935-Article Text-2142-1-10-20201114

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

HAMBATAN-HAMBATAN PADA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN DARING DI SMA RIYADHUL JANNAH


JALANCAGAK SUBANG

Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
[email protected]

Abstract

In an effort to respond to the Minister of Education and Culture circular number 2 (2020), SMA
Riyadhul Jannah is still making every effort to realize learning as mandated by the government during
this pandemic by maximizing learning with the e-Learning (Online) model, where all teachers
maximize learning by use various types of online applications in an effort to deliver a variety of
subjects to students. The school also realized it by changing the schedule of teaching and learning
activities; educating COVID-19 to all students; and the use of online learning support media. The
problems that were the obstacles that the researchers found in the implementation of learning activities
of SMA Riyadhul Jannah were taken from the information of three Islamic Education teachers as
research respondents. First, the existence of plagiarism behavior, both plagiarism between students,
and plagiarism from the internet. Second, there is an inaccuracy regarding the collection of students'
answers in completing assignments. Third, there is an internet network (connection) problem
experienced by one of the students due to being in a certain location. So that it resulted in him being
unable to take part in online learning.
Keywords: Implementation Learning, Learning, Online Learning, Covid-19

Abstrak : Sebagai upaya merespon surat edaran mendikbud nomor 2 (2020), SMA Riyadhul Jannah
tetap berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan pembelajaran sesuai dengan yang telah
dimandatkan oleh pemerintah selama masa pandemi ini dengan memaksimalkan pembelajaran
dengan model e-Learning (Daring) yakni seluruh guru memaksimalkan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai jenis aplikasi online dalam upaya menyampaikan berbagai mata pelajaran
untuk peserta didik. Pihak sekolah pun merealisasikan dengan cara mengadakan perubahan jadwal
kegiatan belajar mengajar; pengedukasian COVID-19 kepada seluruh siswa; dan penggunaan media-
media penunjang pembelajaran online. Permasalahan yang menjadi hambatan yang peneliti temukan
pada pelaksanaan pembelajaran siswa SMA Riyadhul Jannah yang diambil dari keterangan tiga guru
PAI sebagai responden penelitian. Pertama, Adanya perilaku plagiarisme baik plagiarisme antar
siswa, maupun plagiarisme dari internet. Kedua, Adanya ketidaktepatan waktu terkait pengumpulan
jawaban siswa dalam menyelesaikan tugas. Ketiga, adanya kendala jaringan (koneksi) internet yang
dialami salah satu siswa karena berada pada lokasi tertentu. Sehingga mengakibatkan ia tidak bisa
mengikuti pembelajaran daring.
Kata Kunci: Pelaksanaan Pembelajaran, Pembelajaran, Pembelajaran Daring, Covid-19

Nusantara : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial


Volume 2, Nomor 3, November 2020; 393-404
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara
Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

PENDAHULUAN

Penyebaran Wabah Corona (Covid-19) telah melanda kepada lebih dari 200 negara
diseluruh dunia, termasuk di dalamnya negara kita Indonesia. Hal ini menjadikan rintangan
tersendiri bagi setiap lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Dalam hal
mengantisipasi menyebarnya virus ini seperti yang kita ketahui, Pemerintah mengeluarkan
kebijakan-kebijakan seperti, sosial distancing, physical distancing, pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) hingga nanti kebijakan yang akan dilaksanakan yakni New Normal.
Hal ini mengharuskan masyarakat untuk diam di rumah, Work From Home, study from
home dan kegiatan lainnya.

Situasi ini menuntut kepada setiap lembaga pendidikan untuk membuat inovasi dalam
proses pembelajaran dan penilaian. Salah satunya ialah dengan melakukan pembelajaran
secara online atau daring (dalam jaringan). Akan tetapi, dalam pembelajaran dan kegiatan
penilaian daring ini tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang nantinya akan menjadi
hambatan, oleh karena itu, diperlukannya berbagai jalan keluar sebagai solusi dan juga
langkah yang diambil dimasa yang akan datang.

Semenjak pertengahan Maret lalu, Pemerintah Indonesia dengan melalui


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama RI menerapkan suatu
kebijakan yakni belajar dan bekerja dari rumah (Work from Home). SMA Riyadhul Jannah
yang berlokasi di Kecamatan Jalancagak Subang adalah salah satu lembaga pendidikan yang
merespon kebijakan tersebut dengan mengeluarkan surat edaran pada tanggal 20 Maret
2020, dengan kebijakan pelaksanaan pembelajaran daring (dalam jaringan) yang mana
dilaksanakan di rumah masing-masing. Dalam pelaksanaan pembelajaran secara on-line atau
daring ini, tentunya menemukan beberapa hambatan terjadi di SMA Riyadhul Jannah salah
satunya oleh siswa kelas.

Kajian terdahulu mengenai hambatan pembelajaran secara daring ini pernah diteliti
oleh beberapa peneliti. Berdasar pada data terbaru (1) Dindin Jamaluddin dkk (2020) yang
meneliti tentang Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru, terkait
tentang Hambatan, Solusi Dan Proyeksi. (2) Darmalaksana,et all (2020) tentang analsis
pembelajaran online masa WFH Pandemik Covid-19 sebagai tantangan pemimpin digital
abad 21, dan (3) Sanjaya (2020) mengkaji tentang 21 refleksi pembelajaran daring di masa
darurat Covid-19.

394 Nusantara : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

Adanya hambatan pada proses pembelajaran dapat menurunkan minat belajar mahasiswa
(Suryani, 2010). Bila ditinjau dari pernyataan tersebut, maka adanya hambatan pada proses
pembelajaran akan berdampak pula pada pelaksanaan pembelajaran di setiap lembaga
pendidikan dan hal itu menjadi permasalahan yang penting untuk dikaji karena dampaknya
pada minat belajar mahasiswa. Arjantodan Sumunar (2018) menyatakan bahwa
pembelajaran daring ini merupakan proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam
bentuk digital sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri. Oleh karena itu
hambatan yang ditemukan pada proses pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Menengah
Atas (SMA) harus di kaji lebih dalam agar dapat ditemukan solusinya dan diharapkan
respon yang diperoleh dari penelitian ini menjadi informasi atau bahan untuk pertimbangan
kebijakan bagi lembaga setiap lembaga dalam melaksanakan kegiatan penilaian di masa
pandemi Covid-19 ini.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode ini dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah diselidiki dengan mengambarkan keadaan
objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya, metode
deskriptif memusatkan perhatiannya pada menemukan fakta-fakta sebagaimana keadaan
sebenarnya (Lexy J. Moloeng 2009). Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Jadi, jenis penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh melalui
interview online pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada guru PAI yang menjadi
responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Realitas Pelaksanaan Pembelajaran Daring Siswa SMA Riyadhul Jannah

Pembelajaran daring merujuk pada pembelajaran yang berbasis pemanfaatan


teknologi. Hal ini memungkinkan pelajar untuk mencoba mengatasi beberapa tugas dan
pengambilan keputusan pada setiap waktu. Salah satu tujuan pembelajaran online adalah

Volume 2, Nomor 3, November 2020 395


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

untuk memaksimalkan keputusan yang telah dibuat pelajar secara online dengan diberi
pengetahuan tentang jawaban yang benar dan informasi tambahan yang dapat diakses
kapan saja (Hoi dkk., 2018). Hal menguntungkan dari peserta didik yang berinteraksi dalam
program online, salah satunya dapat meningkatkan kinerja peserta didik. Siswa dapat
dengan mudah melakukan diskusi yang berfokus pada topik pembelajaran seperti kelas
tradisional (Davies & Graff, 2005). Karakteristik yang paling menonjol dari pembelajaran
online adalah memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi dosen dan mahasiswa terutama
untuk menentukan jadwal belajar online dengan tidak mementingkan lokasi (Bower dkk.,
2015).

Memasuki abad ke-21, pembelajaran online menjadi system yang efektif dan
berprespektif dalam system pendidikan (Lenar et al., 2014). Pembelajaran online dapat
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang tidak bergantung pada ruang dan waktu.
Pembelajaran ini bersifat mandiri untuk pengembangan peserta didik dengan menggunakan
metode dan teknik maupun media dalam kegiatan pembelajaran (Kor et al., 2014;
Iskenderoglu et al., 2012; Isman, 2017). Kegiatan belajar mengajar online sangat fleksibel
karena dapat diakses dimana saja dan melakukan tanpa terhambat waktu dan tempat.
Metode ini dapat memberikan keleluasaan pada pengajar agar dapat memberikan akses
kepada peserta didik untuk mendapatkan referensi lain terkait dengan materi pembelajaran.
Yang selanjutnya mungkin sangat berguna guna meningkatkan kualitas pembelajaran (Lee
et al., 2019; Pardede, 2011; Yaniawati, 2013).

Mengacu pada surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 4 tahun
2020, SMA Riyadhul Jannah merespon dengan baik surat putusan tersebut. Pihak sekolah
kemudian mengadakan rapat internal yang merumuskan untuk menindaklanjuti surat
edaran tersebut dan membuat gugus tugas Covid-19. Berdasarkan dokumen dan informasi
yang didapat, setidaknya ada empat poin utama sebagai respon sekolah dalam menghadapi
masa pandemi, antara lain sebagai berikut.

1. Adanya Perubahan Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar

Perubahan jadwal dan teknis kegiatan belajar mengajar meliputi persingkatan durasi
jam pelajaran, penghapusan Ujian Nasional, dan pengalihan metode belajar dari tatap
muka menjadi online. Hal ini dimaksudkan untuk merespon surat edaran nomor 4 tahun
2020 butir poin nomor 1 yang menjelaskan tentang tidak terpakunya capaian sesuai

396 Nusantara : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

kurikulum yang telah berlaku agar seluruh stakeholder tidak merasa begitu terbebani.
Jadwal kegiatan belajar mengajar pun dirubah menjadi lebih singkat.

Sebelum pandemi, jam belajar disekolah dimulai pukul 07.00-09.30 diselingi dengan
shalat dhuha berjamaah dan istirahat. Lalu dimulai kembali pada pukul 10.20 sampai
dengan pukul 11.40 untuk selajutnya siswa melaksanakan shalat dhuhur berjamaah dan
makan siang. Jam terakhir bertepatan pada pukul 13.00-14.00. Secara keseluruhan,
kegiatan siswa di sekolah berawal dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00 secara
tatap muka langsung. Selama masa pandemi, kegiatan belajar mengajar berganti menjadi
sepenuhnya dirumah via online dengan durasi yang lebih singkat yaitu dari pukul 07.30
sampai dengan pukul 11.30 saja. Jadwal baru ini dilaksakan pada akhir bulan Maret 2020,
tepatnya pada tanggal 30.

2. Pengedukasian Mengenai Covid-19 kepada Siswa

Pada tanggal 14 Maret 2020, SMA Riyadhul Jannah bekerjasama dengan gugus tugas
Covid-19 dan Dinas Kesehatan setempat untuk mengadakan sosialisasi mengenai wabah
ini sebagai upaya pengedukasian akan wabah baru di lingkup pendidikan. Foto dibawah
menunjukan kegiatan sosialisasi tersebut. Adapun foto ini diambil sebelum ada himbauan
dari pemerintah untuk melakukan social dan physical distancing.

Gambar 1. Sosialisasi Covid-19 dari Dinas Kesehatan Setempat

Selanjutnya, dalam minggu pertama pembelajaran online, para guru mata pelajaran
memberikan edukasi lebih lanjut mengenai wabah Covid-19 secara online melalui media
seperti zoom, dan group WhatsApp. Materi ini mencakup penyebaran virus, informasi
kasus terkini serta cara untuk memutus mata rantai Covid-19.

Volume 2, Nomor 3, November 2020 397


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

3. Pelaksanaan Pembelajaran Daring (on-line)

Setelah mendapati berita bahwa virus ini kian mengganas dan mewabah, maka dari
itu SMA Riyadhul Jannah memberlakukan pembelajaran di rumah. Untuk
memaksimalkan proses mengajar dan belajar antara guru dan siswa maka kepala sekolah
menghimbau kepada guru agar menggunakan media yang berupa aplikasi penunjang yang
dapat membantu proses pembelajaran di rumah. Pun sama hal nya bagi guru PAI dimana
mereka dituntut untuk menyampaikan beberapa materinya kepada diswa.

Di bawah ini adalah penggunaan aplikasi online yang dipilih oleh guru-guru PAI di
SMA Riyadhul Jannah Jalancagak Subang dalam menyampaikan tugasnya untuk mendidik
dan mengajar serta mengarahkan siswanya meskipun dalam masa pandemic ini.

Tabel 1. Media atau Platform yang digunakan ketika pembelajaran online


oleh guru PAI SMA Riyadhul Jannah

No. Responden Media yang Digunakan

1. R1 Grup WhatsApp, Zoom, Google Form

2. R2 Grup WhatsApp, Google Form

3. R3 Grup WhatsApp, Google Classroom, Zoom, YouTube

Dari table diatas dapat dibuktikan bahwa media yang popular digunakan oleh guru
PAI di SMA Riyadhul Jannah adalah grup WhatsApp. R1, R2 dan R3 menjelaskan bahwa
social media ini lebih mudah digunakan, efisien dan semua siswa telah mempunyai akun
dalam platform ini. Namun, pada waktu tertentu, para responden menggunakan media lain
agar meminimalisir kejenuhan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Seperti penggunaan
Zoom. R1 memaparkan alasan penggunaan media ini untuk memudahkan berinteraksi
secara langsung bertatap muka secara virtual. Selanjutnya, untuk absensi kehadiran kelas R1
dan R2 menggunakan aplikasi Google Form. Adapun responden 3 menggunakan Grup
WhatsApp untuk memonitor kehadiran siswa. Penggunaan YouTube pun dikombinasikan
dalam pembelajaran untuk materi yang membutuhkan praktek seperti materi tata cara
kewajiban mengurus jenazah agar lebih mudah untuk demonstrasikan. Untuk R3
pengumpulan tugas tertulis memanfaatkan fitur dari google classroom.

398 Nusantara : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

B. Hambatan yang Ditemukan Pada Pelaksanan Pembelajaran Daring Di SMA


Riyadhul Jannah

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring atau online, seringkali ditemukan kendala


ataupun ketidaksesuaian dengan pembelajaran yang seharusnya. Banyak yang berasumsi
bahwa tanggung jawab pengajar dalam melaksanakan pembelajaran online jauh lebih ringan
daripada Pembelajaran tatap muka (Semradova & Hubackova, 2016). Saat ini, sistem
pendidikan menghadapi banyak masalah, dalam masa pandemi COVID-19, pembelajaran
di Indonesia dialihkan menjadi Pendidikan jarak jauh, namun kurangnya peralatan,
personel, sumber daya, dan keterbatasan teknologi pendidikan, serta keterampilan dan
kualitas yang dimiliki pengajar belum mencukupi (Dursun et al., 2013; Jaya, 2017).

Terlebih lagi, Syahfitri et al., (2020) menjelaskan bahwa pembelajaran secara daring
yang dilakukan oleh guru saat ini hanya sebatas pada aktivitas transfer knowledge. Siswa
kurang memiliki pemahaman yang mendalam, merosot taraf berpikir dan tidak mampunya
guru dalam melihat sejauh mana materi ajar dapat mempengaruhi tingkah laku menjadi
tantangan baru bagi para guru. Pentingnya pembelajaran PAI secara tatap muka adalah jika
pembelajaran dilakukan secara tatap muka, peserta didik menerima materi dan melakukan
proses berpikir yang berdampak pada pada pengamalan walau tidak permanen. Setidaknya,
jika mereka masih berada dilingkungan sekolah guru masih memiliki wewenang untuk
mengontrol sholat mereka, pakaian mereka, akhlak mereka, dan yang lainnya. Dampak lain
adalah di sebabkan minimnya fasilitas yang dimiliki beberapa peserta didik mengakibatkan
mereka tidak mampu mengikuti pembelajaran secara daring, apalagi di beberapa wilayah
yang sulit jaringan dan ekonomi mengakibatkan pembelajaran via daring ini belum
mencapai hasil yang maksimal. Ditambah lagi dengan persepsi orang tua yang menganggap
bahwa tempat belajar hanya sebatas disekolah membuat pembelajaran anak lost control.
Banyak anak-anak yang akhirnya menghabiskan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat,
terlalaikan dengan gadget, banyak bermain, dan hidup dijalanan dengan mengamen dan
bermain badut seperti yang santer beberapa waktu terakhir ini. Hal ini sangat berpengaruh
pada nilai sosial dan perilaku peserta didik.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan sistem daring yang dilaksanakan


oleh SMA Riyadhul Jannah Jalancagak Subang oleh tiga guru di kelas yang berbeda
menimbulkan beberapa permasalahan yang sehingga menjadikannya sebuah hambatan.

Volume 2, Nomor 3, November 2020 399


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

Berikut ini peneliti akan menunjukan beberapa permasalahan yang tentu menjadi hambatan
yang terjadi di SMA RIyadhul Jannah khhususnya pada mata pelajaran PAI selama proses
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan sistem daring ini;

1. Adanya Perilaku Plagiarisme (Plagiat) Dalam Mengerjakan Tugas

Para responden menyebutkan bahwa terdapat plagiarisme dalam pengerjaan tugas


terstruktur siswa. Tugas ini ditujukan untuk mengevaluasi materi pembelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya. Siswa diharapkan untuk mengerjakannya dengan semaksimal
dan sejujur mungkin agar mereka bisa mengetahui sejauhmana kompetensi mereka dalam
memahami materi yang mereka pelajari. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam
praktiknya banyak sekali siswa yang melakukan kegiatan yang tidak dibenarkan seperti
sikap Plagiarisme. Menurut Cosma dan Joy (2008), plagiarisme sering dinyatakan
menyalin pekerjaan orang lain dan lalai untuk memberikan pengakuan dari sumber
(pencetus bahan yang ditiru). Perilaku plagiarisme adalah suatu permasalahan yang nyata
bagi dunia pendidikan yang menjadi hambatan tercetaknya lulusan yang berkompeten.

Penemuan yang peneliti dapatkan dari hasil pengumpulan dokumen dan kuisioner
dengan responden menunjukan bahwa terdapat lebih dari tiga orang yang melakukan
plagiarisme. Adapun kriteria plagiarisme tersebut dibagi menjadi dua jenis. Pertama,
Plagiarisme antar sesama siswa, dan yang Kedua Plagiarisme dari internet. Detailnya
seperti dibawah ini:

a. Plagiarisme Antar Siswa

Gambar 2. Contoh plagiarisme antar siswa

400 Nusantara : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

Gambar diatas menunjukan adanya perilaku plagiarisme yang dilakukan oleh dua
orang siswa dari R1. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa jawaban dari kedua siswa
dalam mengisi pertanyaan nomor 4 yang tersedia di Google Form adalah sama persis.
Bahkan kesamaannya sampai dengan titik dan komanya.

Gambar 3. Contoh plagiarisme antar siswa

Sama halnya dengan gambar nomor 2, penemuan selanjutnya seperti yang terlihat
pada gambar nomor 3 di atas menunjukan adanya perbuatan plagiarisme yang dilakukan
oleh dua orang siswa lainnya dari R2. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa isi jawaban
dari kedua siswa dalam menjawab pertanyaan nomor 2 sama identik.

b. Plagiarisme dari Internet

Volume 2, Nomor 3, November 2020 401


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

Gambar 4. Contoh plagiarisme dari internet

Perilaku plagiarisme yang dilakukan oleh siswa tidak hanya melalui sesama teman
saja, melainkan plagiarisme dari internet kerap dilakukan. Seperti yang terlihat pada gambar
nomor 4 di atas, gambar tersebut memperlihatkan adanya jawaban salah satu siswa yang
sangat terang-terangan memperlihatkan bahwa dirinya mengutip secara sengaja di internet.
Dalam konteks ini, R3 hanya memberikan pertanyaan dan tidak meminta untuk membuat
makalah dalam jawabannya.

Dapat kita simpulkan dari gambar 2-4 diatas bahwa perlaku plagiarisme kerap
dilakukan oleh sebagian siswa, baik plagiarisme antar siswa ataupun kepada internet. Hal ini
menjadi suatu masalah yang dapat menghambat tercetaknya siswa yang berkompeten sesuai
dengan visi dan misi sekolah yang dia tempati.

2. Ketidaktepatan Waktu Dalam Pengumpulan Tugas

Gambar 5. Contoh ketidaktepatan waktu dalam pengumpulan tugas

Jadwal pelaksanaan pembelajaran online PAI di SMA Riyadhul Jannah dimulai pukul
07.30-11.30. Dalam konteks ini, R2 memberikan tugas dan pengumpulannya pada pukul
17.00 WIB. Pada gambar 5 diatas menunjukan ada dua siswa yang mengumpulkan tugas
dengan waktu yang tidak wajar yakni pukul 17.05 WIB dan 17.25 WIB yang berarti siswa
tersebut tidak tepat waktu dalam pengumpulannya. Dapat kita simpulkan bahwa hambatan
yang terjadi bukan hanya perilaku plagiarisme saja melainkan terdapat pula pada aspek
kedisiplinan salah satunya kedisiplinan waktu.

402 Nusantara : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

3. Adanya Siswa yang Terkendala Jaringan

Gambar 6. Adanya siswa yang terkendala Koneksi (Jaringan) Internet sehingga tidak dapat
mengikuti pembelajaran

Guru R1 mengelompokkan siswa menjadi 3 kelompok yang berisikan masing-masing


10 orang untuk mengerjakan suatu tugas dalam media google form. Gambar 6
memperlihatkan bahwa respon dari siswa yang berjumlah 9 orang, padahal keseluruhan
anggota di kelompok tersebut berjumlah 10 orang. Jadi, ada satu orang yang tidak
mengikuti kegiatan daring ini. Untuk memastikan alasannya, R1 berusaha menghubungi
siswa tersebut melalui pesan WhatsApp, dan pernyataan dari siswa tersebut adalah “mohon
maaf bapak, saya tidak bisa mengikuti pembelajaran dikarenakan di daerah saya sedang ada
pemadaman listrik sehingga jaringan tidak ada”.

KESIMPULAN

Sebagai upaya merespon surat edaran mendikbud nomor 2 (2020), SMA Riyadhul
Jannah tetap berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan pembelajaran sesuai
dengan yang telah dimandatkan oleh pemerintah selama masa pandemi ini dengan
memaksimalkan penyampaian via online. Pihak sekolah pun merealisasikan dengan cara
mengadakan perubahan jadwal kegiatan belajar mengajar; pengedukasian Covid-19 kepada
seluruh siswa; dan penggunaan media-media penunjang pembelajaran online.

Volume 2, Nomor 3, November 2020 403


Rd. Muhammad Ilham Saefulmilah & M Hijrah M Saway

Permasalahan yang menjadi hambatan yang peneliti temukan pada pelaksanaan


pembelajaran siswa SMA Riyadhul Jannah yang diambil dari keterangan tiga guru PAI
sebagai responden penelitian. Pertama, Adanya perilaku plagiarisme baik plagiarisme antar
siswa, maupun plagiarisme dari internet. Kedua, Adanya ketidaktepatan waktu terkait
pengumpulan jawaban siswa dalam menyelesaikan tugas. Ketiga, adanya kendala jaringan
(koneksi) internet yang dialami salah satu siswa karena berada pada lokasi tertentu.
Sehingga mengakibatkan ia tidak bisa mengikuti pembelajaran daring.

DAFTAR PUSTAKA

Atikahani, V., Iriani, T., & Arthur, R. (2018). Pengembangan Media Flashcard Mata Kuliah
Teknolgi Beton Di Program Studi Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan Universitas
Negeri Jakarta. Jurnal PenSil, 7(2), 9–16. https://doi.org/10.21009/pensil.7.2.2
Cosma, G., & Joy, M. (2008). Towards a Definition of Source-Code Plagiarism. IEEE
Transactions, 5. 195-200.
Darmalaksana, W., Hambali, R., Masrur, A., & Muhlas, (2020). Analisis Pembelajaran Online
Masa WFH Pandemic Covid-19 sebagai Tantangan Pemimpin Digital Abad 21.Karya Tulis
Ilmiah (KTI) Masa Work From Home (WFH) Covid-19 UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 1-12.
Gunawan, G., Sahidu, H., Susilawati, S., Harjono, A., & Herayanti, L. (2019). Learning
Management system with Moodle to Enhance Creativity of Candidate Physics Teacher. In
Journal of Physics: Conference Series,1417(1). IOP Publishing.
McEnroe-Petitte, D., & Farris, C. (2020). Using Gaming as an Active Teaching Strategy in
Nursing Education Teaching and Learning in Nursing, 15(1), 61–65.
https://doi.org/10.1016/j.teln.2019.09.002
Moloeng, L. J. (2009) Metodelogi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Pardede, T. (2011). Pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran pada pendidikan tinggi jarak
jauh. Seminar Nasional FMIPA UT 2011, 1, 55–60.
Sanjaya, R. (Ed.). (2020). 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat. SCU Knowledge
Media
Septantiningtyas, N. (2018). Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Aplikasi Google Class
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Edureligia; Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2),
131–135. https://doi.org/10.33650/edureligia.v2i2.714
Simbolon, N. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik.
Elementary School Journal Pgsd Fip Unimed, 1(2), 14–19.
https://doi.org/10.24114/ESJPGSD.V1I2.1323

404 Nusantara : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial

You might also like