Artikel Keripik Terong

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JASEP, Vol. 7 No.

2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001


E ISSN : 2746-1874

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK TERONG PADA USAHA HOME INDUSTRI


KRIPIK TERONG YANG ADA DI DESA SRIWANGGI SEMENDAWAI SUKU III
OKU TIMUR

TIYAS MURTININGSIH

Dosen Program Studi Agribisnis Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Belitang.
Jl. Kampus Pertanian No 03 Tanah Merah Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur
Email: [email protected]

ABSTRAK

The marketing of eggplant chips that have been carried out is from producers to consumers
and producers to middlemen and then to consumers. This is what underlies the researcher to
examine the marketing strategy of eggplant chips in the eggplant chip home industry business
in Sriwanggi Semendawai Village, Tribe III East OKU. The purpose of this study was to find
out what factors make eggplant chips products favored by consumers and to analyze
marketing strategies for eggplant chips home industries to increase sales in East OKU
Regency. Based on the results of the study, the factors that influence consumer demand for
eggplant chips in Sriwangi Village, Semendawai District, Tribe III are price, product
accessibility, lifestyle and type of work, showing a significant influence on eggplant chips
demand. While the variables of taste, packaging and gender have a significant effect on the
purchase of eggplant chips. The Marketing Strategy that has been carried out by the Eggplant
Chips Home Industry is an aggressive strategy with more focus on the S-O (Strength-
Oppertunity) strategy, namely by using strengths to take advantage of existing opportunities.
The SO (Strength-Oppertunity) strategy is: a. Maintaining price and quality to maintain
customer loyalty. b. Continue to innovate and develop products, tastes and services to slow
down the pace of positioning in the market
Key word: marketing, eggplant, producers, consumers

PENDAHULUAN diminati masyarakat. Alasan utama


Terong merupakan komoditas yang penggunaan buah terong adalah selain buah
cukup banyak beredar di pasaran namun terong disukai karena rasanya yang enak,
tidak dipungkiri bahwa sifat mudah rusak aroma yang khas dan mengandung vitamin
dari terong yang sangat ditakuti oleh para yang baik untuk kesehatan. Produk olahan
pedagang, terong juga bisa dikonsumsi terong dapat dijadikan sebagai alternatif
secara langsung maupun secara tidak pengganti makanan seperti yang ada di Desa
langsung atau melalui proses pengolahan. Sriwanggi Semendawai Suku III Kabupaten
Mengingat prospek komoditi terong yang OKU Timur.
cukup besar, maka perlu disusun program Pengolahan terong menjadi keripik,
pengembangan buah terong antara lain responden awalnya melihat banyaknya hasil
dengan mengolah buah terong menjadi panen terong yang ada disekitar sehingga
kripik terong sebuah produk yang banyak muncullah ide yang digunakan responden

1
JASEP, Vol. 7 No. 2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001
E ISSN : 2746-1874

untuk menciptakan inovasi produk makanan 2. Bagimana strategi pemasaran usaha home
ringan sebagai oleh-oleh khas Belitang industri kripik terong untuk meningkatkan
karena belum adanya produk tersebut di penjualan di Kabupaten OKU Timur?
pasaran sekitaran OKU Timur. Selain itu, METODE PENELITIAN
bisa menjadikan lapangan pekerjaan bagi
ibu-ibu rumah tangga dan membantu A. TEMPAT DAN WAKTU
meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Selanjutnya responden lalu melakukan Penelitian ini dilaksanakan di Desa
inovasi tersebut dengan mengolah terong Sriwanggi Semendawai Suku III Kabupaten
menjadi keripik terong dan memanfaatkan OKU Timur. Penentuan lokasi dilakukan
bahan baku yang tersedia secara melimpah di secara sengaja (purposive) dengan
sekitarnya. Jenis terong yang digunakan yaitu pertimbangan bahwa di Desa Sriwanggi
terong ungu dan hijau panjang yang masih terdapat industri rumah tangga pengolahan
muda karena terong tersebut memiliki terong menjadi kripik terong. Sedangkan
tekstur lebih getas dibanding dengan terong penelitian telah dilaksanakan pada Bulan
jenis lainnya dan memiliki kadar air yang Maret 2020.
rendah. Responden membuat olahan keripik
terong dengan dua varian rasa yaitu rasa B. Metode Penelitian dan Penarikan
original dan rasa balado. Contoh
Pemasaran yang dilakukan oleh Metode yang digunakan dalam
usaha home industri kripik terong masih penelitian adalah studi kasus, menurut
dalam cakupan skala lokal belum meluas, Walgito (2010), menyatakan studi kasus
dikarenakan pemasarannya hanya dipasarkan merupakan suatu metode untuk menyelidiki
di toko-toko sekitar dan di mini market yang atau mempelajari suatu kejadian mengenai
ada di Sekitar Desa Sriwanggi. Pemasaran perseorangan atau suatu usaha. Sample
keripik terong yang telah dilakukan adalah dalam penelitian ini yaitu usaha home
dari produsen ke konsumen dan produsen ke industri yang berada di Desa Sriwanggi
pedagang perantara selanjutnya ke Kecamatan Semendawai Suku III Kabupaten
konsumen. Hal ini yang mendasari peneliti OKU Timur.
untuk meneliti tentang strategi pemasaran Sedangkan metode penarikan contoh
keripik terong pada usaha home industri dengan menggunakan metode sensus
kripik terong yang ada di Desa Sriwanggi terhadap satu orang responden yaitu Ibu Noni
Semendawai Suku III OKU Timur. yang mempunyai usaha home industri
pengelolaan terong menjadi kripik terong di
PERMASALAHAN Desa Sriwangi Kecamatan Semendawai
Suku III Kabupaten OKU Timur.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di A. Metode Pengumpulan Data
atas, maka dapat dirumuskan permasalahan Metode pengumpulan data yang dilakukan
sebagai berikut: dalam penelitian ini yaitu dengan cara
observasi langsung yang dilakukan dengan
1. Faktor-faktor apa saja yang membuat cara pengambilan data primer dan data
produk kripik terong disukai konsumen? skunder. Data primer dilakukan dengan
pengamatan di lapangan dan wawancara

2
JASEP, Vol. 7 No. 2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001
E ISSN : 2746-1874

langsung melalui wawancara dengan X = Variabel independent (variabel bebas


responden menggunakan lembaran kuisioner. Y = Pembelian Kripik Terong
Sedangkan data skunder diperoleh dari Untuk menjawab tujuan yang ke dua
perpustakaan, literatur buku dan yaitu menganalisis strategi pemasaran
intansi/lembaga pertanian, serta instansi dengan menggunakan perumusan strategi
lainnya yang berhubungan dengan penelitian dilakukan dengan menggunakan SWOT
ini. (Strengths, Weakness, Opportunities dan
Threats).
B. Metode Pengeolahan Data dan Analisis
Data
Data yang diperoleh dari lapangan PEMBAHASAN
diolah secara tabulasi lalu di analisis secara
deskriptif yaitu metode penelitian dengan A. Analisis Faktor-Faktor yang
menggunakan angka yang kemudian diolah, Mempengaruhi Permintaan Keripik
dianalisis dan ditarik kesimpulan. Untuk Terong di Desa Sriwangi Kecamatan
menjawab tujuan yang pertama yaitu faktor- Semendawai Suku III
faktor yang membuat produk kripik terong
disukai konsumen menggunakan persamaan Analisis regresi linear berganda adalah
regresi linier berganda dengan menggunakan model untuk mengetahui pengaruh variabel
rumus Suryana (2010) sebagai berikut : independen (bebas) yaitu harga keripik
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 terong, kemasan, rasa,aksesibilitas produk,
Keterangan : jenis kelamin, gaya hidup, jenis pekerjaan
a = konstanta terhadap variabel dependennya yaitu jumlah
Y = Variabel Dependent (variabel terikat) permintaan keripik terong.

Tabel 1. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Keripik Terong di Desa
Sriwangi Kecamatan Semendawai Suku III
Standar
Variabel Koefesien Koefesien Beta t-Hitung Signifikan
konstants -6.207 9.671 -.642 .533
Harga -8.403 5.704 -1.260 -1.473 .166
Kemasan 7.720 10.712 .580 .721 .485
Rasa 8.315 2.233 1.007 3.723 .003
Aksesibilitas Produk -1.483 1.344 -.268 -1.103 .292
Jenis Kelamin 4.904 4.879 .304 1.005 .335
Gaya Hidup -1.380 1.591 -.245 -.868 .403
Jenis Pekerjaan -3.626 1.046 -.952 -3.466 .005

Sumber : Data Primer Diolah F :3,471


Variabel Dependent : Permintaan Keripik
Terong
R² :0,669

3
JASEP, Vol. 7 No. 2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001
E ISSN : 2746-1874

Kecamatan Semendawai Suku III, secara


rincian sebagai berikut :
1. Hasil Analisis Regresi R² a. Harga (X1)
Ketetapan model ditunjukkan oleh Harga pada produksi usaha keripik
koefisien determinasi yang telah terong memiliki nilai elasitas -8.403 yang
disesuaikan atau adjusted R square (R²) berarti setiap kenaikan harga sebesar 1
dan biasanya dinyatakan dalam persen. persen maka akan diikuti peningkatan
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai konsumen sebesar -8.403 persen dengan
koefisien determinasi R² sebesar 0,669, asumsi faktor lain dianggap tetap.
artinya 66,9% permintaan keripik terong Bedasarkan uji t pada taraf nyata (α)
dipengaruhi oleh harga, kemasan, rasa, 0,05, variabel harga pada penjualan
aksesibilitas produk, jenis kelamin, gaya keripik terong tidak berpengaruh nyata
hidup, dan jenis pekerjaan dan sisanya terhadap pembuatan keripik terong,
yaitu sebesar 33,1% dipengaruhi oleh sehingga kenaikan harga sebesar satu
variabel lain yang tidak termasuk dalam satuan tidak memberikan pengaruh secara
penelitian, seperti selera, usia dan signifikan terhadap produksi keripuk
pelayanan. terong dengan faktor lain dianggap tetap.
2. Hasil Uji F b. Kemasan (X2)
Berdasarkan uji F yang telah Kemasan adalah cara produsen
dilakukan bahwa dalam penelitian tersebut untuk menarik konsumen. Nilai elasitas
diperoleh uji F sebesar 3,471 dengan terong pada pembuatan keripik terong
tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). adalah 7.720. artinya setiap penambahan
Dengan demikian maka H1 diterima dan terong sebesar 1 persen akan
H0 ditolak, yang berarti bahwa variabel meningkatkan produksi sebesar 7.720
bebas (harga, kemasan, rasa, aksesibilitas dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.
produk, jenis kelamin, gaya hidup dan Bedasarkan uji t pada taraf nyata (α)
jenis pekerjaan) yang diteliti secara sebesar 0,05, secara statistik kemasan
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap yang digunakan untuk kegiatan pembuatan
permintaan keripik terong di Desa keripik terong berpengaruh nyata terhadap
Sriwangi Kecamatan Semendawai Suku penjualan. Sehingga penambahan
III. kemasaan satu satuan memberikan
3. Hasil Uji t pengaruh secara signifikan terhadap
Uji t adalah uji yang dilakukan untuk produksi keripik terong dengan faktor lain
mengetahui pengaruh variabel bebas yang dianggap tetap.
diteliti secara individual terhadap c. Rasa (X3)
permintaan keripik terong di Desa Hasil analisis fungsi produksi
Sriwangi Kecamatan Semendawai Suku keripik terong menunjukkan elasitas
III. Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 7, variabel rasa sebesar 8.315. Hal ini jika
menunjukkan harga, rasa, kemasan, terjadi penambahan 1 persen faktor rasa
aksesibilitas produk, jenis kelamin, gaya akan meningkatkan produksi sebesar
hidup dan jenis pekerjaan berpengaruh 8.315 dengan asumsi faktor lain dianggap
secara individu terhadap permintaan tetap.
keripik terong di Desa Sriwangi

4
JASEP, Vol. 7 No. 2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001
E ISSN : 2746-1874

Bedasarkan uji t pada taraf nyata (α) Gaya hidup pada fungsi usaha
0,05, secara statistik variabel rasa yang pembuatan keripik terong memiliki nilai
digunakan untuk kegiatan pembuatan elasitas sebesar -1.380 yang berarti setiap
keripik terong berpengaruh nyata terhadap penambahan variabel gaya hidup 1 persen
penjualan keripik terong. akan diikuti peningkatan produksi sebesar
d. Aksesibilitas Produk (X4) -1.380 persen dengan asumsi faktor lain
Nilai elasitas variabel aksesibilitas dian ggap tetap.
produk pada usaha pembuatan keripik Bedasarkan uji t pada taraf nyata (α)
terong adalah -1.483 yang berarti setiap 0,05, variabel gaya hidup pembuatan
penambahan variabel aksesibilitas produk keripik terong tidak berpengaruh nyata
1 persen akan diikuti peningkatan terhadap penjualan keripik terong.
produksi keripik terong sebesar -1.483 Sehingga penambahan input gaya hidup
persen dengan faktor lain dianggap tetap. sebesar satu satuan tidak memberikan
Bedasarkan uji t pada taraf nyata (α) pengaruh secara signifikan terhadap
0,05, secara statistik aksesibilitas yang produksi keripik terong dengan faktor lain
digunakan untuk pembuatan keripik dianggap tetap.
terong tidak nyata terhadap penjualan g. Jenis Pekerjaan (X7)
keripik terong, sehingga penambahan Jenis pekerjaan pada fungsi usaha
input aksesibilitas satu satuan tidak pembuatan keripik terong memiliki nilai
memberikan pengaruh secara signifikan elasitas sebesar -3.626 yang berarti setiap
terhadap produksi keripik terong dengan penambahan variabel jenis pekerjaan 1
faktor lain dianggap tetap. persen akan diikuti peningkatan produksi
sebesar -3.626 persen dengan asumsi
e. Jenis kelamin (X5) faktor lain dianggap tetap.
Jenis kelamain pada fungsi produksi Bedasarkan uji t pada taraf nyata (α)
usaha keripik terong memiliki nilai 0,05, variabel jenis pekerjaan pembuatan
elasitas sebesar 4.904. artinya setiap keripik terong tidak berpengaruh nyata
penambahan jenis kelamin 1 persen akan terhadap penjualan keripik terong.
meningkatkan jumlah produksi sebesar Sehingga penambahan input jens
4.904 persen dengan asumsi faktor lain pekerjaan sebesar satu satuan tidak
dianggap tetap. memberikan pengaruh secara signifikan
Bedasarkan uji t pada taraf nyata (α) terhadap produksi keripik terong dengan
sebesar 0,05, secara statistik jenis kelamin faktor lain dianggap tetap.
yang digunakan untuk kegiatan
pembuatan keripik terong berpengaruh B. Analisis Strategi Pemasaran Keripik
nyata terhadap penjualan keripik terong. Terong
Sehingga penambahan jenis kelamin 1. Matrik IFAS
sebesar satu satuan memberikan pengaruh Matrik IFAS didapat berdasarkan
secara signifikan terhadap produksi indentifikasi faktor-faktor internal
keripik terong dengan faktor lain dianggap perusahaan yang berupa kekuatan
tetap. (strengths) dan kelemahan (weakness)
f. Gaya Hidup (X6) yang berpengaruh terhadap produksi dan
pemasaran keripik terong. Hasil matrik

5
JASEP, Vol. 7 No. 2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001
E ISSN : 2746-1874

tersebut diperoleh dari produsen yang terdapat nilai terboboti dari faktor-faktor
terletak di Desa Sriwangi Kecamatan tersebut. Hasil indentifikasi kekuatan dan
Semendawai Suku III OKU timur. kelemahan sebagai faktor stategis internal
Selanjutnya dilakukan pembobotan ini kemudian diberikan bobot dan ranting.
sehingga diperoleh bobot dari masing-
masing variabel internal. Demikian juga
penentuan peringkat (ranting) yang
dilakukan oleh responden sehingga

Table 7. Matrik IFAS (Internal Factor Analisis Summary)

No Strenghtn (kekuatan) Urgensi Bobot Rating Skor


1 Harga produk terjangkau oleh semua kalangan masyarakat 4 0,12 4 0,47
2 Mempunyai pilihan rasa (ogininal dan balado) 4 0,12 4 0,47
3 Hubungan Petani Terong dengan Baik 4 0,12 4 0,47
4 Kualitas dan cita rasa berbeda 4 0,12 4 0,47
5 Pelayanan baik dan ramah 4 0,12 4 0,47
2,35
Weakness (kelemahan)
1 Produk belum dikenal secara meluas 3 0,09 2 0,18
2 Jenis usaha masih baru 2 0,06 3 0,18
3 Keripik terong mudah hancur 3 0,09 2 0,18
4 Teknologi yang masih sederhana 3 0,09 4 0,35
5 Produksi belum optimal 3 0,09 3 0,26
1,15
Selisih 34 1,21

Sumber data primer, 2020

Bedasarkan hasil perhitungan dapat IFAS di atas, faktor kekuatan dan kelemahan
diketahui bahwa hasil produksi keripik memiliki total skor 3,56. Karena total skor
terong yang bermutu dengan pengawasan diatas berarti ini megidentifikasi posisi
secara ketat yang dilakukan oleh internal internal pada home industri sangat kuat.
hame industri. Kualitas produk didukung
oleh kinerjanya dalam proses produksi 2. Matrik EFAS
keripik terong. Matrik EFAS (Exsternal Factor
Kelemahan yang dihadapi oleh home Analysis Summary)terlebih dahulu
industri dalam memproduksi keripik terong mengindentifikasi faktor-faktor eksternal
diantara faktor-faktor yang disebut diatas perusahaan perupa peluang (Opportunity)
yang memiliki sekor yang hampir sama. dan ancaman (threats) yang berpengaruh
Namun kelemahan-kelemahan tersebut dapat terhadap perusahaan. Bedasarkan hasil
diatasi sehingga tidak terlalu berpengaruh analisis maka diperoleh hasil dari
besar terhadap berlangsungnya proses pembobotan dan ranting yang terlihat pada
produksi keripik terong. Dari faktor analisis tabel dibawah ini:

6
JASEP, Vol. 7 No. 2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001
E ISSN : 2746-1874

Table 8. Matrik EFAS (Eksternal Factor Analisis Summary)


No Opportunity (peluang) urgensi bobot rating skor
1 Adanya peningkatan jumlah penduduk 4 0,15 4 0,62
2 Jajanan ringan semakin diminati oleh semua kalangan masyarakat 2 0,08 3 0,23
3 Bahan baku mudah diperoleh 3 0,12 3 0,35
4 Menciptakan produk olahan lainnya (selai terong, manisan terong dan dodol terong) 4 0,15 4 0,62
5 Daya beli masyarakat meningkat 3 0,12 3 0,35
Total 2,15
Threats (ancaman)
1 Meningkatnya harga bahan baku 2 0,08 4 0,31
2 Adanya produsen lain 3 0,12 4 0,46
3 Adanya tengkulak sayur 3 0,12 3 0,35
4 Pelanggan menghilang karena stok keripik terong terbatas 2 0,08 4 0,31
26 1,42
Selisih 0,73
Sumber : Data Primer 2020

Bedasarkan hasil perhitungan dapat dimanfaatkan. Keterbatasan terong


diketahui bahwa faktor peluang adanya merupakan ancaman bagi berlangsungnya
proyek kegiatan pembuatan keripik terong proses produksi keripik terong, sehingga
dari home industri merupakan peluang paling ancaman ini harus diperhitungkan karena
besar yang diperoleh home industri. akan berdampak pada permintaan konsumen.
Pertambahan jumlah penduduk merupakan Dari hasil analisis faktor peluang dan
peluang yang dapat dimanfaatkan vagi home ancaman memiliki total skor 3,57. Karena
industri, kondisi iklim dan ketersediaan lahan total sekor di atas berarti ini mengidikasikan
persawahan di Provinsi Sumatera Selatan bahwa perusahaan dapat merespon peluang
khususnya di Kabupaten OKU Timur karna yang ada dan dapat menghindari ancaman-
serta ketersediaan jaringan irigasi yang harus ancaman yang ada.

C. Matrik Internal Eksternal

Langkah selanjutnya adalah menelaah membentuk titik potong antara sumbu X dan
melalui diagram analisis SWOT dengan sumbu Y, dimana nilai dari sumbu X didapat
dari selisih antara total kekuatan dan yang harus diteterapkan dalam kondisi ini
total kelemahan, sedangkan untuk nilai adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
sumbu Y didapat dari selisih total peluang yang agresif ( Growth Oriented Strategy).
dan ancaman sehingga dapat diketahui posisi b. Kuadran II
perusahaan untuk mempermudah dalam Meskipun menghadapi berbagai ancaman
memberikan pilihan alternatif stategi yang perusahaan masih memiliki kekuatan dari
tepat bagi perusahaan. Diagram analisis segi internal. Segi yang harus diterapkan
SWOT pada gambar menghasilkan empat adalah penggunaan kekuatan untuk
kuadran yang dapat dijelaskan sebagai memanfaatkan peluang jangka panjang
berikut: dengan cara strategi diversivikasi (
a. Kuadran I produk/pasar).
Kuadran ini merupakan situasi yang c. Kuadran III
sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki Perusahaan menghadapi peluang pasar
peluang dan kekuatan sehingga dapat yang sangat besar, tetapi dilain pihak ia juga
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi menghadapi kendala atau kelemahan

7
JASEP, Vol. 7 No. 2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001
E ISSN : 2746-1874

internal. Fokus strategi perusahaan adalah dibandingkan kelemahan. Nilai matrik


meminimalkan masalah-masalah internal internal 1,21 hal ini berarti home industri
perusahaan sehingga dapat merebut peluang keripik terong memiliki faktor internal yang
peluang pasar yang sangat besar. tergolong sedang dalam melakukan proses
d. Kuadran IV produksi dan pemasaran keripik terong.
Merupakan situasi yang sangat tidak Bedasarkan analisis EFAS diperoleh
menguntungkan, perusahaan menghadapi nilai total skor dari faktor opportunity sebesar
berbagai ancaman dari luar dan keleman dari 2,15 dan threat sebesar 1,42 sehingga
faktor internal. Berdasarkan analisis matrik diperoleh selisih skor opportunity dan threat
IFAS diperpleh nilai skor dari masing- adalah (+) 0,73. Nilai matrik esternal (sumbu
masing faktor adalah nilai strength 2,35 dan Y) adalah sebesar 0,73 berarti peluang lebih
nilai weakness 1,15 sehingga diperoleh besar daripada ancaman perusahaan mampu
selisih toral skor faktor strength dan merespon peluang dan ancaman dengan
weakness adalah (+) 1,21. Nilai matrik cukup baik. Apabila masing-masing skor dari
internal (sumbu x) sebesar 1,21 yang artinya faktor internal dan eksternal dipetakan dalam
nilai ini merupakan selisih antara kekuatan matrik, maka posisi perusahaan saat ini
dan kelemahan dimana kekuatan lebih besar berada pada kuadran I.

Posisi pada kuadran I merupakan kepada strategy SO (Strength Oppertunities)


situasi yang sangat menguntungkan. yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk
Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan memanfaatkan peluang yang ada
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang (mempertahankan harga dan kualitas guna
ada. Strategi yang harus diterapkan dalam mempertahankan loyatitas pelanggan, terus
kondisi ini adalah mendukung kebijakan melakuakn inofasi dan pengembangan
pertumbuhan yang agresif (Growth orientet produk, cita rasa dan pelayanan untuk
strategy). Strategy agresif ini lebih fokus menghambat laju posisi dalam pasar)
. dapat digunakan dengan dengan matrik
D. Perumusan Alternatif Strategi SWOT, Strategi pengembangan pemasaran
Pengembangan Agribisnis Keripik keripik terong mengacu pada analisis SWOT
Terong (Rangkuti, 2009), yaitu pada strategy agresif
Untuk merumuskan alternatif yang (terletak pada kuadran I), maka strategi S-O
diperlukan dalam mengembangkan usaha adalah sebagai berikut:
keripik terong di Desa Sriwangi digunakan 1. Mempertahankan harga dan kualitas guna
dengan analisis Matrik SWOT. Matrik mempertahankan loyalitas pelanggan
SWOT menggambarkan secara jelas 2. Terus melakukan inovasi dan
bagaimana pelung dan ancaman eksternal pengembangan produk, cita rasa dan
dapat dipadukan dengan kekuatan dan pelayanan untuk memhambat laju posisi
kelemahan interal sehinga dihasilkan pesaing dalam pasar
rumusan strategi pengembangan
agribisnis keripik terong. Matrik ini
menghasilkan empat kemungkinan alternatif KESIMPULAN DAN SARAN
strategi, yaitu strategi SO, strategi WO, A. Kesimpulan
strategi WT dan strategi ST. Sedangkan
untuk bagaimana strategi pemasarannya

8
JASEP, Vol. 7 No. 2, Desember 2021 P ISSN : 2443-1001
E ISSN : 2746-1874

Bedasarkan hasil penelitian dan Keripik terong merupakan makanan ringan


analisis yang telah dilakukan, maka dapat dimana permintaan keripik setiap harinya
ditarik kesimpulan sebagai berikut : meningkat seiring dengan pertambahan
1. Faktor –faktor yang mempengaruhi penduduk untuk itu perlu adanya upaya untuk
permintaan konsumen terhadap keripik menjaga kualitas dan rasa agar pembeliaan
terong di Desa Sriwangi Kecamatan keripik terong selalu terpenuhi, mengingat
Semendawai Suku III adalah harga, yang paling besar mempengaruhi
aksesibilitas produk, gaya hidup dan jenis permintaankeripik terong adalah rasa dan
pekerjaan, menunjukkan pengaruh harga.
signifikan terhadap permintaan keripik
terong. Sedangkan variabel rasa, kemasan DAFTAR PUSTAKA
dan jenis kelamin berpengaruh nyata
terhadap pembelian keripik terong. Astawan.2009.Terong Antikangker.Dinas
2. Strategi Pemasaran yang sudah dilakukan Pertanian.Jawa Tengah.
oleh Home Industri Keripik Terong adalah
strategi agresif dengan lebih fokus kepada Rangkuti, F. (2009). Analisis SWOT Teknik
strategi S-O (Strength-Oppertunity), yaitu Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia
dengan menggunakan kekuatan untuk Pustaka Utama.
memanfaatkan peluang yang ada. Adapun
strategi SO (Strength-Oppertunity) Sjarkowi, F. dan Marwan, S. 2004.
adalah: Manejemen Pembangunan Agribisnis. CV
a. Mempertahankan harga dan kualitas Baldad Grafiting Fress Palembang.
guna mempertahankan loyalitas
pelanggan Suryana, A.N. 2010. Statistik Bisnis.
b. Terus melakukan inovasi dan Alfabeta. Bandung.
pengembangan produk, cita rasa dan
pelayanan untuk memhambat laju Walgito, B. 2010. Bimbingan dan Konseling
posisi dalam pasar Studi dan Karier Balai Pustaka. Yogyakarta.

B. Saran

You might also like