Kajian Psikolinguistik Terhadap Gangguan Mekanisme Berbicara (Studi Kasus Raisya Dan Athaya)
Kajian Psikolinguistik Terhadap Gangguan Mekanisme Berbicara (Studi Kasus Raisya Dan Athaya)
Kajian Psikolinguistik Terhadap Gangguan Mekanisme Berbicara (Studi Kasus Raisya Dan Athaya)
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH:
TIARA JANELLA
F1012151069
ARTIKEL PENELITIAN
TIARA JANELLA
F1012151069
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Abstract
This study aims to find out the forms of receptive and expressive (productive)
disorders on the lisp children, Raisya and Athaya. This is also to describe a
descriptive text and lesson plan model discussing vocabulary as the research
implication on the Indonesian language instruction for the 1st-grade of elementary
school students in semester 2, 2013 curriculum. This is a case study using a
descriptive qualitative approach. The data in the research was collected through
Simak Libat Cakap, Pancing, Cakap Semuka, recording, and note-taking
techniques. The data analysis methods used were referential pairing and
articulatory phonetic pairing. The analysis was presented using formal and
informal methods. Based on the analysis, Raisya and Athaya suffered the receptive
language disorder in the form of sensory perception (symbol identification) and
visual (pictures), whereas the auditory is normal. Afterward, expressive disorder
suffered was in the phonetic area. While vocal and diphthong are in the normal
state, consonants are the area that often encounters replacement and removal.
Meanwhile, the sound additions and inconsistencies were not found in their
utterances.
Keywords: Language Disorder, Psycholinguistics, Phonology.
1
Alasan peneliti tertarik untuk Penelitian ini membahas tentang tahap-tahap
menyelidiki gangguan berbicara pada anak pemerolehan bahasa yang terdiri atas: tahap
penderita Cadel pada studi kasus Raisya dan perkembangan prasekolah, dan tahap
Athaya karena penelitian mengenai gangguan perkembangan kombinator. Tahap
berbicara khususnya pada anak penderita perkembangan prasekolah meliputi: tahap
Cadel belum pernah dilakukan di Fakultas meraba, tahap holofrastik, tahap kalimat dua
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas kata,tahap perkembangan, tata bahasa dan
Tanjungpura. Kebanyakan penelitian tahap kombinasi penuh.Fauzi juga membahas
gangguan berbahasa dilakukan dengan subjek perkembangan bahasa dan perkembangan
pada kelainan fungsi otak dan kelainan alat- kognitif.
alat bicara. Pada penelitian ini penulis Adapun persamaan peneliti ini dengan
memfokuskan pada bentuk gangguan penelitian dahulu adalah peneliti memiliki
mekanisme berbicara pada anak penderita objek kajian yang sama secara luas, yaitu
cadel. gangguan berbahasa dan hubungan dengan
Ada beberapa penelitian yang telah keterlambatan berbicara. Sedangkan
ditulis terkait dengan penelitian yang penulis perbedannya yaitu peneliti fokus pada
lakukan ini. Diantaranya adalah Murnianti gangguan berbahasa pada anak penderita
gangguan perkembangan yang paling sering cadel.
ditemukan pada anak. (2015) Fakultas Ilmu Berdasarkan latar belakang tersebut
Budaya Universitas Andalas melakukan peneliti memilih fokus penelitian pada pada
penelitian tentang “Gangguan Berbahasa gangguan reseptif simbol, gambar, dan suara
Pada Anak Penderita Gangguan Pemusatan pada studi kasus dan gangguan ekspresif
Perhatian (Attention Deficit Disorder /Add) dalam gangguan fonologis. Tujuan peneliti
Studi Kasus Pada Ichsan Muhammad ini adalah: 1.mendeskrispikan bentuk
Akbar”. Penelitian ini membahas tentang gangguan reseptif simbol, gambar, dan suara
Gangguan Pemusatan Perhatian pada anak pada Raisya dan Athaya, 2. mendeskripsikan
yaitu ketidakmampuannya untuk bentuk gangguan ekspresif (produktif) dalam
memusatkan perhatian pada situasi yang gangguan fonologis pada Raisya dan Athaya,
sedang dihadapinya. Kesulitan anak ADD 3. mendeskripsikan bentuk teks deskripsi dan
dalam memusatkan perhatian nantinya akan Model RPP tentang kosa kata sebagai
berdampak pada beberapa sendi implikasi penelitian terhadap Pembelajaran
kehidupannya,antara lain dalam proses Bahasa Indonesia kurikulum 2013 kelas 1 SD
pembelajaran dan sosialisasinya. Mereka semester 2.
mengalami kesulitan dalam membaca dan Penelitian ini mempunyai dua manfaat
menulis. yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
Selain penelitian Murniati, pelatihan lain 1.) Manfaat Teoretis, penelitian ini akan
dilakukan dalam skripsi Wenty Anggraini membantu perkembangan ilmu pengetahuan,
(2011) Jurusan Psikologi Universitas Negeri menambah literatur, dan memperkuat teori
Semarang melakukan penelitian tentang dalam bidang psikolinguistik, khususnya
“Keterlambatan Bicara (Speech Delay) pada mengenai Gangguan Mekanisme Berbicara
Anak (Studi Kasus Anak Usia 5 Tahun)”. Terhadap Penderita Cadel. Secara teoritis
Penelitian ini membahas tentang masalah penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu
keterlambatan bicara pada anak merupakan media untuk menambah pengetahuan
masalah yang cukup serius yang harus segera mengenai gangguan mekanisme berbicara
ditangani karena merupakan salah satu pada penderita cadel tinjuan psikolingustik.
penyebab 2) Manfaat Praktis penelitian ini yaitu: a).
Penelitian lain juga dilakukan oleh Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu
Ahmad Fauzi (2000) melakukan penelitian pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi
tentang “Pemerolehan Bahasa Anak-Anak peneliti tentang kebahasaan, khususnya
Usia 0-5 Tahun: Analisis Psikolinguistik”. mengenai Gangguan Mekanisme Berbicara
2
Anak Penderita Cadel (Raisya dan Athaya ) dalam gambaran mental yang bermakna atau
Tinjauan Psikolingustik. b) Hasil penelitian pola pikiran, dimana dipahami dan
gangguan mekanisme berbicara anak dipergunakan oleh penerima. Keterampilan
penderita cadel ini secara praktis dapat berbahasa jenis reseptif tampak banyak
digunakan sebagai sumbangan pemikiran mendukung pemerolehan bahasa jenis
kepada masyarakat untuk dapat menafsirkan ekspresif di dalam pemerolehan informasi
atau memahami bagaimana hal-hal yang atau pembelajaran suatu bahasa. Begitu pun
menyebabkan cadel pada seseorang. c) Hasil dalam peristiwa komunikasi sering kali dua
penelitian ini dapat dijadikan sumber acuan jenis keterampilan berbahasa ini digunakan
referensi untuk penelitian dibidang lingustik secara bersama-sama guna mencapai tujuan
dan sebagai bahan pembelajaran dibidang komunikasi. 4)Kemampuan Bahasa Ekspresif
psikolingustik pada perguruan tinggi. Adapun (Produktif) adalah penggunaan kata-kata dan
teks deskripsi dan model RPP dapat di bahasa secara verbal untuk
implikasikan melalui Pembelajaran Bahasa mengkomunikasikan konsep atau pikiran.
Indonesia Kurikulum 2013 Sekolah Dasar Bahasa ekspresif diartikan sebagai
kelas I Semester Genap melalui KD 3.6 kemampuan anak dalam menggunakan
Menguraikan kosakata tentang berbagai jenis bahasa baik secara verbal, tulisan, dan
benda di lingkungan sekitar melalui teks simbol.
pendek (berupa gambar, slogan sederhana,
tulisan dan syair lagu) atau eksplorasi METODE PENELITIAN
lingkungan, dan 4.6 Menggunakan kosakata Penelitian ini adalah penelitian lapangan
bahasa Indonesia dengan ejaan yang tepat merupakan studi kasus pada anak penderita
dan dibantu dengan bahasa daerah mengenai cadel. Pendekatan yang digunakan dalam
berbagai jenis benda di lingkungan sekitar penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dalam teks tulis sederhana. dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut
Ruang lingkup penelitian ini yaitu Bungin (2003), kegiatan penelitian kualitatif
mengamati gangguan berbahasa pada anak dapat dilakukan dalam beberapa jenis studi,
penderita cadel dalam proses bahasa reseptif di antaranya : (1) studi etnografi, (2) studi
dan ekspresif (produktif), yang pada dasarnya grounded, (3) studi life history, (4) observasi
melibatkan aspek linguistik dan partisipan, dan (5) studi kasus. Dalam
nonlinguistik. Aspek linguistik meliputi melakukan kegiatan penelitian ini, peneliti
semantik, morfologi, sintaksis dan fonologi. menggunakan jenisstudi kasus. Studi kasus
Sedangkan aspek nonlinguistik meliputi pola adalah sebuah penentuan terhadap penelitian
ujaran seseorang, unsur supra segmental, yang mengedepankan proses wawancara
jarak dan gerak-gerik tubuh dan rabaan. dengan menggunakan pertanyaan terkait.
Penjelasan istilah dalam penelitian ini Metode penggunaan ini lebih dekat pada
yaitu, 1) Gangguan mekanisme berbicara jenis penelitian deskriptif dengan analisa
adalah suatu proses produksi ucapan berupa metode penelitian kualitatif. Studi
(perkataan) oleh kegiatan terpadu dari pita kasus dapat mengantar seorang peneliti
suara, lidah, otot-otot yang membentuk memasuki unit-unit sosial terkecil, seperti
rongga mulut serta kerongkongan, dan paru- perhimpunan, kelompok, keluarga, dan
paru. 2) Cadel atau pelo merupakan berbagai bentuk unit sosial lainnya.
ketidakmampuan seseorang untuk Peneliti mengambil dua orang subjek
mengucapkan suatu huruf, sehingga akan penelitian. Subjek tersebut adalah penderitan
mengucapkan suatu huruf menjadi huruf gangguan cadel yaitu Raisya Zhafira
lainnya (yang paling umum adalah Aqilatunnisa dan Muhammad Athaya.
mengucapkan ‘R’ menjadi huruf ‘Y’). 3) Menurut Sudaryanto (1993), data selalu
Bahasa Reseptif adalah Kemampuan pikiran bersifat linear karena dia merupakan wujud
manusia untuk mendengarkan bahasa bicara konkret bahasa. Data adalah objek plus
dari orang lain dan menguraikan hal tersebut segmen atau plus potongan atau unsur
3
sisanya. Oleh karena itu, yang menjadi data peneliti pada saat perbincangan berlangsung
penelitian ini adalah gangguan berbahasa yang diperlukan sebagai data. Perekaman
pada anak penderita cadel dalam bentuk dilakukan dengan menggunakan alat perekam
gangguan reseptif dan gangguan ekspresif suara. 3) Teknik Catat adalah untuk
(produktif) berupa kata-kata dan kalimat menghindari kemungkinan hilangnya data
yang di tuturkan oleh subjek. Gangguan tersebut apabila terjadi kesalahan teknis dari
reseptif berupa gangguan pada simbol-simbol alat rekam tersebut. Pencatatan data pada
dalam bentuk berurut, gangguan reseptif pada kartu data dilakukan terutama saat calon data
visual (gambar) dan gangguan reseptif pada muncul dalam ujaran yang terjadi secara
auditorik (suara). Sedangkan gangguan spontan.
ekspresif (produktif) berupa gangguan Dalam menganalisis data, diuraikan
fonologis dalam bentuk kata-kata dalam bentuk-bentuk kesalahan fonologis yaitu
beberapa kalimat yang dituturkan oleh subjek gangguan berbahasa pada anak cadel. Bentuk
yang menunjukkan bahwa terdapat bentuk- tersebut terdiri dari penggantian,
bentuk fonologis yang terganggu. Bentuk- penghilangan, penambahan, dan
bentuk fonologis tersebut dinyatakan ketidakteraturan. Dari bentuk-bentuk tersebut
terganggu jika terdapat perbedaan dengan akan didapatkan fonem-fonem yang mampu
bentuk fonologis dalam kata-kata yang dan belum mampu diproduksi oleh subjek
diucapkan oleh anak seusia subjek. Penelitian berdasarkan standar fonem yang ditemukan
studi kasus gangguan berbahasa pada subjek Darjowidjojo (2000 : 101-105). Metode yang
Raisya dan Athaya dilaksanakan pada subjek digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk
berumur 5 tahun. Waktu penelitian yaitu pada gangguan fonologis pada subjek adalah
bulan April sampai Mei 2019. metode padan fonetis artikulatoris
Penelitian dilaksanakan di rumah subjek (Sudaryanto 1990 :76) adalah metode yang
dalam melakukan tuturan. Dalam penelitian dipakai untuk mengkaji atau menentukan
ini peneliti mengambil lokasi di kediaman identitas satuan lingual penentu dengan
Raisya di Jalan. Nyi Ageng Serang Gg memakai alat penentu yang berada di luar
Tengkawang 4 No 12 Kota Pontianak Timur. bahasa, terlepas dari bahasa, tidak menjadi
Penelitian ini menggunakan data lisan. bagian dari bahasa tersebut. Berdasarkan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan tahap penggunaannya, teknik dalam metode
data adalah metode simak dan metode cakap. padan dibedakan menjadi dua, yaitu teknik
Menurut Sudaryanto (1988: 2) metode simak dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar harus
adalah sebuah metode yang dilakukan dengan dilaksanakan terlebih dahulu sebelum teknik
menyimak penggunaan bahasa. Metode lanjutan. Teknik dasar yang dimaksud
cakap adalah metode berupa percakapan dan disebut teknik pilah unsur penentu (teknik
terjadi kontak antara penulis selaku peneliti PUP) yang alatnya berupa daya pilah yang
dengan penutur selaku narasumber. Dengan bersifat mental yang dimiliki oleh
demikian, peneliti melakukan penyimakan penelitinya. Teknik PilahUnsur Penentu
dan percakapan dalam penggunaan bahasa (PUP) yang alatnya berupa daya pilah yang
anak yang mengalami gangguan berbahasa. bersifat mental yangdimiliki oleh peneliti.
Adapun teknik yang digunakan dalam Daya pilah sebagai pembeda organ wicara
metode simak adalah sebagai berikut : 1) dalam kaitannyadengan pembentukan satuan
Teknik Simak Libat Cakap (SLC) yaitu lingual tertentu. Teknik lanjutannya adalah
keikutsertaan peneliti dalam proses teknik Hubung Banding Beda (HBB).
pembicaraan oleh lawan bicaranya dan Contoh analisis datanya adalah sebagai
serempak dengan itu si lawan bicara sama berikut :
sekali tidak tahu bahwa yang diperhatikan
olehnya bukan isi pembicaraan lawan bicara P :Ini gambar apa ?
melainkan bahasa yang digunakan oleh lawan S :[Layi] “Lari”
bicara itu. 2) Teknik rekam yang dilakukan P :Berarti mereka sedang?
4
S :[Olah aga] yang bersangkutan. Teknik Hubung Banding
P :Siapa aja digambar itu ? Beda (HBB), alatnya daya banding
S :[Ayah] membedakan sebagai berikut :
P :Siapa lagi ? Contohnya pada kata ‘merah’, subjek
S :[Mama] mengucapkannya menjadi [meyah].
P :Siapa lagi ?
S :[Anak] HASIL PENELITIAN DAN
P :Baju warna apa yang dipakai anak itu ? PEMBAHASAN
S :[Oyen] Hasil
P :Warna apa ? Berdasarkan hasil analisis data
S :[Meyah] ditemukan bahwa gangguan reseptif pada
persepsi sensoris (pengenalan simbol-simbol)
a. “lari” [layi] adalah pada data (1), (2), (3), (4) dan (5).
b. “orange” [oyen] Dari data 1, 2, 3, 4 dan 5 dapat disimpulkan
c. “merah” [meyah] bahwa Raisya dan Athaya dikategorikan
Data di atas terdapat beberapa gangguan mengalami gangguan reseptif pada simbol-
fonologis yang dilakukan Raisya. Pada kata simbol nama hari dan angka-angka serta
‘lari’, ia mengucapkannya menjadi [layi] tidak mampu mengurutkan nama hari dan
terdapat penghilangan bunyi [r] pada posisi angka-angka tersebut secara berurut.
tengah kata dan penggantian bunyi [r] Gangguan reseptif pada visual (gambar)
menjadi [y] pada posisi tengah kata, pada terdapat pada data (6), (7), (8), (9), (10),
kata ‘merah’. Pada kata’orange’ ia (11). Dari data-data tersebut dapat
mengucapkannya menjadi [oyen] terdapat disimpulkan bahwa Raisya dan Athaya
penghilangan bunyi [r] pada posisi awal kata dikategorikan mengalami gangguan reseptif
dan [ng] pada posisi akhir kata. pada visual (gambar). Athaya tidak bisa
Percakapan data di atas teridentifikasilah memahami gambar yang sajikan berupa
bahwa adanya gangguan fonologis berupa benda yang di gambar, lambat dalam
penghilangan bunyi [r], [ng] dan penggantian memahami jumlah benda, dan tidak
bunyi [r], [y] yang mana dianalisis dengan memahami seluruh warna yang ada seperti
teknik dasar adalah teknik Pilah Unsur warna biru disebutnya hijau. Dari
Penentu (PUP) dengan unsur penentunya serangkaian tes sederhana yang dilakukan
organ wicara. Menurut Sudaryanto (1993:21) peneliti terhadap Raisya dan Athaya ternyata
teknik pilah unsur penentu merupakanteknik gangguan reseptif pada auditorik (suara)
pilah dimana alat yang digunakan adalah tidak mengalami gangguan. Data-datanya
daya pilah yang besifatmental yang dimiliki terdapat pada data (12), (13), (14). Tes
oleh peneliti sendiri. Teknik lanjutan sederhana dengan cara pengujian terhadap
menggunakan teknik Hubung Banding Beda daya dengar yang dilakukan saat komunikasi
(HBB). teknik hubung banding menyamakan. dengan jarak yang ditentukan. Dari
Teknik HBB adalah teknik analisisdata yang serangkaian tes sederhana yang dilakukan
alat penentunya berupa daya banding peneliti terhadap Raisya dan Athaya ternyata
menyamakan di antarasatuan-satuan gangguan reseptif pada auditorik (suara)
kebahasaan yang ditentukan oleh tidak mengalami gangguan. Data-datanya
identitasnya. Metode padan merupakan terdapat pada data (12,13,14). Tes sederhana
hubungan banding antara semua unsur dengan cara pengujian terhadap daya dengar
penentu relevan dengan semua unsur data yang dilakukan saat komunikasi dengan jarak
yang ditentukan. Metode padan adalah yang ditentukan.
metode/cara yang digunakan dalam upaya Tabel 1. Gangguan Reseptif Anak
menemukan kaidah dalam tahap analisis data penderita cadel pada Kasus Raisya dan
yang alat penentunya di luar, terlepas, dan Athaya
tidak menjadi bagian dari bahasa (langue)
5
N Bentuk- Data Jumla Keteranga No Bentuk-bentuk Data Jum Ketera
o bentuk h data n gangguan lah ngan
ganggua ekspresif data
n reseptif (produktif)
1 Persepsi 1,2,3,4,5 5 Terganggu 1 Vokal 9 1 Tidak
sensoris Tergan
(pengen ggu
alan 2 Diftong 16 1 Tidak
simbol- Tergan
simbol) ggu
2 Visual 6,7,8,9,1 6 Terganggu 3 Konsonan 1,3,
(gambar) 0,11 3 Penghilangan 5,7, 7 Tergan
3 Auditorik 12,13,14 3 Tidak a bunyi 8,9, ggu
(suara) Terganggu dan
16
Dari hasil penelitian dapat dikatakan 3 Penggantian bunyi 1,3, 13 Tergan
penderita cadel yang paling banyak b 4,5, ggu
mengalami gangguan bahasa adalah pada 6,7,
gangguan reseptif pada gambar yaitu 8,9,
berjumlah 6 data. Gangguan reseptif persepsi 10,
sensoris (pengenalan simbol-simbol) yaitu 12,
berjumlah 5 data . Sedangkan gangguan 13,
reseptif auditorik (suara) tidak mengalami dan
gangguan. Jadi, dapat dikatakan penderita 15
cadel tidak mengalami gangguan bahasa 3 Penambahan bunyi - - Tidak
karena gangguan reseptif pada auditorik c tergang
(suara). gu
Fonem vokal yang telah mampu 3 Ketidakteraturan - - Tidak
diperoleh Raisya dan Athaya adalah /a/, /i/, d bunyi tergang
/u/, /u/, /e/,/o/ terdapat pada data (9). Secara gu
umum, Raisya dan Athaya tidak mengalami
gangguan fonologis pada fonem vokal. Pada gangguan fonologis yang paling
Fonem diftong Raisya dan Athaya tidak banyak mengalami gangguan bahasa adalah
mengalami gangguan fonologis. Dapat penghilangan bunyi yaitu berjumlah 7 data.
ditemukan pada data (16). Penggantian bunyi berjumlah 13 data.
Fonem yang mengalami gangguan Sedangkan penambahan bunyi dan
fonologis tersebut terealisasi dalam bentuk ketidakteraturan bunyi tidak ditemukan.
penggantian bunyi dan penghilangan bunyi.
Penggantian bunyi dapat ditemukan pada Pembahasan
data (1),(3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10) Cadel atau cedal atau pelo merupakan
(12), (13), dan (15). Penghilangan bunyi ketidakmampuan seseorang untuk
terdapat pada data (1), (3), (5), (7),(8), (9), mengucapkan suatu huruf, sehingga akan
dan (16). mengucapkan suatu huruf menjadi huruf
lainnya (yang paling umum adalah
Tabel 2. Gangguan Ekspresif (produktif) mengucapkan 'R' menjadi huruf 'L').
Anak penderita cadel pada Kasus Raisya Fenomena yang berhubungan dengan ini
dan Athaya. disebut juga Rhotacism. Ketidakmampuan ini
umumnya dialami pada usia anak-anak.
Namun ada pula orang yang cadel hingga
usia dewasa. Pada anak penderita cadel
6
terdapat gangguan berbahasa berupa SD semester 2 (dua) yaitu pada KD 3.6
gangguan reseptif dan gangguan ekspresif Menguraikan kosakata tentang berbagai jenis
(produktif). benda di lingkungan sekitar melalui teks
Cadel juga merupakan penyebab pendek (berupa gambar, slogan sederhana,
gangguan fonologis pada bunyi konsonan. tulisan dan syair lagu) atau eksplorasi
Anak penderita cadel mengalami lingkungan, dan 4.6 Menggunakan kosakata
keterlambatan bicara reseptif, ekspresif, bahasa Indonesia dengan ejaan yang tepat
disertai keterlambatan visuo motor, dan dibantu dengan bahasa daerah mengenai
kemampuan penafsiran sesuatu yang berbagai jenis benda di lingkungan sekitar
didengar dan gangguan penggunaan mimik. dalam teks tulis sederhana.
Pada gangguan ekspresif yang terganggu
yaitu pada bunyi konsonan. SIMPULAN DAN SARAN
Kasus gangguan fonologis pada bunyi Simpulan
konsonan dapat juga disebabkan oleh Dari rangkaian pembahasan yang ada
kebiasaan cara makan yang kurang tepat. 4M pada bab sebelumnya diperoleh simpulan
adalah 4 hal yang penting dalam sebagai berikut : 1) Bentuk-bentuk gangguan
perkembangan bicara seseorang yang reseptif pada Raisya terdapat dalam persepsi
meliputi, Menghisap; Menelan; Mengunyah; sensoris (pengenalan simbol-simbol), visual
Meniup. Menghisap adalah respon primitive (gambar), sedangkan auditorik (suara) tidak
atau responawal yang harus dimiliki pada mengalami gangguan. 2) Bentuk-bentuk
setiap anak. Dengan banyak menghisap, anak gangguan reseptif pada Athaya terdapat
melatih otot- otot disekitar mulut supaya dalam persepsi sensoris (pengenalan simbol-
kuat. Demikian juga dengan mengunyah dan simbol), visual (gambar),sedangkan auditorik
meniup adalah salah satu latihan alami (suara) tidak mengalami gangguan. 3)
supaya otot-otot mulut dan rahang menjadi Gangguan fonologis yang paling banyak
lebih kuat. Menelan juga termasuk salah satu ditemukan berupa penggantian yang diikuti
keterampilan dasar bagian untuk belajar oleh penghilangan. Penambahan bunyi dan
berbicara. Ketidakmampuan anak untuk ketidakteraturan bunyi tidak ditemukan
menelanakan membuat anak kesulitan untuk dalam tuturan Raisya dan Athaya.
mengendalikan air liurnya. Jadi, 4M a) Fonem vokal yang telah mampu
merupakan latihan dasar yang sangat penting diperoleh Raisya adalah /a/, /i/, /u/, /u/,/e/, /o/.
dan perlu dimiliki oleh anak sebelum anak Secara umum, Raisya tidak mengalami
belajar berbicara. Raisya dan Athaya gangguan fonologis pada fonem vokal. b)
bermasalah dengan kegiatan mengunyah. Fonem vokal yang telah mampu diperoleh
Mereka terkesan malas mengunyah makanan Athayaadalah /a/, /i/, /u/, /u/,/e/, /o/. Secara
secara sempurna dan cenderung langsung umum, Athaya tidak mengalami gangguan
menelan makanan tersebut. Usaha fonologis pada fonem vokal. c) Fonem
mengingatkannya sudah dilakukan dengan diftong Raisya tidak mengalami gangguan
member contoh mengunyah makanan secara fonologis. d) Fonem diftong Athaya tidak
lambat. Diprediksi kebiasaan tidak mengalami gangguan fonologis. e) Beberapa
mengunyah makanan dengan sempurna di fonem konsonan Raisya mengalami
usia sebelumnya ini membuat otot-otot mulut gangguan fonologis. Fonem yang mengalami
dan rahangnya termasuk alat ujarnya tidak gangguan fonologis tersebut terealisasi dalam
terlatih secara alami, sehingga tidak begitu bentuk penggantian bunyi dan penghilangan
kuat dan turut memperlambat perkembangan bunyi. f) Beberapa fonem konsonan Athaya
kemampuan bicara Raisya dan Athaya. mengalami gangguan fonologis. Fonem yang
Hasil dari penelitian ini dapat mengalami gangguan fonologis tersebut
diimplikasikan pada kegiatan pembelajaran terealisasi dalam bentuk penggantian bunyi
di sekolah yang berkaitan dengan tuntutan dan penghilangan bunyi.
kompetensi dasar pada siswa kelas 1 (satu) Saran
7
Luasnya faktor penyebab terjadi Dardwidjojo, (2003). Psikolinguistik:
gangguan berbahasa pada anak membuat Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.
kasus pada setiap anak berbeda. Penelitian ini Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
hanya mengkaji beberapa factor dari Ghony, & Fauzan. (2016). Metode Penelitian
gangguan berbahasa yang dialami oleh Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
seorang subjek saja, gangguan fonologis pada Harras, & Bachari. (2009). Dasar-dasar
tuturannya. Hal ini pada dasarnya merupakan Psikolinguistik. Bandung: UPI Press.
titik awal dari penelitian terhadap gangguan Judarwanto, (2006). “Keterlambatan bicara,
berbahasa pada anak penderita cadel. Berbahaya atau tidak Berbahaya”.
Penelitian lanjutan terhadap beberapa anak http://www. Children family.com. (27
yang mengalami gangguan berbahasa dalam Desember 2010).
suatu kelompok tertentu akan memberikan Moleong, Lexy J. 2015. Metedologi
validitas hasil penelitian yang lebih baik. Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR RUJUKAN Murniati, (2015). “Gangguan Berbahasa pada
Amril & Ermanto.2007. Fonologi Bahasa
Indonesia. Padang: UNP Press. Anak Penderita Gangguan Pemusatan
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Perhatian Studi Kasus pada Ichsan
Penelitian Kualitatif : Pemahaman Muhammad Akbar”. Thesis. Pasca
Filosofis dan Metodologi ke Arah Model Sarjana, Universitas Andalas, Padang.
Aplikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.