JURNAL Isna
JURNAL Isna
JURNAL Isna
1
Risnawati Abdul Haris
2
Lydia Tendean
2
Grace Turalaki
Abstract: Preface. Coffee into a drink that is often consumed by the people, coffee bean coffee
contains 10-15% oil which consists of the compound caffeine, palmatik acid, linoleic acid and acid
stearik. The content of caffeine in coffee can increase the motility of the sperm are not motile by
inhibiting the phosphodiesterase nucleotide cycle and affect the intracellular levels of AMP cycle.
The decline in the quality of spermatozoa in men is Related with an increased the incidence of
stress experienced. Purpose.To determine the effect of coffee on the quality of spermatozoa Wistar
rats were exposed to stress. Methods : The research was conducted using the experimental
methods analytic post-test only control group design. The research was conducted during 50 days
of the month from September to November 2016. Samples were 9 rats were divided into three
groups: a control group (P0) is given only exposure to stress in the form of light, the treatment
group 1 (P1) are given exposure to stress in the form of light and liquid coffee 1 mL / Kg body
weight and the treatment group 2 (P2) are given exposure to stress in the form of light and coffee
extracts. Results of the research showed a significant difference in the concentration and
spermatozoa motility treatment group 1 (P1) to the control group (P0) p <0.05 and significant
differences in spermatozoa motility treatment group 2 (P2) to the control group (P0) p <0,05.
conclusion of the research It was found coffee giving to improve the quality of spermatozoa were
exposed to stress. Stress in this research degrade the quality of spermatzoa
Keyword: Stress, Coffee, Quality of spermatozoa.
Abstrak: Pendahuluan. Kopi menjadi minuman yang sering dikonsumsi kalangan masyarakat,
pada biji kopi terkandung 10 – 15 % minyak kopi yang tersusun dari senyawa kafein, asam
palmatik, asam linoleat dan asam stearik. Kandungan kafein yang terdapat didalam kopi mampu
meningkatkan motilitas spermatozoa yang tidak motil dengan cara menghambat siklus nukleotida
fosfodiesterase dan mempengaruhi level intraseluler dari siklus AMP. Kualitas spermatozoa pada
pria juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti stress.Tujuan. Untuk mengetahui
pengaruh pemberian kopi terhadap kualitas spermatozoa tikus wistar yang terpapar stres. Metode.
Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental analitik dengan pendekatan post-test
only control group design. Penelitian dilakukan selama 50 hari dari bulan September – November
2016. Sampel sebanyak 9 ekor tikus dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : kelompok kontrol (P 0)
hanya diberikan paparan stres berupa cahaya, kelompok perlakuan 1 (P 1) diberikan paparan stres
berupa cahaya dan cairan kopi 1 mL/KgBb dan kelompok perlakuan 2 (P 2) diberikan paparan stres
berupa cahaya dan ekstrak kopi. Hasil. Pada penelitian menunjukan adanya perbedaan yang
signifikan pada konsentrasi dan motilitas spermatozoa kelompok perlakuan 1 (P 1) terhadap
kelompok kontrol (P0) yaitu p<0,05 dan perbedaan yang signifikan pada motilitas spermatozoa
kelompok perlakuan 2 (P2) terhadap kelompok kontrol (P0) yaitu p<0,05. Kesimpulan. Pada
penelitian di dapatkan pemberian kopi meningkatkan kualitas spermatozoa yang terpapar stres.
Stres pada penelitian ini menurunkan kualitas spermatzoa
Kata Kunci: Stres, Kopi, Kualitas Spermatozoa
Dewasa ini kopi menjadi minuman yang Kualitas spermatozoa juga dapat
sering dikonsumsi kalangan masyarakat. dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
Kopi merupakan minuman yang sering stres, pola hidup, dan berbagai perubahan
ditemui, bukan hanya di Indonesia tetapi endokrin.6 Menurut Turner et al, secara
di dunia. Data dari International Coffee umum fungsi normal testis dipengaruhi
Organization, Indonesia berada di urutan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
ke - 4 sebagai Negara produsen kopi internal dalam hal ini suhu tubuh dan
terbesar di dunia tahun 2014 dan urutan pengaturan oleh sistem hipotalamus-
ke-4 sebagai Negara eksportir kopi hipofisis. Dan faktor eksternal dalam hal
terbesar di dunia tahun 2014. Terdapat ini faktor psikologi, masa pencahayaan,
beberapa kandungan pada kopi seperti suhu lingkungan, nutrisi, bahan-bahan
kafein, selulosa, mineral, gula, lipid, kimia tertentu dan hubungan sosial.7
tannin, dan polipenol.1 Berdasarkan latar belakang diatas
Kafein yang terkandung di dalam penulis tertarik untuk mengetahui
kopi, mampu meningkatkan motilitas seberapa jauh pengaruh kopi terhadap
pada spermatozoa yang tidak motil kualitas spermatozoa tikus wistar yang
seperti yang terdapat pada testis dengan terpapar stres.
cara menghambat siklus nukleotida
fosfodiesterase dan mempegaruhi level METODE PENELITIAN
intraseluler dari siklus AMP.2 Kandungan Desain penelitian yang digunakan
kafein pada biji mentah kopi arabika adalah penelitian eksperimental analitik
lebih rendah dibandingkan biji mentah dengan pendekatan post-test only control
kopi robusta, kandungan kafein kopi group design. Penelitian dilakukan pada
robusta sekitar 2,2 % dan Arabika sekitar bulan September 2016 – November 2016.
1,2 %.3 Penelitian dilaksanakan di Bagian Biologi
Beberapa penelitian terhadap Fakultas Kedokteran Kleak Universitas
pengaruh pemberian kopi mendapat hasil Sam Ratulangi Manado. Populasi
yang berdampak positif, seperti penelitian penelitian ini adalah tikus wistar jantan
yang dilakukan oleh Sobreiro et al (Rattus norvegicus). Sampel penelitian
menemukan keterkaitan pada konsumsi ini adalah 9 ekor tikus wistar jantan
kopi dengan peningkatan motilitas (Rattus norvegicus) yang telah memenuhi
spermatozoa.4 Penelitian lain yang dilakukan kriteria Inklusi. Kelompok sampel dibagi
oleh Lopez et al menggatakan menjadi 3 kelompok, yaitu : Kelompok
penambahan kafein pada semen kelinci kontrol hanya di berikan paparan stres
yang disimpan selama 96 jam pada berupa cahaya, kelompok perlakuan 1
konsentrasi 0,2 mM/L dapat diberikan paparan stres berupa cahaya
meningkatkan motilitas spermatozoa.5 dan cairan kopi 1 mL/KgBb, kelompok
perlakuan 2 diberikan paparan stres
berupa cahaya dan ekstrak kopi. Data kelompok kontrol yang hanya diberikan
hasil pemeriksaan dianalisis dengan paparan stres. Sedangkan pada kelompok
program pengolahan data di komputer. perlakuan dan perlakuan 2 didapatkan
peningkatan pada presentase motilitas
HASIL PENELITIAN normal spermatozoa tikus wistar (Rattus
Konsentrasi Spermatozoa norvegicus).
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa Morfologi Spermatozoa
terdapat peningkatan konsentrasi pada
kelompok sampel perlakuan 1 dengan Setelah dilakukan perlakuan
pemberian paparan stres dan cairan kopi pemberian paparan stres berupa cahaya
1 mL/KgBb. dan kopi selama 50 hari maka didapatkan
hasil morfologi spermatozoa tikus wistar
Tabel 1. Hasil Perhitungan Rerata (Rattus norvegicus) yang terbagi menjadi
Konsentrasi Spermatozoa Tikus Wistar dua, yaitu morfologi normal dan
(Rattus norvegicus) setelah perlakuan abnormal
stres dan pemberian kopi selama 50 hari.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Rerata
Rerata Konsentrasi
Kelompok sampel Spermatozoa Morfologi Spermatozoa Tikus Wistar
( 106 per mL ) (Rattus norvegicus) setelah perlakuan
Kontrol (P0) 32.5 stres dan pemberian kopi selama 50 hari.
Perlakuan (P1) 48
Rerata Morfologi
Perlakuan (P2) 14.4
Kelompok Sampel Spermatozoa
Normal Abnormal
Kontrol (P0) 74 26
Motilitas Spermatozoa
Perlakuan 1 (P1) 77 23
Motilitas spermatozoa tikus wistar Perlakuan 2 (P2) 79 21
(Rattus norvegicus) pada masing-masing
kelompok terbagi menjadi 2 kategori, Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa
yaitu : rerata motilitas spermatozoa terdapat kecenderungan penurunan
normal dan rerata motilitas spermatozoa presentase morfologi normal spermatozoa
abnormal tikus wistar (Rattus norvegicus) pada
Tabel 2. Hasil Perhitungan Rerata kelompok kontrol yang hanya diberikan
Motilitas Spermatozoa Tikus Wistar paparan stres. Sedangkan pada kelompok
(Rattus norvegicus) setelah perlakuan perlakuan dan perlakuan 2 didapatkan
stres dan pemberian kopi selama 50 hari. peningkatan pada presentase morfologi
normal spermatozoa tikus wistar (Rattus
Rerata Motilitas
norvegicus).
Kelompok sampel Spermatozoa
Normal Abnormal Uji Komprabilitas Antar Kelompok
Kontrol (P0) 18 82
Tabel 4. Pengujian Rerata Kualitas
Perlakuan 1 (P1) 66 34
Spermatozoa Kelompok Kontrol Terhadap
Perlakuan 2 (P2) 52 48 Kelompok Perlakuan 1 dengan T
Independent.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa
terdapat kecenderungan penurunan
presentase motilitas normal spermatozoa
tikus wistar (Rattus norvegicus) pada
Kualitas Kelompok Kelompok
p
Dari tabel 4 didapatkan adanya perbedaan Spermatozoa Kontrol Perlakuan 1
bermakna pada konsentrasi dan motilitas Konsentrasi 32.5 48 0,001
spermatozoa tikus wista (Rattus Motilitas
18 66 0,003
norvegicus) pada kelompok kontrol dan Normal
perlakuan yaitu p<0,05 Morfologi
74 77 0,492
Normal
Tabel 5. Pengujian Rerata Kualitas kelompok perlakuan 1 dan perlakuan 2
Spermatozoa Kelompok Kontrol Terhadap p<0,05.
Kelompok Perlakuan 2 dengan T
Independent. BAHASAN
Konsentrasi Spermatozoa
Kualitas Kelompok Kelompok p
Perbandingan konsentrasi antara
Spermatozoa Kontrol Perlakuan 2
kelompok kontrol (P0), kelompok
Konsentrasi 32.5 14.4 0,
86 perlakuan 1 (P1) dan kelompok perlakuan
9 2 (P2) didapatkan nilai rerata konsentrasi
Motilitas 18 52 0, yang tinggi pada kelompok perlakuan 1
Normal 03 (P1), sedangkan pada kelompok
5 perlakuan 2 (P2) didapatkan nilai
Morfologi 74 79 0, konsentrasi yang rendah. Hal ini mungkin
Normal 41 dapat disebabkan karena ekstrak kopi
0 yang tidak homogen pada cairan sperma
dan pelarut.
Dari tabel 5 didapatkan adanya perbedaan
bermakna pada motilitas spermatozoa Motilitas Spermatozoa
tikus wista (Rattus norvegicus) antara perbandingan motilitas antara kelompok
kelompok kontrol dan perlakuan 2 kontrol (P0), Kelompok perlakuan (P1)
p<0,05 dan kelompok perlakuan 2 (P2)
Tabel 6. Pengujian Rerata Kualitas didapatkan nilai rerata motilitas yang
Spermatozoa Kelompok Perlakuan 1 tinggi pada kelompok perlakuan 1 (P1),
Terhadap Kelompok Perlakuan 2 dengan T sedangkan pada kelompok kontrol (P0)
Independent. didapatkan nilai motilitas yang rendah.
Kualitas Kelompok Kelompok Kafein meningkatkan produksi siklik
p adenosi monofosfat (cAMP) yang
Spermatozoa Perlakuan 1 Perlakuan 2
0, merangsang gerakan spermatozoa dalam
Konsentrasi 48 14.4 01 sel dengan mengendalikan
5 fosfodiesterase yang menganalisis enzim
0, cAMP yang menggangu stimulasi proses
Motilitas
66 52 12 fosforilasi tirosin pada kapasitasi
Normal
8 spermatozoa dan langsung merangsang
0, gerakan spermatozoa.8
Morfologi
77 79 57
Normal Sedangkan rendahnya nilai motilitas
4
pada spermatozoa tikus kontrol dapat
Dari tabel 6 didapatkan adanya perbedaan disebabkan karena pemberian stres dalam
bermakna pada konsentrasi spermatozoa hal ini berupa cahaya menurut penelitian
tikus wista (Rattus norvegicus) antara yang dilakukan oleh Mailman School of
Public Health and Rutgers School of
Public Health, Columbia University konsentrasi dan motilitas kelompok
menyebutkan bahwa stres psikologis kontrol (P0) dan kelompok perlakuan 2
mempengaruhi konsentrasi, morfologi (P2).
dan kemampuan sperma untuk membuahi Tabel 6 yaitu perbandingan
sel telur. Pam Factor – Litvak, PhD dari konsentrasi antara kelompok perlakuan 1
associate professor of Epidemiology at (P1) dan kelompok perlakuan 2 (P2)
the Mailman School of Public Health didapatkan nilai konsentrasi yang ditinggi
mengatakan pria yang merasa stres lebih pada kelompok perlakuan 1 (P1),
sering memiliki konsentrasi sperma yang sedangkan pada kelompok perlakuan 2
rendah pada saat ejakulasi dan (P2) didapatkan nilai konsentrasi yang
mempunyai gangguan pada motilitas.9 rendah sehingga adanya perbedaan yang
signifikan yaitu p 0,015.
Morfologi Spermatozoa
Perbandingan nilai rerata morfologi KESIMPULAN
antara kelompok kontrol (P0), kelompok Pemberian kopi baik cairan kopi
perlakuan 1 (P1) dan kelompok maupun ekstrak kopi pada tikus wistar
perlakuan 2 (P2) didapatkan nilai rerata (Rattus norvegicus) yang telah di berikan
morfologi yang tinggi pada kelompok paparan stres berupa cahaya sebelumnya
perlakuan 2 (P2), sedangkan pada dapat menyebabkan peningkatan pada
kelompok kontrol didapatkan nilai kualitas spermatozoa yang meliputi
morfologi yang rendah. konsentrasi, motilitas dan morfologi.
Pemberian paparan stres berupa
Uji Komparabilitas Antar Kelompok cahaya dapat menyebabkan penurunan
Tabel 4 yaitu perbandingan kualitas spermatozoa tikus wistar (Rattus
konsentrasi, motilitas dan morfologi noervegicus) yang meliputi konsentrasi,
antara kelompok kontrol (P0) dan motilitas dan morfologi.
kelompok perlakuan 1 (P1) didapatkan
adanya perbedaan yang signifikan pada
konsentrasi dan motilitas kelompok SARAN
kontrol (P0) dan kelompok perlakuan 1 Untuk penelitian selanjutnya
(P1). Nilai perbandingan konsentrasi diperlukan waktu yang lebih lama lagi.
antara kelompok kontrol (P0) dan Perlu dilakukan penelitian lebih
kelompok perlakuan 1 (P1) adalah p lanjut untuk mengetahui manfaat
0,001, nilai perbandingan motilitas kandungan lain yang terdapat di dalam
kelompok kontrol (P0) dan kelompok biji kopi robusta.
perlakuan 1 (P1) adalah p 0,003,
sedangkan nilai perbandingan morfologi DAFTAR PUSTAKA
kelompok kontrol (P0) dan kelompok 1. Mussatto SI. Machado EMS. Martins
perlakuan 1 (P1) adalah p 0,492 yang S. Teixeira JA. Production,
menunjukan tidak adanya perbedaan yang Composition, and Application of coffee
signifikan. and Its Industrial Residues. Food
Bioprocess Technol. 2011;4;661-672
Tabel 5 yaitu perbandingan
2. El-Gaafary, M.N., A.D. Daader, and A.
konsentrasi, motilitas dan morfologi Ziedan. 1990. Effects of caffein on bull
antara kelompok kontrol (P0) dan semen quality and sperm penetration into
perlakuan 2 (P2) didapatkan adanya cervical mucus. Anim. Reprod. Sci., 23:
perbedaan yang signifikan pada 13-90.
3. Spinale and J. James. 1990. Komoditi
Kopi dan Peranannya Dalam
Perekonomian Indonesia. Yogyakarta :
Kanisius
4. Sobreiro BP, Lucon AM, Pasqualotto
FF, Hallak J, Athayde KS, Arap S.
Semen analysis in fertile patients
undergoing vasectomy: reference values
and variations according to age, length of
sexual abstinence, seasonality, smoking
habits and caffeine intake. Sao Paulo
Med J 2005;123: 161 – 166.
5. Lopez F. J. and J.M.R. Alvriano. 2000.
Effects of added caffeine on results
following artificial insemination with
fresh and refrigerated rabbit semen.
Animal Reproduction Science.58:147-
154.
6. Ramlau-Hansen CH, Thulstrup AM,
Bonde JP, et al. Semen quality
according to prenatal coffee and present
caffeine ex- posure: two decades of
follow-up of a pregnancy cohort. Hum
Reprod. 2008;23(12):2799–2805.
7. Turner, C.D & J.T Bagnara. 1976.
General Endocrinology. 6th edition. W.B.
Saunders. Philadelphia.
8. Narges N, Fatemeh T, Abdollhossein S.
Effect of caffeine on motility and vitality
of sperm and in vitro fertilization of
outbreed mouse in T6 and M16 media.
Iranian Journal of Reproductive
Medicine. 2013;11(9):741-46.
9. Mailman School of Public Health. Stress
Degrades Sperm Quality. 2014 May 29
[ cited 2016 Sept 17] Avaible :
https://www.mailman.columbia.edu/publi
c-health-now/news/stress-degrades-
sperm-quality