2777 11721 1 SP

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar

Vol. …. No……20….
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TEHNIK DISTRAKSI AUDIOVISUAL MENONTON KARTUN DAN BERMAIN PUZZLE
TERHADAP KECEMASAN ANAK PRASEKOLAH SAAT MENJALANI TERAPI NEBULIZER

Differences between the Effectiveness of Audiovisual Distraction Techniques Watching Cartoons and Playing Puzzle
on Anxiety in Preschool Children during Undergoing Nebulizer Therapy

Ida Ayu Intan Widhyantari, Komang Yogi Triana, Ni Putu Dian Yunita Sari, Ni Made Ari Sukmandari
STIKES Bina Usada Bali
*) [email protected]

ABSTRACT

Children with acute respiratory infections usually require special treatment procedures in the hospital, so children
must undergo various treatment procedures that usually cause anxiety which can interfere the delivery of therapy
during the child's hospitalization if the anxiety was not properly managed. Puzzle games and audiovisual media can
be used as distraction techniques to control children's anxiety. This study aims to determine the differences in the
effectiveness of the audiovisual intervention watching cartoons and playing puzzles on preschool children's anxiety
when nebulization therapy was administered in the Cilinaya Room of RSD Mangusada, Bali Province.This study is a
quasy experiment study with a pretest and a posttest with control group, in which a total of 60 samples were
selected by simple random sampling and divided into two groups. Data were collected using research instruments in
the form of observation sheets with facial image scale and analyzed using Wilcoxon and Mann Whitney test. The
results showed that the audiovisual intervention of watching cartoons was significantly more effective in reducing
children's anxiety when using a nebulizer than playing puzzle therapy in the Cilinaya room, RSD Mangusada (p-
value = 0.010). Nurses are expected to be able to use appropriate distraction techniques to control children's anxiety
during nebulizer therapy.

Keywords : Audiovisual, Anxiety, Nebulizer, Preschool, Puzzle

ABSTRAK

Anak dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada umumnya memerlukan tindakan perawatan khusus di rumah
sakit sehingga anak harus menjalani berbagai prosedur pengobatan, dimana tindakan tersebut cenderung
menimbulkan kecemasan yang dapat menghambat pemberian terapi selama anak menjalani hospitalisasi apabila
tidak ditangani dengan baik. Terapi bermain puzzle dan audiovisual dapat menjadi pilihan teknik distraksi untuk
mengontrol kecemasan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas intervensi audiovisual
menonton kartun dan bermain puzzle terhadap kecemasan anak prasekolah saat dilakukan terapi nebulizer di Ruang
Cilinaya RSD Mangusada, Provinsi Bali. Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experiment dengan rancangan
pre test dan post test with control group design yang melibatkan total 60 sampel yang dipilih melalui teknik simpel
random sampling dan dibagi menjadi dua kelompok. Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian berupa
lembar observasi facial image scale dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa intervensi audiovisual menonton kartun lebih efektif menurunkan kecemasan anak saat
dilakukan nebulizer dibandingkan terapi bermain puzzle di Ruang Cilinaya RSD Mangusada secara signifikan ( p-
value=0,010). Perawat diharapkan dapat menerapkan teknik distraksi yang tepat untuk mengontrol kecemasan anak
saat dilakukan terapi nebulizer.

Kata kunci : Audiovisual, Kecemasan, Nebulizer, Prasekolah, Puzzle

PENDAHULUAN
Anak usia prasekolah merupakan individu menjalani hospitalisasi, sehingga memicu timbulnya
yang berada dalam rentang usia empat sampai enam keadaan krisis yang menjadi stressor bagi anak itu
tahun (Izzaty, 2017). Anak usia prasekolah dalam sendiri (Suparno & Saprianto, 2019). Adapun jenis
tahap perkembangannya mengalami peningkatan perawatan di rumah sakit yang terjadi pada anak usia
aktivitas yang dapat membuat anak sering kelelahan prasekolah sering dialami karena beberapa kondisi,
dan mengakibatkannya rentan terserang penyakit salah satunya infeksi saluran pernapasan akut
(Alini, 2017). Kondisi tersebut tidak jarang memaksa (ISPA) yang sering terjadi karena sistem pertahanan
anak untuk menjalani perawatan di rumah sakit atau
1
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. …. No……20….
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

tubuh anak masih rendah (Wahyuningsih & Yulianti, mengalihkan persepsi kecemasan dalam korteks
2015). serebral yang kemudian dapat merangsang
Penyakit ISPA masih menjadi perhatian pengeluaran hormon endorphin yang mampu
serius di seluruh dunia karena merupakan penyebab menimbulkan perasaan aman dan nyaman (Goldman
utama morbiditas dan mortalitas pada anak berusia & Koller, 2012).
di bawah enam tahun di seluruh dunia (Dagne, Hasil observasi peneliti di Ruang Cilinaya
Andualem, Dagnew, & Taddese, 2020). Penyakit ini RSD Mangusada didapatkan bahwa dari tujuh anak
diperkirakan menjadi penyebab meninggalnya sekitar yang menjalani terapi nebulizer selama perawatan,
6,6 juta anak setiap tahun di dunia (Tazinya et al., lima anak selalu menangis dan rewel ketika diberikan
2018). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar terapi. Ruang perawatan Cilinaya belum pernah
(Riskesdas), Prevalensi ISPA di Indonesia sebesar menerapkan terapi audiovisual sebagai salah satu
9,3% dengan prevalensi tertinggi terjadi pada terapi penurunan kecemasan pada anak. Ruang
kelompok umur satu sampai empat tahun perawatan tersebut hanya melaksanakan terapi
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Data kejadian bermain puzzle sebagai standar untuk menangani
ISPA di Bali berdasarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) kecemasan, namun pemberian terapi bermain puzzle
Provinsi Bali mengalami peningkatan dalam yang telah diterapkan di Ruang Cilinaya tidak
beberapa tahun terakhir, yaitu sebesar 45,03% pada berjalan efektif karena sebagian besar anak menolak
tahun 2017 menjadi 45,53% pada tahun 2019 memainkan puzzle dan memilih untuk digendong
(Dinkes Bali, 2020). orang tuanya. Pemberian terapi audiovisual dengan
Penanganan penyakit ISPA di rumah sakit menonton kartun dapat menjadi salah satu alternatif
melibatkan prosedur medik dan keperawatan salah intervensi yang bisa diterapkan untuk mengurangi
satunya dengan terapi nebulizer (Sondakh, Onibala, kecemasan anak selama pemberian terapi nebulizer.
& Nurmansyah, 2020). Selayaknya proses perawatan Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti
atau hospitalisasi yang menimbulkan kecemasan, ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh
prosedur terapi nebulizer juga menyebabkan audiovisual menonton kartun terhadap kecemasan
kecemasan dan ketakutan pada anak (Norliani, anak prasekolah saat nebulizer di Ruang Cilinaya
Zainab, & Ramie, 2017; Sufyanti, Kristiawati, RSD Mangusada dengan tujuan untuk mengetahui
Sudiana, & Indah, 2018). Nebulisasi sering perbedaan efektivitas intervensi audiovisual
menyebabkan kecemasan pada anak seperti halnya menonton kartun dan bermain puzzle terhadap
rewel, tidur terganggu, otot merasa tegang, merasa kecemasan anak prasekolah saat nebulizer di Ruang
gelisah, mudah panik, dan munculnya rasa takut Cilinaya RSD Mangusada.
yang berlebihan (Purnamasari & Alfiyanti, 2017).
Kondisi cemas pada anak dapat METODE
menghambat dan menyulitkan proses pengobatan Penelitian ini menggunakan desain Quasy
yang berdampak terhadap penyembuhan pada anak Experiment dengan rancangan pre test dan post test
sehingga memperpanjang masa rawat dan berisiko with control group design. Penelitian dilakukan di
terkena komplikasi dari infeksi nosokomial serta Ruang Cilinaya RSD Mangusada pada Bulan
menimbulkan trauma pada anak (Fatmawati, Syaiful, Nopember 2021.
& Ratnawati, 2019). Kecemasan pada anak dapat Populasi penelitian ini adalah seluruh anak
diatasi melalui beberapa cara seperti terapi usia prasekolah yang dirawat di Ruang Cilinaya RSD
mewarnai, bercerita/berdongeng, origami, bermain Mangusada. Sampel pada penelitian ini berjumlah 60
puzzle serta dengan terapi audiovisual (Deswita, responden yang kemudian dibagi menjadi 2
2016; Fatmawati et al., 2019; Widhiastari, 2021). kelompok dengan masing-masing jumlah sampel
Terapi audiovisual merupakan suatu metode adalah 30 orang ditentukan melalui teknik simpel
pemberian stimulasi dengan audio (suara) dan visual random sampling. Pengumpulan data menggunakan
(gambar) yang bertujuan sebagai distraksi atau instrument penelitian berupa lembar observasi facial
mengalihkan perhatian seseorang dengan image scale dan dianalisis menggunakan uji
memberikan tontonan yang disenangi (Roslita, Nani Wilcoxon dan Mann Whitney
Nurhaeni, & Wanda, 2021). Audiovisual yang
digemari oleh anak-anak usia prasekolah adalah
kartun atau gambar bergerak yang merupakan media HASIL
yang sangat menarik bagi anak usia prasekolah yang Tabel 01.
memiliki daya imajinasi tinggi (Patma, 2017). Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa Usia Responden
pemberian audiovisual membuat perhatian anak Kelompok n
Mean Min Max SD
terfokus kepada cerita audiovisual yang disimaknya
Intervensi 30 4.883 4.0 6.0 0.8026
sehingga membuat anak mendistraksikan atau
Kontrol 30 4.620 4.0 6.0 0.7009
2
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. …. No……20….
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

n Mean Min Max SD


Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Pretest 30 4,03 3 5 0,615
usia responden adalah 4 tahun. Posttest 30 2,80 1 5 1,349

Tabel 02 Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata


Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin tingkat kecemasan responden sebelum diberikan
Jenis Intervensi Kontrol audiovisual menonton kartun adalah 4 atau dapat
Kelamin f % f % dikategorikan sebagai kecemasan sedang dan n
Laki-laki 16 53.3 13 43.3 sesudah diberikan audiovisual menonton kartun,
Perempua rata-rata tingkat kecemasan responden adalah 2
14 46.7 17 56.7
n atau dikategorikan sebagai tidak mengalami
Total 30 100 30 100 kecemasan.

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada


kelompok intervensi sebagian besar responden Tabel 6
adalah laki-laki, yaitu sebanyak 16 responden Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan
(53,3%), sedangkan pada kelompok kontrol Sesudah Diberikan Intervensi
didapatkan bahwa sebagian besar responden adalah Wilcoxon Signed Rank Test
perempuan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). Pretest Posttest p-
n
Mean Mean value
Tabel 3 Audiovisual
Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosa Menonton 30 4,03 2,80 0,000
Medis Kartun
Intervensi Kontrol Bermain
Diagnosa Medis 30 4,00 3,57 0,005
f % f % Puzzle
BP
10 33.3 13 43.3
(Bronkopneumonia) Tabel di atas menunjukkan pada kelompok
Asthma 11 36.7 6 20.0 intervensi yang diberikan audiovisual menonton
Bronciolitis 3 10.0 3 10.0 kartun didapatkan nilai p-value=0,000 (p<0,05),
Pneumonia 6 20.0 8 26.7 sehingga dapat dinyatakan terdapat perbedaan
Total 30 100 30 100 tingkat kecemasan responden sebelum dan sesudah
diberikan audiovisual menonton kartun. Hasil analisis
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian pada kelompok kontrol yang diberikan terapi bermain
besar responden pada kelompok intervensi, yaitu puzzle didapatkan nilai p-value=0,005 (p<0,05),
sebanyak 11 responden (36,7%) mengalami Asthma sehingga dapat dinyatakan terdapat perbedaan
dan diagnosa medis pada kelompok kontrol lebih tingkat kecemasan responden sebelum dan sesudah
banyak BP (Bronkopneumonia), yaitu sebanyak 13 diberikan terapi bermain puzzle.
responden (43,3%).
Tabel 7
Tabel 4 Perbedaan Pengaruh Intervensi Audiovisual
Tingkat Kecemasan Responden pada Kelompok Menonton Kartun dan Terapi Bermain Puzzle
Kontrol Terhadap Kecemasan Anak Prasekolah Saat
n Mean Min Max SD Nebulizer
Pretest 30 4,00 3 5 0,788 Mann-Whitney
Posttest 30 3,57 1 5 1,135 Mean
Kelompok n p-value
Rank
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Audiovisual
30 36,00
tingkat kecemasan responden sebelum diberikan Menonton Kartun 0,010
terapi bermain puzzle pada kelompok kontrol adalah Bermain Puzzle 30 25,00
4 atau dapat dikategorikan sebagai kecemasan
sedang dan sesudah diberikan terapi bermain puzzle Hasil uji Mann-Whitney pada tabel di atas
prata-rata tingkat kecemasan adalah 3 atau dapat didapatkan nilai p-value=0,010 (p<0,05), sehingga
dikategorikan sebagai kecemasan ringan. dapat dinyatakan bahwa Ho penelitian ditolak yang
berarti ada perbedaan pengaruh intervensi
Tabel 5 audiovisual menonton kartun dan terapi bermain
Tingkat Kecemasan Responden pada Kelompok puzzle terhadap kecemasan anak prasekolah saat
Perlakuan nebulizer di Ruang Cilinaya RSD Mangusada
3
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. …. No……20….
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Hasil penelitian sesudah pemberian terapi


bermain puzzle menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
PEMBAHASAN kecemasan responden pada kelompok kontrol
Pembahasan berisi diskusi yang adalah 3 atau dapat dikategorikan sebagai
menghubungkan dan membandingkan hasil kecemasan ringan. Permainan puzzle digunakan
penelitian dengan teori/konsep/temuan dari hasil sebagai salah satu game therapy karena anak yang
penelitian lain baik yang sejalan maupun tidak bermain puzzle akan memusatkan perhatian pada
sejalan dengan hasil penelitian. Pembahasan tidak permainan puzzle dan mengurangi kegiatan lain
sekedar menarasikan hasil (tabel dan gambar), serta yang dipikarkannya (Lilis, 2016; Pribadi, Elsanti, &
sebaiknya mengemukakan dampak dari hasil Yulianto, 2019). Terapi bermain puzzle dapat
penelitian. mengalihkan perhatian anak, yakni anak akan
Bagian ini ditulis dengan menggunakan menjadi lebih fokus terhadap objek permainannya,
huruf Arial Narrow 10 point dan spasi 1. Paragraf seluruh perhatian akan tertuju dan tertuang sehingga
diawali dengan kata yang menjorok 6 digit ke dalam anak akan mengabaikan hal-hal yang dapat
dan dan tidak boleh menggunakan sub judul untuk membuat mereka takut atau cemas (Panzilion et
setiap variabel al.,2020). Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa
rata tingkat kecemasan responden sebelum kecemasan anak setelah bermain puzzle mengalami
diberikan terapi bermain puzzle pada kelompok penurunan dengan mayoritas kecemasan yang
kontrol dan sebelum diberikan audiovisual menonton dirasakan oleh anak yaitu kecemasan ringan
kartun adalah 4 atau dapat dikategorikan sebagai sebanyak 19 responden (54,3%) yang dapat terjadi
kecemasan sedang. Anak yang dirawat atau sedang karena terapi bermain puzzle dapat memberikan rasa
menjalani hospitalisasi akan mendapatkan nyaman dan bahagia serta membuat anak
perawatan rutin dan rentan mengalami stres karena melupakan sejenak kecemasan atau
merasa tertekan terhadap situasi yang dijalani mengistirahatkan pikiran anak yang menjalani
sehingga hal tersebut memicu dan membuatnya hospitalisasi dengan cara menyalurkan kelebihan
mengalami kecemasan (Rukmasari, Ramdhanie, & energi atau ketegangan (psikis) anak melalui suatu
Nugraha, 2019). Tingkat kecemasan sedang yang kegiatan yang menyenangkan sehingga dengan
dialami responden anak dapat terjadi karena anak bermain puzzle ini dapat menurunkan kecemasan
merasa asing dengan lingkungan di rumah sakit yang yang dirasakan (Kurdaningsih, 2019).
terasa baru baginya, merasa asing ketika bertemu Sesudah diberikan audiovisual menonton
dengan tenaga kesehatan dan karena adanya kartun pada kelompok perlakuan menunjukkan
ketakutan terhadap pengobatan yang dijalani bahwa rata-rata tingkat kecemasan responden
(Susilaningrum & Utami, 2013). Pemberian terapi adalah 2 atau dapat dikategorikan sebagai tidak
selama perawatan seperti pemberian nebulizer dapat mengalami kecemasan. Audiovisual merupakan
membuat anak merasa tidak nyaman, membuatnya media penyampaian informasi terdiri dari audio
gelisah, merasa terganggu dan membuat anak (suara) dan visual (gambar) yang mencakup dua
menjadi tertekan pada terapi yang dijalani selama di indera sekaligus yakni indera pendengaran dan
rumah sakit sehingga hal ini menimbulkan indera penglihatan (Risnawati, 2018). Pemberian
kecemasan (Purnamasari & Alfiyanti, 2017). Hasil audiovisual khususnya kartun merupakan bentuk
penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu distraksi yang mampu mengambil kendali dengan
yang menyatakan bahwa sebagian besar anak usia cara menyenangkan dua jenis sensasi yaitu pada
prasekolah yang menjalani hospitalisasi di RS pendengaran dan visual yang pada saat bersamaan
Grandmed Lubuk Pakam mengalami kecemasan akan mengisolasi sebagian besar suara disekeliling
sedang (94,1%) (Sitepu, Ginting, Bulan, Sarmana, & anak dan mengisolasi pemandangan klinis yang tidak
Ginting, 2021). Temuan penelitian ini juga sejalan bersahabat bagi pasien anak (Tyagi, Gupta, Khatri,
dengan penelitian terdahulu yang mendapatkan Khandelwal, & Kalra, 2018). Pemberian audiovisual
bahwa mayoritas kecemasan yang dialami oleh anak merupakan bentuk distraksi atau pengalihan
usia prasekolah sebelum diberikan terapi bermain perhatian yang efektif untuk anak usia prasekolah
puzzle adalah kecemasan sedang yaitu sebanyak 8 karena dalam distraksi audiovisual menayangkan
anak (57,1%) yang dapat terjadi karena anak masih tokoh kartun lucu dan menarik perhatian anak,
belum terbiasa dengan transisi dari rumah ke sehingga membuat anak merasa senang dan
lingkungan rumah sakit, juga belum terbiasa pada terhibur (Dianita, 2016). Hasil penelitian ini sejalan
perawatan, jenis tindakan serta pada anak usia dengan penelitian terdahulu yang menyatakan
prasekolah kecemasan yang dapat mereka rasakan bahwa sebagian besar anak usia prasekolah (66,7%)
yaitu cemas akibat perpisahan dan takut diabaikan tidak mengalami kecemasan setelah pemberian
(Fitriani, Santi, & Rahmayanti, 2017). audiovisual (Novitasari, Weti, Ferasinta, & Wati,

4
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. …. No……20….
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

2021). Temuan ini juga sejalan dengan penelitian lainnya yang dapat berperan pada adanya
lainnya yang menyatakan bahwa pemberian video perbedaan pengaruh intervensi pada tingkat
kartun dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien kecemasan ini ialah karena perubahan fisiologis
anak karena sajian interaktif audiovisual dapat yang terjadi akibat intervensi yang diberikan, yaitu
meningkatkan konsentrasi anak serta dengan ketika diberikan intervensi audiovisual terdapat
audiovisual menonton film kartun termasuk kegiatan vibrasi musik yang muncul dan mengalun ke
hal yang menyenangkan sehingga pemberian gendang telinga, lalu diterima oleh system saraf
audiovisual dapat membantu dan memudahkan pusat melalui syaraf auditori yang membuat
perawat dalam mendistraksi agar anak kooperatif hipotalamus mengeluarkan hormone ptuitari
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan (p- sehingga endorphin meningkat mengakibatkan rasa
value=0,000) (Fatmawati et al., 2019). rileks, fly, senang dan tenang yang kemudian
Berdasarkan hasil analisis uji Mann- menimbulkan mekanisme koping adaptif pada anak
Whitney pada dua kelompok tersebut menunjukkan dan berdampak pada terjadinya penurunan
bahwa ada perbedaan pengaruh intervensi kecemasan (Rahmawati, 2020).
audiovisual menonton kartun dan terapi bermain
puzzle terhadap kecemasan anak prasekolah saat KESIMPULAN
nebulizer di Ruang Cilinaya RSD Mangusada dengan Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat
nilai p-value=0,010. Pemberian rangsangan berupa perbedaan pengaruh intervensi audiovisual
audiovisual akan ditangkap oleh korteks serebral menonton kartun dan terapi bermain puzzle
yang kemudian mengirimkan sinyal ke amygdala terhadap kecemasan anak prasekolah saat nebulizer
pada sistem limbik dan merangsang sistem saraf di Ruang Cilinaya RSD Mangusada
pusat mengeluarkan hormon endorphine lalu
memblok norepineprin sehingga kecemasan akan SARAN
mengalami penurunan (Fahlenbrach & Reinerth, Peneliti mengharapkan layanan
2018; Setiaji, 2020). Permainan puzzle juga keperawatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
memberikan efek distraksi pada anak yang membuat dengan menerapkan pemberian intervensi
anak lebih fokus kepada permainan puzzle daripada audiovisual menonton kartun sebagai salah satu
kecemasan yang dirasakannya sebab ketika anak intervensi mandiri keperawatan untuk membantu
bermain puzzle, perhatian anak akan teralihkan dari mengurangi kecemasan pada pasien anak
kecemasan yang sedang dirasakannya sehingga
tingkat kecemasan yang dirasakan oleh anak dapat UCAPAN TERIMA KASIH
menurun (Apriany, Oyoh, & Maruf, 2018). Perbedaan Peneliti mengucapkan terimah kasih kepada pihak-
tingkat kecemasan yang dialami anak pada dua pihak yang berkontribusi pada penelitian ini, yaitu
intervensi yang telah diberikan dapat dipengaruhi RSD Mangusada yang telah memberikan izin dalam
oleh respon koping yang berbeda-beda pada tiap pelaksanaan penelitian dan dosen pembimbing
anak (Sumoked, Wowiling, & Rompas, 2019). Faktor peneliti di STIKES Bina Usada Bali.

DAFTAR PUSTAKA
Alini. (2017). Pengaruh terapi bermain plastisin (playdought) terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun)
yang mengalami hospitalisasi di ruang perawatan anak RSUD Bangkinang Tahun 2017. Jurnal Ners
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, 1(2), 1–10.
Apriany, D., Oyoh, & Maruf, A. F. (2018). Perbedaan Efektivitas Terapi Mewarnai Dan Bermain Puzzle Terhadap
Kecemasan Anak Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Kota
Cimahi Tahun 2018. Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat
(PINLITAMAS 1). Cimahi: STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Dagne, H., Andualem, Z., Dagnew, B., & Taddese, A. A. (2020). Acute respiratory infection and its associated factors
among children under-five years attending pediatrics ward at University of Gondar Comprehensive Specialized
Hospital, Northwest Ethiopia: institution-based cross-sectional study. BMC Pediatrics, 20(1), 93.
https://doi.org/10.1186/s12887-020-1997-2
Deswita, D. (2016). Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar Dengan Bermain Puzzle Terhadap

5
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. …. No……20….
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Kecemasan Anak Usia Prasekolah Di Irna Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ners Jurnal Keperawatan, 9(1),
13–17.
Dianita, H. (2016). Pengaruh Terapi Bercerita melalui Audiovisual terhadap KecemasanAnak Usia Prasekolah (3-6
Tahun) akibat Hospitalisasi di Rsud KabupatenSemarang. Jurnal Kesehatan Stikes Ngudi Waluyo.
Dinkes Bali. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Bali 2019. Denpasar. Retrieved from https://www.diskesbaliprov.go.id/
Fahlenbrach, K., & Reinerth, M. S. (2018). Audiovisual Metaphors and Metonymies of Emotions in Animated Moving
Images. In Emotion in Animated Films (1st Editio). Routledge.
Fatmawati, L., Syaiful, Y., & Ratnawati, D. (2019). Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun terhadap Tingkat
Kecemasan saat Prosedur Injeksi pada Anak Prasekolah. Journal of Health Sciences, 12(02), 15–29.
Fitriani, W., Santi, E., & Rahmayanti, D. (2017). Terapi Bermain Puzzle Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Yang Menjalani Kemoterapi Di Ruang Hematologi Onkologi Anak.
Dunia Keperawatan, 5(2), 65. https://doi.org/10.20527/dk.v5i2.4107
Goldman, & Koller. (2012). Pediatric Psychosocial Oncology: Textbook for Multidisciplinary Care . USA: Springer.
Izzaty, D. R. E. (2017). Perilaku Anak Prasekolah. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Jakarta.
Kurdaningsih, S. V. (2019). Pengaruh Terapi Bermain Puzzle terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah
Akibat Hospitalisasi Ruang Anak RSUD Kota Kotamobagu. Seminar Dan Workshop Nasional Keperawatan
“Implikasi Perawatan Paliatif Pada Bidang Kesehatan,” 2(2), 18–26.
Lilis, R. (2016). Ketersediaan Alat Permainan Edukatif (APE) Di TK Se-Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta .
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved from https://eprints.uny.ac.id/38062/
Norliani, Zainab, & Ramie, A. (2017). Tingkat Kecemasan Ibu Pada Tindakan Nebulizer Anaknya Berdasarkan
Karakteristik Ibu di Ruang Anak RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2016. Jurnal Citra Keperawatan, 5(2),
87–96.
Novitasari, S., Weti, W., Ferasinta, F., & Wati, N. (2021). Penerapan Atraumatik Care: Audiovisual terhadap
Penurunan Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(1), 207–213.
Patma, G. N. (2017). Pengaruh Terapi Audio Visual Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Anak Preschool
Yang Dilakukan Pemasangan Infus di UGD RSUD Wates . Yogyakarta: STIKES Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta. Retrieved from http://repository.unjaya.ac.id/2099/
Pribadi, T., Elsanti, D., & Yulianto, A. (2019). Reduction of Anxiety in Children Facing Hospitalization By Play
Therapy: Origami and Puzzle in Lampung-Indonesia. Malahayati International Journal of Nursing and Health
Science, 1(1), 29–35. https://doi.org/10.33024/minh.v1i1.850
Purnamasari, T., & Alfiyanti, D. (2017). Pengaruh Terapi Bermain Merangkai Manik-Manik Terhadap Tingkat
Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Tindakan Nebulisasi di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 6(1).
Rahmawati, E. A. (2020). Terapi Musik Baby Shark Mampu Menurunkan Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah.
Journal of Telenursing (JOTING), 2(1), 1–10.
Risnawati, I. (2018). Efek Terapi Audio Visual Dan Komunikasi Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Inpartu
Kala I. 2-Trik: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, 8(1), 6–10.

6
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. …. No……20….
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Roslita, R., Nani Nurhaeni, & Wanda, D. (2021). Dampak Distraksi Audiovisual Terhadap Distress Anak Yang
Mendapatkan Terapi Inhalasi. Jurnal Kesehatan Komunitas, 7(23), 13–17.
Rukmasari, E. A., Ramdhanie, G. G., & Nugraha, B. A. (2019). Asupan Nutrisi dan Status Gizi Pada Anak Dengan
Hospitalisasi. Jurnal Keperawatan BSI, VII(I), 32–41.
Setiaji, R. B. R. (2020). 3 Hormon Ini Akan Muncul Saat Anda Stres. Apa Fungsinya, Sih? hellosehat. Retrieved from
https://hellosehat.com/mental/stres/seputar-hormon-stres/
Sitepu, K., Ginting, L. R. B., Bulan, R. B., Sarmana, & Ginting, S. (2021). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai
Terhadap Kecemasan Pada Anak Prasekolah Dengan Hospitalisasi Di Rs Grandmed Lubuk Pakam Tahun
2020. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi (JKF), 3(2), 165–170. https://doi.org/10.35451/jkf.v3i2.651
Sondakh, S. A., Onibala, F., & Nurmansyah, M. (2020). Pengaruh Pemberian Nebulisasi Terhadap Frekuensi
Pernafasan Pada Pasien Gangguan Saluran Pernafasan. Jurnal Keperawatan, 8(1), 75–82.
Sufyanti, A. ., Kristiawati, Sudiana, I. K., & Indah, P. . (2018). Efektivitas Penurunan Stres Hospitalisasi Anak Dengan
Terapi Bermain dan Terapi Musik (The Effectiveness of Play Therapy and Musical Therapy in Reducing the
Hospitalization Stress). E-Journal Unair, 1–7. Retrieved from https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjh5ZHZ2JDkAhXVgeYKHdGMA
vMQFjAJegQICRAC&url=https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/
4961/3203&usg=AOvVaw0qh3ARl4kEqYFPsO5kPBh4
Sumoked, A., Wowiling, F., & Rompas, S. (2019). Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan Pada
Mahasiswa Semester III Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Yang Akan Mengikuti Praktek
Klinik Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 7(1).
Suparno, S., & Saprianto, S. (2019). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Stress Hospitalisasi Pada Anak
Usia Pra Sekolah di Ruang Rawat Inap RSUD DR. Ibnu Soetowo Baturaja. Jurnal Keperawatan Sriwijaya,
6(1), 35–40.
Susilaningrum, R., & Utami, S. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Tazinya, A. A., Halle-Ekane, G. E., Mbuagbaw, L. T., Abanda, M., Atashili, J., & Obama, M. T. (2018). Risk factors
for acute respiratory infections in children under five years attending the Bamenda Regional Hospital in
Cameroon. BMC Pulmonary Medicine, 18(1), 7. https://doi.org/10.1186/s12890-018-0579-7
Tyagi, R., Gupta, K., Khatri, A., Khandelwal, D., & Kalra, N. (2018). Control of Anxiety in Pediatric Patients using “Tell
Show Do” Method and Audiovisual Distraction. The Journal of Contemporary Dental Practice , 19(9), 1058–
1064. https://doi.org/10.5005/jp-journals-10024-2381
Wahyuningsih, A., & Yulianti. (2015). Perilaku Pemeliharaan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Lingkungan
Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita. Jurnal Penelitian Keperawatan, 1(2), 103 –112.
Widhiastari, Y. (2021). Pengaruh Berdongeng Fabel Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Yang Menjalani
Hospitalisasi Saat Pemberian Obat di Ruang Cilinaya RSD Mangusada . STIKES Bina Usada Bali. Retrieved
from http://repository.binausadabali.ac.id/157/

You might also like