Pendidikan Pada Masa Dinasti Abbasiyah (Studi Analisis Tentang Metode, Sistem, Kurikulum Dan Tujuan Pendidikan)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENDIDIKAN PADA MASA DINASTI ABBASIYAH

(Studi Analisis tentang Metode, Sistem, Kurikulum dan Tujuan Pendidikan)

Khairuddin

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan

e-mail: [email protected]

Abstract: The Abbasid dynasty, based in Baghdad, has carved the history of
gold ink as an era of revival of civilization (education). Islam lasted for more
than five centuries (750-1258 AD). The five-century period of the Abbasid
Caliphate was a period of less interest in conquering as in the Umayyad
Dynasty, but was more interested in developing domestic knowledge and
problems. The proof is seen in the great efforts of translation and absorbing
knowledge from other civilizations. Caliph Harun Al Rasyid, has contributed to
establishing the Bait al-Hikmah institution as a translation center, library and
research center. In the three phases of the Abbasid dynasty books in Greek,
Syriac, Sanskrit, Chinese and Persian were translated into Arabic. the translated
works were then commented on by Islamic scholars. Existing theories are given
an explanation and adapted to Islamic teachings. Through reflection,
observation, research, and experiments (experiments), Muslim leaders can give
birth to new theories and concepts. From this activity, they produced thousands
of papers in various branches of science. Throughout the Abbasid Daula's power
up to the fall of Baghdad in 1258 AD, established educational institutions from
elementary to high levels, such as Baitul Hikmah (giant library as well as the
center of the study of science and civilization of the greatest time). In addition,
mosques, palaces, and houses of scholars functioned as a place to study.
Educational institutions that developed at that time had systems, methods,
curricula, and educational goals with their respective advantages.
Keyword : Islamic Education, Abbasid Dynasty, Methods, Systems, Curriculum,
Educational Objectives
Abstrak: Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, telah mengukir sejarah
tinta emas sebagai era kebangkitan peradaban (pendidikan) Islam berlangsung
selama kurun waktu lebih lima abad lamanya (750-1258 M). Masa lima abad
kekhalifahan Abbasiyah merupakan masa kurang berminat melakukan
penaklukan sebagaimana pada Dinasti Umayyah, tetapi lebih berminat besar
pada pengembangan pengetahuan dan masalah dalam negeri. Buktinya terlihat
pada upaya besar penerjemahan dan menyerap ilmu pengetahuan dari
peradaban lain. Khalifah Harun Al Rasyid, telah berjasa mendirikan lembaga
Bait al-Hikmah sebagai pusat penerjemahan, perpustakaan dan pusat
penelitian. Dalam kurun waktu tiga fase pada masa dinasti Abbasiyah buku-
buku dalam bahasa Yunani, Syiria, Sanskerta, Cina dan Persia diterjemahkan
kedalam bahasa Arab. karya-karya yang diterjemahkan itu kemudian diberi
komentar oleh para sarjana Islam. Teori-teori yang ada diberi penjelasan dan
disesuaikan dengan ajaran Islam. Melalui renungan, pengamatan, penelitian,
dan eksperimen (percobaan), para tokoh Muslim dapat melahirkan teori-teori
dan konsep-konsep baru. Dari kegiatan ini, mereka menghasilkan ribuan karya
tulis dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Sepanjang kekuasaan Daulah

98
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Abbasiyah sampai dengan jatuhnya Baghdad pada tahun 1258 M, didirikan


lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi,
seperti Baitul Hikmah (perpustakaan raksasa sekaligus pusat kajian ilmu
pengetahuan dan peradaban terbesar pada masa itu). Selain itu, masjid-masjid,
istana, dan rumah para sarjana difungsikan sebagai tempat belajar. Lembaga-
lembaga pendidikan yang berkembang saat itu telah memiliki sistem, metode,
kurikulum, dan tujuan pendidikan dengan keunggulan masing-masing.
Kata Kunci : Pendidikan Islam, Dinasti Abbasiyah, Metode, Sistem, Kurikulum,
Tujuan Pendidikan.

PENDAHULUAN kan keilmuan dan dengan karya-karyanya.


Proses pendidikan sebenarnya telah Baik dalam bidang ilmu-ilmu diniyah,
berlangsung sepanjang sejarah dan ber- seperti fiqih, tafsir, ilmu hadis, teologi,
kembang sejalan dengan perkembangan sampai dengan bidang keilmuan umum
sosial budaya manusia di bumi. Proses seperti matematika, astronomi, filsafat,
pewarisan dan pengembangan budaya sastra sampai ilmu kedokteran.
manusia yang bersumber dan ber- Keberhasilan dalam bidang keilmuan
pedoman pada ajaran Islam sebagaimana tersebut disebabkan adanya kesadaran
termaktub dalam Al Qur`an dan terjabar yang tinggi akan pentingnya ilmu pengeta-
dalam Sunnah Rasulullah Muhmmad SAW. huan untuk sebuah peradaban. Mereka
Berbicara mengenai perkembangan memahami bahwa sebuah kekuasaan
pendidikan Islam, setidaknya dibagi dalam tidak akan kokoh tanpa didukung oleh
lima periodisasi, yaitu periode pembinaan ilmu pengetahuan.1 Hal itu dapat ditun-
pendidikan Islam pada masa Nabi jukkan melalui antusias mereka dalam
Muhammad SAW, periode pertumbuhan mencari ilmu, penghargaan yang tinggi
pendidikan Islam yang berlangsung sejak bagi para ulama’, para pencari ilmu,
Nabi Muhammad SAW wafat sampai masa tempat-tempat menuntut ilmu, dan
akhir Bani Umayyah, periode kejayaan banyaknya perpustakaan yang dibuka,
(puncak perkembangan) pendidikan Islam salah satunya adalah Bait al-Hikmah.
yang berlangsung sejak permulaan Daulah Popularitas Daulah Abbasiyah men-
Abbasiyah sampai jatuhnya Baghdad, capai puncaknya di zaman khalifah Harun
periode kemunduran pendidikan Islam, al-Rasyid (768-809 M)2 dan puteranya al-
yaitu sejak jatuhnya Baghdad sampai Ma’mun (813-833 M). Masa pemerintahan
jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon yang Harun al-Rasyid yang 23 tahun itu me-
ditandai dengan runtuhnya sendi-sendi rupakan permulaan zaman keemasan bagi
kebudayaan Islam dan berpindahnya sejarah dunia Islam bagian timur. Kekaya-
pusat-pusat pengembangan kebudayaan an negara banyak dimanfaatkan Harun al-
ke dunia Barat dan periode pembaharuan Rasyid untuk keperluan sosial, rumah
pendidikan Islam yang berlangsung sejak sakit, lembaga pendidikan dokter, dan
pendudukan Mesir oleh Napoleon sampai farmasi. Al-Ma’mun pengganti al-Rasyid
masa kini yang ditandai dengan gejala- dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta
gejala kebangkitan kembali umat dan kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya,
kebudayaan Islam. penerjemahan buku-buku asing digalak-
Masa kejayaan pendidikan Islam, kan. Ia juga banyak mendirikan sekolah,
terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah yang
berpusat di Baghdad yang berlangsung 1 Yusuf Qardhawi, Meluruskan Sejarah Umat
selama kurang lebih lima abad (750-1258 Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm. 123,
M). Hal ini dibuktikan oleh keberhasilan 2 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
tokoh-tokoh Islam dalam mengembang- (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 52.
Khairuddin |99
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

salah satu karya besarnya yang terpenting Saffah menjadi pendiri dinasti Arab Islam
adalah pembangunan Bait al-Hikmah, ketiga - setelah khulafa al-Rasyidun dan
pusat penerjemahan yang berfungsi dinasti Umayyah - yang sangat besar dan
sebagai pendidikan tinggi dengan perpus- berusia lama.7
takaan yang besar. Pada masa al-Ma’mun Sebelum wafat, al-Saffah mengang-
inilah Baghdad mulai menjadi pusat kat saudaranya Abu Ja’far dengan gelar al-
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.3 Mansur (754-775).8 Ialah khalifah terbesar
Tulisan ini akan membahas tentang dinasti Abbasiyah, meskipun bukan se-
periode kebangkitan (puncak perkem- orang muslim yang saleh, dialah sebenar-
bangan) pendidikan Islam yang berlang- nya yang membangun dinasti, tiga puluh
sung sejak permulaan Daulah Abbasiyah lima orang khalifah berasal dari ke-
sampai dengan jatuhnya Baghdad yang di- turunannya. Madinah as-Salam, nama
warnai oleh berkembangnya ilmu diniyah, resmi kota al-Mansur. Al-Mudawwarah
aqliyah, dan berdirinya madrasah serta (kota lingkaran), gerbang emas; kubah
memuncaknya perkembangan kebudaya- biru ‘al-qubbah al-khadhra’. Al-Mansur
an Islam. berbadan tinggi, berkulit gelap dan
berjanggut tipis, gigih dan tegas. Berbagai
SEKILAS TENTANG DAULAH kebijakannya dijadikan acuan bagi para
ABBASIYAH penerusnya, sebagaimana kebijakan
Tonggak berdirinya dinasti Bani muawiyyah menjadi acuan bagi khalifah-
Abbas, berawal sejak merapuhnya system khalifah Umayyah.
internal dan performance penguasa Bani Masa kekuasaan ini berhasil men-
Umayyah yang berujung pada keruntuhan capai kejayaan dan kemegahan yang tidak
dinasti Umayah di Damaskus, maka upaya ada tandingannya pada abad pertengahan,
untuk menggantikannya dalam memimpin kecuali mungkin oleh Konstantinopel.
umat Islam adalah dari kalangan bani Menjadi pewaris kekuatan dan prestise
Abbasiyah. Propaganda revolusi Abba- kota Ctesiphon, Babilonia, Nineceh, Ur,
siyah ini banyak mendapat simpati dan Ibukota-ibukota bangsa Timur Kuno.9
masyarakat terutama dari kalangan Syi’ah, Membuka jalan bagi tumbuhnya gagasan
karena bernuansa keagamaan, dan ber- dan pemikiran dari timur, khalifah meniru
janji akan menegakkan kembali keadilan model Chosroisme Sasaniyah. Islam Arab
seperti yang dipraktikkan oleh Khulafaur- jatuh dalam pengaruh Persia; cenderung
rasyidin.4 melestarikan sistem despotisme Iran
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh dibanding system kesukuan Arab.
Abdullah al-Saffah Ibnu Muhammad Ibn Selama 22 tahun masa kekhali-
Ali Ibn Abdullah Ibn al-Abbas.5 Kekuasaan fahannya, ada beberapa hal besar yang
Bani Abbasiyah berlangsung selama lima pernah dilakukannya sebagai kontribusi
abad sejak tahun 750-1258 M,6 melanjut- bagi perkembangan peradaban Islam,
kan kekuasaan dinasti bani Umayyah. Al- seperti berhasil mendapatkan sejumlah
buku dari raja Bizantium termasuk karya
3 Badri Yatim, Sejarah Peradaban…, hlm. 53. Euclid. Namun orang Arab tidak me-
4Dudung Abdurrahman dkk. Sejarah Per- mahami bahasa Yunani, dan pada awalnya
adaban Islam: Masa Klasik Hingga Modern, bersandar pada terjemahan yang dibuat
(Yogyakarta: LESFI, 2003), hlm. 118 oleh orang yang ditaklukkannya, yaitu
5 Badri Yatim, Sejarah Peradaban….. hlm. 49.
Yuhudi penyembah berhala, maupun
Lihat juga Philip K. Hitti, History of the Arab,
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, Revisi ke 10, 2002,
hlm. 359. 7PhilipK. Hitti, History of the Arab…hlm. 358
6 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan 8PhilipK. Hitti, History of the Arab….hlm. 360
Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book 9Philip K. Hitti, History of the Arab….hlm.

Publisher, 2009), hlm. 143. 363-365


100 | Pendidikan Pada Masa Dinasti Abbasiyah…
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

orang Kristen Nestor, serta memindahkan mengumandangkan perang suci melawan


ibukota kerajaan ke Bagdad, dan memun- Bizantium, dipimpin anaknya Harun dan
culkan tradisi baru yaitu menerapkan sukses. Selama ekspedisi inilah, ayahnya
sistem wazir yang berasal dari ketata- memberi gelar al-Rasyid ‘pengikut jalan
negaraan persia untuk membawahi depar- yang lurus’. Kekhalifahan al-Mahdi
temen.10 digantikan oleh al-Hadi atas dasar wasiat
Sebelum wafat, al-Mansur mem- ayah al-Mahdi. Namun kekhalifahan
bangun istana qashr al-khuld ‘istana tersebut hanya berjalan satu tahun,13 dan
keabadian’, kebun-kebun ditata menan- kemudian ia digantikan oleh Harun al-
dingi kebun di surga (25:15-16).11 al- Rasyid.
Mansur wafat 7 Oktober 775, dekat Mekah Pada masa kepemimpinan Harun al-
dalam perjalan ibadah haji, di usia 60 Rasyid,14 masyarakat hidup cukup mewah,
tahun. Seratus liang kubur digali di dekat seperti yang digambarkan dalam hikayat
kota suci, dan dimakamkan di sebuah “Seribu Satu Malam”. Kekayaan yang
tempat yang tidak bisa dilacak dan digali banyak dipergunakan khalifah untuk
kembali oleh musuh. al-Mansur mewaris- kepentingan sosial. Rumah sakit didirikan,
kan tahtanya kepada anaknya yang pendidikan dokter diutamakan dan far-
bernama al-Mahdi. masi di bangun. Pada saat itu, Bagdad
Pada masa kekhalifahan al-Mahdi,12 telah mempunyai 800 dokter. Selain itu,
perekonomian mulai membaik. Pertanian Harun al-Rasyid juga mendirikan
ditingkatkan dengan mengadakan irigasi, pemandian-pemandian umum, sehingga
sehingga hasil gandum, beras, kurma dan dirinya cukup terkenal pada zamannya.
minyak zaitun bertambah. Begitu pula Lembaran sejarah abad ke-9, dua nama
dengan hasil pertambangan seperti perak, raja yang menguasai percaturan dunia:
emas, tembaga, besi dan lainnya juga ber- Charlemagne di Barat dan Harun al-Rasyid
tambah. Dagang transit antara Timur dan di Timur.15
Barat membawa kekayaan. Basrah Titik tertinggi yang pernah dicapai
dijadikan pelabuhan yang cukup penting oleh pasukan dinasti Abbasiyah dengan
saat itu. Ialah Khalifah pertama menguasai Raqqah tepi sungai Efrat, Asia
Kecil, dan Heraclea dan Tyna pada 806.16
10Kekuasaan bani Abbasiyah secara Pada masa ini, meskipun usianya kurang
keseluruhan dipegang oleh Khalifah sebagai kepala
Negara, dibantu oleh Pejabat rumah tangga istana 13Tidak terperinci, namun menurut bebe-
‘Hajib’ yang bertugas memperkenalkan para rapa penulis, ia melanjutkan kebijakan-kebijakan
utusan dan pejabat yang akan mengunjungi sebelumnya, mengangkat keturunan Barmak. Lihat
khalifah. Juga seorang eksekutor Bertempat di Samsul Nizar (ed), Sejarah Pendi-dikan Islam,
ruang bawah tanah sebagai tempat penyiksaan, Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah
muncul pertama kali dalam sejarah Arab. Khalifah sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
melimpahkan otoritas sipilnya kepada seorang Media Group, 2009), hlm. 70
wazir. Tangan kanan khalifah, dan kekuasaannya 14 Abu Ja’far Harun al-Rayid (786-809)

bertambah ketika khalifah tenggelam di tengah 15Charlemagne punya kepentingan menjadi-

harem-haremnya. Dikenal 2 kategori wazir; (1) kan Harun sebagai sekutu potensial untuk meng-
Wazir tafwid: memiliki otoritas penuh dan tak hadapi Bizantium yang tidak bersahabat, dan
terbatas, (2) Wazir tanfidz: memiliki kekuasaan Harun berusaha menghadap Umayyah di Spanyol
eksekutif saja. Wazir utama atau wazir besar 16Seorang ahli geografi Arab sebagaimana

mengepalai dewan, atau departemen: biro ke- dikutip Hitti memberitakan bahwa sudah menjadi
uangan ‘diwan al-alkharaj’, departemen keuangan kebiasaan bagai pasukan dinasti Abbasiyah untuk
‘bayt al-maal’, hakim (qadhi) mendapatkan otoritas melakukan tiga kali serangan setiap tahun: pada
pengadilan, dan jenderal (amir) otoritas militer. musim dingin akhir Pebruari hingga awal Maret,
11 Philip K. Hitti, History of the Arab…, hlm. musim semi berlangsung lebih dari 30 hari mulai
363-364. 10 Mei dan pada musim panas berlangsung 60 hari
12 Abu Abdullah al-Mahdi bin al-Mansur dimulai pada 10 Juli. Lihat Philip K. Hitti, History of
(775-785M), putra mahkota dari al-Mansur. the Arab… hlm. 374.
Khairuddin |101
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

dari setengah abad, Baghdad pada saat itu pendukungnya dari kelompok Muktazilah,
muncul menjadi pusat dunia dengan yang menyatakan bahwa teks keagamaan
tingkat kemakmuran dan peran inter- harus bersesuaian dengan nalar manusia
nasional yang luar biasa. Serangan ke mendorongnya untuk mencari pem-
tanah Romawi terutama pada masa Harun benaran bagi pendapatnya dalam karya
menjadi jalan masuk manuskrip Yunani, filsafat Yunani.18 Untuk menerjemahkan
terutama dari Amorium dan Ankara. buku-buku dari kebudayaan Yunani, ia
Baghdad menjadi saingan satu- menggaji penerjemah dari golongan
satunya Bizantium. Kejayaannya berjalan Kristen, Sabi dan bahkan juga penyembah
seiring dengan kemakmuran kerajaan. bintang. Untuk itu, dia mendirikan Bait al-
Baghdad menjadi kota yang tiada banding- Hikmah serta sekolah-sekolah.19
nya di seluruh dunia. Masuknya berbagai Para penerjemah dari bahasa
pengaruh asing, sebagian indo- Persia dan Yuanani ke bahasa Arab ini tidak tertarik
Suriah, dan yang paling penting adalah menerjemahkan karya-karya sastra
pengaruh Yunani. Gerakan intelektual itu Yunani, sehingga tidak terjadi kontak
ditandai dengan proyek penerjemahan antara pengetahuan Arab dengan drama,
karya-kara berbahasa Persia, Sanskerta, puisi dan sejarah Yunani, dan dalam
Suriah, dan yunani ke bahasa Arab. bidang ini, Persia lebih Unggul. Ke-
Dimulai dengan karya mereka sendiri banyakan penerjemah adalah orang yang
tentang ilmu pengetahuan, filsafat, atau berbahasa Aramik, maka karya Yunani
sastra yang tidak terlalu banyak, orang pertama diterjemahkan ke bahasa Aramik
Arab memiliki keingintahuan yang tinggi (Suriah) baru ke bahasa Arab. Teknik
dan minat belajar yang besar, segera menerjemah kalimat yang sulit dipahami
menjadi penerima dan pewaris peradaban dalam bahasa aslinya, terjemahnnya di-
bangsa-bangsa yang lebih tua dan ber- lakukan kata demi kata, dan ketika tidak
budaya yang mereka taklukkan, atau yang dijumpai atau dikenal padanannya dalam
mereka temui. bahasa Arab, istilah-istilah Yunani itu di-
Selain Yunani, peradaban lain yang terjemahkan secara sederhana dengan
banyak berpengaruh pada pembentukan beberapa adaptasi.
budaya universal Islam Persia adalah Berdasarkan fakta sejarah, sebanyak
Budaya India, terutama sumber inspirasi 37 khalifah,20 yang pernah menjadi
pertama dalam bidang Mistisisme dan pemimpin pada masa kekuasaan Bani
Matematika. Harun menunjuk anak tertua- Abbasiyah, dan masa kejayaan masa
nya, al-Amin,17 sebagai penggantinya, dan
adiknya yang lebih berbakat al-Ma’mun 18 Fihrist mengungkapkan bahwa Aristoteles
sebagai penerusnya yang kedua. Pada muncul dalam mimpi khalifah dan meyakinkannya
masa kekhalifahannya, al-Ma’mun lebih bahwa tidak ada perbedaan antara akal dan
fokus perhatiannya pada ilmu pengeta- wahyu, maka pada 830 di Baghdad, makmun men-
huan. Pada masa al-Makmun, mengirim dirikan Bayt al-Hikmah, sebuah perpustakaan,
akademi sekaligus biro penerkemahan, yang dalam
utusan hingga ke Konstantinopel, lang-
berbagai hal merupakan lembaga pendidikan
sung kepada raja Leo dari Armenia, untuk penting sejak berdirinya musium Iskandariah pada
mencari karya-karya Yunani. paruh abad ke 3 SM.
Titik tertinggi pengaruh Yunani 19 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Ber-

terjadi pada masa al-Makmun, dengan bagai Aspeknya, Jld I, (Jakarta: UI Press, 1998), hlm.
68.
kecenderungan rasionalistik dan para 20 Nama lengkap khalifah yang berjumlah 37

orang tersebut, dapat dilihat dalam Ali Mufrodi,


17 Samsul Nizar (ed), Sejarah Pendidikan Islam Dikawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos
Islam, Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Wacana Ilmu, 1998), hlm. 98 – 99, serta nama-
Rasulullah sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana nama 22 orang khalifah yang berkuasa di Mesir,
Prenada Media Group, 2009), hlm. 71. Lihat Philip K. Hitti, History of the Arab…hlm.100.
102 | Pendidikan Pada Masa Dinasti Abbasiyah…
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

keemasannya antara masa khalifah ketiga pengajaran yang diberikan kepada murid-
al-Mahdi, dan khalifah ke sembilan, al- murid dilakukan seorang demi seorang
Watsiq, dan khususnya pada masa Harun dan belum berkelas-kelas seperti
al-Rasyid dan anaknya al-Makmun Selama sekarang. Jadi guru harus mengajar
kekuasaan mereka tersebut, peradaban muridnya dengan berganti-ganti. Mereka
Islam sangat berkembang. Jika pada masa belajar dengan duduk bersila mengelilingi
Bani Umayyah lebih dikenal dengan upaya gurunya atau yang disebut berhalaqah.
ekspansinya, maka pada masa Bani Cara halaqah ini merupakan metode
Abbasiyah yang lebih dikenal adalah mengajar yang dipakai di lembaga pendi-
berkembangnya peradaban Islam. Kalau dikan tingkat tinggi. Sedangkan menurut
dinasti Umayyah terdiri atas orang-orang Hanun Asrohah,23 metode pengajaran
‘Arab Oriented’, dinasti Abbasiyah lebih pada masa Daulah Abbasiyah dapat di-
bersifat internasional, assimilasi corak kelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
pemikiran dan peradaban Persia, Romawi lisan, hafalan, dan tulisan. Metode lisan
Timur, Mesir dan sebagainya. bisa berupa dikte, ceramah, qira’ah, dan
Begitulah bani Abbasiyah membawa diskusi.
peradaban Islam pada puncak kejaya- Dikte (imla’) adalah metode untuk
annya, dan terutama pada perkembangan menyampaikan pengetahuan yang diang-
ilmu pengetahuan yang sangat maju. Pada gap baik dan aman karena pelajar mem-
masa inilah buat pertama kalinya dalam punyai catatan. Metode ini dianggap
sejarah terjadi kontak antara Islam penting karena pada masa itu, buku-buku
dengan kebudayaan Barat, atau tegasnya cetak sangat sulit dimiliki. Metode
dengan kebudayaan Yunani klasik yang ceramah juga disebut alsama’ sebab dalam
terdapat di Mesir, Suria, Mesopotamia dan metode ini guru menjelaskan sedangkan
Persia.21 siswa mendengarkannya.
Dinasti Abbasiyah memiliki kesan Metode hafalan dipakai pada masa
baik dalam ingatan publik, dan menjadi lalu juga sangat khas dan merupakan ciri
dinasti paling terkenal dalam sejarah umum pendidikan masa kini. Sedangkan
Islam. Diktum dari Tsalabi: ‘ al-Mansur metode tulisan dianggap sebagai metode
sang pembuka, al-Ma’mun sang penengah, yang paling penting dalam proses belajar
dan al-Mu’tadhi sang Penutup’ mendekati mengajar pada masa itu karena merupa-
kebenaran, Setelah al-Watsiq pemerin- kan metode pengkopian karya-karya
tahan mulai menurun hingga al-Mu’tashim ulama. Dalam Rahmawaty,24 yang dikutip
khalifah ke 37, jatuh dan mengalami dari Charles Michael Stanton menjelaskan
kehancuran di tangan orang Mongol 1258. bahwa sebelum guru menyampaikan
materi, ia terlebih dahulu menyusun
METODE PENGAJARAN ta’liqah yang memuat silabus dan uraian
Penggunaan metode pengajaran yang disusun oleh masing-masing tenaga
yang tepat, akan mempermudah proses pengajar atau guru berdasarkan catatan
internalisasi dan pemilikan ilmu, pelajar perkuliahannya, hasil bacaan, dan pen-
akan dengan mudah menyerap ilmu yang dapatnya tentang materi yang bersang-
disampaikan guru-gurunya. Menurut kutan. Ta’liqah memuat rincian jumlah
Rahmawati,22 pada masa Abbasiyah, pelajaran dan dapat disampaikan dalam
jangka waktu 4 tahun.
21 Harun Nasution, Islam……, hlm. 71.
22 Rahim Rahmawaty, Metode, Sistem, Dan
Materi Pendidikan Dasar (Kuttab) Bagi Anak-anak 23 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam,
Pada Masa Awal Daulah Abbasiyah (132 H/750 M- (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 77.
232 H/847 M), Sejarah Sosial Pendidikan Islam, 24 Rahim Rahmawaty, Metode, Sistem..., hlm.

Jakarta : CV. Kencana, 2005), hlm.73. 18.


Khairuddin |103
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Metode tulisan dianggap metode institusi pendidikan eksklusif (tertutup)


paling penting, ini berguna bagi proses terhadap pengetahuan umum.26
penguasaan ilmu pengetahuan juga bagi Sistem pendidikan Islam klasik
penggandaan jumlah buku teks karena berdasarkan kriteria hubungan institusi
belum ada mesin cetak. Disamping metode pendidikan dengan negara yang ber-
tersebut, ditemukan juga metode diskusi bentuk teokrasi, ada dua macam, yaitu;
‘munaqasah debat/dialektika’. Tongkat institusi pendidikan Islam formal dan
kecil dianggap sebagai perangkat pem- institusi pendidikan Islam informal.27
belajaran penting yang mesti dimiliki Institusi pendidikan formal adalah lem-
seorang pendidik, dan direstui oleh baga pendidikan yang didirikan oleh
khalifah untuk digunakan pada murid.25 negara untuk mempersiapkan pemuda-
Proses pembelajaran untuk pendi- pemuda Islam agar menguasai pengeta-
dikan tingkat tinggi pada masa ini dapat huan agama dan berperan dalam agama
dibidik dari proses pengajaran pada dan menjadi pegawai pemerintahan. Biaya
Madrasah Nizamiyah yang berjalan pendidikannya biasa disubsidi oleh
dengan cara para guru berdiri di depan Negara dan dibantu oleh orang-orang kaya
kelas menyajikan materi-materi kuliah melalui harta wakaf. Pengelolaan adminis-
(ceramah/talqin), sementara para siswa trasi berada di tangan pemerintah.
mendengarkan di atas meja-meja kecil Sebaliknya pendidikan informal di-
yang disediakan. Kemudian dilanjutkan selenggarakan secara swadaya oleh
dengan diskusi (munaqasyah) antara guru masyarakat atau anggota masyarakat, dan
dan para siswa mengenai materi yang menawarkan mata pelajaran umum ter-
disajikan dalam suasana semangat keilmu- masuk filsafat. Dalam hal ini terdapat
an yang tinggi. sekitar 30.000 masjid di Bagdad berfungsi
Disemua lembaga pendidikan tingkat sebagai lembaga pendidikan dan peng-
tinggi teologi yang tersebar, ilmu Hadis ajaran pada tingkat dasar. Perkembangan
dijadikan sebagai landasan kurikulum, dan pendidikan pada masa bani Abbasiyah
metode pengajarannya lebih menekankan dibagi 2 tahap, yaitu: Tahap pertama (awal
pada metode hapalan, catatan harian dan abad ke-7 M sampai dengan ke-10 M) per-
memoranda belum membudaya, dan kembangan secara alamiah disebut juga
hapalan merupakan sumber yang dapat sebagai sistem pendidikan khas Arabia.
dipercaya, yang didominasi oleh ahli Hadis Tahap kedua (abad ke 11) kegiatan pen-
dan para penyair. didikan dan pengajaran diatur oleh peme-
rintah dan pada masa ini sudah di-
SISTEM PENDIDIKAN pengaruhi unsur non-Arab.28
Berbicara mengenai sistem pendi- Umat Islam masa Bani Abbasiyah
dikan Islam Dinasti Abbasyiyah berdasar- dalam sejarahnya memperlihatkan ten-
kan kriteria materi yang diajarkan pada
tempat penyelenggaraannya menurut
26 Hanun Asrahah, Sejarah…, hlm. 46.
George Makdisi terbagi menjadi dua tipe, 27 Charles Michael Stanton, Higher Learning
yaitu; institusi pendidikan inklusif (ter- in Islam: the Classical Period AD, 700-1300 (Mary
buka) terhadap pengetahuan umum dan land, Rowman, and little field Inc., 1990), hlm. 122
sebagaimana dikutip Lailial Muhtifah, Sejarah
Sosial Pendidikan Islam; Konsep Dasar Pendidikan
Multikultural di Institusi Pendidikan Islam Zaman
al-Ma’mun (813-833 M), Jakarta: Kencana, 2008,
25 Ibn Sina dalam bukunya Risalah al- hlm. 27
Siyasah pada bab manajemen pendidikan anak, 28 Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam Atas

berbicara tentang tongkat sebagai bagian penting Dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis Abad
dari seni mengajar yang mesti dimiliki pendidik. Keemasan Islam, (Surabaya: Risalah Gusti. 1996),
Lihat Philip K. Hitti, History of the Arab…, hlm. 513. hlm: 78-97.
104 | Pendidikan Pada Masa Dinasti Abbasiyah…
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

tang pentingnya pendidikan hal ini dapat karena sangat diperlukan untuk men-
ditelusuri dari beberapa catatan sejarah. jawab pertanyaan-pertanyaan orang-
orang murtad. Sedangkan materi kuri-
KURIKULUM DAN MATERI PENDIDIKAN kulum yang paling populer dan diminati
Kurikulum pada lembaga pendidikan oleh pelajar yaitu ilmu Fikih. Mereka
Islam di masa Abbasiyah pada mulanya tertarik dengan ilmu Fikih karena ingin
berkisar pada bidang studi tertentu. mendapat jabatan-jabatan di pengadilan
Namun, seiring perkembangan sosial dan atau melihat besarnya penghasilan ahli-
kultural, materi kurikulum semakin luas. ahli Fikih. Sehingga mereka harus men-
Perkembangan kehidupan intelektual dan dalami ilmu Fikih. Selain ketiga ilmu di
kehidupan keagamaan dalam Islam mem- atas, ada ilmu Kalam, ilmu Seni Dakwah,
bawa situasi lain bagi kurikulum pendi- dan Filsafat yang juga merupakan materi
dikan Islam. Maka diajarkanlah ilmu-ilmu kurikulum yang penting. Ilmu-ilmu ter-
baru seperti Tafsir, Hadits, Fikih, Tata sebut menjadikan daulah Abbasiyah men-
Bahasa, Sastra, Matematika, Teologi, Fil- jadi terkenal dan mencapai puncak
safat, Astronomi, dan Kedokteran. kejayaannya karena didukung oleh pengu-
Pada masa kejayaan Islam, dalam asa yang cinta akan ilmu pengetahuan.
mata pelajaran bagi kurikulum sekolah Kurikulum yang dikembangkan
tingkat rendah adalah Al-Qur’an dan dalam pendidikan Islam saat itu, yaitu:
agama, membaca, menulis, dan syair.29 pertama, kurikulum pendidikan tingkat
Dalam berbagai kasus ditambahkan dasar yang terdiri dari pelajaran mem-
nahwu, cerita, dan berenang. Dalam kasus- baca, menulis, tata bahasa, hadist, prinsip-
kasus lain dikhususkan untuk membaca prinsip dasar Matematika dan pelajaran
Al-Qur’an dan mengajarkan sebagian syair. Ada juga yang menambahnya
prinsip-prinsip pokok agama. Sedangkan dengan mata pelajaran nahwu dan cerita-
untuk anak-anak amir dan penguasa, cerita. Ada juga kurikulum yang dikem-
kurikulum tingkat rendahnya sedikit ber- bangkan sebatas menghapal Al-Quran dan
beda yaitu ditegaskan pentingnya penga- mengkaji dasar-dasar pokok agama. Insti-
jaran khitabah, ilmu sejarah, cerita perang, tusi Kuttab sebagai pendidikan ting-kat
cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu dasar dengan kurikulum utamanya adalah
pokok seperti Al-Qur’an, syair, dan fikih. al-Quran, keterampilan baca tulis, tata
Kurikulum pendidikan Islam pada bahasa Arab, kisah-kisah para nabi
masa Daulah Abbasiyah didominasi oleh khususnya hadis-hadis nabi Muhammad,
ilmu-ilmu agama khususnya Al-Qur’an dasar-dasar Aritmatika, dan puisi.
sebagai fokus pengajarannya. Selain Al- Berikut sebuah riwayat yang bisa
Qur’an, hadits juga merupakan mata memberikan gambaran tentang kurikulum
pelajaran yang paling penting karena pendidikan pada tingkat dasar pada saat
merupakan sumber agama kedua setelah itu. Al-Mufadhal bin Yazid menceritakan
Al-Qur’an. Mempelajari Hadits banyak bahwa pada suatu hari ia berjumpa se-
diminati oleh para penuntut ilmu, terbukti orang anak-anak laki dari seorang Baduwi.
dengan banyaknya kelas-kelas Hadits. Karena merasa tertarik dengan anak itu,
Selain Hadits, ilmu Tafsir juga kemudian ia bertanya pada ibunya. Ibunya
menjadi salah satu materi kurikulum pen- berkata kepada Yazid: “…apabila ia sudah
didikan Islam yang sangat penting pada berusia lima tahun saya akan menyerah-
masa itu, meskipun secara umum para kannya kepada seorang muaddib (guru),
sahabat melarang untuk menafsirkan Al- yang akan mengajarkannya menghapal
Qur’an. Ilmu Tafsir menjadi sangat penting dan membaca Alquran lalu dia akan
mengajarkannya syair. Dan apabila dia
sudah dewasa, saya akan menyuruh orang
29 Hanun Asrohah, Sejarah…, hlm. 73.
Khairuddin |105
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

mengajarinya naik kuda dan memanggul Sebenarnya pembelajaran di mad-


senjata kemudian dia akan mondar- rasah telah mengarah kepada rasionalitas
mandir di lorong-lorong kampungnya dengan diajarkannya fiqh dengan berbagai
untuk mendengarkan suara orang-orang madzhabnya. Dalam ilmu fiqh pada saat
yang minta pertolongan…” itu telah dikenal ta’wîl dan qiyâs. Ini
Kedua, kurikulum pendidikan tinggi. berbeda dengan masa sebelumnya ketika
Pada fase ini, kurikulum dan materi pela- fiqh masih menyatu dengan hadits yang
jaran adalah dalam rangka memper- cenderung hanya bersumber kepada al-
siapkan diri untuk memperdalam masalah Qur’an Hadits, perkataan sahabat dan
agama, menyiarkan dan mempertahan- tabi’in. Disamping itu, di madrasah telah
kannya. Akan tetapi bukan berarti pada diajarkan ilmu Kalam Asy’ariyah yang
saat itu, yang diajarkan melulu agama, telah menggunakan akal dalam skala yang
karena ilmu yang erat kaitannya dengan terbatas. Namun demikian, rasionalitas
agama seperti Bahasa, Sejarah, Tafsir dan yang dikenal di madrasah pada masa itu
Hadis juga diajarkan.30 Mahmud Yunus tidak dapat memberikan sumbangan yang
mengatakan bahwa kurikulum Madrasah signifikan bagi kemajuan ilmu pengeta-
Nizhamiyah tidak diketahui dengan jelas. huan.32
Namun dapat disimpulkan bahwa materi- Disamping itu, kurikulum madrasah
materi ilmu syari'ah di ajarkan disini juga dipengaruhi oleh politik pemerin-
sedangkan ilmu hikmah (Filsafat) tidak tahan. Di madrasah, pengajaran difokus-
diajarkan. Dari keterangan lain disebutkan kan kepada salah satu madzhab dari Fiqh
bahwa pelajaran di Madrasah Nizhamiyah dalam aliran Sunni. Dengan diajarkannya
berpusat pada Alquran (membaca, meng- Fiqh beraliran Sunni, madrasah telah
hapal, dan menulis), Sastra Arab sejarah menjadi sarana sebagai benteng per-
nabi Muhammad SAW dan berhitung tahanan bagi semakin berkembangnya
dengan menitik beratkan pada Mazhab ajaran Sunni. Perlawanan terhadap Syi’ah
Syafi'i dan sistem Teologi Asy'ariyah.31 semakin kentara ketika madrasah juga
Berdasarkan keterangan di atas, menekankan pentingnya pengajaran
dapatlah diketahui bahwa madrasah hadits. Hadits yang dipilih adalah hadits-
Nizhamiyah tidak mengajarkan ilmu hadits yang menghidupkan ajaran-ajaran
pengetahuan yang bersifat duniawi, tetapi Sunni sebagai upaya tandingan terhadap
lebih terfokus pada pelajaran ilmu agama aliran Syi’ah yang hanya menerima hadits-
terutama ilmu Fikih. hadits dari ahl al- bait. Dengan materi
Dari kondisi di atas dapat ditegaskan pembelajaran di madrasah yang dipenga-
bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di ruhi oleh aliran keagamaan dan politik
madrasah meliputi: 1) al-ulûm al-naqliyah pemerintahan maka metode pembela-
yang terdiri dari: Tafsir, Qira’at, Hadits jarannya cenderung bersifat doktrinal dan
dan Ushul Fiqh dan 2) yang meliputi ilmu tertutup dengan ciri khas tidak mem-
bahasa dan sastra sebagai dasar untuk berikan ruang kepada murid untuk ber-
memahami alulûm naqliyah. Pembelajaran fikir bebas dan rasional. Secara praktis,
ilmu Nahwu dan Sharaf pada saat itu
dianggap penting karena dipandang seba- 32 Kondisi yang terjadi di madrasah tersebut
gai manhâj untuk memahami ilmu-ilmu merupakan kemunduran bagi perkembangan ilmu
diniyah. pengetahuan di dunia Islam, mengingat pada masa
sebelumnya telah berkembang pola pembelajaran
bebas yang terjadi di masjid. Di masjid para murid
bebas memilih materi pembelajaran dan guru yang
30 Zuhairini, Moh. Kasiran. dkk. Sejarah dikehendakinya. Melalui sistem pendidikan hala-
Pendidikan Islam. (Jakarta: Depag, 1985). hlm. 100. qah, telah memberikan kesempatan kepada murid
31 Mahmud Yunus. Sejarah Pendidkan Islam. untuk belajar dan berdiskusi dengan bimbingan
(Jakarta: PT Hidakarya Agung. 1990), hlm. 46. guru yang berkompeten dibidangnya.
106 | Pendidikan Pada Masa Dinasti Abbasiyah…
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

metode yang dilaksanakan di madrasah yang penuh dengan kejahilan menjadi


adalah iqra’ (ceramah)—seorang guru masyarakat yang bersinar ilmu
menerangkan dan menjelaskan kitab pengetahuan, dari masyarakat yang
karangannya atau karangan orang lain mundur menuju masyarakat yang maju
yang dilengkapi dengan komentar atas dan makmur. Untuk mencapai tujuan
karangan itu—dan metode imla’ (dikte). tersebut maka ilmu-ilmu yang diajar-
kan di Madrasah bukan saja ilmu agama
TUJUAN PENDIDIKAN dan Bahasa Arab, bahkan juga diajarkan
Tujuan pendidikan adalah sasaran ilmu duniawi yang berfaedah untuk
yang akan dicapai dalam sebuah usaha kemajuan masyarakat.
pendidikan, konsep tujuan pendidikan c. Cinta akan ilmu pengetahuan
yang paling sederhana adalah perubahan Masyarakat pada saat itu belajar
yang diinginkan dan diusahakan oleh tidak mengaharapkan apa-apa selain
proses pendidikan, baik pada tingkah laku dari pada memperdalam ilmu pengeta-
individu dan kehidupannya yang meliputi huan. Mereka merantau ke seluruh
aspek individu, sosial dan profesionalis- negeri Islam untuk menuntut ilmu
me.33 Jadi tujuan pendidikan Islam tanpa memperdulikan susah payah
ditujukan agar manusia dapat mengenali, dalam perjalanan yang umumnya di-
mengakui dan melaksanakan secara lakukan dengan berjalan kaki atau
sempurna kedudukan dan peranan mengendarai keledai. Tujuan mereka
idealnya dalam sistem penciptaan. tidak lain untuk memuaskan jiwanya
Tujuan pendidikan pada masa untuk menuntut ilmu.
kekuasaan dinasti Abbasiyah tidaklah ter- d. Tujuan kebendaan
lepas dari tujuan pendidikan Islam secara Pada masa itu mereka menuntut
umum, yaitu yang menjadi hakikat tujuan ilmu supaya mendapatkan penghidup-
pendidikan Islam, namun pada tingkat an yang layak dan pangkat yang tinggi,
turunannya, tujuan pendidikan di tingkat bahkan kalau memungkinkan men-
nasional dan institusional dapat dideskip- dapat kemegahan dan kekuasaan di
sikan sebagaimana yang ada dalam reali- dunia ini, sebagaimana tujuan sebagian
tas masa itu dan pada masa Abbasiyah orang pada masa sekarang ini.34
tujuan pendidikan itu telah bermacam- Secara khusus, madrasah Nizha-
macam karena pengaruh masyarakat pada miyah memiliki tugas pokok tersendiri
masa itu. Tujuan itu dapat disimpulkan yaitu yang sejalan dengan satu atau lebih
sebagai berikut: dari mazhab ahlisunah, dan juga menjadi
a. Tujuan keagamaan dan akhlak tempat-tempat menarik pelajar untuk
Sebagaimana pada masa sebelum- menggunakan waktu mereka sepenuhnya
nya, anak-anak dididik dan diajar mem- dalam belajar. Madrasah Nizhamiyah telah
baca atau menghafal Alquran, ini me- banyak memberikan pengaruh terhadap
rupakan suatu kewajiban dalam agama, masyarakat, baik dibidang politik, eko-
supaya mereka mengikut ajaran agama nomi maupun bidang social keagama-an.
dan berakhlak menurut agama. Dalam bidang ekonomi Madrasah Nizha-
b. Tujuan kemasyarakatan miyah memang dimaksudkan untuk mem-
Para pemuda pada masa itu persiapkan pegawai pemerintah, khusus-
belajar dan menuntut ilmu supaya nya dilapangan hukum dan administrasi di
mereka dapat mengubah dan mem- samping sebagai lembaga untuk mengajar-
perbaiki masyarakat, dari masyarakat kan ilmu syari'ah dalam rangka mengem-
bangkan ajaran sunni.
33 Oemar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani,

Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,


1979), hlm. 398-399. 34 Mamud Yunus, Sejarah…., hlm. 46.
Khairuddin |107
ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Di antara motivasi pendirian Mad- kan pemerintahan, memimpin kantor-


rasah Nizhamiyah adalah pembinaan dan nya khususnya di bidang peradilan dan
penyebaran paham sunni Asy'ary guna manajemen.
menghadapi paham syi'ah yang beberapa
ajarannya cenderung ke Mu'tazilah. Maka PENUTUP
ilmu kalam, terutama Asy'arisme dijarkan Pendidikan Islam mencapai puncak
secara khusus dan intensif. Bagaimanapun kejayaan pada masa Dinasti Abbasiyah,
harus diakui bahwa beberapa pengajar yaitu pada masa pemerintahan Harun al
pada madrasah ini juga dikenal ahli dalam Rasyid. Pendidikan pada masa ini memiliki
ilmu kalam, bahkan penganut asy'arisme, tujuan keagamaan dan akhlak, tujuan
umpamanya Imam Al-Harmain Abdul kemasyarakatan, cinta ilmu pengetahuan
Ma'ali Yusuf Al-Juwaini (w.1084 M/478 H) dan tujuan kebendaan. Kehidupan murid
dan Abdul Hamid Al-Ghazali (w.1111 pada pendidikan tingkat dasar memiliki
M/505 H). ciri-ciri yaitu diharuskannya belajar
Adapun tujuan Pokok Nizam Al-Mulk membaca dan menulis, diajarkan mem-
mendirikan madrasah ini adalah: baca dan menghafalkan al Qur`an, serta
1) Mengkader calon-calon ulama yang hubungan yang baik antara guru dan
menyebarkan pemikiran sunni untuk murid layaknya orang tua dan anak. Pada
menghadapi tantangan pemikiran pendidikan tingkat tinggi kehidupan
syi'ah murid berbeda karena mereka diberi
2) Menyediakan guru-guru sunni yang kebebasan untuk memilih guru yang
cakap untuk mengajarkan mazhab mereka kehendaki dan diberi kebebasan
sunni dan menyebarkannya ke tempat- untuk berpindah dari guru yang satu ke
tempat lain. guru yang lain apabila guru itu dianggap
3) Membentuk kelompok pekerja sunni lebih baik.
untuk berpartisipasi dalam menjalan-

108 | Pendidikan Pada Masa Dinasti Abbasiyah…


ITTIHAD, Vol. II, No.1, Januari – Juni 2018 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

DAFTAR BACAAN
Abdurrahman, Dudung, dkk. Sejarah Peradaban Islam: Masa Klasik Hingga Modern,
Yogyakarta: LESFI, 2003.
Al-Syaibani, Oemar Muhammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1979.
Asrahah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999.
Hitti, Philip K., History of the Arab, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2002.
Karim, M. Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2009.
Muhtifah, Lailial, Sejarah Sosial Pendidikan Islam; Konsep Dasar Pendidikan Multikultural di
Institusi Pendidikan Islam Zaman al-Ma’mun (813-833 M), Jakarta: Kencana, 2008.
Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis Abad
Keemasan Islam, Surabaya: Risalah Gusti. 1996.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1998.
Nizar, Samsul (ed), Sejarah Pendidikan Islam, Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah sampai Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Qardhawi, Yusuf, Meluruskan Sejarah Umat Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Rahmawaty, Rahim, Metode, Sistem, Dan Materi Pendidikan Dasar (Kuttab) Bagi Anak-anak
Pada Masa Awal Daulah Abbasiyah (132 H/750 M-232 H/847 M), Sejarah Sosial
Pendidikan Islam, Jakarta: CV. Kencana, 2005.
Stanton, Charles Michael, Higher Learning in Islam: the Classical Period AD, 700-1300, Mary
land: Rowman and little field Inc., 1990.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidkan Islam. Jakarta: PT Hidakarya Agung. 1990.
Zuhairini, Moh. Kasiran. dkk., Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Depag RI, 1985.

Khairuddin |109

You might also like