Perbandingan Siriraj Skor (SS) Dan Algoritma Gajah Mada (Agm) Kasus Stroke Di Igd Rsud Dr. Soedono Madiun

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

JURNAL EDUNursing, Vol. 4, No.

1, April 2020
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

PERBANDINGAN SIRIRAJ SKOR (SS) DAN ALGORITMA GAJAH MADA (AGM)


KASUS STROKE DI IGD RSUD Dr. SOEDONO MADIUN

Didik Saudin1 , Mukhamad Rajin2, Moch. Yadi Rriswanto3


Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang
1,2

[email protected]
[email protected]
3
Nursing Primer Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun
[email protected]

Abstract

Stroke is a neurological disorder and cerebrovascular disease where the highest mortality rate is in
Indonesia. The purpose of this study is to compare the neurological assessment method for Siriraj
Score (SS) with the Gajah Mada Algorithm (AGM) at the service level in the Emergency Room
(IGD) in order to accelerate further action. The method used in this study is the SPSS T-Test to see
the SS and AGM significance and the correlation test between them using Pearson. The result of SS
has a probability of α = 0.000 or <0.05 means that SS has a strong relationship, while in AGM the
probability value α = 0.000 <0.05 means that it also has a relationship in determining the stroke
diagnosis. The result of the significance level between siriraj and Gajah mada is 0.812> 0.05, which
means that there is no relationship between SS and AGM. The importance of fast and precise
assistance to all stroke patients in order to avoid delays in help avoiding disability and death of the
nurse's skills need to increase knowledge with an easy examination application implemented in the
Emergency Room Service.

Keyword: Stroke, Siriraj Score, Gajah Mada Algorithm.

29
JURNAL EDUNursing, Vol. 4, No. 1, April 2020
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

PENDAHULUAN pada penanganan pasien stroke fase akut. Akan


tetapi belum tersedianya panduan khusus di
Stroke adalah masalah-masalah
lahan praktek dalam melakukan metode
neurologik primer di Amirika Serikat dan di
pengkajian pasien stroke sehingga dapat
dunia meskipun upaya pencegahan telah
diketahui secara dini jenis-jenis stroke; stroke
dilakukan dalam beberapa tahun terakhir stroke
hemoragik atau stroke infark dimana untuk
adalah penyebab kematian tertinggi dan
menentukan diagnosis menunggu dilakukan
berdasarkan data WHO penyakit penyebab
pemeriksaan radiologis CT Scan kepala yang
kematian tertinggi di Indonesia. Penyakit
memerlukan waktu dalam pelaksanaannya.
Cerebrovaskuler merupakan angka kematian
tertinggi di Indonesia, disusul oleh Penyakit Dari uraian diatas maka peneliti
Jantung Koroner dan Diabetes Melitus membandingkan tingkat efisiensi metode
(Riskesdas, 2013). Dari data rekam medis pengkajian neurologis SS dan AGM untuk
RSUD dr. Soedono Madiun diperoleh data menentukan/memprediksi jenis stroke sehingga
diagnosa terbanyak tahun 2014 adalah Gagal dapat membantu perawat dalam memberikan
Ginjal sebanyak 2179 (23%), cerebrovaskuler asuhan keperawatan di pelayanan IGD RSUD
desease sebanyak 2007 kasus (21%) Trauma dr. Soedono Madiun
Kepala 1850 (19%) dan angka diagnosa
METODE PENELITIAN
penyebab kematian tertinggi adalah gangguan
Ginjal 30 %, stroke 29% dan Penyakit jantung Metode yang digunakan dalam
27 %. Dari kasus stroke 65,8 % menyerang usia penelitian ini adalah uji SPSS T-Test untuk
lanjut dan 34,2% terjadi pada usia produktif. melihat signifikasi SS dan AGM signifikansi
α<0,05 dan uji korelasi diantara keduanya
Berdasarkan kasus stroke yang ada
dengan menggunakan Pearson (Nursalam,
maka diperlukan suatu metode pengkajian yang
2013)
komprehensif yang bertujuan untuk
menentukan tindakan yang cepat dan, tepat HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga dapat meminimalkan kecacatan dan
Berdasarkan literatur peneliti mencoba
kematian. Pengkajian merupakan langkah
untuk mengaplikasikan sistem pengkajian
pertama dari proses keperawatan dengan
pasien stroke fase akut dengan SS dan AGM
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien
pada 30 pasien yang dilakukan anamnesa dan
sehingga dapat diketahui masalah keperawatan
berapa dihitung skor nya untuk prediksi jenis
(Hidayat, 2007). Perawat sebagai tenaga
stroke dan dibandingkan dengan hasil CT Scan
kesehatan yang berada dilini depan dalam
kepala yang terlihat dalam tabel 1 berikut :
pelayanan kesehatan diharapkan mampu
menerapkan pengkajian yang efektif dan efisien

30
JURNAL EDUNursing, Vol. 4, No. 1, April 2020
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

Tabel 1: bahwa skor siriraj memiliki hubungan yang


kuat.
Sesuai
dengan CT Tidak
Metode Jumlah Tabel 3
Scan Sesuai
Siriraj 27 3 30
Gajah
Mada 18 12 30
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa
prosentase keakuratan dariSS sebersar 90%
sedangkan AGM keakuratannya sebesar 60% Pada tabel 3 skor AGM didapatkan nilai
dan hasil yang tidak sesuai dengan ct scan probalitas α=0,000 < 0,05 berarti juga memiliki
untuk SS sebesar 10% sedangkan untuk AGM hubungan dalam menentukan diagnose stroke.
sebesar 30%. Dan sensitifitas SS untuk stroke
Tabel 4:
hemoragik sebesar 11 dari 12 kasus stroke
homoragik atau 92% lebih tinggi jika
dibandingkan dengan stroke infark yaitu 16
kasus dari 18 stroke infark atau 89%.
Sedangkan pada AGM untuk stroke hemoragik
sensifitas didapatkan 11 dari 12 kasus atau
sebesar 92% dan untuk stroke infark dengan 7
dari 18 pasien atau sebesar 39 %.
Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil tingkat
Sedangkan untuk melihat efektifitas dari signifikasi diantara siriraj dan Gajah mada
Siriraj skor dan algoritma gajah mada dari sebesar 0,812 > 0,05 berarti tidak ada hubungan
analisa SPSS dengan metode T Test diantara SS dan AGM. dari aplikasi jurnal yang

Tabel 2 peneliti lakukan

Hasil tingkat signifikasi diantara SS


dan AGM sebesar 0,812 > 0,05 berarti tidak
ada hubungan diantara SS dan AGM. dari
aplikasi jurnal yang kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa SS dan AGM tidak
memiliki hubungan tetapi masing-masing
Pada tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa SS
memiliki signifikasi dengan nilai α= 0,000 atau
memiliki probalitas α=0,000 atau < 0,05 berarti
< p= 0,05. Prosentase SS oleh peneliti lebih
efektif untuk mendeteksi stroke hemoragik

31
JURNAL EDUNursing, Vol. 4, No. 1, April 2020
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

92% dari pada stroke infark 89% demikian juga fasilitas tersebut masih terpusat di kota besar
AGM untuk stroke hemoragik sebesar 92% dan dan perlu biaya yang mahal. Penelitian ini
stroke infark sebesar 39%. hal tersebut mencari strategi klinik untuk membedakan
dimungkinkan karena stroke infark bila stroke infark dan stroke hemoragik akut secara
dilakukan Ct Scan pada 3-6 jam onsite belum cepat, aman, murah dan realibel serta valid
terdeteksi atau karena pengaruh dari penyakit yang dinamakan algoritma gajah mada. Metode
lain seperti DM, PJK dsb yang masih perlu penelitian obsevarsional prospektif dengan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel pengambilan consecutive sampling varibel
yang lebih banyak. yang diteliti stroke diagnosis klinis, penurunan
kesadaran, nyeri kepala saat serangan, muntah,
Penelitian ini untuk memvalidasi
riwayat hipertensi, riwayat penyakit jaunting,
penggunaan SS di diagnosis hemoragik akut
riwayat DM, aktifitas fisik, hipertensi saat
dan stroke iskemik akut di Nigeria tenggara.
serangan dan reflek babinski (Rusdi, 1996).
Penelitian ini merupakan penelitian prospektif
pada validitas SSS dalam diagnosis jenis stroke KESIMPULAN
pada Nigeria tenggara. subyek didiagnosis
Berdasarkan hasil analisa peneliti SS
stroke untuk siapa otak komputerisasi
dapat diaplikasikan sebagai alternative
tomografi (CT) scan dilakukan pada masuk
pemeriksaan dalam penegakan diagnosa stroke
direkrut selama masa studi. SS dihitung untuk
fase akut di IGD RSUD dr Soedono Madiun
setiap mata pelajaran, dan diagnosis SS
hal ini dikarenakan keakuratan yang mencapai
dibandingkan dengan diagnosis berdasarkan CT
90% bahkan penilitian yang lain bisa sampai
Scan otak. beberapa SS tidak cukup valid untuk
dengan 97%. Untuk memprediksi stroke
membedakan jenis klinis stroke. Di Negara
hemoragik keakuratan sebesar 92% sedangkan
Nigeria tenggara untuk menjamin Intervensi
untuk stroke infark sebesar 89% adapun
seperti trombolisis pada stroke iskemik akut.
ketidaksesuaian hasil ct scan bisa dikarenakan
Oleh karena itu SS cukup akurat untuk
pada pasien stroke infark dalam waktu kurang
memprediksi pasien stroke hemoragik akan
dari 3-6 jam on site belum terdeteksi oleh CT
tetapi kurang handal untuk stroke iskemik
Scan. sedangkan untuk AGM dengan hasil
(Chukwuonye, 2015).
60% untuk itu mungkin perlu penelitian lebih
Penegakan diagnosa yang cepat dan lanjut dengan jumlah sampel lebih banyak
tepat pada pasien stroke menentukan untuk bisa diaplikasikan secara aman dan
manajemen stroke yang rasional sesuai dengan efektif.
jenis stroke sedangkan pemeriksaan penunjang
Gold standart untuk mendiagnosa stroke adalah
pemeriksaan Ct Scan kepala. akan tetapi

32
JURNAL EDUNursing, Vol. 4, No. 1, April 2020
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

DAFTAR PUSTAKA

Riskesdas (2013). Departemen Kesehatan


Republik Indonesia., Jakarta

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian


Ilmu Keperawatan. edisi ke
3.Salemba Medika. Jakarta.
Rusdi Lamsudin (1996), Berkala Ilmu
Kedokteran Vol 28 : Algoritma
Stroke Gajah Mada; Penyusunan dan
validasi untuk membedakan stroke
infark dan perdarahan intra cerebral

Chukwuonye Innocent Ijezie (2015), Validation


of siriraj stroke score in southeast
nigeria, International Journal of
General Medicine diakses dari
pubmed

Hidayat, A.A. (2007), Metode Penelitian


Keperawatan dan teknik Analisa
Data,. Penerbit Salemba medika

33

You might also like