Pemberian Edukasi Melalui Animasi Tentang TB (Tuberculosisi) Paru Terhadap Pengetahuan Anak Sekolah Dasar Negeri Merjosari 02 Kota Malang
Pemberian Edukasi Melalui Animasi Tentang TB (Tuberculosisi) Paru Terhadap Pengetahuan Anak Sekolah Dasar Negeri Merjosari 02 Kota Malang
Pemberian Edukasi Melalui Animasi Tentang TB (Tuberculosisi) Paru Terhadap Pengetahuan Anak Sekolah Dasar Negeri Merjosari 02 Kota Malang
Abstract : Pulmonary Tuberculosis becomes a world health problem because the Tuberculosis therapy
that has been given to the children was found as an unsuccessful treatment such as dropped out of
treatment, improper treatment, and failed treatment. One of the factors that made this failed treatment
was because of the lack of knoledge. Therefor, education has to be given. The aim of this research was
to know the effect of the giving (providing) education by animation about pulmonary Tuberculosis to the
knowledge of the children of SDN Merjosari 02 Kota Malang. The research desaign used One-Group Pra-
Post Test Design. The research population was all the children of SDN Merjosari 02 Kota Malang and the
research sample was 71 respondents that was taken by simple random sampling so that the research got
samples as much as 71 respondents. The data collecting technique used instrument such as knowledge
questionnaire. The data analysis method that was used was homogeneity marginal test (p value < 0,05).
The result of the research proved that before the education was given by animation about pulmonary
Tuberculosis, almost of the children about 40 respondents (56,3%) had enough knowledge, and after the
education has been given by the animation about pulmonary Tuberculosis, almost most of the children as
mach as 49 respondents (69,0%) had good knowledge about pulmonary TB. The result of Homogenity
Marginal Test shown that there was an effect/influence of the giving (providing) education by animation
about pulmonary Tuberculosis to the knowledge of the children of SDN Merjosari 02 Kota Malang, with p
value = (0,000). The next researcher is expected to make a same research with simulation method and
with 3D animation.
Abstrak : TB Paru masih menjadi masalah kesehatan dunia, dikarenakan pemberian terapi TB pada
anak masih ditemukan ketidakberhasilan pengobatan, diantaranya putus pengobatan, pengobatan yang
tidak benar, dan kegagalan pengobatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan pengobatan
dikarenakan kurangnya pengetahuan, sehingga perlu diberikan edukasi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh pemberian edukasi melalui animasi tentang TB Paru terhadap pengetahuan anak
SDN Merjosari 02 Kota Malang. Desain penelitian mengunakan One-Group Pra-Post Test Design.
Populasi penelitian ini adalah seluruh anak SDN Merjosari 02 Kota Malang dan sampel penelitian
sebanyak 71 responden dengan simple random sampling sehingga diperoleh sampel penelitian sebanyak
71 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner pengetahuan.
Metode analisis data yang digunakan yaitu uji marginal homogenity (p value <0,05). Hasil penelitian
membuktikan sebelum diberikan edukasi melalui animasi tentang TB paru sebagian besar yaitu 40
responden (56,3%) memiliki pengetahuan cukup dan sesudah diberikan edukasi melalui animasi tentang
TB Paru hampir sebagian besar yaitu sebanyak 49 responden (69,0%) memiliki pengetahuan baik
tentang TB Paru. Hasil uji marginal homogeneity menunjukan adanya pengaruh pemberian edukasi
melalui animasi tentang TB Paru terhadap pengetahuan anak SDN Merjosari 02 Kota Malang didapatkan
p value= (0,000). Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian serupa menggunakan medote
simulasi dan media animasi 3D (tiga dimensi).
PENDAHULUAN
Salah satu tantangan yang saat ini anti Tuberkulosis atau Multi Drug
masih menjadi perhatian di dunia yaitu Resistance (MDR).
meningkatnya Tuberkulosis MDR (Multi Secara global perkiraan penderita
Drugs Resistence) pada anak dan Tuberkolosis sebesar 10 juta penderita
masyarakat rentan lainnya, diantaranya dengan 5,8 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1
kegagalan pengobatan, putus pengobatan, juta anak (World Health Organization (WHO
pengobatan yang tidak benar sehingga 2016). Indonesia merupakan salah satu
mengakibatkan terjadinya kemungkinan negara yang mempunyai beban kejadian
resistensi primer kuman TB terhadap obat Tuberkulosis terbesar ketiga setelah India
46
Neni Maemunah, Pemberian Edukasi Melalui... | 47
27% dan Cina 9% , dan masih tetap serangkaian gambar diam menjadi
menjadi 10 penyebab kematian tertinggi di sebuah animasi bergerak. Media ini dibuat
dunia dan kematian Tuberkulosis secara dengan tujuan lebih menarik dan efektif
global diperkirakan 1,3 juta pasien (Global untuk meningkatkan pengetahuan,
Tuberculosis Report, 2017). Pada tahun pemahaman, sikap, dan perilaku anak
2017 ditemukan jumlah kasus Tuberkulosis terkait pencegahan, penanganan, dan
sebanyak 425.089 kasus, meningkat bila pengobatan Tuberculosis. Media ini lebih
dibandingkan semua kasus Tuberkulosis menguntungkan karena lebih aplikatif dari
yang ditemukan pada tahun 2016 yang pada media promosi kesehatan yang lain
sebesar 360.565 kasus. dikarenakan banyaknya indra yang
Jumlah kasus tertinggi yang digunakan (Zakaria, 2002).
dilaporkan terdapat di Provinsi dengan Hasil studi pendahuluan yang
jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa dilakukan di SDN Merjisari 2 Kota Malang
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan mewawancarai 10 siswa, 5 siswa
sebesar 43% dari jumlah seluruh kasus mengatakan bahwa TB paru adalah batuk
Tuberkulosis di Indonesia. Angka kejadian berdarah, 3 orang siswa mengatakan
Tuberkulosis tertinggi pada usia 25-34 yakni bahwa tidak mengetahui tentang TB Paru
17,32% sedangkan pada anak usia 0-14 dan 2 siswa mengatakan bahwa TB Paru
tahun mencapai 10,1% dan merupakan itu adalah batuk-batuk. Cara penularan TB
prevalensi kasus tuberkolosis tertinggi Paru dari 10 siswa, 6 diantaranya
pada anak di Indonesia pada tahun 2017. mengatakan bahwa penularan TB Paru
Sedangkan kasus Tuberkulosis MDR pada melalui udara, dan 4 diantaranya tidak
anak mencapai 25.000-32.000 kasus per mengetahui penularan TB Paru. Untuk cara
tahun. Prevalensi kejadian TB pada tahun pencegahan TB Paru dari 10 siswa, 8
2016 pada anak usia 0-14 tahun di Kota diantaranya mengatakan bahwa menjauh
Malang dari 16 Puskesmas terdapat 168 dari orang yang batuk dan 2 siswa
kasus TB sebesar 9,42% (Dinas Kesehatan mengatakan bahwa menggunakan masker.
Kota Malang, 2016). Dari 10 siswa, 9 siswa belum bisa
Pemberian terapi Tuberkulosis pada mempraktekkan cara batuk yang benar
anak di Indonesia masih banyak ditemukan namun masih menutup mulut dengan kedua
ketidakberhasilan dalam pengobatan. Hal tangan ketika batuk, sedangkan 1 siswa
ini disebabkan karena obat yang diminum tidak tahu tentang cara batuk yang benar.
secara rutin dalam jangka waktu tertentu, Sedangkan cara penggunaan masker dari
dapat menyebabkan resistensi kuman 10 siswa, 6 diantaranya tidak mengetahui
sehingga terjadi kegagalan terapi. Terapi cara penggunaan masker yang benar dan 4
yang gagal menyebabkan kekambuhan diantaranya mengetahui cara penggunaan
karena jenis obat yang diterima pasien tidak masker, sebagian nesar 10 siswa tahu cara
sesuai dengan keadaan dan perkembangan mencuci tangan tangan tetapi tidak sesuai
pengobatan Tuberculosisnya (Muniroh, dengan langkah-langkah mencuci tangan.
dkk., 2013).
Upaya yang dilakukan mulai dari METODE PENELITIAN
menyebarkan informasi mengenai TOSS
TB, iklan layanan masyarakat dan Desain penelitian mengunakan
peningkatan perilaku kesehatan. Salah satu desain One-Group Pra-Post Test Design.
strategi untuk merubah perilaku dengan Populasi dalam penelitian ini adalah anak
memberikan informasi tentang cara SDN Merjosari 2 Kelas IV, V, dan VI
mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan memenuhi kriteria inklusi, dengan teknik
kesehatan, cara menghindari penyakit dan sampling menggunakan simple random
sebagainya sehingga dapat meningkatkan sampling sehingga didapatkan sampel
pengetahuan anak tentang perilaku hidup penelitian sebanyak 71 responden. Adapun
sehat (Maulana, 2009). Penggunaan media kriteria inklusi yang diterapkan yaitu berusia
audiovisual Animasi sebagai media promosi 10-12 tahun, bersedia menjadi responden,
kesehatan merupakan pendekatan media dan bersedia mengikuti edukasi. Variabel
promosi kesehatan dengan independen yaitu pemberian edukasi
menggabungkan gambar, teks, animasi, melalui animasi Tentang TB Paru,
dan video sehingga dapat memodifikasi sedangkan variabel dependen yaitu
48 | Jurnal Kesehatan Mesencephalon, Vol.7 No.1, April 2021, hlm 46-55
pengetahuan anak SDN Merjosari 2 Kota Kota Malang pada tanggal 1 - 23 Oktober
Malang. Teknik pengumpulan data 2019. Metode analisis data yang digunakan
menggunakan instrumen berupa kuesioner. yaitu uji marginal homogenity.
Penelitian dilakukan di SDN Merjosari 2
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 4 hasil analisis uji Marginal Homogeneity didapatkan nilaip value=
(0,000) < (0,05) sehingga H1 diterima, artinya ada pengaruh pemberian edukasi melalui animasi
tentang TB paru terhadap pengetahuan anak SDN Merjosari 2 Kota Malang. Hasil tabulasi
silang didapatkan dari 40 responden (56,3%) yang memiliki pengetahuan cukup sebelum
diberikan edukasi melalui animasi mengalami peningkatan pengetahuan baik sebesar 29
responden (40,8%)sesudah diberikan edukasi melalui animasi. Hal ini membuktikan bahwa
pemberian edukasi melalui animasi tentang TB paru efektif mampu meningkatkan pengetahuan
anak tentang TB paru.
maka informasi yang diserap akan semakin pengetahuan anak tentang penyakit TB
baik Maulana (2009). dalam melakukan pencegahan, setelah
Pemberian edukasi melalui animasi pemberian edukasi melalui animasi
kepada anak mampu meningkatkan diberikan dengan tujuan meniru tindakan
pengetahuan, keterampilan dan pencegahan TB Paru sehingga memiliki
kemampuan melakukan pencegahan TB keterampilan dan kemampuan dalam
Paru secara benar pada lingkungan mencegah penyakit TB. Dengan adanya
sekitarnya. Peningkatan pengetahuan ini pemberian media animasi bisa
disebabkan karena adanya pemberian meningkatkan ketrampilan kemampuan
edukasi melalui animasi. Tujuan pemberian anak
edukasi adalah untuk meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Sudjiono dan Anas. 2011. "Pengantar Tandilangi, M., Mintjelungan, C., & Wowor,
Evaluasi Pendidikan". Jakarta: PT V. N. 2016. Efektivitas dental health
Raja Grafindo Perkasa. education dengan media animasi
kartun terhadap perubahan perilaku
Sugiyono .2015. Metode Penelitian kesehatan gigi dan mulut siswa SD
Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Advent 02 Sario Manado. e-GiGi, 4(2).
Kualitatif, dan R&D. Bandung: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
Alfabeta. egigi/article/view/13503/13086.
Diakses pada tgl 19 -11- 2019 pukul
Sugiyono. 2011. Metode penelitian 13.00 WIB
kuantitatif kualitatif dan R&D".
Bandung: Alfabeta. Trisnawati G. 2014. "Pelatihan peningkat-an
kemampuan kader dalam penanganan
Sucipto & Purnama. B. E. 2014. Pembuatan Tuberkulosis (TBC) di wilayah kerja
Animasi 3 Dimensi Penyuluhan Puskesmas Gemolong II Sragen".
Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru-Paru Jurnal Warta. 11(2): 150-158. Diakses
Pada Kecamatan Karang Tengah. dari
Journal Speed – Sentra Penelitian https://www.researchgate.net/publicati
Engineering dan Edukasi–Vol 6:1 on/279507364_PELATIHAN_PENING
http://ijns.org/journal/index.php/speed/ KATAN_KEMAMPUAN_KADER_KES
article/view/1043/1031Diakses pada EHATAN_DALAM_PENANGANAN_T
tanggal 14 Agustus 2019 pukul 06.00 UBERKULOSIS_TBC_DI_WILAYAH_
WIB KERJA_PUSKESMAS_GEMOLONG_
II_SRAGEN pada tanggal 1-10- 2019
Sumirat.W., & Nohawi.A. 2016.“Pengaruh pukul 13.00 WIB
Iklan Audio Terhadap Pengetahuan
Tb Paru Pada Pasien Tb Paru”.Vol : 7 Wahyuni. 2008. Determinan Perilaku
(1)http://docplayer.info/117391128- Masyarakat Dalam Pencegahan,
Pengaruh-iklan-audio-terhadap- Penularan Penyakit Tbc Di Wilayah
pengetahuan-tb-paru-pada-pasien-tb- Kerja Puskesmas Bendosari. Vol. 4
paru-widhi-sumirat-ahmad-nohawi- (1). Diakses dari http://jurnal.stikes-
akademi-keperawatan-pamenang- aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/
Neni Maemunah, Pemberian Edukasi Melalui... | 55
view/2/2 pada tanggal 9-07- 2019 World Health Organization. 2013. Global
pukul 09.00 WIB Tuberculosis report 2013”. France:
World Health Organization..
Wardani. Y., Kristiono R. S. 2013. Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan World Health Organization. 2017. Global
Pola Pencarian Pengobatan Ke Tuberculosis Report”.
Pelayanan Kesehatan Alternatif
Pasien Suspek Tuberculosis Di Zakaria, F. 2002. Pengaruh Pendidikan
Komunitas. Vol.7 (2). Diakses dari Kesehatan Dengan Media Audiovisual
https://www.neliti.com/publications/24 Terhadap Sikap Ibu Tentang Inisiasi
922/faktor-faktor-yang-berhubungan- Menyusu Dini. Jurnal Kebidanan dan
dengan-pola-pencarian-pengobatan- Keperawatan Aisyiyah, 13(2), 128-
ke-pelayanan-kes pada tgl 22-09- 140.https://kip.unisayogya.ac.id/ejourn
2019 pukul 08.45 WIB al/index.php/jkk/article/view/396/196.