459 896 1 SM

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

ISSN 2338 -

JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 2 1 Oktober


Received : Agustus 2018 Accepted: September 2018 Published : Oktober 2018

Analisa Kekuatan Tarik dan Bentuk Patahan Komposit Serat Sabuk


Kelapa
Bermatriks Epoxyterhadap Variasi Fraksi Volume
Serat

1* 2
Zulkifli , Hadi Hermansyah , Subur
3
Mulyanto
1
Politeknik Negeri Balikpapan
2
Politeknik Negeri Balikpapan
3
Politeknik Negeri Balikpapan

*
[email protected]
d

Abstract
The use of natural fibers can reduce the weight of vehicles up to 40% therefore the fuel is more efficient. Natural
fibers have benefits better than synthetic fibers, such as: renewable, recyclable, and harmless to the environment and
health. One of the most potential natural fibers is coconut husk waste. The aims of this study are to analyze and
determine the effect of adding 10% fiber to the strength tensile of materials composite reinforced by fibers of coir
epoxy. And the fracture shape of the composite material is fiber-reinforced epoxy coir fiber. The coir fiber is given
NaOH 20% damping for 2 hours. With the fiber volume fraction of
10%, 20% and 30% with the matrix used is epoxy polymer. Production method used press molding with size 200 x
200x 5 mm, and cut to form polymer composite beam as per ASTM D638-02 standard. Based on the results of NaOH
the 20% treatment with fraction variables with the volume of fiber 10%, 20%, and 30% produce increase and
decrease power. With strength tensile value volume of 10% fraction obtained 24.06 MPa, 17.16 MPa with volume
fraction 20%, 10.09 MPa with volume fraction 30%. With fractional fraction volume of 10% is rich matrix, crack
deflection, and over load, while in composite material with volume fraction 20% and 30% dominated by fiber
pullout and bonding

Keywords :Composite, coir fiber, fiber volume fraction, tensile strength,


fracture

Abstrak
Penggunaan serat alam dapat mengurangi berat kendaraan sampai dengan 40% sehingga lebih irit
bahan bakar. Serat alam memiliki keunggulan dibandingkan serat sintetis antara lain bersifat renewable, bisa
didaur ulang (recyclable), tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, Salah satu jenis serat alam yang
sangat potensial adalah limbah sabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui
pengaruh penambahan serat 10% terhadap kekuatan tarik material komposit diperkuat serat sabuk kelapa
bermatriks epoxy. Dan bentuk patahan dari material komposit diperkuat serat sabuk kelapa bermatriks epoxy.
Serat sabuk kelapa diberi perlakuan perendaman NaOH 20% selama 2 jam. Dengan fraksi volume seratnya
10%, 20% dan 30% serta matrik yang digunakan adalah polimer epoxy. Metode produksi menggunakan
metode press molding dengan ukuran 200 x 200x 5 mm, dan dipotong membentuk balok komposit
polimer sesuai standar ASTM D638-02. Berdasalkan Hasil penelitian uji perlakuan NaOH 20% dengan

9
20%, dan 30% menghasilkan kekuatan yang naik turun.ISSN 2338 -
variabel fraksi volume
JURNAL TEKNOLOGI serat
TERPADU Vol. 610%,
No. 2 1 Oktober Dengan nilai
kekuatan tarik fraksi volume 10% didapatkan 24.06 MPa, 17.16 MPa dengan fraksi volume 20%,
10.09 MPa dengan fraksi volume 30%. Dengan mode patahan fraksi volume 10% yaitu matrix rich, crack
deflection, dan over load, sedangkan pada material komposit dengan fraksi volume 20% dan 30% di dominasi
oleh fiber pullout dan bonding

Kata kunci :Komposit, sabuk kelapa, fraksi volume serat, kekuatan tarik,
patahan

9
ISSN 2338 -
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 2 1 Oktober
1. Pendahuluan sebagai keperluan rumah tangga seperti keset,
1.1. Latar Belakang sapu, dan sebagainya.
Dalam bidang teknologi material mulai Tujuan yang hendak dicapai dalam
berkembang khususnya pada material penelitian ini yaitu, untuk menganalisis dan
komposit.Dimana material komposit memiliki mengetahui pengaruh penambahan serat 10%
sifat mekanik yang kuat, tahan korosi, ringan terhadap kekuatan tarik material komposit
dan ramah lingkungan, sehingga menjadi diperkuat serat sabuk kelapa bermatriks epoxy.
bahan alternatif selain logam.Penggunaan serat Dan bentuk patahan dari material komposit
alam dapat mengurangi berat kendaraan diperkuat serat sabuk kelapa bermatriks epoxy.
sampai dengan 40% sehingga lebih irit bahan 1.2. Tinjauan Pustaka
bakar [1]. Selain itu serat alam memiliki 1.2.1 Komposit
keunggulan dibandingkan serat sintetis antara komposit adalah suatu material yang
lain bersifat renewable, bisa didaur ulang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
(recyclable), tidak berbahaya bagi lingkungan material pembentuknya melalui campuran
dan kesehatan, memiliki sifat mekanis lebih yang tidak homogen, dimana sifat mekanik
baik, tidak menyebabkan abrasi pada alat, dan dari masing-masing material pembentuknya
harganya lebih murah serta densitas yang lebih berbeda. Dari campuran tersebut akan
rendah. Diamana serat alam adalah serat yang dihasilkan material komposit yang mempunyai
dapat langsung diperoleh dari alam, biasanya sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda
berupa serat yang dapat langsung diperoleh dari material pembentuknya. Material
dari tumbuhtumbuhan dan binatang. Serat ini komposit mempunyai sifat dari material
telah banyak digunakan oleh manusia antara konvensional pada umumnya dari proses
lain kapas, wol, sutera, pelepah pisang, sabut pembuatannya melalui percampuran yang
kelapa, ijuk, bambu, nanas, knaf dan goni. tidak homogen, sehingga kita leluasa
Serat alam memiliki kelemahan, yaitu ukuran merencanakan kekuatan material komposit
serat yang tidak seragam, kekuatan serat yang kita inginkan dengan jalan mengatur
sangat dipengaruhi oleh usia [2]. komposisi dari material pembentuknya.
Jumlah kandungan serat dalam Komposit merupakan sejumlah sistem multi
komposit, merupakan hal yang menjadi fasa sifat dengan gabungan, yaitu gabungan
perhatian khusus pada komposit berpenguat antara bahan matriks atau pengikat dengan
serat. Untuk memperoleh komposit penguat.
berkekuatan tinggi, distribusi serat dengan 1.2.2. Unsur Penyusun Komposit
matrik harus merata pada proses pencampuran Material komposit mempunyai dua
agar mengurangi timbulnya void. Untuk unsur bahan yaitu serat (fiber) dan bahan
menghitung fraksi volume, parameter yang pengikat serat yang disebut dengan matriks.
harus diketahui adalah berat jenis resin, berat 1.2.3. Serat
jenis serat, berat komposit dan berat serat [3]. Serat atau fiber dalam bahan komposit
Salah satu jenis serat alam yang sangat berperan sebagai bagian utama yang menahan
potensial adalah limbah sabut kelapa. Sesuai beban, sehingga besar kecilnya kekuatan bahan
dengan data Badan Pusat Statistik pada tahun komposit sangat tergantung dari kekuatan
2014 luas tanaman perkebunan kelapa di serat pembentuknya. Semakin kecil bahan
Indonesia 3654,2 (ribu hektar) dengan hasil (diameter serat mendekati ukuran kristal) maka
produksi tanaman 3031,3 (ribu ton). Petani semakin kuat bahan tersebut, karena minimnya
tradisional di bidang perkebunan kelapa masih cacat pada material [4]. Serat alami (natural fiber)
belum maksimal dalam pengolahan limbah merupakan serat yang bersumber langsung dari
kelapa terutama sabutnya,hanya beberapa alam.Serat alami biasanya didapat dari serat
penduduk yang menggunakan sabut kelapa tumbuhan seperti serat bambu, serat pohon pisang
serat nanas dan lain sebagainya. Keunggulan
yang dimiliki oleh
9
ISSN 2338 -
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 2 1 Oktober
serat alam antara lain : non-abbrasive, densitas termoset.Beberapa jenis matrik polimer
rendah, harga lebih murah, ramah lingkungan, thermoset yang sering digunakan ialah
dan tidak membahayakan bagi kesehatan.
Penggunaan serat alam sebagai filler dalam
komposit tersebut terutama untuk lebih
menurunkan biaya bahan baku dan peningkatan
nilai salah satu produk pertanian. Di dalama
penelitian ini serat yang digunakn adalah serat
sabut kelapa.Kekurangan terkait dengan serat
alami harus diatasi sebelum menggunakan dalam
komposit polimer. Alkalisasi pada serat
merupakan metode perendaman serat ke dalam
basa alkali. Proses alkalisasi menghilangkan
komponen penyusun serat yang kurang efektif
dalam menentukan kekuatan antar muka yaitu
hemiselulosa, lignin atau pektin. Dengan
berkurangnya hemiselulosa, lignin atau pektin,
wetabily serat oleh metriks akan semakin baik,
sehingga kekuatan antarmuka pun akan
meningkat. Selain itu, pengurangan hemiselulosa,
lignin atau pektin, akan meningkatkan kekasaran
permukaan yang menghasilkan mechanical
interlocking yang lebih baik [5]. Penelitian ini
diperkuat oleh Arsyad m, 2016 [6] dimana
perendaman serat sabut kelapa dalam larutan
NaOH 20% memberikan efek terhadap daya
serap serat sabut kelapa terhadap matriks
poliester. Setelah perendaman, sudut wetabiliti
menurun dibandindingkan dengan sebelum
sebelum perendaman.
Tabel 1. Sifat mekanis beberapa serat [7]

Sumber :Beukers, A., & van Hinte,


E.

1.2.4. Matrix
Syarat pokok matrik yang digunakan
dalam komposit adalah matrik harus bisa
meneruskan beban, sehinga serat harus bisa
melekat pada matrik dan kompatibel antara serat
dan matrik [4]. Matriks dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu termoplastik dan
9
ISSN 2338 -
polyester, epoxy, TERPADU
JURNAL TEKNOLOGI phenolics,dan polyamids,
Vol. 6 No. 2 1 Oktober

sedangkan yang termasuk jenis matrik polimer


termoplastik adalah polyethylene, polypropylene,
nilon, polycarbonate, dan polyether-ether keton.
Dalam penelitian ini matriks yang digunakan
adalah resin epoxy. Menurut zulkifli, dkk, 2016
[8], perbandingan antara resin epoxy dan hardener
yang memiliki kekuatan tarik yang baik yaitu
70%
: 30%.

2. Metoda Penelitian
Serat sabuk kelapa diperoleh dari pedagang
di sekitaran Balikpapan. Proses pemisahan serat
dari cocodust dilakukan dengan cara memukul
kulit kelapa secara berulang-ulang kemudian
diserut sampai diperoleh serat sabut kelapa yang
bersih. Lalu serat di bersihkan dengan cara
direndam di air bersih. Serat yang sudah bersih
direndam di dalam larutan alkali (20%NaOH)
waktu perendaman 2 jam.Selanjutnya serat
dinetralkan dari efek NaOH dengan perendaman
menggunakan air bersih, serat ditiriskan hingga
kering tanpa sinar matahari.Bahan matrik yang
digunakan adalah epoxy, yang disuplai oleh PT.
Justus Kimia Raya Jakarta. Komposit dibuat
dengan metode cetak tekan untuk perbadingan
antara resin dan hardener yaitu 70:30, serta fraksi
volume serat (Vf) 10%, 20%, dan 30%. Spesimen
uji tarik dibuat dari pelat komposit hasil cetakan,
yang dipotong dengan menggunakan band
saw.Efek pemotongan dieliminasi dengan
dihaluskan menggunakan kertas amplas. Spesimen
tersebut dibuat sesuai dengan standar ASTM D-
638 [9]. Pengujian tarik dilakukan menggunakan
mesin uji tarik HT-9501 Universal Testing
Machine dengan kapasitas 500 KN. Hasil akhir
penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk
hubungan antara sifat tarik (kekuatan,modulus dan
regangan) versus Vf. Penampang patahan
dilakukan foto SEM untuk menyelidiki perilaku
mekanisme perpatahannya.

9
ISSN 2338 -
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 2 1 Oktober
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.2. Hasil Foto SEM
3.1. Hasil Uji Tarik

Gambar 1. Diagram Hubungan Faraksi


Volume
Serat Vs Tegangan Gambar 4. Foto SEM Patahan dengan
Tarik Fraksi
Volume 10%

Gambar 2. Diagram Hubungan Faraksi


Volume
Serat Vs Elongasi

Gambar 5.Foto SEM Patahan dengan


Fraksi
Volume 20%

Gambar 3. Diagram Hubungan Faraksi Volume


Serat
Vs Modulus
Elastisitas
9
ISSN 2338 -
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 2 1 Oktober
yaitu rata-rata sebesar 0,61%. Hal ini
disebabkan oleh lemahnya ikatan antara
matriks dan serat sehingga menyebabkan
banyaknya serat mengalami pullout pada saat
ditarik. Menurut Santafe dkk,2010 [10] yang
meninjau komposit serat sabut kelapa
berorientasi random/acak dengan kekuatan
tarik yang rendah, tapi mempunyai kekuatan
lentur yang lebih tinggi dan potensial
digunakan sebagai bangunan non-struktur.

Pada gambar 4 memperlihatkan patahan


yang terjadi pada material komposit dengan
Gambar 6. Foto SEM Patahan dengan fraksi volume 10% yaitu matrix rich yang
Fraksi mana matriks menyebar secara merata dan
Volume 30% mengikat serat dengan kuat sehingga tidak
3.3. Pembahasan menyebab serat pullout, serta tegangan merata
Hubungan antara fraksi volume serat
ke matriks dan serat sebelum terjadi patahan.
dengan kekuatan tarik regangan tarik dan
Pada gambar 4 ini juga memperlihatkan
modulus elastisitas komposit serat sabut
patahan akibat crack deflection dan over load.
kelapa disajikan pada Gambar 1 sampai
Crack deflection, disebabkan karena posisi
Gambar 3. Pada Gambar 1 tersebut terlihat
serat pada permukaan patahan miring
fraksi voleme 10% memiliki nilai tengangan
mengikuti daerah patahan yang mengakibatkan
tarik yang paling tinggi yaitu rata-rata sebesar
retakan akan mengikuti alur dari posisi serat
24,06 MPa. Tegangan tarik yang terjadi ini
yang miring. Sedangkan overload yaitu
berbanding lurus dengan modulus
putusnya serat yang diakibatkan karena batas
elastisitasnya yang memiliki nilai tertinggi
kekuatan serat dan ikatan yang kuat antara
yaitu rata-rata sebesar 450,433 MPa, hal ini
serat dan matrik. Adapun void yang terbentuk
disebabkan karena pada material komposit
sampel uji disebabkan saat proses molding,
dengan fraksi volume serat 10% memiliki
udara masih terjebak dan pada saat proses
ikatan (mechanical bonding) yang kuat dan
menuangkan matrik pada cetakan tidak merata.
merata ke seluruh serat. Dan material
Void tersebut dapat menyebabkan turunnya
komposit dengan fraksi volume 10% memiliki
kekuatan karena konsentrasi tegangan pada
nilai elongangi yang berbanding terbalik
daerah sekitarnya melemah yang akan
dengan tegangan tarik dan modulus elastisitas menyebabkan patah dengan beban maksimal
yaitu rata-rata sebesar 0,51%. yang menurun.
Sedangkan nilai tegangan tarik dan nilai Pada material komposit dengan fraksi
modulus elastisitas yang terkecil dimiliki oleh volume 20% dan 30% patahan yang terjadi
material komposit dengan fraksi volume serat didominasi oleh fiber pullout dan bonding,
30% yaitu untuk nilai tegangan tariknya rata- seperti yang diperlihatkan pada gambar 5
rata sebesar 10,09 MPa dan nilai modulus untuk fraksi volume 20% dan gambar 6 untuk
elastisitasnya rata-rata sebesar 178,055 MPa, fraksi volume 30%. Fiber pullout yang
dan memiliki nilai elongasi yang paling tinggi diakibatkan karena ikatan antara serat dengan

9
ISSN 2338 -
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 2 1 Oktober
matriks tidak kuat, sehingga serat terlepas dari [4] K Diharjo, T. T. (2003). Buku Pegangan
ikatan matrik, sedangkan bonding terjadi Kuliah Material Teknik: Universitas
karena terlepasnya serat dari matrik yang Sebelas Maret, Surakarta.
menyebabkan terbentuknya lubang pada
[5] Maryanti B, d. (2011). Pengaruh Alkalisasi
matrik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
ruang yang dibutuh oleh serat sehingga pada Komposit Serat Kelapa-Poliester Terhadap
saat dicetak dengan menggunakan metode Kekuatan Tarik. Jurnal Rekayasa Mesin,
press molding dan tipe serat acak, sehingga 2(2), 123-129
banyak matriks yang terbuang saat di press. [6] Arsyad, m. (2016). Efek Perendaman Serat
Sabut Kelapa dalam Larutan Alkali
4. Kesimpulan Terhadap Daya Serap Serat Sabut Kelapa
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, pada Matriks Poliester. Journal INTEK,
Pengaruh perlakuan NaOH terhadap kekuatan
tarik komposit berpenguat serat sabuk kelapa 3(1), 15-19.
memiliki dampak yang dinamis untuk hasil uji [7] Beukers, A., & van Hinte, E. (2005).
perlakuan NaOH 20% dengan variabel fraksi Lightness: The Inevitable Renaissance
volume serat 10%, 20%, dan 30% Minimum of Energy Structures: 010
menghasilkan kekuatan yang naik turun. Publishers.
10%
Dengandidapatkan 24.06 MPa,
nilai kekuatan 17.16volume
tarik fraksi MPa [8]Penyerapan
Zulkifli, H.Air
H. Sungai
(2016).Mahakam
Analisa Terhadap
dengan fraksi volume 20%, 10.09 MPa dengan
fraksi volume 30%. Dan tipe patahan yang Kekuatan Tarik Material Komposit Dengan
terjadi pada material komposit dengan fraksi Variasi Perbandingan Matriks Dan
volume 10% yaitu matrix rich, crack Hardener. Jurnal Informasi Teknologi
deflection, dan over load, sedangkan pada (INTEK), 3(1), 50-53.
material komposit dengan fraksi volume 20% [9] ASTM. (2002). D 638 Standard Test
dan 30% di dominasi oleh fiber pullout dan
Method For Tensile Properties of Polymer
bonding.
Matriks Composite Material. Philadelphia:
5. Saran American Society for Testing and Materials
Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut [10] Santafe Jr.H.P.G, L. F. P. D., Costa L.L.,
tentang material komposit dengan serat sabuk Monteiro S.N. (2010). Mechanical
kelapa, sehingga nilai jual sabuk kelapa dapat properties of tensile tested coir fiber
bertambah.
reinforced polyester composites Revista
6. Daftar Pustaka Material, 15(2), 113-118.

[1] Marsh, G. (2003). Next step for automotive


materials. Materials Today, 6(4), 36-43.
[2] Schwartz, M. M. (1984). Composite
Materials Handbook: McGraw-Hill.
[3] Harper, A. C. (1996). Handbook Of
Plastics, Elastomers And Composites: Mc
Graw Hill Componies, Inc.

You might also like