Uji Marshall
Uji Marshall
Uji Marshall
Abstract: Many materials for asphalt mixture are from waste that believed can be improved
the pavement performance, such as stability and durability. The remaining polyethylene
terepthalate type (PET) plastic waste which is used for plastic bottles of mineral water and
second tires dust (STD) was the result of grated outer tires of the four wheels vehicle. The aims
of this research is to determine influence of collaboration PET waste and STD into asphalt pen.
60/70 against Marshall test on AC-WC mixture. The first stages of this research is to
determine the optimum asphalt content, then create the specimens without substitution waste
and with collaboration substitution both of waste additive on collaboration percentage varia-
tions of PET 25% + STD 75%, PET 50% + STD 50%, PET 75% + STD 25% with Marshall
test. From the research results obtained the value of stability without substitution those were
1602,84 kg and the greater results of stability value with collaboration variations obtained on
percentage of PET 75% + STD 25% those were 1942,44 kg. The result of Marshall parameters
value without and with collaboration both of waste such as stability, flow, Marshall Quantient,
density, VIM, VMA, and VFB, still meet the requirements of Bina Marga specification (2014).
The durability value without and with collaboration substitution were 93,82 %, and 97,13%.
All of the durability value with substitution on waste percentage variation into asphalt had met
the requirement of Bina Marga (2014), those were > 90%.
Keywords : Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC), Modified Asphalt, Collaboration
Abstrak: Banyak bahan material untuk campuran ke dalam aspal merupakan dari limbah yang
diyakini dapat meningkatkan kinerja seperti stabilitas dan durabilitas. Sisa limbah plastik jenis
polyethylene terepthalate (PET) yang merupakan bahan digunakan untuk botol plastik air
mineral dan serbuk ban bekas (SBB) merupakan hasil dari parutan ban luar kendaraan roda
empat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kolaborasi limbah PET dan serbuk
ban bekas ke dalam aspal Pen. 60/70 terhadap uji Marshall pada campuran AC-WC. Tahapan
pertama dari penelitian ini adalah menentukan kadar aspal optimum, selanjutnya dilakukan
pencampuran tanpa substitusi limbah dan dengan campuran substitusi kolaborasi kedua bahan
aditif limbah dengan variasi persentase kolaborasi PET 25% + SBB 75%, PET 50% + SBB
50%, PET 75% + SBB 25% dengan pengujian parameter Marshall. Dari hasil penelitian
didapatkan nilai stabilitas tanpa substitusi yaitu 1602,84 kg dan hasil nilai stabilitas variasi
kolaborasi tertingi di dapat pada persentase PET 75% + SBB 25% yaitu 1942,44 kg. Nilai
parameter untuk tanpa dan kolaborasi yang dihasilkan berupa stabilitas, flow, Marshall
Quantient, density, VIM, VMA, dan VFB masih memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga
tahun 2014. Nilai durabilitas tanpa substitusi yaitu sebesar 93,82% dan nilai durabilitas untuk
substitusi kolaborasi yaitu 97,13%. Semua nilai durabilitas substitusi pada variasi persentase
limbah ke dalam aspal telah memenuhi syarat yang ditentukan Bina Marga tahun 2014 yaitu ≥
90%.
Konstruksi jalan di Indonesia umumnya tidak elastis dan juga mempunyai sifat
mengunakan campuran aspal beton karena dalam thermoplastic yaitu pada suhu tinggi yang akan
campuran ini menghasilkan lapisan perkerasan mencair tetapi pada suhu lingkungan akan menjadi
yang kedap air dan tahan lama. Selain itu juga keras.
mempunyai kelemahan seiring bertambahnya Serbuk ban bekas merupakan hasil dari
volume lalu lintas dan beban muatan kendaraan parutan ban luar kendaraan roda empat yang
yang berlebih sehingga jalan mudah cepat terjadi merupakan bahan padat dengan kekentalan dan
kerusakan. Usaha untuk meningkatkan perkerasan bersifat lentur yang merupakan bahan tidak
jalan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai digunakan lagi yang berasal dari parutan ban bekas.
penunjang sarana dan prasarana transportasi. Pengunaan parutan ban bekas sangat cocok
Campuran pada aspal dapat dimodifikasi digunakan pada daerah beriklim panas (Kennedy,
dengan menambahkan beberapa zat substitusi, 2000). Berdasarkan penelitian US Department OF
mulai dari aditif bahan kimia, bahan alam dan sisa Transportation Federal Hinghway Administration
limbah. Banyak material-material limbah yang ada di Amerika sejak tahun 1986 menyatakan bahwa
di alam yang merupakan hasil produk lokal dan penggunaan serbuk ban bekas sebagai bahan
juga mudah diperoleh serta lebih ekonomis yang tambah additif mampu mereduksi kerusakan pada
dapat di gunakan sebagai bahan substitusi untuk perkerasan lentur yang di akibatkan oleh faktor
campuran aspal beton yang diyakinin dapat cuaca dan lalu lintas (Sugiyanto, 2008 dikutip
meningkatkan kinerja seperti stabilitas dan AASHTO, 1982). Road Research Centre, Ministry
durabilitas. Pemamfaatan barang-barang bekas di of Public Work di Kuwait menyatakan penambahan
samping mengatasi masalah pencemaran lateks dan parutan ban bekas terhadap aspal dapat
lingkungan juga diharapkan dapat menjadi bahan mencegah terjadinya kerusakan jalan dan
tambah untuk peningkatan kinerja aspal (Zulfiani, memperkecil terjadinya pelepasan butir pada
2012). permukaan perkerasan lentur.
Bahan limbah Polyethylene Terepthalate
KAJIAN KEPUSTAKAAN
(PET) jenis plastik yang merupakan bahan yang
Bahan Additif
sering digunakan untuk botol air mineral dan dapat
Bahan Tambah additif adalah bahan yang
digunakan menjadi bahan substitusi dalam
ditambahkan ke dalam campuran dengan tujuan
campuran aspal yang mampu menaikan kualitas
untuk memperbaiki kualitas campuran aspal, untuk
campuran, seperti titik leleh, dan meningkatkan
meningkatkan kekerasan dan kekuatan untuk jalan
ketahanan terhadap terjadinya alur akibat stabilitas
yang sering dilalui kendaraan berat dan
yang meningkat dalam artian kemampuan lapisan
meningkatkan viskositas saat pengolahanya
perkerasan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi
(Sukirman, 2003).
perubahan bentuk seperti gelombang, alur maupun
bleeding yang diakibatkan oleh pembebanan Aspal Modifikasi
(Soandrijani, 2013). Limbah PET mempunyai sifat Aspal modifikasi adalah aspal yang dibuat
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
628 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan atas dari struktur perkerasan yang berhubungan
tambah.Salah satu bahan yang dapat digunakan langsung dengan roda kendaraan.
sebagai modifikasi aspal yaitu polimer (plastomer Ketentuan mengenai sifat-sifat dari campuran
dan elastomer). Laston AC-Mod dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini:
Polyethylene Terepthalate (PET)
Tabel 1. Ketentuan Sifat-sifat Laston (AC-Mod)
Polyethylene Terepthalate (PET) adalah
Sifat-sifat Campuran (AC-Mod) Min. Maks.
polimer jernih yang memiliki kekuatan (strength)
Stabilitas Marshall (kg) 1000 -
yang tinggi, kaku (stiffness) dan juga memiliki
Flow (mm) 2 4
daya serap uap air yang rendah, demikian juga
Marshall Quotient (kg/mm) 250 -
daya serap terhadap air. Bahan plastik jenis 3
Density (gr/cm ) 2 -
PET digunakan untuk botol plastik yang berwarna VIM (%) 3,0 5,0
jernih/ transparan/ tembus pandang biasanya VMA (%) 15 -
digunakan pada botol air mineral, botol jus dan VFA (%) 65 -
Stabilitas Marshall sisa(%) 90 -
hampir semua botol minuman lainnya. Menurut
Sumber: Bina Marga(2014)
Nugrohojati (2002).
Aspal
Lapisan Aspal Beton
Menurut Sukirman (2003), aspal adalah
Laston (Lapisan aspal beton) adalah beton
material yang pada temperatur ruang berbentuk
aspal bergradasi menerus yang umum digunakan
padat sampai agak padat dan bersifat termoplastis.
untuk jalan-jalan dengan beban lalu lintas yang
Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan
berat (Sukirman, 2003). Berdasarkan fungsinya,
berkisar antara 4-10% dari berat campuran atau 10-
Laston terdiri dari tiga macam campuran, yaitu
15% berdasarkan volume.
Laston lapis aus (AC-WC), Laston lapis pengikat
Fungsi aspal adalah sebagai bahan pengikat
(AC-BC) dan Laston lapis pondasi (AC-Base).
dengan butiran agregat dan sebagai bahan pengisi,
Campuran AC-WC merupakan lapisan paling
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 629
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
mengisi rongga antar butir dan pori-pori agregat itu Pengujian material agregat
sendiri (Saodang, 2005). Agregat kasar dan agregat halus yang
digunakan adalah batu kali yang dipecah dengan
Gradasi agregat
mesin pemecah batu (Stone Crusher) yang berasal
Gradasi agregat merupakan distribusi partikel-
dari Seulimum Kabupaten Aceh Besar.
partikel agregat berdasarkan ukurannya yang saling
Pemeriksaan sifat fisis agregat yang
mengisi dan membentuk suatu ikatan saling
dilakukan meliputi: berat jenis dan penyerapan,
mengunci (interlocking) sehingga dapat
beratisi, kepipihan dan kelonjongan, kekerasan,
mempengaruhi stabilitas perkerasan (Bukhari,
keausan dan kelekatan terhadap aspal.
2007).
Rincian gradasi agregat untuk campuran AC- Pengujian material aspal
WC, spesifikasi teknis Bina Marga (2014) adalah Aspal terlebih dahulu diperiksa sifat-sifat
seperti pada Tabel 2 di bawah ini: fisisnya baik dengan maupun tanpa substitusi
Tabel 2. Spesifikasi Gradasi Agregat Laston La- limbah plastik dan serbuk ban bekas sebelum
pis Aus (AC-WC)
digunakan. Aspal yang dipakai dalam penelitian ini
Ukuran Ayakan % Berat yang Lolos
yaitu aspal keras penetrasi 60/70. Untuk bahan
ASTM (mm) AC-WC
substitusi yang digunakan adalah limbah plastik
3/4” 19 100
1/2" 12,5 90 – 100 Polyethylene Terepthalate (PET) merupakan bahan
3/8” 9,5 77 – 90 digunakan untuk botol plastik air mineral dan
No. 4 4,75 53 – 69 serbuk ban bekas merupakan hasil dari parutan ban
No.8 2,36 33 – 53
luar kendaraan roda empat. Metode pencampuran
No. 16 1,18 21 – 40
dilakukan dengan terlebih dahulu memanaskan
No. 30 0,6 14 – 30
No. 50 0,3 9 – 22 aspal murni, setelah aspal mencair, selanjutnya
No. 100 0,15 6 - 15 dicampur dengan limbah plastik PET yang telah
No. 200 0,075 4–9
dihancurkan sampai ukuran ± 2 mm dan serbuk ban
Sumber: Bina Marga (2014)
bekas lolos #50 hasil dari parutan dengan mesin,
dengan kadar substitusi masing-masing yang
METODE PENELITIAN direncanakan. Hal ini dilakukan untuk
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah memudahkan proses pelarutan ke dalam aspal.
pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat dan aspal. Suhu pencampuran tidak boleh melebihi 180 ºC
Setelah semua hasil dari pemeriksaan sifat-sifat agar sifat kohesi aspal tetap terjaga. Setelah aspal
fisis material dan sesuai dengan spesifikasi, maka dan limbah menjadi homogen, selanjutnya
dilakukan perencanaan pembuatan benda uji dan dilakukan pemeriksaan sifat-sifat fisisnya yang
pengujian Marshall. meliputi berat jenis, penetrasi, daktilitas dan titik
lembek.
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengujian Marshall dengan Variasi Kadar Aspal Pen. 60/70
Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Durabilitas tanpa dan dengan Substitusi Kolaborasi Efektif
Stabilitas Ren- Stabilitas Ren-
Nilai
Jenis Campuran Aspal daman daman
Durabilitas (%)
30 Menit 24 Jam
a b c d = c/b x 100
Tanpa Substitusi 1606,46 1507,11 93,82