Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Penerbit ABSTRAK
Kata kunci: pengembangan, Lembar Kerja Siswa (LKS), mind mapping, berpikir
kritis.
PENDAHULUAN
Model mind mapping adalah cara yang efektif dan kreatif untuk membuat catatan yang kreatif
dan secara literal. mind mapping
akan mampu mengubah cara berpikir siswa. Model mind mapping merupakan bentuk penulisan
catatan yang dapat dilakukan oleh seseorang atau tim yang terdiri dari beberapa bentuk untuk
memudahkan pembelajaran di kelas dibandingkan dengan model mind mapping. Perlu menggunakan
media seperti beberapa bentuk media pembelajaran, Tony Buzana (2005). Pembelajaran yang
dirancang untuk membantu membangun sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dua proses
pembelajaran berlangsung, yaitu proses pembelajaran tidak langsung dan proses pembelajaran
langsung. Proses pembelajaran tidak langsung merupakan proses pembelajaran untuk
mengembangkan moral dan perilaku yang berkaitan dengan sikap. Sedangkan pembelajaran langsung
adalah proses dimana siswa mengembangkan pengetahuan, keterampilan berpikir dan keterampilan
psikomotorik dengan pendekatan saintifik (Trianto, 2011: 53).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa dituntut untuk bekerja aktif dalam
mengoptimalkan kecerdasan dan bakatnya. Oleh karena itu, pemahaman dan keterampilan berpikir
siswa ditingkatkan dengan pembuatan model mind mapping yang berupa media gambar. Subjek
penelitian ini terdiri dari seluruh siswa keas X SMA Islam Baiturrahmah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di SMA Islam Baiturrohma
Malang, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya kurangnya berpikir
kritis siswa, kreativitas selama kegiatan pembelajaran Proses lebih dominan di dalam kelas, sehingga
ketika pembelajaran di Kelas tidak diberikan kebebasan untuk berpikir kreatif, karena siswa hanya
mendengarkan materi yang disampaikan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting tanpa berlatih
atau terlalu kreatif.
Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap beberapa siswa yang begitu tidak menarik
dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia karena sebagian besar dari mereka beranggapan
bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia kurang menarik dan agak membosankan. Menurut guru
bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar, guru telah memberikan materi dengan semaksimal
mungkin melalui berbagai metode agar siswa tidak jenuh dan bosan, namun metode yang digunakan
dalam pemmbelajaran lebih dominan menggunakan metode ceramah.
Melihat beberapa permasalahan di kelas, maka menurut padangan peneliti, masalah yang dikaji
dalam penelitian ini yaitu mengenai kurangnya berpikir kreatif siswa terutama dalam mengikuti
pembelajaran bahasa indonesai. Masalah tersebut harus segera dipecahkan karena berpikir kritis
siswa merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran sebagaimaina
ungkapan oleh (Munandar, 1987:50) bahwa kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan,
kelancaran, kelwesan (fleksibilitas), dan serta mampu untuk mengembangkan suatu gagasan.
Sesuai dengan pendapat di atas bahwa, kreativitas muncul karena adanya kemampuan untuk
dapat mengembangkan kreativitas. Dalam hal ini guru dalam proses pembelajaran harus lebih tepat
dalam memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa sesuai dengan aspek-aspek yang dikemukakan
oleh parah ahli di atas agar terciptanya berpikir kreatif siswa di kelas, mungkin bagi guru suatu
pemecahan soal tentang materi pelajaran dalam proses belajar mengajar yang dikelolahkan adalah
bukan sesuatu yang baru, tetapi bagi siswa adalah sesuatu yang baru.
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah bahan ajar cetak berupa lembaran kertas yang berisi materi,
rangkuman, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus diselesaikan siswa dan
berkaitan dengan keterampilan dasar yang akan dicapai. Lembar tersebut berisi tugas-tugas yang
harus diselesaikan siswa, Lembar ini berisi petunjuk Langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan siswa, yang dapat berupa tugas. Fungsi dan tujuan pembuatan LKS sebagai pedoman
untuk melatih pengembangan aspek kognitif dan aspek pembelajaran lainnya.
Berpikir kritis merupakan aktvitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran
sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal atau
meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan. (Zubaidah 2010:2-3)
Keterampilan berpikir kritis jarang diukur dengan menggunakan model tes pilihan ganda. Hal
ini terjadi karena dalam pelaksanaannya terdapat banyak faktor tebak-tebakan (Stephen, 1988) dan
memerlukan keahlian khusus dalam membuat butir soal. (Hartinin, 2015) menemukan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa dapat diukur dengan menggunakan tes pilihan ganda, yaitu tugas-
tugas pilihan ganda yang mengutamakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Mengukur keterampilan berpikir kritis penting dilakukan karena merupakan keterampilan
esensial yang dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran dalam validasi isi dan
peningkatan butir soal.
Metode adalah cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penerapannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru agar metode dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun dalam
praktiknya, metode pembelajaran lebih prosedural dan mengandung fase-fase tertentu, Hamid
Darmadi (2010).
Media pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk menunjang proses belajar mengajar.
Kehadiran media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, menjadi lebih
efektif dan efisien, memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang efektif,
memerlukan perencanaan yang baik, selain metode yang tepat, pemilihan media juga sangat
berpengaruh, salah satu media yang sesuai adalah media visual, Azhar Arsyad, (2005).
Media gambar merupakan alat visual yang tepat untuk menggambarkan secara konkrit
masalah yang dideskripsikan. Gambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar yang
ditampilkan sesuai dengan materi yang diberikan. Penggunaan media juga berdampak pada motivasi
dan perkembangan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Memotivasi dan mengembangkan
siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan. Salah satu media yang mudah ditemukan
adalah media gambar. Media visual dipilih karena gambar secara tidak langsung mempengaruhi rasa
ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelayakan Materi Lembar kerja siswa (LKS) dengan Mode Mind Mapping?
2. Bagaimana kelayakan Media model mind mapping pada pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) ?
3. Bagaimana Pengembangan Lembar Kerja siswa (LKS) dengan model mind mapping
Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan berpikir kritis siswa kelas X SMA Islam
Baiturrahmah?
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas bertujuan untuk mengetahui pengembangan lembar kerja siswa
dengan model mind mapping untuk Sekolah Menengah Atas (SMA Islam Baiturrohmah) serta untuk
menentukan validitas dan kepraktisan, yakni:
1. Untuk mengetahui kelayakan materi model mind mapping pada pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
2. Untuk mengetahui kelayakan Media model mind mapping pada pengembangan lembar kerja
siswa (LKS)
3. Untuk mengetahui hasil Hasil pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan model mind
mapping pada pembelajaran Bahasa Indonesia
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan Research and Development
R&D (Research and Development) dengan model 4D yaitu Define (analisis/definisi), Design (Desain),
Develop (pengembangan) dan Disseminate (menyebarkan/menerapkan). Penelitian dan
pengembangan (Research and development) bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui
proses pengembangan (Sugiyono, 2016). Dalam pelaksaan penelitian dan pengembangan (R&D)
peneliti menggunakan jenis data yang dikumpulkan , yakni data kualitatif
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016), Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang dianggap
sebagai strategi dalam penelitian karena memiliki tujuan utama perolehan data. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian pengembangan ini antara lain:
1. Observasi
Pengumpulan data dengan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi.
Teknik pengumpulan data ini dengan observasi dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen (Sugiyono, 2007:204).
Observasi dilakukan di SMA Islam Baiturrohmah pada tanggal 22 Februari sampai pada 17
mei 2021. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data dan situasi yang ada dalam lingkungan
sekolah dan untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam pelaksaan pembelajaran.
2. Pedoman wawancara,
Menurut Tersiani (2018:12) wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian
dengan cara Tanya-jawab secara langsung dengan objek dan subjuk. bertujuan untuk
mengetahui Kelemahan siswa pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia, peneliti melakukan
wawancara kepada guru Bahasa Indonesia. Hasil Setelah diwawancara peneliti dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas X masih kurang dalam menangkap isi bacaan atau penjelasan
langsung dari didikan sebab metode yang sering digunkan adalah metode ceramah.
3. Angket/kusioner
Menurut Sugiyono (2014: 230) Kusioner adalah teknik pengumpuulan data yang dilakukan
dengan cara memberi sepereangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk menjawabnya. Anget dalam penelitian dan pengembangan Lembar kerja Siswa ini
diberikan pada validator dan untuk menilai produk pengembangan. Adapun angket yang
digunakan penelitian ini untuk mengetahui data awal, angket akan divalidatorkan oleh ahli
materi, ahli media serta angket untuk guru bahasa Indonesia sebagai respon yang digunakan
untuk mengetahui perkembangan LKS tersebut.
Hasil Penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilakn perangkat pembelajaran
investigasi yang memenuhi kategori valid, praktis, dan efektif. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
dilakukan satu kali ujia coba.
Pada Bab IV ini akan dibahas proses dan hasil pengembangan perangkat pembelajaan
sampai dihasilkan perangkat pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif.
Pada proses pengembangan ini memuat empat fase, yakni analisis tugas awal-akhir, analisis
siswa, analisis tugas, dan analisis Konsep.
1. Analisis Awal-Akhir
Pada fase ini peneliti mengkaji masalah dasar yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran,
khususnya dalam materi Bahasa Indonesia semester 2 Kelas 1. Oleh karena itu, peneliti melakukan
observasi lapangan.
2. Analisis Siswa
Pada tahap analisis siswa bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik
yang didasarkan pada latar belakang pengetahuan yang dimilki peserta didik, serta sejauh mana
pengetahuan siswa pada materi Bahasa Indonesia. Siswa yang masuk dalam tahap ini memiliki
kemampuan untuk berbikir kritis, kemampuan untuk mengkombinasi dan mengklarifikas disetiap
permasalahan dalam menelaah materi. Dapat disimpulkan bahwa ternyata siswanya memiliki
kapasitas tinggi dalam berpikir kritis.
3. Analisis Konsep
Pada tahap ini bertujuan mengidentifikasi, merinci, dan menyusun secara benar bagimana
konsep-konsep yang akan didapatkan siswa. Dari konsep itu disusun secara sistematis sesuai dengan
materi Bahasa Indonesia.
Hasil analisis dari konsep dapat diperoleh indikator yang akan dibahas pada Bahan Ajar.
No. KD INDIKATOR
1 3.10 Mengevaluasi mengajuan, 3.10.1 Merumuskan ciri teks negosiasi
penawaran dan 3.10.2 Menjelaskan cara menyampaikan
persetujuan dalam teks pengajuan penawaran
negosiasi lisan maupun 3.10.3 Menjelaskan syarat tercapainya persetujuan
tulisan (kesepakatan)
2 3.12 Menganalisis isi debat 3.12.1 Mengidentifikasi permasalahan, argument,
(permasalahan/isu, sudut pemeran, sikap, pemilihan topic dan
pandang dan argument simpulan dari simulasi debat yang
beberapa pihak dan menimbulkan pro dan kontra
simpulan
3 3.15 Menilai hal yang dapat 3.15.1 Mendata poko-pokok biografi dan
diteladani dari teks biografi kebahasaan dalam teks biografi
4 3.16 Mengidentifikasi suasana, 3.16.1 Mengidentifikasi tentang puisi isi, tema,
tema, dan makna makna, amanat, dan suasana
beberapa puisi yang
terkandung dalam antologi
puisi yang diprdengarkan
atau dibaca
5 3.18 Menganalisis isi dari 3.18.1 Mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan
minimal satu buku fiksi dan buku, minimal satu buku fiksi dan satu
nonfiksi yang sudah dibaca buku nonfiksi yang sudah dibaca
Gambar4.1MenjelaskanMateri Gambar
4.2.Siswa Sedang Menggambar Model Mind Mapping
berpikir kritis, dengan adanya LKS ini bisa meningkatkan prsentasi siswa di dalam kelas secara
mandiri tanpa harus bimbingan guru secara langsung. LKS ini dikembangkan dengan prosedur 4D
yang dikembangkan oleh Sugyono (2016:129).
2. Analisis Bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS)
Adapun hal penting yang ada pada LKS sebelum memasuki pada tahapan
pengembangan, diantaranya cover LKS, kata pengantar, daftar isi, kompetensi dasar & indikator yang
di berguna untuk mengenal modul yang dikembangkan.
3. Analisis Tahap Pengembangan
Adapun tahapan dalam Penelitian pengembangan sesuai teori Sugiyono (2016) ada empat
tahapan diantaranya
a. Tahap Pendefinisian
tujuan tahap ini merupakan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran
yang berisi tentang rencana pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas proses interaksi pembelajaran. Penyusunan daftar model awal dilakukan dalam daftar ini
memuat tentang rumusan pembelajaran, materi, metode, dan media serta evaluasi pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indoensia. Penyusunan daftar rencana dikerjakan oleh peneliti bekerja sama dengan
dosen pembimbing.
b. Tahap Perancangan
Tahap ini dilakukan perancangan perangkat pembelajaran yang dimulai dengan penyusunan
tes sampai perancangan awal perangkat pembelajaran.
1) Penyusunan tes
Dalam penyusunan perangkat kisi-kisi tes soal latihan disusun berdasarkan spesifik tujuan
pembelajaran yang di dalamnya merupakan sebauh peta penyebaran butiran soal pilihan
ganda yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dengan butir pertanyaan tersebut
dapat ditentukan dengan tepat tingkat ketercapaian penguasaan materi seorang siswa
berdasarkan spesifik tujuan pembelajaran, validasi oleh ahli, dan uji coba lapangan.
2) Pengembangan media
Media pembelajaran dengan menggunakan model mind mapping berbasis media gambar.
Disetiap Sub-Sub Bab, peneliti lebih rinci akan memapaparkan dalam bentuk gambar yang
akan disesuaikan dengan sub materi tersebut.
c. Tahap Pengembangan
Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, sebelum diujicobakan di lapangan, terlebih dahulu
divalidasikan oleh 3 orang validator yaitu ahli materi, ahli media dan guru bahasa Indonesia dilakukan
pemberian berupa angket.
Data hasil validasi oleh para ahli diantaranya:
1. Data Hasil Validasi Ahli Materi
LKS ini telah di validasi oleh Ibu Azza, dosen program studi pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia IKIP BUDI UTOMO MALANG sebagai ahli materi, untuk mengetahui
penilaian valid atau tidaknya Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan sebagai sistem
instrument penelitian. Paparan penyajian data yang telah diperoleh akan disajikan pada table
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Validasi Ahli Materi
No Aspek Indikator Skor Jumlah Validasi
Masksimal
∑ x x 100
P= ∑ xi
156
P= x 100
179
P = 87,17 %
8 Kemudahan 8x4 32 32
penggunaan media
∑ x x 100
P= ∑ xi
117
P= x 100
144
P = 81,25 %
Tabel 4.4
Materi Dan Media
NO ASPEK INDIKATOR SKOR JUMLAH
MAKSIMAL VALIDASI
∑ x x 100
P= ∑ xi
174
P= x 100
220
P = 79,09 %
1 Nasrin – Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Model Mind Mapping untuk
Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kevalidan LKS dengan model mind mapping
Model pembelajaran mind mapping adalah model pembelajaran yang dapat mengembangkan
kreatifitas, keaktifan, pengetahuan, dan kemandirian siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
melibatkan sesungguhnya yang dirancangkan oleh guru dan peran tersebut diterapkan pada materi
Bahasa Indonesia.
Hasil pembembangan LKS pembelajaran dengan model mind mapping pada materi Bahasa
Indonesia kelas X dari segi kevalidan LKS yang dinilai dari validator ahli materi, ahli media dan guru
Bahasa Indonesia. Validasi ahli materi yaitu dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP BUDI
UTOMO MALANG dan validasi ahli media yaitu dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP
BUDI UTOMO MALANG sedangkan validasi keseluruhan LKS yaitu guru Bahasa Indonesia SMA
ISLAM Baiturrohmah. Pada penyebaran angket yang dilakukan peneliti mendapatkan skor keseluruhan
senilai 87,15% dari ahli materi, dan ahli media mendapatkan skor keseluruhan senilai 81,25%
sedangkan validasi keseluruhan LKS dari guru bahasa bahasa Indonesia mendapatkan skor senilai
78,09%. Setelah LKS divalidasi oleh validator, tahap selanjutnya adalah diujicobakan kepada siswa
kelas X SMA Islam Baiturrohmah. Setelah diuji coba peneliti akan menganalisis keseluruhan hasil
validasi siswa yang mendapatkan nilai skor keseluruhan senilai 92,00%.
Dengan demikian, pengembangan LKS dengan model mind mapping pada materi bahasa
indonesai layak digunakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan R&D dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa
(LKS) Bahasa Indonesia dengan model mind mapping yang diujicobakan pada siswa kelas X SMA
Islam Baiturrohmah dan hasil pengembangan ini memenuhi kriteria kelayakan sebagai bahan ajar yang
baik.
Hal ini didukung dari penilaian dosen ahli materi, ahli media dan guru bahasa Indonesia,
terhadap lembar kerja siswa (LKS) diantaranya adalah Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
model mind mapping pada materi bahasa Indonesia diperoleh dari validasi para ahli materi, media dan
guru Bahasa Indonesia dengan total presentasi sebesar 87,15%; 81,25%; 79,09% dan dinyatakan
sangat valid digunakan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan hal-hal berikut:
1. Bagi Siswa
a. Selain menggunakan LKS Bahasa Indonesia dengan model mind mapping ini siswa dapat
menggunakan dan mencari sumber lain yang relevan dengan materi.
b. Mulai membiasakan diri dengan untuk belajar berkrativitas dan sering mempraktikum dalam
pembelajaran
2. Bagi Guru
a. Dengan tersusunnya LKS Bahasa Indonesia dengan model Mind mapping ini, guru diharapkan
dapat menggunakan sebagai media pembelajaran saat melakukan kegiatan percobaan
b. LKS Bahasa Indonesia hendaknya juga dibuat oleh guru Bahasa Indonesia
2 Nasrin – Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Model Mind Mapping untuk
Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
*Pasti
3. Bagi Peneliti
a. Perancangan pengembangan LKS Bahasa Indonesia dengan model mind mapping dilakukan lebih
luas lagi dari penyebaran yang sekarang
b. Pemilihan tema lebih menarik lagi agar siswa semakin tertarik untuk kegiatan belajar
RUJUKAN
Arsyad, Azhar. 2005. Model pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Buzani, Tony. 2005. Buku pintar mind mapping. Jakarta: Gramedia Pustaka
Nurdin, S & Adrianto. 2016. Kurikulum dan pembelajaran. Depok: Rajagrafino Passada
https://jurnal.untan.ac.id diakses pada tanggal 17 mei 2021
Naim, Muhammad. 2009. Penerapan model Quantumm learning dengan teknik peta pikiran
(mind map) dalam pembelajaran fisika, Jakarta: Alfabeta
Prastuwa, Andi. 2011. Metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Trianto. 2011. Model pembelajaran terpadu konsep strategi dan implementasinya dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Williams, David. 1995. Metode penelitian terapan kualitatif R&D. Bandung: Alfabet