Implementation of The Sq3R Strategy To Improve Students' Reading Comprehension Ability

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 12

IMPLEMENTATION OF THE SQ3R STRATEGY TO IMPROVE

STUDENTS' READING COMPREHENSION ABILITY

Suhartini Khalik1
Suardi Zain2
Nadirah3
1,2,3
Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang
Jl.Angkatan 45 No. 1 A Lt. Salo Rappang
HP 081342069339
[email protected]

ABSTRACT

This study uses a classroom action research design with the aim of improving students'
reading comprehension skills by applying the Survey, Question, Reading, Recite,
Review (SQ3R) strategy. The subjects of this study were students of class V MIS
Muhammadiyah Lautang Salo. The improvement targets include the implementation
of the learning process and results. This research design uses a cycle research design,
consisting of planning, action, observation, and reflection stages. Data collection uses
two techniques, namely test and non-test. Tests in the form of essays are carried out
before the implementation of the action and at the end of each cycle. Non-test in the
form of: (1) observations, (2) interviews, (3) field notes, and (4) documentation. The
test data were processed and presented in a tabulated matrix, then analyzed
descriptively qualitatively. Meanwhile, the process data were analyzed in the
following stages: (1) analyzing the data; (2) reduce data; (3) Presentation of data; (4)
draw conclusions. The results of data analysis showed that the students' pre-action
ability was only 50% (out of 12 students who attended), the first cycle was 54% or 8
students (out of 15 students), and the second cycle was 12 students or 80%. Based on
the results of the study, it can be concluded that the application of the SQ3R method
can improve students' reading comprehension skills. This can be seen from the
increase in the number of students who achieved learning mastery scores, namely in
the first cycle, eight students were obtained to twelve students in the second cycle.
Based on the results of the research, it is suggested to use the SQ3R strategy as one of the
teacher's choices in teaching reading in elementary schools.

Keywords: SQ3R strategy, reading comprehention ability


1. PENDAHULUAN
K
eterampilan berbahasa merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
harus dimiliki manusia dalam kehidupan sosial termasuk dalam dunia
pendidikan. Diantara keterampilan berbahasan yang mesti dimiliki
seorang peserta didik adalah membaca. Melalui keterampilan membaca
berbagai informasi dapat diserap dan memperluas wawasan pengetahuan. Namun pada
kenyataanya, masih banyak yang belum menyadari akan pentingnya keterampilan ini.
Bahkan di Sekolah Dasar, pembelajaran membaca yang merupakan dasar dari
keterampilan berbahasa terkesan diabaikan. Hal tersebut dipertegas dari hasil
Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa
kemampuan membaca pada peserta didik di Indonesia hanya meraih skor 371, jauh di
bawah skor rata-rata yaitu 487. Kemampuan membaca hanya 30 persen dari
keseluruhan responden peserta didik Indonesia yang mencapai kemahiran tingkat dua.
Tingkat kemampuan menentukan ide pokok dalam bacaan sedang dan panjang. Mampu
mencari informasi berdasarkan kriteria yang jeas, walaupun agak sulit. (Kemdikbud,
2019)

Terkait dengan hasil studi PISA, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Totok Suprayitno mengemukakan bahwa pelaksanaan studi PISA tahun
2018 diikuti 399 satuan pendidikan dengan 12.098 peserta didik. Pada tahun 2018
Indonesia pertama kali mengikuti studi PISA berbasis komputer. Beliau menegaskan
bahwa hasil PISA tidak hanya sekadar skor dan ranking. Hasil tersebut menggambarkan
perilaku anak, kondisi belajar anak, latar belakang anak, cara mengajar guru, dan
seterusnya. Literasi dapat ditingkatkan dengan pelibatan segenap pihak, baik sekolah,
peserta didik, masyarakat, dan orang tua. Perlu dilakukan perubahan budaya belajar
dengan menjadikannya sebuah “kebiasaan”. Salah satu cara yang bisa ditempuh dengan
melibatkan peserta didik dalam membaca, membiasan mereka membaca berbagai jenis
dan format bacaan yang beragam. Kemudian melatih mereka dalam berkonsentrasi
terhadap isi bacaan, memberikan tanda atau merangkum dengan kalimat sendiri terbukti
efektif untuk memahami isi bacaan (Jawapos. 2019). Oleh karena itu, keterampilan
membaca memiliki kedudukan yang urgen dalam pembelajaran.

Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa yang harus mereka
kuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan
pembelajaran. Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang
membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan (Prastisi, 2009:1). Selain itu, menurut Tarigan (2008:7)
keterampilan membaca sebagai suatu keterampilan reseptif yang merupakan kegiatan
interaktif untuk menemukan arti atau makna yang terdapat dalam suatu tulisan. Oleh
karena itu, keterampilan membaca adalah suatu keterampilan dasar yang harus diajarkan
oleh guru dengan berbagai strategi dan penggunaan berbagai media yang menarik untuk
membangkitakan motivasi dan memudahkan peserta didik menyerap ilmu yang
ditransfer.

Terkait dengan pentingnya motivasi tersebut, maka guru hendaknya melakukan kegiatan
membaca di kelas dengan terlebih dahulu menyusun tujuan membaca, agar kegiatan
bisa berlangsung lebih sistematis. Selama melakukan observasi di MIS Muhammadiyah
Lautang Salo, siswa kelas V belum menunjukkan kemampuan membaca pemahaman
yang memadai. Kebanyakan siswa belum mampu menentukan pokok pikiran serta
memberikan kesimpulan pada isi cerita anak dalam beberapa kalimat. Setelah dicermati,
ternyata penyebabnya adalah latihan membaca yang diberikan masih pada tingkat
pemahaman dasar. Selain itu, kegiatan pembelajaran masih lebih banyak menerapkan
pola pembelajaran individual, pembelajaran membaca pemahaman masih berupa
interaksi searah, yakni membaca suatu teks kemudian dilanjutkan dengan menjawab
pertanyaan di bawah teks secara individual. Selain itu, ditemukan pula bahwa guru
belum menggunakan metode/strategi pembelajaran yang menarik, sehingga
pembelajaran membaca terkesan monoton dan tidak menarik bagi siswa. Penggunaan
strategi yang tepat diharapkan mampu menumbuhkan rasa ketertarikan kepada siswa
terhadap pembelajaran. Hal itu pun berlaku pada pembelajaran membaca pemahaman,
dengan pemilihan strategi yang tepat diharapkan memudahkan dan membangkitkan
minat siswa untuk memahami teks bacaan. Ada beberapa strategi pembelajaran
membaca yang dapat menggambarkan bagaimana seorang pembaca memproses bacaan
sehingga memperoleh pemahaman terhadap bacaan. Salah satu strategi membaca yaitu
Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R).

SQ3R adalah suatu strategi membaca dengan tujuan untuk menemukan ide utama dan
tambahan serta membantu dalam mengingat lebih lama (Binus, 2021). Strategi ini
merupakan metode pemahaman bacaan yang dinamai berdasarkan lima langkah
didalamnya yaitu survei (survey), pertanyaan (question), membaca (read),
mengutarakan (recite), dan meninjau (review) (Teknik Unpas). Survei dilakukan dengan
membaca sekilas seluruh bacaan. Langkah survei (survey) dilakukan dengan
mencermati setiap bagian bacaan. Langkah pertanyaan (question) dilakukan dengan cara
mengubah judul, topik, atau subtopik menjadi pertanyaan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui setiap bagian dari bahan bacaan. Langkah berikutnya yaitu membaca (read)
dilakukan dengan membaca keseluruhan teks dengan sesekali mengajukan pertanyaan.
Langkah selanjutnya yaitu menceritakan (recite) dilakukan dengan cara mengingat
kembali hasil bacaan dan berusaha menceritakan/menggambarkan kembali isi bacaan
baik secara lisan mautun tulisan. Langkah terakhir yaitu review materi/bacaan dengan
jalan menjelaskan kembali ide pokok dengan bahasa sendiri dan mencermati pertanyaan
yang telah dibuat serta menjawabnya dengan teliti. (Fabelia)

Pemilihan strategi SQ3R dilakukan dengan harapan dapat memberikan ruang kepada
guru untuk meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman kepada siswa.
Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah strategi
SQ3R dalam pembelajaran membaca, sehingga mampu memberikan suasana
pembelajaran yang memudahkan siswa memahami isi bacaan, dan memberikan kesan
baru kepada siswa dalam pembelajaran membaca. Kesan yang baru itu akan
menimbulkan motivasi baru kepada para siswa dalam pembelajaran membaca. Motivasi
baru tersebut akan memunculkan minat siswa dalam belajar membaca dan pada
akhirnya akan meningkat hasil belajar siswa. Alasan berikutnya yaitu ditinjau dari sudut
teori. Salah satu indikator pembelajaran yang berkualitas yaitu pembelajaran yang dapat
memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengaktualisasikan diri dalam
pembelajaran. Dengan begitu, keaktifan dalam pembelajaran meningkat karena siswa
diberikan kesempatan untuk berperan langsung dalam pembelajaran bukan hanya
sebagai objek pembelajaran. Oleh karena itu, tim peneliti yakin untuk menerapkan
strategi SQ3R dengan asumsi bahwa penggunaan strategi itu mampu menjawab
permasalahan yang dihadapi siswa MIS Muhammadiyah Lt. Salo.
2. METODE
Penelitian ini didesain dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang
menekankan kegiatan pada empat tahapan pelaksanaan dalam satu siklus meliputi: tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap refleksi. Latar penelitian ini
yaitu MIS Muhammadiyah Lautang Salo khususnya kelas V. Adapun sasaran perbaikan
yaitu aktivitas dan hasil belajar pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, yang
terlibat langsung melakukan perbaikan adalah peneliti, guru kelas V, dan siswa kelas V.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober. Kegiatan
dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan tahap laporan. Adapun
subjek penelitian terdiri atas siswa kelas V MIS Muhammadiyah Lt. Salo yang
berjumlah 15 orang, peneliti, dan guru. Pemilihan siswa kelas V MIS Muhammadiyah
Lt. Salo didasarkan pada pertimbangan bahwa: (1) minat baca pada siswa kelasa V perlu
dibina karena sesuai dengan tingkat perkembangan kognitifnya dengan harapan di masa
mendatang minat baca siswa tersebut semakin baik di kelas-kelas berikutnya; (2)
membaca pemahaman tingkat tinggi pada siswa kelas V SD belum terlatih dengan baik;
dan (3) kurangnya minat siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman yang diikuti
dengan rendahnya hasil belajar yang dialami siswa kelas V dalam pembelajaran
membaca pemahaman.

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Action Research)


dengan alur mengikuti model dari Kemmis dan Mc Taggart, yaitu rancangan penelitian
bersiklus (berdaur) yang terdiri atas: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi (Arikunto, 2008). Perencanaan (plan) adalah kegiatan berupa penyusunan
rancangan pembelajaran serta hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan (action).
Setelah perencanaan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan (action) yaitu
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan oleh guru. Saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, dilakukan pula pengamatan (observatoin) terkait dengan
pelaksanaan pembelajaran dengan mencermati dari sisi guru maupun siswa. Langkah
terkhir yaitu refleksi. Pada saat refleksi, dilakukan pencermatan terhadap aspek
perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi untuk mendapatkan informasi tentang
tingkat keberhasilan siklus yang telah dilakukan.
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan nontes.
Data tes diolah dan disajikan dalam matriks tabulasi selanjutnya dianalisis secara
deskriptif kualitatif. Sedangkan data proses secara garis besar tahap analisis meliputi:
(1) menelaah data: kegiatan ini dimulai saat pelaksanaan proses belajar mengajar. Data
hasil observasi di lapangan yang terkumpul dikelompokkan sesuai dengan masalah
penelitian. Bagi hasil yang kurang dari 75% dikumpulkan untuk diajukan pada siklus
berikutnya; (2) mereduksi data: kegiatan ini dilakukan secara komprehensif melalui
tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dicermati lalu diseleksi.
Data yang releven dengan perencanaan dipisah lalu dibuatkan tindak lanjut; (3).
Penyajian data: setelah data direduksi dalam satuan peristiwa lalu dihubungkan dengan
masalah penelitian. Penyajian data ini dikaitkan dengan permasalahan yang timbul di
kelas V MIS Muhammadiyah Lt. Salo tempat strategi SQ3R diterapkan; (4) Menarik
kesimpulan: hasil implementasi strategi SQ3R dalam meningkatkan pemahaman
membaca siswa kelas V MIS Muhammadiyah Lt. Salo. Adapun indikator keberhasilan
penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan hasil pada pembelajaran dengan
strategi SQ3R. Kriteria keberhasilan proses pembelajaran dinyatakan meningkat jika
baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa terlaksana secara tuntas. Adapun kriteria
yang digunakan untuk menunjukkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca
pemahaman yaitu sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) di sekolah
tersebut, maka peneliti memilih dan menetapkan standar minimal keberhasilan dalam
penelitian ini dari segi hasil ayakni apabila 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai 
70.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dalam penelitian ini mulai dari tahap pratindakan sampai pada siklus 2
akan dipaparkan pada bagian berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Penelitian


No Pelaksanaan Hasil
1 Pratindakan 50,00
2 Siklus 1 54,00
3 Siklus 2 80.00

Berikut ini disajikan grafik yang menunjukkan rekapitulasi peningkatan pembelajaran


membaca pemahaman siswa kelas V MIS Muhammadiyah Lt. Salo.
Berdasarkan tabel 1 dan grafik di atas, maka dapat dilihat gambaran hasil penelitian
yang menunjukkan peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan
menggunakan strategi SQ3R pada siswa kelas V MIS Muhammadiyah Lt. Salo. Baik
pada tabel 1 maupun pada grafik menunjukkan bahwa hasil belajar mengalami
peningkatan, pada pratindakan (sebelum pelaksanaan tidakan/siklus) hasil tes membaca
pemahaman siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 keatas hanya 50% atau 6 orang siswa
(dari 12 siswa yang hadir). Pada siklus 1 mengalami peningkatan, siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 mencapai 54% atau 8 orang siswa (dari 15 siswa). Selanjutnya
pada siklus 2 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu siswa yang memperoleh
nilai ≥ 70 mencapai 80% atau 12 orang siswa dari total 15 orang siswa.

Apabila hasil penelitian dikonfirmasi dengan indikator keberhasilan penelitian yang


telah ditetapkan dalam penelitian ini, maka target penelitian ini telah tercapai. Kriteria
ketuntasan yang ditetapkan yaitu minimal 75% siswa telah memperoleh nilai ≥ 70,
maka penelitian ini dihentikan pada siklus 2 karena telah dianggap berhasil.

Temuan dari hasil penelitian menguatkan pendapat Burns dalam Khalik (2008) yang
menyatakan bahwa strategi SQ3R pada tahap awal lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok
kecil supaya siswa mampu menyusun pertanyaan serta menjawab pertanyaan dengan tepat dan
cepat. Penerapan kerja kelompok kecil ini diharapkan dapat membuat siswa saling membantu
dan saling bekerja sama agar mempermudah siswa menyusun dan menjawab pertanyaan dengan
tepat. Dengan demikian, tahap kegiatan pembelajaran membaca selanjutnya diharapkan lebih
mudah dilakukan seperti menyingkat bacaan, menuturkan kembali dan memberi pertanyaan
aplikatif atau apresiasif.
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa implementasi strategi SQ3R dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada: (a) usaha siswa untuk
membaca materi yang diberikan, (b) konsentrasi siswa dalam melakukan aktivitas
membaca, (c) ketertarikan membaca siswa yang ditunjukkan pada pembelajaran
membaca, (d) kesadaran siswa terhadap manfaat membaca, dan (e) peningkatan
kemampuan membaca pemahaman siswa dari siklus I hingga siklus II.

Terkait dengan pembahasan di atas, maka tim peneliti menyadari dalam penelitian ini
tentulah masih memiliki kekurangan dan ketidakmaksimalan dalam pelaksanaannya
karena dipengaruhi berbagai faktor. Oleh karena itu, tim peneliti menyarankan kepada
calon peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait masalah membaca
pemahaman karena hal ini merupakan faktor penting dalam kesinambungan
pembelajaran yang lain. Peneliti selanjutnya bisa menggunakan strategi SQ3R maupun
metode dan strategi pembelajaran lainnya untuk menyikapi masalah dalam
pembelajaran membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Binus. 2021. https://sis.binus.ac.id/2021/10/01/mengenal-teknik-sq3r-untuk-belajar/.


Diakses, 12 Juli 2022

Fabelia. https://www.fabelia.com/metode-sq3r/. Diakses 2022

Jawapos. 2019. https://www.jawapos.com/nasional/04/12/2019/terkait-hasil-pisa-


mendikbud-nadiem-indonesia-krisis literasi/#:~:text=Hasil%20PISA%20yang
%20dirilis%20The%20Organisation%20for%20Economic,juga%20kemampuan
%20sains%20siswa%20Indonesia%20dengan%20skor%20389. Diakses, 12 Juli
2022

Kemdikbud. 2019. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/hasil-pisa-


indonesia-2018-akses-makin-meluas-saatnya-tingkatkan-kualitas. Diakses, 12
Juli 2022

Khalik, Abdul. 2008. Pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia. Parepare:


Universitas Negeri Makassar.

Tarigan, Henri Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung : Angkasa

Teknik Unpas. https://www.teknik.unpas.ac.id/blogs/metode-membaca-sq3r-dan-cara-


menerapkannya/ . Diakses, 12 Juli 2022

Prastisi, Sri. 2009. Membaca. Semarang: Griya Jawi

You might also like