ID Interaksi Tropik Jenis Serangga Di Atas
ID Interaksi Tropik Jenis Serangga Di Atas
ID Interaksi Tropik Jenis Serangga Di Atas
2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (503) :1250 - 1258,
Interaksi Tropik Jenis Serangga di atas Permukaan Tanah (Yellow Trap) dan pada Permukaan Tanah
(Pitfall Trap) pada Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.) di Lapangan
Tropic interaction of insect on soil surface (Yellow Trap) and to above soil surface (Pitfall Trap) on
Tamarillo (Solanum betaceum Cav.) in the field
ABSTRACT
Tropic interaction of insect on soil surface and above soil surface on tamarillo (Solanum betaceum
Cav.) in the field. The aim of the research were to knew interaction of insect on soil surface and
above soil surface on tamarillo in the field and determined kinds of natural enemies and important
pests. The research was conducted at Marubun Village Purba Subdistrict Simalungun Regency and
Pest Laboratory Faculty of Agriculture University of Sumatera Utara Medan from November 2014
to January 2015. The traps used. were yellow trap and pitfal trap. The result showed that there were
1.544 insects caught in yellow trap (10 ordos and 35 families) and 187 insects caught in pitfall trap
8 ordos and 18 families. The highest relative density of insects in yellow trap was 57.44% and the
lowest valve was 0.13%. Where as, the highest relative density of pitfall trap was 39.57% and the
lowest valve was 0.53%. Biodiversity a index of Shanon-:HLQHU +¶ RI \HOORZ WUDS ZDV
(medium) and the valve of biodiversity index of pitfall trap was 1.85 (medium).
ABSTRAK
Interaksi tropik jenis serangga di atas permukaan tanah (Yellow Trap) dan pada permukaan tanah
(Pitfall Trap) pada tanaman terung belanda(Solanum betaceum Cav.) di lapangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui interaksi tropik jenis serangga yang terdapat di atas permukaan tanah
dan pada permukaan tanah pada tanaman terung belanda dan untuk mengetahui hama penting dan
musuh alami pada tanaman terung belanda. Penelitian dilaksanakan di Desa Marubun Kecamatan
Purba Kabupaten Simalungun dan di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan. Penelitian ini berlangsung dari bulan November 2014 sampai dengan januari 2015.
Perangkap serangga yang digunakan yellow trap dan pitfall trap. Hasil penelitian menunjukan
serangga yang tertangkap pada yellow trap terdiri dari 10 ordo dan 35 famili dengan total populasi
serangga yaitu 1.544 serangga sedangkan pada pitfall trap terdiri dari 8 ordo dan 18 famili dengan
total populasi serangga yaitu 187 serangga. Pada perlakuan yellow trap nilai kerapatan relatif
tertinggi sebesar 57,44% dan terendah sebesar 0,13%. Pada perlakuan pitfall trap nilai kerapatan
relatif tertinggi sebesar 39,57% dan terendah sebesar 0,53%. Nilai indeks keanekaragaman serangga
Shanon-:HLQHU +¶ SDGD SHUODNXDQ yellow trap sebesar 1,76 (sedang) dan perlakuan pitfall trap
sebesar 1,85 (sedang).
1250
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (503) :1250 - 1258,
1251
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (503) :1250 - 1258,
populasi serangga hama. Curah hujan dapat menangkap serangga yang ada di
berpengaruh pada serangga, apabila hujan permukaan tanah sekitar tanaman.
besar serangga hama banyak yang mati Dari perangkap yang digunakan
sehingga dapat berpengaruh terutama pada jumlah serangga yang paling banyak
pertumbuhan dan keaktifan serangga. Angin tertangkap adalah dengan menggunakan
mempengaruhi metabolisme serangga perangkap kuning (yellow trap). Hal ini
mobilitas serangga kecil dipengaruhi oleh disebabkan karena serangga yang ada di areal
angin. Sedangkan pada faktor makanan sangat pertanaman terung belanda adalah serangga
penting bagi kehidupan serangga hama. yang aktif dari pagi hingga sore hari.
Keberadaan faktor makanan akan dipengaruhi Sedangkan pada perangkap jatuh (pitfall
oleh suhu, kelembaban, curah hujan dan trap) yang dilakukan hanya sedikit jumlah
tindakan manusia. Faktor makanan serangga yang dapat tertangkap.
dapat digunakan untuk menekan banyaknya Hasil penelitian pada Tabel 4
populasi serangga hama pada suatu tanaman menunjukkan bahwa selama pengamatan
yang merupakan makanan serangga hama. jumlah serangga yang tertangkap pada
Faktor biologi adalah parasitoid, predator dan perlakuan yellow trap adalah 10 ordo dan 35
entomopatogen. Komponen tersebut dapat famili dengan total serangga yaitu 1.544 ekor.
berpengaruh terhadap populasi serangga hama Dari hasil pengamatan jumlah serangga yang
karena semakin tinggi faktor biologi tersebut banyak tertangkap yaitu pada ordo Diptera
maka akan semakin menurun ledakan dibanding ordo lainnya. Borror (1992)
serangga hama. menyatahkan bahwa Diptera menyusun salah
Hasil penelitian pada Tabel 3 satu dari ordo terbesar dari serangga dan
menunjukkan banyaknya interaksi tropik anggotannya secara individual dan jenisnya
serangga merupakan bagian dari organisme sangat banyak dan hampir dimana-mana.
dekomposer yang berperan penting dalam Hasil penelitian menunjukan bahwa
menentukan laju dekomposisi tanaman. nilai kerapatan mutlak (KM) tertinggi terdapat
Menurut Sugiyarto (2001) fauna tanah pada ordo Diptera dengan famili
(cacing tanah) juga mengeluarkan enzim- Cecidomyiidae dengan total serangga yaitu
enzim yang dapat menstimuli aktifitas 887 ekor diikuti dengan nilai kerapatan relatif
mikroba dekomposer. Aktifitas tanah juga (KR) yaitu 57,44%. Nilai kerapatan mutlak
diketahui dapat memperbaiki sifat fisik tanah (KM) terendah terdapat pada ordo Coleoptera
misalnya meningkatkan infiltrasi, aerasi serta famili Chrysomelidae (genus Sagra), ordo
agregasi tanah. Hemiptera famili Alydidae (spesies
Leptocorisa acuta), ordo Dermaptera famili
Keragaman serangga yang tertangkap Forficulidae (genus Forficula), ordo
pada tanaman terung belanda pada Neuroptera famili Chrysopoidae (genus
perlakuan di atas permukaan tanah (yellow Chrysopa), ordo Orthoptera famili
trap) dan keragaman serangga yang Tettigonidae (genus Tettigoniela) masing-
tertangkap pada tanaman terung belanda masing dengan total serangga 2 ekor dengan
pada perlakuan permukaan tanah (pitfall nilai kerapatan relatif (KR) yaitu 0,13%.
trap) Besarnya nilai KM menunjukan banyaknya
jumlah dan jenis serangga yang terdapat
Hasil pengamatan serangga yang dalam habitat. Semakin banyak jumlah dan
tertangkap pada setiap pengamatan pada jenis serangga yang tertangkap maka akan
pertanaman terung belanda dilakukan dengan semakin besar nilai KRnya. Menurut Suin
beberapa cara yaitu : (2002) besarnya nilai KM menunjukan
1. Perangkap kuning (yellow trap) yaitu banyaknya jumlah populasi serangga yang
perangkap yang digunakan diatas terdapat dalam suatu habitat.
permukaan tanah. Sedangkan nilai frekuensi mutlak
2. Perangkap jatuh (pitfall trap) yaitu (FM) yang tertinggi terdapat pada serangga
perangkap yang digunakan untuk dengan ordo Coleoptera famili Coccinellidae
1253
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (503) :1250 - 1258,
(genus Chilocorus), Ordo Hemiptera famili (spesies Bactrocera papayae), ordo Diptera,
Aleyroidae (spesies Bemisia tabaci), ordo famili Cecidomyiidae, ordo Diptera, famili
Hemiptera famili Fulgoridae (genus Tipulidae, ordo Diptera dengan famili
Sogatella), ordo Hymenoptera, famili Tachinidae yaitu masing-masing 4 dengan
Braconidae, ordo Hymenoptera nilai frekuensi relatif tertinggi (FR) yaitu
famili Formicidae (spesies 4,082%. Sebaliknya frekuensi mutlak (FM)
Odontoponera denticulata, ordo terendah terdapat pada ordo Hemiptera,
Hymenoptera famili Halticidae (genus famili Alydidae (genus Leptocorisa acuta),
Halictus, ordo Diptera famili Tephritidae ordo Dermaptera, famili Forficulidae (genus
Tabel 4. Keragaman serangga yang tertangkap pada tanaman terung belanda pada perlakuan di atas
permukaan tanah (yellow trap)
Pengamatan KR
Ordo Famili KM FM FR(%) Pi ln pi H`
I II III IV (%)
Coleoptera Coccinellidae 3 3 1 4 11 0.712 4 4.082 0.007 -4.944 0.035
Tenebrionidae 1 2 0 2 5 0.324 3 3.061 0.003 -5.733 0.019
Chrysomelidae 1 0 0 1 2 0.130 2 2.041 0.001 -6.649 0.009
Scarabaidae 1 2 1 0 4 0.259 3 3.061 0.003 -5.956 0.015
Aphelinidae 0 1 1 2 4 0.259 3 3.061 0.003 -5.956 0.015
Hemiptera Aleyroidae 28 13 17 3 61 3.951 4 4.082 0.040 -3.231 0.128
Pyrrhocoridae 0 1 3 0 4 0.259 2 2.041 0.003 -5.956 0.015
Alydedae 0 2 0 0 2 0.130 1 1.020 0.001 -6.649 0.009
Fulgoridae 6 5 5 4 20 1.295 4 4.082 0.013 -4.346 0.056
Hymenoptera Braconidae 3 3 1 3 10 0.648 4 4.082 0.006 -5.040 0.033
Ottidae 0 3 2 0 5 0.324 2 2.041 0.003 -5.733 0.019
Formicidae 5 3 2 4 14 0.907 4 4.082 0.009 -4.703 0.043
Halictidae 1 9 12 9 31 2.008 4 4.082 0.020 -3.908 0.078
Pteromalidae 2 1 3 0 6 0.389 3 3.061 0.004 -5.550 0.022
Vespidae 3 4 0 2 9 0.583 3 3.061 0.006 -5.145 0.030
Ichneumonidae 3 1 2 0 6 0.389 3 3.061 0.004 -5.550 0.022
Lepidoptera Noctuidae 6 0 1 0 7 0.453 2 2.041 0.005 -5.396 0.024
Dermaptera Forficulidae 2 0 0 0 2 0.130 1 1.020 0.001 -6.649 0.009
Blatodea Blattellidae 8 1 0 5 14 0.907 3 3.061 0.009 -4.703 0.043
Isoptera Rinotermitidae 0 4 0 2 6 0.389 2 2.041 0.004 -5.550 0.022
Neuroptera Chrysopoidae 1 1 0 0 2 0.130 2 2.041 0.001 -6.649 0.009
Orthoptera Tettiginidae 1 1 0 0 2 0.130 2 2.041 0.001 -6.649 0.009
Diptera Tephridae 66 55 32 92 245 15.868 4 4.082 0.159 -1.841 0.292
Syrptidae 3 3 2 0 8 0.518 3 3.061 0.005 -5.263 0.027
Muscidae 8 19 0 0 27 1.749 2 2.041 0.017 -4.046 0.071
Cecidomyiidae 306 238 137 206 887 57.448 4 4.082 0.574 -0.554 0.318
Agromyzidae 7 4 5 0 16 1.036 3 3.061 0.010 -4.570 0.047
Tepritidae 2 0 1 1 4 0.259 3 3.061 0.003 -5.956 0.015
Tipulidae 1 1 1 1 4 0.259 4 4.082 0.003 -5.956 0.015
Tachinidae 25 3 18 17 63 4.080 4 4.082 0.041 -3.199 0.131
1254
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (503) :1250 - 1258,
Hasil penelitian yang di dapat pada lainnya. Suputa (2006) ordo Orthoptera
Tabel 5 menunjukkan bahwa selama berjumlah lebih kurang 4000 spesies dan
pengamatan jumlah serangga yang tertangkap dikelompokkan dalam 5 genus. Jumlah
pada perlakuan yellow trap adalah 8 ordo dan tersebut termasuk terbesar diantara ordo
18 famili dengan total serangga yaitu 187 Diptera yang secara ekonomis penting
ekor. Hasil ini menunjukkan ordo Orthoptera tersebut.
lebih banyak tertangkap dari pada ordo
1255
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (503) :1250 - 1258,
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kerapatan relatif (KR) yaitu 0,53%.
nilai kerapatan mutlak (KM) tertinggi terdapat Besarnya nilai KM menunjukan banyaknya
pada ordo Orthoptera famili Gryllidae (genus jumlah dan jenis serangga yang terdapat
Gryllus) dengan total serangga yaitu 74 ekor dalam habitat. Semakin banyak jumlah
dengan nilai kerapatan relatif (KR) yaitu dan jenis serangga yang tertangkap maka
39,57% sedangkan yang terendah pada nilai akan semakin besar nilai KRnya. Menurut
kerapatan mutlak (KM) terdapat pada ordo Pielou (1994) menyatakan bahwa di dalam
Orthoptera famili Gryllotalpidae (genus teori kompetisi dimana kompetisi yang tinggi
Gryllotalpa), ordo Isoptera famili di dalam relung yang sempit akan
Rhinotermetidae (genus Coptotermes), ordo menghasilkan lebih banyak jenis yang dapat
Hymenoptera famili Formicida memasuki habitat. Sedangkan dengan nilai
(Odontoponera denticulata), ordo Diptera frekuensi mutlak (FM) yang tertinggi
dengan famili Tachinidae dengan total pada ordo Orthoptera famili Gryllidae dengan
populasi serangga yaitu 1 serangga dengan
genus Gryllus, ordo Blattodea dengan famili dimana kompetisi yang tinggi di dalam relung
Blattellidae dengan genus Blatella yaitu 4 yang sempit akan menghasilkan lebih banyak
dengan nilai frekuensi relatif tertinggi (FR) jenis yang dapat memasuki habitat.
yaitu 10,52% dan yang terendah nilai Hasil perhitungan indeks
frekuensi mutlak (FM) yaitu pada ordo keanekaragaman serangga didapat nilai H' =
Isoptera famili Rhinotermetidae (genus 1.850 yang berarti kondisi lingkungan sedang.
Coptotermes), ordo Hymenoptera famili
Untung (1996) menyatakan bahwa keadaan
Formicidae (spesies Odontoponera
denticulata), ordo Lepidoptera famili agro-ekosistem sedang dan selalu berubah
Papillionidae (genus Popilia) yaitu 1 dengan karena tindakan manusia mengolah lahan
nilai frekuensi relatif (FR) yaitu 2,63%. Hal yang kurang baik sehingga dapat terjadi
ini disebabkan terjadinya sebuah kompetisi peningkatan populasi hama.
Tabel 6. Status fungsi serangga dalam perlakuan yellow trap dan pitfall trap
Serangga Merugikan Predator Parasitoid Serangga Berguna
1256
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3. No.4, September 2015. (503) :1250 - 1258,
4. Hemiptera 4. Neuroptera
a. Aleyrodidae a. Chrysopidae
b. Pentatomidae
c. Pyrrhocoridae
d. Alydidae
e. Pteromalidae
f. Pyrrhocoridae
5. Homoptera 5. Isoptera
a. Cicadellidae a. Rinotermetidae
6. Coleoptera
a. Scarabidae
7. Blatodea
a. Blaberidae
8. Dermaptera
a.Forficulidae
http/// www. agribisnis. deptan go.id.(23 Tanah dan Pertumbhan Kacang Hijau.
Februari 2015). Jurnal Biodiversitas. FMIPA UNS
Kalshoven LGE. 1981. Pest Of Crops In Surakarta Vol 1 No 1 Hal 25-29.
Indonesia. PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve. Suin MI. 2002. Metoda Ekologi. Universitas
Jakarta. Andalas. Sumatera Barat.
Krebs. 1978. Ecology. The Experimental Sunarno. 2009. Pengendalian Hayati (Biologi
Analysis of Distribution and Abudance. control) Sebagai Salah Satu Komponen
Third Edition. Harper and Row Publisher, Pengendalian Hama Terpadu. Jurnal
New York. Pengendalian Hayati. Halamahera utara.
Michael P. 1995. Metode Ekologi Untuk Sunaryono H dan Rismunandar. 1981.
Penyelidikan Tanaman Lapangan dan Produksi hortikultura II. Penerbit CV
Laboratorium. Terjemahan Yanti R. Sinar Baru Bandung. 154 Hlm.
Koester. UI Press. Jakarta. Suputa P. 2006. Taksonomi dan Biokologi
Nenet S, Sumeno dan Sudarjat. 2005. Ilmu Lalat Buah Penting. Departemen of
Hama Tumbuhan. Universitas Padjajaran. Agricultur. Fish eries of Australia.
Bandung. Untung K. 1996. Pengantar Pengelolaan
Noviar. 2007. Serangga dan Pengendaliannya Hama Terpadu. Universitas Gadjah Mada
Kanisius. Yogyakarta. Press, Yogyakarta.
Risza. 1994. Kelapa Sawit. Kanisius, Pielou J.M. 1999. Insect Conservation
Yogyakarta Biology. New York: Chapman & Hall.
Sugiyarto. 2001. Aplikasi Bahan Organik
Tanaman Terhadap Komunitas Fauna
1258