Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif MESO

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 230-235, 2021 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

ANALISIS KUANTITATIF DAN KUALITATIF EFEK SAMPING


OBAT DI RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN
KITA PERIODE JANUARI – JUNI 2021
Submitted : 12 Oktober 2021
Edited : 6 Desember 2021
Accepted : 13 Desember 2021

Dinda Kusuma Hardini, Silvia Wahyu Widiarti, Saur Lumongga

Instalasi Farmasi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, DKI Jakarta, Indonesia
Email : [email protected]

ABSTRACT
Adverse drug reactions are undesirable effects that can be harmful or detrimental after
medication administration when dosage and way of administration are in accordance with the
purpose of treatment. Identification of the most common type of adverse drug reaction in Rumah
Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) was executed through Adverse
Drug Reactions Monitoring from January to June 2021. The aim of this study is to obtain real
data on adverse drug reactions for the purpose of educating medical colleagues in order to reduce
similar adverse drug reactions. The designs of this study were qualitative descriptive research
(using Naranjo Algorithm) and quantitative. The number of incoming reports were 102. The
reports came from inpatient and outpatient wards. The most common form of adverse drug
reactions occurred during this period were gastrointestinal bleeding (31.37%) and prolonged
INR (International Normalized Ratio) without sign of bleeding (25.49%). Utilisation of blood-
thinning medications that cause bleeding, specifically were warfarin, aspirin, and clopidogrel.
The results of the qualitative analysis for the highest incidence of adverse drug reactions in the
study period were gastrointestinal bleeding with a Naranjo score of 5-8 and the number was
69.77%. The incidence of adverse drug reactions caused by anticoagulants and antiplatelets are
quite high even though these two types of medications are the most widely used in RSJPDHK.
Socialization of the results of these reports on a regular basis to medical colleagues is necessary
in order to reduce the incidence of adverse drug reactions in RSJPDHK.

Keywords : adverse drug reactions, RSJPDHK, Naranjo algorithm, gastrointestinal bleeding,


prolonged INR.

PENDAHULUAN menjabarkan bahwa terdapat kendala yang


Efek Samping Obat (ESO) adalah masih dihadapi dalam pelaporan ESO, antara
suatu respon terhadap suatu obat yang lain pelaporan yang masih kurang, tidak
merugikan dan tidak diinginkan dan yang dilaporkannya kejadian tidak diinginkan
terjadi pada dosis yang biasanya digunakan yang sudah diduga, serta kurangnya
pada manusia untuk pencegahan, diagnosis, kesadaran profesional kesehatan dalam
atau terapi penyakit atau untuk modifikasi melakukan pelaporan(3). ESO atau reaksi obat
fungsi fisiologis(1). Pemantauan dan yang tidak diinginkan dapat menyebabkan
pelaporan ESO oleh tenaga kesehatan di kerugian bagi pasien, menyebabkan masalah
Indonesia masih bersifat sukarela (voluntary medis, menyebabkan perawatan di rumah
reporting) dengan menggunakan formulir sakit, hingga kematian(3).
pelaporan ESO berwarna kuning, yang Studi mengenai ESO pada pasien
dikenal sebagai form kuning(2). BPOM dengan penyakit kardiovaskular di Indonesia

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 230


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 230-235, 2021 SAUR LUMONGGA

masih terbatas. Penelitian yang dilakukan inap dan rawat jalan menggunakan lembar
oleh Ohta di Jepang menunjukkan efek kuning Monitoring Efek Samping Obat
samping sebenarnya banyak terjadi pada (MESO). Selanjutnya, seluruh informasi
pasien kardiovaskular(4). Penelitian lain yang yang terdapat di lembar kuning MESO
dilakukan oleh Shanmugam di India dimasukkan ke dalam google form untuk
menunjukkan salah satu faktor penyebab memudahkan pengumpulan dan penarikan
terjadinya ESO pada pasien kardiovaskular data.
adalah banyaknya jumlah obat yang Penelitian kualitatif dilakukan
didapatkan oleh pasien (polifarmasi)(5). menggunakan Algoritma Naranjo. Salah satu
Banyak bukti menunjukkan bahwa metode yang digunakan untuk mendapatkan
sebenarnya ESO dapat dicegah, dengan skor Naranjo adalah melalui wawancara baik
pengetahuan yang bertambah, yang diperoleh kepada pasien maupun keluarga pasien. Dari
dari kegiatan pemantauan aspek keamanan total 102 kejadian ESO yang dilaporkan,
obat pasca pemasaran (atau yang sekarang wawancara untuk mendapatkan skor Naranjo
lebih dikenal dengan istilah dilakukan kepada 84 pasien dan sisanya
(2)
Farmakovigilans) . Tenaga kesehatan kepada keluarga pasien. Sementara penelitian
khususnya apoteker memiliki peranan kuantitatif dilakukan melalui perhitungan
penting dalam memantau kemungkinan jumlah data yang masuk ke dalam google
munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. form. Aspek yang ditinjau dalam penelitian
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini adalah bentuk manifestasi ESO yang
Shanmugam yang menyatakan bahwa adanya paling sering terjadi dan obat yang paling
pemantauan dan pelaporan ESO dapat banyak menyebabkan ESO.
mengurangi angka kejadian ESO di Kejadian ESO ditelaah lewat studi
kemudian hari(5). literatur yang mengacu pada Drug
Apoteker di Rumah Sakit Jantung dan Information Handbook (DIH) 27th tahun
Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) 2018, British National Formulary (BNF) 78
turut berkontribusi dalam mengawal tahun 2019, dan situs aplikasi Micromedex.
keamanan penggunaan obat dengan secara Data diolah menggunakan metode statistik
aktif melakukan pemantauan dan pelaporan deskriptif dengan software Microsoft Excel
ESO yang beredar di lingkungan rumah sakit. untuk menentukan persentase gambaran
Dengan tersedianya data hasil analisis karakteristik ESO dan obat yang
kuantitatif dan kualitatif ESO yang memadai, menyebabkan ESO. Hasil analisis data
diharapkan dapat memberikan informasi disajikan dalam bentuk uraian, tabel, dan
mengenai manifestasi ESO yang paling grafik.
banyak terjadi serta jenis obat yang
menyebabkannya. Hal ini bertujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkan kewaspadaan penggunaan Hasil pengumpulan data angka
obat-obatan tersebut sehingga pada akhirnya manifestasi ESO di ruang rawat inap dan
dapat mengurangi kejadian ESO di lingkup rawat jalan RSJPDHK yang terjadi selama
RSJPDHK. periode studi (Januari - Juni 2021) berjumlah
102 laporan. Berikut adalah uraian data
METODOLOGI PENELITIAN manifestasi ESO di RSJPDHK.
Penelitian ini merupakan penelitian Bentuk manifestasi ESO yang paling
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data banyak terjadi selama periode studi adalah
dikumpulkan secara prospektif selama perdarahan gastrointestinal dengan
periode Januari – Juni 2021 di ruang rawat persentase mencapai 31,37% diikuti

231 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 230-235, 2021 SAUR LUMONGGA

prolonged INR tanpa tanda perdarahan tiga urutan teratas). Data ini berkaitan dengan
dengan persentase sebesar 25,49%. manifestasi ESO terbanyak di RSJPDHK,
Pengencer darah (antikoagulan dan yaitu perdarahan gastrointestinal dan
antiplatelet) adalah golongan obat yang prolonged INR tanpa tanda perdarahan.
paling banyak menimbulkan manifestasi Berdasarkan studi literatur, ESO utama dari
ESO di RSJPDHK (khususnya warfarin, penggunaan warfarin, asetosal, dan
asetosal dan klopidogrel yang menempati klopidogrel adalah perdarahan.

Tabel 1. Manifestasi ESO di RSJPDHK


Bentuk Manifestasi ESO Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total %
Perdarahan gastrointestinal 0 3 2 8 15 4 32 31,37%
Prolonged INR tanpa tanda 2 2 1 10 5 6 26 25,49%
perdarahan
Prolonged INR dengan perdarahan 3 2 3 3 4 3 18 17,65%
Intoksikasi digitalis 1 0 0 2 4 2 9 8,82%
Hipoglikemia 0 0 0 1 2 1 4 3,92%
Drug-induced liver injury 0 0 1 0 1 0 2 1,96%
Trombositopenia 0 0 1 0 0 1 2 1,96%
Sesak nafas 0 0 1 0 0 0 1 0,98%
Mimisan 0 1 0 0 0 0 1 0,98%
Kulit punggung kemerahan dan 0 1 0 0 0 0 1 0,98%
gatal
Sesak dan lemas 1 0 0 0 0 0 1 0,98%
Halusinasi 1 0 0 0 0 0 1 0,98%
Anuria 1 0 0 0 0 0 1 0,98%
Hematuria 0 0 0 0 1 0 1 0,98%
Hiperglikemia 0 0 0 0 1 0 1 0,98%
Hipokalemia 0 0 0 0 1 0 1 0,98%
TOTAL 9 9 9 24 34 17 102 100,00%

Tabel 2. Jenis Obat yang Diduga Menyebabkan ESO

Nama Obat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total


Warfarin 3 4 4 13 8 9 41
Asetosal 2 3 3 8 14 4 34
Klopidogrel 2 3 2 7 12 3 29
Enoksaparin 0 2 2 3 5 1 13
Digoksin 2 0 0 2 4 2 10
Heparin 1 0 1 0 0 1 3
Tikagrelor 0 1 0 0 0 1 2
Glimepirid 0 0 0 1 1 0 2
Human Insulin 0 0 0 0 1 1 2
Levofloksasin 0 0 1 0 0 0 1
Rifampisin 0 0 1 0 0 0 1
Isoniazida (INH) 0 0 1 0 0 0 1

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 232


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 230-235, 2021 SAUR LUMONGGA

Ceftriakson 0 1 0 0 0 0 1
Ibuprofen 1 0 0 0 0 0 1
Bisoprolol 1 0 0 0 0 0 1
Lidokain Injeksi (IV) 1 0 0 0 0 0 1
Glikuidone 0 0 0 1 0 0 1
Amiodaron 0 0 0 0 1 0 1
Natrium Bikarbonat 0 0 0 0 1 0 1
Kolsisin 0 0 0 0 1 0 1
Dekstrosa 0 0 0 0 1 0 1

Tabel 3. Jumlah Kejadian Perdarahan Gastrointestinal Berdasarkan Skor Naranjo


Jumlah
Skor Naranjo Kejadian Perdarahan Total Persentase
Gastrointestinal
≤0 0 0 0
1 0 10 23.26%
2 0
3 3
4 7
5 13 30 69.77%
6 3
7 12
8 2
≥9 3 3 6.98%
TOTAL 43 43 100%

Gambar 1. Persentase Jumlah Kejadian Perdarahan Gastrointestinal Berdasarkan Skor Naranjo

Hubungan penggunaan obat pengencer disebabkan karena obat pengencer darah


darah dengan terjadinya ESO terbanyak, (rentang skor Naranjo 5-8).
yaitu perdarahan gastrointestinal diperoleh Mekanisme terjadinya perdarahan
melalui analisis Algoritma Naranjo. gastrointestinal akibat terapi pengencer darah
Sebanyak 30 kejadian (69.77%) mungkin disebabkan oleh supresi sintesis

233 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 230-235, 2021 SAUR LUMONGGA

prostaglandin di mukosa gastrointestinal oleh dapat mengurangi kejadian ESO di lingkup


asetosal. Penurunan kadar prostaglandin pada RSJPDHK. Selain itu, apoteker juga
mukosa gastrointestinal dapat menyebabkan melakukan edukasi kepada pasien mengenai
erosi atau ulser di dinding gastrointestinal(6). aturan minum warfarin, asetosal, dan
Berbeda dengan asetosal, mekanisme klopidogrel. Edukasi terapi warfarin
bagaimana klopidogrel dapat menyebabkan khususnya untuk interaksi obat dengan
erosi atau ulser di dinding gastrointestinal makanan, risiko ESO, dan pentingnya
belum diketahui secara pasti. Klopidogrel pengecekan INR perlu ditekankan sedangkan
tidak bekerja di jalur siklooksigenase untuk edukasi terapi asetosal dan klopidogrel
melainkan dengan cara menghambat adalah waktu minum obat (sesudah makan)
adenosin difosfat (ADP) terikat ke reseptor dan risiko ESO.
purinergik P2Y12 di permukaan trombosit. Warfarin termasuk dalam daftar obat
Hal ini menyebabkan agregasi trombosit dengan kewaspadaan tinggi(14). Sebagai
terhambat(7) sehingga penggunaan bentuk upaya peningkatan keamanan obat
klopidogrel bersamaan dengan asetosal dapat yang perlu diwaspadai, Instalasi Farmasi
meningkatkan risiko perdarahan RSJPDHK juga menggunakan stiker High
gastrointestinal(6). Selain itu, warfarin bekerja Alert Medication (HAM) yang ditempelkan
secara kompetitif menghambat vitamin K pada tiap satuan terkecil tablet warfarin.
epoxide reductase complex 1 (VKORC1)
yang merupakan enzim penting untuk SIMPULAN
mengaktifkan vitamin K di dalam tubuh. Kejadian ESO yang disebabkan oleh
Melalui mekanisme ini, warfarin dapat obat pengencer darah (antikoagulan dan
menurunkan jumlah vitamin K dan sintesis antiplatelet) cukup tinggi, padahal kedua
faktor-faktor pembekuan darah yang jenis obat tersebut adalah jenis yang paling
bergantung pada vitamin K(8). Risiko banyak digunakan di RSJPDHK. Sosialisasi
perdarahan akan meningkat pada pasien hasil analisis laporan MESO secara berkala
dengan terapi warfarin yang sudah memiliki kepada sejawat medis diperlukan agar dapat
riwayat gangguan gastrointestinal mengurangi kejadian ESO di lingkup
(9)
sebelumnya . RSJPDHK.
Meskipun obat-obat pengencer darah
banyak menyebabkan ESO perdarahan, tetapi UCAPAN TERIMAKASIH
penggunaan obat pengencer darah pada Artikel ini telah dipaparkan pada
penyakit kardiovaskular direkomendasikan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker
oleh berbagai pedoman(10,11). Kombinasi dua Indonesia tahun 2021.
antiplatelet (Dual Antiplatelet
Therapy/DAPT) direkomendasikan untuk DAFTAR PUSTAKA
diagnosis sindroma koroner akut (SKA)(4,5), 1. World Health Organization, 2004,
sedangkan penggunaan warfarin World Alliance for Patient Safety, World
direkomendasikan pada pasien dengan atrial Health Organization, Switzerland
fibrilasi, tromboemboli vena (VTE), dan 2. Badan Pengawas Obat dan Makanan
katup jantung prostetik(12,13). Republik Indonesia, 2012, Pedoman
Sebagai upaya peningkatan Monitoring Efek Samping Obat
kewaspadaan terjadinya ESO perdarahan (MESO) bagi Tenaga Kesehatan, Badan
karena penggunaan obat-obat pengencer Pengawas Obat dan Makanan Republik
darah, sosialisasi hasil monitoring ESO Indonesia, Jakarta
kepada sejawat medis perlu dilakukan agar

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 234


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 230-235, 2021 SAUR LUMONGGA

3. Badan Pengawas Obat dan Makanan Guidelines for the management of acute
Republik Indonesia, 2020, Modul myocardial infarction in patients
Farmakovigilans Dasar, Badan presenting with ST-segment elevation:
Pengawas Obat dan Makanan Republik The Task Forcefor the management of
Indonesia, Jakarta acute myocardial infarction in patients
4. Ohta, Y., Miki, I., Kimura, T., Abe, M., presenting with ST- segment elevation
Sakuma, M., Koike, K., Morimoto, T., of the European Society of Cardiology
2019, Epidemiology of Adverse Events (ESC), European Heart Journal,
and Medical Errors in the Care of Volume 39, Issue 2, 119–177
Cardiology Patients, Journal of Patient 11. Perhimpunan Dokter Spesialis
Safety, Volume 15(3), 251–256 Kardiovaskular Indonesia, 2018,
5. Shanmugam, H., Panneerselvam, N., Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner
Lawrence, A., 2019, Adverse Drug Akut, Perhimpunan Dokter Spesialis
Reactions of Cardiovascular Drugs in Kardiovaskular Indonesia, Jakarta
Intensive Cardiac Care Unit in a Tertiary
12. European Society of Cardiology, 2020,
Care Hospital: A Prospective Study,
Guidelines for the diagnosis and
Biomedical and Pharmacology Journal,
management of atrial fibrillation
Volume 12(3), 1079-1083
developed in collaboration with the
6. Vallurupalli, N., Goldhaber, S., 2006,
European Association of Cardio-
Gastrointestinal Complications of Dual Thoracic Surgery (EACTS): The Task
Antiplatelet Therapy, Circulation, Force for the diagnosis and management
Volume 113, Issue 12, 1549 of atrial fibrillation of the European
7. Grove, E., Würtz, M., Schwarz, P., Society of Cardiology (ESC) Developed
Jørgensen, N., Vestergaard, P., 2013, with the special contribution of the
Gastrointestinal Events with European Heart Rhythm Association
Clopidogrel: A Nationwide Population- (EHRA) of the ESC, European Heart
Based Cohort Study, Journal of Journal, Volume 42, Issue 5, Pages 373–
General Internal Medicine, Volume 498
28(2), 216–222 13. European Society of Cardiology, 2014,
8. Patel, S., Singh, R., Preuss, C., Patel, N. Guidelines on the diagnosis and
2021, Warfarin, StatPearls management of acute pulmonary
9. Pourafkari, L., Ghaffari, S., Zamani, N., embolism, European Heart Journal, 35,
Masnadi-Shirazi, K., Khaki, N., Tajlil, 3033–3080
A., Afshar, A., Nader, N., 2017, Upper 14. Institute for Safe Medication Practices
gastrointestinal bleeding in the setting (ISMP). (2014). ISMP List of High-Alert
of excessive warfarin anticoagulation: Medications in Acute Care Settings.
Risk factors, and clinical outcome, Cor Diakses dari:
et Vasa, Volume 59, Issue 2, 128-133 http://www.ismp.org/tools/highalertme
10. European Society of Cardiology, 2017, dications.pdf

235 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

You might also like