Pemberian Edukasi Melalui Animasi Tentang TB (Tuberculosisi) Paru Terhadap Pengetahuan Anak Sekolah Dasar Negeri Merjosari 02 Kota Malang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PEMBERIAN EDUKASI MELALUI ANIMASI TENTANG TB (TUBERCULOSISI) PARU

TERHADAP PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI MERJOSARI 02


KOTA MALANG

Neni Maemunah1, Wahyu Dini Metrikayanto2, Clementinus Helly3


123
Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail: [email protected]

Abstract : Pulmonary Tuberculosis becomes a world health problem because the Tuberculosis therapy
that has been given to the children was found as an unsuccessful treatment such as dropped out of
treatment, improper treatment, and failed treatment. One of the factors that made this failed treatment
was because of the lack of knoledge. Therefor, education has to be given. The aim of this research was
to know the effect of the giving (providing) education by animation about pulmonary Tuberculosis to the
knowledge of the children of SDN Merjosari 02 Kota Malang. The research desaign used One-Group Pra-
Post Test Design. The research population was all the children of SDN Merjosari 02 Kota Malang and the
research sample was 71 respondents that was taken by simple random sampling so that the research got
samples as much as 71 respondents. The data collecting technique used instrument such as knowledge
questionnaire. The data analysis method that was used was homogeneity marginal test (p value < 0,05).
The result of the research proved that before the education was given by animation about pulmonary
Tuberculosis, almost of the children about 40 respondents (56,3%) had enough knowledge, and after the
education has been given by the animation about pulmonary Tuberculosis, almost most of the children as
mach as 49 respondents (69,0%) had good knowledge about pulmonary TB. The result of Homogenity
Marginal Test shown that there was an effect/influence of the giving (providing) education by animation
about pulmonary Tuberculosis to the knowledge of the children of SDN Merjosari 02 Kota Malang, with p
value = (0,000). The next researcher is expected to make a same research with simulation method and
with 3D animation.

Key Words : Education , Knowledge Pulmonary TB, Animation

Abstrak : TB Paru masih menjadi masalah kesehatan dunia, dikarenakan pemberian terapi TB pada
anak masih ditemukan ketidakberhasilan pengobatan, diantaranya putus pengobatan, pengobatan yang
tidak benar, dan kegagalan pengobatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan pengobatan
dikarenakan kurangnya pengetahuan, sehingga perlu diberikan edukasi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh pemberian edukasi melalui animasi tentang TB Paru terhadap pengetahuan anak
SDN Merjosari 02 Kota Malang. Desain penelitian mengunakan One-Group Pra-Post Test Design.
Populasi penelitian ini adalah seluruh anak SDN Merjosari 02 Kota Malang dan sampel penelitian
sebanyak 71 responden dengan simple random sampling sehingga diperoleh sampel penelitian sebanyak
71 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner pengetahuan.
Metode analisis data yang digunakan yaitu uji marginal homogenity (p value <0,05). Hasil penelitian
membuktikan sebelum diberikan edukasi melalui animasi tentang TB paru sebagian besar yaitu 40
responden (56,3%) memiliki pengetahuan cukup dan sesudah diberikan edukasi melalui animasi tentang
TB Paru hampir sebagian besar yaitu sebanyak 49 responden (69,0%) memiliki pengetahuan baik
tentang TB Paru. Hasil uji marginal homogeneity menunjukan adanya pengaruh pemberian edukasi
melalui animasi tentang TB Paru terhadap pengetahuan anak SDN Merjosari 02 Kota Malang didapatkan
p value= (0,000). Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian serupa menggunakan medote
simulasi dan media animasi 3D (tiga dimensi).

Kata Kunci : Edukasi, Pengetahuan TB Paru, Animasi

PENDAHULUAN

Salah satu tantangan yang saat ini anti Tuberkulosis atau Multi Drug
masih menjadi perhatian di dunia yaitu Resistance (MDR).
meningkatnya Tuberkulosis MDR (Multi Secara global perkiraan penderita
Drugs Resistence) pada anak dan Tuberkolosis sebesar 10 juta penderita
masyarakat rentan lainnya, diantaranya dengan 5,8 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1
kegagalan pengobatan, putus pengobatan, juta anak (World Health Organization (WHO
pengobatan yang tidak benar sehingga 2016). Indonesia merupakan salah satu
mengakibatkan terjadinya kemungkinan negara yang mempunyai beban kejadian
resistensi primer kuman TB terhadap obat Tuberkulosis terbesar ketiga setelah India
46
Neni Maemunah, Pemberian Edukasi Melalui... | 47

27% dan Cina 9% , dan masih tetap serangkaian gambar diam menjadi
menjadi 10 penyebab kematian tertinggi di sebuah animasi bergerak. Media ini dibuat
dunia dan kematian Tuberkulosis secara dengan tujuan lebih menarik dan efektif
global diperkirakan 1,3 juta pasien (Global untuk meningkatkan pengetahuan,
Tuberculosis Report, 2017). Pada tahun pemahaman, sikap, dan perilaku anak
2017 ditemukan jumlah kasus Tuberkulosis terkait pencegahan, penanganan, dan
sebanyak 425.089 kasus, meningkat bila pengobatan Tuberculosis. Media ini lebih
dibandingkan semua kasus Tuberkulosis menguntungkan karena lebih aplikatif dari
yang ditemukan pada tahun 2016 yang pada media promosi kesehatan yang lain
sebesar 360.565 kasus. dikarenakan banyaknya indra yang
Jumlah kasus tertinggi yang digunakan (Zakaria, 2002).
dilaporkan terdapat di Provinsi dengan Hasil studi pendahuluan yang
jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa dilakukan di SDN Merjisari 2 Kota Malang
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan mewawancarai 10 siswa, 5 siswa
sebesar 43% dari jumlah seluruh kasus mengatakan bahwa TB paru adalah batuk
Tuberkulosis di Indonesia. Angka kejadian berdarah, 3 orang siswa mengatakan
Tuberkulosis tertinggi pada usia 25-34 yakni bahwa tidak mengetahui tentang TB Paru
17,32% sedangkan pada anak usia 0-14 dan 2 siswa mengatakan bahwa TB Paru
tahun mencapai 10,1% dan merupakan itu adalah batuk-batuk. Cara penularan TB
prevalensi kasus tuberkolosis tertinggi Paru dari 10 siswa, 6 diantaranya
pada anak di Indonesia pada tahun 2017. mengatakan bahwa penularan TB Paru
Sedangkan kasus Tuberkulosis MDR pada melalui udara, dan 4 diantaranya tidak
anak mencapai 25.000-32.000 kasus per mengetahui penularan TB Paru. Untuk cara
tahun. Prevalensi kejadian TB pada tahun pencegahan TB Paru dari 10 siswa, 8
2016 pada anak usia 0-14 tahun di Kota diantaranya mengatakan bahwa menjauh
Malang dari 16 Puskesmas terdapat 168 dari orang yang batuk dan 2 siswa
kasus TB sebesar 9,42% (Dinas Kesehatan mengatakan bahwa menggunakan masker.
Kota Malang, 2016). Dari 10 siswa, 9 siswa belum bisa
Pemberian terapi Tuberkulosis pada mempraktekkan cara batuk yang benar
anak di Indonesia masih banyak ditemukan namun masih menutup mulut dengan kedua
ketidakberhasilan dalam pengobatan. Hal tangan ketika batuk, sedangkan 1 siswa
ini disebabkan karena obat yang diminum tidak tahu tentang cara batuk yang benar.
secara rutin dalam jangka waktu tertentu, Sedangkan cara penggunaan masker dari
dapat menyebabkan resistensi kuman 10 siswa, 6 diantaranya tidak mengetahui
sehingga terjadi kegagalan terapi. Terapi cara penggunaan masker yang benar dan 4
yang gagal menyebabkan kekambuhan diantaranya mengetahui cara penggunaan
karena jenis obat yang diterima pasien tidak masker, sebagian nesar 10 siswa tahu cara
sesuai dengan keadaan dan perkembangan mencuci tangan tangan tetapi tidak sesuai
pengobatan Tuberculosisnya (Muniroh, dengan langkah-langkah mencuci tangan.
dkk., 2013).
Upaya yang dilakukan mulai dari METODE PENELITIAN
menyebarkan informasi mengenai TOSS
TB, iklan layanan masyarakat dan Desain penelitian mengunakan
peningkatan perilaku kesehatan. Salah satu desain One-Group Pra-Post Test Design.
strategi untuk merubah perilaku dengan Populasi dalam penelitian ini adalah anak
memberikan informasi tentang cara SDN Merjosari 2 Kelas IV, V, dan VI
mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan memenuhi kriteria inklusi, dengan teknik
kesehatan, cara menghindari penyakit dan sampling menggunakan simple random
sebagainya sehingga dapat meningkatkan sampling sehingga didapatkan sampel
pengetahuan anak tentang perilaku hidup penelitian sebanyak 71 responden. Adapun
sehat (Maulana, 2009). Penggunaan media kriteria inklusi yang diterapkan yaitu berusia
audiovisual Animasi sebagai media promosi 10-12 tahun, bersedia menjadi responden,
kesehatan merupakan pendekatan media dan bersedia mengikuti edukasi. Variabel
promosi kesehatan dengan independen yaitu pemberian edukasi
menggabungkan gambar, teks, animasi, melalui animasi Tentang TB Paru,
dan video sehingga dapat memodifikasi sedangkan variabel dependen yaitu
48 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.7 No.1, April 2021, hlm 46-55

pengetahuan anak SDN Merjosari 2 Kota Kota Malang pada tanggal 1 - 23 Oktober
Malang. Teknik pengumpulan data 2019. Metode analisis data yang digunakan
menggunakan instrumen berupa kuesioner. yaitu uji marginal homogenity.
Penelitian dilakukan di SDN Merjosari 2

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden


Variabel Frekuensi (F) Persentase (%)
Umur 10 Tahun 28 39,4
11 Tahun 27 38,0
12 Tahun 16 22,5
Jenis Kelamin Laki – Laki 16 22,5
Perempuan 55 77,5
Pendidikan Kelas 4 26 36,6
Kelas 5 22 31,0
Kelas 6 23 32,4
Total 71 100

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan hampir setengah responden yaitu 28 responden


(39,4%) berumur 10 tahun, hampir seluruhnya yaitu 55 responden (77,5%) berjenis kelamin
perempuan, dan hampir setengah yaitu 26 responden (36,6%) berada pada kelas IV.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Anak Tentang TB Paru Sebelum Diberikan


Edukasi Melalui AnimasiTentang TB Paru
Pengetahuan F (%)
Baik 7 9,9
Cukup 40 56,3
Kurang 24 33,8
Total 71 100

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum diberikan edukasi


melalui animasi tentang TB Paru terhadap pengetahuan anak sebagian besar yaitu 40
responden (56,3%) memiliki pengetahuan cukup.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Anak Tentang TB Paru Setelah Diberikan


Edukasi Melalui AnimasiTentang TB Paru
Pengetahuan F (%)
Baik 49 69,0
Cukup 22 31,0
Kurang 0 0,0
Total 71 100

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa pengetahuan anak tentang TB Paru sesudah


diberikan edukasi melalui animasi hampir sebagian besar 49 responden (69,0%) memiliki
pengetahuan baik.

Tabel 4 Analisis Pemberian Edukasi Melalui Animasi Tentang TB Paru


Sesudah Diberikan Edukasi
Pengetahuan Baik Cukup Kurang
p-value
F (%) F (%) F (%)
Sebelum Baik 5 7,0 2 2,8 7 9,9
Diberikan Cukup 29 40,8 11 15,5 40 56,3 0,000
Edukasi Kurang 15 21,1 9 12,7 24 33,8
Total 49 69,0 22 31,0 71 100
Neni Maemunah, Pemberian Edukasi Melalui... | 49

Berdasarkan tabel 4 hasil analisis uji Marginal Homogeneity didapatkan nilaip value=
(0,000) < (0,05) sehingga H1 diterima, artinya ada pengaruh pemberian edukasi melalui animasi
tentang TB paru terhadap pengetahuan anak SDN Merjosari 2 Kota Malang. Hasil tabulasi
silang didapatkan dari 40 responden (56,3%) yang memiliki pengetahuan cukup sebelum
diberikan edukasi melalui animasi mengalami peningkatan pengetahuan baik sebesar 29
responden (40,8%)sesudah diberikan edukasi melalui animasi. Hal ini membuktikan bahwa
pemberian edukasi melalui animasi tentang TB paru efektif mampu meningkatkan pengetahuan
anak tentang TB paru.

PEMBAHASAN Wardani (2013) membuktikan bahwa jenis


kelamin perempuan lebih banyak
Pengetahuan Anak Tentang TB Paru mengambil keputusan untuk berobat ke
Sebelum Diberikan Edukasi Melalui layanan kesehatan dibanding laki-laki.
Animasi Faktor pendidikan didapatkan
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan sebagian besar responden berada pada
pengetahuan anak tentang TB Paru kelas IV (empat) hal ini membuktikan bahwa
sebelum diberikan edukasi melalui animasi pendidikan tidak berpengaruh terhadap
sebagian besar memiliki pengetahuan informasi yang didapatkan oleh seseorang.
cukup di SDN Merjosari 2 Kota Malang. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
Diketahui responden yang berpengetahuan (2008) membuktikan bahwa pendidikan
cukup dipengaruhi oleh sebagian besar memang sangat berpengaruh terhadap
berumur 10 tahun, berjenis kelamin perilaku pencegahan dan penularan
perempuan, dan berada pada tingkat penyakit TB Paru. Semakin tinggi
pendidikan kelas IV. pengetahuan seseorang maka perilaku
Pengetahuan adalah hasil tahu yang pencegahannya akan semakin baik.
diperoleh seseorang dengan menggunakan Sedangkan penelitian oleh Ruditya (2015)
penginderaannya dalam mengamati atau membuktikan semakin tinggi pendidikan
melihat suatu objek tertentu (Notoatmojo, seseorang maka semakin banyak informasi
2017). Faktor yang mempengaruhi yang diterima dan kemampuan untuk
pengetahuan diantaranya pendidikan, menerima informasi lebih baik. Sebagian
pengalaman, usia, dan informasi (Hendra, besar responden berpengetahuan cukup
2017). Sebagian besar responden dikarenakan responden sudah pernah
berpengetahuan cukup dikarenakan ada mendapatkan informasi tentang penyakit
beberapa faktor yang mempengaruhi yakni, menular melalui mata pelajaran IPA (Ilmu
faktor umur juga berpengaruh karena Pengetahuan Alam) yang sudah diajarkan
sebagian besar responden berusia 10 di sekolah
tahun, hal ini membuktikan bahwa
seseorang yang memiliki usia muda tidak Pengetahuan Anak Tentang TB Paru
berpengaruh terhadap sumber informasi Sesudah Diberikan Edukasi Melalui
yang diperoleh. Hal ini senada dengan Animasi
penelitian yang dilakukan oleh Subekti, Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
Purwanta, dan Erawatyningsih (2009) pengetahuan anak tentang TB Paru
bahwa usia tidak berpengaruh terhadap sesudah diberikan edukasi melalui animasi
tindakan seseorang dalam melakukan hampir seluruhnya memiliki pengetahuan
pengobatan TB karena mereka yang baik di SDN Merjosari 2 Kota Malang.
berusia muda atau berusia lanjut memiliki Responden yang memiliki pengetahuan
motivasi untuk hidup sehat dan selalu baik, sesudah diberikan edukasi sebagian
memperhatikan kesehatannya. besar berumur 10 tahun, berjenis kelamin
Faktor jenis kelamin juga perempuan, dan seluruhnya berada pada
mempengaruhi pengetahuan, hal ini tingkat pendidikan kelas VI.
membuktikan bahwa peran jenis kelamin Edukasi merupakan suatu tindakan
sangat berkontribusi dalam upaya preventif atau promosi yang diberikan kepada orang
terhadap TB dan penyakit menular lainnya. lain. Sedangkan menurut Notoatmodjo
Jenis kelamin perempuan lebih (2012) Edukasi adalah proses membuat
memperhatikan kesehatan dirinya orang mampu meningkatkan kontrol dan
dibandingkan laki-laki. Kristiono dan   memperbaiki kesehatan individu.
50 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.7 No.1, April 2021, hlm 46-55

Kesempatan yang direncanakan untuk penyakit, terutama TB Paru. Pengetahuan


individu, kelompok atau masyarakat agar anak tentang TB Paru sesudah diberikan
belajar tentang kesehatan dan melakukan edukasi melalui animasi hampir seluruhnya
perubahan secara suka rela dalam tingkah memiliki pengetahuan baik dikarenakan
laku individu. Peningkatan pengetahuan anak-anak antusias menyimak informasi
pada responden tentang TB paru yang disampaikan melalui edukasi yang
dipengaruhi oleh pemberian edukasi. Hal ini diberikan kepada anak sehingga anak
sesuai dengan penelitain Najamuddin, Sya, mampu memahami edukasi yang diberikan
dan Thasim (2013) bahwa edukasi sangat
efektif dalam meningkatkan pengetahuan Pemberian Edukasi Melalui Animasi
responden setelah diberikan edukasi. Hal ini Tentang TB Paru Terhadap Pengetahuan
senada dengan penelitian yang dilakukan Anak SDN Merjosari 2 Kota Malang
oleh Megawati (2017) bahwa edukasi Berdasarkan hasil analisis uji
menggunakan video mampu meningkatkan Marginal Homogeneity didapatkan nilai p
pengetahuan responden. Haqiqi, Sentana, value = (0,000) < (0,05) sehingga H1
dan Mardiatun (2019) juga membuktikan diterima, artinya ada pengaruh pemberian
bahwa penggunaan kombinasi berbagai edukasi melalui animasi tentang TB Paru
metode dan media promosi kesehatan terhadap pengetahuan anak SDN Merjosari
dalam pemberian edukasi akan sangat 2 kota Malang. Hal ini membuktikan bahwa
membantu dalam proses penyampaian terdapat peningkatan pengetahuan pada
informasi kesehatan kepada masyarakat. responden menjadi baik sesudah diberikan
Semakin banyak indera yang digunakan edukasi melalui animasi.
untuk menerima suatu pesan yang Penggunaan media audiovisual
disampaikan maka semakin banyak dan animasi sebagai media promosi kesehatan
jelas pula informasi yang diperoleh oleh merupakan pendekatan media promosi
seseorang. kesehatan dengan menggabungkan
Beberapa faktor lain yang gambar, teks, animasi, dan video sehingga
mempengaruhi peningkatan pengetahuan dapat memodifikasi serangkaian gambar
baik responden diantaranya jenis kelamin diam menjadi sebuah animasi bergerak
dimana diperoleh hampir seluruhnya sehingga lebih menarik perhatian. Hal ini
responden berjenis kelamin perempuan, senada dengan hasil yang dilakukan oleh
dimana dalam penelitian ini sebagian besar peneliti bahwa pemberian edukasi melalui
populasi adalah perempuan sehingga animasi efektif mampu meningkatkan
berpengaruh pada hasil penelitian ini. Hal pengetahuan anak. Senada dengan
ini senada dengan penelitian oleh Susilo penelitian Hartiningsih (2018) bahwa media
(2018) bahwa jenis kelamin tidak audiovisual lebih efektif serta mampu
berpengaruh terhadap penyerapan meningkatkan pemahaman dan
informasi seseorang. Faktor usia pengetahuan seseorang dalam ketertarikan
membuktikan bahwa usia tidak berpengaruh menyimak informasi. Tandilangi,
terhadap sumber informasi yang diperoleh Mintjelungan dan Wowor (2016) juga
seseorang. Hal ini tidak sesuai dengan membuktikan bahwa pendidikan kesehatan
penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2018) melalui animasi sangat efektif mampu
bahwa usia berpengaruh terhadap sumber meningkatkan tingkat pengetahuan anak.
informasi yang didapatkan oleh sesorang. Zakaria (2002) juga membuktikan bahwa
Faktor pendidikan dimana semakin tinggi media animasi ini lebih menguntungkan
pendidikan seseorang maka semakin karena lebih aplikatif dari pada media
banyak pula informasi yang diperoleh. promosi kesehatan yang lain dikarenakan
Senada dengan penelitian Nurjana (2015) banyaknya indra yang digunakan sehingga
bahwa semakin tinggi pendidikan proses penyerapan informasi jauh lebih
seseorang maka semakin besar efektif. Hal ini disebabkan media
kemampuan untuk menyerap, menerima audiovisual melibatkan mata sebagai
atau mengadopsi informasi. Penelitian yang pancaindra dengan penyaluran terbesar
dilakukan oleh Sianturi (2014) terbukti yakni 75%-85% sedangkan pancaindra
bahwa tingkat pendidikan sangat yang lain sebesar 13%-25%, sehingga
berpengaruh terhadap kemampuan semakin banyak melibatkan pancaindra
penderita untuk menerima informasi tentang
Neni Maemunah, Pemberian Edukasi Melalui... | 51

maka informasi yang diserap akan semakin pengetahuan anak tentang penyakit TB
baik Maulana (2009). dalam melakukan pencegahan, setelah
Pemberian edukasi melalui animasi pemberian edukasi melalui animasi
kepada anak mampu meningkatkan diberikan dengan tujuan meniru tindakan
pengetahuan, keterampilan dan pencegahan TB Paru sehingga memiliki
kemampuan melakukan pencegahan TB keterampilan dan kemampuan dalam
Paru secara benar pada lingkungan mencegah penyakit TB. Dengan adanya
sekitarnya. Peningkatan pengetahuan ini pemberian media animasi bisa
disebabkan karena adanya pemberian meningkatkan ketrampilan kemampuan
edukasi melalui animasi. Tujuan pemberian anak
edukasi adalah untuk meningkatkan

KESIMPULAN DAN SARAN pemilihan jajanan yang sehat, penyakit


menular dan lain-lain, dengan
Penelitian tentang animasi tentang menggunakan metode dan media yang
pemberian edukasi melalui TB paru lebih manarik bagi anak sehingga anak bisa
terhadap pengetahuan anak SDN Merjosari memahami dan mengetahui informasi yang
2 Kota Malang, menyimpulkan bahwa: 1) disampaikan. Kemudian bagi Institusi
Pengetahuan anak tentang TB paru Pendidikan dapat memberikan promosi
sebelum diberikan edukasi melalui animasi kesehatan dimasukan ke dalam kurikulum
sebagian besar responden memiliki pembelajar SDN Merjosari 2 Kota Malang,
pengetahuan cukup di SDN Merjosari 2 serta mengikutsertakan orang tua dalam
Kota Malang, 2) Pengetahuan anak dalam kegiatan promosi kesehatan yang diadakan
tentang TB paru sesudah diberikan edukasi di sekolah sehingga anak bisa menerapkan
melalui animasi hampir seluruhnya promosi kesehatan yang diperoleh di
responden memiliki pengetahuan baik di lingkungan sekolah dan juga di lingkungan
SDN Merjosari 2 Kota Malang, 3) Ada keluarga. Selain itu, saran bagi peneliti
pengaruh pemberian edukasi melalui selanjutnya diharapkan dapat memberikan
animasi tentang TB paru terhadap anak promosi kesehatan pada anak dengan
SDN Merjosari 1 Kota Malang dengan nilai menggunakan medote dan media yang
p = (0,000) < (0,050). Dari penelitian ini berbeda dengan menggunakan metode
diharapkan Institusi Layanan Kesehatan simulasi dan media animasi 3D (Tiga
dapat mengadakan program penyuluhan dimensi).
seperti perilaku hidup bersih sehat,

DAFTAR PUSTAKA

Buang, M. S., Rahmalia, S., & Arneliwati, (Surakarta).https://core.ac.uk/downloa


Oktober 2015. “Efektifitas Pendidikan d/pdf/16508177.pdf diakses pada
Kesehatan Dengan Audio Visual tanggal 8-10- 2019 pukul 10.00 WIB.
Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku
Hidup Sehat Keluarga Tentang Depkes RI. 2017. "Pedoman nasional
Pencegahan Penularan Tuberkulosis penanggulangan Tuberkulosis".Edisi 2
Paru”. JOM Vol: 2 (2). Diakses dari cetakan pertama. Jakarta.
https://www.neliti.com/publications/18
4291/efektifitas-pendidikan kesehatan- Dotulon. J. F. J., Kandou. D.G.S.R.M. 2015.
dengan-audio-visual-terhadap- Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis
pengetahuan-dan-pe#cite. Pada Kelamin Dan Kepadatan Hunian
tanggal 8-06- 2019 pukul 14.00 WIB. Dengan Kejadian Penyakit Tb Paru Di
Desa Wori Kecamatan Wori. Vol. 3
Cahyani.C. 2010. Hubungan Jenis Kelamin (2). Diakses dari
Dengan Tahap Cuci Tangan https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
Mahasiswa Saat Praktikum JKKT/article/view/7773/7336pada
Dilaboratorium Mikrobiologi Fakultas tanggal 3- 09- 2019 pukul 06.40 WIB
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
52 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.7 No.1, April 2021, hlm 46-55

Fitria dan Dianita. 2011."Pengaruh Edukasi (2).http://jkt.poltekkes-


Sebaya Terhadap Perilaku Hidup mataram.ac.id/index.php/home/article/
Bersih Sehat (PHBS) Pada Agregat view/40/50. Pada tgl 14- 11-2029
Anak Usia Sekolah yang Beresiko pukul 14.00 WIB
Kecacingan Di Desa Baru Kecamatan
Manggar Belitung Timur".Diakses dari Hendra, AW. 2017. Faktor-Faktor Yang
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/202 Mempengaruhi Pengetahuan. Jakarta:
80655-T%20Dianita%20 Fitriani pada Pustaka Sinar. Harapan
tanggal 09 juni 2019 pukul 15.00 WIB. Junita F, 2012. "Hubungan Pengetahuan
dan Sikap dengan Kepatuhan Minum
Gema Reza H. 2011. "Pengaruh Permainan Obat Anti Tuberculosis pada Pasien
Kartu Arus Terhadap Pengetahuan Tuberculosis Paru di Puskesmas
Dan Sikap Tentang Kesehatan Kecamatan Jatinegara" Laporan
Lingkungan Pada Siswa SDN IV Rndu Penelitian Program Studi D-III
Rejo Kabupaten Grobokan Tahun Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
2010".Diakses dari Kesehatan Medistra Indonesia.Bekasi.
http://lib.unnes.ac.id/5928/1/7089 https://scholar.google.com/scholar?hl=en&a
_A.pdf pada tgl 9-06-2019 pukul 15.00 s_sdt=0%2C5&q=Hubungan+Pengeta
WIB. huan+dan+Sikap+dengan+Kepatuhan
+Minum+Obat+Anti+Tuberculosis+pad
Hassan. A., Ramdaniati. N. S. 2017. Faktor- a+Pasien+Tuberculosis+Paru+di+Pus
Faktor Yang Berhubungan Dengan kesmas+Kecamatan+Jatinegara&btn
Tingkat Kepatuhan Pengobatan G= Diakses pada tanggal 27 – 10-
Pasien Tb Paru Terkonfirmasi 2019 pukul 23.00 WIB
Bakteriologis Di Puskesmas Unyur
Dan Puskesmas Kilasah Kota Serang Kemenkes RI, 2017. "Strategi Nasional
Tahun 2016.Volume 6 (1). Diakses Pengendalian TB Di
dari Indonesia".Kementrian Kesehatan RI
https://scholar.google.com/scholar?hl= Direktorat Jendral Pengendalian
en&as_sdt=0%2C5&q=Faktor- Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Faktor+Yang+Berhubungan+Dengan+
Tingkat+Kepatuhan+Pengobatan+Pas Kepmenkes RI, 2017. “Peraturan Mentri
ien+Tb+Paru+Terkonfirmasi+Bakteriol Kesehatan Republik
ogis+Di+Puskesmas+Unyur+Dan+Pus Indonesia”.http://www.Promkes.depke
kesmas+Kilasah+Kota+Serang+Tahu s.go.id/index.php/mediaroom/pedoma
n+2016&btnG=pada tgl 23-07-2019 n-dan-buku. Diakses pada tanggal 14
pukul 20.00 WIB. Agustus 2019 pukul 06.00 WIB dari

Hartiningsih. N. S. 2018. Pengaruh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,


Pendidikan Kesehatan Dengan Media .2017. “Profil Kesehatan Indonesia”.
Audiovisual Dan Media Booklet
Terhadap Sikap Caregiver Dalam Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Mencegah Penularan Tuberkulosis 2017. “Data Dan Informasi”.
Pada Anggota Keluarga Vol. 12 (1).
Diakses dari https://ojs.stkippgri- Kristiono, R. S., & Wardani, Y. 2013. Faktor-
lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP/articl faktor yang berhubungan dengan pola
e/view/77/47 pada tgl 1- 10-2029 pencarian pengobatan ke pelayanan
pukul 08.00 WIB kesehatan alternatif pasien suspek
tuberculosis di komunitas. Kes Mas:
Haqiqi. I., Sentana. D. A., Mardiatun. 2019. Jurnal Fakultas Kesehatan
Efektivitas Pendidikan Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad
Dengan Video Tentang Pencegahan Daulan, 7(2), 24922.
Penularan Penyakit Terhadap https://media.neliti.com/media/publicat
Pengetahuan Pasien Tuberculosis Di ions/24922-ID-faktor-faktor-yang-
Wilayah Kerja Puskesmas Sedau berhubungan-dengan-pola-pencarian-
Tahun 2019.Vol. 1 pengobatan-ke-pelayanan-
Neni Maemunah, Pemberian Edukasi Melalui... | 53

kes.pdfDiakses pada tanggal 4-06- Volume: 2 (4).


2019 pukul 12.40 WIB http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/a
rticle/view/23546/18499 Diakses pada
Lukman, 2011. Perbedaan Pengetahuan tanggal 29-10- 2019 pukul 17.00 WIB
Pasien Tentang Tuberkulosis Pada
Pendidikan Kesehatan Dengan Muniroh, N., & Aisah, S. 2013. Faktor-faktor
Menggunakan Media Cetak Dan yang berhubungan dengan
Media Audio Visual Di Puskesmas kesembuhan penyakit tuberculosis
Bolo Kabupaten Bima”.Universitas (TBC) paru di wilayah kerja
Muhammadiyah. Puskesmas Mangkang Semarang
Malang.http://eprints.umm.ac.id/31730 Barat. Jurnal keperawatan
/ Diakses pada tanggal 4- 08- 2019 komunitas, 1(1).http://103.97.100.145/i
pukul 07.50 WIB ndex.php/JKK/article/view/923/975Dia
kses pada tanggal 12-10- 2019 pukul
Mase.A. 2018. “Pediatric Tuberculosis 13.50 WIB
Consultations Across 5 CDC Regional
Tuberculosis Training And Medical Notoatmodjo dan Soekidjo, 2012."Promosi
Consultation Centers”. J Clin Tuberc Kesehatan dan Perilaku Kesehatan".
Other Mycobact Dis 11: (23–27). Rineka Cipta. Jakarta.

Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Notoatmodjo S .2013. Pendidikan dan


Kesehatan. Jakarta: EGC perilaku kesehatan. Jakarta: Rhineka
Cipta.
McAnaw. S. E., et.al. 2017. “Pediatric
Multidrug-resistant Tuberculosis Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan
Clinical Trials: Challenges And Metodologi Penelitian Ilmu
Opportunities”. International Journal of Keperawatan. Salemba Medika.
Infectious Diseases 56 (194–199) Jakarta.

Megawati, M., & Sulistyaningsih, S. Nurjana, M. A. 2015. Faktor risiko terjadinya


2017. Penyuluhan Dengan Media Tuberculosis paru usia produktif (15-
Video Meningkatkan Upaya 49 tahun) di Indonesia. Media
Pencegahan Tuberkulosis Pada Penelitian dan Pengembangan
Mahasiswa Manokwari (Doctoral Kesehatan, 25(3),
dissertation, Universitas' Aisyiyah 20736.https://media.neliti.com/media/p
Yogyakarta).http://digilib.unisayogya.a ublications/20736-ID-faktor-risiko-
c.id/2991/ diakses pada tgl 25-10- terjadinya-tuberculosis-paru-usia-
2019 pukul 10.02 WIB. produktif-15-49-tahun-di-indones.pdf.
Diakses pada tanggal 19-09-2019
Murtantiningsih. 2016.Faktor-faktor yang pukul 07.00 WIB
berhubungan dengan kesembuhan
penderita TB paru (Studi kasus di Pusat Penialian Pendidikan, 2016. "Badan
Puskesmas Purwodadi Kabupaten Peneitian Dan Pengembangan".
Grobogan. Kementerian Pendidikan Dan
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.ph Kebudayaan RI.
p/kemas/article/view/1751/194.Diakse
s pada 29 Agustus 2019. Putri. M. P. 2017. “Penyuluhan Pada Ibu
Meningkatkan Tindakan Pencegahan
Muthia. F., Fitriangga, A., & R, S, Syarifah. Tuberculosis Pada
2016. “Perbedaan Efektifitas Balita”.Yogyakarta.http://digilib.unisay
Penyuluhan Kesehatan Menggunakan ogya.ac.id/4029/1/Naskah%20Publika
Metode Ceramah Dan Media si.pdfDiakses pada tanggal 14-11-
Audiovisual (Film) Terhadap 2019 pukul 21.00 WIB
Pengetahuan Santri Madrasah Aliyah
Pesantren Khulafaur Rasyidin Roia.A., et.al. 2014. Promoting Effective
Tentang TB Paru”. Jurnal Cerebellum. Child Divolopment Practices In The
54 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.7 No.1, April 2021, hlm 46-55

First Year Of Life: Does Timing Make pare-kediri.htmlDiakses pada tanggal


a Difference”. BMC Pediatrics 5-07- 2019 pukul 09.50 WIB
(14:222)
Subekti. H., Purwanta., Erawtyningsih. E.
Ruditya. N. D. 2015. Hubungan Antara 2009. Faktor Yang Mempengaruhi
Karakteristik Penderita Tb Dengan Ketidak Patuhan Berobat Pada
Kepatuhan Memeriksakan Dahak Penderita Tuberkulosis Paru. Vol:25
Selama Pengobatan. Vol. 3 (2). (3). Diakses dari
https://docplayer.info/50147938- https://dev.jurnal.ugm.ac.id/bkm/article
Hubungan-antara-karakteristik- /view/3558pada tanggal 21-07- 2019
penderita-tb-dengan-kepatuhan- pukul 22.00 WIB
memeriksakan-dahak-selama-
pengobatan.html. Diakses pada Tanaem. D. F. N., Telly. M., Bili.S.,
tanggal 9-08-2019 pukul 15.00 WIB 2019.Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Audio Visual Terhadap
Sianturi, R. 2014. Analisis faktor yang Perilaku Pencegahan Penularan
berhubungan dengan kekambuhan TB Padakeluarga Dengan Tuberkulosis
paru (studi kasus di BKPM Semarang Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas
tahun 2013). Unnes journal of public Sikumana.Vol 3 (2). Diakses dari
health, 3(1).https://journal.unnes.ac.id/ http://cyber-
sju/index.php/ujph/article/view/3157. chmk.net/ojs/index.php/kesehatan/arti
Diakses pada tanggal 24-09-2019 cle/view/511/167 pada tgl 2-11- 2019
pukul 18.00 WIB pukul 19.20 WIB

Sudjiono dan Anas. 2011. "Pengantar Tandilangi, M., Mintjelungan, C., & Wowor,
Evaluasi Pendidikan". Jakarta: PT V. N. 2016. Efektivitas dental health
Raja Grafindo Perkasa. education dengan media animasi
kartun terhadap perubahan perilaku
Sugiyono .2015. Metode Penelitian kesehatan gigi dan mulut siswa SD
Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Advent 02 Sario Manado. e-GiGi, 4(2).
Kualitatif, dan R&D. Bandung: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
Alfabeta. egigi/article/view/13503/13086.
Diakses pada tgl 19 -11- 2019 pukul
Sugiyono. 2011. Metode penelitian 13.00 WIB
kuantitatif kualitatif dan R&D".
Bandung: Alfabeta. Trisnawati G. 2014. "Pelatihan peningkat-an
kemampuan kader dalam penanganan
Sucipto & Purnama. B. E. 2014. Pembuatan Tuberkulosis (TBC) di wilayah kerja
Animasi 3 Dimensi Penyuluhan Puskesmas Gemolong II Sragen".
Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru-Paru Jurnal Warta. 11(2): 150-158. Diakses
Pada Kecamatan Karang Tengah. dari
Journal Speed – Sentra Penelitian https://www.researchgate.net/publicati
Engineering dan Edukasi–Vol 6:1 on/279507364_PELATIHAN_PENING
http://ijns.org/journal/index.php/speed/ KATAN_KEMAMPUAN_KADER_KES
article/view/1043/1031Diakses pada EHATAN_DALAM_PENANGANAN_T
tanggal 14 Agustus 2019 pukul 06.00 UBERKULOSIS_TBC_DI_WILAYAH_
WIB KERJA_PUSKESMAS_GEMOLONG_
II_SRAGEN pada tanggal 1-10- 2019
Sumirat.W., & Nohawi.A. 2016.“Pengaruh pukul 13.00 WIB
Iklan Audio Terhadap Pengetahuan
Tb Paru Pada Pasien Tb Paru”.Vol : 7 Wahyuni. 2008. Determinan Perilaku
(1)http://docplayer.info/117391128- Masyarakat Dalam Pencegahan,
Pengaruh-iklan-audio-terhadap- Penularan Penyakit Tbc Di Wilayah
pengetahuan-tb-paru-pada-pasien-tb- Kerja Puskesmas Bendosari. Vol. 4
paru-widhi-sumirat-ahmad-nohawi- (1). Diakses dari http://jurnal.stikes-
akademi-keperawatan-pamenang- aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/
Neni Maemunah, Pemberian Edukasi Melalui... | 55

view/2/2 pada tanggal 9-07- 2019 World Health Organization. 2013. Global
pukul 09.00 WIB Tuberculosis report 2013”. France:
World Health Organization..
Wardani. Y., Kristiono R. S. 2013. Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan World Health Organization. 2017. Global
Pola Pencarian Pengobatan Ke Tuberculosis Report”.
Pelayanan Kesehatan Alternatif
Pasien Suspek Tuberculosis Di Zakaria, F. 2002. Pengaruh Pendidikan
Komunitas. Vol.7 (2). Diakses dari Kesehatan Dengan Media Audiovisual
https://www.neliti.com/publications/24 Terhadap Sikap Ibu Tentang Inisiasi
922/faktor-faktor-yang-berhubungan- Menyusu Dini. Jurnal Kebidanan dan
dengan-pola-pencarian-pengobatan- Keperawatan Aisyiyah, 13(2), 128-
ke-pelayanan-kes pada tgl 22-09- 140.https://kip.unisayogya.ac.id/ejourn
2019 pukul 08.45 WIB al/index.php/jkk/article/view/396/196.

You might also like