Aconitifolius) Terhadap Performa Ayam Kampung THE EFFECT OF JAPANESE PAPAYA LEAF MEAL (Cnidoscolus Aconitifolius) ON Native Chicken Performance
Aconitifolius) Terhadap Performa Ayam Kampung THE EFFECT OF JAPANESE PAPAYA LEAF MEAL (Cnidoscolus Aconitifolius) ON Native Chicken Performance
Aconitifolius) Terhadap Performa Ayam Kampung THE EFFECT OF JAPANESE PAPAYA LEAF MEAL (Cnidoscolus Aconitifolius) ON Native Chicken Performance
ABSTRACT
This study aimed to evaluate the effect of Japanese papaya leaf meal (JPLM) (Cnidoscolus
aconitifolius) on the digestibility of native chickens. The method used was an experimental with completely
randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The treatments are P0 = 100% commercial
feed (as control); P1 = 100% experimental feed; P2 = experimental feed + 10% JPLM; P3 = experimental
feed + 20% JPLM. Parameters observed were dry matter consumption (g/head/day), organic matter
consumption (g/head/day). Dry matter digestibility (DMD) (%), Organic matter digestibility (OMD) (%). The
results showed that the use of Japanese papaya leaf meal in the ration had no significant effect (p>0.05) on
dry matter consumption, organic matter consumption, DMD, and OMD. However, it appears that the P3
treatment gave the highest value compared to other treatments on these variables are 37.13±0.84;
28.72±1.97; 37.04±0.84; and 28.61±1.97, respectively. It can be concluded that the treatment of adding
JPLM to the experimental ration has a tendency to increase the production performance of native chickens
even if it doesn't make a significant difference.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun pepaya jepang (TDPJ)
(Cnidoscolus aconitifolius) terhadap daya cerna ayam kampung. Metode yang digunakan adalah secara
eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan
yaitu P0 = 100% pakan komersil (sebagai kontrol); P1= 100% pakan percobaan; P2 = pakan percobaan + 10
% TDPJ; P3 = pakan percobaan + 20 % TDPJ. Parameter yang diamati antara lain konsumsi bahan kering
(g/e/h), konsumsi bahan organik (g/e/h). Kecernaan bahan kering (KcBK) (%), Kecernaan bahan organik
(KcBO) (%). Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan tepung daun pepaya jepang tidak berpengaruh
nyata (p>0,05) terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, KcBK, dan KcBO. Walau pun
demikian, nampak bahwa perlakuan P3 memberikan nilai paling tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya
pada variabel tersebut masing-masing sebanyak 37,13±0,84; 28,72±1,97; 37,04±0,84; dan 28,61±1,97.
Hal itu dapat disimpulkan bahwa perlakuan penambahan TDPJ ke dalam ransum percobaan
memiliki kecenderungan meningkatkan performa produksi ayam kampung sekalipun tidak
memberikan perbedaan yang nyata.
12
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 9 Nomor 1 Juli 2021
tahan tubuh yang baik, lebih tahan terhadap tersebut ditempatkan ke dalam 20 kandang
berbagai jenis penyakit jika dibandingkan batere dengan masing kandang sebanyak 5
dengan unggas lain serta tahan terhadap ekor. Bahan berikutnya adalah ransum
cekaman panas, karena suhu nyaman untuk percobaan yang terdiri atas tepung jagung
ayam kampung adalah 190 C – 270 C. kuning, bekatul, onggok, tepung ikan, bungkil
Keunggulan lain yang dimiliki oleh ayam kedelai, mineral dan tepung daun papaya.
kampung adalah daging yang dihasilkan oleh Sebagai pembanding, penelitian ini juga
ayam kampung juga cenderung lebih gurih menggunakan pakan komersil. Alat yang
jika dibandingkan dengan ayam ras (Supartini digunakan dalam melaksanakan penelitian ini
dan Sumarno, 2011). Peningkatan mutu pakan antara lain tempat makan, tempat minum,
harus diperhatikan untuk memenuhi timbangan, kalkulator dan alat tulis ntuk
kebutuhan nutrisi ayam. Salah satunya adalah mencacat semua parameter yang diukur,
dengan pemanfaatan daun pepaya jepang termasuk menghitung kebutuhan bahan
(Cnidoscolus aconitifolius) sebagai bahan makanan ayam.
pakan tambahan untuk memnuhi zat nutrisi Metode Penelitian
yang dibutuhkan ternak. Penelitian ini dilakukan secara
Tanaman pepaya jepang merupakan eksperimental dengan menggunakan desain
tanaman yang berfungsi sebagai antimicrobial penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL).
dan antioksidan. Daun pepaya mengandung 100 ekor ayam kampung dipisahkan ke dalam
vitamin C, vitamin E, enzim papain dan B- 4 Perlakuan dan setiap perlakuan diulang
karoten. Daun pepaya juga mengandung sebanyak 5 kali. Di dalam setiap ulangan,
senyawa lain, seperti alkaloid, karpain, ditempatkan ayam kampung masing-masing
saponin, flavonoid dan tanin. Kandungan sebanyak 5 ekor. Empat perlakuan tersebut
saponin pada ekstrak herbal banyak yaitu 1) P0 = 100% pakan komersil (sebagai
digunakan sebagai agen defaunasi untuk kontrol); 2); P1 = 100% ransum percobaan; 3)
menurunkan populasi protozoa (Wahyuni P2 = ransum percobaan + 10% TDPJ; dan 4)
dkk., 2014). Pepaya Jepang berasal dari P3 = ransum percobaan + 20% TDPJ.
Yucatan, Meksiko, Amerika Tengah. Pertama Variabel yang diamati antara lain konsumsi
kali ditemukan diarea hutan terbuka oleh I.M. bahan kering (KBK), konsumsi bahan organik
Johnt. Tanaman ini didaerahnya disebut (KBO), kecernaan bahan kering (KcBK), dan
Chaya, digunakan oleh masyarakat setempat kecernaan bahan organik (KcBO).
sebagai sayuran dan obat – obatan (Grubben, Analisis Data
2004). Semua data yang diperoleh dianalisis
Pepaya Jepang sebagai pakan suplemen dengan analisis sidik ragam atau analysis of
dalam ransum Ayam kampung diharapkan Variance (Anova) one way. Selanjutnya, jika
mampu meningkatkan kecernaan protein, dalam perlakuan menunjukan perbedaan
sehingga secara tidak langsung akan nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan
berpengaruh terhadap konsumsi baik bahan (Duncan Multiple Range Test/DMRT).
kering maupun bahan organik. Melihat Pengolahan data dibantu dengan software
karakteristik Pepaya Jepang tersebut maka SPSS for Windows seri 25 Chicago – USA.
peneliti tertarik menggunakan daun pepaya
jepang yang merupakan sumber protein, HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai suplemen dalam ransum untuk a. Konsumsi Bahan Kering
mengetahui pengaruhnya terhadap performa Berdasarkan hasil analisis uji sidik
ayam kampung. ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung
daun pepaya jepang pada ransum pakan
MATERI DAN METODE ternak ayam kampung tidak memberikan
Materi Penelitian pengaruh terhadap konsumsi bahan kering.
Bahan-bahan yang digunakan dalam Analisis sidik ragam konsumsi bahan kering
melaksanakan penelitian ini antara lain 100 disajikan pada Tabel 1.
ekor ayam kampung. 100 ekor ayam kampung
13
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 9 Nomor 1 Juli 2021
Tabel 1. Konsumsi bahan Kering (KBK) ayam kampung umur 1-90 hari terhadap ransum
percobaan yang ditambahkan tepung daun Pepaya Jepang
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3 U4 U5
........................................... g/e/h .............................................
P0 33,21 35,25 35,77 36,46 34,76 175,47 35,09±0.55a
P1 36,39 33,94 33,58 36,54 35,16 175,61 35,12±0.61a
P2 35,50 36,51 36,38 35,59 35,43 179,41 35,88±0.23a
P3 39,08 36,21 39,08 34,86 36,40 185,62 37,13±0.84a
Keterangan : Superscript yang sama pada kolom rataan menunjukan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05)
pada taraf 5 %
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kering. Diketahui bahwa jumlah serat kasar
pemberian tepung daun pepaya jepang pada yang terkandung pada daun pepaya jepang
ransum pakan ternak ayam kampung tidak sebesar 11,63% (Laboratorium UNPAB,
berpengaruh nyata terhadap konsumsi bahan 2019). Rendahnya konsumsi pada penelitian
kering (p>0,05). Hal tersebut dipengaruhi oleh ini bisa dipahami mengingat ayam yang
tingkat konsumsi pakan yang rendah. digunakan relatif lebih muda yaitu umur 8
Konsumsi pakan dipengaruhi oleh bobot minggu, sehingga secara langsung akan
badan setiap ternak yang berbeda sehingga berdampak pada konsumsi ransum. Hal ini
membutuhkan asupan pakan yang tidak sama sejalan dengan pendapat Torrie, (2003) bahwa
selain itu juga faktor kesehatan serta konsumsi ransum di pengaruhi oleh beberapa
persaingan dalam memperebutkan makan faktor antara lain umur ternak, kandungan zat
yang sering terjadi pada ternak sehingga makanan dalam ransum, genetik, kepadatan
ternak yang setres akan berdampak pada dalam kandang dan penyakit. Lebih lanjut
penurunan tingkat konsumsi pakan. Menurut peneliti Cresswell dan Gunawan (1982)
Abun, (2007) pengukuran konsumsi pakan melaporkan bahwa konsumsi ransum ayam
pada ternak biasanya berdasarkan bahan kampung yang dipelihara secara intensif
kering. Konsumsi bahan kering pada ternak sekitar 88 gram/ekor/hari. Hasil penelitian
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu faktor yang diperoleh lebih rendah yakni sebesar 33
pakan yang meliputi palatabilitas dan daya – 36 g/ekor/hari. Hal tersebut berdampak pada
cerna, faktor ternak yang meliputi bangsa, menurunnya konsumsi bahan kerinng dan
jenis kelamin, umur dan kondisi kesehatan. ekskreta yang dihasilkan akan cenderung
Konsumsi bahan kering memegang lebih sedikit. Hal tersebut sesuai dengan
peranan penting karena dalam bahan kering Rahmayanti dan Sayed, (2016) bahwa
tersebut ternak memperoleh energi, protein, penurunan ekskresi bahan kering sejalan
vitamin dan mineral. Konsumsi bahan kering dengan penurunan konsumsi bahan kering.
tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yaitu Pada saat ternak mengkonsumsi ransum lebih
37,12 g/ekor/hari. sedikit maka peluang mengeluarkan ekskreta
Konsumsi bahan kering terendah menjadi lebih sedikit pula.
terdapat pada perlakuan P0 yaitu 35,09 b. Konsumsi Bahan Organik
g/ekor/hari. Menurut Aman, (2007) jenis Rataan konsumsi bahan organik ayam
pakan yang memiliki kandungan serat yang kampung selama penelitian ditampilkan pada
tinggi dapat menurunkan konsumsi bahan Tabel 3 berikut ini :
14
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 9 Nomor 1 Juli 2021
Tabel 3. Konsumsi bahan organik (KBO) ayam kampung umur 1-90 hari terhadap ransum
percobaan yang ditambahkan tepung daun Pepaya Jepang
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
U1 U2 U3 U4 U5
............................................. g/e/h ......................................................
P0 27,33 28,73 28,50 27,75 27,99 140,30 28,06±0,25a
P1 28,61 28,03 26,98 30,22 27,40 141,24 28,25±0,57a
P2 21,30 30,51 25,01 30,40 24,76 131,98 26,40±1,78a
P3 33,08 30,18 27,84 21,60 30,90 143,60 28,72±1,97a
Keterangan : Superscript yang sama pada kolom rataan menunjukan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05)
pada taraf 5 %
15
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 9 Nomor 1 Juli 2021
Tabel 4. Nilai Kecernaan Bahan Kering (KcBK) Pakan Percobaan yang ditambahkan tepung
daun Pepaya Jepang pada ayam kampung umur 1-90 hari
Hasil analisis ragam menunjukkan serat kasar, protein secara optimal di dalam
bahwa pemberian tepung daun pepaya jepang rumen dan usus di dalam saluran pencernaan.
pada ransum pakan ternak ayam kampung Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi nilai kecernaan bahan kering ransum adalah
bahan kering (p>0,05). Hal tersebut tingkat proporsi bahan pakan dalam ransum,
dipengaruhi oleh kandungan nutrisi pakan komposisi kimia, tingkat protein ransum,
yang berbeda pada setiap perlakuan dan persentase lemak dan mineral. Fathul dan
palatabilitas ternak terhadap pakan (kesukaan Wajizah (2010) menyatakan bahwa
ternak dalam mengkonsumsi makanan). Mc kandungan abu dapat memperlambat atau
Donald et al., (2002) bahwa faktor-faktor menghambat tercernanya bahan kering
yang mempengaruhi kecernaan yaitu ransum. Kandungan tanin dalam daun pepaya
komposisi bahan pakan, perbandingan jepang mempengaruhi penyerapan nutrisi
komposisi antara bahan pakan satu dengan yang terkandung dalam pakan sebab tanin
bahan pakan lainnya, perlakuan pakan, dikenal sebagai senyawa antinutrisi karena
suplementasi enzim dalam pakan, ternak dan kemampuannya membentuk ikatan komplek
taraf pemberian pakan. Kecernaan bahan dengan protein. Kemampuan tanin untuk
kering berkaitan dengan tingkat konsumsi mengendapkan protein ini disebabkan tanin
bahan kering pada setiap perlakuan. memiliki sejumlah group fungsional yang
Kecernaan bahan kering tertinggi dapat membentuk komplek kuat dengan
terdapat pada perlakuan P3 yaitu 37,04% molekul-molekul protein, oleh karena itu
dengan penambahan tepung daun pepaya secara umum tanin dianggap sebagai anti-
sebesar 20% sedangkan kecernaan bahan nutrisi yang merugikan. Ikatan antara tanin
kering terendah terdapat pada perlakuan P1 dan protein sangat kuat sehingga protein tidak
(kontrol) yaitu 35,00. Rendahnya tingkat mampu tercerna oleh saluran pencernaan
kecernaan dipengaruhi oleh konsumsi pakan. (Noferdiman et, al., 2017). Selain membentuk
Kesehatan ternak juga turut mempengaruhi komplek dengan protein bahan pangan, tanin
konsumsi pakan jika ternak setres maka juga berikatan dengan protein mukosa
keinginan ternak dalam mengkonsumsi sehingga mempengaruhi daya penyerapan
makanan akan lebih sedikit. Menurut terhadap nutrien.
Hernaman, et.,al., (2009) faktor yang d. Kecernaan Bahan Organik
mempengaruhi rendahnya kecernaan bahan Rataan kecernaan bahan organik ternak
kering yaitu laju perjalanan makanan yang ayam kampung selama penelitian disajikan
terhambat karena keadaan kesehatan, umur pada Tabel 5.
serta mikroba yang tidak mampu mencerna
16
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 9 Nomor 1 Juli 2021
Tabel 5. Nilai Kecernaan Bahan Kering (KcBK) Pakan Percobaan yang ditambahkan tepung
daun Pepaya Jepang pada ayam kampung umur 1-90 hari
Hasil analisis ragam menunjukkan Lebih lanjut Suprapto, et., al., (2013)
bahwa pemberian tepung daun pepaya jepang menyatakan bahwa jumlah kandungan serat
pada ransum pakan ternak ayam kampung kasar yang tinggi pada ransum yang
tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi dikonsumsi oleh seekor ternak menyebabkan
bahan organik (p>0,05). Kecernaan bahan laju pergerakan makanan dalam saluran
organik sejalan dengan meningkatnya pencernaan ternak tersebut menjadi tinggi,
konsumsi pakan sehingga akan berpengaruh sehingga kerja enzim pencernaan menjadi
terhadap kecernaan. karena sebagian besar lebih singkat dan akhirnya menurunkan
komponen bahan kering terdiri atas bahan kecernaan. Usaha untuk meningkatkan
organik. Menurut Firsoni et al. (2008) bahan kualitas pakan bahan pakan pepaya jepang.
organik merupakan bagian dari bahan kering, Ada suatu hubungan antara kecernaan suatu
apabila terjadi peningkatan terhadap ransum dengan tingkat konsumsi ransum.
kecernaan bahan kering maka akan otomatis Makin tinggi kecernaan suatu pakan maka
mempengaruhi terhadap kecernaan bahan semakin tinggi pula tingkat konsumsinya.
organik begitu pula sebaliknya, hal tersebut
karena kandungan bahan nutrisi bahan kering KESIMPULAN
dan bahan organik adalah sama kecuali abu. Berdasarkan penelitian yang telah di
Kecernaan bahan organik tertinggi lakukan dapat disimpulkan bahwa Pemberian
terdapat pada perlakuan P3 yaitu 28,61% tepung daun pepaya jepang dengan dosis
dengan penambahan tepung daun pepaya yang berbeda pada ransum pakan ayam
sebesar 20% sedangkan kecernaan bahan kampung tidak berpengaruh nyata terhadap
kering terendah terdapat pada perlakuan P2 performa reproduksinya. Namun demikian,
yaitu 26,30%. Kecernaan bahan organik perlakuan penambahan TDPJ ke dalam
sangat ditentukan berdasarkan konsumsi. ransum percobaan memiliki kecenderungan
Konsumsi Bahan organik merupakan bagian meningkatkan performa produksi ayam
terbesar dari bahan kering sedangkan jumlah kampung sekalipun tidak memberikan
konsumsi bahan kering sangat ditentukan oleh perbedaan yang nyata
tingkat konsumsi pakan ayam kampung.
Bahan makanan yang mengandung DAFTAR PUSTAKA
serat kasar tinggi akan menurunkan koefisien ABUN. 2007. Pengukuran Nilai Kecernaan
cerna zat-zat makanan lainnya. Menurut Ransum yang Mengandung Limbah
Oluokun (2005) tingginya komponen serat Udang Windu Produk Fermentasi
yang tidak dapat dicerna (lignin dan silika) pada Ayam Broiler. Makalah Ilmiah.
dapat menyebabkan rendahnya kecernaan.
17
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 9 Nomor 1 Juli 2021
18
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 9 Nomor 1 Juli 2021
19