Admin, Citra Agustin

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Citra Agustine: Tanggung Gugat Label 77

Jurist-Diction
Volume 2 No. 1, Januari 2019
Article history: Submitted 2 December 2018; Accepted 6 January 2019; Available online 27 January 2019

PENGAMPUNAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK


INDONESIA YANG TERLIBAT DALAM KASUS PANAMA
PAPER
Citra Agustine Putri Rumpaidus
[email protected]
Universitas Airlangga
Abstract
Indonesia is one of the Developing Countries, where in its development Indonesia cannot escape from foreign
debt. In addition, Indonesia is one of the countries that has carried out tax amnesty three times, namely in
1964, 1984, and 2008. With the existence of taxes, foreign debt will be slightly suppressed. Tax has a very
important role in a country, because without the life tax the state cannot run well. Infrastructure development,
education costs, and the construction of public facilities are all financed by taxes. Therefore, in an effort to
increase tax revenues, the Government implements a tax amnesty program in accordance with Law Number
11 of 2016 concerning Tax Amnesty. Tax amnesty is a problem that has a major impact on economic behavior
where economic actors such as companies get large repatriation funds so that business people easily get large
repatriation funds so that business people can easily get a fresh injection of funds. At present, the taxation
conditions in Indonesia are experiencing small obstacles, one of them being the presence of tax officers caught
by the Corruption Protection Commission because of the Panama Papers case. The Panama Papers is a
collection of 11.5 million classified documents created by a service provider from Panama, Mossack Foncesa.
This document contains detailed information about more than 214,000 foreign companies, including the
identity of shareholders and directors.
Keywords: Tax; Tax Amnesty; Panama Papers.

Abstrak
Indonesia merupakan salah satu Negara Berkembang, dimana di dalam perkembangannya Indonesia
tidak dapat lepas dari hutang luar negeri. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara yang pernah
melakukan pengampunan pajak sebanyak tiga kali yaitu pada tahun 1964, 1984, dan 2008. Dengan
adanya pajak, maka hutang luar negeri akan dapat sedikit ditekan. Pajak memiliki peran yang sangat
penting di dalam sebuah negara, karena tanpa pajak kehidupan negara tidak dapat berjalan dengan
baik. Pembangunan infrastruktur, biaya pendidikan, dan pembangunan fasilitas publik itu semua
dibiayai oleh pajak. Oleh karena itu, dalam usaha meningkatan penerimaan pajak, Pemerintah
melaksanakan program pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
Tentang Pengampunan Pajak. Pengampunan Pajak merupakan suatu permasalahan yang berdampak
besar terhadap perilaku ekonomi dimana para pelaku ekonomi seperti perusahaan mendapatkan dana
repatriasi yang besar sehingga, para pelaku usaha dengan mudah mendapatkan dana repatriasi yang
besar sehingga, para pelaku usaha dengan mudah mendapatkan suntikan dana yang segar. Saat ini,
kondisi perpajakan di Indonesia sedang mengalami hambatan kecil, salah satunya seperti masih
adanya oknum pajak yang tertangkap oleh Komisi Perlindungan Korupsi karena terkena kasus Panama
Papers. Panama Papers adalah kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa
perusahaan asal Panama, Mossack Foncesa. Dokumen ini berisi informasi rinci mengenai lebih dari
214.000 perusahaan luar negeri, termasuk identitas pemegang saham dan direkturnya.
Kata Kunci: Pajak; Pengampunan Pajak; Panama Paper.
78 Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019

Pendahuluan
Seiring berkembangnya zaman, banyak pihak melakukan kegiatan bisnis,
namun terkait adanya kegiatan bisnis tersebut banyak kewajiban yang dihindari
oleh para pelaku bisnis salah satunya adalah pembayaran pajak. Untuk hal tersebut,
salah satu strategi untuk menghindari kewajiban membayar pajak adalah dengan
cara membuat perusahaan di negara tax heaven1 melalui perusahaan cangkang.
Mekanisme tersebut berupa adanya sejumlah uang yang “dititipkan” di perusahaan
cangkang yang kemudian bisa diambil lagi tanpa diketahui asal usulnya.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang selanjutnya disebut sebagai UUD 1945, telah dijelaskan bahwa mempunyai
tujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Negara
Indonesia memberlakukan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan negara.
Pengaturan tentang perpajakan harus berdasarkan Undang-Undang sebagaimana
diamanatkan pada Pasal 23A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945 (UUD NRI 1945) yang menyatakan bahwa “Pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”.
Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara telah dijelaskan bahwa kebijaksanaan
di dalam bidang perpajakan merupakan salah satu sarana penting untuk meratakan
penyebaran hasil-hasil pembangunan.2 Pajak merupakan penyerahan pembayaran
dari sektor swasta kepada Negara, berdasarkan Undang-Undang yang dapat
dipaksakan dan digunakan untuk membiayai kepentingan umum.3 Sehingga hal
ini dapat mengakibatkan dimana pajak akan mengurangi pendapatan uang di
dalam masyarakat dan membuat pemerintah secara tidak sadar akan mengurangi
daya beli masyarakat di dalam rangka menciptakan dan mempertahankan tingkat

1
Digilib.uin.suka.ac.id
2
Departemen Penerangan Republik Indonesia, Rencana Pembangunan Lima Tahun Kedua,
Jilid I, Bab.IV huruf D.
3
R.Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak (Eresco N.V. Bandung 197).[116-
118.].
Citra Agustine: Tanggung Gugat Label 79

pendapatan nasional yang dianggap layak.4 Tidak hanya itu, daya beli yang diambil
dari sektor swasta yang berupa beban pajak akan menimbulkan rintangan, karena
pengambilan ini secara tidak langsung akan menimbulkan akibat yang sangat
berdampak di bidang ekonomi khususnya. Misalnya, apabila pajak melampui
kemampuan produsen, baik produsen yang kecil, menengah, maupun yang besar,
bisa saja mereka menghentikan usahanya dikarenakan mereka tidak mampu lagi
untuk membayar pajak sehingga mereka memutuskan untuk menjual beberapa aset
mereka ke perusahaan lain yang ternama atau terkenal di kalangan masyarakat.
Tekanan pajak yang sangat besar membuat perusahaan kecil tidak mampu bersaing
lagi dengan perusahaan yang besar, terkenal, dan ternama di kalangan masyarakat.
Hal ini merupakan masalah yang serius di dalam sistem ekonomi, apabila kebijakan
fiskal tersebut tidak disikapi dengan bijak oleh pemerintah maka dapat berdampak
buruk pada pengusaha kecil yang hanya mempunyai margin keuntungan yang
sangat kecil.
Indonesia merupakan salah satu Negara Berkembang, dimana di dalam
perkembangannya Indonesia tidak dapat lepas dari hutang luar negeri. Selain itu,
Indonesia adalah salah satu negara yang pernah melakukan pengampunan pajak
sebanyak tiga kali yaitu pada tahun 1964, 1984, dan 2008.5 Dengan adanya pajak,
maka hutang luar negeri akan dapat sedikit ditekan. Pajak memiliki peran yang
sangat penting di dalam sebuah negara, karena tanpa pajak kehidupan negara tidak
dapat berjalan dengan baik. Pembangunan infrastruktur, biaya pendidikan, dan
pembangunan fasilitas publik itu semua dibiayai oleh pajak. Jika banyak pajak yang
dipungut maka akan semakin banyak fasilitas dan infrastruktur yang dibangun. Oleh
karena itu, pajak merupakan hal yang sangat penting di dalam pembangunan sebuah
negara. Pembayaran pajak merupakan kewajiban negara dan peran serta Wajib Pajak
untuk secara langsung melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembangunan
nasional.
Melihat betapa pentingnya sektor pajak, peranan pajak harus lebih

4
Nurjaman, Pajak Sebagai Alat Kebijaksanaan Negara (Berita Pajak, No.042 Tahun 1975).[13].
5
https://www.researchgate.net.
80 Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019

ditingkatkan pengawasannya mengingat semakin kompleksnya upaya penggelapan


dan penghindaran pajak, salah satunya dengan berinvestasi melalui kepemilikan
saham di perusahaan cangkang atau offshore company untuk tujuan khusus yang
dilakukan oleh Wajib Pajak baik orang perseorangan maupun perusahaan nasional
dan multinasional yang memanfaatkan negara-negara suaka pajak atau tax heaven
countries dan celah hukum di instrumen keuangan oleh pusat keuangan global.6
Dalam usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak, Pemerintah
melaksanakan program pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang (UU)
Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak. Pengampunan Pajak atau Tax
Amnesty merupakan suatu permasalahan yang berdampak besar terhadap perilaku
ekonomi dimana para pelaku ekonomi seperti perusahaan mendapatkan dana
repatriasi yang besar sehingga, para pelaku usaha dengan mudah mendapatkan
suntikan dana yang segar. Saat ini, kondisi perpajakan di Indonesia sedang
mengalami hambatan kecil, salah satunya seperti masih adanya oknum pajak yang
tertangkap oleh Komisi Perlindungan Korupsi (KPK) dan kasus tax avoidance
yang besar seperti Panama Papers yang terjadi di Tahun 2016. Berdasarkan
hasil investigasi dari Tempo dan wawancara yang dilakukan oleh Media Tempo
kepada Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dokumen The Panama Papers
pertama kali diperoleh koran Jerman Suddeutsche Zeitung pada awal Tahun 2015.7
Data yang dikirimkan bertahap sampai mencapai 11,5 juta files ini mencakup
nama lebih dari 200 ribu perusahaan cangkang di 21 kawasan suaka pajak. Ada
hampir 900 individu dan perusahaan yang berdomisili di Indonesia dalam daftar
itu.Dalam kasus Panama Papers, International Consortium of Investigative
Journalists (ICIJ) telah berhasil mengungkap dokumen tentang identitas warga
yang menaruh dananya di luar negeri untuk menghindari pajak sehingga hal ini
memberikan momentum bagi Pemerintah Jokowi untuk segera mencari solusinya

6
Kemenkeu.go.id.
7
Investigasi.tempo.com.
Citra Agustine: Tanggung Gugat Label 81

dan membentuk agenda tentang pengampunan pajak.8 Menurut fakta yang


ada, banyak pengusaha kaya atau orang kaya memilih untuk berinvestasi dan
memindahkan kekayaan mereka di negara suaka pajak (tax heaven country) atau
surga pajak (tax heaven) dengan cara menyerahkan pengelolaan asetnya kepada
manajer investasi dan menggunakan perusahaan cangkang (company shell), hanya
untuk mengelabuhi pihak otoritas negaranya.9 Mereka memindahkan semua
asetnya ke tempat yang lebih aman dengan maksud untuk melakukan pengecilan
terutang aset dan pencucian uang bagi koruptor.
Panama Paper sendiri merupakan firma hukum dan penyedia jasa pengelolaan
aset perusahaan yang berlokasi di Panama yang didirikan pada Tahun 1977 oleh
Jurgen Mossack dan Ramon Fonseca. Firma hukum ini bertanggung jawab untuk
mengawasi dan mengatur jasa-jasa perserikatan dan perwakilan aset dari suatu
perusahaan dan sudah memiliki kantor cabang di Hongkong, Zurich, Miami, dan
35 (tiga puluh lima) kota lain di seluruh dunia.10
Beberapa waktu yang lalu dokumen finansial dari firma hukum asal Panama
ini mengalami kebocoran. Dokumen yang kemudian disebut “Panama Papers”
berukuran 2,6 terabyte ini diberikan oleh seorang sumber anonim kepada sebuah
koran dari Jerman Suddeutsche Zeitung pada bulan Agustus 2015 yang kemudian
diteruskan ke International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ).
Dokumen sangat rahasia bernama “Panama Papers” atau “Dokumen Panama” berisi
11,5 juta dokumen rahasia dari 214.000 perusahaan luar negeri. Jumlah perusahaan aktif
yang dikelola mencapai puncaknya pada tahun 2009, yaitu sebanyak 80.000 perusahaan.
Lebih dari separuhnya didirikan di Kepulauan Virgin Britania Raya dan sisanya di Panama,
Bahama, Seychelles, Niue, dan Samoa. Tercatat ada 4,8 juta e-mail, 3 juta database, 2,1
juta dokumen PDF, 1,1 juta foto, 320.000 dokumen teks, dan 2.000-an file lainnya.11

8
Majalah Aktual, Pembocoran Data Berbuah Pengampunan (AKTUAL Edisi 53 / April-
Mei 2016 27).[34].
9
Majalah Aktual, Menakar Nyali Jokowi Ungkap Pengemplang Pajak Di Skandal “Panama
Papers”, (AKTUAL Edisi 53 / April - Mei 2016 27).[29].
10
Katadata.co.id.
11
www.rappler.co.id
82 Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019

Menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas


Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, Pajak merupakan kewajiban yang diberikan kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan usaha yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan apapun secara langsung
dan digunakan untuk kepentingan negara demi kemakmuran rakyat. Saat
ini, pajak merupakan sumber penerimaan yang berpengaruh dalam struktur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pendapatan negara setiap
tahunnya selalu mengalami kenaikan, oleh karena itu di masa yang akan datang
ada prospek yang harus ditingkatkan karena potensinya belum dikelola secara
optimal. Untuk menggali penerimaan negara dari sektor perpajakan dibutuhkan
upaya-upaya yang nyata dan harus diimplementasikan dalam bentuk kebijakan
Pemerintah. Upaya yang dapat dilakukan adalah berupa intensifikasi pajak, yaitu
dengan cara melakukan peningkatan jumlah Wajib Pajak (WP) atau penerimaan
pajak itu sendiri dan ekstensifikasi pajak, yaitu berupa perluasan objek pajak yang
selama ini belum dikerjakan. Untuk melakukan penerimaan pajak, dipengaruhi
oleh faktor sosial, ekonomi, dan politik yang seimbang sebagai pendukungnya
dengan demikian, masyarakat akan secara sukarela membayar pajak. Selain itu,
Pemerintah juga harus mempertimbangkan kebijakan perpajakan agar dapat
menarik masyarakat untuk menjadi wajib pajak seperti sunset policy. Pengertian
sunset policy diatur dalam Pasal 37 huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2007 Tentang Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu,
kebijakan pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk penghapusan sanksi
administrasi perpajakan yang berupa bunga.
Terkait adanya kasus Panama Papers yang dimana dianggap sangat berpotensi
adanya pencucian uang dan pengamanan uang di luar negeri dan adanya upaya
penghindaran pembayaran pajak maka, salah satu kebijakan Pemerintah yang perlu
dipertimbangkan adalah tax amnesty atau pengampunan pajak, karena kebijakan
ini dapat meningkatkan pendapatan pajak dalam negeri. Jika dilihat dari sisi subjek
pajak, maka dana yang berada di luar negeri akan dapat kembali dan jika dilihat
Citra Agustine: Tanggung Gugat Labell 83

dari sisi objek pajak maka, jumlah wajib pajak akan bertambah. Pada Tahun 1984,
Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak tetapi, karena pelaksanaannya tidak
efektif dan tidak diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan maka,
wajib pajak banyak yang tidak memberikan respon yang baik. Selain itu, peran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam sektor perpajakan hanya
berfungsi sebagai pelengkap saja sehingga, membuat Pemerintah tidak melakukan
upaya dengan baik. Saat itu penerimaan negara berasal dari sektor ekspor minyak
dan gas bumi.12
Pada tahun 2016, Pemerintah kembali menerapkan Pengampunan Pajak atau
Tax Amnesty dengan tujuan agar Tax Amensty memberikan dampak yang baik bagi
kepentingan nasional dan kepentingan rakyat, khususnya dalam hal penerimaan
negara. Kebijakan Tax Amnesty diharapkan dapat memajukan peningkatan
kepatuhan pajak secara sukarela (voluntary compliance) di masa yang akan datang
sesuai dengan sistem perpajakan yang adil dan tegas.

Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan salah satu tipe
penelitian yaitu penelitian yuridis normatif, maksud dari secara yuridis adalah
bahwa penelitian ini menelaah peraturan perundang-undangan, teori-teori, atau
pendapat ahli hukum yang berkaitan dengan materi penulisan yang akan dibahas.
Sedang tipe penelitian secara normatif maksudnya adalah menguraikan norma
pasal, undang-undang yang berlaku dan pendapat ahli. Dengan kata lain penelitian
berdasarkan dari berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
isu hukum dalam penelitian ini untuk menjawab isu hukum tersebut. Dalam
penelitian ini menganalisa pengampunan pajak bagi wajib pajak Indonesia yang
terlibat dalam kasus panama paper yang dikaitkan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

12
http://www.pajak2000.com/news.print.php?id.307.
84 Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019

Keabsahan Pengampunan Pajak Dalam Kasus Panama Paper di Indonesia


Amnesti pajak (tax amnesty) merupakan kebijakan Pemerintah yang
mengampuni denda dari pajak terutang kepada wajib pajak yang menghindari pajak.
Kebijakan ini bukan hanya mengampuni bunga pajak saja, tetapi membebaskan
penghindar pajak dari hukum pidana yang mengancam. Dalam melaksanakan
amnesti pajak dibuktikan dengan adanya peraturan yang mengatur mengenai
amnesti pajak dan ditandatangani oleh Lembaga Legislatif langsung. Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak mengatur segala hal
yang berkaitan dengan pengertian sampai dengan proses pembayaran pajaknya.
Pengampunan pajak adalah pengampunan pajak yang seharusnya terutang, tidak
dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan,
dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur
dalam undang-undang.13
Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) adalah pengampunan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana
di bidang perpajakan, dengan cara mengungkapkan harta dan membayar uang
tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pengampunan Pajak. Pengertian harta disini adalah akumulasi tambahan kemampuan
ekonomis yang berupa seluruh kekayaan, baik yang berwujud atau tidak berwujud,
baik yang bergerak atau tidak bergerak, baik yang digunakan untuk usaha atau
tidak untuk usaha, yang berada di dalam maupun di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sedangkan pengertian uang tebusan adalah sejumlah uang yang
harus dibayarkan ke kas negara untuk mendapatkan pengampunan pajak.14
Jika kebijakan tentang tax amnesty diwujudkan maka, akan dapat mendorong
masuknya dana yang berasal dari luar negeri dengan jangka panjang yang dapat
digunakan sebagai pendorong investasi yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan
perekonomian Nasional. Tetapi, dalam mewujudkan kebijakan tax amnesty tentu
saja akan ada kelemahannya yaitu, tax amnesty belum tentu menjamin peningkatan

13
Repository.umy.ac.id.
14
Suharno, Panduan Praktis Amnesti Pajak Indonesia (Kompas Media Nusantara 2016).[5].
Citra Agustine: Tanggung Gugat Label 85

kinerja setoran pajak ke kas negara dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
manipulasi atau tindakan moral yang tidak baik, seperti penyewelengan.
Dasar Hukum Pengampunan Pajak telah diatur oleh Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia. Namun ada 7 peraturan yang terkait dengan pengampunan
pajak (tax amnesty), yaitu:
I. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak;
II. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak;
III. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.08/2016 Tentang Tata Cara
Pengalihan Harta Wajib Pajak ke Dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Penempatan Pada Instrumen Investasi di Pasar Keuangan
Dalam Rangka Pengampunan Pajak;
IV. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 600/KMK.03/2016 Tentang Penetapan
Bank Persepsi yang Bertindak SebagaiPenerima Uang Tebusan Dalam
Rangka Pelaksanaan Pengampunan Pajak;
V. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-07/PJ/2016 Tentang Dokumen
dan Pedoman Teknis Pengisian Dokumen Dalam Rangka Pelaksanaan
Pengampunan Pajak;
VI. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-11/PJ/2016 Tentang
Pengaturan Lebih Lanjut Mengenai Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak;
VII. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-30/PJ/2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengampunan Pajak.15
Pengampunan Pajak telah dilaksanakan di Indonesia pada tanggal 9 September
1964 dengan Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1964 Tentang
Peraturan Pengampunan Pajak, kemudian pada tanggal 18 April 1984 Presiden
Republik Indonesia memutuskan dan menetapkan Keputusan Presiden Nomor 26
Tahun 1984 Tentang Pengampunan Pajak.16 Kebijakan ini dijalankan oleh Pemerintah
karena efektifitas tentang pelaksanaan pengampunan pajak masih di anggap rendah
dan partisipasi wajib pajak terhadap pengampunan pajak masih sangat sedikit.
Setelah Pemerintah menetapakn Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1984 Tentang
Pengampunan Pajak, keputusan ini ditingkatkan menjadi Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak.

15
Grace Maria Y.Sitorus, Himpunan Peraturan Tax Amnesty (Antara Publishing 2016).[51].
16
Zainal Muttaqin, Tax Amnesty Di Indonesia (Refika Aditama 2013).[123].
86 Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa


saat ini sudah ada satu peraturan Kementerian Keuangan yang telah diterbitkan
mengenai Pelaksanaan Undang-Undang Pengampunan Pajak. Kemudian ada 2 (dua)
Peraturan Menteri Keuangan yang tengah dalam proses penyelesaian administrasi
di Kementerian Hukum dan HAM, salah satunya tentang pendelegasian pemberian
kewenangan pengampunan pajak. Berdasarkan Undang-Undang, pemberian
pengampunan pajak ada di Kementerian Keuangan, nanti dari Kementerian
Keuangan didelegasikan ke Direktorat Jenderal Pajak, setelah itu baru ke Kanwil
(Kantor Wilayah). Sehingga, pemberian pengampunan pajak bisa langsung di KPP
(Kantor Pelayanan Pajak).
Subjek pajak dalam pengampunan pajak diatur dalam Peraturan Jenderal
Pajak Nomor PER-11/PJ/2016 meliputi :
a. Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahuan Pajak Penghasilan memiliki hak untuk mendapatkan pengampunan
pajak;
b. Orang pribadi seperti petani, nelayan, pensiunan, tenaga kerja Indonesia atau
subjek pajak warisan yang belum terbagi, yang jumlah penghasilannya pada
Tahun Pajak Terakhir di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dapat
tidak menggunakan haknya untuk mengikuti pengampunan pajak;
c. Warga Negara Indonesia yang tidak bertempat tinggal di Indonesia lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan tidak mempuyai penghasilan dari
Indonesia merupakan subjek pajak Luar Negeri dan dapat tidak menggunakan
haknya untuk mengikuti pengampunan pajak.
Objek pengampunan pajak adalah pengampunan atas kewajiban perpajakan
sampai dengan akhir tahun pajak yang berakhir dengan jangka waktu dari 1
Januari 2015 sampai 31 Desember 2015 bagi yang belum atau sepenuhnya belum
diselesaikan oleh Wajib Pajak. Dalam hal ini kewajiban perpajakan yang dimaksud
adalah kewajiban atas Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Pengampunan pajak ini diajukan
ke kantor Pelayanan Pajak di tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang
Citra Agustine: Tanggung Gugat Label 87

ditentukan oleh Menteri Keuangan dengan membawa Surat Pernyataan Harta. Nilai
harta yang dijelaskan dala Surat Pernyataan untuk pengampunan pajak meliputi:
a. Nilai harta yang dilaporkan dalam SPT PPh Terakhir;
b. Nilai harta tambahan yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan dalam
SPT PPh terakhir.
Surat Keterangan Pengampunan Pajak adalah Surat yang diterbitkan
oleh Menteri Keuangan sebagai bukti pemberian pengampunan pajak. Surat
keterangan ini berisi tentang identitas orang atau badan hukum yang akan diberikan
pengampunan pajak. Melalui surat keterangan ini wajib pajak diberikan keringanan
untuk pembayaran pajak yang masih terutang. Surat keterangan ini bersifat
menguntungkan bagi wajib pajak karena membebaskan wajib pajak dari denda
atas keterlambatan pembayaran pajak terutang. Berdasarkan kriteria tersebut maka
dapat disimpulkan baha Surat Keterangan Pengampunan Pajak adalah Keputusan
Tata Usaha Negara. Surat keterangan tersebut dibuat oleh Menteri sebagai pejabat
tata usaha negara yang berwenang, bersifat konkrit atau tertulis, mempunyai akibat
hukum terhadap individu yang ditunjuk, dan bersifat final.

Perlindungan Hukum Wajib Pajak yang Terlibat Dalam Kasus Panama Paper
di Indonesia
Perlindungan hukum bagi rakyat menganut prinsip pengakuan dan
perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila
dan prinsip Negara hukum yang didasarkan juga pada Pancasila. Ada 2 (dua)
macam perlindungan hukum bagi Wajib Pajak, yaitu perlindungan hukum preventif
dan perlindungan hukum represif. Perlindungan hukum preventif diberikan
kepada wajib pajak untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu
keputusan pemerintah mendapat bentuk definitif. Tujuan perlindungan hukum
ini adalah untuk mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum represif
memiliki tujuan untuk menyelesaikan sengketa, yaitu melalui pengadilan. Putusan
Pengadilan Pajak merupakan putusan pertama dan terakhir dalam memeriksa dan
memutuskan sengketa pajak. Sehingga, putusannya merupakan putusan akhir dan
88 Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019

memiliki kekuatan hukum tetap sehingga tidak dapat diajukan banding atau kasasi.
Tetapi, dalam hal-hal bersifat khusus, dapat dilakukan upaya hukum lain yaitu
dengan melakukan peninjauan kembali (PK).
Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak, Sengketa pajak adalah sengketa yang
timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan
pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat
diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan
berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Hukum Pajak merupakan bagian dari Hukum Administrasi. Di dalam
Hukum Administrasi terdapat 3 (tiga) pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan Terhadap Kekuasaan Pemerintah;
b. Pendekatan Hak Asasi;
c. Pendekatan Fungsionaris.
Menurut Pasal 25 dan Pasal 26 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, keberatan
merupakan proses penyelesaian perselisihan pajak antara Wajib Pajak dan fiskus
(aparat pajak). Pengertian keberatan yang lain adalah suatu cara yang ditempuh
oleh Wajib Pajak jika merasa tidak atau kurang puas atas suatu ketetapan pajak
yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan atau pemungutan oleh pihak
ketiga. Pengertian Surat Keputusan Keberatan dijelaskan dalam Pasal 1 angka 34
Undang-Undang Perpajakan, yaitu surat keputusan atas keberatan terhadap surat
ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang
diajukan oleh Wajib Pajak.
Pengertian banding diatur di dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak yang artinya adalah upaya hukum yang
dapat dilakukan oleh wajib pajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan
yang dapat diajukan banding yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak
Citra Agustine: Tanggung Gugat Label 89

atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa upaya banding merupakan upaya
yang ditempuh sebagai kelanjutan dari upaya keberatan. Jadi, jika Surat Keputusan
Keberatan yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak tidak sesuai dengan yang diinginkan
oleh Wajib Pajak atas keberatan yang telah diajukannya, maka Wajib Pajak dapat
melakukan upaya selanjutnya yaitu mengajukan upaya banding kepada Pengadilan
Pajak. Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang
Pengadilan Pajak, Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman bagi wajib pajak atau penanggung pajak yang mencari
keadilan terhadap sengketa pajak.

Kesimpulan
Secara Hukum Administrasi, pengampunan pajak dalam kasus Panama
Paper adalah sah karena, telah memenuhi aspek-aspek keabsahan dalam tindakan
Pemerintah. Dalam Hukum Pajak terdapat 2 (dua) fungsi yaitu, fungsi penerimaan
dan fungsi mengatur, pengampunan pajak masuk ke dalam fungsi mengatur karena,
pengampunan pajak dapat mendorong masuknya dana yang berasal dari luar negeri
dengan jangka panjang yang dapat digunakan sebagai pendorong investasi yang
sangat bermanfaat untuk pertumbuhan perekonomian Nasional. Selain itu, Keabsahan
dan legalitas tindakan Pemerintah meliputi kewenangan, substansi, dan prosedur.
Surat Keterangan Penetapan Pengampunan Pajak (SKP3) dianggap sah apabila
memenuhi aspek kewenangan, substansi, dan prosedur sebuah Keputusan Tata Usaha
Negara (KTUN) dan Surat Keterangan Penetapan Pengampunan Pajak (SKP3) harus
diterbitkan atau ditetapkan oleh pejabat yang berwenang yaitu, Menteri Keuangan. Isi
dari surat keterangan tersebut harus mengatur siapa yang diberi ketetapan dan berisi
tentang hal-hal yang terkait dengan penetapan pengampunan pajak.
Terdapat 2 (dua) perlindungan hukum di dalam Hukum Pajak, yaitu perlindungan
hukum secara preventif dan represif. Akan tetapi, pengampunan pajak bukan merupakan
perlindungan hukum karena, pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, yang tidak dikenai sanksi administrasi dan sanksi pidana di bidang
90 Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019

perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan. Selain itu,
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Tax Amnesty tidak diberikan
perlakuan eksklusif karena, ini adalah insentif yang lazim yang diberikan bagi yang
secara sukarela ingin membayar pajak. Perlindungan hukum yang didapat oleh wajib
pajak dalam pengampunan pajak ini adalah sesuatu yang wajar sebab, tidak ada persoalan
yang harus dikhawatirkan dalam kebijakan tax amnesty ini. Karena, tax amnesty bukan
merupakan perlindungan hukum maka wajib pajak dapat mengajukan upaya keberatan
dan upaya banding dalam mengatasi permasalahan tax amnesty.

Daftar Bacaan
Buku
Brotodihardjo, R. Santoso, Pengantar Ilmu Hukum Pajak (Eresco N.V 1971).

Majalah Aktual, Menakar Nyali Jokowi Ungkap Pengemplang Pajak Di Skandal


Panama Papers (Edisi 53, April-Mei, 2016).

-------------------, Pembocoran Data Berbuah Pengampunan (Edisi 53, April-Mei,


2016).

Muttaqin, Zainal, Tax Amnesty Di Indonesia (Refika Aditama 2013)

Nurjaman, Pajak Sebagai Alat Kebijaksanaan Negara-Berita Pajak (No.042,


1975).

Sitorus, Grace Maria Y., Himpunan Peraturan Tax Amnesty (Antara Publishing
2016).

Suharno, Panduan Praktis Amnesti Pajak Indonesia (Kompas Media Nusantara


2016).

Laman
Digilib.uin-suka.ac.id. https://www.researchgate.net diakses pada Tanggal 8 Januari
2019 pukul 14.39 WIB.

www.kemenkeu.go.id diakses pada Tanggal 8 Januari 2019 pukul 21.37 WIB.

https://www.pajak2000.com/news.print.php?id.307 diakses pada Tanggal 10


Januari 2019 pukul 08.30 WIB.
Citra Agustine: Tanggung Gugat Label 91

Ghoida Rahmah ‘Investigasi Panama Paper Raih Penghargaan Pullitzer 2017’


https://www.tempo.co diakses pada Tanggal 10 Januari 2019 pukul 12.00
WIB.

‘ICIJ Rilis Nama-Nama Orang Indonesia Dalam Panama Papers’ https://www.


rappler.com/.../132525-icij-nama-orang-indonesia-panama-papers-
perusahaan-offshore diakses pada Tanggal 10 Januari 2019 pukul 15.00 WIB.

Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; (Lembaran Negara Tahun
1959 Nomor 75).

Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1954 Tentang Amnesti dan Abolisi;


(Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 730).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok


Agraria; (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104).

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1964 Tentang Perubahan dan Tambahan


Ordonansi Pajak Kekayaan Tahun 1932; (Lembaran Negara Tahun 1964
Nomor 2705).

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak; (Lembaran


Negara Nomor 4189).

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; (Lembaran


Negara Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286).

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 juncto Undang-Undang Nomor 5 Tahun


1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara; (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 4380).

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan TataCara
Perpajakan; (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 85 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4740).

HOW TO CITE: Citra Agustine Putri Rumpaidus, ‘Pengampunan Pajak Bagi Wajib Pajak Indonesia
yang Terlibat Dalam Kasus Panama Paper’ (2019) Vol. 2 No. 1 Jurist-Diction.

You might also like