119-407-1-SM 2

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

FAKTOR PERSALINAN SECSIO CAESAREA

DI RUMAH SAKIT IMANUEL BANDAR LAMPUNG

Marlina
Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
Email: [email protected]

Abstract: Factor of Sectio Caesarea in Immanuel Hospital Bandar Lampung. The number of
mother’s death in developing country is 230/100.000 alive giving birth where as in developed
country is 16/100.000 alive giving birth. The number of mother’s death recently also high enough
in demografi research result and Indonesian healthy 2013 shows that the number of mother’s death
increase sharply compare the research which is done in 2007. The research in 2007 can
228/100.000 alive giving birth where as the research in 2013 AKI increase become 359/100.000
alive giving birth. In 2010 the mother’s death increase become 145 cases, in 2011 there is 122
cases, in 2012 the mother’s death increase again note 144 death cases. In 2013 based on the report
from district shows that all mother’s death cases is 146 cases. The factors which relationship with
section caesaria childbirth in Immanuel Hospital Bandar Lampung 2014. Method: In this research
the writer uses analytic it is the research to get the accurate description from problem characteristic
to classify a data and taking data which relate with good number which is gotten for measuring or
value from a data which is gotten by cross sectional research planning. Result: There is a
significant relationship between mother’s age, KPD, Gravida, Fetus weight and plasenta position
with SC giving birth and there is no relationship significantly between pregnancy distance and
fetus position with SC childbirth.

Keywords: Sectio caesarea, Mother factor, Fetus factor

Abstrak: Faktor Persalinan Secsio Caesarea di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung.
Angka kematian ibu di negara berkembang adalah 230/100.000 kelahiran hidup sedangkan di
negara maju yaitu 16/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia saat ini juga
cukup tinggi pada hasil penelitian demografi dan kesehatan indonesia tahun 2013 menunjukkan
bahwa angka kematian ibu meningkat tajam dibanding penelitian yang dilakukan pada tahun 2007.
Penelitian tahun 2007 dapat 228/100.000 kelahiran hidup sedangkan pada penelitian tahun 2013
AKI meningkat menjadi 359/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 kematian ibu meningkat
menjadi 145 kasus, tahun 2011 terdapat 122 kasus, tahun 2012 kematian ibu kembali mengalami
peningkatan tercatat sebesar 144 kasus kematian, tahun 2013 berdasarkan laporan dari kabupaten
terlihat bahwa kasus kematian ibu seluruhnya adalah 146 kasus. Tujuan Penelitian diketahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan Persalinan Secsio Caesarea di Rumah Sakit Immanuel
Bandar Lampung Tahun 2014. Metode Penelitian dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis
penelitian analitik, merupakan jenis penelitian untuk mendapatkan gambaran akurat dari
karakteristik masalah mengklasifikasi kan suatu data dan pengambilan data yang berhubungan
dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun nilai dari suatu data yang
diperoleh dengan rancangan penelitian cross sectional. Hasil penelitian ada hubungan signifikan
usia ibu, KPD, paritas, berat janin dan letak plasenta dengan persalinan SC dan tidak ada
hubungan signifikan antara jarak kehamilan dan letak janin dengan persalinan SC.

Kata Kunci: Sectio caesarea, Faktor ibu, Faktor janin

Kehamilan dan persalinan memerlukan yaitu adanya hambatan yang dialami janin
proses yang fisiologis namun keadaan patologis maupun ibu, namun tidak sedikit SC dilakukan
atau komplikasi dapat saja muncul pada saat karena permintaan ibu yang tidak mau
kehamilan sampai pada proses persalinan melahirkan secara normal karena alasan takut
(Mocthar, 2010). Salah satu persalinan yang (Sadiman, 2010).
sering terjadi adalah persalinan dengan secsio Persalinan SC memiliki resiko lima kali
caesarea (Prawiroharjo, 2010). lebih besar terjadi komplikasi dibanding
Saat ini secsio caesarea (SC) menjadi tren persalinan normal. Faktor yang paling banyak
karena berbagai alasan dalam 20 tahun terakhir. adalah faktor anastesi, pengeluaran darah oleh
Peningkatan ini terjadi karena berbagai alasan ibu selama proses operasi, komplikasi penyulit,
57
58 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, hlm 57-65

endometritis (radang endometrium), panggul yang sangat berat dan neoplasma yang
tromboplebitis (pembukuan darah pembuluh menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relatif,
balik), embolisme (penyumbatan pembuluh kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi
darah) dan pemulihan bentuk dan letak rahim keadaan adalah sedemikian rupa sehingga
menjadi tidak sempurna. Komplikasi lain yang kelahiran lewat SC akan aman bagi ibu, anak atau
dapat bersifat ringan adalah kenaikan suhu tubuh pun keduanya dan bayi yang sehat dan tidak ada
selama beberapa hari pada masa nifas, kesulitan.
Perencanaan kehamilan kembali juga Alasan melakukan secsio caesarea yang di
membutuhkan waktu cukup lama. Pemulihan rencanakan meliputi: bayi tidak dalam posisi
persalinan yang berlangsung lama sehingga ibu dekat turunnya kepala dengan tanggal jatuh
dapat lebih lama tinggal di rumah sakit, dan tempo persalinan, penyakit jantung yang dapat
otomatis biayanya semakin mahal. Selain itu diperburuk karena stres kerja, infeksi yang dapat
karena pemulihanya lebih lama akibat sayatan menular kebayi selama kelahiran pervaginam, ibu
yang belum kering dan masih sakit, ibu akan yang lebih dari satu bayi (kelahiran multiple),
menunda aktifitas lebih lama dibandingkan riwayat SC sebelumnya ( prawiroharjo, 2010).
dengan ibu yang melahirkan alami. Termasuk Menurut Manuaba, 2005 faktor resiko
hubungan seksual dan olah raga sehingga terjadinya persalinan SC antara lain faktor medis:
penurunan berat badan berlangsung lebih lama, letak sungsang, perdarahan ante partum,
selain itu seorang ibu yang mengalami SC hanya kehamilan prematuritas, kehamilan resiko tinggi,
dibatasi memiliki 3 anak saja. kehamilan ganda, preeklamsi berat, kegagalan
SC berhubungan dengan peningkatan 2 induksi dan SC berulang, permintaan SC
kali lipat resiko mortalitas ibu dibandingkan pada sedangkan dari faktor non medis adalah : trauma
persalinan pervaginam. Kematian ibu akibat persalinan, estetika, menentukan tanggal lahir
operasi SC menunjukan angka 1 per 1.000 dan rekomendasi keluarga.
persalinan. Menurut benson dan pernolls 2009, WHO (World Health Organization)
angka kematian pada operasi SC 40 sampai 80 mengatakan standar rata-rata operasi SC sekitar
tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini 5-15%, Bahkan data WHO Global survei on
menunjukan resiko 25 kali lebih besar dibanding Maternal and perinatal Health 2011
persalinan pervaginam. Untuk kasus karena menunjukkan 46,1% dari seluruh kelahiran
infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dengan SC. Menurut statistik tentang 3.509 kasus
dibandingkan persalinan pervaginam, komplikasi SC yang disusun oleh Peel dan Chamberlain,
tindakan anastesi sekitar 10% dari angka indikasi untuk SC adalah disproporsi janin
kematian ibu (Farrel, 2010). panggul 21%, gawat janin 14%, Plasenta previa
Dampak yang sering timbul dalam 11%, perna secsio caesarea 11%, kelainan letak
persalinan SC antara lain adalah infeksi yang janin 10%, pre eklamsi dan hipertensi 7% . Di
banyak disebut sebagai morbilitas pasca operasi. China salah satu negara dengan SC meningkat
Kurang lebih 90% dari morbilitas pasca operasi draktis dari 3,4% 1988 menjadi 39,3% pada
disebabkan oleh infeksi seperti: infeksi rahim, tahun 2010.
infeksi kandung kemih, infeksi usus dan infeksi Di indonesia, presentasi operasi SC sekitar
luka bekas operasi. Apabila infeksi tidak segera 5-15%, dirumah sakit pemerintah sekitar 11%,
diatasi dan dalam jangka waktu yang lama dapat sementara dirumah sakit swasta bisa lebih dari
menyebabkan infeksi yang berlarut sampai 30%. Menurut SDKI 2012, angka kejadian SC di
dengan sepsis yang dapat mengakibatkan Indonesia 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau
kematian terhadap ibu. Komplikasi dapat 22,8% dari seluruh persalinan. menurut data riset
disebabkan oleh persalinan dengan ketuban pecah kesehatan (RISKESDAS, 2013) menunjukkan SC
dini, ibu yang menderita anemia, hipertensi, 9,8%, dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta
sangat gemuk, gizi yang buruk, sudah menderita (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara
infeksi sebelum melahirkan, dan dapat juga (3,3%).
disebabkan oleh penyakit lain seperti ibu Angka persalinan SC di provinsi Lampung
menderita penyakit diabetus melitus. Dengan tahun 2013 menurut hasil Riskesdas sekitar 4,5%,
pemberian antibiotik profilaksis dapat mengatasi angka kejadian secsio caesarea di Kota Bandar
infeksi yang terjadi (Indiarti, 2011). Lampung pada tahun 2012 adalah 3.401 dari
Indikasi SC bisa diindikasi absolut atau 170.000 persalinan (20%) dari seluruh persalinan
relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran (Dinkes Propinsi Lampung, 2012).
lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana Hasil pra survey tanggal 1-2 November
merupakan indikasi absolut untuk secsio 2014, angka persalinan SC di RS Imanuel Way
abdominal. Diantaranya adalah kesempitan Halim tahun 2012 dari 100% ibu bersalin ada
Marlina, Faktor Persalinan Secsio Caesarea di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung 59

24,8% yang bersalin secara normal dan 75,2% b. Berdasarkan kategori usia ibu
dengan tindakan SC. Dengan sebagian besar
berparitas primipara dan grande multipara. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia Ibu
Sejak tahun 2012 angka SC terus Usia Ibu f (%)
mengalami peningkatan hingga tahun 2014. Beresiko 72 22,7
Tahun 2012 terdapat 998 pra kasus, dan tahun
Tidak Beresiko 245 77,3
2013 sebanyak 1163 pra kasus dengan persalinan
normal 233 dan tindakan SC 930. Tahun 2014 Jumlah 317 100
bulan november mencapai 342 persalinan dengan Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
persalinan SC sebanyak 221. Proporsi penyebab pada kategori usia ibu ternyata 22,7% merupakan
persalinan SC tahun 2013 adalah ketuban pecah usia berisiko.
dini 32 kasus (9,3%), letak sungsang 67 kasus
(19,59%), gagal induksi 25 kasus (7,3%), riwayat c. Berdasarkan Ketuban Pecah Dini
secsio caesarea 58 (16,9%), faktor resiko umur
12 kasus (3,5%), paritas 19 kasus (5,5%), jarak Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ketuban Pecah
kehamilan 5 (1,7%) PEB 2 kasus (0,5%). Dini
Ketuban Pecah Dini
f (%)
(KPD)
METODE KPD 63 19,9
Tidak KPD 254 80,1
Jenis penelitian ini analitik, dengan Jumlah 317 100
pendekatan cross sectional, sebagai populasi
Berdasarkan tabel 3,diketahui ternyata
semua ibu bersalin di RS Imanuel Bandar
19,9% ibu yang bersalin di RS Imanuel Bandar
Lampung dari Januari sampai dengan Desember
Lampung tahun 2014 mengalami KPD.
2014. Sampel menggunakan total sampling,
yaitu semua ibu bersalin di RS Imanuel Bandar
d. Berdasarkan paritas
Lampung Tahun 2014.
Pengumpulan data dengan cara observasi
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ibu menurut
medical record, untuk pengumpulan data
Paritas
mengenai identitas ibu bersalin dengan faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian SC Paritas f (%)
dan lembar cheklist untuk pengumpulan data Primipara 63 19.9
mengenai ibu bersalin dengan persalinan SC. Multipara 254 80.1
Jumlah 317 100

HASIL Memperhatikan tabel 4, diketahui 80,1%


ibu yang bersalin di RS Imanuel Bandar
Analisis Univariat Lampung tahun 2014 adalah termasuk memiliki
paritas multifara.
Variabel independent penelitian iniadalah
usia, paritas, ketuban pecah dini dan jarak
e. Berdasarkan Jarak Kehamilan
kehamilan, sedangkan Variabel dependent ialah
SC. Hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ibu menurut
Jarak Kehamilan
a. Berdasarkan kategori Ibu Jarak kehamilan f (%)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Berisiko 181 57.1
Ibu f (%) Tidak berisiko 136 42.9
Secsio Caesarea 258 81,4 Jumlah 317 100

Tidak Secsio caesarea 59 18,6 Berdasarkan tabel 5, diketahui ternyata


57,1% ibu yang bersalin di RS Imanuel Bandar
Jumlah 317 100 Lampung tahun 2014 memiliki jarak kehamilan
yang termasuk berisiko.
Berdasarkan tabel 1,diketahui ternyata
81,4% ibu yang bersalin di RS Imanuel Bandar
Lampung tahun 2014 adalah secara SC.
60 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, hlm 57-65

f. Berdasarkan Berat Janin


Berdasarkan tabel 7, diketahui 82,6%
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berat Janin ibu yang bersalin di RS Imanuel Bandar
Berat Janin f (%) Lampung tahun 2014 memiliki letak janin
Berisiko 81 25.6 belakang kepala.
Tidak berisiko 236 74.4
Jumlah 317 100 h. Berdasarkan Letak Plasenta

Berdasarkan tabel 6, diketahui ternyata Tabel 8. Distribusi Frekuensi Letak Plasenta


25,6% ibu yang bersalin di RS Imanuel Bandar Letak Plasenta f (%)
Lampung tahun 2014 memiliki berat janin Menutup Jalan Lahir 151 50,7
termasuk berisiko.
Tdk Menutup Jalan Lahir 92 49,3
g. Berdasarkan Letak Janin Jumlah 298 100
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Letak Janin Dengan memperhatikan tabel 8, diketahui
Letak Janin f (%) 50,7% ibu yang bersalin di RS Imanuel Bandar
Tidak Letak Belakang Kepala 55 17.4 Lampung tahun 2014 memiliki letak Plasenta
Letak Belakang Kepala 262 82.6 menutup jalan lahir.
Jumlah 317 100

Analisa Bivariat
a. Berdasarkan Usia Ibu
Tabel 9. Hubungan Usia Ibu dengan Persalinan SC
Kategori Ibu Total
Secsio Tidak Secsio
Usia Ibu p value OR (95% CI)
caesarea Caesarea n %
n % n %
Berisiko 65 90.3 7 9.7 72 22.7 0,042 2,502 (1,083-5,782)
Tidak Berisiko 193 74.8 51 21.2 245 77.3
Total 258 81,4 59 18,6 317 100
Berdasarkan tabel 9, diketahui 90,3% usia persalinan SC, dengan OR= 2,502 berarti ibu
ibu yang berisiko melahirkan secara SC dan yang yang memiliki usia beresiko memiliki risiko
tidak SC hanya 9,7%. bersalin dengan SC 2,502 kali lebih besar
Hasil analisis statistik diketahui terdapat dibandingkan dengan yang usia tidak berisiko.
hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan

b. Berdasarkan Ketuban Pecah Dini


Tabel 10. Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Persalinan SC
Kategori Ibu Total
Ketuban Secsio Tidak Secsio
p value OR (95% CI)
Pecah Dini Caesarea Caesarea n %
n % n %
KPD 64 24.8 7 11.9 71 22.4 0,048 2.451 (1.060-5.666)
Tidak KPD 194 78.9 52 88.1 246 77.6
Total 258 81.4 59 18.6 317 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui ibu Ada hubungan yang signifikan antara ibu
yang mengalami ketuban pecah dini dan yang mengalami ketuban pecah dini dengan SC
melahirkan SC (24,8%) dan yang tidak dengan di RS Imanuel Bandar Lampung tahun 2014,
SC 11,9 %. OR= 2,451, berarti ibu yang mengalami ketuban
pecah dini memilki risiko 2,451 kali lebih besar
Marlina, Faktor Persalinan Secsio Caesarea di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung 61

melahirkan secara SC dibandingkan denganh yang tidak KPD.

c. Berdasarkan Paritas
Tabel 11. Hubungan Paritas dengan Persalinan SC
Kategori Ibu Total
Secsio Tidak Secsio
Paritas p value OR (95% CI)
Caesarea Ceasarea n %
n % n %
Beresiko 60 95.2 3 4.8 63 19.9 0,0000 5,657 (1.709-18.722)
Tidak Beresiko 198 78 56 22 254 80.1
Total 258 81.4 59 18.6 317 100

Berdasarkan tabel 11, diketahui ibu yang ibu yang memiliki paritas beresiko memiliki
memiliki paritas berisiko 95,2 % melahirkan SC, risiko melahirkan secara SC 5,567 kali lebih
dan yang tidak secara SC hanya 4,8%. besar dibandingkan dengan ibu yang tidak
Terdapat hubungan signifikan antara berisiko.
paritas dengan SC di RS Imanuel Bandar
Lampung tahun 2014 dengan OR= 5,567, berarti

d. Berdasarkan Jarak Kehamilan

Tabel 12. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Persalinan SC


Kategori Ibu Total
Secsio Tdk Secsio
Jarak Kehamilan p value
Caesarea Caeserea n %
n % n %
Berisiko 146 80.7 35 19.3 181 57.1 0,813
Tidak Berisiko 112 82.4 24 17.6 136 42.9
Total 258 81.2 59 18,8 317 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui ibu Tidak ada hubungan yang signifikan
yang memiliki jarak kehamilan berisiko antara jarak kehamilan dengan persalinan SC di
melahirkan secara SC sebanyak 80,7%, dan yang RS Imanuel Bandar Lampung tahun 2014.
tidak secara SC 19,3%.

e. Berdasarkan Berat Janin


Tabel 13. Hubungan Berat Janin dengan Persalinan SC Berdasarkan Jarak Kehamilan
Kategori Janin Total
Secsio Tidak Secsio
Berat Janin p value OR (95% CI)
Caesarea Caesrea n %
n % n %
Beresiko 79 97.5 2 2.5 81 25.6 0,000 12.578 (2.996-52.805)
Tidak Beresiko 179 78 57 22 236 74.4
Total 258 81.4 59 18.6 317 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui ibu Imanuel Bandar Lampung tahun 2014 dengan
yang memiliki berat janin dalam kategori OR= 12.578, berarti ibu yang memiliki berat
berisiko, dan bersalin secara SC sebanyak 97,5%, janin dalam kategori berisiko memiliki risiko
dan yang tidak SC 2,5%. bersalin SC 12.678 kali lebih besar dibandingkan
Terdapat hubungan signifikan antara berat dengan yang berat janinnya dalam kategori tidak
janin yang berisiko dengan persalinan SC di RS berisiko.
62 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, hlm 57-65

f. Berdasarkan Letak Janin

Tabel 14. Hubungan Letak Janin dengan Persalinan SC


Kategori Janin Total
Tidak Secsio
Letak Janin Secsio Caesarea p value
Caesrea n %
n % n %
Tdk Letak Belakang
49 89.1 6 2.5 55 17.4
Kepala
Letak Belakang Kepala 209 79.8 53 22 262 82.6 0,154
Total 258 81.4 59 18.6 317 100

Berdasarkan tabel 14, diketahui ibu yang Tidak ada hubungan yang signifikan
memilikiletak janin tidak letak belakang kepala antara berat janin dengan persalinan SC di RS
dan melahirkan secara SC adalah 89,1% dan Imanuel Bandar Lampung tahun 2014.
yang tidak secara SC 2,5%.

g. Berdasarkan Letak Plasenta

Tabel 15. Hubungan Letak Plasenta dengan Persalinan SC


Kategori Janin Total
Letak Plasenta Secsio Tidak Secsio p value OR (95% CI)
Caesarea Caesarea n %
n % n %
Beresiko 52 94.5 3 2.5 55 17.4 0,000 4.712 (1.418-15.655)
Tidak Beresiko 206 78.6 56 21.4 262 82.6
Total 258 81.4 59 18.6 317 100

Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui presentasi operasi SC sekitar 5% sementara untuk
bahwa ibu yang memiliki janin dengan letak RS swasta bisa mencapai lebih dari 30%.
plasenta berisiko dan bersalin secara SC lebih Angka persalinan secara SC 81,4 % di
banyak (94,5%) dibandingkan dengan yang RS Imanuel Bandar Lampung tahun 2014, ini
bersalin tidak secara SC (2,5%). dapat terjadi karena komplikasi persalinan yang
Terdapat hubungan signifikan antara letak berhubungan dengan faktor ibu sehingga untuk
plasenta yang berisiko dengan persalinan SC di menyelamatkan ibu dan bayi harus dilakukan
RS Imanuel Bandar Lampung tahun 2014, OR= tindakan SC dan ada juga ibu yang tidak ada
4,712 berarti ibu yang memiliki janin dengan komplikasi namun mengalami SC hal ini atas
letak plasenta berisiko memiliki risiko dasar permintaan ibu untuk melakukan tindakan
melahirkan secara SC 4,712 kali lebih besar SC.
dibandingkan dengan yang letak plasentanya
tidak berisiko. b. Hubungan Faktor Usia Ibu dengan SC
Hasil uji statistik chi-square menunjukkan
ada hubungan signifikan antara usia ibu dengan
PEMBAHASAN
SC di RS Imanuel Bandar Lampung tahun 2014
dengan OR= 2,502.
a. Persalinan Secsio Caesarea
Sesuai dengan teori Prawiroharjo (2010),
Diketahui dari 317 (100%) total pada usia kurang dari 20 tahun organ-organ
persalinan yang ada pada ibu bersalin di RS reproduksi tidak dapat berproduksi secara
Imanuel Bandar Lampung pada tahun sempurna sehingga bisa terjadi kehamilan dan
2014.Yang mengalami SC sebanyak 258 persalinan akan lebih mudah mengalami
(81,4%). Hal ini tidak sesuai dengan standar komplikasi yang dapat mengakibatkan persalinan
WHO standar operasi SC disebuah negara SC. Selain itu kekuatan otot peritonium dan otot
pertahun adalah 5-11% dan secara nasional perut belum bekerja secara optimal sehingga
Marlina, Faktor Persalinan Secsio Caesarea di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung 63

sering terjadi persalinan lama yang memerlukan ketuban inferior rapuh ini lah yang dapat
tindakan seperti SC. menyebabkan terjadinya persalinan SC. Resiko
Ibu hamil berumur muda juga memiliki infeksi ibu dan bayi meningkat pada KPD, yang
kecenderungan perkembangan kejiwaanya belum dapat meningkatkan inseden SC ataupun gagal
matang sehinga belum siap menjadi ibu dan persalinan normal (Prawiroharjo, 2010).
menerima kehamilanya, hal ini dapat berakibat Penelitian setianingrum (2008), menunjukan
terjadinya komplikasi obstetri yang dapat adanya hubungan signifikan antara SC dengan
meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal. KPD.
Faktor resiko untuk melahirkan sulit pada ibu Menurut analisa peneliti pada kategori ibu
yang belum perna melahirkan pada kelompok yang mengalami KPD dengan SC dengan 64 Ibu
umur dibawah 20 tahun dan pada kelompok ternyata mengalami KPD sebelum waktu
diatas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari melahirkan, hal ini dapat terjadi pada akhir
kelompok umur reproduksi sehat 20-35 tahun. kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
Menurut analisa peneliti, persalinan yang melahirkan pada keadaan ini harus segera
sebagian besar mengalami SC 258 (81.4%) di RS dilakukan SC sebelum janin terinfeksi. Ibu yang
Imanuel Bandar Lampung karena pada saat ini mengalami KPD memiliki kejiwaan yang belum
banyak wanita yang melakukan hubungan seks matang sehingga ibu belum siap merasakan rasa
diluar nikah sehingga terjadi kehamilan pertama sakit pada saat persalinan secara normal.
dibawah usia 20 tahun dan banyak pula wanita Pada kategori KPD, ibu yang mengalami
yang mengejar karir sehingga kehamilan pertama KPD tetapi tidak SC sebanyak 7, hal ini
pada usia diatas 30 tahun sehingga beresiko disebabkan karena kekuatan his pada ibu.
tinggi untuk ibu dan bayi perlu dilakukan SC. Pada kategori ibu yang tidak mengalami
Pada kategori usia ibu yang beresiko tetapi KPD tetapi mengalami SC (194) hal ini
tidak mengalami SC sebanyak 7 (9,7%) peneliti dikarenakan atas permintaan ibu untuk
berpendapat ibu yang beresiko tapi dapat melakukan tindakan SC, hal ini dikarenakan
melahirkan secara normal karena ibu masih kejiwaan yang belum matang sehingga ibu belum
punya kekuatan HIS yang cukup, kontraksi otot- siap merasakan rasa sakit pada saat persalinan
otot perut yang baik, sehingga mampu secara normal.
mendorong janin keluar secara normal tanpa
melakukan tindakan SC. d. Hubungan Faktor Paritas dengan SC
Pada kategori usia ibu yang tidak beresiko
tetapi mengalami SC sebanyak 193 (74,8%) Hasil uji statistik menunjukkan ada
peneliti berpendapat hal ini atas dasar permintaan hubungan signifikan antara paritas dengan SC di
ibu untuk melakukan tindakan SC, hal ini RS Imanuel Bandar Lampung pada tahun 2014,
dikarenakan kondisi ibu yang memiliki OR= 5,567.
kecenderungan perkembangan kejiwaan yang Prawirohardjo (2010), Paritas adalah
belum matang sehingga ibu belum siap jumlah anak yang telah dilahirkan seorang wanita
merasakan rasa sakit pada saat persalinan secara dalam keadaan hidup maupun mati selain itu juga
normal. paritas merupakan keadaan wanita yang berkaitan
dengan jumlah anak yang dilahirkan, paritas juga
c. Hubungan Faktor Ketuban Pecah Dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
(KPD) dengan SC persalinan secara SC, paritas faktor yang
berpengaruh terhadap hasil konsepsi.
Hasil uji statistik chi square p-value< α Klasifikasi Paritas antara lain Primipara,
yaitu 0,048< 0,05 dengan demikian ada yaitu seorang wanita yang telah melahirkan
hubungan signifikan antara KPD dengan SC di seorang anak yang cukup besar untuk hidup
RS Imanuel Bandar Lampung pada tahun 2014 didunia luar. Tanpa mengingat janinya hidup atau
dengan OR= 2,451. mati pada saat lahir. kematian maternal dibawah
Rukiyah, Ai Yeyeh (2010), menyatakan usia 20 tahun (primi muda beresiko) ternyata 2
ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya sampai 5 kali lebih tinggi untuk terjadinya
ketuban sebelum waktunya melahirkan, hal ini tindakan SC karena mempengaruhi His
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh menyebabkan meningkatnya SC oleh karena
dari sebelum waktunya melahirkan. kemajuan persalinan yang gagal dan kematian
KPD disebabkan oleh karena kontraksi maternal juga meningkat pada usia diatas 30
uterus dan peregangan berulang, selaput ketuban tahun (primi tua beresiko) karena usia tua
pecah karena pada daerah tertentu terjadi mengalami penyulit kehamilan yang tinggi
perubahan biokimia yang menyebabkan selaput seperti kematian maternal, preeklamsia, eklamsia,
64 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 1, April 2016, hlm 57-65

diabetes gestasional, plasenta previa, sulosio harus diambil karena jarak persalinan yang
plasenta, pendarahan post partum dan yang pendek akan meningkatkan resiko terhadap ibu
lainya. dan anak (Mochtar, 2000). Hal ini disebabkan
Sedangkan multipara (2 anak atau lebih ) karena bentuk dan fungsi organ reproduksi belum
pada usia kehamilan yang produktif (20 sampai kembali dengan sempurna sehingga fungsinya
30) tahun paling aman di tinjau dari sudut akan terganggu apabila terjadi kehamilan dan
kematian maternal. Resiko pada primipara muda persalinan kembali. Jarak antara dua persalinan
beresiko dengan primipara tua beresiko dapat di yang terlalu dekat menyebabkan meningkatnya
tangani dengan asuhan obsetrik lebih baik yaitu anemia yang dapat menyebabkan BBLR,
tindakan bedah SC. Berikutnya adalah Multipara, kelahiran preterm, dan lahir mati, yang
yaitu seorang wanita yang telah pernah mempengaruhi proses persalinan dan faktor bayi
melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana (Kusumawati, 2010).
persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali . Jarak kehamilan yang terlalu jauh
Menurut analisa peneliti tentang paritas berhubungan dengan bertambahnya umur ibu.
ibu primipara 57 dan ibu multipara 241, ibu Hal ini akan terjadi proses degeneratif,
primipara yang mengalami SC sebanyak 47 melemahnya kekuatan fungsi-fungsi otot uterus
dikarenakan usia ibu dibawah 20 tahun (primi dan otot panggul yang menyebabkan kekuatan
muda) yang dapat mempengaruhi intensitas HIS his tidak adekuat sehingga banyak terjadi partus
yang menyebabkan terjadinya SC dan pada lama yang mengakibatkan perlunya tindakan SC
primipara tua beresiko (30 tahun keatas) (Winkjosastro, 2005)
memiliki penyulit kehamilan yang tinggi seperti Diketahui dari 317 (100%) persalinan di
kematian maternal, preeklamsia, hipertensi dan RS Imanuel Bandar Lampung tahun 2014. Pada
kesakitan serta kematian perinatal. kategori jarak kehamilan ibu yang beresiko
Pada kategori paritas, ibu beresiko sebanyak 181(50,7%) dan ibu yang beresiko
sebesar 63 yang mengalami SC sebanyak 60 hal tidak SC sebanyak 136 (42,9%) . Hasil uji
ini dikarenakan multipara beresiko (berusia diatas statistik tidak ada hubungan yang signifikan
30 tahun) memiliki penyulit kehamilan yang antara jarak kehamilan dengan SC di RS Imanuel
tinggi seperti preeklamsia, hipertensi dan Bandar Lampung Tahun 2014.
kesakitan serta kematian perinatal. Menurut analisa peneliti hubungan faktor
Pada kategori beresiko yang tidak SC ibu dengan kejadian SC di RS Imanuel Bandar
sebanyak 3 hal ini dikarenakan usia ibu masuk Lampung tahun 2014, seperti tabel 12 dari 317
didalam usia produktif dan ibu tidak masuk persalinan yang sebagian besar jarak kehamilan
dalam golongan multipara beresiko. ibu yang mengalami jarak kehamilan tidak
beresiko sebanyak 112 (82,4%) karena ibu sudah
e. Hubungan Jarak Kehamilan dengan SC pernah melakukan SC pada persalinan
pertamanya.
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada
hubungan signifikan antara jarak kehamilan f. Hubungan Berat Janin dengan Persalinan
dengan SC di RS Imanuel Bandar Lampung SC
pada tahun 2014.
Jarak kehamilan adalah suatu Diketahui bahwa dari 317 persalinan yang
pertimbangan untuk menentukan kehamilan yang ada di RS Imanuel Bandar Lampung tahun 2014.
pertama dengan kehamilan berikutnya (Depkes pada kategori berat janin beresiko dengan SC
RI, 2000). Secara medis, rahim sebenarnya sudah sebanyak 79 (97.5%) dan ibu yang bereiko tidak
siap untuk hamil kembali 3 bulan setelah SC sebanyak 2 (2.5%).
melahirkan. Namun berdasarkan catatan statistik Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
penelitian bahwa jarak kelahiran yang aman Manuaba, bahwa pada keadaan berat janin yang
antara anak satu dengan lainya adalah 27 sampai besar menyebabkan janin sukar melewati jalan
32 bulan. Pada jarak ini ibu akan memiliki bayi lahir karena kepala yang besar tidak dapat
yang sehat serta selamat saat melewati proses melewati panggul serta bahu yang lebar sulit
kehamilan (Salmah,2006) melalui rongga panggul sehingga tindakan SC
Seorang wanita setelah melahirkan yang dilakukan, untuk mencegah terjadinya
membutuhkan dua sampai tiga tahun untuk distosia bahu dan asfiksia yang dapat
memulihkan tubuhnya dan mempersiapkan mempengaruhi kehidupan bayi selanjutnya.
dirinya pada persalinan berikutnya serta memberi
kesempatan pada luka untuk sembuh dengan baik
bila jarak terlalu pendek maka tindakan SC yang
Marlina, Faktor Persalinan Secsio Caesarea di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung 65

g. Hubungan Letak Janin dengan SC tetap tinggi, menurut analisa peneliti masih
Persalinan SC banyak ibu yang melaksanakan persalinan SC
karena social, tidak ingin merasakan sakit pada
Diketahui bahwa persalinan yang masuk proses persalinan, nyeri pada proses inpartu dan
kategori berat janin yang letak belakang kepala sebagainya.
dengan SC sebanyak 209 (79%) dan ibu yang
beresiko tidak SC sebanyak 53 (20.2%).
Pada penelitian ini tidak sesuai dengan SIMPULAN
teori Manuaba, bahwa posisi dalam kondisi
sungsang atau mellintang serta kelainan letak Ada hubungan signifkan antara usia ibu,
janin menyebabkan bayi tidak dapat melewati KPD, paritas, berat janin dan letak plasenta
panggul dengan normal, sehingga tindakan SC dengan persalinan SC dan tidak ada hubungan
menjadi alternaitf persalinan. yang signifikan antara jarak kehamilan dan letak
Dalam keadaan normal pada ibu bersalin di janin dengan persalinan SC di RS Imanuel
RS Imanuel indikasi untuk melakukan persalinan Bandar Lampung tahun 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Benson, P dan Pernoll. 2009. Buku saku Obstetry Kusumawati. 2010. Fakor-Faktor Resiko Yang
Gynecology William. Jakarta: EGC Berpengaruh Terhadap Persalinan dengan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Tindakan. Tesis diterbitkan di Semarang:
Kementerian Kesehatan Republik Program Pasca Sarjana Universitas
Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar Dipenogoro.
2013. Jakarta. Kusumawati F. 2010. Buku Ajar Keperawatan.
Chamberlain & Peel. 2011. ABC Asuhan Jakarta; Salemba Medika.
Persalinan. Jakarta: Penerbit Buku Manuaba. 2005. Ilmu kebidanan penyakit
Kedokteran, EGC. kandungan dan keluarga berencana untuk
Departeman Kesehatan RI. 2000. Pedoman pendidikan bidan Jakarta: EGC.
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan (Edisi IV).
Ibu, dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: Depkes Jakarta: Bina Pustaka.
RI. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan.
Depkes 2000. Pedoman Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwno
Jakarta. Prawirohadjo.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012, Sadiman dan M. Ridwan. 2010. Faktor-Faktor
Bidang Kesehatan Ibu dan Anak Tahun yang Berhubungan dengan Persalinan
2012. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Seksio Caesaria di RSUD Ahmad Yani
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2013. Profil Metro Tahun 2008. Jurnal Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun “Metro Sai Wawai”. Vol. II No. 2: 1-10.
2013 di unduh di Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
www.translate.com/english/pada-tahun- 2012. diunduh di
2013-ini-dinas-kesehatan-provinsi- http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Has
lampung-akan-melanjutkan-program- il%20Penelitian/SDKI%202012/Laporan%
unggulan-gubernur-lam/9953864. 20Pendahuluan%20SDKI%202012.pdf.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2012. Profil Salmah, dkk. 2006. Asuhan kebidanan
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun antenatal. Jakarta: EGC
2012. Bandar Lampung. Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. 2010. Asuhan
Farrel, B., & Puchalski, C.M. 2010. Evaluation Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
of the FICA Tool for Spiritual Assessment. Jakarta: Trans Info Media.
Journal of Pain and Symto Management, Winkjosastro. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan.
Vol. 40, No.2 Diakses 13 Maret 2015. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Indiarti. 2011. Panduan Lengkap Kehamilan, Prawirohardjo
Persalinan dan Perawatan Bayi. WHO. 2011. Global Survei on Maternal and
Jogyakarta: Jogyakarta Publishing Perinatal Health.

You might also like