Pengaruh Penambahan Ragi Roti Dan Waktu Fermentasi Terhadap Karakteristik Cuka Dari Nira Lontar (Borassus
Pengaruh Penambahan Ragi Roti Dan Waktu Fermentasi Terhadap Karakteristik Cuka Dari Nira Lontar (Borassus
Pengaruh Penambahan Ragi Roti Dan Waktu Fermentasi Terhadap Karakteristik Cuka Dari Nira Lontar (Borassus
ABSTRACT
Indonesia's natural resources are rich in biodiversity which is a very prospective potential to be
developed. One of them is palm tree. The main result of palm tree was sap. Palm sap can be processed
into sugar or vinegar. This study aims to know the effect of addition of bread yeast and fermentation
time on the characteristics of vinegar, determine the best treatment of adding bread yeast and
fermentation time to produce vinegar from sap palm (Borassus flabellifer Linn), and to know the stability
of vinegar products for storage temperature. The experimental design used was factorial Completely
Randomized Design with 2 factors, namely the addition of bread yeast (0%, 1%, 2%, 3%, 4% and 5%)
and fermentation time (0, 10, 15, 20, 25 and 30 days). The data obtained were analyzed by ANOVA and
if the treatment had a significant effect it was followed by the Duncan test. The results showed that (1)
the treatment of adding bread yeast had an effect on acetate levels, alcohol content, total soluble solids
and pH; but does not affect total sugar; fermentation time affects the level of acetic acid, total sugar,
alcohol content, total soluble solids and pH; while the interaction between treatments has an effect on
total soluble solids and pH, but does not affect acetic acid levels, total sugar and alcohol content on
vinegar from fermented of palm sap, (2) treatment of addition of 5% bread yeast with 30 days
fermentation time was the best treatment for producing vinegar, with characteristics of acetic acid level
of 2.72% v / v, total sugar 0.03%, alcohol content 0.68% and total soluble solids 2.60 °Brix; (3) the
stability of vinegar products produced at various storage temperatures an affects the levels of acetic
acid and total soluble solids.
Keywords : bread yeast, fermentation time, vinegar, palm sap, Borassus flabellifer L.
ABSTRAK
Sumber daya alam Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati merupakan potensi yang sangat
prospektif untuk dikembangkan. Salah satunya ialah tanaman lontar. Hasil utama tanaman lontar adalah
nira. Nira lontar dapat diolah menjadi gula maupun cuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan ragi roti dan waktu fermentasi terhadap karakteristik cuka, menentukan
perlakuan penambahan ragi roti dan waktu fermentasi terbaik untuk menghasilkan cuka dari nira lontar
(Borassus flabellifer Linn), serta mengetahui stabilitas produk cuka terhadap suhu selama penyimpanan.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2
faktor yaitu penambahan ragi roti (0%, 1%, 2%, 3%,4% dan 5%; waktu fermentasi (0, 10, 15, 20, 25
dan 30 hari). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan apabila perlakuan berpengaruh nyata
maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perlakuan penambahan
ragi roti sangat berpengaruh terhadap kadar asetat, kadar alkohol, total padatan terlarut dan pH; tetapi
tidak berpengaruh terhadap total gula; waktu fermentasi sangat berpengaruh terhadap kadar asam asetat,
total gula, kadar alkohol, total padatan terlarut dan pH; sedangkan interaksi antar perlakuan sangat
11
*Korespondensi Penulis:
Email: [email protected]
Solo, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)
berpengaruh terhadap total padatan terlarut dan pH, tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar asam asetat,
total gula dan kadar alkohol pada cuka hasil fermentasi dari nira lontar, (2) perlakuan pnambahan ragi
roti 5% dengan waktu fermentasi 30 hari merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan cuka,
dengan karakteristik kadar asam asetat 2,72 % v/v, total gula 0,03 %, kadar alkohol 0,68 % dan total
padatan terlarut 2,60°Brix; (3) stabilitas produk cuka yang dihasilkan pada berbagai suhu penyimpanan
sangat berpengaruh terhadap kadar asam asetat dan total padatan terlarut.
Kata kunci : ragi roti, waktu fermentasi, cuka, nira lontar, Borassus flabellifer L.
12
Vol.6, No.1, Maret 2019. Pengaruh Penambahan Ragi Roti …
diminum sebagai minuman segar. Kalaupun mutasi atau hibridasi untuk meningkatkan
ada yang menjadi asam cuka disebabkan oleh kemampuannya dalam memfermentasi gula
penyimpanan yang lama, contohnya tuak yang dengan baik dalam adonan dan mampu tumbuh
tidak diambil atau diminum dalam jangka dengan cepat. Menurut Salsabila dkk., (2013),
waktu beberapa hari akan meningkat Saccharomyces cerevisiae dalam bentuk ragi
keasamannya. dapat langsung digunakan sebagai inokulum
Salah satu jenis produk fermentasi yang pada produksi asam cuka sehingga tidak
dapat dihasilkan dari nira adalah cuka. diperlukan penyiapan inokulum secara khusus.
Pembuatan cuka di Indonesia, khususnya pada Salah satu metode pembuatan asam cuka
daerah penghasil nira, belum terlalu mendapat adalah dengan menggunakan ragi roti. Ragi
banyak perhatian. Hal itu pada umumnya merupakan khamir yang sering digunakan
disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan dalam pembuatan roti. Pertumbuhan khamir ini
dalam memanfaatkan nira menjadi produk dipengaruhi oleh pH, suhu, sumber energi, dan
cuka. Beberapa produk cuka yang sudah air bebas. Saccharomycess cereviseae
dikenal oleh masyarakat saat ini hanya produk merupakan mikroba yang bersifat fakultatif, ini
cuka yang terbuat dari air kelapa karena sudah berarti mikroba tersebut memiliki 2 mekanisme
diproduksi secara komersial. dalam mendapatkan energinya. Jika ada udara,
Produk cuka adalah salah satu jenis produk energi diperoleh dari respirasi aerob dan jika
makanan hasil fermentasi, karena produk cuka tidak ada udara energi di peroleh dari respirasi
belum dikembangkan di wilayah Kabupaten anaerob. Energi yang diperoleh dari respirasi
Rote, sementara peluang untuk memproduksi aerob digunakan untuk partumbuhan dan
secara komersial sangat besar karena bahan perkembangan sel sehingga praktis tidak ada
baku yang cukup banyak. Di samping itu, lontar kenaikan jumlah alkohol.
yang ada di Kabupaten Rote dapat dijadikan Stabilitas didefinisikan sebagai ketahanan
sebagai bahan baku untuk mengembangkan suatu produk sesuai dengan batas-batas tertentu
pengolahan nira lontar menjadi produk cuka selama penyimpanan dan penggunaannya.
yang diyakini memiliki prospek yang baik Umur simpan suatu produk di mana produk
untuk dijadikan sebagai salah satu komoditi tersebut masih mempunyai sifat dan
ekspor. karakteristik yang sama seperti pada waktu
Pada nira lontar mengandung Acetobacter pembuatan. Stabilitas merupakan salah satu
sehingga mampu mengubah nira menjadi cuka kriteria yang amat penting untuk suatu hasil
dengan tingkat keasaman yang baik yakni 4 % produksi yang baik. Ketidakstabilan produk
(Junaedi, 2009). Pemanfaatan nira lontar dapat mengakibatkan terjadinya penurunan
menjadi cuka oleh masyarakat di Kabupaten sampai dengan hilangnya khasiat, cuka dapat
Rote Ndao membutuhkan waktu yang relatif berubah penampilannya (warna, baud an rasa)
lama. Nira yang difermentasi tanpa yang mengakibatkan kerugian bagi konsumen.
penambahan ragi biasanya didiamkan selama Ketidakstabilan suatu produk dapat dideteksi
60 hari untuk mencapai tingkat keasaman yang melalui perubahan sifat fisika, kimia serta
tinggi. Oleh sebab itu, untuk menjawab penampilannya.
kebutuhan masyarakat maka salah satu Tujuan penelitian ini adalah untuk
alternatif yang dapat digunakan adalah dengan mengetahui pengaruh penambahan ragi roti dan
penambahan ragi roti pada fermentasi nira waktu fermentasi terhadap karakteristik cuka,
lontar. menentukan perlakuan penambahan ragi roti
Pelezar dan Chan (2013) menyatakan bahwa dan waktu fermentasi terbaik untuk
ragi roti mengandung Saccharomyces menghasilkan cuka dari nira lontar (Borassus
cerevisiae yang telah mengalami seleksi, flabellifer Linn), serta mengetahui stabilitas
13
Solo, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)
14
Vol.6, No.1, Maret 2019. Pengaruh Penambahan Ragi Roti …
Tabel 1. Nilai rata-rata kadar asam asetat (%) cuka dari nira lontar dengan perlakuan penambahan
ragi roti dan waktu fermentasi.
Penambahan Waktu Fermentasi (hari) Rata-Rata
ragi roti (%) 0 10 15 20 25 30
0 0.25 1.22 1.45 1.95 2.50 2.55 1.65 c
1 0.28 1.24 1.47 1.98 2.43 2.59 1.67 c
2 0.29 1.26 1.48 1.98 2.46 2.62 1.68 c
3 0.40 1.27 1.50 2.03 2.47 2.66 1.72 b
4 0.34 1.29 1.53 2.06 2.50 2.69 1.74 b
5 0.36 1.32 1.56 2.11 2.52 2.72 1.77 a
Rata-Rata 0.32 f 1.27 e 1.50 d 2.02 c 2.48 b 2.64 a
Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan nyata pada uji Duncan 5%.
Hasil pengujian dari Tabel 1 menunjukkan dengan makin lama waktu fermentasi. Namun,
bahwa nilai rata-rata kadar asam asetat cuka menurut Mandel (2004) bakteri Acetobacter sp.
dari nira lontar dengan penambahan ragi roti bersifat overoksidizer yaitu kemampuannya
pada perlakuan waktu fermentasi terjadi yang dapat mengubah asam asetat dalam
peningkatan selama fermentasi sampai hari ke- medium fermentasi menjadi CO2 dan H2O,
30. Tabel di atas menunjukkan bahwa waktu sehingga dapat menyebabkan asam asetat yang
fermentasi berpengaruh terhadap peningkatan terbentuk menjadi berkurang.
kadar asam asetat pada cuka nira lontar. Ini
berkaitan dengan semakin lama fermentasi, Total Gula
semakin banyak alkohol yang dioksidasi oleh Berdasarkan hasil analisis ragam
mikroba pada nira lontar menjadi asam asetat. menunjukkan bahwa perlakuan waktu
Hal ini didukung dengan hasil penelitian fermentasi berpengaruh sangat nyata (P≤0,01),
Hardoyo et al. (2007) menunjukkan fermentasi sedangkan perlakuan penambahan ragi roti dan
asam asetat dengan menggunakan bakteri interaksi antar perlakuan tidak berpengaruh
Acetobacter aceti B166 pada kondisi nyata (P>0,05) terhadap total gula cuka dari
fermentasi suhu 30oC dengan lama fermentasi nira lontar (Borassus flabellifer L.). Nilai rata-
3-12 hari menghasilkan kadar asam asetat rata total gula cuka dari fermentasi nira lontar
tertinggi pada hari ke-11 atau meningkat dapat dilihat pada Tabel 2
15
Solo, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)
Tabel 2 Nilai rata-rata total gula (%) cuka dari nira lontar dengan perlakuan penambahan ragi roti
dan waktu fermentasi.
Penambahan Waktu Fermentasi (hari) Rata-Rata
ragi roti (%) 0 10 15 20 25 30
0 8.49 3.52 2.92 1.33 0.30 0.10 2.78 a
1 8.42 3.45 2.30 1.28 0.25 0.09 2.63 a
2 8.40 3.36 2.29 1.22 0.30 0.08 2.60 a
3 8.36 3.27 2.19 1.19 0.17 0.07 2.54 a
4 8.24 3.12 2.13 1.13 0.14 0.05 2.47 a
5 8.14 3.03 2.11 1.12 0.12 0.03 2.43 a
Rata-Rata 8.34 a 3.29 b 2.32 b 1.21 b 0.21 c 0.07 c
Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan nyata pada uji Duncan 5%.
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa total lebih sederhana oleh aktifitas mikroba.
gula tertinggi terdapat pada fermentasi hari ke- Perbedaan kadar gula selain disebabkan oleh
0 dengan rerata sebesar 8.34%, sedangkan nilai lama fermentasi juga dapat disebabkan oleh
rata-rata kadar total gula terendah terdapat pada substrat gula yang tersedia digunakan sebagai
fermentasi hari ke- 30. Nutrisi gula pada hari sumber karbon oleh aktivitas mikroorganisme.
ke- 0 belum dimanfaatkan oleh Menurut Rahman (1992), pada fermentasi asam
mikroorganisme sehingga mengakibatkan asetat, sumber karbon (biasanya glukosa)
tingginya total gula. Sukrosa dapat tereduksi dioksidasi menjadi CO2 dan H2O.
menjadi glukosa dan fruktosa yang disebut gula
reduksi karena adanya gugus OH bebas yang Kadar Alkohol
reaktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Berdasarkan hasil analisis ragam
Desrosier (1988) bahwa sukrosa akan menunjukkan bahwa perlakuan penambahan
terhidrolisis menjadi gula invert yaitu fruktosa ragi roti dan waktu fermentasi berpengaruh
dan glukosa yang merupakan gula reduksi. sangat nyata (P≤0,01), sedangkan interaksi
Selanjutnya gula reduksi akan dikonveris antar perlakuan tidak berpengaruh nyata
menjadi alkohol dan asam asetat selama (P>0,05) terhadap kadar alkohol cuka dari nira
fermentasi. Kadar total gula terendah pada hari lontar (Borassus flabellifer L.). Nilai rata-rata
ke-30 dengan rerata 0,07 %. Penurunan kadar kadar alkohol cuka dari fermentasi nira lontar
total gula selama fermentasi disebabkan karena dapat dilihat pada Tabel 3
penguraian gula menjadi unsur-unsur yang
Tabel 3 Nilai rata-rata kadar alkohol (5) cuka dari nira lontar dengan perlakuan penambahan ragi
roti dan waktu fermentasi
Penambahan Waktu Fermentasi (hari) Rata-Rata
ragi roti (%) 0 10 15 20 25 30
0 0.60 2.07 1.59 0.99 0.80 0.59 1.10 bc
1 0.62 2.19 1.61 1.02 0.73 0.62 1.13 c
2 0.64 2.20 1.63 1.05 0.75 0.63 1.15 bc
3 0.66 2.23 1.66 1.07 0.77 0.64 1.17 bc
4 0.68 2.25 1.68 1.10 0.80 0.66 1.19 ab
5 0.80 2.28 1.72 1.14 0.84 0.68 1.24 a
Rata-Rata 0.66 e 2.20 a 1.64 bc 1.06 c 0.78 d 0.64 e
Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan nyata pada uji Duncan 5%.
16
Vol.6, No.1, Maret 2019. Pengaruh Penambahan Ragi Roti …
Tabel 4. Nilai rata-rata total padatan terlarut (oBrix) cuka dari nira lontar dengan perlakuan
penambahan ragi roti dan waktu fermentasi
Penambahan Waktu Fermentasi (hari)
ragi roti (%) 0 10 15 20 25 30
0 6.05 e 4.60 e 4.01 f 3.31 f 3.01 e 2.60 a
1 6.05 e 5.05 d 4.65 e 3.50 e 3.12 d 2.30 e
2 6.12 d 5.05 d 4.70 d 3.60 d 2.70 c 2.35 d
3 6.30 c 5.30 c 4.80 c 3.80 c 2.70 c 2.40 c
4 6.40 b 5.40 b 4.90 b 3.90 b 2.80 b 2.50 b
5 6.60 a 5.70 a 4.95 a 3.95 a 2.95 a 2.60 a
Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan nyata pada uji Duncan 5%.
Berdasarkan Tabel 4 diatas, nilai total proses fermentasi. Bakteri Acetobacter xylinum
padatan terlarut pada perlakuan waktu mampu mengoksidasi glukosa menjadi asam
fermentasi makin lama mengalami penurunan glukonat dan asam organik lain pada waktu
secara signifikan. Total padatan terlarut pada yang sama. Selain itu dapat mensintesis glukosa
fermentasi nira lontar menjadi cuka menjadi polisakarida atau selulosa berupa serat-
dipengaruhi oleh lama fermentasi. Semakin serat putih, kemudian disebut sebagai nata yang
lama proses fermentasi berlangsung total termasuk metabolit sekunder.
padatan terlarut pada cuka cenderung menurun,
disebabkan oleh berkurangnya gula yang pH
terlarut dalam cairan. Berdasarkan hasil analisis ragam
Berkurangnya gula disebabkan oleh bakteri menunjukkan bahwa perlakuan penambahan
yang menggunakan gula sebagai sumber ragi roti, waktu fermentasi dan interaksi antar
karbon, untuk melakukan metabolisis dan perlakuan berpengaruh sangat nyata (P≤0,01)
dioksidasi menjadi polisakarida. Hal ini terhadap pH cuka dari nira lontar (Borassus
ditunjukkan dengan terbentuknya lapisan flabellifer L.). Nilai rata-rata pH cuka dari
bertekstur kenyal di atas cairan. Terbentuknya fermentasi nira lontar dapat dilihat pada Tabel
lapisan tersebut kemungkinan disebabkan oleh 5
aktivitas bakteri Acetobacter xylinum selama
17
Solo, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)
Tabel 5. Nilai rata-rata pH cuka dari nira lontar dengan perlakuan penambahan ragi roti dan waktu
fermentasi
Penambahan Waktu Fermentasi (hari)
ragi roti (%) 0 10 15 20 25 30
0 6.77 a 5.55 a 5.11 a 4.53 a 3.76 a 2.47 a
1 6.74 b 5.52 b 5.08 b 4.50 b 3.72 b 2.45 b
2 6.68 c 5.49 c 5.04 c 4.47 c 3.67 c 2.41 c
3 6.66 d 5.45 d 5.01 d 4.44 d 3.64 d 2.37 d
4 6.61 e 5.41 e 4.96 e 4.41 e 3.61 e 2.32 e
5 6.57 f 5.38 f 4.91 f 4.37 f 3.57 f 2.28 f
Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan nyata pada uji Duncan 5%.
18
Vol.6, No.1, Maret 2019. Pengaruh Penambahan Ragi Roti …
Tabel 6. Hasil pengujian indeks efektivitas untuk menentukan perlakuan terbaik pada pembuatan
cuka hasil fermentasi nira lontar
Variabel Kadar As. Asetat Total Gula Kadar Alkohol TPT Jumlah
BV 1 0,44 0,44 0,48 2.36
BN 0,42 0,18 0,18 0,20 0,98
Ne 0.00 0.00 0.99 0.13
R0H0
Nh 0.00 0.00 0.18 0.03 0.21
Ne 0.39 0.59 0.12 0.47
R0H10
Nh 0.16 0.11 0.02 0.09 0.38
Ne 0.49 0.66 0.41 0.60
R0H15
Nh 0.21 0.12 0.07 0.12 0.52
Ne 0.69 0.85 0.76 0.77
R0H20
Nh 0.29 0.15 0.14 0.15 0.73
Ne 0.91 0.97 0.88 0.83
R0H25
Nh 0.38 0.17 0.16 0.17 0.88
Ne 0,93 0.99 1.00 0.93
R0H30
Nh 0.39 0.18 0.18 0.19 0.94
Ne 0.01 0.01 0.98 0.13
R1H0
Nh 0.00 0.00 0.18 0.03 0.21
Ne 0.40 0.60 0.05 0.36
R1H10
Nh 0.17 0.10 0.01 0.07 0.35
Ne 0.49 0.73 0.40 0.45
R1H15
Nh 0.21 0.13 0.07 0.09 0.50
Ne 0.70 0.85 0.75 0.72
R1H20
Nh 0.29 0.15 0.14 0.14 0.72
Ne 0.88 0.97 0.92 0.81
R1H25
Nh 0.37 0.17 0.17 0.16 0.87
Ne 0.95 0.99 0.98 1.00
R1H30
Nh 0.39 0.18 0.18 0.20 0.95
Ne 0.02 0.01 0.97 0.11
R2H0
Nh 0.01 0.00 0.17 0.02 0.20
Ne 0.41 0.61 0.05 0.36
R2H10
Nh 0.17 0.11 0.01 0.07 0.36
Ne 0.50 0.73 0.38 0.44
R2H15
Nh 0.21 0.13 0.07 0.09 0.50
Ne 0.70 0.86 0.73 0.70
R2H20
Nh 0.29 0.15 0.13 0.14 0.71
19
Solo, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)
20
Vol.6, No.1, Maret 2019. Pengaruh Penambahan Ragi Roti …
Uji Stabilitas Selama Penyimpanan kadar asam asetat cuka dari nira lontar. Nilai
Kadar asam asetat kadar asam asetat pada cuka nira lontar dengan
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suhu penyimpanan yang berbeda dapat dilihat
perlakuan suhu selama penyimpanan pada Tabel 7
berpengaruh sangat nyata (P≤0,01) terhadap
Tabel 7. Nilai kadar asam asetat (%) cuka nira lontar dengan suhu penyimapanan yang berbeda
Waktu Suhu (°C) Rata-rata
Penyimapanan 20 30 40
(hari)
0 0.81 0.81 0.8 0.81
7 0.71 0.68 0.66 0.68
14 0.62 0.65 0.52 0.6
21 0.47 0.54 0.38 0.46
28 0.31 0.43 0.22 0.32
35 0.24 0.32 0.18 0.25
42 0.21 0.14 0.1 0.15
Tabel 8. Nilai total padatan terlarut (oBrix) pada cuka nira lontar dengan suhu penyimpanan yang
berbeda
Waktu Suhu (°C) Rata-rata
penyimanan (hari) 20 30 40
0 2.05 2.05 2.05 2.05
7 2.45 3.45 3.85 3.25
14 2.65 3.75 4.35 3.59
21 3.15 3.9 4.75 3.93
28 3.4 4.15 5.05 4.20
21
Solo, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)
Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap dan pH; tetapi tidak berpengaruh terhadap
perlakuan suhu dapat menghambat penurunan kadar asam asetat, total gula dan kadar
total padatan terlarut pada nira lontar karena alkohol pada cuka hasil fermentasi dari nira
perlakuan suhu dengan pemanasan dapat lontar
menginaktifkan enzim yang terdapat pada nira 2. Perlakuan penambahan ragi roti 5% dengan
lontar sehingga perombakan sukrosa pada nira waktu fermentasi 30 hari merupakan
lontar dapat dicegah. Hal ini sesuai menurut perlakuan terbaik untuk menghasilkan asam
Paustian (2007), bahwa penggunaan suhu cuka dari nira lontar, dengan karakteristik
tinggi akan mengakibatkan mikroorganisme kadar asam asetat 2,72 %, total gula 0,03 %,
pada nira lontar mengalami lisis akibat kadar alkohol 0,68 % dan total padatan
perubahan-perubahan membran penyusun terlarut 2,60°Brix
mikroorganisme menjadi lebih likuid. 3. Stabilitas produk cuka yang dihasilkan pada
Tabel diatas menunjukkan bahwa semakin berbagai suhu penyimpanan sangat
lama penyimpanan dengan suhu yang tinggi berpengaruh terhadap kadar asam asetat dan
akan menyebabkan meningkatnya total padatan total padatan terlarut.
terlarut pada nira lontar karena adanya
mikroorganisme yang masih hidup di dalam air DAFTAR PUSTAKA
nira. Total padatan terlarut adalah jumlah zat
padat semu yang larut (dalam gr) setiap 100 Adnan. 2006. Penyimpanan Buah Duku
gram larutan yang menunjukkan jumlah gula, Terolah Minimal dalam Kemasan Atmosfir
pati, garam-garam dan zat organik yang Termodifikasi, Tesis, Sekolah Pasca
terkandung di dalam suatu bahan (Kuswuri, Sarjana, IPB. Bogor.
2012). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari,
pada penyimpanan suhu 40°C, total padatan Sedarnawati, dan S. Budiyanto. 1989.
terlarut asam cuka semakin besar. Pada Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB,
umumnya total padatan terlarut cuka Bogor.
mengalami peningkatan selama penyimpanan. Capuccino, J. G., dan Sherman, N. 1987.
Peningkatan total padatan terlarut selama Microbiollogy: A Laboratory Manual.
penyimpanan mungkin terjadi karena Benjamin Cummings, San Fransisico.
transpirasi cuka yang menyebabkan kadar air Halaman: 7-8, 23-24, 59-60, 139, 186.
asam cuka menurun (Adnan, 2006). De Garmo. E. P., Sullivan W. G, Canada C. R.
1984. Enginering Economy, 7th Ed Mc
KESIMPULAN Millan Pub., New York.
Desrosier dan Norman W. 1988. Teknologi
1. Perlakuan penambahan ragi roti sangat Pengawetan Pangan. UI- Press, Jakarta.
berpengaruh terhadap kadar asetat, kadar Elevri, P. A. dan S. R. Putra. 2006. Produksi
alkohol, total padatan terlarut dan pH; tetapi Etanol Menggunakan Saccharomyces
tidak berpengaruh terhadap total gula. cerevisiae Yang Diamobilisasi dengan Agar
Waktu fermentasi sangat berpengaruh Batang. Akta Kamindo 1 (2):105-114.
terhadap kadar asam asetat, total gula, kadar Filanty, F., Raharja, S. dan Suryadarman, P.
alkohol, total padatan terlarut dan pH; 2007. Perubahan kualitas nira tebu
sedangkan interaksi antar perlakuan sangat (Saccharum officinarum) selama
berpengaruh terhadap total padatan terlarut penyimpanan dengan penambahan akar.
22
Vol.6, No.1, Maret 2019. Pengaruh Penambahan Ragi Roti …
23