemming
J : Subdrilling
S : Spacing
Berdasarkan geometri di atas dengan berasumsi jumlah kebutuhan ramuan bahan peledak
sebagaimana Tabel 2.9 berikut ini, akan dihasilkan raw material sebanyak 2.880,00 BCM ≈
8.236,80 ton setiap peledakan (nilai Berat Jenis batu gamping insitu adalah 2,86).
Jikalau rencana produksi raw material diproyeksikan 468.000 ton per-tahun atau ≈ 167.143
BCM dan produksi setiap peledakan 2.880 BCM, peledakan berlangsung 58 – 59 kali setiap
tahun (4 – 5 kali per-bulan). Sesuai jumlah penggunaan Amonium Nitrat (250 kg setiap kali
peledakan), peledakan termasuk kategori soft explosive atau daya ledak rendah.
Tabel 2.9.
Kompilasi Estimasi Kebutuhan Ramuan Bahan Peledak Untuk Satu Kali Peledakan
Sehubungan penggunaan bahan peledak, akan dihasilkan batuan dengan fragmentasi yang
tidak seragam diantaranya berukuran 30 cm, 50 cm, 70 cm, 80 cm atau bahkan >100 cm.
Pengecilan ukuran >100 cm selanjutnya dilakukan secara mekanis menggunakan alat berat
jenis excavator dengan cara menekan bucket di permukaan batuan.
Lebih jauh, seiring dengan pelaksanaan peledakan berpeluang terjadi lemparan batu (flying
rock) dari lokasi peledakan ke lingkungan sekitar. Keputusan Menter Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor : 1827/K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik menerangkan bahwa jarak aman peledakan bagi alat dan fasilitas
pertambangan 300 (tiga ratus) meter dan terhadap manusia 500 (lima ratus) meter. Untuk
itu, sebelum dan selama peledakan jarak aman harus dipastikan.
Setelah peledakan, terhadap raw material batuan dilakukan pengumpulan di areal kerja atau front
tambang menggunakan alat berat jens excavator lalu dimuat ke atas kendaraan angkut dump truck
jenis tronton. Tujuan pengangkutan adalah lokasi kegiatan pengolahan. Oleh sebab itu, di lokasi
rencana kegiatan tidak ada areal penumpukan batuan (stock yard).
F. Pengolahan Batuan
Pengolahan batuan hanya untuk memperkecil ukuran batuan. Produk batuan dapat dimanfaatkan
untuk bangunan bahkan tepung kapur pertanian setelah pengolahan lanjutan oleh pihak lain.
Feeder dan Hooper – komponen yang mengatur aliran dan pemisahan bahan baku serta
penerima bahan baku atau batuan (raw material).
Grizzly Bar – unit berupa batang-batang (bars) besi paralel dengan jarak yang dapat diatur
sedemikian rupa, sehingga ukuran batuan yang jatuh ke dalam unit crusher sesuai dengan
ukuran rencana produk.
Belt conveyor – unit ban berjalan untuk memindahkan material secara langsung dari satu
unit ke unit kerja berikutnya.
Bin dan Hooper Bawah – unit yang berfungsi menampung sementara produk atau sebagai
kontainer untuk penyimpanan produk.
2. Rencana Produksi
Sesuai recovery produksi tambang, jumlah raw material 458.640 ton per-tahun (rata-rata 1.274
ton per-hari). Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton per-hari
untuk waktu kerja 20 jam, shift siang pukul 07.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 18.00 WIB dan shift
malam pukul 19.00 – 24.00 WIB dan 01.00 – 06.00 WIB). Artinya, sebagian besar raw material
juga diangkut ke lokasi kegiatan pihak lain. Rencana jumlah produksi pengolahan batuan tersaji
pada Tabel 2.10 dan rencana lay out pengolahan sebagaimana Gambar 11 berikutnya.
Tabel 2.10.
Kompilasi Rencana Ukuran dan Jumlah Produksi Pengolahan Batuan (Batu Pecah)
3. Pemecahan Batuan
Tipe dari unit primary crusher yang digunakan jaw crusher. Adapun jaw crusher merupakan
mesin penekan (compression) dengan rasio pemecahan 6 : 1.
Sebelum diangkut menuju lokasi kegiatan pihak lain, untuk sementara batuan produk ditumpuk
pada areal penumpukan (stock pile).
Kegiatan pemuatan material produk (split) ke atas truk menggunakan alat muat (wheel loader)
atau excavator. Kendaraan angkut yang digunakan jenis truk kecil (kapasitas muatan 12 ton)
dan truk ringan (kapasitas muatan 5 ton). Prasarana jalan yang dimanfaatkan adalah jalan kerja
tambang dan jala lingkungan dengan permukaan diperkeras. Sesuai kapasitas, ritasi kendaraan
truk kecil 106 – 107 kali setiap hari sedangkan truk ringan 254 – 255 kali setiap hari.
G. Reklamasi
Reklamasi merupakan kegiatan untuk memperbaiki areal bekas tambang menjadi lahan produktif.
Lingkup rencana kegiatan reklamasi diantaranya sebagai berikut.
Sesuai faktor iklim dan kualitas tanah setempat, tanaman penghijauan yang diusahakan jenis karet
– pemilihan tanaman jug memperhatikan penggunaan lahan sebelumnya berupa kebun campuran
dengan komoditi utama adalah karet. Sementara itu, tata guna lahan setelah usaha pertambangan
batuan berakhir dikemukakan berikut.
Areal bekas disposal area dan bekas topsoil storage direncanakan menjadi lahan produktif.
H. Utilitas Tambang
Dari penggunaan data curah hujan Stasiun Tanjung Pati dan Stasiun Buo (kurun waktu selama
10 tahun terakhir), luas daerah aliran sungai dan koefisien air larian, besaran air larian (surface
run-off) di wilayah setempat 7,48 m3 per-detik (salinan pada Lampiran 6). Sehubungan dengan
faktor debit (Q) air larian diketahui, faktor peubah yang dibutuhkan dalam rancangan dimensi –
kapasitas drainase rencana berbentuk persegi meliputi kecepatan aliran dan luas penampang.
Pendekatan perhitungan menggunakan persamaan berikut.
Q=VxA
dimana Q = debit aliran (m3/detik).
V = kecepatan aliran (m/detik)
A = luas penampang (m2).
A=Bxh
B = A/h
dimana A = luas penampang (m2).
B = lebar dasar (m)
h = tinggi air (m).
r = A/P
dimana r = Jari-jari hidrolik
A = luas penampang (m2).
P = perimeter basah (A + 2 x kedalaman sungai).
Sumber : Asdak, C., (1995).
Luas penampang drainase merupakan hasil perkalian antara lebar rencana dengan tinggi muka
air. Sedangkan faktor kekasaran Manning (n) yang digunakan untuk kecepatan aliran mengacu
Asdak (1995) adalah 0,045 – kriteria saluran dinding batuan, tidak lurus, tidak teratur dengan
kriteria sedang dengan pertimbangan saluran dibuat menggunakan alat berat dan berada pada
areal kerja tambang batuan. Hasil perhitungan sebagaimana uraian di bawah ini.
Sebagaimana hasil perhitungan untuk debit limpasan 7,48 m3 per-detik, panjang saluran 800 m
dengan lebar 1,20 m dibutuhkan tinggi keliling basah saluran 1,58 m. Mempertimbangkan tinggi
jagaan 0,3 H (0,3 x 1,58 m = 0,48 m), tinggi saluran seharusnya adalah 2,06 m atau 2,00 m.
Model dari penampang saluran dapat dilihat pada Gambar 12 berikut.
0,48 m
2,06 m
1,20 m
Selanjutnya, air limpasan yang tertampung dan mengalir pada saluran atau draianse kemudian
diarahkan menuju kolam pengendap (sedimentation pond).
Untuk mengetahui kebutuhan kapasitas kolam pengendap dengan asumsi konsentrasi padatan
tersuspensi di dalam air limpasan sebesar < 40 % dapat digunakan persamaan Stokes. Hasil
dari perhitungan kebutuhan kolam dimaksud dan waktu pengendapan – waktu yang dibutuhkan
padatan (lumpur) mengendap – sebagaimana uraian di bawah ini.
A = Qtotal / V
dimana A = luas kolam pengendap (m2).
Q = debit air masuk kolam pengendap (m/3detik)
V = kecepatan pengendapan (m/detik).
Vt = g x D2 x (ρp – ρa)
18μ
dimana Vt = kecepatan pengendapan ke arah bawah (m/detik).
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
D = diameter partikel (m) – untuk lumpur 2 x 10-6 m.
ρp = berat jenis partikel padatan (kg/m3) – untuk lumpur 2.650 kg/m3.
ρa = berat jenis air (kg/mdetik)
μ = kekentalan dinamik air.
tv = ht / Vt
dimana tv = waktu pengendapan (detik/menit).
ht = kedalaman kolam pengendap (m)
Vt = kecepatan pengendapan (m/detik).
L = 30 m
L = 30 m
P = 100 m
L = 30 m
GAMBAR 13
RANCANGAN KOLAM PENGENDAP AIR LIMPASAN
Jika lama hujan 2 jam setiap hari, jumlah padatan terendapkan sebagai berikut.
= 0,34408 m3/detik x 3600 detik/jam x 2 jam/hari x 50,76 %
= 1.257.551 m³/hari
Waktu pengerukan = Volume kolam / volume total padatan yang diendapkan
= 9.000 m³
1.257.551 m³/hari
= 7,16 hari = 7 hari
Sesuai hasil perhitungan, dari kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan sebesar 9.000 m3
dengan waktu pengendapan selama 25,05 menit dan efektifitas pengendapan yang mencapai
50,76 % diperlukan pengerukan lumpur setiap 7 (tujuh) hari. Selanjutnya, seluruh material hasil
pengerukan (lumpur) ditimbunkan pada lokasi disposal area.
Sehubungan rencana penambangan batuan dimulai elevasi + 700 m, untuk tahap awal kolam
pengendap ditempatkan pada elevasi + 660 m (beda tinggi 40 m). Kemudian, seiring penurunan
elevasi areal kerja tambang dibuat kolam pengendap yang kedua pada elevasi + 590 m. Melalui
penyesuaian penempatan elevasi kolam pengendap dengan kemajuan (elevasi) tambang, tidak
dibutuhkan pemompaan dalam penyaliran air kerja dari areal kerja menuju kolam pengendap
atau dapat berlangsung secara gravitasi.
a. Peralatan
Alat Pelindung Diri (APD) berupa sepatu kerja (safety shoes), ear plug, masker mulut
dan hidung, topi pengaman (helm), body protector dan sebagainya sesuai kebutuhan.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ditempatkan pada peralatan produksi (seluruh alat
berat dan kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan tambang) sekaligus bangunan.
Sementara itu, Alat Pemadam Api Berat (APAB) akan ditempatkan di lokasi bangunan
penyimpanan bahan bakar dan gudang bahan peledak.
Seluruh bentuk APD wajib digunakan tenaga kerja selama bekerja dan selama berada di
areal kerja. Sementara itu, APAR dan APAB dilakukan pemeriksaan secara berkala setiap 6
(enam) bulan. Jikalau saat pemeriksaan berat APAR atau APAB berkurang 10 % dari berat
semula, dilakukan pengisian ulang (refill).
b. Pelaksanaan K3
Beberapa bentuk program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang akan diterapkan di
lingkungan kerja tambang diantaranya sebagai berikut.
Pelaksanaan safety talk secara berkala setiap minggu dengan tema potensi kecelakaan
kerja, pemakaian APD di areal kerja tambang dan selama bekerja, kondisi lingkungan
kerja yang tidak aman, pelaksanaan peledakan batuan termasuk penanganan terhadap
bahan peledak yang tidak meledak (miss fire) dan sebagainya.
Melakukan pendataan dan penyelidikan (investigasi) lokasi kerja tidak aman pada areal
tambang meliputi faktor lereng dan jalan kerja, kecelakaan kerja (kecelakaan terhadap
alat, kendaraan maupun tenaga kerja).
Mengikuti ataupun melakukan sendiri kegiatan pendidikan dan pelatihan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) Pertambangan bagi seluruh tenaga kerja.
Sumber air bersih berasal mata air yang terdapat di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Standar Teknis Pembuangan Air Limbah ke Badan Air (2023) mengungkapkan, jumlah
pemakaian air untuk kegiatan domestik sebanyak 4,04 m3 per-hari.
Energi (listrik) yang dibutuhkan bagi kegiatan tambang dan pengolahan batuan berasal
dari jaringan listrik PT. PLN (Persero).
2) Generating Set
Sumber listrik cadangan saat terjadi gangguan aliran listrik PT. PLN (Persero) adalah
unit Generating Set dengan kapasitas 25 kVA. Penggunaan listrik Generating Set hanya
untuk penerangan dan operasional pengolahan air limbah domestik.
2) Rencana Penanganan
Standar Teknis Pembuangan Air Limbah ke Badan Air (2023) merumuskan, seluruh
timbulan air limbah domestik dari lokasi rencana kegiatan diolah menggunakan unit
Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dengan kapasitas pengolahan 6,54 m3 per-hari.
Air olahan keluaran ABR dialirkan menuju sungai Aia Dingin dengan jaringan pipa.
1) Sumber
Workshop.
Berdasarkan jumlah kehadiran tenaga kerja (55 orang), jumlah timbulan sampah
terhitung berkisar 13,75 – 16,50 kg atau 96,25 – 110,00 L setiap hari.
3) Rencana Penanganan
Wadah warna hijau bagi pengumpulan sampah yang dapat dilakukan pengomposan
terdiri dari sisa makanan, sisa buah-buahan ataupun jatuhan bagian tanaman di
areal pekarangan (daun atau ranting).
Wadah warna kuning untuk pengumpulan sampah bahan plastik, karet atau bahan
sejenis yang dapat digunakan kembali (reuse).
Wadah warna biru bagi sampah kertas atau kemasan dari kertas.
Wadah warna merah bagi limbah bahan berbahaya dan beracun meliputi beling,
kaca, gelas beling, logam (bersifat korosif), bekas detergen, bekas lampu neon (TL),
sisa obat nyamuk ataupun bekas kemasan tinta cetak (catridge bekas).
Wadah warna abu-abu bagi residu atau selain sifat sampah di atas.
Seiring kegiatan pemeliharaan berkala alat berat, kendaraan serta sarana prasarana tambang
akan timbul pula limbah yang tergolong bahan berbahaya dan beraucn. Sesuai hasil identifikasi
sebelumnya, jenis limbah B3 diantaranya minyak pelumas bekas, filter minyak pelumas, filter
minyak solar, accu bekas, bekas kain majun dan sebagainya. Penanganan dilakukan melalui
pengumpulan limbah B3 kemudian disimpan sementara waktu di TPS Limbah B3. Sebelum
masa simpan berakhir, seluruh limbah B3 diserahkan kepada pihak Pengumpul Limbah B3 dan
Pengangkut Limbah B3 yang memiliki izin untuk dikelola lebih lanjut.
Kegiatan pada Tahap Pasca Operasi yang akan dilakukan PT. Bukit Safa Marwa merupakan rangkaian
penutupan tambang diantaranya melakukan reklamasi dan pemutusan hubungan kerja dengan tenaga
kerja. Jadwal rencana kegiatan penutupan tambang dimaksud tersaji pada Tabel 2.11 di bawah ini.
Tabel 2.11.
Kompilasi Rencana Kegiatan Penutupan Tambang dan Jadwal Tentative
A. Reklamasi
Adalah kelanjutan aktifitas yang sama Tahap Operasi Produksi. Kompilasi rencana kegiatan tersaji
pada Tabel 2.12 di bawah ini dan peta rencana rona akhir sebagaimana Gambar 14.
Tabel 2.12.
Kompilasi Rencana Reklamasi – Program Penutupan Tambang
11
4 12
13
14a
14b
KETERANGAN
01. Bekas Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Bekas Disposal Area
02. Bekas Kantor 11. Bekas Pos SATPAM (Gudang HANDAK)
03. Bekas Timbangan 12. Bekas Gudang Bahan Peledak
04. Bekas Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. Bekas IPAL
05. Bekas Mushalla 14. Bekas Kolam Pengendap
06. Bekas Areal Pengolahan Batuan
07. Bekas Workshop Bekas Jalan Tambang
08. Bekas TPS Limbah B3
09. Bekas Topsoil Storage Bekas Drainase Jalan Tambang
Lahan Produktif GAMBAR 14
PETA RENCANA PASCA TAMBANG
Adapun lokasi rencana kegiatan reklamasi diantaranya tapak bekas tambang dan bekas fasilitas
penunjang tambang. Sementara itu, bekas jalan masuk tambang (access road) dan bekas jalan
tambang akan dimanfaatkan bagi kegunaan lain – diserahkan kepada masyarakat setempat untuk
dimanfaatkan sebagai jalan lingkungan. Setelah pelaksanaan reklamasi – dalam hal ini pekerjaan
memenuhi peraturan perundang-undangan dan dapat diterima pihak yang berkepentingan, seluruh
lahan bekas tambang diserahkan kepada masyarakat berwenang.
Sesuai dengan kondisi lingkungan setempat, jenis tanaman penghijauan yang diusahakan adalah
karet dan petai cina sebagai jenis pemula (pioneer). Mempertimbangkan lokasi kegiatan reklamasi
adalah bekas tambang batuan, pekerjaan penghijauan dapat menerapkan metoda potisasi. Adapun
rencana tata guna lahan setelah penambangan berakhir dikemukakan berikut ini.
Seluruh areal bekas tambang menjadi lahan produktif dengan tanaman utama jenis karet
dan juga petai cina.
Bekas jalan masuk (akses) dan jalan kerja tambang (mine haul) untuk pemanfaatan lain –
dapat dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai jalan lingkungan.
Penanaman karet dilakukan dengan jarak tanam 6,0 m x 4,0 m. Sedangkan petai cina sebagai
jenis pemula (pioneer) ditanam diantara individu karet.
2. Fasilitas Penunjang
Seluruh bekas areal penunjang diperuntukkan sebagai lahan produktif dengan tanaman
utama jenis karet dan petai cina.
Areal terbuka lainnya akan diperuntukkan sebagai lahan produktif dengan jenis tanaman
utama adalah karet dan petai cina.
Penanam tanaman penghijauan karet dengan jarak tanam 6,0 m x 4,0 m. Sementara itu, petai
cina sebagai jenis pemula (pioneer) ditanam diantara individu karet.
Pelaksanaan berbagai kegiatan penutupan tambang akan melibatkan tenaga kerja Tahap Operasi
sebelumnya. Kompilasi rencana kualifikasi rencana tenaga kerja dimaksud tersaji pada Tabel 2.13
di bawah ini. Kemudian, untuk mendukung pelaksanaan beberapa kegiatan reklamasi dibutuhkan
pula beberapa jenis peralatan dan kendaraan angkut. Kompilasi peralatan dan kendaraan angkut
yang dimaksud disajikan pada Tabel 2.14 berikutnya.
Tabel 2.13.
Kompilasi Rencana Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja Tahap Pasca Operasi
Tabel 2.14.
Kompilasi Rencana Jenis dan Jumlah Peralatan dan Kendaraan Tahap Pasca Operasi
Pemutusan hubungan kerja akan berlangsung pada akhir Tahap Operasi Produksi sesuai dengan
batas (limit) cadangan batu gamping yang dapat ditambang atau saat Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi batuan berakhir setelah dilakukan perpanjangan. Adapun kegiatan pemutusan
atau pelepasan tenaga kerja dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan secara garis besar sebagaiman uraian berikut.
Mengadakan pesangon bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan Tahap Operasi
Produksi sebelumnya. Besaran pesangon ditetapkan sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Menerbitkan Surat Pengalaman Kerja bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan
Tahap Operasi Produksi sebelumnya. Surat yang dimaksud dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu bahan pertimbangan untuk bekerja di tempat lain.
A. Iklim
1. Curah Hujan
Data curah hujan di wilayah rencana kegiatan rentang waktu tahun 2013 sampai tahun 2022
sebagaimana Tabel 2.15 berikut diperoleh dari Stasiun Curah Hujan Tanjung Pati dan Stasiun
Curah Hujan Buo yang dikelola Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera
Barat. Berdasarkan atas nilai Q terhitung 9,09 – 33,33 %, tipe iklim wilayah setempat menurut
klasifikasi Schmidt dan Ferqusson termasuk kriteria A (kategori basah).
Tabel 2.15.
Data Curah Hujan Wilayah Rencana Kegiatan
Studi Kelayakan (2022) juga mengungkapkan faktor iklim mikro (suhu udara dan kelembaban
udara) lingkungan setempat atau daerah pertambangan batuan – dalam hal ini tidak terlepas
dari daerah beriklim tropis – sebagaimana uraian berikut.
Suhu udara rata-rata 28 oC dengan suhu tertinggi 33 oC dan suhu terendah 22 oC.
Kelembaban udara rata-rata 80,00 % dengan kelembaban yang paling rendah 95,50 % dan
paling tinggi 58,00 %.
KETERANGAN
Sungai
B. Fisiografi
1. Geomorfologi
Studi Kelayakan (2022) mengungkapkan, bentang alam lokasi rencana kegiatan merupakan
perbukitan bergelombang kuat hingga sangat kuat (terjal), elevasi 600 – 740 m dari permukaan
laut dengan faktor kemiringan lereng berkisar 300 – 800 (agak miring sampai sangat curam).
Sesuai hasil pengamatan dan orientasi peta topografi, lahan relatif datar hanya 10 % dari luas
IUP (elevasi 670 – 680 m dari permukaan laut). Lahan yang dimaksud akan dimanfaatkan untuk
sarana prasarana tambang termasuk lokasi rencana pengolahan batuan – penempatan stone
crusher. Peta topografi dapat dilihat pada Gambar 15.
2. Geologi
Berdasarkan atas muatan Studi Kelayakan (2022) dan juga hasil orientasi peta Geologi lembar
Solok oleh PH. Silitonga dan Kastowo (1995) – dapat dilihat pada Gambar 16 – dapat diketahui
bahwa batuan penyusun lokasi rencana kegiatan diantaranya berupa batuan karbonant (PCkt)
dan desit gunung Malintang (Qamg).
3. Stratigrafi
Berumur karbon, terdiri dari batu gamping pejal berongga, berwarna putih, abu-abu dan
kemerah-merahan, besar butir umumnya berkisar 0,5 – 5,00 mm.
Batuan berumur pliosen, terdiri dari breksi andesit sampel basal, aglomerat, pecahan lava
berongga, endapan lahar dan lava.
4. Struktur Geologi
Tektonik Sumatera dipengaruhi interaksi konvergen antara dua lempeng yang berbeda jenis.
Arah gerak kedua lempeng terhadap jalur subduksi membentuk sudut sehingga pembentukan
struktur geologi di ulau Sumatera didominasi sesar-sesar mendatar dekstral. Hubungan struktur
geologi satu sama lainnya, selain mengontrol sebaran batuan di permukaan juga menjadikan
pulau Sumatera kompleks secara tektonik. Terbentuknya sejumlah struktur sesar cukup rapat
ternyata diikuti aktifitas magmatik yang menghasilkan tubuh-tubuh intrusi batuan beku.
Untuk mengetahui fluktuasi kualitas udara meliputi partikluat debu < 100 µm (TSP), gas SO2, NO2
dan CO serta tingkat kebisingan di lingkungan lokasi rencana kegiatan telah dilakukan pengukuran
melalui kerja sama dengan laboratorium yang terakreditasi. Kompilasi data hasil pengukuran tersaji
pada Tabel 2.16 di bawah ini dan uraian berikut.
Tabel 2.16.
Kualitas Udara dan Kebisingan di Lingkungan Lokasi Rencana Kegiatan
Secara keseluruhan, kualitas udara yang meliputi parameter partikluat debu < 100 µm (TSP), gas
SO2, NO2 dan CO pada lingkungan setempat masih memenuhi Baku Mutu udara ambien mengacu
muatan Lampiran VII Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sementara itu, intensitas atau
tingkat kebisingan juga memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB) lingkungan hunian sesuai ketentuan
dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan. Keadaan demikian berkaitan dengan belum adanya lalu lintas kendaraan
yang intensif pada jalan lingkungan atau rencana akses lokasi rencana kegiatan, kecuali lalu lintas
kendaraan bermotor roda dua yang digunakan masyarakat untuk menuju areal budidaya.
D. Getaran
Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 49 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Getaran menyatakan bahwa getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan sarana dan
peralatan kegiatan manusia sedangkan getaran seismik atau getaran tanah disebabkan peristiwa
alam dan kegiatan manusia. Sehubungan rencana kegiatan peledakan batuan akan timbul getaran
mekanik. Mempertimbangkan jumlah penggunaan bahan peledak yang terbatas, timbulan getaran
lingkungan setempat dengan frekuensi 10 Hz diperkirakan masih memenuhi Baku Tingkat Getaran
Mekanik atau tidak menimbulkan kerusakan bangunan.
E. Hidrologi
Dari hasil orientasi peta Topografi (skala 1. : 50.000) sebagaimana Gambar 15, lokasi rencana
kegiatan dapat dinyatakan sebagai sub Daerah Aliran Sungai (sub DAS) Ngalau Simandalo
yang merupakan sub DAS Batang Sinamar dan bagian DAS Batang Kuantan.
2. Aliran Permukaan
Sesuai hasil pendataan, aliran permukaan di lokasi rencana kegiatan juga disebut masyarakat
sebagai sungai Aia Dingin. Sementara itu, dari hasil orientasi peta Topografi (skala 1. : 50.000),
sungai Aia Dingin berada di luar lokasi rencana kegiatan. Untuk itu, terhadap aliran permukaan
yang sama selanjutnya disebut anak sungai Aia Dingin. Keberadaan sungai dimaksud terdapat
arah Selatan. Berdasarkan rencana batas elevasi penggalian batuan hingga 600 m dari muka
laut, memungkinkan anak sungai Aia Dingin tidak tergganggu secara fisik.
Sungai bawah tanah merupakan salah satu hasil bentukan proses pelarutan. Palmer (2007)
menyebutkan, gua merupakan bentukan rongga kosong di bawah tanah hasil pelarutan batuan
soluble. Kusumayudha (2005) menerangkan, keberadaan gua karst yang terhubung satu sama
lain menjadikannya sebagai sistem perguaan. Sistem perguaan ketika terisi air menghasilkan
bentukan sungai bawah tanah dan kadang-kadang keluar ke permukaan sebagai mata air. Dari
penelusuran lokasi rencana kegiatan yang dilakukan secara berkeliling, tidak ditemukan gua
sebagai indikasi keberadaan sungai bawah tanah. Cekungan dalam yang terbentuk arah Timur,
memiliki parit alam untuk pengaliran air limpasan menuju badan air (anak sungai).
Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah air hujan menjadi air larian atau
limpasan permukaan dengan jumlah air hujan yang meresap ke tanah. Semakin besar koefisien
air larian, makin banyak air hujan yang menjadi limpasan permukaan atau sebaliknya.
Berdasarkan tutupan lahan lokasi rencana kegiatan diantaranya hutan alamiah (hutan tidak
terganggu), kebun campuran, semak belukar serta mengacu Asdak, C. (1995), secara komposit
koefisien air larian terhitung 0,15 {(0,01+0,25+0,20)/3}. Artinya, air hujan yang menjadi limpasan
permukaan hanya 15 % dan lainnya (85 %) mengalami infiltrasi.
Dari perhitungan memakai metoda rasional Moonobe diperoleh intensitas curah hujan setempat
3,12 mm per-jam dan luas daerah tangkapan hujan (DAS) adalah 134,96 ha = 1,35 km2. Untuk
besaran air larian digunakan rumus dalam Asdak, C. (1995) berikut.
Q = 0,0028 C I A
dimana : Q = Debit air larian (m3 per-detik).
C = Koefisien air larian.
I = Intensitas hujan (mm per-jam).
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2).
Sumber : Asdak (1995).
Berdasarkan hasil perhitungan, besaran air larian (surface run-off) di lokasi rencana kegiatan
mencapai 0,18 m3 per-detik atau 180,00 L per-detik.
Kualitas air anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi rencana kegiatan diketahui dari pengambilan
contoh (sample) serta pemeriksaan laboratorium. Kompilasi data pada Tabel 2.17 di bawah ini
menunjukkan, secara umum kualitas perairan yang dimaksud masih memenuhi Baku Mutu Air
Sungai Kelas 2 berdasarkan Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tabel 2.17.
Kompilasi Hasil Pemeriksaan Kualitas Perairan Anak Sungai Aia Dingin
Adapun nilai parameter belerang (H2S) yang tidak memenuhi Baku Mutu Air Sungai Kelas 2
berkemungkinan terkait dengan aktifitas masyarakat di kebun campuran dan pertanian sawah –
dalam hal pemupukan tanaman atau pengendalian hama menggunakan bahan kimia. Selain itu,
juga hasil proses pembusukan bagian tumbuhan yang terlarut dalam aliran permukaan.
Sebagaimana hasil pendataan, tidak ada pemanfaatan air anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi
rencana kegiatan. Hal demikian terkait erat dengan tidak ada hunian masyarakat.
1. Kualitas Tanah
Untuk mengetahui kualitas tanah – nilai beberapa paremeter Fisika dan Kimia tanah di lokasi
rencana kegiatan telah dilakukan pemeriksaan beberapa nilai parameter Fisika-Kimia. Hasil uji
kualitas yang dimaksud tersaji pada Tabel 2.18 di bawah ini.
Tabel 2.18.
Komposisi Kualitas Tanah Lokasi Rencana Kegiatan
Erosi terhadap tanah adalah resultant dari faktor iklim (intensitas hujan), kualitas tanah, terain
(kemiringan dan panjang lereng) sekaligus tindakan konservasi. Perhitungan besaran potensi
erosi lahan menerapkan formula USLE (Universal Soil Loss Equation) berdasarkan faktor di
atas serta tutupan lahan berupa semak tidak terganggu tersaji pada Tabel 2.19 berikut.
Tabel 2.19.
Kompilasi Laju Erosi Permukaan Tanah di Lokasi Rencana Kegiatan
NO LOKASI R K LS C P A TINGKAT
(KELAS LERENG) (Ton/Ha/Th) BAHAYA EROSI
1. E1 (Lereng 15 – 30 %) 2.138,53 0,06 0,12 0,01 0,01 0,002 Sedang – Berat
2. E2 (Lereng 30 – 45 %) 2.138,53 0,06 0,19 0,01 0,01 0,003 Sedang – Berat
3. E2 (Lereng 45 – 60 %) 2.138,53 0,06 0,27 0,01 0,01 0,004 Sedang – Berat
RATA-RATA 0,003 Sedang – Berat
Sumber : Hasil Analisis, 2023.
Ket. : R (Erosivitas Hujan), K (Erodibilitas Tanah), LS (Faktor Lereng), C (Faktor Pengelolaan Tanaman),
P (Tindakan Konservasi Tanah), A (Prediksi Laju Erosi).
B = Berat (Solum Tanah Dangkal sampai Sangat Dangkal), SB = Sangat Berat.
Sesuai kompilasi di atas, besaran erosi atau peluang perpindahan (transport) tanah oleh air
hujan berkisar 0,002 – 0,004 ton/ha per-tahun. Jika didasarkan atas Tingkat Bahaya Erosi dari
Departemen Kehutanan (1985), Tingkat Bahaya Erosi (TBE) bagi solum tanah sangat dangkal
(< 30 cm) hingga dangkal (30 – 60 cm) tergolong sedang sampai berat.
Kajian Risiko Bencana Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2021-2025 oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota (2021) mengemukakan, potensi bencana di
Kabupaten Lima Puluh Kota diantaranya sebagai berikut.
1. Gempa Bumi
Kabupaten Lima Puluh Kota didominasi perbukitan dan pegunungan sekaligus adanya gunung
berapi yang aktif. Potensi bahaya gempa cukup besar mengingat pulau Sumatera secara umum
berada di daerah tektonik aktif dimana lempeng Samudera Hindia bergerak ke arah Utara dan
menghujam secara menyerong lempeng Benua Eurasia yang bergerak ke Selatan. Pergerakan
dimaksud akan memicu pergerakan sesar/patahan yang ada di wilayah Kabupaten Lima Puluh
Kota dan menyebabkan pergerakan tanah. Percepatan gempa di Kabupaten Limapuluh Kota
diperkirakan dapat mencapai 0.3g dengan skala MMI hingga VII. Kawasan rawan gempa bumi
tersebar di Kecamatan Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Harau, Pangkalan Koto Baru, Kapur IX,
Payakumbuh dan Kecamatan Suliki.
Gejala umum tanah longsor diantaranya muncul retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan
arah tebing, muncul mata air baru secara tiba-tiba, tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Peristiwa tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota umumnya terdapat pada
daerah dengan kondisi geologi tidak stabil dan sering dipicu hujan deras. Tanah longsor turut
menyebabkan terganggu infrastruktur umum berupa jalan. Kawasan rawan gerakan tanah atau
longsor meliputi jalur Payakumbuh-Suliki-Koto Tinggi, Payakumbuh-Suliki-Baruah Gunuang dan
Payakumbuh-Mahek, jalur Payakumbuh-Mungka-Simpang Kapuak, jalur Pangkalan-Kapur IX.
Dengan bentang alam berbukit serta dilalui banyak sungai menjadikan Kabupaten Lima Puluh
Kota rawan terhadap bahaya banjir dan banjir bandang. Banjir juga dapat terjadi ketika aliran air
sungai melebihi kapasitas penampang sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah
dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Kawasan rawan banjir dan banjir
bandang meliputi Kecamatan Payakumbuh, Situjuah Limo Nagari, Bukik Barisan.
Angin puting beliung adalah fenomena alam yang umumnya terjadi saat musim pancaroba atau
pergantian musim penghujan ke musim kemarau. Di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, angin
puting beliung disebut angin limbubu. Kawasan rawan bencana angin puting beliung meliputi
Kecamatan Guguak, Bukik Barisan, Suliki, Harau, Pangkalan Koto Baru dan Akabiluru.
5. Bahaya Kebarakan
Kebakaran dapat terjadi secara tidak sengaja atau disengaja sehingga membahayakan nyawa
manusia, bangunan dan ekologi. Kebakaran hutan adalah peristiwa terbakarnya vegetasi yang
dapat memusnahkan rumah dan atau sumber daya pertanian.
Berdasarkan uraian di atas dan penentuan tingkat bahaya dalam Kajian Risiko Bencana Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2021-2025 oleh BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota (2021), lokasi rencana
kegiatan (Nagari Halaban) terhadap kawasan rawan bencana diuraikan berikut.
A. Tumbuhan (Flora)
Sebagaimana dikemukakan, tutupan lahan lokasi rencana kegiatan diantaranya kebun campuran,
semak belukar dan sebagian besar tegakan alamiah (hutan). Berdasarkan lokasi rencana kegiatan
pada elevasi 600 – 740 m dari permukaan laut, tipe vegetasi alamiah setempat termasuk komunitas
hutan dataran rendah. Kompilasi hasil pendataan tumbuhan tersaji pada Tabel 2.20 di bawah ini.
Tabel 2.20.
Kompilasi Kehadiran Jenis Tumbuhan Liar Dominan
Sebagaimana kompilasi di atas, keberadaan jenis Pandanus tectorius dan Ficus deltoideus menjadi
petunjuk bahwa tumbuhan setempat merupakan komunitas dari tumbuhan batu kapur (lime stone).
Tidak ditemukan jenis tumbuhan berstatus dilindungi ataupun terancam punah mengacu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.20/
MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/ 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Sesuai hasil pendataan, di lokasi rencana kegiatan arah Selatan (komunitas tegakan alamiah) juga
ditemukan jenis Amorphophalus sp yang masih dalam pertumbuhan vegetaif (belum ada bunga).
Selain itu, keberadaan jenis Tetrasigma sp memberikan indikasi keberadaan Rafflesia sp. Adapun
habitat jenis Rafflesia sp diantaranya gunung Malintang yang terdapat di wilayah Nagari Halaban.
Untuk itu, sebagian lokasi rencana kegiatan arah Selatan harus dipertahankan (enclave).
Tutupan lahan berupa semak belukar, kebun campuran dan tegakan alamiah merupakan habitat
berbagai jenis fauna atau satwa liar. Dari pendataan melalui penelusuran jejak, kotoran, warna kulit
atau tubuh, suara (vokal) serta pengumpulan informasi masyarakat setempat, beberapa jenis fauna
– satwa liar di lokasi rencana kegiatan tersaji pada Tabel 2.21 di bawah ini.
Tabel 2.21.
Kompilasi Jenis dan Skala Kehadiran Fauna – Satwa Liar
Dari kompilasi Tabel 2.21 diketahui, kehadiran jenis fauna di lokasi rencana kegiatan diantaranya
anggota kelompok menyusui (mamalia), burung (aves), melata (reptilia) dan amphibia. Sebagian
besar anggota kelompok menyusui dan beberapa jenis burung berstatus dilindungi sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/
2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/ 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
C. Biota Aquatis
1. Ikan
Pendataan kehadiran jenis ikan pada lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi
rencana kegiatan dilakukan melalui pengamatan dan wawancara bebas dengan masyarakat
setempat. Sesuai hasil pendataan pada Tabel 2.22, seluruh jenis ikan memiliki habitat berupa
lingkungan perairan bersih. Adapun kehadiran jenis ikan gariang (Labeobarbus tambroides)
dapat menjadi indikator kualitas perairan setempat.
Tabel 2.22.
Kompilasi Jenis Ikan Perairan Anak Sungai Aia Dingin di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
Selain kehadiran ikan, lingkungan perairan juga dissusun komunitas plankton dan benthos. Dari
hasil analisa, komunitas plankton disusun 18 jenis dan indek keanekaragaman jenis (H’) 2,200
sedangkan komunitas benthos disusun 8 jenis (indek keanekaragaman jenis berskiar 1,365).
Kompilasi data dimaksud disajikan pada Tabel 2.23 di bawah ini.
Tabel 2.23.
Stuktur Komunitas Plankton dan Benthos di Lingkungan Perairan Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
Berdasarkan nilai – indeks keanekaragaman jenis plankton dan kriteria Lee, Wang dan Kuo (1978)
dan Hawkes (1979) lingkungan badan perairan anak sungai Aia Dingin di sekitar rencana lokasi
kegiatan telah mengalami pencemaran ringan namun masih tergolong baik.
A. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk
Sesuai hasil pendataan pada Kantor Wali Nagari setempat, jumlah penduduk wilayah Nagari
Halaban (keadaan akhir tahun 2022) tercatat 5.429 jiwa terdiri dari 1.358 Kepala Keluarga (KK).
Adapun penduduk laki-laki sebanyak 2.708 jiwa dan perempuan 2.721 jiwa.
2. Kepadatan Penduduk
Berdasarkan atas perbandingan jumlah penduduk (5.429 jiwa) dengan luas wilayah Nagari
(66,15 km2), kepadatan penduduk Nagari Halaban berkisar 82 – 83 jiwa per-Km2.
B. Perekonomian
1. Penguasaan Lahan
Dari wawancara bebas dengan tokoh masyarakat Jorong Kapalo Koto diketahui, penguasaan
lahan pada wilayah setempat masih bersifat komunal yang berada di bawah wewenang Kepala
Kaum (mamak). Hal demikian terkait erat dengan status lahan ulayat kaum dan anggota kaum
hanya memiliki hak pengusahaan atau hak memanfaatkan.
Sehubungan penguasaan lahan dan sebagaimana sistem adat Minangkabau dikenal beberapa
lahan ulayat meliputi ulayat kaum, ulayat suku dan ulayat Nagari.
Ulayat kaum – penguasaan lahan oleh suatu kaum dan pengelolaan di bawah kepala kaum
(penghulu kaum). Lahan ulayat kaum pada umumnya sudah terbagi untuk masing-masing
keluarga dalam satu kaum (saparuik) dengan bentuk ganggam bauntuak atau hak usaha.
Ulayat suku – penguasaan lahan oleh suatu suku dengan pengelolaan berada di bawah
kepala suku (penghulu suku).
Ulayat Nagari – lahan ulayat yang dimiliki Nagari dengan penguasaan penghulu Nagari
secara bersama-sama.
2. Mata Pencaharian
Sesuai potensi sumber daya alam, mata pencaharian masyarakat yang utama adalah petani
(40,44 %), pengrajin tenun songket Halaban (14,51 %) dan wiraswasta atau pedagang sebagai
mata pencaharian sampingan (3,81 %). Dari pendataan di kantor Wali Nagari, jumlah penduduk
menurut mata pencaharian tersaji pada Tabel 2.24 di bawah ini.
Tabel 2.24.
Kompilasi Jumlah Penduduk Halaban Menurut Mata Pencaharian
C. Sosial Budaya
Seluruh penduduk wilayah Jorong Kapalo Koto dan Nagari Halaban beragama Islam. Untuk itu,
sendi kehidupan sosial masyarakat dipengaruhi nilai-nilai Islami yang kuat.
Etnis yang tumbuh substansial di wilayah rencana kegiatan adalah Minangkabau. Oleh sebab
itu, norma atau tatanan yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat merupakan implementasi
dari falsafah Minangkabau adat basandi syarak – syarak basandi Kitabullah.
Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan, telah dilakukan wawancara
bebas beberapa orang anggota masyarakat setempat dengan hasil sebagai berikut.
Sebagian besar anggota masyarakat di wilayah Jorong Kapalo Koto telah mengetahui dan
mendukung rencana usaha pertambangan batu gamping.
Masyarakat mengemukakan bahwa lahan bagi lokasi rencana kegiatan dapat dibebaskan
melalui musyawarah dan mufakat antara pihak yang berkepentingan. Kemudian, terhadap
bahan galian hasil kegiatan pertambangan dilakukan pemanfaatan bersama.
Anggota masyarakat di wilayah Jorong Kapalo Koto berharap terlibat sebagai pekerja pada
usaha pertambangan batuan (batu gamping).
D. Kesehatan Masyarakat
Sebagaimana data dari PUSKESMAS Halaban, kasus penyakit dominan di wilayah setempat
meliputi Infeksi Saluran Pernafasan Atas (33,05 %), gastritis – tukak lambung (20,29 %) dan
rheumatik (12,67 %). Kompilasi kasus penyakit terbanyak tersaji pada Tabel 2.25 berikut.
Tabel 2.25.
Kompilasi 10 (Sepuluh) Kasus Penyakit Terbanyak di Wilayah Rencana Kegiatan
(Keadaan Tahun 2022)
2. Vektor Penyakit
Sebagaimana hasil pendataan, vektor penyakit di lingkungan hunian masyarakat Jorong Kapalo
Koto diantaranya jenis Culex sp (lalat) dan Anopheles sundaicus (nyamuk vektor malaria).
3. Jamban
Sebagaimana data PUSKESMAS Halaban (2023), cakupan masyarakat Jorong Kapalo Koto
terhadap jamban yang layak tercatat 1.075 jiwa atau 86,50 % dari jumlah penduduk. Untuk itu,
aktifitas mandi, cuci dan kakus (MCK) lebih banyak berlangsung di dalam rumah.
Sesuai data PUSKESMAS Halaban (2023), jumlah penduduk Jorong Kapalo Koto tercatat 1.230
jiwa, jumlah sarana air bersih 345 unit dan penduduk pengguna air bersih 1.083 jiwa. Artinya,
sebagian kecil masyarakat Jorong Kapalo masih belum mendapatkan pelayanan air bersih.
5. Persampahan
Sesuai hasil wawancara bebas dan pengamatan diketahui, penanganan sampah rumah tangga
(domestik) oleh masyarakat setempat diantaranya melalui pembakaran, penimbunan di areal
pekarangan atau pembuangan sembarang tempat. Hal dimaksud terkait Tempat Penampungan
Sementara (TPS) sampah telah ada di pusat Nagari Halaban.
1. Listrik
Energi listrik utama masyarakat berasal dari jaringan listrik PT. PLN (Persero). Sebagian kecil
anggota masyarakat – terutama yang memilki usaha ekonomi, memanfaatkan pula Generating
Set sebagai sumber energi listrik cadangan.
2. Telekomunikasi
Saat ini, jaringan telekomunikasi berupa telepon cellular juga telah menjangkau wilayah Nagari
Halaban dan Jorong Kapalo Koto termasuk lokasi rencana kegiatan. Artinya, seluruh anggota
masyarakat setempat dapat melakukan komunikasi secara luas.
3. Pendidikan
Keberadaan sarana pendidikan di Nagari Halaban meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (1 unit)
Taman Kanak (2 unit), Sekolah Dasar (5 unit) dan Sekolah Menengan Pertama (2 unit). Adapun
sarana pendidikan yang lebih tinggi terdapat di pusat Kecamatan Lareh Sago Halaban, pusat
Kabupaten Lima Puluh Kota, kota Payakumbuh atau pusat Provinsi.
4. Prasarana Jalan
Prasarana jalan pada wilayah rencana kegiatan diantaranya bagian jalan Provinsi ruas Batas
Kota Payakumbuh – Sitangkai (P.44) dengan konstruksi permukaan aspal beton sekaligus jalan
lingkungan (konstruksi cor beton atau jalan tanah). Sementara itu, akses menuju lokasi rencana
kegiatan tambang bersilangan (crossing) dengan bagian jalan Provinsi dimaksud.
5. Lalu Lintas
a. Geometri Jalan
Hasil pekerjaan ANDALALIN (2022) mengungkapkan geometri ruas jalan Provinsi di sekitar
lokasi rencana akses sebagaimana Tabel 2.26 berikut.
Tabel 2.26.
Kompilasi Geometri Ruas Jalan Povinsi di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
Sesuai hasil pekerjaan ANDALALIN (2022), jenis dan persentase kendaraan yang melintas
jalan Provinsi di sempadan lokasi rencana kegiatan dapat dilihat pada Gambar 17 berikut.
Kapasitas ruas jalan dalam suatu sistem jaringan jalan adalah jumlah kendaraan maksimum
yang memiliki kemungkinan cukup untuk melewati atau memanfaatkan ruas jalan dimaksud
(satu arah ataupun dua arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi jalan dan
lalu lintas umum. Sementara itu, kinerja jalan menunjukkan kemampuan ruas jalan melayani
arus lalu lintas kendaraan pada ruas jalan dimaksud. Faktor penentu kinerja jalan meliputi
kapasitas jalan, derajat kejenuhan, waktu perjalanan dan kecepatan rata-rata.
Hasil pekerjaan ANDALALIN (2022) terkait kapasitas dan kinerja jalan Provinsi ruas Batas
Kota Payakumbuh – Sitangkai di sempadan akses lokasi rencana kegiatan sebagaimana
Tabel 2.27 di bawah ini. Sementara itu, volume lalu lintas saat hari kerja (weekday) dan hari
libur (weekend) dapat dilihat pada Gambar 18 dan Gambar 19 berikutnya.
Tabel 2.27.
Kompilasi Kapasitas dan Kinerja Jalan Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
Sesuai kompilasi di atas, faktor derajat kejenuhan (volume capacity ratio – VCR) ruas jalan
berkisar 0,15 – 0,16 pada hari kerja dengan nilai LOS termasuk kriteria A (artinya, arus lalu
lintas stabil dan kecepatan kendaraan tidak dibatasi kondisi lalu lintas – dalam hal ini tidak
terjadi kemacetan). Sedangkan nilai VCR hari libur 0,12 – 0,13 dan nilai LOS kriteria A.
Jam puncak lalu lintas pada hari kerja berlangsung pukul 15.00 – 16.00 WIB dengan
volume lalu lintas kedua arah 491 smp/jam.
Jam puncak lalu lintas hari libur pada pukul 10.30 – 11.30 WIB (volume lalu lintas kedua
arah sebanyak 388 smp/jam).
Sebagaimana hasil pendataan dan pengamatan, kegiatan lain yang terdapat di sekitar lokasi rencana
kegiatan sebagai berikut.
Areal kerja tambang batuan yang dikelola oleh PT. Sumbar Calcium Pratama (jarak ± 1,00 km arah
Timur) dan CV. Permata Halaban (jarak ± 1,60 km arah Timur).
Hunian dan usaha ekonomi masyarakat berupa warung makanan dan minuman di sekitar lokasi
persilangan (crossing) akses rencana kegiatan.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV yang bersilangan (crossing) dengan akses
lokasi rencana kegiatan.
Dari beberapa akftifitas dimaksud, usaha ekonomi masyarakat berupa warung makanan dan minuman
berpeluang berinteraksi dengan rencana usaha pertambangan dan pengolahan batu gamping terutama
selama Tahap Operasi Produksi – dalam hal ini diantaranya pelaksanaan pengangkutan hasil produksi
batuan dari lokasi rencana kegiatan.
BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
Untuk dapat mengetahui peluang dampak lingkungan dari pelaksanaan rencana usaha pertambangan
dan pengolahan batu gamping digunakan matrik interaksi sebagaimana Tabel 3.1 dan juga bagan alir
(flow chart) pada Gambar 20 berikutnya.
Sehubungan dengan Sistem Informasi Lingkungan Hidup sebagaimana ketentuan Pasal 480 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup belum tersedia di tingkat Provinsi Sumatera Barat, upaya pengelolaan
lingkungan hidup (UKL) bagi rencana kegiatan akan diterapkan melalui beberapa pendekatan meliputi
pendekatan Teknologi, Sosial Ekonomi dan Kelembagaan.
Rumusan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup bagi rencana
kegiatan disajikan pada Tabel 3.2 sementara itu lokasi upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup dapat dilihat pada Gambar 21 sampai Gambar 31.
PENGOLAHAN BATUAN
PEMBERSIHAN LAHAN
PEMBEBASAN LAHAN
PELEDAKAN BATUAN
PEMBUATAN JALAN
PENAMBANGAN
REKLAMASI
REKLAMASI
KOMPONEN LINGKUNGAN
A GEO FISIK-KIMIA
1 Iklim
a. Suhu Udara
b. Kelembaban Udara
2 Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Partikluat Debu < 100 µm (TSP)
b. Konsentrasi Gas SO2
c. Konsentrasi Gas NO2
d. Konsentrasi Gas CO
e. Tingkat Kebisingan
3 Getaran
a. Getaran Mekanis
b. Getaran Sesmik
4 Fisiografi
a. Geomorfologi
b. Geologi
X X
x X
+ X
+ X
+ X
+
x
5 Hidrologi
a. Koefisien Air Larian
b. Sedimentasi
c. Kualitas Air Permukaan
6 Tanah dan Lahan
a. Kualitas Tanah
b. Erosi Permukaan Lahan
B BIOLOGI / HAYATI
a. Flora
X + X +
b. Fauna - Satwa Liar
c. Biota Aquatis
C SOSIAL MASYARAKAT
a. Mata Pencaharian
x + + x
b. Tingkat Pendapatan
c. Kesempatan Kerja
+ + x X
+ X
+ X
x X
d. Sikap dan Persepsi
+ + X X X X
e. Keresahan Masyarakat
+ +
f. Kecemburuan Sosial
+
g. Persampahan
h. Vektor Penyakit
i. Bahan Berbahaya dan Beracun
j. Prasarana Jalan
k. Lalu Lintas
Ket Interaksi komponen rencana kegiatan dengan lingkungan (dampak rencana kegiatan).
+
PERUMUSAN MUNCULNYA
PEMBEBASAN LAHAN KERESAHAN MASYARAKAT
PEMBEBASAN LAHAN PERSEPSI MASYARAKAT
PERKEMBANGAN
TIMBULAN SAMPAH
VEKTOR PENYAKIT
PEMELIHARAAN BERKALA
TIMBULAN LIMBAH B3
PERALATAN
MOBILISASI MATERIAL EMISI DEBU, GAS BUANG DAN PENURUNAN KUALITAS UDARA
DAN PERALATAN KEBISINGAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN
KERUSAKAN JALAN
PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN
PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN
PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN
PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN
MUNCULNYA
PERSEPSI MASYARAKAT
PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN
MUNCULNYA
PERSEPSI MASYARAKAT
PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN
AKTIFITAS KEDARAAN
GANGGUAN LALU LINTAS KERUSAKAN JALAN
ANGKUT BATUAN
PERKEMBANGAN
TIMBULAN SAMPAH
VEKTOR PENYAKIT
PEMELIHARAAN
TIMBULAN LIMBAH B3
SARANA PRASARANA
OPERASI
REKLAMASI
TAMBANG DAN PENGHIJAUAN KUALITAS LINGKUNGAN
PEMUTUSAN PENURUNAN
KERESAHAN TENAGA KERJA
HUBUNGAN KERJA NILAI PENDAPATAN
NO SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI PELAKSANA
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI JANGKA WAKTU DAN PENGAWAS
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN DAN PERIODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A TAHAP PERSIAPAN
1 Sosialisasi Rencana Munculnya Persepsi Sesuai hasil wawancara Melakukan sosialisasi rencana usaha pertambangan batuan - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat wilayah - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Kegiatan Masyarakat bebas terungkap bahwa secara menyeluruh (komprehensif) kepada masyarakat masyarakat Jorong - Pelaporan setiap setempat terkait lingkup recana usaha pertambangan dan masyarakat Jorong - Periode 1 (satu) kali Pengawas :
sebagian besar masyarakat setempat melalui Pemerintah Nagari dan Kecamatan dengan Kapalo Koto 6 (enam) bulan pengolahan batu gamping oleh PT. Bukit Safa Marwa. Kapalo Koto - Pelaporan setiap - Dinas Lingkungan Hidup (LH) Provinsi
wilayah Jorong Kapalo Koto muatan diantaranya sebagai berikut. - Kantor Wali Nagari - Melakukan wawancara bebas dengan anggota masyarakat - Kantor Wali Nagari 6 (enam) bulan Sumatera Barat
telah mengetahui sekaligus - Lingkup rencana usaha pertambangan batuan (batu Halaban. setempat terkait berbagai kemungkinan dampak bersifat Halaban. - Dinas Energi dan Sumber Daya
turut mendukung rencana gamping) termasuk pembebasan lahan dan rencana menguntungkan bagi masyarakat seiring pelaksanaan Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera
kegiatan pertambangan dan kegiatan peledakan batuan guna memudahkan pekerjaan. rencana usaha pertambangan batuan (batu gamping). Barat
pengolahan batu gamping. - Peluang kerja bagi angkatan kerja setempat. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Lingkungan Hidup Perumahan
- Peluang usaha bagi masyarakat lain. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Rakyat dan Permukiman (LHPERKIM)
- Kontribusi bagi pembangunan Nagari. terhadap intensitas dampak. Kabupaten Lima Puluh Kota.
- Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
2 Pembebasan Lahan Munculnya Persepsi Proses pembebasan lahan - Pembebasan lahan dilakukan melalui musyawarah untuk - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat wilayah - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Masyarakat seluas 20 ha bagi rencana mencapai mufakat bersama dengan kepala kaum dan masyarakat Jorong - Pelaporan setiap setempat terkait tanggapan pelaksanaan pembebasan lahan masyarakat Jorong - Periode 1 (satu) kali Pengawas :
kegiatan dilakukan dengan seluruh anggota kaum bersangkutan. Selain itu, muatan Kapalo Koto 6 (enam) bulan bagi rencana usaha pertambangan dan pengolahan batu Kapalo Koto - Pelaporan setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
menerapkan musyawarah musyawarah juga merumuskan kontribusi yang menjadi - Kantor Wali Nagari gamping oleh PT. Bukit Safa Marwa. - Kantor Wali Nagari 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
dan mufakat bersama pihak- kewajiban piha-pihak terkait. Halaban. - Melakukan wawancara bebas dengan anggota masyarakat Halaban. - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pihak yang terkait (Kepala - Melakukan ganti kerugian terhadap tanaman bernilai setempat sehubungan kesepakatan kewajiban pihak-pihak Puluh Kota
Kaum dan Ninik Mamak) di ekonomis yang diusahakan masyarakat di lokasi rencana yang terkait dalam pembebasan lahan. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
Jorong Kapalo Koto. kegiatan pertambangan batuan. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
- Setelah kegiatan pertambangan berakhir, lahan bekas dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
tambang dilakukan perbaikan (reklamasi) agar dapat terhadap intensitas dampak. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dimanfaatkan kembali sebagai lahan produksi kemudian LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
diserahkan kembali kepada masyarakat pemegang ulayat - Gubernur Sumatera Barat melalui
atau pengolah sebelumnya. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
3 Pembebasan Lahan Keresahan Proses pembebasan lahan - Pembebasan lahan dilakukan melalui musyawarah untuk - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat wilayah - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Masyarakat telah dilakukan melalui asas mencapai mufakat bersama dengan kepala kaum dan masyarakat Jorong - Pelaporan setiap setempat terkait tanggapan pelaksanaan pembebasan lahan masyarakat Jorong - Periode 1 (satu) kali Pengawas :
musyawarah dan mufakat seluruh anggota kaum bersangkutan. Selain itu, muatan Kapalo Koto 6 (enam) bulan bagi rencana usaha pertambangan dan pengolahan batu Kapalo Koto - Pelaporan setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sekaligus disetuju oleh pihak musyawarah juga merumuskan kontribusi yang menjadi - Kantor Wali Nagari gamping oleh PT. Bukit Safa Marwa. - Kantor Wali Nagari 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
terkait (Kepala Kaum dan kewajiban piha-pihak terkait. Halaban. - Melakukan wawancara bebas dengan anggota masyarakat Halaban. - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Ninik Mamak) di wilayah - Melakukan ganti kerugian terhadap tanaman bernilai setempat sehubungan kesepakatan kewajiban pihak-pihak Puluh Kota
Jorong Kapalo Koto. ekonomis yang diusahakan masyarakat di lokasi rencana yang terkait dalam pembebasan lahan. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
kegiatan pertambangan batuan. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
- Memenuhi harapan atau permintaan masyarakat terkait dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
peluang usaha setelah pembebasan lahan. terhadap intensitas dampak. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
c Proses kelibatan angkatan Munculnya Persepsi Mempertimbangkan faktor - Mengadakan pemberitahuan kepada masyarakat setempat - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan angkatan kerja - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
wilayah setempat Masyarakat kesempatan kerja (> 60 %) terkait penerimaan tenaga kerja bagi rencana usaha masyarakat Jorong dan Tahap Operasi setempat dan perangkat Pemerintahan Nagari Halaban masyarakat Jorong dan Tahap Operasi Pengawas :
bagi angkatan kerja wilayah pertambangan dan pengolahan batu gamping melalui Kapalo Koto Produksi terkait proses penerimaan tenaga kerja bagi pelaksanaan Kapalo Koto Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
setempat, peluang muncul pengumuman di kantor Wali Nagari atau lingkungan sosial - Kantor Wali Nagari - Pelaporan setiap rencana kegiatan. - Kantor Wali Nagari - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
persespi masyarakat yang Jorong Kapalo Koto. Halaban. 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan angkatan kerja Halaban. 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
merugikan menjadi kecil. - Membatasi kelibatan angkatan kerja yang berasal dari setempat dan perangkat Pemerintahan Nagari Halaban - Pelaporan setiap Puluh Kota
daerah lain dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan terkait kehadiran tenaga kerja dari daerah lain yang terlibat 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dan pengolahan batu gamping. dalam pelaksanaan rencana kegiatan. - Pemerintah Nagari Halaban
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
d Kelibatan masyarakat lain Peluang Usaha Seiring dengan kegiatan - Memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat - Tapak rencana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kepemilikan dan jumlah kendaraan - Tapak rencana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
dalam usaha pertambangan pertambangan batuan, yang memiliki kendaraan angkut sebagai pelaksana kegiatan dan Tahap Operasi angkut batuan di areal kerja tambang. kegiatan dan Tahap Operasi Pengawas :
masyarakat setempat dapat angkutan batuan di areal kerja tambang atau menuju - Lingkungan sosial Produksi - Melakukan pendataan jumlah masyarakat setempat yang - Lingkungan sosial Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
pula menjadi pelaksana tempat lain. masyarakat Jorong - Pelaporan setiap terlibat dalam pengadaan makanan dan minuman ternaga masyarakat Jorong - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
angkutan batuan bahkan - Memberikan peluang usaha kepada masyarakat setempat Kapalo Koto 6 (enam) bulan kerja usaha pertambangan dan pengolahan batu gamping. Kapalo Koto 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pemasok makanan dan dalam bentuk pengadaan makanan dan minuman tenaga Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pelaporan setiap Puluh Kota
minuman tenaga kerja. kerja yang terlibat kegiatan pertambangan dan pengolahan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
batu gamping. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
e - Kelibatan angkatan kerja Peningkatan Seiring dengan kegiatan - Besaran upah atau gaji pokok tenaga kerja yang terlibat - Tapak rencana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan besaran gaji pokok yang diterima - Tapak rencana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
wilayah setempat Pendapatan pertambangan batuan, dalam usaha pertambangan batuan ditetapkan berdasarkan kegiatan dan Tahap Operasi tenaga kerja dibandingkan besaran UMP tahun berjalan. kegiatan dan Tahap Operasi Pengawas :
- Kelibatan masyarakat lain Masyarakat pendapatan masyarakat atas Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun berjalan. - Lingkungan sosial Produksi - Pendataan jadwal penyerahan upah kepada tenaga kerja. - Lingkungan sosial Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
dalam usaha setempat yang terlibat juga - Upah tenaga kerja diserahkan sesuai dengan waktu yang masyarakat Jorong - Pelaporan setiap - Melakukan wawancara bebas dengan tenaga kerja terkait masyarakat Jorong - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
pertambangan berpeluang mengalami telah disepakati saat memulai kerja. Kapalo Koto 6 (enam) bulan besaran upah yang diterimna dari keterlibatan dalam Kapalo Koto 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
kenaikan dari saat ini. - Merumuskan harga makanan dan minuman tenaga kerja usaha pertambangan dan kecukupan untuk kebutuhan. - Pelaporan setiap Puluh Kota
bersama dengan masyarakat pemasok agar diperoleh nilai - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
yang wajar dan memberikan keuntungan terhadap kedua pemasok makanan dan minuman tenaga kerja usaha - Pemerintah Nagari Halaban
belah pihak. pertambangan batuan terkait besaran nilai harga makanan Pelaporan :
dan minuman yang disepakati. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
b Timbulan air limbah domestik Gangguan Habitat Pengaliran air limbah - Seluruh air limbah domestik tenaga kerja dialirkan menuju Base-camp - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Biota Aquatis domestik (jumlah timbulan unit tangki bioseptik. Berdasarkan atas jumlah timbulan air - Pelaporan setiap perairan anak sungai Aia Dingin. Selain secara langsung, Aia Dingin Pengawas :
diperkirakan 900 L per-hari bekas dan air kotor tenaga kerja (20 orang) sebanyak 6 (enam) bulan pendataan dapat dilakukan melalui pengumpulan informasi - Bagian hulu - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
seiring kehadiran 30 orang 600 L per-hari, kapasitas tangki septik adalah 5,00 m3) masyarakat setempat. (0° 20' 48,66" LS - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tenaga kerja pembangunan sehingga pengurasan dapat dilakuakn setiap 7 (tujuh) hari - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan juga 100° 44' 37,09" BT) - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
sarana prasarana tambang) - Jaringan air limbah domesik dilengkapi alat ukur debit pada benthos pada lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir Puluh Kota
akan turut menimbulkan bagian inlet dan outlet tangki septik untuk analisis struktur komunitas. Analisa data (indek (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
gangguan habitat biota - Melakukan pengurasan tangki septik secara berkala setiap keanekaragaman jenis) dilakukan menerapkan formula 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
aquatis (ikan, plankton dan 7 (tujuh) hari melalui kerja sama dengan pihak pengelola Shannon-Winner. Pelaporan :
benthos) di lingkungan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdekat Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
perairan anak sungai (dalam hal IPLT Kota Payakumbuh). dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Aia Dingin. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
c Timbulan sampah Perkembangan Vektor Timbulan sampah di lokas - Melakukan pengumpulan timbulan sampah di setiap lokasi Base-camp - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan ceceran sampah di lingkungan Base-camp - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Penyakit base-camp (jumlah timbulan sumber menggunakan tong sampah (bin) kapasitas 40 L. - Pelaporan setiap base-camp. - Periode setiap Pengawas :
diperkirakan 7,5 – 9,0 kg Lokasi dan jumlah tong sampah diuraikan berikut. 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan kehadiran vektor penyakit (nyamuk, 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
atau 52 – 60 L setiap hari > Kantor : 1 (satu) buah tong sampah (kapasitas 40 L). lalat, tikus rumah ataupun kecoa) di lingkungan base-camp. - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
seiring kehadiran 30 orang > Tempat istirahat tenaga kerja : 1 (dua) buah tong Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tenaga kerja pembangunan sampah (kapasitas 40 L). dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Puluh Kota
sarana prasarana tambang) - Melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah dari setiap terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
akan turut meningkatkan tong sampah (bin) lalu ditempatkan pada kompartemen periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Puluh Kota
kehadiran vektor penyakit sampah 5 (lima) warna dengan peruntukan berikut. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
jenis lalat atau kecoa. > Wadah berwarna hijau bagi pengumpulan sampah yang - Pemerintah Nagari Halaban
dapat dilakukan pengomposan. Pelaporan :
> Wadah berwarna kuning untuk pengumpulan sampah - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
bahan plastik, karet atau bahan sejenis yang dapat LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
digunakan kembali. - Gubernur Sumatera Barat melalui
> Wadah warna biru bagi sampah kertas atau kemasan Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
dari kertas.
> Wadah warna merah bagi limbah bahan berbahaya
dan beracun
> Wadah warna abu-abu bagi selain sampah di atas.
- Melakukan pengangkutan sampah terpilah ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sampah di pasar Halaban
yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota
untuk pengelolaan lebih lanjut.
- Melakukan penyimpanan sementara timbulan limbah B3
pada lokasi base-camp. Kemudian, dipindahkan ke TPS
Limbah B3 saat TPS Limbah B3 telah tersedia.
b Aktifitas kendaraan angkut Gangguan Lalu Lintas - Pengangkutan material Pengelolaan lingkungan yang akan diterapkan sesuai muatan - Areal tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pengamatan intensitas gangguan lalu lintas Bagian jalan Provinsi - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
material dan peralatan berupa pasir (80 m3), ANDALALIN (Lampiran 3) sebagaimana uraian berikut. - Bagian jalan Provinsi - Pelaporan setiap sekitar persilangan (crossing) akses tambang dengan - Periode setiap Pengawas :
batu (1.380 m3), kerikil - - Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang 6 (enam) bulan bagian jalan Provinsi. 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
koral (735 m3), semen serta pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat pemakai - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
(250 sak), kayu (20 m3), dan keluar tambang menjadi 8,0 m. jalan terkait intensitas gangguan lalu lintas di sekitar lokasi 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
besi dan lainnya memakai - Pengaturan sirkulasi masuk dan keluar kendaraan angkut persilangan akses tambang dengan bagian jalan Provinsi. Puluh Kota
kendaraan bak terbuka material dan peralatan. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Perhubungan Kabupaten
(pick-up) atau truk ringan - Penyediaan sarana pencucian roda kendaraan agar tidak dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Kabupaten Lima Puluh Kota
- Pengangkutan alat berat membawa material (lumpur) saat keluar jalan lingkungan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Dinas Perhubungan Provinsi
menggunakan kendaraan menuju jalan Provinsi. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Sumatera Barat
truk ringan, truk berat dan - Melakukan pembersihan ceceran tanah di permukaan jalan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
bahkan trailer Provinsi sekitar lokasi akses tambang. - Pemerintah Nagari Halaban
- Pengangkutan peralatan dan material tidak dilakukan saat Pelaporan :
jam sibuk hari kerja (pukul 07.00 - 08.00 dan 16.00 – 17.00 - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
WIB) dan jam sibuk hari libur (pukul 11.45 – 12.45 WIB).
- Menyediakan petugas pengatur atau pengamanan lalu LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lintas yang telah mengikuti pelatiahn untuk mengatur lalu - Gubernur Sumatera Barat melalui
lintas pada wilayah internal dan eksternal. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
c Aktifitas kendaraan angkut Kerusakan Jalan - Pengangkutan material - Melakukan perkerasan permukaan jalan lingkungan - Akses tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pengamatan intensitas kerusakan permukaan - Akses tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
material dan peralatan berupa pasir (80 m3), sebelum jadwal pelaksanaan kegiatan mobilisasi material - Bagian jalan Provinsi - Pelaporan setiap jalan lingkungan yang dimanfaatkan untuk pengangkutan - Bagian jalan Provinsi - Periode setiap Pengawas :
batu (1.380 m3), kerikil - dan peralatan. 6 (enam) bulan material dan peralatan. - Lingkungan sosial 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
koral (735 m3), semen - Memastikan kendaraan angkut material dan peralatan tidak - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat masyarakat Jorong - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
(250 sak), kayu (20 m3), melanggar ketentuan Over Dimension Over Load (ODOL). terkait aksesibilitas (kelancaran) pengangkutan produksi Kapalo Koto 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
besi dan lainnya memakai - Melakukan perbaikan konstruksi bagian bahu jalan Provinsi pertanian pada jalan lingkungan. Puluh Kota
kendaraan bak terbuka yang mengalami kerusakan akibat mobilisasi material - Melakukan pengamatan intensitas kerusakan bahu jalan - Dinas Bina Marga Cipta Karya dan
(pick-up) atau truk ringan dan peralatan. Provinsi di sekitar lokasi akses tambang. Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat
- Pengangkutan alat berat Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
menggunakan kendaraan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
truk ringan, truk berat dan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
bahkan trailer periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5 Pembuatan Jalan
a - Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas - Pekerjaan jalan masuk - Melakukan penyiraman permukaan badan jalan masuk dan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan melalui peningkatan bagi jalan tambang secara berkala – jikalau musim kemarau, - Jalan kerja tambang - Pelaporan setiap lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 33,25" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan alat kapasitas jalan lingkungan penyiraman jalan dilakukan setiap jam. Untuk pelaksanaan 6 (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' 24,55" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
serta kendaraan. sepanjang 750 m dengan kegiatan digunakan truk tangki air (water truck). Sumber air - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Jalan kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan lebar 6 m. dapat memanfaatkan aliran permukaan (parit alam) yang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 42,4" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas - Pekerjaan jalan tambang terdapat di lingkungan sekitar. Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 47,6" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan. sepanjang 800 m dengan - Alat berat dan kendaraan yang digunakan bagi pekerjaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
lebar 14 m. jalan masuk tambang (akses) dan jalan tambang dilengkapi - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
- Penggunaan alat berat dilengkapi knalpot sesuai dengan standar pabrik untuk Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
jenis excavator (1 unit) menanggulangi intensitas kebisingan. tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
dan dozer (1 unit). Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
b Perubahan tutupan lahan Peningkatan Erosi Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi jalan tambang dilakukan secara - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Lahan rencana 14,00 ha) untuk bertahap sesuai kemajuan kegiatan pertambangan batuan. - Jalan kerja tambang dan Tahap Operasi di sepanjang jalan lingkungan (akses tambang). - Jalan kerja tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan - Segera melakukan perkerasan permukaan jalan lingkungan Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(akses tambang) untuk mencegah erosi permukaan lahan. - Pelaporan setiap saluran samping jalan lingkungan (akses tambang). - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Pengadaan saluran samping jalan lingkungan (akses 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tambang) untuk mengalirkan air hujan. saluran samping jalan tambang. - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lokasi dispisal area overburden. - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
c Pelindian material galian Penurunan Kualitas - Pekerjaan jalan masuk - Seluruh material (tanah) hasil galian saluran samping jalan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
oleh air hujan Air Permukaan melalui peningkatan bagi lingkungan (akses tambang) ditimbunkan di sempadan luar - Jalan kerja tambang dan Tahap Operasi dengan parameter pada Tabel 3.2.3 di bawah ini. > Keluaran dan Tahap Operasi Pengawas :
kapasitas jalan lingkungan drainase kemudian dipadatkan secara mekanis. Produksi NO PARAMETER SAT BAKU (0° 20' 44,5" LS Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
MUTU
sepanjang 750 m dengan - Pengadaan saluran samping jalan tambang sepanjang - Pelaporan setiap 100° 44' 38,1" BT) - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1 Zat Padat Terlarut mg/L 2,000
lebar 6 m. 800 m x lebar 0,50 m x tinggi 0,84 m atau 0,85 m. 6 (enam) bulan 2 Zat Padat Tersuspensi mg/L 200
> Pembuangan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Pekerjaan jalan tambang - Pengadaan kolam pengendap pada bagian akhir saluran 3 pH - 6-9 (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
sepanjang 800 m dengan samping jalan tambang dengan kapasitas 9.00,00 m3 4 BOD5 mg/L 50 100°44' 44,24" BT) 6 (enam) bulan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
lebar 14 m. (dalam 3,00 m x panjang 100,00 m x lebar 30,00 m) 5 COD mg/L 100 - Perairan anak sungai Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tambang dan kolam pengendap secara berkala. Material Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
lumpur ditimbunkan pada lokasi dispisal area overburden. LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
Pekerjaan pengerukan dilakukan menggunakan alat berat Mutu Air Limbah. 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
jenis excavator sedangkan pengangkutann lumpur dengan - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
kendaraan angkut yang memiliki bak tertutup. dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
d Pelindian material galian Gangguan Habitat - Pekerjaan jalan masuk - Seluruh material (tanah) hasil galian saluran samping jalan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan - Parit alam sekitar akses - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
oleh air hujan Biota Aquatis melalui peningkatan bagi lingkungan (akses tambang) ditimbunkan di sempadan luar - Jalan kerja tambang dan Tahap Operasi parit alam dan juga anak sungai Aia Dingin di sekitar lokasi tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
kapasitas jalan lingkungan drainase kemudian dipadatkan secara mekanis. Produksi pekerjaan jalan lingkungan (akses tambang) dan jalan (0° 20' 33,25" LS Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sepanjang 750 m dengan - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Pelaporan setiap kerja tambang. Khusus di lingkungan perairan anak sungai 100° 44' 24,55" BT) - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
lebar 6 m. lingkungan (aksea tambang) secara berkala dan material 6 (enam) bulan Aia Dingin, sebagai indikator ekologis adalah kehadiran - Perairan anak sungai 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Pekerjaan jalan tambang lumpur ditimbunkan di sempadan luar drainase. jenis gariang (Labeobarbus tambroides). Aia Dingin - Pelaporan setiap Puluh Kota
sepanjang 800 m dengan - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lebar 14 m. tambang dan kolam pengendap secara berkala. Material benthos di lingkungan perairan parit alam dan anak sungai (0° 20' 48,66" LS - Pemerintah Nagari Halaban
lumpur ditimbunkan pada lokasi dispisal area overburden. Aia Dingin untuk analisis struktur komunitas. Analisis data 100° 44' 37,09" BT) Pelaporan :
indek keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan > Bagian hilir - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
formula Shannon-Winner. (0° 20' 48,45" LS LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 100° 44' 41,72" BT) - Gubernur Sumatera Barat melalui
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Perubahan tutupan lahan Perubahan Struktur - Pekerjaan jalan masuk - Pembersihan lahan bagi jalan tambang dilakukan secara Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Tumbuhan melalui peningkatan bagi bertahap sesuai kemajuan kegiatan pertambangan batuan. dan Tahap Operasi bagi pembangunan jalan tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
kapasitas jalan lingkungan - Melakukan penghijauan bagian tanggul jalan tambang Produksi - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sepanjang 750 m dengan dengan jenis tanaman bernilai ekonomis - diantaranya jenis - Pelaporan setiap pada bagian tanggul jalan tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
lebar 6 m. karet (tanaman pioneer). Penghijauan dilaksanakan 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Pekerjaan jalan tambang menerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap Puluh Kota
sepanjang 800 m dengan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lebar 14 m. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
e Perubahan tutupan lahan Gangguan Habitat - Pekerjaan jalan masuk - Pembersihan lahan bagi jalan tambang dilakukan secara Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Fauna (Satwa Liar) melalui peningkatan bagi bertahap sesuai kemajuan kegiatan pertambangan batuan. dan Tahap Operasi bagi pembangunan jalan tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
kapasitas jalan lingkungan - Melakukan penghijauan bagian tanggul jalan tambang Produksi - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sepanjang 750 m dengan dengan jenis tanaman bernilai ekonomis - diantaranya jenis - Pelaporan setiap pada bagian tanggul jalan tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
lebar 6 m. karet (tanaman pioneer). Penghijauan dilaksanakan 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan kehadiran jenis fauna atau satwa liar 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Pekerjaan jalan tambang menerapkan metoda potisasi. di sekitar jalan tambang. - Pelaporan setiap Puluh Kota
sepanjang 800 m dengan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lebar 14 m. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
6 Pembangunan Sarana
dan Prasarana Tambang
a Perubahan tutupan lahan Perubahan Struktur Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Tumbuhan prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi bagi pembangunan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap pada areal terbuka di lokasi sarana prasarana tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
b Perubahan tutupan lahan Gangguan Habitat Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Fauna (Satwa Liar) prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi bagi pembangunan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap pada areal terbuka di lokasi sarana prasarana tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan kehadiran jenis fauna atau satwa liar 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. di sekitar lokasi sarana prasarana tambang. - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Bupati Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat
c Perubahan tutupan lahan Peningkatan Erosi Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Lahan prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi di lingkungan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap saluran keliling sarana prasarana tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Mengadakan saluran keliling sarana prasarana tambang terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
(lebar pemukaan 40 cm x tinggi 40 cm) lalu mengalirkan periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
air hujan menuju saluran samping jalan tambang. - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
d Perubahan tutupan lahan Pendangkalan Badan Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan - Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Perairan prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi di lingkungan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang - Perairan anak sungai Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap saluran keliling sarana prasarana tambang. Aia Dingin - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan intensitas lumpur pada badan air > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. anak sungai Aia Dingin. (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Mengadakan saluran keliling sarana prasarana tambang Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
(lebar pemukaan 40 cm x tinggi 40 cm) lalu mengalirkan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) > Bagian hilir Pelaporan :
air hujan menuju saluran samping jalan tambang. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan (0° 20' 48,45" LS - Bupati Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). 100° 44' 41,72" BT) - Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Pelindian material galian Penurunan Kualitas Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan - Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
oleh air hujan Air Permukaan prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi bagi pembangunan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin - Perairan anak sungai Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. Aia Dingin - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Mengadakan saluran keliling sarana prasarana tambang Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
(lebar pemukaan 40 cm x tinggi 40 cm) lalu mengalirkan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup > Bagian hilir Puluh Kota
air hujan menuju saluran samping jalan tambang. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
f Pelindian material galian Gangguan Habitat Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
oleh air hujan Biota Aquatis prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Mengadakan saluran keliling sarana prasarana tambang untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
(lebar pemukaan 40 cm x tinggi 40 cm) lalu mengalirkan keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
air hujan menuju saluran samping jalan tambang. formula Shannon-Winner. Pelaporan :
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
7 Pembersihan Lahan
a - Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan alat berat jenis - Alat berat dan kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan - Jalan tambang - Tahap Persiapan Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan excavator (1 unit) dan juga jalan tambang, sarana prasarana dan pembersihan lahan - Areal kerja tambang - Pelaporan setiap lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 42,4" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan alat dozer (1 unit) sekaligus dilengkapi dilengkapi knalpot sesuai standar pabrik untuk 6 (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' 47,6" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
serta kendaraan. kendaraan truk ringan menanggulangi intensitas kebisingan. - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Areal kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan - Melakukan penyiraman badan jalan kerja tambang secara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 37,5" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan dilakukan Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 45,3" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan. setiap jam. Untuk pelaksanaan kegiatan digunakan truk dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
tangki air (water truck). - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
b Perubahan tutupan lahan Perubahan Struktur Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Tumbuhan rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan dan Tahap Operasi bagi areal kerja tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi - Melakukan pendataan kehadiran Rafflesia sp dan juga Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan perlindungan (enclave) terhadap lahan arah - Pelaporan setiap Amorphophalus sp (jenis tumbuhan dilindungi) pada lahan - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
Selatan yang terindikasi sebagai habitat Rafflesia sp (status 6 (enam) bulan arah Selatan (areal enclave). 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jenis langka dan dilindungi) dan Amorphophalus sp (jika Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pelaporan setiap Puluh Kota
setelah terbentuk bunga dan diketahui jenis Amorphopalus dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
titanum maka termasuk jenis tumbuhan dilindungi). Luas terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
lahan enclave adalah 1,80 ha (18.000 m2). periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Melakukan pengawasan areal perlindungan (enclave) dari - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
aktifitas masyarakat setempat. LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
c Perubahan tutupan lahan Gangguan Habitat Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Fauna (Satwa Liar) rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan dan Tahap Operasi bagi areal kerja tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi - Melakukan pendataan kehadiran jenis fauna atau satwa liar Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan perlindungan (enclave) terhadap lahan arah - Pelaporan setiap di sekitar areal kerja tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
Selatan yang terindikasi sebagai habitat Rafflesia sp dan 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Amorphophalus sp (jenis tumbuhan dilindungi). Areal yang dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap Puluh Kota
dimaksud juga dapat menjadi habitat berbagai jenis fauna terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
atau satwa liar setempat. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Perubahan tutupan lahan Peningkatan Air Larian Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan dan Tahap Operasi bagi areal kerja tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi - Melakukan pendataan intensitas limpasan permukaan waktu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penghijauan ruang terbuka di areal kerja - Pelaporan setiap hujan di sepanjang drainase samping jalan tambang dan - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tambang dengan jenis tanaman yang bernilai ekonomis 6 (enam) bulan drainase keliling sarana prasarana tambang. 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). Penghijauan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pelaporan setiap Puluh Kota
dilaksanakan menerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
e Perubahan tutupan lahan Peningkatan Erosi Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Lahan rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai kemajuan kegiatan tambang - Jalan tambang dan Tahap Operasi saluran samping jalan tambang. - Jalan tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan - Melakukan penghijauan ruang terbuka di areal kerja Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
tambang dengan jenis tanaman yang bernilai ekonomis - Pelaporan setiap pengendap (sediment ponds). - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). Penghijauan 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
dilaksanakan menerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. Pelaporan :
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lokasi dispisal area overburden. - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
f Perubahan tutupan lahan Penurunan Kualitas Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Air Permukaan rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan - Jalan tambang dan Tahap Operasi dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. > Keluaran dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum (0° 20' 44,5" LS Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penghijauan ruang terbuka di areal kerja - Pelaporan setiap Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri 100° 44' 38,1" BT) - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tambang dengan jenis tanaman yang bernilai ekonomis 6 (enam) bulan LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku > Pembuangan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). Penghijauan Mutu Air Limbah. (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
dilaksanakan menerapkan metoda potisasi. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin 100°44' 44,24" BT) 6 (enam) bulan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. - Perairan anak sungai Puluh Kota
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
g Perubahan tutupan lahan Gangguan Habitat Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Biota Aquatis rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan - Jalan tambang dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penghijauan ruang terbuka di areal kerja - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tambang dengan jenis tanaman yang bernilai ekonomis 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). Penghijauan benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan formula Shannon-Winner. Pelaporan :
pada lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
h Perubahan tutupan lahan Pendangkalan Badan Pembersihan lahan (luas - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang - Jalan tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Perairan rencana 14,00 ha) untuk tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan - Jalan tambang dan Tahap Operasi saluran samping jalan tambang. - Kolam pengendap dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pada lokasi dispisal area overburden. Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Perairan anak sungai Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap - Pelaporan setiap pengendap (sediment ponds). Aia Dingin - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan intensitas lumpur pada badan air > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. anak sungai Aia Dingin. (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran keliling Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lokasi sarana prasarana tambang dan material lumpur dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) > Bagian hilir - Pemerintah Nagari Halaban
ditimbunkan pada lokasi dispisal area overburden. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan (0° 20' 48,45" LS Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). 100° 44' 41,72" BT) - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
i Perubahan tutupan lahan Perubahan Iklim Mikro Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi jalan tambang dan areal kerja - Jalan tambang - Tahap Persiapan - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan - Jalan tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
rencana 14,00 ha) untuk tambang dilakukan secara bertahap sesuai dengan - Sarana prasarana dan Tahap Operasi pada bagian tanggul jalan tambang dan ruang terbuka - Sarana prasarana dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan kemajuan kegiatan pertambangan batuan. tambang Produksi di lokasi sarana prasarana tambang. tambang Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penghijauan bagian tanggul jalan tambang dan - Areal kerja tambang - Pelaporan setiap - Melakukan pengukuran suhu udara dan kelembaban udara - Areal kerja tambang - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ruang terbuka di lokasi sarana prasarana tambang dengan 6 (enam) bulan pada jalan tambang, sarana prasarana dan areal 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jenis tanaman bernilai ekonomis - diantaranya jenis karet kerja tambang. - Pelaporan setiap Puluh Kota
(tanaman pioneer). Penghijauan dilaksanakan dengan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
menerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
j Pelaksanaan pembersihan Timbulan Sampah Pembersihan lahan (luas - Seluruuh tegakan yang dapat dimanfaatkan digunakan bagi - Jalan tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan jumlah tegakan yang dimanfaatkan Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
lahan rencana 14,00 ha) untuk pembangunan sarana prasarana tambang atau diserahkan - Sarana prasarana - Pelaporan setiap untuk pembangunan sarana prasarana tambang. tambang - Periode setiap Pengawas :
penambangan batuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Pemanfaatan dari tambang 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan jumlah tegakan yang diserahkan 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
tegakan atau hasil hutan hasil kayu mengacu peraturan - Areal kerja tambang kepada masyarakat setempat. - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
dan perundang-undangan yang berlaku. - Melakukan pendataan kehadiran vektor penyakit (nyamuk, 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Bagian tegakan yang tidak dapat dimanfaatkan, ditumpuk lalat, tikus rumah ataupun kecoa) di lingkungan sarana Puluh Kota
sementara waktu di lokasi kegiatan pembersihan lahan lalu prasarana tambang. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
diangkut menuju disposal area seiring Tahap Operasi Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
Produksi batuan. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
- Tidak melakukan pembakaran tegakan di lokasi rencana terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
kegiatan. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
b Pelindian timbunan tanah Peningkatan Erosi Penyimpanan tanah pucuk - Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan luas pembukaan lahan (pengupasan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
pucuk oleh air hujjan Lahan (perkiraan jumlah 2.756 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Topsoil storage Produksi tanah pucuk). - Topsoil storage Produksi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) 6 (enam) bulan (erosi parit atau alur) yang terjadi di lokasi pengupasan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan tanah pucuk dan lokasi penyimpanan tanah pucuk - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. (topsoil storage). 6 (enam) bulan Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
c Pelindian dan erosi Penurunan Kualitas Penyimpanan tanah pucuk - Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan keberadaan dan efektifitas mulsa - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah pucuk Tanah (perkiraan jumlah 2.756 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Topsoil storage Produksi ataupun LCC di permukaan timbunan tanah pucuk - Topsoil storage Produksi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Pelaporan setiap - Melakukan pemeriksaan kualitas Fisika-Kimia atau faktor - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) 6 (enam) bulan kesuburan tanah di lokasi timbunan tanah pucuk dengan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan parameter meliputi tekstur, pH, P tersedia dan kandungan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. bahan organik (C, N total dan C/N). 6 (enam) bulan Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian dan erosi Penurunan Kualitas Penyimpanan tanah pucuk - Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk dilakukan - Topsoil storage - Tahap Operasi - Melakukan pendataan keberadaan dan efektifitas mulsa - Topsoil storage - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah pucuk Air Permukaan (perkiraan jumlah 2.756 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Jalan tambang Produksi ataupun LCC di permukaan timbunan tanah pucuk dan - Kolam pengendap Produksi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Kolam pengendap - Pelaporan setiap tanah penutup. > Keluaran - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam (0° 20' 44,5" LS 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan pengendap (sediment ponds). 100° 44' 38,1" BT) - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap > Pembuangan 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. (0° 20' 48,66" LS - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum 100°44' 44,24" BT) Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri - Perairan anak sungai - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku Aia Dingin - Pemerintah Nagari Halaban
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Mutu Air Limbah. > Bagian hulu Pelaporan :
lokasi dispisal area overburden. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin (0° 20' 48,66" LS - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. 100° 44' 37,09" BT) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai > Bagian hilir - Gubernur Sumatera Barat melalui
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,45" LS Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan 100° 44' 41,72" BT)
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
e Pelindian dan erosi Gangguan Habitat Penyimpanan tanah pucuk - Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk dilakukan - Topsoil storage - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
timbunan tanah pucuk Biota Aquatis (perkiraan jumlah 2.756 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Jalan tambang dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Kolam pengendap Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. formula Shannon-Winner. Pelaporan :
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lokasi dispisal area overburden. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
f Pelindian dan erosi Pendangkalan Badan Penyimpanan tanah pucuk - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Topsoil storage - Tahap Operasi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Topsoil storage - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah pucuk Perairan (perkiraan jumlah 2.756 m3) tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan - Disposal area Produksi pengendap (sediment ponds). - Disposal area Produksi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage pada lokasi dispisal area overburden. - Badan air anak sungai - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang badan - Perairan anak sungai - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan - Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Aia Dingin 6 (enam) bulan perairan anak sungai Aia Dingin yang bersempadan Aia Dingin 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada dengan areal kerja pertambangan. > Bagian hulu - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada badan air anak sungai dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 100° 44' 37,09" BT) - Dinas Kesehatan Kab Lima Puluh Kota
Aia Dingin secara berkala dan material lumpur ditimbunkan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan > Bagian hilir - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Nagari Halaban
100° 44' 41,72" BT) Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pelindian timbunan tanah Peningkatan Erosi Penimbunan tanah penutup - Penggalian dan penimbunan tanah penutup dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan luas pembukaan lahan (pengupasan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
penutup oleh air hujan Lahan (perkiraan jumlah 8.268 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Disposal area Produksi tanah penutup). - Disposal area Produksi Pengawas :
pada lokasi disposal area - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) 6 (enam) bulan (erosi parit atau alur) yang terjadi di lokasi pengupasan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan tanah penutup dan lokasi penimbunan tanah penutup - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. (disposal area). 6 (enam) bulan Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
c Pelindian dan erosi Penurunan Kualitas Penimbunan tanah penutup - Penggalian dan penimbunan tanah penutup dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan keberadaan dan efektifitas mulsa - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah penutup Tanah (perkiraan jumlah 8.268 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Disposal area Produksi ataupun LCC di permukaan timbunan tanah penutup. - Disposal area Produksi Pengawas :
pada lokasi disposal area - Menutup permukaan timbunan tanah penutup dengan mulsa - Pelaporan setiap - Melakukan pemeriksaan kualitas Fisika-Kimia atau faktor - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) jenis 6 (enam) bulan kesuburan tanah di lokasi timbunan tanah penutup dengan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan parameter meliputi tekstur, pH, P tersedia dan kandungan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. bahan organik (C, N total dan C/N). 6 (enam) bulan Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
d Pelindian dan erosi Penurunan Kualitas Penimbunan tanah penutup - Menutup permukaan timbunan tanah penutup dengan mulsa - Disposal area - Tahap Operasi - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah penutup Air Permukaan pada lokasi disposal area berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) jenis - Jalan tambang Produksi dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. > Keluaran Produksi Pengawas :
(1 lokasi dengan luas lahan Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan - Kolam pengendap - Pelaporan setiap Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum (0° 20' 44,5" LS - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. 6 (enam) bulan Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri 100° 44' 38,1" BT) 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku > Pembuangan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan Mutu Air Limbah. (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin 100°44' 44,24" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. - Perairan anak sungai Puluh Kota
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lokasi dispisal area overburden. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
e Pelindian dan erosi Gangguan Habitat Penimbunan tanah penutup - Menutup permukaan timbunan tanah penutup dengan mulsa - Disposal area - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
timbunan tanah penutup Biota Aquatis (perkiraan jumlah 8.268 m3) berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) jenis - Jalan tambang dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
pada lokasi disposal area Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan - Kolam pengendap Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada formula Shannon-Winner. Pelaporan :
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
f Pelindian dan erosi Pendangkalan Badan Penimbunan tanah penutup - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Topsoil storage - Tahap Operasi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Topsoil storage - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah penutup Perairan (perkiraan jumlah 8.268 m3) tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan - Disposal area Produksi pengendap (sediment ponds). - Disposal area Produksi Pengawas :
pada lokasi disposal area pada lokasi dispisal area overburden. - Badan air anak sungai - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang badan - Perairan anak sungai - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan - Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Aia Dingin 6 (enam) bulan perairan anak sungai Aia Dingin yang bersempadan Aia Dingin 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada dengan areal kerja pertambangan. > Bagian hulu - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada badan air anak sungai dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 100° 44' 37,09" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Aia Dingin secara berkala dan material lumpur ditimbunkan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan > Bagian hilir Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3 Penambangan
a Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan alat berat jenis - Melakukan penyiraman badan jalan tambang secara - Jalan tambang - Tahap Persiapan Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan excavator (3 unit), dozer berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan dilakukan - Sarana prasarana - Pelaporan setiap lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 42,4" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan alat berat (1 unit), mesin bor batuan setiap jam. Untuk pelaksanaan kegiatan digunakan truk tambang 6 (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' 47,6" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 unit) serta kendaraan tangki air (water truck). - Areal kerja tambang - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Areal kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
angkut truk berat jenis dump - Seluruh alat berat dan kendaraan yang digunakan bagi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 37,5" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
truck (8 unit) dan truk kecil pelaksanaan pekerjaan tambang dilengkapi knalpot sesuai Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 45,3" BT) > Kebisingan Puluh Kota
atau truk ringan (4 unit). standar pabrik untuk menanggulangi intensitas kebisingan. dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur yang - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
rendah (jenis Dexlite atau Pertamina Dex) bagi alat berat Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dan kendaraan angkut agar emisi debu dan gas buang tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
juga menjadi lebih rendah. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
b Pengambilan Batuan Perubahan Bentang Pengambilan batuan secara - Penambangan dilaksanakan menerapkan metoda quarry Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pengukuran geometri areal kerja tambang Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
Alam berjenjang semenjak elevasi sisi bukit (side hill methode) atau pengambilan batuan Produksi meliputu sudut lereng galian, lebar bench – jalan kerja, Produksi Pengawas :
710 m hingga elevasi 600 m dimulai pada elevasi paling tinggi. Setelah elevasi suatu - Pelaporan setiap tinggi bench (jenjang) areal kerja, elevasi galian (tinggi) - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
areal kerja mengalami penurunan setiap 6 m, lokasi galian 6 (enam) bulan dari permukaan sekitar. 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
berpindah ke areal kerja lain secara berkelanjutan. - Melakukan pendataan kejadian longsoran lereng tambang - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Untuk mencegah peluang longsor batuan, geometri rencana secara berkala, baik pada areal tambang aktif maupun 6 (enam) bulan Puluh Kota
penambangan diuraikan berikut : areal tambang yang telah selesai (areal bekas tambang). - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
> Tinggi jenjang tidak lebih 6 m. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
> Lebar jenjang sekurangnya 5 m. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
> Kemiringan lereng tunggal tidak lebih 45 derajat. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Bupati Lima Puluh Kota
> Kemiringan lereng keseluruhan tidak lebih 60 derajat. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat
c Pengambilan Batuan Munculnya Persepsi Pengambilan batuan yang - Menyampaikan kemajuan produksi batuan kepada pihak- - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan kemajuan produksi batuan dan - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
Masyarakat diikuti dengan pemenuhan pihak yang terkait secara berkala setiap bulan agar tidak - Lingkungan sosial Produksi kewajiban yang dipenuhi terhadap pihak-pihat terkait. - Lingkungan sosial Produksi Pengawas :
kewajiban kepada pihak- timbul kecurigaan masyarakat satu sama lain. masyarakat setempat. - Pelaporan setiap - Melakukan wawancara bebas dengan Pemerintah Nagari masyarakat setempat. - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
pihak yang terkait sesuai - Selau memenuhi kewajiban kepada pihak-pihak terkait 6 (enam) bulan Halaban dan juga tokoh masyarakat Jorong Kapalo Koto 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
kesepakatan sebelumnya. sesuai dengan kesepakatan yang dibuat sejak awal terkait pemenuhan kewajiban dari pelaksana kegiatan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
rencana kegiatan pertambangan batuan. tambang batuan. 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Seluruh pihak terkait yang menerima kewajiban dari Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
keberadaan usaha pertambangan batuan memberitahu dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
satu sama lain sebagai bentuk asas keterbukaan. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
b Pelindian permukaan areal Penurunan Kualitas Pengambilan batuan secara - Selalu mengatur kemiringan permukaan areal kerja ke arah - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
kerja oleh air hujan Air Permukaan berjenjang semenjak elevasi saluran jalan tambang agar material yang mengalami - Kolam pengendap Produksi dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. > Keluaran Produksi Pengawas :
710 m hingga elevasi 600 m pelindian selalu mengalir menuju kolam pengendap. Jika - Pelaporan setiap Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum (0° 20' 44,5" LS - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
elevasi permukaan areal kerja jauh lebih rendah dari 6 (enam) bulan Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri 100° 44' 38,1" BT) 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
elevasi kolam pengendap, dilakukan penambahan kolam LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku > Pembuangan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pengendap dengan kapasitas yang sama pada elevasi Mutu Air Limbah. (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
yang lebih rendah. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin 100°44' 44,24" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. - Perairan anak sungai Puluh Kota
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lokasi dispisal area overburden. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
c Pelindian permukaan areal Gangguan Habitat Pengambilan batuan secara - Selalu mengatur kemiringan permukaan areal kerja ke arah - Areal tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
kerja Biota Aquatis berjenjang semenjak elevasi saluran jalan tambang agar material yang mengalami - Kolam pengendap dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
710 m hingga elevasi 600 m pelindian selalu mengalir menuju kolam pengendap. Jika Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
elevasi permukaan areal kerja jauh lebih rendah dari - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
elevasi kolam pengendap, dilakukan penambahan kolam 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pengendap dengan kapasitas yang sama pada elevasi benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
yang lebih rendah. untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada formula Shannon-Winner. Pelaporan :
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian permukaan areal Pendangkalan Badan Pengambilan batuan secara - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
kerja Perairan berjenjang semenjak elevasi tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan - Kolam pengendap Produksi pengendap (sediment ponds). - Kolam pengendap Produksi Pengawas :
710 m hingga elevasi 600 m pada lokasi dispisal area overburden. - Badan air anak sungai - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang badan - Perairan anak sungai - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Aia Dingin 6 (enam) bulan perairan anak sungai Aia Dingin yang bersempadan Aia Dingin 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada dengan areal kerja pertambangan. > Bagian hulu - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada badan air anak sungai dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 100° 44' 37,09" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Aia Dingin secara berkala dan material lumpur ditimbunkan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan > Bagian hilir Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
4 Peledakan Batuan
a Penggunaan bahan peledak Timbulnya Getaran Penggunaan bahan peledak - Pelaksana peledakan batuan dilakukan menerapkan pola - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan geometri peledakan yang diterapkan - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
jenis ANFO dengan jumlah zig-zag dengan geometri jarak burden 6 m, jarak spasi 8 m, - Hunian masyarakat Produksi (jarak burden, jarak spasi, jumlah lubang ledak dan faktor (0° 20' 37,5" LS Produksi Pengawas :
sebanyak 250 kg setiap jumlah lubang ledak 10 (sepuluh) buah, kedalaman lubang - Bagian jalan Provinsi - Pelaporan setiap kedalaman lubang ledak). 100° 44' 45,3" BT) - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
peledakan. ledak 6 m dan jumlah bahan peledak (ANFO) tidak lebih 6 (enam) bulan - Melakukan pengukuran getaran di lingkungan hunian - Hunian masyarakat 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
250 kg setiap peledakan. masyarakat saat pelaksanaan peledakan batuan. Analisa yang terdekat - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Arah peledakan batuan atau kemiringan lubang ledak data mengacu Baku Tingkat Getaran Mekanik sesuai (0° 20' 40,5" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
di buat ke Timur dengan tujuan berikut Lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup 100° 44' 23,7" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
> Mencegah peluang lemparan batu (flying rock ke arah Nomor : 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran Puluh Kota
sarana prasarana tambang dan areal pertanian sawah. - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
> Intensitas getaran ke lingkungan hunian masyarakat turut terkait intensitas getaran yang dirasakan atau kerusakan - Pemerintah Nagari Halaban
menjadi kecil. bangunan seiring peledakan batuan di lokasi kegiatan Pelaporan :
- Melakukan pemberitahuan kepada masyarakat setempat pertambangan batuan. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
jadwal atau waktu pelaksanaan peledakan batuan. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Melakukan pengamanan lingkungan sekitar radius 500 m dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Gubernur Sumatera Barat melalui
selama pelaksanaan peledakan batuan. Lingkungan yang terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
dimaksud meliputi aktifitas masyarakat di areal persawahan periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
dan kebun campuran sempadan lokasi tambang.
b Penyimpanan dan Munculya persepsi Penyimpanan ramuan - Melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
penggunaan bahan Masyarakat bahan peledak di dalam pelaksanaan penyimpanan dan pengamanan bahan - Hunian masyarakat Produksi terkait pemahaman tata cara pelaksanaan penyimpanan - Hunian masyarakat Produksi Pengawas :
peledak gudang bahan peledak. peledak pada lokasi kegiatan tambang. - Pelaporan setiap dan pengamanan bahan peledak di lokasi tambang batuan. - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
pelaksanaan peledakan batuan dengan muatan berikut. terkait radius aman saat peledakan. - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
> Peledakan yang akan dilaksanakan termasuk kriteria Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan Puluh Kota
daya ledak rendah (soft explosive). dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
> Selama pelaksanaan peledakan batuan akan dilakukan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
pengamanan lingkungan sekitar radius 500 m termasuk periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
pengamanan lingkungan kerja masyarakat pada kebun - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
campuran dan areal persawahan di sempadan lokasi LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
tambang. - Gubernur Sumatera Barat melalui
> Jadwal pelaksanaan batuan. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
> Penggunaan sirine untuk pemberitahuan jadwal
pelaksanaan peledakan batuan.
c Timbulnya getaran dan Keresahan Penggunaan bahan peledak - Melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
lemparan batuan Masyarakat jenis ANFO dengan jumlah pelaksanaan peledakan batuan dengan muatan berikut. - Hunian masyarakat Produksi terkait radius aman saat peledakan. - Hunian masyarakat Produksi Pengawas :
sebanyak 250 kg setiap > Peledakan yang akan dilaksanakan termasuk kriteria - Pelaporan setiap - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
peledakan. daya ledak rendah (soft explosive). 6 (enam) bulan terkait intensitas getaran yang dirasakan atau kerusakan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
> Selama pelaksanaan peledakan batuan akan dilakukan bangunan seiring peledakan batuan di lokasi kegiatan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pengamanan lingkungan sekitar radius 500 m termasuk pertambangan batuan. 6 (enam) bulan Puluh Kota
pengamanan lingkungan kerja masyarakat pada kebun Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
campuran dan areal persawahan di sempadan lokasi dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
tambang. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
> Jadwal pelaksanaan batuan. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
> Penggunaan sirine untuk pemberitahuan jadwal LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
pelaksanaan peledakan batuan. - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Melakukan pemberitahuan kepada masyarakat setempat Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
jadwal atau waktu pelaksanaan peledakan batuan dengan
cara membunyikan sirine (30 menit dan 15 menit sebelum
peledakan dimulai).
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5 Pemuatan dan
Pengangkutan Batuan
- Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan alat berat jenis - Melakukan penyiraman permukaan jalan tambang secara - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan excavator (3 unit) sekaligus berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan setiap jam. - Jalan masuk tambang Produksi lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 28,5" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan kendaraan angkut truk kecil Untuk pelaksanaan kegiatan penyiraman jalan digunakan - Pelaporan setiap sebelumnya. 100° 44' 34,9" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
kendaraan angkut. dengan ritasi 106 – 107 kali truk tangki air (water truck). 6 (enam) bulan - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Areal kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan setiap hari atau truk ringan - Seluruh kendaraan angkut batuan dilengkapi knalpot sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 37,5" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas (ritasi berkisar 254 – 255 standar pabrik untuk menanggulangi intensitas kebisingan. Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 45,3" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan amgkut. kali setiap hari). - Kendaraan angkut batuan tidak berjalan secara beriringan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
agar imbasan debu permukaan jalan dapat dikurangi. - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
- Penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur yang Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
rendah (jenis Dexlite atau Pertamina Dex) bagi alat berat tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
dan kendaraan angkut agar emisi debu dan gas buang Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
juga menjadi lebih rendah. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
6 Pengolahan Batuan
Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Pengolahan batuan (500 ton - Melakukan penyiraman permukaan areal kerja pengolahan Areal kerja pengolahan - Tahap Operasi - Melakukan pendataan spesifikasi masker yang digunakan Areal kerja pengolahan - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan per-hari) menggunakan unit batuan secara berkala – jika musim kemarau, penyiraman batuan Produksi tenaga kerja pengolahan batuan. batuan (0° 20' 42,8" LS - Periode setiap Pengawas :
kebisingan mesin produksi stone crusher (1 unit) yang dilakukan setiap jam. Pelaksanaan kegiatan menggunakan - Pelaporan setiap - Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan 100° 44' 39,2" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
memiliki kapasitas terpasang truk tangki air (water truck). 6 (enam) bulan lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
20 ton per-jam - Melakukan pemeliharaan unit mesin produksi pengolahan sebelumnya. 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
batuan (crusher) melalui pemberian gemuk (grease) > Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII Puluh Kota
secara berkala untuk menanggulangi intensitas kebisingan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Mewajibkan seluruh tenaga kerja pengolahan batuan Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Puluh Kota
menggunakan masker yang mampu menyaring partikel dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
berukuran 0,5 mikron. > Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri - Pemerintah Nagari Halaban
- Melakukan pemeriksaan kesehatan saluran pernafasan Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 Pelaporan :
tenaga kerja pengolahan batuan secara berkala. tentang Baku Tingkat Kebisingan. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
7 Penumpukan Produk
Batuan
a Imbasan debu permukaan Penurunan Kualitas Penumpukan batuan produk - Pengolahan batuan dilakukan sesuai pesanan pihak lain Areal tumpukan batuan - Tahap Operasi - Melakukan volume dan jumlah tumpukan batuan produk. - Areal tumpukan batuan - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
tumpukan batuan Udara pada ruang lahan terbuka. agar tumpukan batuan produk di lokasi stock pile tidak (stock pile) Produksi - Melakukan pengukuran kualitas udara (kandungan debu (stock pile) - Periode setiap Pengawas :
banyak sehingga peluang imbasan debu menjadi keil. - Pelaporan setiap total) di sekitar area penumpukan batuan produk. Evaluasi - Jalan kerja tambang 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penyiraman tumpukan batuan di lokasi stock pile 6 (enam) bulan data mengacu muatan Lampiran VII Peraturan Pemerintah (0° 20' 42,4" LS - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
secara berkala terutama saat musim kemarau. Pelaksanaan Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang 100° 44' 47,6" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
kegiatan menggunakan truk tangki air (water truck). Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Puluh Kota
Lingkungan Hidup. - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
b Pelindian tumpukan batuan Penurunan Kualitas Penumpukan batuan produk - Pengolahan batuan dilakukan sesuai pesanan pihak lain - Areal tumpukan batuan - Tahap Operasi - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
produk Air Permukaan pada ruang lahan terbuka. agar tumpukan batuan produk di lokasi stock pile tidak (stock pile) Produksi dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. > Keluaran Produksi Pengawas :
banyak sehingga peluang imbasan debu menjadi keil. - Jalan tambang - Pelaporan setiap Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum (0° 20' 44,5" LS - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Mengarahkan kemiringan areal atau lokasi penumpukan - Kolam pengendap 6 (enam) bulan Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri 100° 44' 38,1" BT) 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
batuan produk (stock pile) ke saluran jalan tambang agar LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku > Pembuangan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
material yang mengalami pelindian (lumpur) mengalir Mutu Air Limbah. (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
menuju kolam pengendap. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin 100°44' 44,24" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. - Perairan anak sungai Puluh Kota
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Pelindian tumpukan batuan Gangguan Habitat Penumpukan batuan produk - Mengarahkan kemiringan areal atau lokasi penumpukan - Areal tumpukan batuan - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
produk Biota Aquatis pada ruang lahan terbuka. batuan produk (stock pile) ke saluran jalan tambang agar (stock pile) dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
material yang mengalami pelindian (lumpur) mengalir - Jalan tambang Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
menuju kolam pengendap. - Kolam pengendap - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada formula Shannon-Winner. Pelaporan :
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
d Pelindian tumpukan batuan Pendangkalan Badan Penumpukan batuan produk - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Areal tumpukan batuan - Tahap Operasi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Kolam pengendap - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
produk Perairan pada ruang lahan terbuka. tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan (stock pile) Produksi pengendap (sediment ponds). - Perairan anak sungai Produksi Pengawas :
pada lokasi dispisal area overburden. - Jalan tambang - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang badan Aia Dingin - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap - Kolam pengendap 6 (enam) bulan perairan anak sungai Aia Dingin yang bersempadan > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada - Badan air anak sungai dengan areal kerja pertambangan. (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. Aia Dingin Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada badan air anak sungai dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) > Bagian hilir - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Aia Dingin secara berkala dan material lumpur ditimbunkan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan (0° 20' 48,45" LS Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
8 Pengangkutan Produk
Batuan
a Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Kegiatan pengangkutan - Melakukan pengaturan keberangkatan kendaraan angkut - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan jadwal keberangkatan kendaraan - Bagian jalan Provinsi - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan batuan dari areal kerja batuan tidak pada waktu bersamaan agar imbasan debu - Jalan masuk tambang Produksi angkutan batuan dari areal tambang. - Jalan masuk tambang Produksi Pengawas :
kebisingan kendaraan tambang menggunakan permukaan jalan menjadi kecil. - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan ceceran material (tanah) di sekitar (0° 20' 28,5" LS - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
angkut batuan kendaraan jenis truk kecil - Melakukan penyiraman permukaan jalan masuk tambang 6 (enam) bulan lokasi persilangan jalan masuk tambang dengan bagian 100° 44' 34,9" BT) 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
kapasitas muatan 12 ton secara berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan jalan Provinsi. - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
(ritasi 106 – 107 kali setiap setiap jam. Untuk pelaksanaan kegiatan penyiraman jalan - Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan 6 (enam) bulan Puluh Kota
hari dan juga truk ringan digunakan truk tangki air. lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
kapasitas muatan 5 ton - Seluruh kendaraan angkut batuan lulus uji keur sehingga sebelumnya. Puluh Kota
(ritasi 254 – 255 kali emisi debu, emisi gas buang dan kebisingan menjadi kecil. > Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
setiap hari) - Melakukan pembersihan roda kendaraan angkut batuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 - Pemerintah Nagari Halaban
sebelum meninggalkan areal tambang agar tidak membawa Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Pelaporan :
lumpur atau tanah ke badan jalan Provinsi dan tidak timbul dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
imbasan debu di permukaan jalan Provinsi atau bahkan > Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
peluang kecelakaan lalu lintas. Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Melakukan pembersihan permukaan jalan Provinsi dari tentang Baku Tingkat Kebisingan. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
ceceran lumpur atau tanah yang terbawa roda kendaraan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
angkut batuan dari lokasi rencana kegiatan. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
b Aktifitas kendaraan angkut Gangguan Lalu Lintas Kegiatan pengangkutan Pengelolaan lingkungan yang akan diterapkan sesuai muatan - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pengamatan intensitas gangguan lalu lintas Bagian jalan Provinsi - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
batuan batuan dari areal kerja ANDALALIN (Lampiran 3) sebagaimana uraian berikut. - Bagian jalan Provinsi Produksi sekitar persilangan (crossing) akses tambang dengan Produksi Pengawas :
tambang menggunakan - Melakukan pengaturan sirkulasi masuk dan keluar - Pelaporan setiap bagian jalan Provinsi. - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
kendaraan jenis truk kecil kendaraan angkutan produk batuan. 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat pemakai 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
kapasitas muatan 12 ton - Pemasangan alat penerangan jalan pada akses masuk dan jalan terkait intensitas gangguan lalu lintas di sekitar lokasi - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
(ritasi 106 – 107 kali setiap keluar dan internal kawasan tambang. persilangan akses tambang dengan bagian jalan Provinsi. 6 (enam) bulan Puluh Kota
hari dan juga truk ringan - Penyediaan lokasi pencucian roda kendaraan truk Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Perhubungan Kabupaten
kapasitas muatan 5 ton pengangkut dan menutup rapat material dengan terpal dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Kabupaten Lima Puluh Kota
(ritasi 254 – 255 kali sebelum mennggalkan lokasi kegiatan. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Dinas Perhubungan Provinsi
setiap hari) - Melakukan pembersihan ceceran tanah di permukaan jalan periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Sumatera Barat
Provinsi sekitar lokasi akses tambang. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pengangkutan produk batuan tidak dilakukan saat jam sibuk - Pemerintah Nagari Halaban
hari kerja (pukul 07.00 - 08.00 dan 16.00 – 17.00 WIB) Pelaporan :
dan jam sibuk hari libur (pukul 11.45 – 12.45 WIB). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Menyediakan petugas pengatur atau pengamanan lalu LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lintas yang telah mengikuti pelatiahn untuk mengatur lalu - Gubernur Sumatera Barat melalui
lintas pada wilayah internal dan eksternal. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Aktifitas kendaraan angkut Kerusakan Jalan Kegiatan pengangkutan - Melakukan perkuatan bahu jalan di sekitar akses tambang - Akses tambang - Tahap Operasi - Melakukan pengamatan intensitas kerusakan bahu jalan Bagian jalan Provinsi - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
batuan batuan dari areal kerja dengan menggunakan beton bertulang (struktur rigid) agar - Bagian jalan Provinsi Produksi Provinsi di sekitar lokasi akses tambang. Produksi Pengawas :
tambang menggunakan peluang kerusakan badan jalan dapat diminimalkan. - Pelaporan setiap - Melakukan pengamatan intensitas gangguan lalu lintas - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
kendaraan jenis truk kecil - Memastikan kendaraan barang pengangkut bahan baku 6 (enam) bulan yang terjadi di sekitar lokasi bahu jalan yang mengalami 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
kapasitas muatan 12 ton maupun bahan produksi tidak melanggar ketentuan Over kerusakan. - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
(ritasi 106 – 107 kali setiap Dimension Over Load (ODOL). persilangan akses tambang dengan bagian jalan Provinsi. 6 (enam) bulan Puluh Kota
hari dan juga truk ringan - Memberitahu pihak Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Bina Marga Cipta Karya dan
kapasitas muatan 5 ton Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat terkait kerusakan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat
(ritasi 254 – 255 kali bahu jalan atau badan jalan Provinsi di sempadan lokasi terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
setiap hari) rencana kegiatan. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
9 Reklamasi
- Perbaikan kualitas tanah. - Perbaikan Iklim Pelaksanaan reklamasi bagi - Melakukan penebaran tanah penutup dan dan tanah pucuk Areal bekas tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan luas lahan reklamasi. Areal bekas tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
- Perbaikan kualitas air Mikro lahan terbuka secara merata di atas permukaan lahan bekas tambang. Produksi - Melakukan pendataan jenis dan jumlah dari tanaman Produksi Pengawas :
permukaan - Perbaikan Kualitas - Sehubungan faktor permukaan lahan akhri tambang adalah - Pelaporan setiap penghijauan yang ditanam. - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Peningkatan kehadiran Udara dan batuan.penghijauan dlakukan menerapkan metoda potisasi. 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan jumlah dan jenis dari tanaman 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
fauna atau satwa liar Kebisingan - Penebaran bibit LCC jenis Callopogonium mucunoides penghijauan yang dilakukan penyulaman. - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Perbaikan iklim mikro - Perbaikan Bentang di atas permukaan areal penghijauan. LCC berperan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan Puluh Kota
Alam penting untuk memasok (fiksasi) Nitrogen di dalam tanah. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Perbaikan Hidrologi - Melakukan penanaman tumbuhan penghijauan diantaranya terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
- Perbaikan Tanah jenis karet (Hevea brasiliensis) ataupun gmelina (Gmelina periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
dan Lahan arborea) sesuai kualitas tanah dan lingkungan setempat. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Melakukan pemeliharaan tanaman penghijauan meliputi LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
penyiraman, pemupukan, penyiangan secara berkala - Gubernur Sumatera Barat melalui
ataupun penyulaman – penanaman kembali tanaman Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
yang tidak tumbuh dengan baik atau mati.
- Merumuskan Rencana Penutupan Tambang sesuai muatan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lima
Puluh Kota dan memenuhi aspirasi masyarakat setempat.
8 Utilitas Tambang
a Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan unti Generating - Penggunaan unit Generating Set tipe senyap (silent) agar Bangunan Generating - Tahap Operasi - Melakukan pendataan jenis bahan bakar yang digunakan Bangunan Generating - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan Set 25 kVA sebagai sumber intensitas kebisingan yang timbul jauh lebih kecil. . Set Produksi untuk operasional Generating Set. Set Produksi Pengawas :
kebisingan Generating Set energi listrik cadangan pada - Melakukan pemeliharaan unit GENSET secara berkala - Pelaporan setiap - Melakukan pengukuran besaran emisi gas buang (meliputi - Setiap 1 x 12 bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
saat aliran listrik PT. PLN agar emisi partikel (debu) serta gas buang (SO2, NO2 6 (enam) bulan parameter NO2 dan CO) pada cerobong Generating Set jika penggunaan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
(Persero) mengalami dan CO) tidak besar. melalui kerja sama dengan laboratorium yang terakreditasi. Generating Set - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
gangguan. Aktifitas dimaksud meliputi penggantian minyak pelumas, > Kadar maksimum NO2 = 3.400 mg/Nm3. > 1.000 jam setiap Puluh Kota
filter minyak pelumas atau komponen lain sesuai dengan > Kadar maksimum CO = 170 mg/Nm3. tahun, atau - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
rekomendasi pabrik atau setiap 250 jam operasional. Analisa data hasil pengukuran mengacu Lampiran I dari - Setiap 3 (tiga) tahun Puluh Kota
- Penggunaan bahan bakar dengan angka cetan tinggi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan jika penggunaan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
(minimal 51) untuk mengurangi konsentrasi emisi debu Nomor : 11 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Mesin Dengan Generating Set - Pemerintah Nagari Halaban
dan emisi gas buang seiring dengan operasional Pembakaran Dalam atau Genset – Bahan Bakar Minyak. < 1.000 jam setiap Pelaporan :
Generating Set. - Melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada jarak tahun - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Melakukan pemeliharaan secara berkala cerobong pada 0 m, 5 m, 10 m, 15 m, 20 m dan 25 m dari lokasi bangunan - Pelaporan setiap LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
pada mesin diesel (generator drive) Generating Set Generating Set. Analisa data hasil pengukuran mengacu 6 (enam) bulan - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Melakukan pencatatan jam operasiona Generating Set Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
dalam bentuk log book. Data jam operasional menjadi Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
acuan bagi frekuensi pemantauan emisi Generating Set. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Sarana dan Prasarana
Tambang
1) Timbulan air limbah domestik Penurunan Kuaitas Air Pengaliran air olahan dari Pengelolaan lingkungan sesuai muatan Persetujua Teknis - Mushalla - Tahap Persiapan - Melakukan pemeriksaan kualitas air olahan keluaran ABR - Keluaran unit ABR - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Permukaan keluaran unit pengolahan Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah sebagai berikut. - Tempat istirahat dan Tahap Operasi dengan parameter pada Tabel 3.2.4 berikut (0° 20' 35,00" LS dan Tahap Operasi Pengawas :
air limbah domestik. - Timbulan air limbah domestik sebanyak 4.040 L per-hari tenaga kerja Produksi NO PARAMETER SAT BAKU 100°44' 44,20" BT) Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
akan diolah secara biologis menggunakan unit Anaerobic - Workshop - Pelaporan setiap MUTU - Titik pembuangan air - Periode pemantauan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
Baffle Reactor (ABR) dengan kapasitas 6,54 m3 per-hari. - Unit ABR (IPAL) 6 (enam) bulan 1 Zat Padat Tersuspensi mg/L 30 limbah pada anak > Air limbah setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Unit proses pengolahan air limbah meliputi tangki ekualisasi, 2 pH - 6-9 sungai Aia Dingin 1 (satu) bulan Puluh Kota
ABR (bak pengendap dan bak kompartemen ABR atau 3 BOD5 mg/L 30 (0° 20' 48,66" LS > Badan air setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
baffle reactor) sekaligus bak khlorinasi untuk pembubuhan 4 COD mg/L 100 100°44' 44,24" BT) 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
desinfektan berupa kaporit (dosis pembubuhan sebanyak 5 Amoniak mg/L 10 - Perairan anak sungai - Pelaporan setiap Pelaporan :
0,169 kg per-hari). 6 Khlorin Bebas mg/L 0.03 Aia Dingin 6 (enam) bulan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Air olahan keluaran ABR selanjutkan dialirkan menuju 6 Minyak dan Lemak mg/L 5 > Bagian hulu - Pelaporan setiap LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
sungai Aia Dingin menggunakan jaringan pipa. 7 Total Coliform /100 ml 3,000 (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Air yang akan digunakan bagi penyiraman areal kerja stone Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Lampiran 1 100° 44' 37,09" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
crusher (2.500 L per-hari) akan menguap sehingga tidak Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan > Bagian hilir
menimbulkan air limbah. Nomor : P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku (0° 20' 48,45" LS
Mutu Air Limbah Domestik. 100° 44' 41,72" BT)
- Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin
dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya.
Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
2) Timbulan air limbah domestik Gangguan Habitat Pengaliran air olahan dari - Timbulan air limbah domestik sebanyak 4.040 L per-hari - Mushalla - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Biota Aquatis keluaran unit pengolahan akan diolah secara biologis menggunakan unit Anaerobic - Tempat istirahat dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
air limbah domestik. Baffle Reactor (ABR) dengan kapasitas 6,54 m3 per-hari. tenaga kerja Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Unit proses pengolahan air limbah meliputi tangki ekualisasi, - Workshop - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ABR (bak pengendap dan bak kompartemen ABR atau - Unit ABR (IPAL) 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
baffle reactor) sekaligus bak khlorinasi untuk pembubuhan benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
desinfektan berupa kaporit (dosis pembubuhan sebanyak untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
0,169 kg per-hari). keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
- Air olahan keluaran ABR selanjutkan dialirkan menuju formula Shannon-Winner. Pelaporan :
sungai Aia Dingin menggunakan jaringan pipa. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Air yang akan digunakan bagi penyiraman areal kerja stone dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
crusher (2.500 L per-hari) akan menguap sehingga tidak terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
menimbulkan air limbah. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
3) Timbulan sampah Perkembangan Vektor Seiring kehadiran tenaga - Melakukan pengumpulan timbulan sampah di setiap lokasi - Kantor - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan ceceran sampah di lingkungan - Kantor - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Penyakit kerja (55 orang), jumlah sumber menggunakan tong sampah (bin) kapasitas 40 L. - Mushalla dan Tahap Operasi kantor, tempat istirahat tenaga kerja dan areal kerja - Mushalla dan Tahap Operasi Pengawas :
timbulan sampah terhitung Lokasi dan jumlah tong sampah diuraikan berikut. - Tempat istirahat Produksi workshop. - Tempat istirahat Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
berkisar 13,75 – 16,50 kg > Kantor : 1 (satu) buah tong sampah (kapasitas 40 L). tenaga kerja - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan kehadiran vektor penyakit (nyamuk, tenaga kerja - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
atau 96,25 – 110,00 L > Tempat istirahat tenaga kerja : 2 (dua) buah tong - Workshop 6 (enam) bulan lalat, tikus rumah ataupun kecoa) di lingkungan kantor, - Workshop 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
setiap hari. sampah (kapasitas 40 L). tempat istirahat tenaga kerja dan areal kerja workhsop. - Pelaporan setiap Puluh Kota
> Workshop : 2 (dua) buah tong sampah (kapasitas 40 L). Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah dari setiap dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Puluh Kota
tong sampah (bin) lalu ditempatkan pada kompartemen terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
sampah 5 (lima) warna dengan peruntukan berikut. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
> Wadah berwarna hijau bagi pengumpulan sampah yang Pelaporan :
dapat dilakukan pengomposan. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
> Wadah berwarna kuning untuk pengumpulan sampah LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
bahan plastik, karet atau bahan sejenis yang dapat - Gubernur Sumatera Barat melalui
digunakan kembali. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
> Warna biru bagi sampah kertas atau kemasan kertas
> Wadah warna merah bagi limbah bahan berbahaya
dan beracun
> Warna abu-abu bagi residu (selain sampah di atas)
- Melakukan pengangkutan sampah terpilah setiap 2 (dua)
hari ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah
di pasar Halaban yang dikelola Pemerintah Kabupaten
Lima Puluh Kota untuk pengelolaan lebih lanjut. Kegiatan
pengangkutan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.
- Memasang papan larangan buang sampah sembarangan,
larangan membakar sampah dan menghimbau agar
seluruh pekerja melakukan pemilahan sampah
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pemeliharaan Peralatan Timbulan Limbah B3 Timbulan limbah B3 berasal - Menugaskan mekanik untuk selalu mengumpulkan minyak - Workshop - Tahap Persiapan - Melakukan pengawasan pada saat menempatkan dan/atau - Workshop - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
dan Sarana Prasarana dari pemeliharaan sarana pelumas bekas, bekas filter minyak pelumas, bekas filter - Kantor dan Tahap Operasi memindahkan limbah B3 dari ruang/ lokasi penyimpanan - Kantor dan Tahap Operasi Pengawas :
Tambang prasarana tambang dan minyak solar, bekas kain majun, bekas kemasan minyak - Tempat istirahat Produksi limbah B3. - Tempat istirahat Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
pengolahan batuan pelumas ataupun baterai (accu) bekas menggunakan tenaga kerja - Pelaporan setiap - Melakukan pemeriksaan terhadap kemasan Limbah B3. tenaga kerja - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
wadah kedap air. - TPS Limbah B3 3 (tiga) bulan - Melakukan pencatatan kegiatan penyimpanan limbah B3. - TPS Limbah B3 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Menyimpan seluruh timbulan limbah B3 dalam kemasan (0° 20' 35,20" LS - Melakukan pengawasan terhadap prosedur housekeeping. (0° 20' 35,20" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
sesuai dengan karakteristik limbah B3. 100° 44' 50,50" BT) - Melaporkan dokumen pencatatan ke instansi penerbit 100° 44' 50,50" BT) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Menempatkan seluruh limbah B3 di lokasi TPS LB3. Persetujuan Lingkungan (frekuensi pelaporan minimal - Pemerintah Nagari Halaban
- Melakukan penyimpan LB3 sesuai masa simpan mengacu 1 x 6 bulan) dan disimpan di TPS Limbah B3. Pelaporan :
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Nomor : 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Menyerahkan seluruh limbah B3 kepada pihak ketiga periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sebagai pengelola lanjutan (pihak Pengumpul LimbahB3,
Pengangkut Limbah B3 dan Pengolah Limbah B3) yang
memiliki izin.
b Pemutusan Hubungan Kerja Keresahan Tenaga Pemutusan hubungan kerja - Mengadakan pesangon bagi seluruh tenaga kerja yang Areal bekas tambang - Tahap Pasca - Melakukan pendataan besaran nilai pesangon yang - Areal bekas tambang - Tahap Pasca Pelaksana : Direktur
Kerja (jumlah 55 orang) pada terlibat dalam Tahap Operasi Produksi dengan jumlah atau Operasi dialokasikan terhadap tenaga kerja seiring pemutusan - Lingkungan sosial Operasi Pengawas :
akhir Tahap Pasca Operasi besaran mengacu peraturan perundang-undangan - Pelaporan setiap hubungan kerja. masyarakat Jorong - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
yang berlaku. 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan tenaga kerja Kapalo Koto. 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Menerbitkan Surat Pengalaman Kerja bagi seluruh tenaga pertambangan sebelumnya terkait usaha ekonomi setelah - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
yang terlibat dalam kegiatan Tahap Operasi Produksi kegiatan pertambangan batuan (batu gamping) berakhir. 6 (enam) bulan Puluh Kota
sebelumnya. Adapun surat keterangan dimaksud dapat Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
digunakan oleh pihak lain sebagai bahan pertimbangan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Kabupaten Lima Puluh Kota
(referensi) untuk bekerja. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
KU
SM
KU
KA
LL LL
KU LL
KA
KETERANGAN
KA
Usulan IUP Operasi Produksi
Rencana Akses Tambang
Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa
13
FN
AL
6 KU
IM
TS
14a
AL
TS
IM
KU
AL
FN
14b
KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area SM AL
Lokasi UKL Sosial Masyarakat (Munculnya Lokasi UKL Peningkatan Air Larian,
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK)
Persepsi Masyarakat, Keresahan Masyarakat, Peingkatan Erosi Lahan, Penurunan
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha, Kualitas Air Permukaan, Gangguan Habitat
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik
Peningkatan Pendapatan Masyarakat) Biota Aquatus dan Pendangkalan Badan Air
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua)
06. Areal Pengolahan Batuan KU TS Lokasi UKL Timbulan Sampah
Lokasi UKL Penurunan Kualitas Udara dan
07. Workshop
Kebisingan
08. TPS Limbah B3 Jalan Tambang FN Lokasi UKL Perubahan Struktur Komunitas
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang VP Lokasi UKL Perkembangan Vektor Penyakit Tumbuhan dan Gangguan Habitat Fauna
Rencana Blok Penambangan LB Lokasi UKL Timbulan Limbah B3 GAMBAR 22
IM Lokasi UKL Perubahan Iklim Mikro PETA LOKASI UKL TAHAP PERSIAPAN
KU
SM
KU
KU
KETERANGAN
KU
Usulan IUP Operasi Produksi
Rencana Akses Tambang
Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa
14
AL
KU
GT
KL
14b
KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area KL Lokasi UKL Penurunan Kualitas Udara dan AL Lokasi UKL Penurunan Kualitas Air
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Kebisingan Permukaan, Gangguan Habitat Biota
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak Aquatis dan Pendangkalan Badan Air
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik BA Lokasi UKL Perubahan Bentang Alam
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua) GT Lokasi UKL Timbulnya Getaran KL Lokasi UKL Perbaikan Kualitas
06. Areal Pengolahan Batuan Lingkungan
07. Workshop VP Lokasi UKL Perkembangan Vektor Penyakit
08. TPS Limbah B3 Jalan Tambang
LB Lokasi UKL Timbulan Limbah B3
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang
KT Lokasi UKL Penurunan Kualitas Tanah
Rencana Blok Penambangan GAMBAR 24
PETA LOKASI UKL TAHAP OPERASI PRODUKSI
13 KL
6
KL
14a
KL
14b
KL
KETERANGAN
01. Bekas Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Bekas Disposal Area KL Lokasi UKL Perbaikan Kualitas
02. Bekas Kantor 11. Bekas Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Lingkungan
03. Bekas Timbangan 12. Bekas Gudang Bahan Peledak
04. Bekas Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. Bekas IPAL SM Lokasi UKL Keresahan Tenaga Kerja
05. Bekas Mushalla 14. Bekas Kolam Pengendap
06. Bekas Areal Pengolahan Batuan
07. Bekas Workshop Bekas Jalan Tambang
08. Bekas TPS Limbah B3
09. Bekas Topsoil Storage Bekas Drainase Jalan Tambang
Lahan Produktif GAMBAR 25
PETA LOKASI UKL TAHAP PASCA OPERASI
KU
SM
KU
KA
LL LL
KU LL
KA
KETERANGAN
KA
Usulan IUP Operasi Produksi
Rencana Akses Tambang
Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa
13
FN
AL
6 KU
IM
TS
14a
AL
TS
IM
KU
AL
FN
14b
KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area SM AL
Lokasi UPL Sosial Masyarakat (Munculnya Lokasi UPL Peningkatan Air Larian,
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK)
Persepsi Masyarakat, Keresahan Masyarakat, Peingkatan Erosi Lahan, Penurunan
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha, Kualitas Air Permukaan, Gangguan Habitat
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik
Peningkatan Pendapatan Masyarakat) Biota Aquatus dan Pendangkalan Badan Air
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua)
06. Areal Pengolahan Batuan KU TS Lokasi UPL Timbulan Sampah
Lokasi UPL Penurunan Kualitas Udara dan
07. Workshop Kebisingan
08. TPS Limbah B3 Jalan Tambang FN Lokasi UPL Perubahan Struktur Komunitas
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang VP Lokasi UPL Perkembangan Vektor Penyakit Tumbuhan dan Gangguan Habitat Fauna
KU
SM
KU
KU
KETERANGAN
KU
Usulan IUP Operasi Produksi
Rencana Akses Tambang
Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa
14a
AL
KU
GT
KL
14b
KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area KL Lokasi UPL Penurunan Kualitas Udara dan AL Lokasi UPL Penurunan Kualitas Air
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Kebisingan Permukaan, Gangguan Habitat Biota
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
Aquatis dan Pendangkalan Badan Air
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik BA Lokasi UPL Perubahan Bentang Alam
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua) KL Lokasi UPL Perbaikan Kualitas
GT Lokasi UPL Timbulnya Getaran
06. Areal Pengolahan Batuan Lingkungan
07. Workshop VP Lokasi UPL Perkembangan Vektor Penyakit
08. TPS Limbah B3 Jalan Tambang
09. Topsoil Storage LB Lokasi UPL Timbulan Limbah B3
Drainase Jalan Tambang
KT Lokasi UPL Penurunan Kualitas Tanah
Rencana Blok Penambangan GAMBAR 30
PETA LOKASI UPL TAHAP OPERASI PRODUKSI
13 KL
6
KL
14a
KL
14b
KL
KETERANGAN
01. Bekas Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Bekas Disposal Area KL Lokasi UPL Perbaikan Kualitas
02. Bekas Kantor 11. Bekas Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Lingkungan
03. Bekas Timbangan 12. Bekas Gudang Bahan Peledak
04. Bekas Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. Bekas IPAL SM Lokasi UPL Keresahan Tenaga Kerja
05. Bekas Mushalla 14. Bekas Kolam Pengendap
06. Bekas Areal Pengolahan Batuan
07. Bekas Workshop Bekas Jalan Tambang
08. Bekas TPS Limbah B3
09. Bekas Topsoil Storage Bekas Drainase Jalan Tambang
Lahan Produktif GAMBAR 31
PETA LOKASI UPL TAHAP PASCA OPERASI
DAFTAR PUSTAKA
a. --------------, 2018. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Pedoman Perencanaan Teknik Terinci Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
b. --------------, 2002. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Pedoman/Petunjuk Teknik
dan Manual Air Minum Perkotaan (Sistim Penyediaan Air Minum Perkotaan).
c. --------------, 2018. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 26 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral
dan Batubara.
d. --------------, 2018. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/
SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang
Dilindungi.
e. --------------, 2018. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827.K/30/MEM/
2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
f. --------------, 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
g. --------------, 2021. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 4 Tahun 2021
tentang Daftar Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
h. Asdak, Chay, 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press.
i. Ayat, Asep, 2011. Panduan Lapangan Burung-Burung Agroforest di Sumatera. Word Agroforesty
Centre.
j. Bukit Syafa Marwa, PT., 2022. Dokumen Studi Kelayakan.
k. Bukit Syafa Marwa, PT., 2022. Standar Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas. Rencana Operasional
Tambang Batu Kapur/Gamping.
l. Bukit Syafa Marwa, PT., 2023. Standar Teknis Pembuangan Air Limbah ke Badan Air Permukaan.
Kegiatan Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping.
m. Jamarun, N., Yuwan, S., Juita, R. and Rahayuningsih, J., 2015. Synthesis And Characterization
Carbonate Apatite from Bukit Tui Limestone Padang Indonesia. Journal of Applicable Chemistry,
4(2): 542-549.
n. Marin, J., Winarno, T., dan Rahmadani, U., 2019. Pengaruh Intrusi Basalt terhadap Karakteristik
dan Kualitas Batugamping pada Quarry Bukit Karang Putih, Indarung, Padang, Sumatra Barat.
Jurnal Geosains dan Teknologi, 2(3): 98-106.
o. Jukka Naapuri, 1988. Surface Drilling and Blasting. Tamrock. Finland.
p. MacKinnon, J., K. Phillips dan B. van Ballen. 1994. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan
Kalimantan (Termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam) LIPI-Seri Panduan Lapangan.
Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI.
q. Rau, J.G. and D.C. Wooten, (1980). Environmental Impact Analysis Handbook. Mc Graw-Hill Book
Co. New York.
r. Soemarwoto, O., 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
s. Whitmore, T.C., 1972. Tree Flora of Malaya. Longman Group Limited. London.
LAMPIRAN 1
SALINAN PERIZINAN RENCANA KEGIATAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pemerintah Republik Indonesia
menerbitkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang kepada:
1.Nama Pelaku Usaha : PT BUKIT SAFA MARWA
2.NPWP : 76.150.974.4-202.000
3.Alamat Kantor : Jorong Durian, Kel. Kamang Mudiak, Kec. Kamang Magek, Kab. Agam,
Provinsi Sumatera Barat
No. Telepon : 8126656666
Email : [email protected]
4.Status Penanaman Modal : PMDN
5.Kode Klasifikasi Baku Lapangan : 08102
Usaha Indonesia (KBLI)
6.Judul KBLI : Penggalian Batu Kapur/Gamping
7.Skala Usaha : Usaha Menengah
8.Lokasi Usaha
a. Alamat : Jorong Kapalo Koto
b. Kawasan :-
c. Desa/Kelurahan : Halaban
d. Kecamatan : Lareh Sago Halaban
e. Kabupaten/Kota : Kabupaten Lima Puluh Kota
f. Provinsi : Sumatera Barat
g. Koordinat Geografis yang dimohon : Lihat lampiran
9.Luas tanah yang dimohon : 20 Ha
Dinyatakan disetujui.
Dengan ketentuan:
1. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang diterbitkan secara otomatis berdasarkan Pasal 181
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
2. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang ini sebagai dokumen yang menyatakan kesesuaian antara
rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain RDTR, dan sebagai dasar pemrosesan Perizinan
Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
penerbitan dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Pemegang Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang hanya dapat melakukan permohonan Perizinan
Berusaha sesuai dengan lokasi yang disetujui.
5. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang merupakan dasar untuk mengurus perizinan selanjutnya
pada instansi yang berwenang.
6. Pemegang Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang wajib mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku
Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
Diterbitkan tanggal: 07 Oktober 2021
a.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional
Menteri Investasi/
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal,
1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku
Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
LAMPIRAN
PERSETUJUAN KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
UNTUK KEGIATAN BERUSAHA
NOMOR : 07102110211307004
1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku
Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
LEMBAR PENGESAHAN
Dokumen ini disahkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia dengan menggunakan tanda tangan digital.
This Document approved by the Ministry of Energy and Mineral Resource of the Republic of
Indonesia with digital signature.
Kepada (To)
PT Bukit Safa Marwa
Jorong Durian, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam
Provinsi Sumatera Barat
Jenis Perizinan (Licensing Type)
WIUP Mineral Bukan Logam Jenis Tertentu dan Batuan
WIUP of Non-Metallic Minerals and / Rocks in the Minister's jurisdiction
Pemalsuan atau modifikasi terhadap dokumen ini akan dituntut sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.
Forgery or modification of this document will be prosecuted in accordance with laws and
regulations.
Validasi terhadap dokumen secara digital dapat dilakukan dengan mengunjungi website
perizinan.esdm.go.id
Digital validation of this document could be done by visiting perizinan.esdm.go.id
Catatan:
1. UU ITE No. 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1 "Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah"
2. Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
JALAN PROF. DR. SOEPOMO, SH. NO. 10 JAKARTA 12870
TELEPON: (021) 8295608 FAKSIMILE: (021) 8297642 E-Mail: [email protected] www.minerba.esdm.go.id
Nomor : 28/MB.03/DJB/WIUP/2021
Sifat : Segera
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Hal : Persetujuan Pemberian Wilayah Izin Usaha
Pertambangan Batuan Komoditas Batu Gamping kepada
PT Bukit Safa Marwa
Yang terhormat,
Direktur PT Bukit Safa Marwa
di
Tempat
Sehubungan dengan permohonan Saudara Nomor RojnQ2 tanggal 19 Juli 2021 hal
Permohonan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Batuan, dengan ini kami
memberikan persetujuan atas WIUP Batuan kepada:
Nama Pemohon : PT Bukit Safa Marwa
Jorong Durian, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang
Alamat :
Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat
Golongan : Batuan
Komoditas : Batu Gamping
Luas : 20 Hektare
Kode dan Nama KBLI : 08102 - Penggalian Batu Kapur/Gamping
Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago
Lokasi :
Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat
2. Dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah surat persetujuan
pemberian WIUP Batuan ini diterima, PT Bukit Safa Marwa harus:
a. menempatkan jaminan kesungguhan Eksplorasi dalam bentuk Deposito
Berjangka pada Bank Pemerintah atas nama Direktur Jenderal Mineral dan
Batubara QQ PT Bukit Safa Marwa dengan besaran jaminan Rp. 5.000.000 (lima
juta rupiah); dan
b. menyampaikan permohonan Izin Usaha Pertambangan kepada Menteri
Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan tembusan Direktur
Jenderal Mineral dan Batubara disertai dengan kelengkapan persyaratan.
3. Apabila PT Bukit Safa Marwa tidak mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud pada
3.
angka 1 dan 2 di atas, maka PT Bukit Safa Marwa dianggap mengundurkan diri serta
biaya pencadangan wilayah menjadi milik Pemerintah dan WIUP yang telah diberikan
menjadi wilayah terbuka.
ttd.
ttd.
LAMPIRAN 2
SALINAN PERSETUJUAN TEKNIS
PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
LAMPIRAN 3
RINCIAN TEKNIS PENYIMPANAN LIMBAH B3
A. Identifikasi Limbah B3
Berdasarkan atas lingkup rencana kegiatan pertambangan sekaligus pengolahan batuan dengan
dukungan berbagai jenis peralatan, kendaraan sekaligus peledakan akan turut timbul limbah yang
termasuk golongan bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Hasil identifikasi terhadap jenis
timbulan limbah B3 tersaji pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.
Kompilasi Sumber dan Jumlah Timbulan Limbah B3 Setiap Tahun
B. TPS Limbah B3
1. Lokasi Penyimpanan
Lokasi di sempadan lokasi workshop dengan mempertimbangkan faktor sumber dan jumlah
timbulan limbah B3 yang paling banyak.
Pasal 287 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa lokasi
penyimpanan limbah B3 harus bebas banjir dan tidak rawan bencana alam.
Kajian Risiko Bencana Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2021-2025 yang diterbitkan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota (2021) menyatakan
potensi bencana di Kabupaten Lima Puluh Kota diantaranya sebagai berikut.
Gempa bumi – tersebar di Kecamatan Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Harau, Pangkalan
Koto Baru, Kapur IX, Payakumbuh dan Kecamatan Suliki.
Gerakan tanah atau longsor – diantaranya pada jalur Payakumbuh-Suliki-Koto Tinggi, jalur
Payakumbuh-Suliki-Baruah Gunuang, jalur Payakumbuh-Mungka-Simpang Kapuak, jalur
Pangkalan-Kapur IX dan jalur Payakumbuh-Mahek.
Banjir dan Banjir Bandang – meliputi daerah sempadan sungai besar di wilayah Kecamatan
Payakumbuh, Situjuah Limo Nagari, Bukik Barisan.
Angin puting beliung – meliputi wilayah Kecamatan Guguak, Bukik Barisan, Suliki, Harau,
Pangkalan Koto Baru dan Kecamatan Akabiluru.
Bahaya kebakaran.
Berdasarkan uraian di atas dan Peta Risiko Multi Bencana di Kabupaten Lima Puluh Kota dari
BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota (2021) sebagaimana Gambar 1, diketahui bahwa lokasi
rencana TPS Limbah B3 di areal kerja tambang batuan PT. Bukit Safa Marwa – Nagari Halaban
Kecamatan Lareh Sago Halaban – berada pada kawasan bencana Risiko Rendah.
2. Fasilitas Penyimpanan
Fasilitas penyimpanan lmbah B3 ditentukan jumlah timbulan limbah B3 serta jenis kemasan dan
kapasitas kemasan yang akan digunakan. Sesuai jenis dan jumlah timbulan limbah B3, ukuran
– kapasitas tampung wadah penyimpanan dan jumlah kebutuhan wadah selama penyimpanan,
luas kebutuhan ruang bagi penyimpanan sementara tersaji pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2.
Kompilasi Jumlah Kemasan Limbah B3 dan Luas Ruang Penempatan
Ventilasi udara menggunakan jaringan kawat pada bagian dinding. Karena luas jaringan
kawat tidak sampai setengah luas dinding, bagian dalam dilengkapi dengan exhaust fan.
Bangunan dilengkapi dengan drainase keliling (lebar 20 cm x dalam 20 cm) bagi pengaliran
air hujan. Aliran drainase diarahkan menuju drainase air hujan lingkungan setempat.
Bagian dalam bangunan dilengkapi drainase dan bak penampung tumpahan atau ceceran
minyak pelumas bekas dengan dimensi berikut.
Sesuai kebutuhan kapasitas bak pengumpul ceceran minyak pelumas bekas (220 L),
dimensi rencana adalah panjang 60 cm x lebar 60 cm x dalam 60 cm.
Lantai bangunan bagian dalam dibuat landai (faktor kemiringan 1 %) ke arah bak tampung
atau tumpahan minyak pelumas bekas.
Lantai bangunan bagian luar dibuat landai (faktor kemiringan 1 %) ke arah drainase keliling
dari bangunan agar air hujan tidak tergenang atau merembes ke dalam bangunan.
a. Sarana Prasarana
Sarana cuci muka dan tangan (shower) yang ditempatkan pada sisi luar bangunan. Air
bekas cucian muka ataupun tangan – karena terkontaminasi limbah B3 – dikumpulkan
menggunakan wadah kedap air lalu di simpan dalam bangunan TPS Limbah B3.
Alarm kebakaran dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis karbondioksida (CO2)
kapasitas isi 12 L (1 buah) yang ditempatkan di sisi luar bangunan.
Pelindung kepala.
Pelindung mata.
Pelindung pernapasan.
Pakaian pelindung.
Kenali jenis limbah B3 yang bocor dan segera hubungi petugas pengelola limbah B3.
Segera tutup akses aliran tumpahan jika menuju tanah terbuka atau badan air.
d. SOP Kebakaran
Jika terjadi kebakaran, segera lakukan pemadaman api dengan peralatan pemadaman
kebakaran (Alat Pemadam Api Ringan).
Jika kebakaran sulit dikendalikan, segera hubungi Dinas Pemadam Kebakaran terdekat
dan Kepolisan setempat.
Perawatan jika terkena limbah B3, baik pada mata atau tubuh segera dicuci atau dibilas
bagian tubuh yang terkena bahan kimia memakai air bersih kemudian segera hubungi
bagian kesehatan untuk mendapatkanperawatan selanjutnya..
Shower atau wastafel atau eyewash harus dipasang di lokasi TPS Lmbah B3.
Setiap tenaga kerja wajib mengetahui jenis dan karakteristik limbah B3 di tempat kerja.
Setiap petugas pengelola limbah B3 wajib mengenakan APD saat menjalankan tugas.
Lampu penerangan dipasang minimal 1,0 (satu) meter di atas kemasan dengan sakelar
(stop contact) terpasang di sisi luar bangunan.
Mencatat jenis dan jumlah limbah B3 yang dimuat ke atas kendaraan angkut limbah B3.
5. Pengemasan Limbah B3
Sesuai jenis dan jumlah timbulan limbah B3, ukuran – kapasitas wadah untuk penyimpanan
dan jumlah kebutuhan wadah selama penyimpanan tersaji pada Tabel 3 di bawah ini.
a. Kemasan
Terbuat dari bahan yang dapat mengemas limbah B3 sesuai karakteristik limbah B3
yang akan disimpan.
Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat atau tidak rusak.
Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah kemungkinan terjadinya rumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan atau penqangkutan limbah B3.
Sesuai ketersediaan luas ruang TPS Limbah B3 (28,00 m2), penyimpanan dilakukan
secara berderet (tidak membutuhkan tumpukan).
Tabel 3.
Kompilasi Jumlah Kemasan Limbah B3 dan Simbol
2. Bekas Kain Majun, B110d Toksik, Padatan Kotak kayu 1,00 m3 365 hari
Bekas Filter Minyak Mudah Menyala (Jumlah 1
Pelumas, Bekas buah)
Filter Minyak Solar
3. Bekas Lampu Neon B107d Toksik (Beracun), Kotak kayu 1,00 m3 365 hari
(TL) dan LED, Padatan (Jumlah 1
Baterai Bekas buah)
5. Residu Tangki Solar A307-2 Toksik (Beracun), Jeriken 30 liter 180 hari
Cairan plastik (Jumlah 1
buah)
6. Bekas Kemasan B104d Toksik (Beracun), Kotak kayu 1,00 m3 365 hari
Bahan Kmia Padatan (Jumlah 1
(Amonium Nitrat buah)
sebagai ramuan
bahan peledak)
Sumber : Hasil Pendataan, 2023.
Kemasan limbah B3 wajib dilekati label limbah B3 dan simbol limbah B3.
Kemasan limbah B3 yang memiliki lebih dari 1 (satu) karakteristik harus dilekati simbol
karakteristik yang dominan atau sejumlah karakteristik limbah dan simbol campuran.
Simbol dan label tidak boleh diganti dan dilepas/terlepas sebelum isi limbah dikeluarkan
dan kemasan dibersihkan dari residu Limbah B3.
Label penanda kosong dilekati pada kemasan dengan limbah telah dikeluarkan.
Label penunjuk posisi tutup kemasan limbah B3 dilekati dekat posisi tutup kemasan.
Adapun muatan dari Pasal 295 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan
bahwa kewajiban terhadap pemenuhan standar dan/atau rincian teknis penyimpanan limbah B3
dilakukan dengan cara sebagaimana uraian berikut.
GAMBAR 1
PETA RISIKO MULTI ANCAMAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
Kotak P3K
APAR
Wastafel
GAMBAR 2
1 1 1 1 1 1 1 RENCANA TPS LIMBAH B3
1 1
1 1
2 3 4
1 1
5 6
1 1
KETERANGAN
1. Minyak Pelumas Bekas.
2. Bekas Kain Majun, Bekas Filter Minyak
Pelumas, Bekas Filter Minyak Solar
3. Bekas Lampu Neon (TL) dan LED,
Baterai Bekas
4. Baterai (Accu) Bekas
5. Residu Tangki Solar
6. Bekas Kemasan Bahan Kmia (Amonium Nitrat)
LAMPIRAN 4
SALINAN REKOMENDASI TEKNIS ANDALALIN
Model Bangkitan
Perjalananan
Pengumpulan Data
Sekunder Model Penyebaran
Perjalanan
Perjalananan
Model Pembebanan
Perjalanan
Pembangunan Model
jaringan transportasi Survei- Survei Primer
Validasi Model
Penetapan tahun dasar analisis digunakan untuk dapat mengetahui kajian ini
dilakukan pada tahun berapa dan untuk mengetahui pengambilan data primer atau
data survei dilakukan kapan.
Sebelum menganalisa kondisi eksisting Tambang Batu Gamping ini terlebih dahulu
perlu dilakukan identifikasi terhadap jaringan jalan yang diperkirakan terpengaruh
oleh kegiatan yang meliputi perjalanan mobilisasi kendaraan pengangkutan maupun
karyawan Tambang. Adapun batasan – batasan jaringan jalan yang terdampak yaitu
ruas jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai.
Dikarenakan lokasi Tambang ini yang berada pada jalan lintas Lintau menuju
Payakumbuh sehingga ruas jalan yang dikaji hanya jalan Bts Kota Payakumbuh –
Sitangkai yang merupakan akses utama dari lokasi penambangan batu gamping
tersebut.
Dalam kajian ini, akan dihitung kapasitas dari Jalan yang terkena dampak akibat
adanya aktivitas penambangan batu gamping PT. Bukit Safa Marwa ini dimana hasil
perhitungan kapasitas tersebut akan digunakan sebagai perbandingan terhadap
volume lalu lintas yang ada. Dalam perhitungan kapasitas, hal yang perlu
diperhatikan adalah geometrik dari jalan, untuk lebih jelasnya mengenai geometric
sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Selanjutnya akan dirangkum dalam
tabel invetarisasi untuk dihitung kapasitas jalan :
Tabel 4. 1 Kapasitas dasar pada jalan luar kota 2-lajur 2-arah tak-terbagi (2/2 UD)
Kondisi alinyemen jalan Tanah Badantung – Kiliranjao dengan tipe datar Untuk nilai
kapasitas dasar yang digunakan adalah 3100 smp/jam
Tabel 4. 2 Penentuan Faktor penyesuaian kapasitas akihat lebar jalur lalu-lintas (FCW) Jalan
Tanah Badantung – Kiliranjao
Nilai karakteristik geometrik pada tabel diatas sangat berpengaruh kepada besaran
kemampuan jalan terhadap volume lalu lintas Smp/jam yang melewati ruas jalan.
Lebar lajur, jumlah lajur serta kondisi median, kereb penghalang dan bahu jalan
adalah faktor koefisien yang digunakan dalam menghitung besaran kapasitas (Co).
Setelah dilakukan analisa terhadap kapasitas ruas jalan eksisting didapatkan factor
penyesuaian volume ruas jalan menjadi Satuan Mobil Penumpang dengan
mempertimbangkan lebar jalan 7,0 meter serta jumlah kendaraan pada jam puncak
tidak melebihi 800 kendaraan/jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut.
Tabel 4. 7 Faktor Penyesuaian Nilai Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Kondisi Lalu Lintas Eksisting memuat data survey antara lain volume lalu lintas,
kecepatan rata-rata kendaraan waktu perjalanan, hambatan samping, akupansi
jalan, data penumpang angkutan umum, pejalan kaki dan pesepeda. adapun rona
awal Karakteristik lalu lintas yang ditinjau adalah karakteristik makro lalu lintas
meliputi karakteristik volume lalu- lintas terhadap kinerja ruas, kapasitas, serta
kecepatan arus bebas dan aktual lalu lintas.
Tabel 4. 8 Volume Lalu Lintas Smp/Jam Ruas Jalan Terdampak Hari Kerja
Kapasitas Q
Arah Periode
C (smp/ V/C
No Nama Ruas Jalan Lalu Jam LOS
jam) Ratio
Lintas Puncak (smp/jam)
Jalan Bts Kota Total 2 Peak Hour
1 3100 481 0,16 A
Payakumbuh – Sitangkai Arah (Pagi)
Tabel 4. 9 Volume Lalu Lintas Smp/Jam Ruas Jalan Terdampak Hari Libur
Kapasitas Q
Arah Periode
C (smp/ V/C
No Nama Ruas Jalan Lalu Jam LOS
jam) Ratio
Lintas Puncak (smp/jam)
Jalan Bts Kota Total 2 Peak Hour
1 3100 368 0,12 A
Payakumbuh – Sitangkai Arah (Pagi)
dari hasil analisis di atas dapat diperoleh informasi kinerja ruas jalan terdampak
rata-rata memiliki tingkat pelayanan bernilai A pada peak pagi dan rata-rata tingkat
pelayanan A pada peak siang dikarenakan mulai meningkatnya jumlah kendaraan
yang melintasi jalan-jalan tersebut. Gambaran karakteristik V/C Ratio pada ruas jalan
terdampak dapat dilihat pada grafik dibawah ini;
Tabel 4. 10 Volume Lalu Lintas Jalan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (Hari Kerja)
140
120
100
80
60
40
20
0
06.30 - 06.45
10.00 - 10.15
13.30 - 13.45
06.00 - 06.15
07.00 - 07.15
07.30 - 07.45
08.00 - 08.15
08.30 - 08.45
09.00 - 09.15
09.30 - 09.45
10.30 - 10.45
11.00 - 11.15
11.30 - 11.45
12.00 - 12.15
12.30 - 12.45
13.00 - 13.15
14.00 - 14.15
14.30 - 14.45
15.00 - 15.15
15.30 - 15.45
16.00 - 16.15
16.30 - 16.45
17.00 - 17.15
17.30 - 17.45
18.00 - 18.15
18.30 - 18.45
19.00 - 19.15
19.30 - 19.45
20.00 - 20.15
20.30 - 20.45
21.00 - 21.15
21.30 - 21.45
22.00 - 22.15
22.30 - 22.45
arah payakumbuh arah lintau Total dua arah
Gambar 4. 4 Fluktuasi lalu lintas Jalan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (Hari Kerja)
Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwasanya volume jam puncak untuk
Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai pada hari kerja pada pukul 15.00-16.00
dengan jumlah volume lalu lintas total kedua arah sebesar 491 smp/jam.
Sedangkan untuk mengetahui proporsi kendaraan yang melintas pada ruas Jalan
Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai hari kerja dapat dilihat pada gambar berikut
Proporsi Kendaraan
0%
Sepeda Motor
10% Mobil
2. Hari Libur
Tabel 4. 11 Volume Lalu Lintas Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (Hari Libur)
100
80
60
40
20
0
06.30 - 06.45
10.00 - 10.15
13.30 - 13.45
06.00 - 06.15
07.00 - 07.15
07.30 - 07.45
08.00 - 08.15
08.30 - 08.45
09.00 - 09.15
09.30 - 09.45
10.30 - 10.45
11.00 - 11.15
11.30 - 11.45
12.00 - 12.15
12.30 - 12.45
13.00 - 13.15
14.00 - 14.15
14.30 - 14.45
15.00 - 15.15
15.30 - 15.45
16.00 - 16.15
16.30 - 16.45
17.00 - 17.15
17.30 - 17.45
18.00 - 18.15
18.30 - 18.45
19.00 - 19.15
19.30 - 19.45
20.00 - 20.15
20.30 - 20.45
21.00 - 21.15
21.30 - 21.45
22.00 - 22.15
22.30 - 22.45
Gambar 4. 6 Fluktuasi lalu lintas Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (Hari Libur)
Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwasanya volume jam puncak untuk
Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai pada hari libur pada pukul 10.30-11.30
dengan jumlah volume lalu lintas total dua arah sebesar 388 smp/jam.
Sedangkan untuk mengetahui proporsi kendaraan yang melintas pada ruas Jalan
Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai dapat dilihat pada gambar berikut:
Untuk proporsi penggunaan kendaraan pada ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh –
Sitangkai tertinggi adalah Sepeda Motor (MC) dengan prosentase sebesar 43%.
Mobil Pribadi memiliki prosentase sebesar 19%. Sedangkan untuk kendaraan berat
seperti truk besar memiliki prosentase 12% dan Kendaraan lainnya memiliki
prosentase dibawah 10%.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan rata-rata pada Jalan Bts Kota
Payakumbuh – Sitangkai adalah 48,4 Km/jam dengan detail untuk kecepatan rata-
rata sepeda motor adalah 58,4 Km/jam, kendaraan ringan 46,2 Km/jam, dan
kendaraan berat adalah 40,7 Km/jam.
Manajemen lalu lintas terhadap operasional tambang batu gamping ini dilakukan
pada tahap persiapan dan setelah aktifitas penambangan berjalan.
Seperti yang kita ketahui dengan adanya pembukaan lahan untuk aktifitas yang
dapat membangkitkan dan menarik perjalanan dapat mempengaruhi lalu lintas
kendaraan pada ruas jalan akses utama, pembukaan akses pada aktifitas kawasan
penambangan yang akan dilakukan oleh CV. Bukit Safa Marwa ini sejatinya harus
perlu dikaji Kembali mengingat ruas jalan akses utama yang merupakan jalan luar
kota yang memiliki volume kendaraan yang tidak terlalu tinggi akan tetapi kecepatan
kendaraan yang melintasi ruas jalan tersebut sangat tinggi sehingga perlu dilakukan
desain akses masuk dan keluar pada lokasi penambangan agar dapat meminimalisir
terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Kondisi eksisting pada akses tambang ini belum memungkinkan untuk dilalui oleh
mobilisasi truk pengangkut, hal ini tentu akan membuat kelancaran dan keselamatan
disekitar akses masuk dan keluar menjadi kurang baik. Adapun kondisi eksisting
dapat dilihat pada visualisasi berikut ini.
1 Sepeda Motor
2 Pick Up
Dilihat dari jenis kendaraan yang akan beroperasi yaitu dengan kategori truk kecil
atau as tunggal merupakan jenis kendaraan yang akan digunakan.
Untuk desain akses masuk dan keluar perlu disesuaikan dengan standar yang ada
di Kementerian PUPR, berikut ini merupakan standar radius belok untuk kendaraan
berat:
Radius Radius
Dimensi Tonjolan Putar Tonjolan
Jenis Kendaraan Dimensi Kendaraan (m)
No. (m) Minimum Minimum
Kencana
(m) (m)
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang
1 Mobil Penumpang 1.3 2.1 5.8 0.9 1.5 7.3 4.4
2 Truk As Tunggal 4.1 2.4 9.0 1.1 1.7 12.8 8.6
3 Bis Gandengan 3.4 2.5 18.0 2.5 2.9 12.1 6.5
Truk Semitrailer Kombinasi
4 4.1 2.4 13.9 0.9 0.8 12.2 5.9
Sedang
Truk Semitrailer Kombinasi
5 4.1 2.5 16.8 0.9 0.6 13.5 5.2
Besar
6 Convensional School Bus 3.2 2.4 10.9 0.8 3.7 11.9 7.3
7 City Transit Bus 3.2 2.5 12.0 2.0 2.3 12.8 7.5
Sumber : RSNI T-14-2004 Tentang Geometrik Jalan
“Dari standar yang sudah ditentukan bahwasannya standar radius belok untuk
kendaraan berat minimal adalah 8,6 meter, pada kondisi eksisting untuk radius
tikung kendaraan belum bisa diukur”. Sehingga perlu adanya rekomendasi
pelebaran radius tikung dan rencana jalan akses menuju tambang.
Proses ini meliputi pengkajian ulang terhadap rencana revitalisasi dan rencana
peningkatan yang diusulkan, yang menilai kemungkinan dampak dari proyek
terhadap pergerakan lalu lintas serta evaluasi keselamatan dan operasi pada titik-
titik akses menuju area.
Disamping menempatkan titik-titik akses secara tepat, semua site plan harus
menyediakan sirkulasi internal yang baik dan lancar. Disain jalan di dalam area harus
sedemikian rupa sehingga sirkulasi internal tidak memotong/menggunakan jaringan
jalan eksternal.
a. Desain sirkulasi dalam area, dan titik akses harus dengan mudah mengakomodir
pergerakan kendaraan, termasuk pejalan kaki.
b. Untuk meningkatan Keselamatan, Site plan harus dikaji untuk memastikan bahwa
sistem sirkulasi internal dan titik akses telah didesain untuk pejalan kaki,
Penanganan lalu lintas internal yang perlu dilakukan pada tahap beroperasi yaitu
dengan mendesain ulang sirkulasi lalu lintas kendaraan yang beroperasi di dalam
area Tambang Batu Gamping. Terdapat beberapa penanganan yang diusulkan pada
gambar dibawah ini
Kita tidak akan tahu kapan, dimana, dan mengapa kendaraan akan melaju ke luar
jalan. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain : kesalahan manusiawi
(kelelahan, kecepatan berlebihan, kurang konsentrasi), cacat kendaraan (kerusakan
ban atau kemudi, rem tidak bekerja, kelebihan muatan), gangguan lalu lintas
(interaksi dengan kendaraan lain, binatang, pejalankaki), kondisi jalan (lubang,
kondisi jalan buruk, delineator dan rambu peringatan yang tidak memadai) atau
cuaca buruk.
Umumnya, jenis kecelakaan keluar-jalan (run off) terjadi dalam kecepatan tinggi. Bila
kendaraan tersebut menabrak hazard sisi jalan maka akan mengakibatkan dampak
yang parah.
Lalu lintas bukan hanya mengenai prasarana saja tapi pengaturan dan manajemen
terhadap sarananya termasuk hal sangan penting seperti hal nya pengangkutan
hasil tambang tersebut membutuhkan kendaraan dengan dimensi kendaraan yang
disesuaikan dengan kelas jalan yang dilewati. Dalam proses pemindahan hasil
produksi tambang perlu adanya pengaturan sebagai berikut :
Dikarenakan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai ini merupakan jalan Provinsi
dengan kelas jalan II sehingga dapat dilewati oleh kendaraan operasional tambang.
Pembersihan jalan depan akses utama sangat perlu diperhatikan khususnya ketika
cuaca sedang kemarau yang dapat menyebabkan jalan menjadi berdebu sedangkan
pada saat musim penghujan ceceran tanah yang terbawa air akan menyebabkan
permukaan jalan menjadi licin. Sehingga pengelola tambang harus melakukan
pembersihan terhadap jalan akses utama. Adapun untuk visualisasi pembersihan
jalan dapat dilihat pada gambar berikut.
Adapun hal yang perlu dilakukan oleh PT. Bukit Safa Marwa dengan mengatur
headway atau mengatur jarak waktu pelepasan kendaraan angkutan yang
meninggalkan lokasi tambang, tujuannya agar pengendara lain dapat mendahului
serta memberikan jarak pandang lebih baik.
Pengoperasian tambang batu gamping oleh PT. Bukit Safa Marwa ini perlu dilakukan
analisa terhadap titik konflik antara pada akses masuk dengan jenis potensi titik
konflik yang terjadi diantaranya konflik memotong atau crossing, konflik bergabung
atau (meging), dan konflik berpisah (diverging). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 6. 1 Potensi Titik Konflik Pada Jalan Akses Menuju Tambang Batu Gamping
.
Pada akses masuk dan keluar untuk menuju ke lokasi Tambang, yang mana akses
tersebut bersinggungan langsung dengan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai
dan terjadi beberapa konflik, diantaranya :
Jumlah
No Gambar Jenis Rambu/Marka
(Buah)
4 Lampu Rotari 1
• Mengadakan pengaturan
Dalam hal ini menegakkan tata tertib yang berlaku dalam area penambangan,
baik dalam lingkup pengaturan kendaraan karyawan, pengaturan penerimaan
tamu, pengaturan akses parkir dan pengaturan pintu masuk/keluar kendaraan
pengangkutan.
• Melaksanakan penjagaan;
Pengawasan/pemantauan keamanan dan ketertiban terhadap area
penambangan, proses keluar/masuk barang maupun pekerja, keadaan
Tambang batu gamping ini dioperasionalkan pada ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh
– Sitangkai dengan tingkat volume lalu lintas yang relatif rendah sehingga untuk
mempermudah kendaraan yang masuk maupun yang keluar pada tambang untuk
bergabung ke Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai diperlukan petugas pengatur
lalu lintas.
Untuk menjamin keamanan bagi karyawan dan pengunjung Tambang batu gamping
khususnya pada area internal tambang konsultan mengusulkan adanya
pemasangan CCTV (Closed Circuit Television). Dengan adanya CCTV yang
merekam aktifitas keluar masuk kendaraan, diharapkan dapat mmengurangi potensi
tindak kriminal.
Untuk mengurangi tingkat kecelakaan pada kawasan maka dibutuhkan fasilitas
perlengkapan jalan seperti lampu jalan dsb. Pemasangan penerangan jalan ini
diharapkan terdapat pada akses keluar masuk tambang. Pemasangan penerangan
jalan harus memenuhi persyaratan dan penetapan agar dapat bermanfaat untuk
masyarakat umum.
Dengan adanya operasional Tambang Batu Gamping PT. Bukit Safa Marwa maka
pemasangan perlengkapan jalan di dalam maupun diluar lokasi tambang akan
dilaksanakan oleh Pengembang dengan pengawasan dari Dinas Perhubungan,
Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar, Dinas PUPR, dan Kepolisian.
LAMPIRAN 5
FOTO-FOTO LINGKUNGAN
LOKASI RENCANA KEGIATAN
Bagian jalan lingkungan yang akan menjadi Bagian jalan lingkungan yang akan menjadi
akses lokasi rencana kegiatan akses lokasi rencana kegiatan
Bentang alam - perbukitan bukit kapur di lokasi Bagian sungai Anak Aia Dingin di lokasi
rencana kegiatan rencana kegiatan
Bagian tegakan jenis berinign (Ficus benyamina ) Jenis tumbuhan lantai dasar kawasan hutan
di lokasi rencana Kegiatan hujan dataran rendah (Monphyllaea sp )
Foto-Foto Penempatan Pengumuman Persetujuan Lingkungan
LAMPIRAN 6
SALINAN HASIL PEMERIKSAAN
KUALITAS LINGKUNGAN
1. PENDAHULUAN
Output dari analisis INTENSITAS HUJAN digunakan sebagai data dasar
perhitungan antara lain debit banjir.
1.2. DATA.
1.3.1. Data Curah Hujan
Data curah hujan harian (mm) diperoleh dari stasiun hujan Tanjung Pati yang
dikelola Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Barat
dengan periode pengamatan data curah hujan adalah selama 10 tahun dari
tahun 2013 sampai dengan tahun 2022 .
Data Curah Hujan Harian yang diperoleh dari Pos Curah Hujan Tanjung Pati
selanjutnya dipilih data Curah Hujan Maksimum Harian (mm).
1
DATA CURAH HUJAN HARIAN MAKSI MUM ( mm ) STASI UN TANJUNG PATI
CH harian
TAHUN
max
2013 120,0
2014 70,0
2015 75,0
2016 71,0
2017 61,0
2018 61,0
2019 91,0
2020 57,0
2021 65,0
2022 111,0
3
Hujan Rancangan Metode Log Pearson I I I
Hujan
No Tahun harian Max Xi Urut
(mm)
1 1982 120,00 120,00
2 1983 70,00 111,00
3 1984 75,00 91,00
4 1985 71,00 75,00
5 1986 61,00 71,00
6 1987 61,00 70,00
7 1988 91,00 65,00
8 1989 57,00 61,00
9 1990 65,00 61,00
10 1991 111,00 57,00
No Xi Log Xi Log Xi - Log X' (Log Xi - Log X') 2 (Log Xi - Log X') 3
4
B. Metode Gumbel
Data curah hujan disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar, Notasi yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Sx = Standard deviasi, Sx =
TR = Periode Ulang
Yt =-ln (-ln O) = Reduced variate sebagai fungsi waktu balik
Xt = Rt (Curah hujan rencana pada periode ulang tertentu)
Persamaan regresi : X = Xr - Yn/a, dimana a = Sn/Sx
Xt = X + Yt/a
Dari persamaan regresi diatas dapat ditentukan besaran curah hujan rencana.
Hasik Hujan Rancangan Metode Gumbel
2
No Xi (x-ẋ) (xi-ẋ)
1 120 42 1747
2 111 33 1076
3 91 13 164
4 75 -3 10
5 71 -7 52
6 70 -8 67
7 65 -13 174
8 61 -17 296
9 61 -17 296
10 57 -21 449
782 4332
ẋ= 78
Sx = 15,51
Jumlah data = 10 data
5
Dari Tabel Gumbel didapat nilai:
2 0,366513
5 1,49994
10 2,250367
20 2,970195
50 3,901939
100 4,600149
Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel
Tr (th) Yt Rt (mm)
2 0,366513 75,92
5 1,49994 92,56
10 2,250367 103,58
20 2,97020 114,15
50 3,901939 127,83
100 4,600149 138,08
Curah Hujan
No T=(n+1)/m
Urut (mm)
1 120,00 11,00
2 111,00 5,50
3 91,00 3,67
4 75,00 2,75
5 71,00 2,20
6 70,00 1,83
7 65,00 1,57
8 61,00 1,38
9 61,00 1,22
10 57,00 1,10
6
RI = Curah hujan maximum absolut pertama
RII = Curah hujan maximum absolut kedua
Un = Standar variabel untuk periode ulang n tahun (Tabel)
R = Curah hujan maximum rata-rata
Sn = Standar deviasi
Standar
Hujan Terbesar T=(n+1)/m
Variabel
RI 120 11,00 1,89
RII 111 5,50 1,26
78,20
R=
Sn = 24,07
T mt Rt
(th) (mm)
2 -0,22 72,90
5 0,64 93,61
10 1,26 108,53
20 1,89 123,70
50 2,27 132,85
100 3,43 160,77
interpolasi
10,00 1,260
20,00 1,890
11,0 1,323
interpolasi
5,00 0,640
10,00 1,260
5,5 0,702
7
1.3.4. RANGKUMAN CURAH HUJAN RENCANA
2 Log Pearson
75,76 94,17 105,52 114,43 128,93 138,38
III
Dimana :
8
I ntensitas hujan (r) metode LOG PEARSON TI PE 3
Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 75,76 26,26
R5 94,17 32,65
R10 105,52 36,58
R20 114,43 39,67
R50 128,93 44,70
R100 138,38 47,97
HASPERS
Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 72,90 25,27
R5 93,61 32,45
R10 108,53 37,63
R20 123,70 42,88
R50 132,85 46,06
R100 160,77 55,74
9
A. ANALI SI S I NTENSI TAS HUJAN BUO
KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT
1. PENDAHULUAN
Output dari analisis INTENSITAS HUJAN digunakan sebagai data dasar
perhitungan antara lain debit banjir.
1.2. DATA.
1.3.1. Data Curah Hujan
Data Curah Hujan Harian (mm) diperoleh dari stasiun hujan Buo yang dikelola
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Barat dengan
periode pengamatan data Curah Hujan adalah selama 10 tahun dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2022 .
Data Curah Hujan Harian yang diperoleh dari Pos Curah Hujan Buo selanjutnya
dipilih data Curah Hujan Maksimum Harian (mm).
1
DATA CURAH HUJAN HARIAN MAKSI MUM ( mm ) STASI UN BUO
CH harian
TAHUN
max
2013 40,0
2014 37,0
2015 30,0
2016 20,0
2017 21,0
2018 18,0
2019 120,0
2020 10,0
2021 30,0
2022 30,0
3
Hujan Rancangan Metode Log Pearson I I I
Hujan
No Tahun harian Max Xi Urut
(mm)
1 2.013 40,00 120,00
2 2.014 37,00 40,00
3 2.015 30,00 37,00
4 2.016 20,00 30,00
5 2.017 21,00 30,00
6 2.018 18,00 30,00
7 2.019 120,00 21,00
8 2.020 10,00 20,00
9 2.021 30,00 18,00
10 2.022 30,00 10,00
No Xi Log Xi Log Xi - Log X' (Log Xi - Log X') 2 (Log Xi - Log X') 3
4
Tabel nilai G dengan untuk nilai Cs dan kala Ulang
Cs 2 5 10
0,10 -0,017 0,836 1,292
0,00 0 0,842 1,282
-0,10 0,0017 0,836 1,270
25 50 100
1,785 2,107 2,400
1,751 2,054 2,326
1,716 2,000 2,252
B. Metode Gumbel
Data curah hujan disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar, Notasi yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Sx = Standard deviasi, Sx =
TR = Periode Ulang
Yt =-ln (-ln O) = Reduced variate sebagai fungsi waktu balik
Xt = Rt (Curah hujan rencana pada periode ulang tertentu)
Persamaan regresi : X = Xr - Yn/a, dimana a = Sn/Sx
Xt = X + Yt/a
Dari persamaan regresi diatas dapat ditentukan besaran curah hujan rencana.
5
Hasik Hujan Rancangan Metode Gumbel
No Xi (x-ẋ) (xi-ẋ)2
1 120 84 7123
2 40 4 19
3 37 1 2
4 30 -6 31
5 30 -6 31
6 30 -6 31
7 21 - 15 213
8 20 - 16 243
9 18 - 18 310
10 10 - 26 655
356 8660
ẋ= 36
Sx = 21,93
Jumlah data = 10 data
2 0,366513
5 1,49994
10 2,250367
20 2,970195
50 3,901939
100 4,600149
Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel
Tr ( t h) Yt Rt ( m m )
2 0,366513 32,37
5 1,49994 55,90
10 2,250367 71,48
20 2,97020 86,43
50 3,901939 105,77
100 4,600149 138,08
6
C. Hujan Rancangan Metode Haspers
Curah Huj an
No T= ( n+ 1 ) / m
Urut ( m m )
1 120,00 11,00
2 40,00 5,50
3 37,00 3,67
4 30,00 2,75
5 30,00 2,20
6 30,00 1,83
7 21,00 1,57
8 20,00 1,38
9 18,00 1,22
10 10,00 1,10
RI = Curah huj an m axim um absolut pert am a
RI I = Curah huj an m axim um absolut kedua
Un = St andar variabel unt uk periode ulang n t ahun (Tabel)
R= Curah huj an m axim um rat a- rat a
Sn = St andar deviasi
St andar
Huj an Terbesar T= ( n+ 1 ) / m
Variabel
RI 120 11,00 1,89
RI I 40 5,50 1,26
35,60
R=
Sn = 24,07
T mt Rt
( t h) (mm)
2 - 0,22 30,30
5 0,64 51,01
10 1,26 65,93
20 1,89 81,10
50 2,27 90,25
100 3,43 118,17
7
int erpolasi
10,00 1,260
20,00 1,890
11,0 1,323
int erpolasi
5,00 0,640
10,00 1,260
5,5 0,702
2 Log Pearson
28,56 49,37 65,73 80,70 109,15 130,61
III
Dimana :
8
3.1. Hasil Perhitungan I ntensitas Hujan
I ntensitas hujan (r) metode GUMBEL
Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 32,37 2,62
R5 55,90 4,53
R10 71,48 5,80
R20 86,43 7,01
R50 105,77 8,58
R100 120,27 9,75
9
1. Resume Perhitungan I ntensitas Hujan & Larian Permukaan
Terdapat 2 (dua) Pos Pengamatan Hujan di DAS Batang Sinamar
termasuk sub DAS Anak Aia Dingin yaitu Pos Pengamatan Hujan
Tanjung Pati dan Pos Pengamatan Hujan Buo.
1.1. Perhitungan I ntensitas Hujan
1.1.1. Analisis Hujan Rancangan
Analisis Hujan Rancangan dilakukan mengikuti referensi Permen
PU No. 12 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan Hujan Rancangan dihitung dengan metode Gumbel
dan dengan metode Log Pearson tipe I I I .
Hasil perhitungan Hujan Rancangan Stasiun Tanjung Pati dan
Stasiun Buo adalah sbb.:
Tabel-1 Rangkuman Besaran Curah Hujan Rencana Stasiun Tanjung Pati
Curah Hujan Rencana (mm)
No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th
1 Gumbel 75,92 92,56 103,58 114,15 127,83 138,08
2 Log Pearson
75,76 94,17 105,52 114,43 128,93 138,38
III
3 Haspers 72,90 93,61 108,53 123,70 132,85 160,77
2 Log Pearson
28,56 49,37 65,73 80,70 109,15 130,61
III
Periode Ulang
No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th
1 Tanjung Pati 26,32 32,09 35,91 39,57 44,32 47,87
Koefisien Debit aliran
Luas aliran sungai Intensitas
daerah maksimum dg
(asumsi lahan penyebaran Hujan Keterangan
pengaliran metode rasional
terbuka) hujan β (mm)
α (m³/detik)
26,32 5,48
0,5 1
2 2
1.5 km /1.500.000 m 32,09 6,69
35,91 7,48
LEMBARAN KERJA PERHITUNGAN LAJU EROSI LAHAN
(TANPA ADA KEGIATAN >> LERENG 30 - 45 %)
R= 2,21 x P^1,36 CH
Jan 120,35
Peb 133,15
Mar 169,85
Apr 194,26
Mei 127,35
Juni 103,65
Juli 72,65
Agt 129,95
Sept 129,10
Okt 163,07
Nop 209,61
Des 185,00
JML 1.568,14
R= 2.138,5
LS = 0,447214 0,427425
LS = 0,19115
Formula USLE A = R x K x Ls x C x P
LERENG R K Ls C P A
30 - 45 % 2.138,53 0,06 0,19 0,01 0,01 0,003
LEMBARAN KERJA PERHITUNGAN LAJU EROSI LAHAN
(TANPA ADA KEGIATAN >> LERENG 30 - 45 %)
R= 2,21 x P^1,36 CH
Jan 120,35
Peb 133,15
Mar 169,85
Apr 194,26
Mei 127,35
Juni 103,65
Juli 72,65
Agt 129,95
Sept 129,10
Okt 163,07
Nop 209,61
Des 185,00
JML 1.568,14
R= 2.138,5
LS = 0,447214 0,427425
LS = 0,19115
Formula USLE A = R x K x Ls x C x P
LERENG R K Ls C P A
30 - 45 % 2.138,53 0,06 0,19 0,01 0,01 0,003
LEMBARAN KERJA PERHITUNGAN LAJU EROSI LAHAN
(TANPA ADA KEGIATAN >> LERENG 45 - 60 %)
R= 2,21 x P^1,36 CH
Jan 120,35
Peb 133,15
Mar 169,85
Apr 194,26
Mei 127,35
Juni 103,65
Juli 72,65
Agt 129,95
Sept 129,10
Okt 163,07
Nop 209,61
Des 185,00
JML 1.568,14
R= 2.138,5
LS = 0,447214 0,592875
LS = 0,265142
Formula USLE A = R x K x Ls x C x P
LERENG R K Ls C P A
45 - 60 % 2.138,53 0,06 0,27 0,01 0,01 0,004
Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping
LAMPIRAN 7
KERTAS KERJA PERHITUNGAN
BESARAN DAMPAK
1. GETARAN
Formula Langefors
v = k {Q/R1,5}0,5
LAMPIRAN 8
CURRICULUM VITAE PENYUSUN
FORMULIR UKL – UPL
A. KETERANGAN DIRI
Nama : Tisnohari, BE
Tempat /Tanggal Lahir : Kutoarjo, 21 Januari 1959
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Delima VI No. 266, Perumnas Belimbing, Kuranji,
Padang 25157
Telepon : (0751) 497033 HP 08126753531
B. PENDIDIKAN, KURSUS/PELATIHAN
1. Pendidikan
2. Kursus/Pelatihan
D. PENGALAMAN KERJA
Pegawai Negeri Sipil, Dinas ESDM Prop. Sumatera Barat [d.h. Kanwil Departemen
Pertambangan & Energi, Provinsi Sumatera Barat (Sumatera Barat, Riau & Jambi)], 1
Maret 1983 s.d. 31 Januari 2017.Masa Kerja 33 Tahun 11 Bulan. SK Pensiun Kep. Kepala
Badan Kepegawaian Negara No 05362/KEP/MT/21300/16, tgl 28 Oktober 2016.
Perbantuan pada berbagai Perusahaan Pertambangan, Pemda Kabupaten/Kota & Pemda
Provinsi, wilayah NKRI.
TISNOHARI, BE
lcfit trnur Mcrtcrl Uruu Vctelrl I Dcrobiliseri I.l.
lr Mcdd PTIP No. l& lEp$ r 1165tr4gel 30 Jofi 1955.
N".{n7Tq/s@ae
t-
Departemen danKeamdnef,
Pertahanan
Republik Indonesia
TJAZAH
UNIVERSITAS
PEMBANGUNANNASIONAL'VETERAN'
(uPN "VETERAN")
YOGYAKARTA
Diberikan kepada :
Siamn𝔫/-
fahirranggat
: ....A1...\anutatrii...I.g.{g..,.....
di ,.,.Af.^^lVo."y
LULUS
ujian Negaratingkat "...Aedtrtaat3{*t}ra2......... .. padaFakurras
..............j .... j urusaa
............{,a{uttf fu.r.aga.fa"1,t/-
tsERDASARKAN
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K E B U D A Y A A NR . I .
NO. : 0299I P I I98I TERTANOGAL 19 OKTOEGR r98t
yang diselenggarakandari tanggal I Juni l98l _ sampoi dengan tanggal 3l Mei l9E2 di
Yogyakarta, dengan hasil sehinggakepadanyadibcri
hak untuk memakai
.. n,b/.f I
1 lr-_Srpranro )
NlP. r 0tOl34SE5
I'.'IAX EEAIA TAHUT trtt / I'!E
IH'YIT3'TAI PUEA]IGUTAT TA'IOiAL''YfTlIAiIr
VOEYA rAIIA
iz.lthane*i"at
Menbuat laporan
Yogyakarta,
. ,4 . .\mttZ .11.8*
Pa-nitia
Ujian NEfaraTh. l98t/19E2
Ketua, Sctrctaris,
"\u n
1 oeroto
lr,i *h_
T-trbgli''
Supranto
CURRICULUM VITAE
A. DATA UMUM
Nama : Drs. Zaldi Patriyanus
Tempat / Tanggal Lahir : Jaho, Padang Panjang / 4 Januari 1968
Alamat : Jalan Merpati No. 7 Siteba Padang
Pendidikan Formal dan : S1 Biologi FMIPA Universitas Andalas Padang, 1993
Non-Formal Kursus AMDAL A, 1993
Kursus AMDAL Bidang PU, 1994
Training Workshop on The Planning, Implementation and
Auditing of ISO 14001 Environmental Management System,
The Collaborative Environmental Project in Indonesia, 1999
Ujian Kompentensi Pengawas Operasional Pratama Bidang
Pertambangan Umum
Tahun 2014
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Perumahan Griya Insani Ahli Biologi
Sijunjung PT. Kualitas Insani Amaliah. Jorong Gantiang, Nagari Sijunjung,
Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Propinsi Sumatera Barat
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Batching Plan dan Stone Ahli Biologi
Crusher PT. Tri Jaya Putra. Jorong Sialang, Nagari Gunung Silasiah,
Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera
Barat.
Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Ahli Biologi
Tenaga Minihidro (PLTM) Tandikek. PT. Trimuda Energi. Nagari Sitalang,
Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat.
Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Tempat Pemrosesan Ahli Biologi
Akhir (TPA) Sampah dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pasaman.
Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera
Barat.
Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Daerah Irigasi Batang Ahli Biologi
Tarusan. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan.
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Tempat Ahli Biologi
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Solok. Dinas Prasarana Jalan
Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Usaha Ahli Biologi
Pertambangan Batubara PT. Thomas Jaya Trecimplant Abadi.
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Usaha Ahli Biologi
Pertambangan Batubara PT. Centra Bara Indonesia.
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Peningkatan Ruas Jalan Padang Koto Ahli Biologi
Gadang – Palembayan. Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman
Propinsi Sumatera Barat.
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Perumahan Green Asri Ahli Biologi
Apernas. Jorong Sungai Jariang, Nagari Lubuk Basuang, Kecamatan Lubuk
Basung, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat.
Tahun 2016
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Rest Area Kawasan Ahli Biologi
Jalan Sicincin – Malalak. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Agam.
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Check Dam Batang Ahli Biologi
Timbalun. Kelurahan Bungus Timur Kecamatan Bungus Teluk Kanbung. Kota
Padang. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat.
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Pasar Tradisonal Ahli Biologi
Moderen Koto Barapak. Nagari Koto Barapak. Kecamatan Bayang.
Kabupaten Pesisir Selatan. Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan
Permukiman Kabupaten Pesisir Selatan.
Tahun 2020
Penyusunan AMDAL Rencana Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Ahli Biologi
(RSUD) Pariaman.
Tahun 2021
Penyusunan AMDAL Rencana Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Ahli Biologi
(RSUD) Lubuk Basung.
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan The Balcone Suite and
Convention. PT. DAS Utama.
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Peningkatan Jalan Ruas Rwang –
Talawi. Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera
Barat.
Tahun 2022
Penyusunan AMDAL Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Rencana Pabrik Ahli Biologi
Kelapa Sawit PT. Karya Agung Megah Utama.
Yang Menyatakan,
DATA UMUM
Nama : Asmanita Siregar, SE
Tempat / Tanggal Lahir : Bandar Kuala / 11 Pebruari 1977
Alamat : Perumahan Wahana V Bok B No. 11 RT 01 RW 04 Belimbing
Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang
Pendidikan Formal dan : S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa
Non-Formal Padang, 2011
Kursus AMDAL A, 2015
TTahun 2013
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Usaha Pertambangan Bijih Besi Ahli Sosial
PT. Dharma Power Bersama. Nagari Tanjuang Balik Sumiso, Masyarakat
Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat.
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Pasar Ternak Ahli Sosial
Guguak Sarai, Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Masyarakat
Solok, Propinsi Sumatera Barat.
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Usaha Stasiun Pengisian Bul Elpiji Ahli Sosial
(SPBE) PT Lepen Kencana Utama. Jorong Bungo Tanjuang, Nagari Masyarakat
Saok Laweh, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera
Barat.
Tahun 2014
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Perumahan Griya Ahli Sosial
Insani Sijunjung PT. Kualitas Insani Amaliah. Jorong Gantiang, Nagari Masyarakat
Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Propinsi
Sumatera Barat
Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Batching Plan dan Ahli Sosial
Stone Crusher PT. Tri Jaya Putra. Jorong Sialang, Nagari Gunung Masyarakat
Silasiah, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi
Sumatera Barat.
Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Ahli Sosial
Tenaga Minihidro (PLTM) Tandikek. PT. Trimuda Energi. Nagari Masyarakat
Sitalang, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Propinsi
Sumatera Barat.
Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Tempat Ahli Sosial
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dan Instalasi Pengolahan Lumpur Masyarakat
Tinja (IPLT) Pasaman. Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan
Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Daerah Irigasi Ahli Sosial
Batang Tarusan. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Masyarakat
Pesisir Selatan.
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Tempat Ahli Sosial
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Solok. Dinas Prasarana Masyarakat
Jalan Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
Yang Menyatakan,
Asmanita Siregar, SE
a
o
:.
tq) !J
a
o qr
t o
6 J
TF a (o
E U
(D 't
-
h B C
;{
gl { b
o
e4
?
o
: B z
rE
\ o fi I
N At 6- n
s -
q,
P
Ft
x i
ra
0) s* A) ril (n
h -Ar
o
= q, N'
at
x o n o
J
a. e !E g
0, aE
,:!i -t
s@
E*r btr
6-
n-t -:1"-
ils
\-
{l
=0r ra
tA-
aS IF 3
i {q,
g
b :i
o o (o
zS €i
i b
3m ti \al
?. (a,i 8)
{ B9 Q a o
\a F
q a) $'
sF
o
,i'
o
FV
=A
+= q, an
ai
sr B o o q* q G
n o s-r o Q,:T
,r, l
N)
Q
q,
/-, \ \ o
x1 o A, o o
rB q
I f@ * a. b 5
o J 0)
if 0t
T $in
(Q \','
o (t, !,x
x
hF -
o)
o o- Sr o o u
g)
q,
h t o =
.U
D =l
gl s: q
] !)
N ao o
(o a) a
I Ar
A 15o
s zo =q, D E
i, D d
o a I
-0r
3 a- \= o'
ct z
0) o
-t
N)
\. ijF 0)s
I
I O
I
o
0) x sF
J (D
o, SCI
!
C s *c$
0, N ;,
a
a
o, TT
st jr
f,i
ft
*,8
r:i
t--
s
Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping
LAMPIRAN 9
LAIN – LAIN
3 Kegiatan penerimaan tenaga kerja, apakah tidak berdampak terhadap sikap dan persepsi III-2 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Dampak ikutan dari Kesempatan Bab III hal 3 dan
masyarakat. Bahkan akan berpotensi terjadinya kecemburuan sosial, bila rekruitnya tidak Kerja -- Gambar 21 dan Tabel 3.2 hal 5
sesuai dengan kondisi masyarakat yang dapat diperkerjakan.
4 Kegiatan pengupasan dan dan pemindahan tanah pucuk sebetulnya juga berpotensi terjadi III-2 Telah menjadi muatan dokumen : Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Bab III hal 2, hal 3,
dampak terhadap: 1). kualitas air sungai 2). sedimentasi sungai. Pendangkalan Badan Air -- Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 hal 4 sd hal 16
5 Kegiatan pengupasan dan pemindahan tanah pucuk juga sekaligus dengan kegiatan III-2 Telah menjadi muatan dokumen : Pengupasan dan Penyimpanan Tanah Pucuk
penimbunan (stock pile) tanah penutup. Karena dalam narasinya ada uraian tentang dan Penggalian dan Penimbunan Tanah Penutup -- Tabel 3.1, Gambar 21 dan
penyimpanan tanah pucuk, atau penyimpanan tanah pucuk ini dibuatkan menjadi satu Tabel 3.2
kegiatan tersendiri. Agar pengelolaan dan pemantauannya dapat dibuatkan lebih rinci dalam
matrik UKL-UPL nya.
6 Besaran dampak pada UKL-UPL sebetulnya tidak dihitung seperti halnya pada kajian Matrik UKL UPL Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
AMDAL. Karena kalau dibuatkan angka berkisar antara 0 sd 30 % untuk penurunan kualitas 20
udara, tentu harus ada hitungannya. Juga apa pula dasar untuk menentukan bahwa besaran
dampaknya tergolong kecil. Besaran dampak dalam UKL UPL cukup menyebutkan berapa
banyak aktifitas yang berlangsung pada setiap komponen kegiatan. Misalnya :
pengangkutan hasil tambang pada tahap operasional, cukup menyebutkan berapa ritasi
kendaraan angkut setiap harinya.
7 Lokasi pemantauan harus dibuatkan dengan jelas dan pasti. Misalnya untuk lokasi Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
pemantauanan sebutkan Jorong dan Nagari serta Kecamatan. Untuk komponen Fisik-Kimia 20
seperti kualitas air, sungai, tanah lengkapi dengan koordinat. Karena dalam matrik ada yang
belum lengkap untuk lokasi pemantauan.
8 Dalam UPL ada program “Bentuk Pemantauan”, ini berisikan metoda pengumpulan data Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Analisa dan evaluasi Bab III hal 4 sd hal
(MPD) sudah ada narasinya. Namun data tersebut dilakukan analisis (MAD), yang dilakukan data hasil pemantauan lingkungan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan 20
analisis tersebut : 1). Analisis terhadap evaluasi kecendrungan (trend evaluation) dan (komparatif) terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
evaluasi kecendrungan (criticial level evaluation). periode sebelumnya (kecendrungan atau trend evaluation dan criticial level
evaluation atau tingkat kritis).
Page 1 of 16
9 Besaran dampak untuk sosialisasi rencana kegiatan adalah dengan menyebutkan daerah III-4 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Sosialisasi Rencana Bab III hal 4
yang terkena dampak (langsung dan tidak langsung) saja Kegiatan -- Sesuai hasil wawancara bebas terungkap, sebagian besar
masyarakat Jorong Kapalo Koto telah mengetahui serta mendukung rencana
kegiatan pertambangan dan dan pengolahan batu gamping
10 Besaran dampak untuk pembebasan lahan dengan menyebutkan berapa luas lahan yang Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Pembebasan Lahan -- Bab III hal 4
dibebaskan dan status kepemilikan lahan. Proses pembebasan lahan seluas 20 ha bagi rencana kegiatan dilakukan
menerapkan musyawarah dan mufakat bersama pihak-pihak yang terkait (Kepala
Kaum dan Ninik Mamak) di Jorong Kapalo Koto.
11 Besaran dampak untuk rekruitmen tenaga kerja menyebutkan berapa orang yang akan Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penerimaan Tenaga Bab III hal 4
diterima sebagai pekerja untuk masyarakat setempat Kerja -- Penerimaan tenaga kerja sebanyak 50 orang dan kesempatan kerja bagi
angkatan kerja setempat diperkirakan > 60 % dari jumlah penduduk yang
tergolong usia kerja pada wilayah Nagari Halaban
12 Untuk besaran dampak yang lainnya disesuaikan dengan jenis kegiatan sebagai sumber Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
dampak. 20
13 Kegiatan operasional base-camp besaran dampaknya dengan menyebutkan jumlah tenaga Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Air Bab III hal 5
kerja yang bekerja dan yang menetap pada base camp (kalau ada) Permukaan -- Pengaliran air limbah domestik (jumlah timbulan diperkirakan 900 L
per-hari seiring kehadiran 30 orang tenaga kerja pembangunan sarana prasarana
tambang
14 Sebutkan kerja sama dengan pengelola tinja (IPLT) yang terdekat dimasud tersebut Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 5
kabupaten apa. Air Permukaan -- Melakukan pengurasan tangki septik secara berkala setiap 7
(tujuh) hari melalui kerja sama dengan pihak pengelola IPLT yang terdekat
(dalam hal IPLT Kota Payakumbuh).
15 Pemantauan kualitas udara disebutkan jalan masuk tambang dan jalan kerja tambang, Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6
apakah tidak memungkinkan untuk dilengkapi dengan koordinatnya. Udara -- Jalan masuk tambang (0° 20' 33,25" LS 100° 44' 24,55" BT) -- Jalan
kerja tambang (0° 20' 37,5" LS 100° 44' 45,3" BT)
16 Berapa luas lahan yang akan dijadikan enclave, harusnya sudah ada dalam dokumen ini Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Melakukan Bab III hal 9 dan
lengkap dengan koordinatnya. perlindungan (enclave) terhadap lahan arah Selatan yang terindikasi sebagai hal 22
habitat Rafflesia sp (status jenis langka dan dilindungi) dan Amorphophalus sp
(jika setelah terbentuk bunga dan diketahui jenis Amorphopalus titanum maka
termasuk jenis tumbuhan dilindungi). Luas lahan enclave adalah 1,80 ha atau
18.000 m2 >> Gambar 23
17 Terkait dengan spesies Amorphophalus sp, apa spesies yang ada pada lokasi dan apakah Idem Bab III hal 9
termasuk yang dilindungi. Karena spesies dari Amorphophalus ini yang tidak dilindungi.
Contoh: A. paeoniifolius (suweg) dan A. muelleri (porang)
18 Peta lokasi sampling ada dinyatakan sampling gangguan habitat biota aquatis, sementara Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.1 -- Biota Aquatis dan Tabel 3.2 -- Bab III hal 2 dan
dalam matrik identifikasi dampak tidak ada Biota Aquatik (Lihat halaman III-2). Sebetulnya Gangguan Habitat Biota Aquatis hal 4 sd hal 20
perlu dilakukan pemantauan terhadap biota aquatik, apalagi sekiranya sungai tersebut
merupakan hidup habitat biota air khususnya ikan.
Page 2 of 16
2. Yossyafra, ST, M.Eng.Sc, Ph.D
1 Daftar isi agar disesuaikan dengan isi. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Daftar Isi
2 Apakah pemrakarsa sudah paham dengan catatan yang dibuat dalam surat Standar Teknis
Andalalin yang diterbitkan Dishub Provinsi Sumbar.
a Pelebaran akses yang disertai pelebaran radius tikugan (belok) pada akses masuk dan Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan -- Gangguan Lalu Bab III hal 7 dan
keluar tambang menjadi 8,0m dimana dibuat dan gambarkan seperti apa ? Lintas -- Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta Lampiran 4
pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk dan keluar tambang
menjadi 8,0 m -- Lampiran 3 ANDALALIN
b Apakah benar pengaturan jadwal pengangkutan material pukul 07.00- 08.00WIB ? Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan -- Bab III hal 7 dan
Gangguan Lalu Lintas -- Pengangkutan peralatan dan material tidak dilakukan hal 17
saat jam sibuk hari kerja (pukul 16.00 – 17.00 WIB) dan saat jam sibuk hari libur
(pukul 11.45 – 12.45 WIB).
c Apakah memang menyediakan pengatur atau pengaman lalu lintas yang bersertifikat atau Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan -- Bab III hal 7 dan
sudah mengikuti pelatihan ? Gangguan Lalu Lintas -- Menyediakan petugas pengatur atau pengamanan lalu hal 17
lintas yang telah mengikuti pelatiahn untuk mengatur lalu lintas pada wilayah
internal dan eksternal.
3 Tabel 2.11. disesuaikan dengan Tabel 2.12 -- Sinkronisasi jenis, tipe dan jumlah sarana dan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : D. Pembangunan dan Bab II hal 24 dan
prasarana yang mungkin bisa dibuat satu tabel saja. Pengoperasian Base-Camp -- Untuk mendukung pekerjaan pembangunan sarana hal 25
prasarana tambang, akan diadakan pula base-camp konstruksi semi permanen
(bangunan sementara) >> Tabel 2.11 data rencana base-camp, Tabel 2.12
rencana sarana prasarana tambang
4 Jalan Masuk Tambang -- ada jalan lingkungan selebar 3,0 m akan dijadikan lebar berapa Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : b. Perkerasan Badan Jalan -- Bab II hal 25
sebagai bentuk dari peningkatan kapasitas jalan ? Untuk pelaksanaan, dimulai dari sisi mana Pekerjaan menggunakan alat berat jenis excavator dan dozer yang dimulai dari
? Dimulai dari lokasi tambang atau dari akses jalan Provinsi ? lokasi persilangan dengan jalan Provinsi.
5 Rencana produksi rata-rata 1.100ton/hari, kapasitas rencana unit stone crusher 25ton/jam, Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2. Rencana Produksi -- Sesuai Bab II hal 33
berarti aktifitas produksi stone crusher selama 24 jam ? recovery produksi, jumlah raw material 458.640 ton per-tahun (rata-rata 1.274 ton
per-hari). Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton
per-hari untuk waktu kerja 20 jam). Artinya, sebagian besar raw material juga
diangkut ke lokasi kegiatan pihak lain.
6 Pemuatan dan Pengangkutan -- Dinarasikan pengangkutan dengan dump truk 18 ton, atau 5 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- 5. Pemuatan dan Bab II hal 34
ton, berapa pastinya ? Kalau 18 ton dengan dengan truk 2 as, mungkin melebihi beban izin Pengangkutan Produk -- Kendaraan angkut yang digunakan jenis truk kecil
melewati jalan Provinsi yang ada (kapasitas muatan 12 ton) dan truk ringan (kapasitas muatan 5 ton).
7 Berapa jumlah ritasi yang berpotensi terjadi untuk pengangkutan dengan truk keluar dari Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 5. Pemuatan dan Pengangkutan Bab II hal 34
tambang yang akan melewati jalan Provinsi. Produk -- Sesuai kapasitas, ritasi kendaraan truk kecil 106 – 107 kali setiap hari
sedangkan truk ringan 254 – 255 kali setiap hari.
8 Seluruh bekas tambang menjadi lahan produktif dengan tanaman karet dan petai cina. Akan disesuaikan dalam Dokumen Rencana Pasca Tambang jika ada perubahan
Mohon disesuaikan nantinya jika ada rencana lainnya. atau rencana lain
Page 3 of 16
9 Tabel 2.31 -- mohon dipisahkan jumlah kendaraan dari masing-masing arah lalulintas yang Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 2.30 dan Lampiran 4 Bab II hal 64
ada (arah Payakumbuh dan arah Sitangkai) .
10 Gambar 19 - Informasi yang diperlukan : Volume untuk masing-masing arah dari 2 (dua) Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 19 dan Gambar 20 Bab II hal 64 dan
arah lalu lintas yang ada. Misal untuk pagi, grafik arah Payakumbuh dan arah Sitangkai dan hal 65
sebaliknya. Termasuk kerusakan jalan yang potensi terjadi jika terjadi overload dari truk
pembawa hasil tambang.
11 Tabel 3.1 -- apakah pada Tahap Persiapan, tidak ada mobilisasi alat seperti stone crusher Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : E. Mobilisasi Material dan Bab II hal 25, Bab
dll. yang akan menganggu lalu lintas ? Agar check list pada Tabel ini dilengkapi dan Peralatan -- Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 III hal 2, hal 3, hal
disesuaikan dengan Gambar 21 dan sebaliknya. 6 sd hal 7
12 Gambar 21 - diperbaiki, agar sikron dengan Tabel 3.1. Contoh :Tahapan Persiapan: Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.1 dan Gambar 21 Bab III hal 2 dan
- pembuatan jalan, apa saja dampaknya ? hal 3
13 Tahapan Operasi Produksi - agar diperbaiki dampak dari komponen kegiatan
a Pemuatan dan Pengangkutan Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 Bab III hal 2, hal 3
-- Pemuatan dan Pengangkutan >> Kegiatan Tambang dan hal 15
b Pengolahan Batuan. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 Bab III hal 2, hal 3
-- Pengolahan Batuan dan hal 15
Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 - Bab III hal 2, hal 3
- Pengangkutan Produk Batuan dan hal 17
14 Sinkronkan antar Gambar 29 dan Gambar 30. Telah menjadi muatan dokumen : Gambar 29 -- Peta lokasi UPL Tahap Operasi Bab III hal 28 dan
Produksi Di Luar Areal Tambang >> Gambar 30 -- peta lokasi UPL Tahap Operasi hal 29
Produksi
3. Heri Prabowo, ST, MT
1 Ditambahkan dihalaman cover berapa luasan IUPnya yang merupakan izin IUP Eksplorasi Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Cover -- Luas 20 Ha
dan akan ditingkatkan ke IUP OP ?
2 Mohon dijelaskan secara eksisting berdasarkan peta citra, sudah ada bukaan (aktifitas) Telah menjadi muatan dokumen : Gambar 2 hal I-6 >> tidak ada kegiatan Bab I hal 6
tambang ? Hal I-6. Dijelaskan juga kegiatan sekitar lokasi tambang tambang di sekitar lokasi rencana kegiatan kecuali areal sawah
3 Rona lingkungan awal pada IUP mohon diidentifikasi apakah ada zona mata air (sungai Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 3. Sungai Bawah Tanah -- Dari Bab II hal 51
bawah tanah), adakah Goa-goa atau situs disekitar rencana kegiatan? Sejak awal harus penelusuran lokasi rencana kegiatan yang dilakukan secara berkeliling, tidak
dipetakan. ditemukan gua sebagai indikasi keberadaan sungai bawah tanah. Cekungan
dalam yang terbentuk arah Timur, memiliki parit alam untuk pengaliran air
limpasan menuju badan air (anak sungai).
4 Rencana penggunaan lahan selain fasilitas penunjang juga ada jalan? Yang aksesnya diluar Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : F. Pembuatan Jalan -- 1. Jalan Bab II hal 25
IUP, Bab II hal-3. Bagaimana pembebasan lahannya? Tambahan dari proses pembebasan Masuk Tambang (Acces Road) -- Untuk itu, akan dilakukan pembebasan lahan
lahan lokasi IUP (hal 21 Bab 2) melalui ganti kerugian kepada pihak yang menguasai.
5 Gambar II-4. Ada kolam pengendap dan IPAL… rencana mau dialirkan ke mana setelah dari Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.1. Pemenuhan Baku Mutu Air Bab II hal 9
IPAL? Lokasi titik penaatan dimana ? sebaiknya termuat koordinat. Limbah -- 4. Air olahan keluaran unit ABR dialirkan menuju sungai Aia Dingin
menggunakan jaringan pipa – titik koordinat pembuangan air limbah (outfall) 0°
20' 48,66" LS 100°44' 44,24" BT.
Page 4 of 16
6 Jika saya menambang di sisi bagian Timur lokasinya lebih rendah dari kolam pengendap Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 1. Penirisan Air Kerja -- Bab II hal 39
bagaimana kelolanya ? Sehubungan rencana penambangan batuan dimulai elevasi + 700 m, untuk tahap
awal kolam pengendap ditempatkan pada elevasi + 660 m (beda tinggi 40 m).
Kemudian, seiring penurunan elevasi areal kerja tambang dibuat kolam
pengendap yang kedua pada elevasi + 590 m.
7 Tabel 2.10 Hal 22 Bab 2. masukan kebutuhan tenaga kerja ditambahkan bagian Safety, Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 2.9 Bab II hal 21
Kesehatan dan Lingkungan (HSE).
8 Hal 26 Bab 2. tambahkan Pedoman dan kaidah pembuatan gudang peledakan sesuai Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : G. Pembangunan Sarana dan Bab II hal 26
Permen ESDM 1827 tahun 2018 Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Prasarana -- Selanjutnya, tata cara pengamanan ramuan bahan peledak
baik dan Kepdirjen Minerba KESDM No 309. Tahun 2018. didasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827
K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
yang Baik dan Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor :
309.K/30/DJB/2018
9 Kegiatan penambangan dengan peledakan, mohon diinfokan jarak terdekat dengan rumah Telah menjadi muatan dokumen : 2.2. LOKASI RENCANA USAHA/KEGIATAN -- Bab II hal 1
penduduk. Parameter getaran dan waktu proses peledakan diinfokan ke masyarakat. Lokasi rencana kegiatan cukup jauh (jarak berkisar 750 m) dari hunian
Bagaimana kelolanya ? masyarakat dan jalan Provinsi ruas Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai (P.44).
10 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Timbulnya Getaran -- Melakukan Bab III hal 14
pemberitahuan kepada masyarakat setempat jadwal atau waktu pelaksanaan
peledakan batuan.
11 Pada pengolahan batugamping memakai stone crusher, juga dipantau dan dikelola Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Pengolahan Batuan -- Penurunan Bab III hal 15
khususnya parameter kebisingan, debu. Ukuran butir produk dari stone crusher dijelaskan di Kualitas Udara dan Kebisingan
dokumen.
12 Kelola lokasi stockpile supaya diperjelas, apakah ada pengelolaan penirisan/drainase Telah menjadi muatan dokumen : 1. Penirisan Air Kerja -- Diantara konsekwensi Bab II hal 35 sd
stockpile? Kemana saluran ditampung? Hasil dari stone crusher ada yang berukuran penambangan secara terbuka, harus melakukan penanganan penirisan air kerja hal 39
tepung/lempung. Mengingat wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota termasuk daerah curah sekaligus areal penumpukan batuan produk (stock pile). Rencana penanganan
hujan tinggi. Berdampak terhadap sedimentasi hasil endapan batugamping. Bagaimana adalah pembuatan parit – saluran air hujan di sempadan jalan kerja tambang dan
kelolanya? stock pile kemudian dialirkan secara gravitasi menuju kolam pengendap.
13 Gambar 14. Model kolam pengendapan disarankan 2 atau 3 kompartemen supaya bisa lebih Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Aliran air limbah di dalam kolam Bab II hal 38
efektif mengendap. Model dibuat zig-zag. pengendap dibuat zig-zag agar proses pengendapan lebih optimal.
14 Di dalam matrik identifikasi dampak, ada potensi longsor.. pendekatan teori dan Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perubahan Bentang Alam >> Untuk Bab III hal 15
penanganannya bagaimana? Geometri lereng supaya dilampirkan untuk kajian stabilitas mencegah peluang longsor batuan, geometri rencana penambangan diuraikan
lereng? berikut : Tinggi jenjang tidak lebih 6 m, Lebar jenjang sekurangnya 5 m,
Kemiringan lereng tunggal tidak lebih 45 derajat, Kemiringan lereng keseluruhan
(overall) tidak lebih 60 derajat
Page 5 of 16
15 Jika ada peledakan, menjadi muatan dokumen untuk menjabarkan kegiatan blasting secara Telah menjadi muatan dokumen : D. Peledakan Bab II hal 30 sd
rinc beserta rencana kelolanya. Misal : dimana gudang handak, berapa kali melakukan hal 32
blasting, geometri peledakan, bahan peledak dll. Mengestimasi tingkat getaran dan fly rock
(loncatan batu) berdampak ke masyarakat dimasukkan ke dalam matrik kelola.
16 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Timbulnya Getaran -- Melakukan Bab III hal 14
pemberitahuan kepada masyarakat setempat jadwal atau waktu pelaksanaan
peledakan batuan.
Telah menjadi muatan dokumen : Perkiraan getaran pada Lampiran 7 Lampiran
17 Jarak antara Lokasi Penambangan dengan Sungai. sehingga memungkinkan material runoff Telah menjadi muatan dokumen : 1. Penirisan Air Kerja Bab II hal 35 sd
dan hasil penambangan akan masuk ke sungai supaya kelolanya terhadap hal ini diperinci. hal 39
Lokasi settlingpond, jumlah settling pond dan kelola terhadap settling pond agar
didiskripsikan di dokumen. Perlu mempertegas didalam dokumen terkait drainase yang akan
dibuat? Perhitungan kapasitas settlingpond, masa pengerukan serta lokasi kemana muara
dari settlingpond dibuat.
18 Kajian Geotek, mohon lampirkan hasil studi fisik dan mekanik sifat batu gamping untuk Studi Kelayakan hanya mengungkapkan 2.3.4. Rencana Lereng Tambang -- hasil
stabilitas lereng. Serta melakukan analisis stabilitas lereng menggunakan software. Karena perhitungan atau modeling lereng tidak ada
akan diketahui FK (Faktor Keamanan) agar kita mempunyai data dan pengelolaan stabilitas
lereng yang baik. Lampirkan analisa data dengan pemodelan baik secara single slope
maupun overall slope sesui dengan amanah Keputusan Dirjen ESDM No 176/2022.
19 Jika ada mess karyawan atau kantor maka membutuhkan air bersih, bagaimana Telah menjadi muatan dokumen : a. Sumber Air Bersih dan Jumlah Pemakaian Bab II hal 41
mendapatkan air bersih, berapa kebutuhan? Supaya ditabelkan di dokumen.
20 Status tanah bekas tambang bagaimana pengelolaannya, termasuk reklamasi yang Telah menjadi muatan dokumen : B. Pembebasan Lahan -- Setelah usaha Bab II hal 21
dilakukan terhadap lahan bekas tambang, diperjelas dalam RKL RPL. Apakah direklamasi pertambangan berakhir, lahan bekas tambang dilakukan reklamasi agar menjadi
dan dikembalikan kepada masyarakat ? Supaya dipastikan produktif lalu diserahkan kepada masyarakat pemegang ulayat atau pengolah
sebelumnya.
Telah menjadi muatan dokumen : A. Reklamasi -- Adapun lokasi rencana Bab II hal 44
kegiatan reklamasi diantaranya tapak bekas tambang dan bekas fasilitas
penunjang tambang. Sementara itu, bekas jalan masuk tambang (access road)
dan bekas jalan tambang akan dimanfaatkan bagi kegunaan lain – diserahkan
kepada masyarakat setempat untuk dimanfaatkan sebagai jalan lingkungan.
Setelah pelaksanaan reklamasi, seluruh lahan bekas tambang diserahkan kepada
masyarakat berwenang.
Page 6 of 16
21 Hasil analisa labor kualitas batu gamping bagaimana: secara Fisik dan Kimia dengan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sebagaimana muatan dari Studi Bab I hal 3
rencana pemanfaatan untuk apa? Supaya dilampirkan hasil laboratorium. Tidak jelas sampel Kelayakan (2022), produk batuan di lokasi areal kerja tambang adalah batu pecah
yang diambil kualitas batugamping bagaimana? Termasuk peruntukan material untuk apa? (split). Selanjutnya, produk batuan dapat dimanfaatkan untuk konstruksi
Urugan dan atau semen? bangunan bahkan tepung kapur pertanian setelah dilakukan pengolahan lanjutan
oleh pihak lain.
22 Daftar lampiran sangat minim: apa sudah ada sosialisasi terkait rencan kegiatan Telah menjadi muatan dokumen : Lampiran 1 Lampiran
penambangan batu gamping, Berita acara kesepakatan dengan masyarakat yg terkena
dampak; undangan, berita acara, foto-foto kegiatan.
23 Material yang ditambang berupa batu gamping yang mengandung lumpur atau material Telah menjadi muatan dokumen : Studi Kelayakan tidak memuat data hasil Bab II hal 37
lempung. Apakah sudah ada studi kandungan lempung/lumpur? Biasanya menggunakan pemeiksaan konsentrasi lumpur atau lempung >> Untuk mengetahui kebutuhan
sifat fisik tanah/batuan untuk memprediksi kandungan material halus. Sehingga bisa dihitung kapasitas kolam pengendap dengan asumsi konsentrasi padatan tersuspensi di
% dari material yang akan mengendap di kolam pengendap jika ditambang. Saran dalam air limpasan < 40 % digunakan persamaan Stokes.
perhitungan berapa kolam akan terkumpul dan jadwal pengerukan saat produksi dijelaskan
di dokumen dan tabel pengelolaannya.
25 Titik lokasi pengambilan kualitas air permukaan (sungai), sampel udara dan kebisingan? Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
Pemantauan kualitas air permukaan juga belum ada. Koordinat pemantauan dan 20
pengambilan sampel diplotkan ke dalam peta semua ?
4. Roy Defrinaldi (DPMPTSP Provinsi Sumbar)
1 Luas lahan yang ditambang dengan luas lahan areal penambangan IUP apakah sama. Telah menjadi muatan dokumen : 2.3.3. Rencana Pemanfaatan Lahan -- Bab II hal 2
Rencana pemanfaatan lahan dari 20,00 ha meliputi areal tambang (luas 14,00 ha)
dan sebagian tidak dilakukan penambangan (luas 3,80 ha)
2 Dalam penggunaan bahan peledak, apabila terjadi kerusakan di lingkungan disekitar lokasi Telah menjadi muatan dokumen : 2. Peledakan dan Bahan Peledak --Keputusan Bab II hal 32
penambangan apakah masyarakat akan mendapat ganti rugi. Menter Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1287/K/30/ MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik menerangkan
bahwa jarak aman peledakan bagi alat dan fasilitas pertambangan 300 (tiga
ratus) meter dan terhadap manusia 500 (lima ratus) meter. Untuk itu, sebelum
dan selama peledakan jarak aman harus dipastikan >> agar tidak terjadi
kerusakan lingkungan
3 Kualitas udara diambil berapa kali dalam pengelolaan lingkungan. Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 >> Kualitas Udara dan Kebisinagn - Bab III hal 6
Periode pemantauan setiap 6 (enam) bulan
4 Untuk lampiran peta harus dibuat judul pada gambar peta dan dibuat keseragaman Peta tidak dapat diseragamkan karena sumber yang tidak sama dan juga lingkup
perbandingan skala peta dan legenda. kebutuhan peta -- untuk dokumen lingkungan, peta yang diajukan harus ada
lokasi hunian masyarakat
5 Untuk rencana produksi : produksi batuan 407.680 ton/tahun sedangkan rencana produksi Bab II hal 31 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Jikalau rencana produksi raw Bab II hal 31
raw material 360.00 ton/tahun. Mohon diberikan keterangan apakah perbedaan produksi dari dan 33 material diproyeksikan 468.000 ton per-tahun atau ≈ 167.143 BCM dan produksi
peledakan atau kegiatan penambangan secara langsung. setiap peledakan 2.880 BCM, peledakan berlangsung 58 – 59 kali setiap tahun (4
– 5 kali per-bulan).
6 Lampiran NIB belum dilampirkan. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 1 Lampiran
Page 7 of 16
5. Maman (DPMPTSP Provinsi Sumbar)
1 Judul Bab I kurang tepat -- disarankan judulnya “Pendahuluan” Telah menjadi muatan dokumen : Judul sesuai muatan Lampiran III Peraturan Bab I hal 1
Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021
2 1.3 Tujuan dan manfaat rencana kegiatan -- disarankan tujuan dan manfaat penyusunan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 1.4. TUJUAN DAN KEGUNAAN Bab I hal 3 sd hal
dok UKL-UPL FORMULIR UKL-UPL 4
3 Uraian rencana kegiatan >> 2.1 nama rencana usaha/kegiatan -- disarankan deskripsi Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 1 Lampiran
kegiatan disebutkan KBLI dan OSS RBA dan ruang lingkupnya
4 Gambar 2 -- Judul peta, skala peta? sumber peta? Dan penerbit peta a.n siapa Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 Bab I hal 6
5 Gambar 3 -- Judul peta, skala peta? sumber peta? Dan penerbit peta a.n siapa? Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 3 Bab II hal 3
6 Pemilihan KBLI 08102Nsudah tepat. NIB.9120203750232 kelompok usaha > badan usaha Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 1 Lampiran
non UMK> usaha menengah
6. Dasril (Dinas ESDM Provinsi Sumbar)
1 Gambar 5. Apakah ada rencana dibawa ke pihak lain ? II hal 5 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sebagaimana muatan dari Studi Bab I hal 3
Kelayakan (2022), produk batuan di lokasi areal kerja tambang adalah batu pecah
(split). Selanjutnya, produk batuan dapat dimanfaatkan untuk konstruksi
bangunan bahkan tepung kapur pertanian setelah dilakukan pengolahan lanjutan
oleh pihak lain.
2 Tabel.2.4 sisa cadangan terlalu banyak, kenapa? Apakah sisa ini termasuk dalam area yang II hal 8 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2.3.9. Rencana Produksi -- Sisa Bab II hal 8
tidak di tambang? Bikin narasi cadangan yang masih banyak setelah jangka waktu 15 (lima belas) tahun terkait
dengan keterbatasan kapasitas produksi batuan
3 Struktur organisasi sesuaikan dengan Kepdirjen 216/2022 -- KTT sebagai kepala di site II hal 23 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 8 Bab II hal 23
office/lapangan
4 Perbaiki : Kepdirjen 1827 II hal 32 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Keputusan Menter Energi dan Bab II hal 32
Sumber Daya Mineral Nomor : 1827/K/30/MEM/2018
5 Pengerukan lumpur secara berkala, waktu berkalanya ditetapkan 1x1 bulan II hal 38 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai hasil perhitungan, dari Bab II hal 39
kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan sebesar 9.000 m3 dengan waktu
pengendapan 25,05 menit dan efektifitas pengendapan 50,76 % diperlukan
pengerukan lumpur setiap 7 (tujuh) hari
6 Lahan seluas 3,8 ha yang tidak dilakukan penambangan termasuk wilayah enelave? II hal 2 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 2.2 -- Tidak Ditambang Bab II hal 2
(Termasuk Areal Enclave)
7 Gambar 16. Legenda peta tidak ada, mana yang air sungai ? II hal 48 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 16 Bab II hal 48
7. Zuriati (Dinas BMCKTR Provinsi Sumbar)
1 Tahap Persiapan - tahapan pembebasan lahan. Salah satu bentuk pengelolaan lingkungan Bab III hal 4 Telah menjadi muatan dokumen : A. Reklamasi -- 1. Tapak Bekas Tambang dan Bab II hal 44
yang ditawarkan reklamasi. Pertanyaannya, reklamasi seperti apa dan bagaimana 2. Fasilitas Penunjang
mekanismenya sehingga bermanfaat bagi pemegang ulayat
2 Bagaimana pola ganti rugi, apakah jual beli, pinjam pakai atau pola bagi hasil ? Telah menjadi muatan dokumen : B. Pembebasan Lahan -- Berdasarkan atas Bab II hal 20
kesepakatan awal dengan kepala kaum terkait, pembebasan lahan dilakukan
melaui pemanfaatan bersama dengan pendekatan berikut.
Page 8 of 16
8. Agusman Indra, Amd.Tra (Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar)
1 Secara garis besar dokumen Andalalin sudah lengkap dan dilengkapi lampiran untuk Lampiran Akan dilaksanakan sesuai muatan Standar Teknis ANDALALIN
selanjutnya pada tahap operasi agar memperhatikan dan memenuhi rekomendasi standar ANDALALIN
teknis yang sudah diterbitkan Dinas Perhubungan Sumbar
2 Pada nomor halaman Daftar Isi agar dapat disesuaikan pada Bab pembahasan hal 2 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Daftar Isi
3 Pada tahap operasi nanti agar dilakukan pelebaran radius tikung pada akses keluar masuk Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan >> Gangguan Bab III hal 7
material agar dapat disesuaikan dengan hasul rekomendasi yang sudah diterbitkan oleh Lalu Lintas -- Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta
Dinas Perhubungan Sumbar pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk dan keluar tambang
menjadi 8,0 m.
4 Pada lampiran dapat dilampirkan surat pernyataan kesanggupan terkait standar teknis yang Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran
sudah dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Sumbar
9. Risvalina (Sekretaris Camat Lareh Sago Halaban)
1 Kami harapkan kepada pihak PT. Bukit Safa Marwa sebelum melanjutkan proses izin agar Akan dipenuhi pihak PT Bukit Safa Marwa : Tabel 3.2 -- Munculnya Persepsi Bab III hal 4
berkoordinasi dengan pihak pemerintahan Nagari maupun Kecamatan karena proses Masyarakat -- Melakukan sosialisasi rencana usaha pertambangan batuan secara
sebelumnya tidak ada pelimpahan dokumen proses awal menyeluruh (komprehensif) kepada masyarakat setempat melalui Pemerintah
Nagari dan Kecamatan
2 Ditegaskan kepada PT. Bukit Safa Marwa agar memperjelas dokumen dan proses baik Idem Bab III hal 4
dengan masyarakat maupun pihak Pemerintah Nagari dan Kecamatan
3 Jika memungkinkan adakan sosialisasi dengan masyarakat serta pihak pemerintahan Nagari Idem Bab III hal 4
dan Kecamatan
10. M. Fakhrurazi, S.H (Wali Nagari Halaban)
1 Pemerintah Nagari berharap komunikasi antara pihak perusahaan dengan Nagari selalu Akan dipenuhi pihak PT Bukit Safa Marwa
terjaga
2 Setiap pengurusan perizinan agar diberitahukan ke Pemerintahan Nagari Akan dipenuhi pihak PT Bukit Safa Marwa
3 Pembebasan lahan agar dapat melibatkan semua pihak mulai dari kepala KAUM sampai ke Telah menjadi muatan dokumen : B. Pembebasan Lahan -- Berdasarkan atas Bab II hal 20
semua unsurnya, sehingga ketika dilakukan pembebasan lahan tidak ada yang ditutupi/ kesepakatan awal dengan kepala kaum terkait, pembebasan lahan dilakukan
secara transparan melaui pemanfaatan bersama dengan pendekatan berikut.
4 Seluruh kegiatan yang dilakukan untuk bisa melibatkan Pemerintahan Nagari supaya Akan dipenuhi pihak PT Bukit Safa Marwa
permasalahan yang timbul bisa kita selesaikan secara kekeluargaan
5 Jalan masuk ke tambang harus di perlebar, kalau hanya tiga meter mungkin perusahaan Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan >> Gangguan Bab III hal 7
harus menyediakan stok FEM di tempat lain Lalu Lintas -- Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta
pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk dan keluar tambang
menjadi 8,0 m.
11. Teguh Ariefianto, ST (Bidang P2KPHL DLH Provinsi Sumbar)
1 Gambar 4, Gambar 6, Gambar 25 untuk keterangan tidak lengkap -- agar ditambahkan kata II-4, II-6, II-20 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : IPAL Domestik >> Gambar 4 dan Bab II hal 4
domestik setelah IPAL tematik dari Gambar 4
Page 9 of 16
2 Besaran air larian informasi tidak lengkap -- agar ditambahkan informasi hasil perhitungan II-51 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 6 Lampiran
besaran air larian 0,18m3/ detik atau 180 L/detik. Apabila ada agar dilampirkan
3 Pengoperasian base camp timbulan air limbah domestik -- agar dicek kembali rencana III-5 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Air Bab III hal 5
pengelolaan setiap 7 (tujuh) hari untuk lumpur tinjanya apakah sudah sesuai dengan hasil Permukaan -- Seluruh air limbah domestik tenaga kerja dialirkan menuju tangki
perhitungan. septik. Berdasarkan jumlah timbulan air limbah bekas dan air kotor tenaga kerja
(30 orang) sebanyak 2.100 L per-hari dan pengurasan setelah 6 (enam) bulan,
kapasitas tangki septik 20,00 m3.
4 Pembuatan jalan -- sumber air penyiraman tidak jelas >> agar ditambahkan penjelasan III-6 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6
sumber air yang akan dimanfaatkan untuk penyiraman Udara dan Kebisingan -- Sumber air dapat memanfaatkan aliran permukaan (parit
alam) yang terdapat di lingkungan sekitar.
5 Melakukan pendataan intensitas lumpur masih bersifat koranasif agar lebih aplikatif Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 7
Air Permukaan -- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan
lingkungan (aksea tambang) secara berkala dan material lumpur ditimbunkan di
sempadan luar drainase. Pekerjaan pengerukan dilakukan dengan alat berat jenis
excavator.
6 Agar ditambahkan parameter yang akan dipantau pada outlet seffling pond dari dilakukan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 7
outletnya baik tahap konstruksi maupun operasi Air Permukaan -- Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap dengan
parameter zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, pH, BOD, COD dan DO.
7 Pemantauan kualitas udara ambien tidak lengkap -- agar ditambahkan durasi dan baku mutu III-8 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6, hal 7,
yang akan digunakan untuk setiap parameter baik pada tahap konstruksi, operasi maupun Udara dan Kebisingan -- Melakukan pengukuran kualitas udara lingkungan hal 9, hal 11, hal
pasca operasi setempat (kandungan debu total durasi = 24 jam, gas SO2 = 1 jam, NO2 = jam 12, hal 14, hal 15
dan CO = 1 jam) dan hal 17
8 Gambar 25 Peta UKL - agar ditambahkan lokasi outlet, outfall dan badan air penerima agar II-20 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 25 dan Gambar 31 Bab III hal 24 dan
dapat diketahui apakah badan air penerima yang berasal dari limbah domestik maupun hal 30
kolam lumpur pada badan air yang sama
12. Novriyanti (DLH Provinsi Sumatera Barat)
1 Surat pernyataan pemrakarsa untuk melaksanakan UKL UPL belum ditanda tangani dan Akan dipenuhi saat laporan akhir
belum bermaterai.
2 Sesuaikan sistematika penulisan Rincian Teknis penyimpanan LB3 berdasarkan Arahan Rincian Teknis Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.3. Rincian Teknis Penyimpanan Bab II hal 10 sd
Integrasi Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Lingkungan yang diterbitkan KLHK. Limbah B3 Limbah B3 hal 18
No. S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 tanggal 21 Februari 2022
3 Ringkasan Format RinTek sesuai arahan KLHK -- 1. Identifikasi LB3 -- Limbah yang Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 2.5 Bab II hal 10
dihasilkan sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel sebagaimana contoh
4 TPS LB3 -- a. Lokasi penyimpanan >> jelaskan lokasinya apakah berada di rawan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 1. Lokasi Penyimpanan Bab II hal 11
banjir/bencana gempa dsb dan berada dalam penguasaan penghasil LB3.
5 Tambahkan titik koordinat dan denah/layout TPS LB3. Telah menjadi muatan dokumen : 1. Lokasi Penyimpanan Bab II hal 11
Page 10 of 16
6 Fasilitas Penyimpanan -- jelaskan jenis fasilitasnya berupa apa (bangunan/ silo/ wastepile/ Telah menjadi muatan dokumen : 2. Fasilitas Penyimpanan Bab II hal 14
tangki/dll); jelaskan luasnya berapa (disesuaikan dengan jumlah/volume LB3 yang
dihasilkan) dan fasilitas apa saja yang ada didalamnya (sesuaikan dengan karakteristik LB3
yang dihasilkan); tambahkan gambar desainnya secara detail.
7 Peralatan tanggap darurat
a Jelaskan apa saja peralatannya Telah menjadi muatan dokumen : 2. Fasilitas Penyimpanan Bab II hal 14
b Jelaskan SOP tanggap darurat Telah menjadi muatan dokumen : 3. Peralatan dan SOP Tanggap Darurat -- c. Bab II hal 15 sd
SOP Penanganan Tumpahan/Ceceran/Kebocoran -- d. SOP Kebakaran -- e. SOP hal 16
Terkena atau Terpapar Limbah B3
8 Fasilitas pendukung TPSLB3 -- jelaskan apa saja fasilitas pendukung, misal peralatan Telah menjadi muatan dokumen : 4. Fasilitas Pendukung TPS Limbah B3 Bab II hal 16
bongkar muat , P3K, eyewash/wastafel, dll.
9 Jelaskan SOP bongkar muat Telah menjadi muatan dokumen : 4. Fasilitas Pendukung TPS Limbah B3 Bab II hal 16
10 Pengemasan LB3 -- a. Jenis, kapasitas, symbol/label -- agar lebih mudah sajikan dalam Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 5. Pengemasan Limbah B3 Bab II hal 17
bentuk table sebagaimana contoh
11 Tambahkan ilustrasi pemasangan simbol dan label Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 5. Pengemasan Limbah B3 Bab II hal 17
12 Tata cara penyimpanan -- jelaskan mekanisme penyimpanan LB3 (blok/ lebar gang/tinggi Telah menjadi muatan dokumen : 6. Tata Cara Penyimpanan Limbah B3 Bab II hal 17 sd
tumpukan, dll), termasuk pencatatan pada logbook dan neraca serta lamanya penyimpanan hal 18
LB3 sebelum diserahkan ke pihak ketiga.
13 Uraikan SOP penyimpanan LB3. Telah menjadi muatan dokumen : c. SOP Penanganan Bab II hal 15 sd
Tumpahan/Ceceran/Kebocoran, d. SOP Kebakaran, e. SOP Terkena atau hal 16
Terpapar Limbah B3, f. SOP Keamanan Limbah B3
14 Tambahkan ilustrasi penyimpanan LB3.
15 Kewajiban Pemenuhan Rintek -- a. Melakukan pencatatan : pencatatan saat limbah masuk Telah menjadi muatan dokumen : 7. Kewajiban Pemenuhan Rincian Teknis Bab II hal 18
ke TPS LB3 dan saat diserahkan ke pihak ketiga (pencatatan logbook dan neraca LB3). Penyimpanan Limbah B3
Format pencatatan lihat di PermenLH 6/2021
16 Melakukan pelaporan: pelaporan ke instansi penerbit persetujuan lingkungan minimal 1 x 6 Telah menjadi muatan dokumen : 7. Kewajiban Pemenuhan Rincian Teknis Bab II hal 18
bulan. Disampaikan ke https://plb3.menlhk.go.id Penyimpanan Limbah B3
17 Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 -- Tabel 2.5 & Tabel 2.6 -- agar ditambahkan LB3 : II-10 Kalau ada sisa bahan peledak harus dimusnahkan
sisa handak/handak kadaluarsa
18 Cek kembali ukuran TPS LB3, sesuaikan dengan Gambar 7 dan Tabel 2.12. II-12 Telah menjadi muatan dokumen : 2. Fasilitas Penyimpanan --Tabel 2.6 Bab II hal 14
19 Cek kembali kapasitas bak pengumpul, apa benar 3.300 L. Sinkronisasi dengan Gambar 7. II-14 Telah menjadi muatan dokumen : 2. Fasilitas Penyimpanan --Kapasitas bak Bab II hal 14
pengumpul tumpahan – ceceran minyak pelumas bekas 110 % dari volume
kemasan terbesar yang akan digunakan. Sesuai kemasan terbesar drum besi
kapasitas isi 200 L = 15 buah = 3.000 L, kapasitas bak pengumpul ceceran
minyak pelumas bekas 110 % x 3.000 L = 3.300 L.
20 Gambar 7 - pada denah agar ditambahkan keterangan posisi : pintu, ventilasi, APD, alat Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 8 Bab II hal 13
tanggap darurat, P3K
21 Cek kembali atau sinkronkan lebar TPS pada denah dan gambar tampak Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 8 Bab II hal 13
Page 11 of 16
22 Berapa kapasitas/volume bak kontrol ? Informasi hanya tinggi dan lebar, panjangnya Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 8 Bab II hal 13
berapa? Sesuaikan dengan narasi sebelumnya (kapasitas bak = 3300 L)
23 Apakah tidak dilakukan pemilahan sampah ? II-24 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 6
24 TPS milik pemrakarsa atau Pemda? TPS berbentuk apa? Apakah bak beton permanen atau Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 6
kontainer portable ?
25 Berapa kapasitasnya ? Pengangkutan sampah bagaimana ? Apakah diangkut langsung oleh Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 6
pemrakarsa atau bekerjasama dengan DLH Kab. 50 kota (DLH mengambil dari lokasi
tambang). Jika pemrakarsa mengantar ke TPS umum, agar ditambahkan peta posisi TPS.
26 Table 2.12 -- luas TPS LB3 tidak sinkron dengan narasi sebelumnya II-26 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 2.11 -- Luas TPS Limbah = 30 m2 dan Bab II hal 26
hitungan 28 m2 >> 2 m2 sebagai akses
27 Jumlah tenaga kerja apakah 50 orang atau 30 orang? Apakah 30 orang, khusus pekerja II-41 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2) Jenis dan Volume --Berdasarkan Bab II hal 42
yang stay di lokasi tambang ? Total tenaga kerja pada narasi 55 orang ? jumlah kehadiran tenaga kerja (55 orang), jumlah timbulan sampah terhitung
13,75 – 16,50 kg atau 96,25 – 110,00 L setiap hari.
28 Berapa kapasitas tempat sampah yang digunakan ? Bagaimana penanganan selanjutnya, Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 19
pengangkutan bagaimana ? Berapa frekuensinya ? Siapa yang melakukan pengangkutan ?
29 Tabel 3.1 -- cek kembali dampak persampahan yang timbul pada setiap kegiatan. Dampah III-2 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.1 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 2
persampahan tidak hanya pada kegiatan pembersihan lahan. Sesuaikan dengan Gambar
2.1
30 Agar ditambahkan upaya pengelolaan dan pemantauan „peningkatan timbulan sampah‟, Matrik UKL UPL Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III 6 dan hal
pada setiap kegiatan yang ada aktifitas pekerjanya. 19
31 Hal III-6
a Tambahkan besaran timbulan sampah yang dihasilkan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 6 dan hal
Vektor Penyakit 19
b Tambahkan bentuk pengelolaan sampah : Memasang papan larangan buang sampah Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 19
sembarangan dan membakar sampah, Menghimbau agar seluruh pekerja melakukan Vektor Penyakit
pemilahan sampah
34 Pengelolaan dan pemantauan LB3 agar dibuat terpisah Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 Bab III 19
35 Hal III-10 -- tambahkan besaran timbulan sampah yang dihasilkan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 6 dan hal
Vektor Penyakit 19
36 Hal III-15 -- tambahkan besaran timbulan sampah yang dihasilkan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 6 dan hal
Vektor Penyakit 19
13. Nina Maryeti, S.T (Pengawas Lingkungan Hidup DLH Provinsi Sumbar)
1 Identitas Pemrakarsa belum mencantumkan no telp yang dapat dihubungi Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 085271 858491 (Kepala Teknik Bab I hal 1
Tambang)
2 Gambar 4 Peta Rencana Layout Tambang II-4
Page 12 of 16
a Mohon cantumkan seluruh keterangan simbol/warna yang dimuat dalam peta cth: garis Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 4 Bab II hal 4
kuning batas IUP Kegiatan belum dicantumkan dalam legenda
b Mohon tambahkan keterangan catchment area dan arah aliran runoff tambang menuju Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 4 Bab II hal 4
settling pond, dan arah aliran dari sumber limbah domestik ke IPAL hingga arah menuju
badan air penerima
3 Gambar 6 Peta Rencana Blok Penambangan -- cantumkan seluruh keterangan II-6 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 6 Bab II hal 6
simbol/warna yang dimuat dalam peta cth: garis putus-putus warna putih belum dicantumkan
dalam legenda
4 2.5.1 Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah -- tambahkan keterangan jarak pipa dari outlet IPAL II-9 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.1. Pemenuhan Baku Mutu Air Bab II hal 9
ke badan air penerima. Jika jarak cukup jauh apakah pipa hanya melewati area IUP saja Limbah -- Berdasarkan data koordinat oultet IPAL dengan titik pembuangan,
atau tidak. Jika tidak, apa upaya yang dilakukan untuk memelihara jaringan pipa dan panjang pipa ± 415 m. Lingkungan di sepanjang jaringan pipa berupa semak
memastikan aliran air limbah dari pipa dapat dialirkan secara terus menerus ke badan air belukar, kebun campuran dan hutan.
penerima yakni Sungai Aia Dingin.
5 2.5.2 Pemenuhan Baku Mutu Emisi -- mohon tambahkan kewajiban pemantauan emisi II-9 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.1. Pemenuhan Baku Mutu Bab II hal 10
Genset sesuai periode pemantauan pada matriks RKL/RPL di Bab III Hal 14 yakni setiap 1 x Emisi -- Meskipun demikian, seiring dengan penggunaan sebagai sumber energi
12 bulan jika penggunaan genset > 1.000 jam setiap tahun atau setiap 3 tahun jika listrik cadangan tetap dilakukan pemantauan emisi Generating Set secara berkala
penggunaan genset < 1.000 jam setiap tahun. setiap 1 x 12 bulan jika jam penggunaan Generating Set > 1.000 jam setiap tahun
atau setiap 3 tahun jika penggunaan Generating Set < 1.000 jam setiap tahun.
6 C. Rancang Bangun TPS Limbah B3 -- jika jenis LB3 yang akan disimpan bersifat korosi, II-11 dan II-12 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2. Fasilitas Penyimpanan Bab II hal 14 sd
mudah menyala dan beracun maka merujuk Permenlhk 6/2021 kesesuaian rancang bangun hal 15
untuk penyimpanan LB3 wajib memenuhi beberapa kriteria diantaranya konstruksi atap,
dinding dan lantai harus tahan terhadap korosi dan api. Pertanyaan: apakah bangunan semi
permanen (sesuai uraian rencana tempat penyimpanan LB3 pada hal II-12) dapat memenuhi
kriteria dimaksud ?
7 Rancang Bangun TPS LB3 -- tambahkan keterangan untuk limbah B3 yang mudah menyala II-12 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2. Fasilitas Penyimpanan -- Bab II hal 14
dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan dibangun lebih tinggi Bangunan permanen ukuran 7,0 m x 4,0 m -- Atap menggunakan bahan spandek
-- Tinggi dinding bangunan 3,5 m.
8 G. Penirisan Air Kerja -- cantumkan data curah hujan Stasiun Tanjung Pati dan Stasiun Buo II-35 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 6 Lampiran
(10 tahun terakhir) yang digunakan.
9 Perhitungan volume dan pengendapan lumpur pada kolam pengendap -- uraikan II-38 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai hasil perhitungan, dari Bab II hal 39
perhitungan waktu pengendapan dan volume lumpur yang dihasilkan pada kolam kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan sebesar 9.000 m3 dengan waktu
pengendap sehingga dapat diketahui kapan waktu pengerukan lumpur pengendapan 25,05 menit dan efektifitas pengendapan 50,76 % diperlukan
pengerukan lumpur setiap 7 (tujuh) hari
10 Pelaksanaan K3 -- tambahkan program K3 berupa simulasi pelaksanaan tanggap darurat II-39 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : b. Pelaksanaan K3 -- Melakukan Bab II hal 40
secara berkala contoh : simulasi tanggap darurat kebakaran, ledakan, longsor, jebolnya IPAL simulasi penanggulangan keadaan darurat bahaya kebakaran, longsor, ledakan
dll. ataupun luapan air pada kolam pengendap.
Page 13 of 16
11 Matriks RKL RPL -- 4c: kolom pemantauan lingkungan redaksi point ke 3 diganti menjadi III-6 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 - Bab III hal 6
“Melakukan pendataan mutasi Limbah B3 yang dihasilkan dan disimpan di tempat - Melakukan pendataan mutasi limbah B3 yang dihasilkan dan disimpan di lokasi
penyimpanan sementara limbah B3 TPS Limbah B3
12 Matriks RKL RPL terkait pencemaran udara dan kebisingan -- pengukuran dan pelaporan III-6, III-8 dan III- Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6
tingkat kebisingan mengacu kepada KepmenLH 48/1996 dilakukan sekurang-kurang 3 bulan 11 Udara dan Kebisingan -- Periode : Kualitas udara setiap (enam) bulan --
sekali. Kebisingan setiap 3 (tiga) bulan
13 Matriks RKL RPL B1.c -- Samakan penggunaan istilah pada matriks dengan uraian pada bab III-10 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualiatas Air Bab III hal 7
sebelumnya...apakah kolam jebakan lumpur/sedimen pond yang dimaksud pada matriks Permukaan >> Kolam pengendap
merupakan kolam pengendapan
14 Pada matriks RKL RPL terkait LB3 -- tambahkan pada kolom pengelolaan yakni III-15 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 - Bab III hal 6 dan
bekerjasama dengan pengangkut/transportir LB3 berizin untuk pengangkutan LB3 agar tidak - Melakukan kerja sama dengan Pengumpul Limbah B3 dan Pengangkut Limbah hal 19
melebihi masa simpan. B3 yang memiliki izin bagi penanganan limbah B3 sebelum masa penyimpanan
berakhir.
15 Mohon lampirkan foto-foto lingkungan lokasi rencana kegiatan Lampiran IV Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran V Lampiran
16 Matriks RKL RPL -- tambahkan pengelolaan dan pemantauan getaran yang timbul akibat Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Timbulnya Getaran Bab III hal 14
adanya proses peledakan batuan
14. Amelia (DLHPP Kab. Lima Puluh Kota)
1 Akan lebih baik dan mudah membacanya jika Tabel 2.5 dan Tabel 2.6 digabung menjadi II-10 dan II-11 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.3. Rincian Teknis Penyimpanan Bab II hal 10 sd
satu tabel, sebagaimana tertuang pada format rintek dari KLHK Limbah B3 hal 18
2 Sebaiknya ditambahkan peta rawan bencana Kabupaten Lima Puluh Kota pada halaman 13 II-13 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 7 Bab II hal 12
tersebut.
3 Huruf H diganti dengan SOP tanggap darurat, isinya disesuaikan dengan format SOP yang II-17 Telah menjadi muatan dokumen : 3. Peralatan dan SOP Tanggap Darurat -- c. Bab II hal 15 sd
seharusnya. SOP Penanganan Tumpahan/Ceceran/Kebocoran -- d. SOP Kebakaran -- e. SOP hal 16
Terkena atau Terpapar Limbah B3
15. Sekretariat
1 Terdapat beberapa hal yang perlu dipertegas/dipertajam penjelasannya
a Penjelasan mengenai koordinat, luasan serta upaya pengelolaan dan pemantauan di areal Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 23 dan tematik dari Bab III hal 22
enclave. Gambar 23
Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Melakukan Bab III hal 9
perlindungan (enclave) terhadap lahan arah Selatan yang terindikasi sebagai
habitat Rafflesia sp (status jenis langka dan dilindungi) dan Amorphophalus sp
(jika setelah terbentuk bunga dan diketahui jenis Amorphopalus titanum maka
termasuk jenis tumbuhan dilindungi). Luas lahan enclave adalah 1,80 ha atau
18.000 m2.
Page 14 of 16
b Pelibatan masyarakat (perwakilan kaum dan pemerintahan nagari) pada tahap pembebasan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : B. Pembebasan Lahan -- Bab II hal 20
lahan. Sehubungan status lahan yang akan dibebaskan adalah ulayat kaum, dilakukan
musyawarah bersama kepala kaum, anggota kaum bersangkutan dan Pemerntah
Nagari. Selain itu, muatan musyawarah juga merumuskan kontribusi yang
menjadi kewajiban pihak-pihak terkait.
2 Terdapat beberapa hal di dalam dokumen yang perlu diperbaiki dan ditambahkan,
diantaranya:
a Penjelasan mengenai penggunaan Genset. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : H. Utilitas Tambang -- 2) Bab II hal 41
Generating Set
b Penambahan dampak peningkatan air larian, erosi, sedimentasi dan penurunan kualitas air Telah menjadi muatan dokumen : Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Bab III hal 2, hal 3,
permukaan. Pendangkalan Badan Air -- Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 hal 4 sd hal 16
c Penjelasan mengenai besaran dampak secara kualitatif. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
20
d Titik koordinat lokasi pemantauan. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
20
e Penambahan kode KBLI dan kelengkapan legenda peta. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : – Nomor KBLI 08102 Bab I hal 1
Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 dan tematik dari Bab I hal 6
Gambar 2
f Pengelolaan terhadap penurunan kualitas udara. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6
Udara dan Kebisingan -- Sumber air dapat memanfaatkan aliran permukaan (parit
alam) yang terdapat di lingkungan sekitar.
g Integrasi standar teknis Andalalin ke dokumen UKL-UPL. Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan -- Gangguan Lalu Bab III hal 7 dan
Lintas -- Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta Lampiran 4
pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk dan keluar tambang
menjadi 8,0 m -- Lampiran 3 ANDALALIN
h Sinkronisasi kapasitas stone crusher dengan kapasitas produksi. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2. Rencana Produksi -- Sesuai Bab II hal 33
recovery produksi, jumlah raw material 458.640 ton per-tahun (rata-rata 1.274 ton
per-hari). Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton
per-hari untuk waktu kerja 20 jam). Artinya, sebagian besar raw material juga
diangkut ke lokasi kegiatan pihak lain.
i Perhitungan ritasi kendaraan, kesesuaian tonase kendaraan dengan kelas jalan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 5. Pemuatan dan Pengangkutan Bab II hal 34
Produk -- Sesuai kapasitas, ritasi kendaraan truk kecil 106 – 107 kali setiap hari
sedangkan truk ringan 254 – 255 kali setiap hari.
j Penjelasan detail mengenai peningkatan jalan akses Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : b. Perkerasan Badan Jalan -- Bab II hal 25
Pekerjaan menggunakan alat berat jenis excavator dan dozer yang dimulai dari
lokasi persilangan dengan jalan Provinsi.
Page 15 of 16
k Jadwal pengerukan endapan. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai hasil perhitungan, dari Bab II hal 39
kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan sebesar 9.000 m3 dengan waktu
pengendapan 25,05 menit dan efektifitas pengendapan 50,76 % diperlukan
pengerukan lumpur setiap 7 (tujuh) hari
l Rincian teknis limbah B3 mengacu PermenLHK No. 6 Tahun 2021 dan surat arahan Direktur Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.3. Rincian Teknis Penyimpanan Bab II hal 10 sd
Pengelolaan LB3 dan Non LB3 KLHK No. S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 tanggal 21 Februari Limbah B3 hal 18
2022 perihal Arahan Integrasi Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Lingkungan.
m Sumber/kegiatan yang menimbulkan dampak peningkatan sampah. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 6 dan hal
Vektor Penyakit 19
n Persyaratan gudang bahan peledak. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : G. Pembangunan Sarana dan Bab II hal 26
Prasarana -- Selanjutnya, tata cara pengamanan ramuan bahan peledak
didasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827
K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
yang Baik dan Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor :
309.K/30/DJB/2018
o Perhitungan air limpasan serta pengelolaan dan pemantauan yang akan dilakukan.
Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Air Permukaan Bab III hal 7
>> Pengadaan saluran samping jalan tambang sepanjang 800 m x lebar 0,50 m x
tinggi 0,84 m atau 0,85 m. >> Pengadaan kolam pengendap pada bagian akhir
saluran samping jalan tambang dengan kapasitas 9.000 m3 (dalam 3,00 m x
panjang 100 m x lebar 30 m)
3 PT. Bukit Safa Marwa wajib mempedomani surat Ka. Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Akan dilaksanakan sesuai muatan Standar Teknis ANDALALIN
Barat No. 551.2/167/APP-II/2023 tanggal 27 Februari 2023 perihal Persetujuan Standar
Teknis.
TIM PENYUSUN
Page 16 of 16
RISALAH PERBAIKAN FORMULIR UKL-UPL RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUAN PT. BUKIT SAFA MARAWA
(Sesuai Rapat Pemeriksaan Tim Teknis UKL-UPL Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat - Tanggal 22 Agustus 2023)
3 Berapa jumlah lokasi penimbunan tanah penutup dan berapa luas masing-masingnya (bila III-13 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penggalian dan Bab III hal 13
lebih dari satu tempat). Penimbunan Tanah Penutup -- Penyimpanan tanah penutup (perkiraan jumlah
8.268 m3) pada lokasi disposal area (1 lokasi dengan luas lahan 1.500 m2).
4 Berapa dump truck setiap harinya yang membawa hasil tambang, apakah 8 unit III-15 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Pemuatan dan Bab III hal 15
sebagaimana tertuang dalam matrik ini. Pengangkutan Batuan -- Penggunaan alat berat jenis excavator (3 unit) sekaligus
kendaraan angkut truk kecil dengan ritasi 106 – 107 kali setiap hari atau truk
ringan (ritasi berkisar 254 – 255 setiap hari)
5 Berapa kapasitas produksi pengolahan batuan setiap hari, atau berapa bahan baku yang III-15 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Pengolahan Batuan -- Bab III hal 15
diolah setiap harinya. Pengolahan batuan (500 ton per-hari) menggunakan unit stone crusher (1 unit)
yang memiliki kapasitas terpasang 20 ton per-jam
6 Perlu dicek lagi, masih ada beberapa lokasi yang belum dilengkapi dengan koordinat seperti Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Jalan kerja tambang Bab III hal 9
halaman III-9. (0° 20' 42,4" LS 100° 44' 47,6" BT) -- Areal kerja tambang (0° 20' 37,5" LS 100°
44' 45,3" BT)
2. Yossyafra, ST, M.Eng.Sc, Ph.D
1 Pertanyaan no. 5 halaman II-33 -- Apakah tambang berproduksi selama 20 jam atau 24 jam Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2. Rencana Produksi -- Bab II hal 24
perhari ? Tolong narasikan, apakah pengangkutan material dari lokasi tambang ke luar Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton per-hari
operasinya 20 jam atau 24 jam atau ditentukan jadwal lainnya ? Hal ini menyangkut juga untuk waktu kerja 20 jam, shift siang pukul 07.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 18.00
dengan penurunan kualitas udara dan kebisingan pada beberapa lokasi (KU pada Gambar WIB dan shift malam pukul 19.00 – 24.00 WIB dan 01.00 – 06.00 WIB)
30, hal III-29).
2 Pertanyaan no. 9 hal II-64 & II-65 -- Sudah ditambahkan volume lalu lintas untuk masing- Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 18 dan Gambar 19 Bab II hal 57 sd
masing arah, namun di legenda grafik yang dituliskan “series1, 2 dan 3”, tetap belum hal 58
diketahui arahnya (yang mana dari arah Sitangkai dan Payakumbuh).
Page 1 of 4
3. Heri Prabowo, ST, MT
1 Pertanyaan no. 9 - pada pengolahan batugamping memakai mesin stone crusher, juga Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Pengolahan Batuan -- Penurunan Bab III hal 15
dipantau dan dikelola khususnya parameter kebisingan, debu. Ukuran butir produk dari Kualitas Udara dan Kebisingan
stone crusher dijelaskan di dokumen.
2 Pertanyaan No. 10 -- penirisan lokasi stockpile belum terdeskripsi. Telah menjadi muatan dokumen : 1. Penirisan Air Kerja -- Dari penggunaan data Bab II hal 26 sd
curah hujan Stasiun Tanjung Pati dan Stasiun Buo (kurun waktu selama 10 tahun hal 28
terakhir), luas daerah aliran sungai dan koefisien air larian, besaran air larian
(surface run-off) di wilayah setempat 7,48 m3 per-detik >> mencakup seluruh
areal kerja tambang
3 Pertanyaan No. 11 -- belum ada gambar yang menjelaskan kolam pengendap minimal 2 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 13 Bab II hal 30
atau 3 kompartemen dengan sistem zig-zag.
4 Pertanyaan No. 18 -- hasil analisa labor belum ada, apakah batu pecah sebagai bahan Telah menjadi muatan dokumen : F. Pengolahan Batuan -- Pengolahan batuan Bab II hal 23
konstruksi atau produk lain. Agar dijelaskan. hanya untuk memperkecil ukuran batuan. Produk batuan dapat dimanfaatkan
untuk bangunan bahkan tepung kapur pertanian setelah pengolahan lanjutan oleh
pihak lain.
4. Maman, S.Hut (DMP&PTSP Prov. Sumbar)
1 Pertanyaan no. 3 -- Kode KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) nomor 08102 Telah menjadi muatan dokumen : 1.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN Bab I hal 1
(Penggalian batu kapur/gamping) supaya dibunyikan pada Bab I karena nomor KBLI PENYUSUN UKL-UPL -- Rencana Kegiatan : Pertambangan Batuan (Batu
dimaksud merupakan bidang usaha yang menjadi bahasan utama. Pada lembaran hasil Gamping) – Nomor KBLI 08102
perbaikan belum dicantumkan.
2 Pertanyaan No. 4 dan 5 -- pada Gambar 2 Peta Lokasi Rencana Kegiatan dan Gambar 3 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 dan Gambar 3 -- Bab I hal 6 dan
Peta Lokasi Rencana Tambang belum ada indentitas penerbit peta. Peta yang diterima Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa Bab II hal 3
merupakan peta yang belum dikoreksi.
5. Agusman Indra, A.Md. Tra (Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar)
1 Pertanyaan no. 1 -- agar dapat menambahkan waktu operasional peralatan dan material di Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Gangguan Lalu Bab III hal 7 dan
luar jam sibuk (07.00 - 08.00) sesuai dengan muatan standar teknis yang diterbitkan Dishub Lintas -- Pengangkutan peralatan dan material tidak dilakukan saat jam sibuk hari hal 17
Sumbar. kerja (pukul 07.00 - 08.00 dan 16.00 – 17.00 WIB) dan jam sibuk hari libur (pukul
11.45 – 12.45 WIB).
2 Pertanyaan No. 2 Halaman 2 -- pada penyesuaian nomor halaman pada daftar isi dengan Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Daftar Isi
bab pembahasan belum dilampirkan, agar dapat dilampirkan.
6. Teguh Ariefianto, ST (Bidang P2KPHL DLH Provinsi Sumbar)
1 Pertanyaan no. 2 Lampiran 6 -- Lokasi kegiatan berada di Kabupaten Lima Puluh Kota tetapi Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 6 -- Stasiun Hujan Tanjung Lampiran
data untuk menghitung debit air larian menggunakan data stasiun hujan Tanjung Pati Pati Kabupaten Lima Puluh Kota dan Stasiun Buo Kabupaten Tanah Datar
Kabupaten Sijunjung sehingga tidak relevan. Agar diperbaiki.
7. Novriyanti (DLH Provinsi Sumatera Barat)
1 Pertanyaan no. 2 Rincian Teknis LB3 >> Lampiran. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 -- Rincian Teknis Lampiran
Penyimpanan Limbah B3
Page 2 of 4
2 Mohon koreksi : Tabel 2.7 -- koreksi masa simpan baterai bekas & residu tangka solar II-17 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 -- Rincian Teknis Lampiran hal 6
(kedua LB3 ini masuk kategori 1, sehingga masa simpan maksimal 180 hari). Penyimpanan Limbah B3 >> Tabel 3
3 Pertanyaan No. 3 Halaman II-10 >> pindahkan menjadi lampiran Rintek. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran
4 Pertanyaan No. 4 Halaman II-12 >> koreksi kembali dan pindahkan menjadi lampiran Rintek Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran
Penyimpanan Limbah B3
5 Koreksi kapasitas bak pengumpul : 110% x 200 l = 220 l = 0,22 m3. Jika dimensi bak Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 -- 2. Fasilitas Lampiran hal 3
pengumpul p x l = 0,4 x 0,4, maka tinggi bak setidaknya 1,375 m apakah relevan, perlu Penyimpanan -- Kapasitas bak pengumpul tumpahan – ceceran minyak pelumas
dipertimbangkan juga ketinggian air tanahnya. Mohon dihitung kembali dimensi bak bekas diperhitungkan 110 % dari volume kemasan terbesar yang akan
pengumpul, agar memenuhi kriteria. digunakan. Sesuai kemasan terbesar yang akan digunakan adalah drum besi
kapasitas isi 200 L, kapasitas bak pengumpul ceceran minyak pelumas bekas 110
% x 200 L = 220 L.
6 Pertanyaan No. 5 Halaman II-14 >> koreksi kembali dan pindahkan menjadi lampiran Rintek Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran
Penyimpanan Limbah B3
7 Tambahkan : pada denah agar ditambahkan keterangan posisi limbah B3 (oli bekas dimana Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran hal 11
posisinya, majun dimana posisinya, lampu TL dimana posisinya, dst)
8 Koreksi kembali kapasitas bak pengumpul Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai kemasan terbesar yang akan Lampiran hal 3
digunakan adalah drum besi kapasitas isi 200 L, kapasitas bak pengumpul
ceceran minyak pelumas bekas 110 % x 200 L = 220 L.
Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai kebutuhan kapasitas bak
pengumpul ceceran minyak pelumas bekas (220 L), dimensi rencana adalah
panjang 60 cm x lebar 60 cm x dalam 60 cm.
9 Pertanyaan No. 14 Matrik UKL-UPL >> tambahkan bentuk pengelolaan LB3
Menyimpan LB3 dalam kemasan sesuai dengan karakteristik LB3 dan diletakkan di TPS Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 Bab III hal 19
LB3, Menyimpan LB3 sesuai dengan masa simpan berdasarkan PermenLHK 6/2021,
Menyerahkan LB3 ke pihak ketiga pengelola lanjutan yang memiliki izin
10 Bentuk pemantauan LB3
Pengawasan pada saat menempatkan dan/atau memindahkan Limbah B3 dari ruang Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 Bab III hal 19
Penyimpanan Limbah B3, Pemeriksaan terhadap kemasan Limbah B3, Pencatatan kegiatan
Penyimpanan Limbah B3, Pengawasan terhadap prosedur housekeeping, Melaporkan
dokumen pencatatan ke instansi penerbit Persetujuan Lingkungan (frekuensi pelaporan
minimal 1 x 6 bulan)
Page 3 of 4
2 Pertanyaan No. 16 Matriks RKL-RPL -- Pemantauan Getaran mengacu KepmenLH 49/1996 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Getaran >> Analisa data mengacu Bab III hal 14
tentang Baku Tingkat Getaran. Baku Tingkat Getaran Mekanik sesuai Lampiran II Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : 49 Tahun 1996
9. Roy Defrinaldi (DPMPTSP Provinsi Sumbar)
1 Pertanyaan no. 5 halaman II-31 dan 33 -- belum menjelaskan alasan kenapa terdapat Telah menjadi muatan dokumen : 2. Rencana Produksi -- Sesuai recovery Bab II hal 24
perbedaan produksi antara produksi batuan peledakan 407.680 ton/tahun dengan rencana produksi tambang, jumlah raw material 458.640 ton per-tahun (rata-rata 1.274 ton
produksi raw material 360.00 ton/tahun. per-hari). Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton
per-hari untuk waktu kerja 20 jam. Artinya, sebagian besar raw material juga
diangkut ke lokasi kegiatan pihak lain.
10. Sekretariat
1 Pertanyaan No. 2 poin l -- Rincian teknis limbah B3 agar mengacu kepada PermenLHK No. 6 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 -- Rincian Teknis Lampiran
Tahun 2021 dan surat arahan Direktur Pengelolaan LB3 dan Non LB3 KLHK No. Penyimpanan Limbah B3
S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 tanggal 21 Februari 2022 perihal Arahan Integrasi
Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Lingkungan.
2 Pemrakarsa/konsultan disarankan agar mengecek kembali kelengkapan administrasi UKL- Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis Dokumen
UPL dengan mengacu ke PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
TIM PENYUSUN
Page 4 of 4
RISALAH PERBAIKAN FORMULIR UKL-UPL RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUAN PT. BUKIT SAFA MARAWA
(Sesuai Pemeriksaan Penanggung Jawab Materi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat - Tanggal 01 September 2023)
Page 1 of 2
d Komponen lingkungan erosi permukaan jalan pada tahap pengupasan dan penyimpanan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 3 dan
tanah pucuk tidak ada pada Gambar 20 dan Tabel 3.2 Tabel 3.2 hal 12
e Komponen lingkungan erosi permukaan jalan pada tahap penggalian dan penimbunan tanah Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 3 dan
penutup tidak ada pada Gambar 20 dan tabel 3.2 Tabel 3.2 hal 14
f Komponen lingkungan geomorfologi, sedimentasi, kualitas air permukaan, biota aquatic dan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 3 dan
sikap dan persepsi masyarakat pada tahap penambangan tidak ada pada Gambar 20 dan Tabel 3.2 hal 15 sd hal 16
Tabel 3.2
g Komponen lingkungan penurunan kualitas udara dan kebisingan, geomorfologi, koefisien run Telah menjadi muatan dokumen : dampak yang akan terjadi merupakan perbaikan
off, sedimentasi, biota aquatic pada tahap reklamasi operasi produksi tidak ada pada Tabel kualitas lingkungan -- bersifat menguntungkan
3.2
h Komponen lingkungan penurunan kualitas udara dan kebisingan, geomorfologi, koefisien run Telah menjadi muatan dokumen : dampak yang akan terjadi merupakan perbaikan
off, sedimentasi, biota aquatic pada tahap reklamasi pasca operasi tidak ada pada Tabel 3.2 kualitas lingkungan -- bersifat menguntungkan
i Komponen lingkungan gangguan biota aquatic pada tahap pembangunan dan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 Bab III hal 3
pengoperasian basecamp tidak ada pada Gambar 20
j Tambahkan nilai baku mutu setiap parameter untuk komponen lingkungan penurunan Tabel 3.2
kualitas udara dan kebisingan serta penurunan kualitas air permukaan
k Jumlah tenaga kerja pada hal. II-13 sebanyak 55 orang sedangkan pada Tabel 3.2 sebanyak Telah diperbaiki sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 >> jumlah Bab III hal 4 dan
50 orang tenaga kerja 55 orang hal 21
l Hal. III-15 terdapat dampak perubahan bentang alam dan munculnya persepsi masyarakat Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 15 sd
pada kegiatan pengambilan batuan. Apakah maksudnya kegiatan penambangan?. Agar Tabel 3.2 >> kegiatan penambangan hal 16
disesuaikan kembali urutan kegiatannya
m Sumber dampak pada tahap reklamasi pasca operasi sesuaikan dengan Tabel 3.1 Telah menjadi muatan dokumen : dampak yang akan terjadi merupakan perbaikan
kualitas lingkungan -- bersifat menguntungkan
4 Agar melengkapi video drone lokasi rencana usaha
5 Agar ditambahkan pada lampiran :
a Lembar hasil uji komposisi kualitas tanah lokasi rencana kegiatan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 6 Lampiran
b CV. Penyusun Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 8 Lampiran
c Dokumentasi penempelan pengumuman permohonan penerbitan Persetujuan Lingkungan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 5 Lampiran
d Jawaban Notulen 1 September 2023 Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 9 Lampiran
TIM PENYUSUN
Page 2 of 2
RISALAH PERBAIKAN FORMULIR UKL-UPL RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUAN PT. BUKIT SAFA MARAWA
(Sesuai Pemeriksaan Penanggung Jawab Materi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat - Tanggal 07 September 2023)
1 Tabel 3.1, Gambar 20 dan Tabel 3.2 Inkonsitensi dampak lingkungan yang timbul
a Komponen lingkungan sedimentasi pada tahap pembangunan sarana dan prasarana tidak Telah menjadi muatan dokumen : Gambar 20 -- Pendangkalan Badan Air Bab III hal 3
ada pada Gambar 20 dan Tabel 3.2
Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 -- Bab III hal 9
Pendangkalan Badan Air
b Tabel 3.2 -- pada tahap reklamasi operasi produksi tambahkan pada kolom 2 : perbaikan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 -- Bab III hal 19
kualitas udara dan kebisingan, perbaikan fisiografi, perbaikan hidrologi serta perbaikan tanah Perbaikan Iklim Mikro, Perbaikan Kualitas Udara dan Kebisingan, Perbaikan
dan lahan Bentang Alam, Perbaikan Hidrologi serta Perbaikan Tanah dan Lahan
c Tabel 3.2 -- pada tahap reklamasi pasca operasi tambahkan pada kolom 2 : perbaikan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 -- Bab III hal 21
kualitas udara dan kebisingan, perbaikan fisiografi, perbaikan hidrologi serta perbaikan tanah Perbaikan Iklim Mikro, Perbaikan Kualitas Udara dan Kebisingan, Perbaikan
dan lahan Bentang Alam, Perbaikan Hidrologi serta Perbaikan Tanah dan Lahan
2 Agar melengkapi video drone lokasi rencana usaha Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : melalui WA
3 Agar ditambahkan pada lampiran :
a CV. Penyusun agar ditanda tangani Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 8 Lampiran
b Dokumentasi penempelan pengumuman permohonan penerbitan Persetujuan Lingkungan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 5 Lampiran
TIM PENYUSUN