webmasterojs2015,+Journal+manager,+P +pungky+hal +26-30
webmasterojs2015,+Journal+manager,+P +pungky+hal +26-30
webmasterojs2015,+Journal+manager,+P +pungky+hal +26-30
Pungky Slamet WK
Biology Department of Mathematics and Natural Sciences Faculty
PGRI Adi Buana University Surabaya
Email : [email protected]
ABTRACT
Snakefish fishing continuously can reduce the number of mature stem gonad great sizenya increasingly few in
number in nature will certainly affect the reduction in seed production in the waters and may even become
extinct. Efforts should be made restoking with laserpuncture technology. Laserpuncture technology has been
shown to accelerate the maturation of the gonads in tilapia, catfish, shrimp, crab, but has never been tried on the
snakefish brood (Channa striata). The purpose of this study to obtain optimum exposure time laserpuncture at the
acupoint of reproduction to increase the value of HSI and GSI snakefish (Channa striata) male parent in order to
get ready for spawning. Research experiments using CRD with 5 treatments and repeated 3 times. To get the
value of HSI and GSI by weighing the weight, liver weight and gonadnya. The sample used in this study
snakefish brood 1 year old male with a weight range from 1100-1400 grams have never spawn. HSI and GSI
value analysis using ANOVA Gen Stat program version 15. The results showed exposure at the acupoint of
reproduction laserpuncture significant effect (P <0.05) increase in the value of HSI and GSI. Laserpuncture
exposure time at the acupoint of reproduction for 4 seconds proved to be optimal to increase the value of HSI
and GSI parent catfish than in controls.
26
Pungky Slamet WK: Optimalisasi Lama Pemaparan Laserpunktur Pada Titik Reproduksi Terhadap Peningkatan Nilai Hepato Somatic Index (Hsi) Dan
Gonado Somatic Index (Gsi) Ikan Gabus (Channa Striata)
gabus terjadi di awal musim penghujan sampai massal, kontinu agar segera tercapai dan benih yang
pertengahan musim penghujan. Induk ikan gabus diperoleh banyak selanjutnya ditebar guna untuk
dapat memijah pertama kali pada umur sekitar 9 mempertahankan populasi yang semakin lama
bulan pada ukuran panjang sekitar 21 cm (Haniffa et berkurang dialam.
al.1996). Di Waduk Kedongombo Jawa Tengah,
ikan gabus betina mulai matang gonad pada ukuran
panjang total 18,5cm (Kartamihardja,1994). MATERI DAN METODE
Permasalahannya di lapangan pemijahan ikan gabus Penelitian ini dilakukan di Unit Pengelola
bersifat musiman. Budidaya Air Tawar (UPBAT) Kepanjen, Malang.
Hal inilah salah satu penyebab menurunnya Penelitian eksperimen menggunakan Rancangan
populasi ikan gabus di alam banyak selain itu juga Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan
disebabkan semakin besarnya ukuran ikan gabus diulang 3 kali. Paparan laserpunktur dilakukan
yang tertangkap saat ini, sehingga diperlukan seminggu sekali selama 8 minggu. Untuk
budidaya ikan ini perlu dikembangkan karena cara mengetahui kecepatan pematangan gonad diukur
budidaya ikan gabus sebetulnya tidak susah cukup dari peningkatan nilai HSI dan GSI. Sampel dalam
dengan pemijahan alami selama musim hujan penelitian ini induk ikan gabus jantan umur 1 tahun
(Bloch,1793). Secara alami, faktor fisiologis dan sebanyak 32 ekor dengan kisaran berat antara 107-
lingkungan dijadikan pertimbangan sebagai isyarat 190 gram hasil tangkapan di perairan Sidoarjo. Ikan
penting dalam merangsang pemijahan pada ikan gabus setelah ditangkap perlu diaklimatisasi sebelum
gabus ini. Pada wilayah tropis, perubahan mendapat perlakuan. Induk ikan gabus ditempatkan
temperatur perairan dan amplitude ketinggian pada kolam terpal berukuran 90cm x 2m x 2m yang
permukaan air disebabkan oleh pergantian musim telah diberi aerasi. Ikan dipuasakan selama 2 hari,
dapat menjadi trigger untuk ikan melakukan hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan pakan
pemijahan (Zairin et al. 2001). komersial setelah ikan mengalami transportasi.
Untuk mengatasinya populasi ikan gabus yang Dosis pakan formula dengan kandungan protein
semakin lama populasinya berkurang dialam maka 36% buatan prabrik Pokphan 781-3 produksi CP
perlu dilakukan restoking secara insitu dengan Prima diberikan sebanyak 4% dari bobot badannya
mengunakan teknologi laserpunktur guna setiap hari. Pakan diberikan pagi dan sore hari.
mendapatkan induk ikan gabus siap untuk Frekuensi pemberian pakan diberikan dua kali sehari
dipijahkan secara massal. Setelah kita peroleh induk yaitu pukul 10.00 WIB dan pukul 16.00 WIB. Proses
ikan gabus matang gonad dan siap dipijahkan, aklimatisasi induk ikan gabus selama dua minggu.
anakan yang diperoleh dibesarkan sampai ukuran Setelah aklimatisasi. Induk ikan gabus dipapar
tertentu selanjutnya ditebarkan lagi ke alam untuk laserpunktur pada titik reproduksi tepatnya di 2/3
menambah jumlah populasinya. Pelepasan anakan di bagian ventral tubuh selama 0, 2, 4, 6, 8
alam dilakukan pada daerah yang bukan sentra detik/minggu selama 8 minggu dan sebagai
penangkapan ikan, sehingga ikan yang ditebar tidak pembanding kelompok tanpa dipapar laserpunktur.
terganggu atau tertangkap baik secara kebetulan Laserpunktur yang digunakan sebagai biostimulasi
maupun sengaja. Teknologi yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah jenis soft laser He-Ne
restoking ini adalah paparan laserpunktur pada titik yang memiliki panjang gelombang 632,8 nm, luas
reproduksi guna mempercepat peningkatan nilai HSI keluaran cahaya 0,2 cm2 dan daya keluaran sinar
dan GSI ikan gabus (Channa striata) jantan. laser 5 mW/cm2 equivalen dengan 0,375 Joul/cm2.
Peningkatan nilai HSI dan GSI sebagai salah satu Laser ini memiliki panjang gelombang dengan
indikator bahwa ikan gabus matang gonad dan induk kisaran aman untuk dipakai sebagai biostimulasi
siap untuk dipijahkan. Hasil penelitian yang organ biologi (Karu, 2000). Setelah 8 minggu induk
dilakukan pada ikan lele menunjukkan bahwa ikan gabus jantan ditimbang untuk mendapatkan
paparan laserpunktur pada titik reproduksi dapat berat badan dan dibiopsi untuk mendapatkan berat
meningkatkan nilai GSI dan mempercepat hepar dan gonadnya. Hasil penimbangan berat
pematangan gonad, memperpendek siklus badan, berat hepar dan berat gonad diperlukan untuk
reproduksi dan merangsang pemijahan dan menentukan nilai Hepato Somatic Index (HSI) dan
pengadaan benih serta pada ikan lele (Kusuma et al., nilai Gonado Somatic Index (GSI). Untuk
2007; Hariani dan Kusuma, 2008, 2009, 2010). menentukan nilai Hepato Somatic Index (HSI).
Diharapkan dari hasil penelitian pada ikan lele ini
dapat diaplikasikan pada ikan gabus dengan tujuan
untuk mendapatkan waktu optimal pemaparan HSI : Hepato Somatic Index
laserpunktur pada titik reproduksi terhadap Wh : Weight hepar (g)
peningkatan nilai HSI dan GSI ikan gabus (Channa Wt : Weight body (g)
striata) jantan guna mendapatkan induk matang (Effendie. 2002).
gonad dan siap untuk dipijahkan dalam sekala
27
Stigma Journal of science 10 (1): 26-30; April 2017 ISSN: 1412 – 1840
© 2017 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya
Selanjutnya untuk menentukan nilai Gonado dengan menggunakan ANOVA satu arah program
Somatic Index (GSI). Gen Stat versi 15, untuk melihat pengaruh antar
perlakuan dan kontrol. Apabila F hitung > F tabel
dengan signifikansi 5% maka dilakukan uji lanjut
dengan uji Duncan dengan taraf signifikan 5%
GSI : Gonado Somatic Index
sehingga dapat diketahui lebih jelas pengaruh antar
Wg : Weight gonad (g)
perlakuannya.
Wt : Weight body (g)
(Effendie. 2002).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata hasil paparan laserpunktur pada titik
ANALISIS DATA
reproduksi berpengaruh signifikan (P<0.05) terhadap
Untuk mengetahui pengaruh induksi
peningkatan nilai HSI induk ikan gabus jantan
laserpunktur pada titik reproduksi ikan gabus
dibandingkan dengan kelompok kontrol (Tabel 1).
terhadap nilai Hepato Somatic Indeks (HSI) dan nilai
Gonado Somatic Indeks (GSI). Hasil pengukuran
peningkatan nilai HSI dan GSI selanjutnya dianalisis
Tabel 1. Nilai rerata dan simpangan baku HSI induk ikan gabus jantan antara kelompok yang diinduksi
laserpunktur dan kontrol.
Lama perlakuan paparan laserpunktur 4 detik laserpunktur pada titik reproduksi jika dibandingkan
optimal untuk peningkatan nilai HSI induk ikan dengan kelompok kontrol. Lama paparan
gabus jantan. laserpunktur 4 detik terbukti optimal untuk
Rata-rata nilai GSI induk ikan gabus jantan meningkatkan nilai GSI induk ikan gabus jantan
meningkat signifikan (P<0.05) setelah dipapar (Tabel 2).
Tabel 2. Nilai rerata dan simpangan baku GSI induk ikan gabus jantan antara kelompok yang diinduksi
laserpunktur dan kontrol.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaparan dan terendah 0,25% dan diikuti dengan peningkatan
laserpunktur pada titik reproduksi induk ikan nilai GSI induk ikan gabus jantan dicapai tertinggi
gabus dapat meningkatkan aktifitas fisiologi dalam sebesar 0,65% pada TKG V dan terendah 0,27%
tubuhnya. Hal ini ditunjukkan bahwa lama pada TKG I. Menurut Effendi (1997), sejalan
pemaparan laserpunktur 4 detik pada titik reproduksi dengan peningkatan berat gonad akibat peningkatan
terbukti optimalisasi untuk meningkatkan nilai HSI pelepasan hormon gonadotropin, maka gonad akan
dan GSI induk ikan gabus jantan. Nilai HSI induk merespon dengan semakin bertambah berat
ikan gabus jantan dicapai tertinggi sebesar 0,58% gonadnya sampai batas maksimum ketika terjadi
28
Pungky Slamet WK: Optimalisasi Lama Pemaparan Laserpunktur Pada Titik Reproduksi Terhadap Peningkatan Nilai Hepato Somatic Index (Hsi) Dan
Gonado Somatic Index (Gsi) Ikan Gabus (Channa Striata)
pemijahan. Namun peningkatan nilai GSI induk ikan Decarboxylase-65 (GAD-65), enzim ini akan
gabus jantan lebih kecil jika dibandingkan dengan merangsang neuron GABAergik untuk mensintesis
nilai GSI induk ikan gabus betina. Menurut Makmur Gama Amino Butiric Acid (GABA) di jaringan otak.
(2003), nilai rataan GSI ikan betina lebih besar dari GABA akan merangsang neuron hipotalamus dan
nilai rataan GSI ikan jantan pada tingkat kematangan neuron hipofisis (Kusuma dkk., 2012c). Ditegaskan
gonad yang sama. Hal ini disebabkan perningkatan oleh (Kah, O. & Dufour, S., 2011; Kusuma dkk.,
berat ovarium selalu lebih besar dari pada (2012b) bahwa GABA akan merangsang neuron
peningkatan berat testis induk ikan gabus. Nilai GSI hipotalamus untuk melepaskan hormon
yang diperoleh pada peneitian ini yaitu 0,65%, hal gonadotropin (GnRH). GnRH akan merangsang
ini mengindikasikan bahwa induk ikan gabus neuron hipofisis untuk melepaskan hormon
merupakan kelompok ikan yang mempunyai nilai gonadotropin (GtH-I dan GtH-II). Selanjutnya GtH-
GSI kecil dan dikategorikan sebagai ikan yang dapat I dan GtH-II dilepaskan secara sistemik, sehingga
memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya. Hal ini kadar GtH-I dan GtH-II dalam serum darah
sesuai dengan Bagenal (1978), menyatakan bahwa meningkat.
ikan yang mempunyai nilai TKG<20% adalah Ditegaskan oleh Kusuma dkk., (2012b) bahwa
kelompok ikan yang dapat memijah lebih dari satu GABA merangsang neuron hypothalamus untuk
kali tiap tahunnya. Hal ini juga sesuai dengan hasil melepaskan hormon gonadotropin (GnRH). GnRH
penelitian Bagenal (1978) dalam Wahyu (2010), selanjutnya akan merangsang neuron hipofisis untuk
yang menyatakan bahwa ikan yang mempunyai nilai melepaskan hormon gonadotropin (GtH-I dan GtH-
GSI lebih kecil dari 20% adalah kelompok ikan yang II). Selanjutnya GtH-I dan GtH-II dilepaskan secara
dapat memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya. sistemik, sehingga kadar GtH-I dan GtH-II dalam
Nilai GSI merupakan salah satu indikator serum darah meningkat. GtH-I dan GtH-II berperan
perkembangan dan kematangan gonad induk ikan merangsang gonad untuk menghasilkan hormon
gabus. steroid yaitu testosteron dan 17β-estradiol yang akan
Peningkatan nilai HSI dan GSI akibat paparan berpengaruh pada spermatogenesis. GtH-I berfungsi
pada titik reproduksi ini dapat terjadi karena paparan untuk merangsang perkembangan dan proliferasi sel
laserpunktur yang di induksikan pada titik sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
reproduksi ini berupa energi gelombang Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
elektromagnetik, selanjutnya jika energi gelombang memulai proses spermatogenesis. GtH-II berfungsi
elektromagnetik ini dipaparkan pada titik reproduksi merangsang sel intersitial atau sel Leydig untuk
energi gelombang elektromagnetik akan menembus mensekresikan hormon testosteron (androgen).
demis sampai epidermis yang kaya akan ujung- ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone)
ujung syaraf perifir, selanjutnya energi gelombang berfungsi mempengaruhi dan merangsang
elektromagnetik ini jika tepat mengenai ujung syaraf perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli
perifir ini energi gelombang elektromagnetik akan untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
diubah menjadi sinyal listrik didalam membran sel Protein) yang memacu pembentukan sperma.
syaraf. Sinyal listrik akan menyebabkan depolarisasi Testosteron dan Androgen Binding Protein (ABP)
membran sel syaraf (Kusuma dkk., 2013). Akibat secara bersama-sama mengendalikan pembentukan
depolarisasi, membran sel syaraf akan mengalami sperma dalam proses spermatogenesis dan
potensial aksi dan membran sel syaraf akan menstimulasi perkembangan spermatogenik. Hal ini
merespon dengan terbukanya saluran Ca2+ mengindikasikan bahwa paparan laserpunktur pada
ektraseluler. Ca2+ ektraseluler akan masuk melalui titik reproduksi dapat meningkatkan kinerja hormon
calcium sensing receptor (CaSR) atau melalui yang merupakan sistem kontrol reproduksi untuk
Voltage Gated Calcium Channels (VGCC) (Berridge mempercepat pertumbuhan, perkembangan dan
dkk., 2000; Clapham, 2007). Akibat masuknya Ca2+ pematangan gonad ikan gabus. Selain itu hasil
ektraseluler ke dalam intraseluler ini, Ca2+ penelitian pada ikan gabus ini dapat membuktikan
intraseluler akan meningkat dan peningkatan bahwa ikan gabus sebagai salah satu jenis ikan
aktivitas Ca2+ dilacak dengan calsineurin, karnivora di perairan rawa terbukti dapat dipelihara
selanjutnya Ca2+ intraseluler akan merangsang dan dikembangbiakan atau dikembalikan ke
gelembung sinaptik untuk melepaskan lingkungan untuk mempertahankan populasi yang
neurotransmitter secara eksositosis ke dalam celah semakin lama berkurang di alam. Namun apabila
sinap. Di celah sinap neurotransmitter akan intensitas penangkapan di perairan terus dilakukan
berikatan dengan reseptor spesifik di postsinap, dan tidak dibatasi frekuensinya maka akan mengarah
akibatnya pada membran sel postsinap dapat pada recruitment overfishing, yaitu penangkapan
eksitatori atau inhibitori. pada ikan-ikan yang telah matang gonad sehingga
Jika ikatan reseptor dengan neurotransmiter di ikan-ikan tersebut tidak memiliki kesempatan untuk
postsinap eksitatori, maka impuls akan dilanjutkan bereproduksi, akibatnya populasi ikan gabus di
sampai akhirnya menuju otak. Di jaringan otak perairan semakin lama semakin berkurang di alam.
akan terjadi serangkaian reaksi fisiologi ditandai (Saputra et al., 2009).
dengan aktifnya enzim Glutamic Acid
29
Stigma Journal of science 10 (1): 26-30; April 2017 ISSN: 1412 – 1840
© 2017 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya
30