Dewi Fransisca

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

E-ISSN: 2809-8544

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN


TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
STIKES Abdi Nusantara, Indonesia
Email: [email protected]

Abstract
Anxiety during pregnancy up to the third trimester affects the birth process, child growth and
development, premature birth, low birth weight babies (LBW), prolonged labor, mental and motoric
disorders of children, even to the death of the mother. In providing midwifery care, one of the
competencies midwives must have been the ability to communicate in midwifery services. The ability
to communicate will underline efforts to solve client problems, facilitate the provision of assistance
to clients, both medical services and psychological services provided with a therapeutic
communication approach. Objective: The objective was to determine the effect of midwife
therapeutic communication on the anxiety level of delivery mothers at Budi Medika Clinic. Methods:
This type of research is a quantitative experiment with a quasy experimental research design. 30
mothers who gave birth at the Budi Medika Clinic during the study period were examined with a
questionnaire instrument. Bivariate analysis will be carried out with the dependent t test. Results:
Based on bivariate analysis, it showed that giving midwives therapeutic communication to mothers
in labor can reduce the anxiety level of mothers in labor and is statistically significant (p value 0.007
<0.05). Conclusion: There is an effect of midwife therapeutic communication on the anxiety level of
the mother in labor.
Keywords: Therapeutic Communication, Midwives, Maternity, Anxiety

Abstrak
Kecemasan selama kehamilan sampai trimester ketiga mempengaruhi proses persalinan,
pertumbuhan perkembangan anak, lahir premature, berat bayi lahir rendah (BBLR), partus lama,
gangguan mental dan motorik anak, bahkan sampai dengan kematian ibu. Dalam memberikan asuhan
kebidanan salah satu kompetensi bidan yang harus dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi dalam
pelayanan kebidanan. Kemampuan berkomunikasi akan mendasari upaya pemecahan masalah klien,
mempermudah pemberian bantuan kepada klien, baik pelayanan medik maupun pelayanan psikologi
yang diberikan dengan pendekatan komunikasi terapeutik. Tujuan: untuk mengetahui Pengaruh
Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin di Klinik Budi Medika.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen dengan desain studi adalah Desain
penelitian quasy eksperiment. 30 Ibu bersalin yang bersalin di Klinik Budi Medika selama periode
penelitian telah diteliti dengan instrument Kuisioner. Analisi bivariat akan dilakukan dengan
dependent t test. Hasil: Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa pemberian komunikasi
terapeutik bidan terhadap ibu bersalin dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu bersalin dan secara
statistic signifikan (p value 0.007 < 0.05). Kesimpulan terdapat pengaruh komunikasi terapeutik
bidan dengan tingkat kecemasan ibu bersalin.
Kata kunci: Komunikasi Terapeutik, Bidan, Ibu Bersalin, Kecemasan

PENDAHULUAN
Kecemasan merupakan respons emosional bagi orang sakit, orang yang dirawat,
mereka yang mengalami perubahan dalam diri maupun lingkungannya, termasuk mereka
yang sedang dalam persalinan. Kecemasan dan ketakutan pada ibu melahirkan bisa terjadi
meskipun tetap dalam batas normal (Mardjan,2018).

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK 2427
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

Kecemasan selama kehamilan sampai trimester ketiga mempengaruhi proses


persalinan, pertumbuhan perkembangan anak, lahir premature, berat bayi lahir rendah
(BBLR), partus lama, gangguan mental dan motorik anak, bahkan sampai dengan kematian
ibu (Mardjan, 2018).
Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99%
dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian ibu
merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah
persalinan (WHO, 2018).
Upaya menurunkan angka kematian Ibu adalah salah satu prioritas dalam target SDG’s
yaitu pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga 70 per 100.000 kelahiran
hidup. Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang
paling utama bagi bidan. Dalam hal ini peranan bidan dalam memberikan bantuan dan
dukungan pada ibu terutama pada saat bersalin agar seluruh rangkaian proses persalinan
berlangsung dengan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi melalui berbagai
upaya yang terintegritas dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan kebidanan
persalinan yang optimal (Prawirohardjo S., 2018).
Dalam memberikan asuhan kebidanan salah satu kompetensi bidan yang harus dimiliki
adalah kemampuan berkomunikasi dalam pelayanan kebidanan. Kemampuan
berkomunikasi akan mendasari upaya pemecahan masalah klien, mempermudah pemberian
bantuan kepada klien, baik pelayanan medik maupun pelayanan psikologi yang diberikan
dengan pendekatan komunikasi terapeutik (Oktarina, 2018).
Komunikasi terapeutik didefinisikan sebagai komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada profesi kebidanan,
komunikasi terapeutik menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam
mengimplementasikan tindakan yang menyangkut dalam bidang kesehatan. Tujuan
komunikasi terapeutik adalah membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran, membantu mengambil tindakan yang efektif pada pasien, membantu
memengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri. Kualitas asuhan kebidanan yang
diberikan kepada pasien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan bidan-pasien. Bila bidan
tidak memperhatikan hal ini, hubungan bidan-pasien tersebut bukanlah hubungan yang
memberi dampak terapeutik yang mempercepat proses kesembuhan pasien, tetapi
merupakan hubungan sosial biasa (Oktarina, 2018).
Berdasarkan latar belakang diatas membuat peneliti tertarik untuk melakukan studi
kasus karena masih banyak ibu bersalin yang mengalami kecemasan saat proses persalinan.
Sehingga peneliti tertaik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi
Terapeutik Bidan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin di Klinik Budi Medika Tahun
2023”.

TINJAUAN PUSTAKA
Persalinan menurut Prawirohardjo (2018) adalah proses membuka dan menipisnya
serviks, dari janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana serviks dan

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2428 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan dalam kurung setelah 37 minggu tanpa disertai dengan
penyulit menurut (Sulfianti, 2020).
Menurut Sri Anggraini (2021) perubahan psikologis selama persalinan yaitu :
1. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala I
a. Kala I Fase Laten
Pada awal persalinan, kadang pasien belum cukup yakin bahwa ia akan
benar-benar melahirkan meskipun tanda persalinan sudah cukup jelas. Pada tahap ini
penting bagi orang terdekat dan bidan untuk meyakinkan dan memberikan support
mental terhadap kemajuan perkembangan persalinan. Seiring dengan kemajuan
proses persalinan. Seiring dengan kemajuan proses persalinan dan intensitas rasa
sakit akibat his yang meningkat, pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah.
Ia akan selalu menanyakan apakah ini sudah hamper berakhir? pasien akan
senang setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam (vaginal touch) dan berharap bahwa
hasil pemeriksaan mengindikasikan bahwa proses persalinan akan segera berakhir.
Beberapa pasien akhirnya dapat mencapai suatu coping mechanism terhadap rasa
sakit yang timbul akibat his, misalnya dengan pengaturan napas atau dengan posisi
yang dirasa paling nyaman.
b. Kala I Fase Aktif
Memasuki Kala I fase aktif, Sebagian besar pasien mengalami penurunan
stamina dan sudah tidak mampu lagi untuk turun dari tempat tidur, terutama pada
primipara. Pada fase ini pasien sangat tidak suka diajak bicara atau diberi nasehat
mengenai apa yang seharusnya ia lakukan. Ia lebih fokus untuk berjuang
mengendalikan rasa sakit dan keinginan untuk meneran.
Hal yang paling tepat untuk dilakukan adalah membiarkan pasien mengatasi
keadaannya sendiri namun tidak meninggalkannya. Pada beberapa kasus akan sangat
membantu jika suami berada di sisinya sambal membisikkan doa di telinganya.
Secara singkat berikut perubahan psikologis pada ibu bersalin kala I yaitu Perasaan
tidak enak, Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi, Sering memikirkan
apakah persalinan berjalan normal, Menganggap persalinan sebagai percobaan,
Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya, Apakah
bayinya normal apa tidak, Apakah ia sanggup merawat bayinya, Ibu merasa cemas.
c. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala II
Menurut Sondakh (2013) mengungkapkan bahwa perubahan emosional atau
psikologi dari ibu bersalin pada Kala II ini semakin terlihat, di antaranya yaitu
Emotional distress, Nyeri menurunkan kemampuan mengendalikan emosi, dan cepat
marah, Lemah, Takut, Kultur (respons terhadap nyeri, posisi, pilihan kerabat yang
mendampingi, perbedaan kultur juga harus diperhatikan).
d. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala III dan IV

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2429 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

Sesaat setelah bayi lahir hingga 2 jam persalinan, perubahan psikologis ibu
masih sangat terlihat karena kehadiran buah hati baru dalam hidupnya. Adapun
perubahan psikologis ibu bersalin yang tampak pada Kala III dan IV yaitu Bahagia
Cemas dan Takut

Menurut Townsend and Morgan (2017) dijelaskan dalam American Psychiatric


Association (APA) pada tahun 2013 kecemasan adalah perasaan tidak nyaman, ketakutan
atau ketakutan terkait dengan antisipasi bahaya, yang sumbernya sering tidak spesifik atau
tidak diketahui. Kecemasan dianggap sebagai gangguan (patologis) Ketika ketakutan dan
kecemasan berlebihan (dalam konteks budaya) serta ada hubungan dengan gangguan pada
fungus sosial dan pekerjaan.
Menurut Louise (2013) kecemasan direntangkan mulai dari normal sampai dengan
panik dan rentang tersebut dikenal sebagai tingkat kecemasan atau Levels of anxiety.
Adapun level tersebut, yaitu normal, kecemasan ringan (mild anxiety), kecmasan sedang
(moderate anxiety), kecemasan berat (severe anxiety) dan status panik (panic state).
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan pasien. Artiya komunikasi antara orang-
orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menagkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi terapeutik adalah suatu
pengalaman bersama antara perawat-klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah
klien. Maksud komukasi adalah untuk memengaruhi prilaku orang lain. Komunikasi
terapeutik direncakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien. Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan paling bermakna dalam
prilaku manusia. Pada profesi keperawatan dan kebidanan, komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplenentasikan proses
keperawatan atau manajemen kebidanan. (Walyani E.S, 2015)

METODE
Penelitian ini bertema tentang pengaruh komunikasi terapeutik bidan dengan tingkat
kecemasan ibu bersalin di Klinik Budi Medika. Adapun variable harus dikaji adalah
penerapan komunikasi terapeutik, tingkat kecemasan ibu bersalin. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif eksperimen dengan desain studi adalah Quasy Eksperimen. Tehnik pemilihan
sampel dilakukan tidak secara acak, dan jenis uji statistik yang digunakan adalah uji paired
sampe T Test/Dependent T Test pada program SPSS. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu bersalin yang menjalani persalinan normal di Klinik Budi Medika Tangerang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Ibu Bersalin di Klinik
Budi Medika Tahun 2023
No Karakteristik Frekuensi Presentase

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2430 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

1 Usia
< 20 tahun 8 orang 26,7 %
20 – 35 tahun 12 orang 40 %
> 35 tahun 10 orang 33,3 %
2 Pendidikan
SD 4 orang 13,3 %
SMP 9 orang 30 %
SMA 13 orang 43,3 %
Perguruan Tinggi 4 orang 13,3%
3 Pekerjaan
Bekerja 15 orang 50 %
Tidak bekerja 15 orang 50 %
4 Riwayat Obstetri
Primigravida 19 orang 63,3 %
Multigravida 8 orang 26,7 %
Grande multigravida 3 orang 10 %

Berdasarkan table 1 dapat dilihat bahwa distibusi frekuensi karakteristik responden


ibu bersalin di Klinik Budi Medika Tahun 2023. Pada karakteristik usia, sebagian besar
responden berada pada kategori usia 20 – 35 tahun yaitu 12 orang (40%) dari 30
responden. Pada karakteristik pendidikan, sebagian besar responden memiliki riwayat
pendidikan terakhir SMA yaitu 13 orang (43,3%) dari 30 responden. Pada kategori
pekerjaan jumlah Ibu bersalin yang bekerja di Klinik Budi Medika yaitu sebanyak 15
orang (50%) dan ibu bersalin yang tidak bekerja sebanyak 15 orang (50%) dari 30
responden. Pada kategori riwayat obstetri, sebagian besar responden memiliki riwayat
obstetri primigravida yaitu sebanyak 19 orang (63,3%) dari 30 responden.

Tabel 2. Distribusi frekuensi Tingkat Kecemasan dan pelaksanaan komunikasi


terapeutik di Klinik Budi Medika Tahun 2023
No Karakteristik Frekuensi Presentase
1 Komunikasi
Terapeutik 23 orang 76,7 %
Baik 7 orang 23,3 %
Tidak baik
2 Tingkat
Kecemasan 19 orang 63,3 %
Tidak cemas 6 orang 20 %
Kecemasan ringan- 5 orang 16,7 %
sedang
Kecemasan berat
Sumber: Juli 2023

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2431 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi pada kedua variabel
penelitian yaitu penerapan komunikasi terapeutik dan tingkat kecemasan pada ibu
bersalin. Pada kategori penerapan komunikasi terapeutik, mayoritas responden
mengatakan bahwa penerapan komunikasi terapeutik di Klinik Budi Medika dalam
kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (76,7%) dari 30 responden. Pada kategori tingkat
kecemasan, mayoritas responden tidak cemas yaitu 19 orang (63,3%) dari 30 responden.

Tabel 3. Uji Normalitas Data


Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Tingkat Kecemasan ,512 23 ,000
,646 7 ,001
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan table hasil uji normalitas data dapat dilihat bahwa nilai signifikansi
< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Karena data
diketahui tidak terdistribusi normal, maka uji hipotesis dilakukan secara non parametrik
yaitu menggunakan uji Wilcoxon.

2. Analisis Bivariat
Pengaruh Komunikasi Terapeutik Bidan Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin di
Klinik Budi Medika
Tabel 4 Pengaruh Komunikasi Terapeutik Bidan Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Bersalin di Klinik Budi Medika
Test Statisticsa
Tingkat Kecemasan -
Komunikasi terapeutik
Z -2,714b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,007
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Berdasarkan table analisis bivariat diketahui bahwa Asymp. Sig diperoleh yaitu
0,007 atau p<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh komunikasi
terapeutik Bidan terhadap tingkat kecemasan Ibu bersalin di Klinik Bina Medika. Data
menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang baik dapat menjadikan ibu bersalin
tidak merasa cemas lebih sering dari komunikasi yang tidak baik. Sehingga komunikasi
terapeutik dapat diterapkan dalam asuhan kebidanan untuk mengurangi kecemasan pada
ibu yang akan/sedang melahirkan.

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2432 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yusnita Rita (2018) Hasil uji statistik
menggunakan tabel silang didapat nilai p < 0,05 (0.004) sehingga hipotesa alternatif
dalam penelitian ini diterima, yang berarti ada hubungan antara komunikasi teurapetik
bidan dengan kecemasan ibu bersalin di ruang kebidanan dan bersalin Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Pidie Tahun 2018.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Hasil distibusi frekuensi karakteristik responden ibu bersalin di Klinik Budi Medika
Tahun 2023. Pada karakteristik usia, sebagian besar responden berada pada kategori usia
20 – 35 tahun yaitu 12 orang (40%) dari 30 responden. Pada karakteristik pendidikan,
sebagian besar responden memiliki riwayat pendidikan terakhir SMA yaitu 13 orang
(43,3%) dari 30 responden. Pada kategori pekerjaan jumlah Ibu bersalin yang bekerja di
Klinik Budi Medika yaitu sebanyak 15 orang (50%) dan ibu bersalin yang tidak bekerja
sebanyak 15 orang (50%) dari 30 responden. Pada kategori riwayat obstetri, sebagian
besar responden memiliki riwayat obstetri primigravida yaitu sebanyak 19 orang (63,3%)
dari 30 responden.
2. Dari data hasil distribusi frekuensi pada kedua variabel penelitian yaitu penerapan
komunikasi terapeutik dan tingkat kecemasan pada ibu bersalin. Pada kategori penerapan
komunikasi terapeutik, mayoritas responden mengatakan bahwa penerapan komunikasi
terapeutik di Klinik Bina medika dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (76,7%)
dari 30 responden. Pada kategori tingkat kecemasan, mayoritas responden tidak cemas
yaitu 19 orang (63,3%) dari 30 responden.
3. Berdasarkan Uji statistik dilakukakn untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel
komunikasi terapeutik dan variabel tingkat kecemasa. Hasil uji statistik dengan wilcoxon
test pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa Asymp. Sig diperoleh yaitu 0,007 atau p<0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh komunikasi terapeutik Bidan
terhadap tingkat kecemasan Ibu bersalin di Klinik Bina Medika. Data menunjukkan
bahwa komunikasi terapeutik yang baik dapat menjadikan ibu bersalin tidak merasa
cemas lebih sering dari komunikasi yang tidak baik. Sehingga komunikasi terapeutik
dapat diterapkan dalam asuhan kebidanan untuk mengurangi kecemasan pada ibu yang
akan/sedang melahirkan.

Saran
Diharapkan ibu bersalin lebih percaya diri menjelang proses persalinan dan merasa
aman saat bersalin di tenaga kesehatan karena dilakukan dengan prosedur yang baik dan
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), sehingga ibu bersalin dapat mengurungkan niat
untuk bersalin di luar tenaga Kesehatan.

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2433 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

DAFTAR PUSTAKA
Lasmiatun, K. M. T., Anindita, M., Fauzan, R., Pomalingo, S., Ariyani, H., Putra, R. S. P.,
Rahmadani, P., Sitopu, J. W., & others. (2023). Manajemen Dan Analisis Data. Global
Eksekutif Teknologi. https://books.google.co.id/books?id=Cr29EAAAQBAJ
Sutha, D. W. (2021). Biostatistika. Media Nusa Creative (MNC Publishing).
Dewi, N. (2018). Pengaruh Komunikasi Terapeutik Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala
I di RSUD Kota Kendari. Jurnal Kesehatan.
DinKes, B. (Tahun 2021). Profil Kesehatan Provinsi Banten. Serang: Dinas Kesehatan
Provinsi Banten.
G.J, S. (2015). Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGC.
Intanwati. (2022). Penerapan Aromaterapi Lavender Pada Masker Untuk Mengurangi Nyeri
Persalinan. Jakarta: Pustaka Rumah Cinta.
KemenKes. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Mardjan, D. H. (2018). Pengaruh kecemasan pada kehamilan primipara remaja. Jakarta:
Abrori Institute.
Norlina, S. (2021). Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kecemasan Ibu
Bersalin Di Puskesmas Berangas Kabupaten Barito Kuala . Jurnal Keperawatan Suaka
Insan.
Notoatmojo. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nurjannah, S. (2021). Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tehnik Meneran Pada Ibu
Inpartu Kala I Rsud Palagimata Kota Baubau. Jurnal Antara Kebidanan.
Oktarina, M. (2018). Buku Ajar Komunikasi dalam Praktek Kebidanan. Bengkulu: STIKes
Tri Mandiri Sakti Bengkulu.
Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan . Jakarta : PT. Bina Pustaka .
Prawirohardjo, S. (2018). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Rustam, M. (2013). Sinopsis Obstetri Fisiologi dan patologi Edisi 2. Jakarta: EGC.
S.L, V. (2019). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sri Anggraini, d. (2021). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jawa Barat:
CV Jejak.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulfianti, d. (2020). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Medan: Yayasan Kita menulis.
Sulisdian, d. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Surakarta: CV Oase Group.
Swarjana, I. K. (2022). Konsep pengetahuan, sikap, perilaku, persepsi, stress, kecemasan,
nyeri, dukungan sosial, kepatuhan, motivasi, kepuasan, pandemi Covid-19, akses
layanan kesehatan-lengkap dengan konsep teori, cara mengukur variabel, dan contoh
kuisioner. Bukel.
Syamida, U. (2019). Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kecemasan Pasien
Pre Section Caesarea di RSUD Kota Langsa. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2434 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

Walyani E.S, P. E. (2015). Komunikasi dan Konseling Kebidanan. Yogyakarta: PT. Pustaka
Baru.
WHO. (2018). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. World Bank.
WHO. (2019). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Anak.
Yusnita, R. (2018). Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kesemasan Ibu
Bersalin Di Ruang Kebidanan Dan Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Pidie. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2435 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN
TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN DI KLINIK BUDI
MEDIKA TAHUN 2023
Dewi Fransisca1, Omega DR Tahun2
DOI: https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i8.1248

SIBATIK JOURNAL | VOLUME 2 NO.8 (2023)


2436 https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK

You might also like