Jurnal Aldo
Jurnal Aldo
Jurnal Aldo
Analisis Integrasi Subsistem Agribisnis Ubi Kayu di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
Deli Serdang
ABSTRACT
This research aims to; a) knowing the constraints of cassava agribusiness development in the
District Pancur Batu, b) determine the condition of the relationship between sub-systems that play a role
in agribusiness of cassava in District Pancur Batu, c) determine the condition of the marketing of cassava
in District Pancur Batu. This research was conducted in the District of Pancur Batu, with descriptive
analysis method. Based on the research concluded; a) The condition of farm production of cassava in
District Pancur Batu categorized quite good, but not yet showing the development of production. Cassava
been farming community as an activity for easy maintenance process and does not require intensive care,
b) the marketing conditions cassava is still modest and relatively fixed. Market chains are short so that
share margin the biggest can be obtained by the manufacturer, c) Relationship between the subsystems of
agribusiness cassava distinguished relationship is not tight and continuous on subsystem providers the
means of production by farmers and relationships that continuously into sub systems production,
marketing and processing because there is a relationship mutually beneficial. Based on the results
suggested; a) government Deli Serdang undertake training and extension to farmers to increase farm
production of cassava, b) the government of Deli Serdang provide incentives to farmers to stimulate an
increase in farm production of cassava in District Pancur Batu, c) the government of Deli Serdang
attention to marketing conditions cassava, by providing information and of action clear to the farmers
market in the district of Pancur Batu.
204
Hotden L. Nainggolan, Johdikson Aritonang
205
ANALISIS INTEGRASI SUBSISTEM AGRIBISNIS UBI KAYU DI KECAMATAN PANCUR
BATU KABUPATEN DELI SERDANG
Kendala Pengembangan Agribisnis Ubi lebih tinggi. Rantai pasokan ubi kayu yang
Kayu di Kecamatan Pancur Batu terdapat di Kecamatan Pancur Batu, umumnya
Pengembangan produk komoditi belum terorganisasi dengan baik, sehingga
pertanian segar maupun olahan yang berdaya menguntungkan pihak tertentu saja. Informasi
saing merupakan salah satu sasaran harga jual, karakteristik bahan baku ubi kayu
pembangunan pertanian yang harus diwujudkan yang disyaratkan industri tidak dapat diakses
karena akan berdampak pada kesejahteran petani dengan baik sehingga perlu digali sebagai
masyarakat bahkan pembangunan daerah. salah satu dasar saat melakukan perbaikan
Peningkatan produksi usahatani dapat dilakukan rancangan rantai pasokan ubi kayu.
6
melalui diversifikasi, intensifikasi dan Menyampaikan kendala-kendala yang
ekstensifikasi dan akhirnya akan memberi umum terjadi dalam rangka pengembangan
peluang bagi pengembangan agribisnis dan agroindustri, diantaranya; 1) bahan baku dari
agroindustri dapat dapat membuka peluang sektor pertanian tidak terjamin secara
kesempatan kerja bagi petani dan masyarakat berkesinambungan; 2) kemampuan sumberdaya
disekitarnya. manusia (SDM) terbatas dalam penguasaan
Penelitian 4 menyatakan bahwa manajemen dan teknologi usahatani yang
terdapat beberapa persoalan dalam menyebabkan rendahnya efisiensi dan daya
pengembangan agribisnis ubi kayu, seperti saing produk agroindustri; 3) Investasi di bidang
rantai nilai yaitu kurangnya koordinasi vertikal agroindustri kurang berkembang, antara lain
dan horizontal. Dengan demikian upaya yang karena masih adanya ketidakpastian iklim
harus dilakukan untuk meningkatkan usaha, perolehan bahan baku, prasarana dan
koordinasi horizontal di Kecamatan Pancur sarana, tenaga kerja yang berkualitas,
Batu adalah dengan memperkuat keberadaan penyediaan dan jangka waktu pemanfaatan
kelompok tani sehingga bukan hanya lahan usaha yang sesuai dengan hak guna usaha
meningkatkan daya tawar tetapi juga (HGU) dan rencana umum tata ruang (RUTR),
mengurangi biaya transaksi dalam pemasaran serta sumber dana investasi yang terbatas; 4)
ubi kayu. Sementara meningkatkan koordinasi Lembaga keuangan masih menerapkan
vertikal dilakukan dengan cara menjalin preferensi suku bunga yang sama antara sektor
kemitraan dengan pelaku pasar dan memenuhi pertanian, kehutanan, industri dan jasa sehingga
perjanjian kontrak di pasar. kurang aktraktif bagi investor untuk berusaha di
Di Kecamatan Pancur Batu produksi bidang agroindustri; 5) Informasi peluang
ubi kayu secara umum dijual ke pasar domestik usaha dan pemasaran belum memadai dengan
dan regional dalam bentuk segar melalui jasa keterpaduan jaringan bisnis yang baik; 6)
agen komoditi ubi kayu yang diolah Homogenitas kebijakan pembangunan, baik
masyarakat melalui home industry menjadi regional maupun sektoral, tanpa memperhatikan
keripik, opak masih sangat terbatas. Hal ini keragaman yang dimiliki oleh masing masing
dapat menunjukkan bahwa keterkaitan antara wilayah; 7) Belum terciptanya sinergi kebijakan
sektor pertanian sampai ke industri pengolahan yang mendukung iklim usaha; 8) Kurangnya
yang dikelola oleh masyarakat perlu sarana, prasarana dan transportasi; 9) Kemitraan
ditingkatkan, sehingga dapat memberikan nilai usaha dan keterkaitan produk antara hulu dan
tambah bagi masyarakat. hilir belum tercipta dan tidak berjalan dengan
Penelitian 5 mengemukakan terdapat baik.
beberapa permasalahan umum dalam Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pengembangan agroindustri diantaranya; 1) sifat di Kecamatan Pancur Batu, bahwa kendala
produk pertanian yang mudah rusak sehingga pengembangan agribisnis ubi kayu diwilayah
diperlukan teknologi pengemasan dan sarana ini sebagaimana pada Tabel 1.
transportasi yang baik; 2) sebagian besar produk Tabel 1. Kendala Pengembangan Agribisnis Ubi
pertanian bersifat musiman dan sangat Kayu di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
dipengaruhi kondisi iklim sehingga aspek Deli Serdang.
Pendapat Responden
kontinuitas produk pertanian/ agroindustri No Faktor/ Variabel yang di survey Kondisi eksisting tidak mendukung Kurang mendukung Mendukung Sangat mendukung
1 % tase 2 % tase 3 % tase 4 % tase
menjadi tidak terjamin; 3) kualitas produk 1 SDM usahatani tidak terlatih 22 73% 8 27% 0 0% 0 0%
2 Informasi dan akses pasar tidak mendukung 25 83% 5 17% 0 0% 0 0%
pertanian untuk industri masih rendah sehingga 3
4
Pemberantasan HPT secara biologis
Penggunaan bibit sertifikat
belum paham
belum seragam
7
6
23%
20%
17
19
57%
63%
5
4
17%
13%
1
1
3%
3%
mengalami kesulitan dalam persaingan pasar; 5
6
Infrastruktur sentra pertanian
Koperasi petani
belum merata
terbatas
18
4
60%
13%
8
23
27%
77%
4
3
13%
10%
0
0
0%
0%
dan 4) sebagian besar industri berskala kecil 7
8
Alih fungsi lahan
Biaya transportasi
terjadi
mahal
12
11
40%
37%
16
14
53%
47%
2
5
7%
17%
0
0
0%
0%
dengan teknologi rendah. 9
10
Harga produksi tingkat produsen (petani)
Modal (Rp)
rendah
3,5-4,5 juta/ha
18
2
60%
7%
12
14
40%
47%
0
9
0%
30%
0
5
0%
17%
Rendahnya harga jual produk ubi kayu Sumber : Hasil wawancara dengan responden,
pada tingkat petani menjadi permasalahan yang 2017.
serius, sehingga memerlukan perhatian terutama
mengenai rantai pasok sehingga hasil produksi Berdasarkan hasil analisis data
ubi kayu bisa dipasarkan dengan harga yang sebagaimana Tabel 1 dapat diidentifikasi
206
Hotden L. Nainggolan, Johdikson Aritonang
beberapa kendala dalam pengembangan tenaga kerja merupakan input yang berpengaruh
agribisnis ubi kayu di Kecamatan Pancur Batu nyata terhadap produksi ubi kayu di Kecamatan
Kabupatan Deli Serdang diantaranya; a) secara Pancur Batu selain luas lahan, bibit, pupuk dan
umum SDM yang tersedia tidak terlatih, dimana obat-obatan, sebagaimana pada Tabel 2.
73% dari 30 responden diwawancai Tabel2. Hasil Analisis Pengaruh Luas Lahan,
menyampaikan bahwa kondisi SDM yang Bibit, Tenaga Kerja, Pupuk dan Obat –
tersedia tidak mendukung pengembangan obatan Terhadap Produksi Ubi Kayu Di
agribisnis ubi kayu, b) Informasi dan akses
Kecamatan Pancur Batu.
pasar, dimana 83% dari 30 responden yang
diwawancarai menyampaikan bahwa informasi No Variabel Koefisi t Sig Adjust
dan akses pasar tidak mendukung en ed R -
pengembangan agribisnis ubi kayu, c) Square
pemberantasan hama penyakit juga menjadi
kendala pengembangan agribisnis, dimana 57% 1 Intersep 574,6 0,967
dari 30 responden yang diwawancarai X1 (luas 0,495* 10,422 0,00
menyampaikan bahwa kondisi ini menjadi lahan) 2
penghalang bagi pengembangan agribisnis ubi X2 (bibit 0,653 9,144 0,82
kayu, d) demikian juga halnya dengan ) 0
penggunaan bibit yang bersertifikat, dimana X3 0,448* 10,435 0,00
(tenaga 8
63% responden menyampaikan hal ini sebagai kerja)
kendala, e) infrastruktur sentra pertanian yang X4 0,274* 13,154 0,00
belum merata pada sentra produksi menjadi (pupuk 3
kendala pengembangan agribisnis ubi kayu dan obat-
obatan)
disampaikan oleh 60% dari 30 responden yang *signifikansi α = 5%
diwawancarai, f) Koperasi pertanian juga Sumber: Data Primer Diolah, 2017
merupakan hal yang sangat penting dalam
rangka mendukung pengembangan agribisnis Hasil analisis data sebagaimana pada
ubi kayu di wilayah ini, namun kondisi yang Tabel 2 diperoleh model persamaan regresi
terjadi adalah 77% responden menyampaikan sebagai berikut :
bahwa keberadaan koperasi masih terbatas dan Y = 574,6 +0,495X1 + 0,653X2
tidak berjalan dengan baik. Kemudian modal +0,448X3+0,274X4
dan biaya transportasi juga menjadi persoalan
serius dan menjadi kendala pengembangan Hasil analis data menunjukkan nilai
agribisnis ubi kayu di Kecamatan Pancur Batu. adjusted R2 sebesar 0,967 artinya 96,7%
Berdasarkan hasil analisis data yang variabel bebas mempengaruhi variabel terikat,
disajikan pada Tabel 1, permasalahan pasar ubi artinya variabel; luas lahan, bibit, tenaga kerja,
kayu yang belum jelas juga merupakan salah pupuk dan obat-obatan memberikan pengaruh
satu kendala dalam pengembangan usahatani 96,7% terhadap produksi ubikayu di
ubi kayu. Harga ubi kayu seringkali Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli
berfluktuasi, sehingga harganya jatuh dan Serdang dan sisanya 3,3% disebabkan faktor
posisi tawar yang rendah yang membuat para lain di luar variabel yang diestimasi.
petani harus menjualnya dengan harga rendah Berdasarkan hasil analisis data
sehingga pendapatan petani menjadi sangat sebagaimana pada Tabel 2 diketahui bahwa
rendah. variabel luas lahan memiliki pengaruh positif
Hasil penelitian 7; 8; 9 dan 10 dengan nilai koefisien 0,495 dan signifikan
menyampaikan walaupun petani ubi kayu sudah pada α = 5 %, dengan nilai t sig 0,002 terhadap
mempunyai pengalaman bertani yang cukup produksi ubi kayu di Kecamatan Pancur Batu,
(7,20 – 14,42 tahun), namun belum ditemui artinya jika luas lahan yang dikelola petani
perkembangan teknologi bercocok tanam yang mengalami peningkatan maka akan
cukup berarti, dibandingkan dengan yang telah meningkatkan produksi ubi kayu di wilayah ini.
mereka pelajari secara turun temurun dari Demikian juga hal dengan bibit
orangtua mereka, kondisi ini terjadi di sebagaimana pada pada Tabel 4, bahwa
Kecamatan Pancur Batu, dimana kualitas SDM variabel memiliki pengaruh positif namun tidak
masih rendah terutama dalam aplikasi teknologi signifikan terhadap peningkatan produksi ubi
dalam bidang budidaya/ produksi. kayu di wilayah ini.
Kemungkinan hal tersebut berkaitan dengan Kemudian hasil analisis data
tingkat pendidikan petani yang masih rendah sebagaimana pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
(5,71 – 8,25 tahun). variabel tenaga kerja memiliki pengaruh positif
Hal tersebut diperkuat dengan hasil dengan nilai koefisien 0,448 dan signifikan pada
analisis regresi yang menunjukkan bahwa α= 5 %, dengan nilai t sig 0,008 terhadap
207
ANALISIS INTEGRASI SUBSISTEM AGRIBISNIS UBI KAYU DI KECAMATAN PANCUR
BATU KABUPATEN DELI SERDANG
Pedagang antar
Pasar modern
wilayah/ Agen
Pemasaran dan
Distribusi Pasar umum/ Industri
tradisional pengolahan
Hotden L. Nainggolan, Johdikson Aritonang
209
ANALISIS INTEGRASI SUBSISTEM AGRIBISNIS UBI KAYU DI KECAMATAN PANCUR
BATU KABUPATEN DELI SERDANG
close-loop supplay chain. Disetiap mata rantai 5. Rachman, B. dan Sumedi. 2002. Kajian
proses terdapat peluang untuk menambah nilai Efisensi Manajemen Dalam Pengelolaan
produk melalui sentuhan inovasi dan kreatifitas Agroindustri Dalam Analisis Kebijakan:
tertentu. Paradigma Pembangunan dan Kebijaksanaan
Pengembangan Agroindustri. Monograph
D. KESIMPUL DAN SARAN Series No. 21. Pusat Penelitian Sosial
Kesimpulan Ekonomi Pertanian: Bogor
Berdasarkan hasil penelitian maka 6. Deperindag. 2002. Pohon Industri Ubikayu,
dapat disimpulkan; a) Kondisi produksi dalam Bantacut, Tajuddin. Review:
usahatani ubi kayu di Kecamatan Pancur Batu, Penelitian dan Pengembangan untuk Industri
dapat dikategorikan cukup baik, namun belum Berbasis Cassava. Jurnal Teknologi Industri
menunjukkan perkembangan produksi. Pertanian Vol 19(3), 191-202. Departemen
Usahatani ubi kayu dipilih masyarakat sebagai Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
kegiatan karena proses pemeliharaannya mudah Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
dan tidak memerlukan perhatian yang intensif, Bogor: Bogor.
b) Kondisi pemasaran ubi kayu masih 7. Siregar, A. R. 2002. Teknologi Budidaya
sederhana dan relatif tetap. Rantai dan Produksi Ubi Kayu. Program Studi
pemasarannya pendek sehingga share margin Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi
yang terbesar dapat diperoleh pihak produsen, Pertanian, Fakultas Pertanian, USU: Medan
c) Hubungan antar subsistem agribisnis ubi 8. Hasugian, K. 2002. Sistem dan Analisis
kayu dibedakan atas hubungan yang tidak erat Usahatani Ubi Kayu. Skripsi. Program
dan tidak kontinyu pada subsistem penyedia Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi
sarana produksi dengan petani dan hubungan Pertanian, Fakultas Pertanian, USU: Medan
yang kontinyu pada subsistem produksi, 9. Fitriawati. 2002. Analisis Pemasaran Ubi
pemasaran dan pengolahan karena Kayu. Program Studi Agribisnis, Jurusan
terdapat hubungan yang saling menguntungkan. Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, USU: Medan
Saran 10. Simanjuntak, P. 2002. Sistem Agribisnis
Berdasarkan hasil penelitian dan dan Kemitraan Petani Ubi Kayu. Program
kesimpulan maka dapat disarankan; a) agar Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi
pemerintah Kabupaten Deli Serdang melakukan Pertanian, Fakultas Pertanian, USU: Medan.
pelatihan dan penyuluhan kepada petani untuk 11. Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang,
meningkatkan produksi usahatani ubi kayu, b) 2015: Lubuk Pakam.
agar pemerintah Kabupaten Deli Serdang 12. Saragih, B. 1998. Agribisnis Berbasis
memberikan insentif kepada petani untuk Peternakan: Kumpulan Pemikiran. Institut
merangsang peningkatan produksi usahatani ubi Pertanian Bogor: Bogor.
kayu di Kecamatan Pancur Batu, c) agar
pemerintah Kabupaten Deli Serdang
memperhatikan kondisi pemasaran ubi kayu
dengan cara memberikan informasi dan akse
pasar yang jelas kepada petanidi Kecamatan
Pancur Batu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Didu, S. M. 2000. Rancang Bangun Sistem
Penunjang Keputusan Pengembangan
Agroindustri Kelapa Sawit untuk
Perekonomian Daerah. Disertasi Sekolah
Paska Sarjana Teknologi Industri Pertanian,
IPB: Bogor.
2. BPS, 2012. Sumatera Utara Dalam Angka.
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara:
Medan.
3. Kuncoro, M. 2009. Metode Riset Untuk
Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Jakarta:
Erlangga.
4. Sewando, T. Ponsian. 2012 Urban Markets-
Linked Cassava Value Chain In Morogoro
Rural Distric, Tanzania
210